Puj syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “TATA KALIMAT” tepat waktu. Makalah “TATA KALIMAT”
disusun guna memenuhi tugas Drs.H.Edin Nursaedi,M.Pd pada mata kuliah Bahasa
Indonesia di Stisip Widyapuri Mandiri cabang Palabuhanratu. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang bagaimana
Bahasa Indonesia dengan tata kalimatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Edin Nursaedi,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia. Tugas yang telah diberikan ini dabat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................ 4
1.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................................ 4
1.5 Manfaat ........................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
2.1Pengertian Kalimat ...................................................................................................................... 5
2.2 Alat-Alat Kalimat....................................................................................................................... 6
2.3 Pola Kalimat Dasar .................................................................................................................... 8
2.4 Jenis Kalimat Menurut Pengucapannya................................................................................... 9
2.5 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya .................................................................. 9
2.6 Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya) ...................................................... 12
2.7 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya .......................................................................................... 13
2.8 Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Unsurnya........................................................................... 15
2.9 Berdasarkan Susunan S-P ........................................................................................................ 15
2.10 Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya ...................................................................... 16
2.11 Kalimat Efektif ...................................................................................................................... 17
BAB III................................................................................................................................................. 20
PENUTBUP ......................................................................................................................................... 20
3.1Kesimpulan ................................................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Anton M. Moeliono, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti
kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya,
mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungsi :
1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas
kedaerahan
2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa
lain
3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.
Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin penutur
bahasa sebagai berikut :
1)fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan
kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
2)fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu
beragam bahasa itu; dan
3)fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang
baku layak dipatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar. Norma
yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.
Sehingga studi kalimat dianggap sangat penting dilakukan untuk mencapai kemahiran
berbahasa atau mengarang. Unsur terkecil dalam berbahasa sehari-hari adalah kalimat bukan
kata-kata. Kata-kata hanya, menjadi unsur dalam kalimat. Kalau pada suatu waktu waktu
pemakai bahasa berurusan dengan aneka bentuk kata maka hal ini dilakukan karena berkaitan
dengan proses pembentukan kalimat. Dengan kalimat-kalimatlah kita melakukan kegiatan
tukar-menukar pikiran dengan orang lain.
Bahasa yang baik, benar, dan tepat pada hakikatnya terwujud pada pembentukan atau
pemakaian kalimat. Kita yang ingin mahir berbahasa (mengarang) hendaknya terlebih dahulu
memiliki kecakapan menentukan ujaran (bentuk ketatabahasaan) yang berkriteria kalimat dan
yang bukan kalimat. Kemampuan mengenal dan menggunakan berbagai ragam kalimat yang
ada dalam bahasa patut dimiliki.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar,
makalah ini disusun dengan mengangkat tema tentang tata kalimat. Makalah ini akan
membahas pengertian kalimat, alat-alat dan unsur-unsurnya, serta jenis-jenis kalimat.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbahasa sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
2. Meningkatkan pemahaman tentang tata kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Meningkatkan kemampuan menyusun kalimat sesuai dengan aturan ketatabahasaan yang baik
dan benar.
4. Memahami dengan baik penggunaan kalimat efektif dalam pengucapan kalimat sehari-hari dan
dalam penulisan.
5. Menciptakan kesetiaan untuk senantiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Kalimat
Kalimat memiliki beberapa pengertian, diantaranya:
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam kalimat, sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat.
2. Kalimat adalah gabungan dari duah buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir.
3. Cook, Elson dan Picket berpendapat bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif
dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri dari klausa.
4. Ramlan berpendapat bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda
panjang yang disertai nada akhir naik atau turun.
5. Lado berpendapat bahwa kalimat adalah satuan terkecil dariekspresi lengkap.
Kalimat dapat dibagi-bagi berdasarkan jenis dan fungsinya, retorikanya, gramatikalnya.
Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat aktif, kalimat perintah,
kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan
predikat (P). Kalau tidak memiliki unsir subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah
kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang
membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!).
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
- Subjek (S)
Adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.
- Predikat (P)
Adalah sebagai unsur kata kerja.
- Objek (O)
adalah unsur yang dikenai kerja oleh subjek.
- Keterangan (K)
Dapat berupa keterangan waktu atau tempat selama kejadian.
-Pelengkap
Adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobjek.
Contoh :
Gadis berkulit putih itu menyanyikanlagudidepan kelasdengan bagus.
S P O K Pel
Ayahmembacakorandi teras belakang.
S P O K
2.2 Alat-Alat Kalimat
Ada empat pokok yang perlu mendapat perhatian dalam pembentukan kalimat. Keempat hal
tersebut dalam bahan kuliah ini disebut alat-alat kalimat. Alat-alat tersebut yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
A. Pola urutan kata
Setiap pemakai bahasa tidak boleh seenaknya saja menempatkan kata, melainkan ia harus
mengikuti tata urutan tertentu. Perubahan urutan kata dapat merubah makna kalimat, bahkan
dapat menghilangkan makana arti sama sekali. Kalimat yang sekurang-kurangnya berdiri
atas dua unsur kata, harus diurut menurut pola urutan tertentu yang dibenarkan oleh kaidah
bahasa indonesia. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal pola urutan diterangkan dan
menerangkan (DM) dan kadang-kadang ditemukan pola susunan menerangkan
diterangkan (MD). Seperti contoh berikut. Tanda asterik atau tanda bintang (*) didepan
kalimat menandakan bahwa kalimat yang dimaksud tidak gramatikal.
1) Dia mengunjungi temannya dengan tergesa-gesa di tempat itu.
2) Di tempat itu dia mengunjungi temannya dengan tergesa-gesa.
3) Dengan tergesa-gesa, dia mengunjungi temannya di tempat itu.
4) Di tempat itu dengan tergesa-gesa dia mengunjungi temannya.
5) Dia mengunjungi di tempat itu dengan tergesa-gesa temannya.
6) Dia temannya mengunjungi di tempat itu dengan tergesa-gesa.
7) Dia di tempat itu mengunjungi dengan tergesa-gesa temannya.
8) Temannya dia dengan tergesa-gesa di tempat itu mengunjungi.
Kalimat 1), 2), 3), dan 4) masih gramatikal. Maknanya masih jelas karena pengurutanya
masih mengikuti kaidah atau pola urutan yang dibenarkan oleh kaidah bahasa Indonesia.
Predikat berupa kata kerja aktif transitif harus selalu diikuti dengan obyek. Lain halnya dengan
kalimat 5), 6), 7), dan 8) predikat aktif transitif diikuti dengan obyek dan keterangan
Perubahan struktur sebuah kalimat dapat dilakukahn dalam batas-batas tertentu tanpa
melanggar atau merusak satuan-satuan fungsionalnya. Satuan fungsional (S), (P), maupun (K)
harus tetap sekelompok. Perlu kita ingat, bahwa struktur fungsional yang dibenarkan dalam
bahasa Indonesia hanyalah S/P/O/K, K/S/P/O, S/K/P/O, P/S, atau P/O/S. selain ini semua pola
lain belunz dilazimkan atau tidak dibenarkan.
Perhatikan contoh berikut ini:
Diamenanampadidi sawah. (S/P/O/K).
Di sawahdiamenanampadi. (K/S/P/O).
Diadi sawahmenanampadi. (S/K/P/O).
Menanamdia. (P/O)
Menanampadidi sawah. (P/O/S/K)
B. Bentuk Kata
Dalam menyusun kalimat harus diperhatikan bentuk katayang terdapat dalam Bahasa
Indonesia. Bentuk kata dalam Bahasa Indonesia terdiri atas bentuk dasar/ kata dasar atau kata
turunan berupa kata berimbuhan, kata majemuk, dan kata berulang. Perbedaan bentuk kata
dalam kalimat dapat mengubah makna struktural kalimat.
Perhatikan bentuk-bentuk berikut:
baca, membaca, dan dibaca dalam kalimat:
Saya membaca buku itu.
Saya baca buku itu.
Buku itu saya baca.
Buku itu dibacanya.
Berjalan dan berjalan-jalan dalam kalimat:
Ia berjalan menelusuri pantai.
Banyak orang berjalan-jalan menelusuri pantai.
Duduk dan duduk-duduk dalam kalimat:
Ia duduk seorang diri.
Duduk-duduk saja sejak tadi.
Bandingkan pula bentuk berikut:
Ali memiliki tangga itu.
Ali menaikkan tangga itu.
Ali tulis surat.(kalimat tidak baku)
Ali menulis surat.(kalimat baku)
D. Kata-kata Tugas
Kata tugas merupakan suatu unsur yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalimat. Kata
tugas dapat menentukan makna kalimat secara struktural, karena adanya kata tugas dapat
melahirkan makna berbeda dengan kata yang tidak diberi kata tugas.
Kata tugas dalam bahasa Indonesia jumlahnya terbatas dan pada umumnya tidak dapat diberi
imbuhan, tidak bermakna laksikal, dan tidak bertambah jumlah anggotanya. Kata tugas
mengungkapkan bermacam-macam hubungan makna antara lain hubungan penugasan,
pembatasan, pemillihan, persyaratan, perlawanan dan lain-lain. Kata tugas juga dapat menjadi
penanda jenis kata lain dan banyak berperan dalam proses penggabungan bagian-bagian
kalimat.
Kata-kata dalam bahasa indonesia dapat diklasifikasi atas kata benda (KB), kata kerja(KK),
kata sifat (KS), dan kata tugas. Jadi kata-kata yang tidak tergolong dalam KB, KK, KS, adalah
kata tugas, terdiri atas:
Kata tugas pengantar kata benda
Misalnya: di, pada, tentang dsb.
Kata tugas pengantar kata kerja.
Misalnya: akan, hendak, ingin dsb.
Kata tugas pengantar kata sifat.
Misalnya: amat, sangat, paling dsb.
Kata tugas pengantar transformasi.
Misalnya: dan, atau, lalu dsb.
kata tugas berupa partikel.
Misalnya: lah, kah, tah, dan pun.
Bandingkan: Saya pergi.
Saya akan pergi.
Udara sejuk.
Udara sangat sejuk.
Makan!
Makanlah!
Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun kalimat pada
umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan
pengedepanan keterangan.