oleh :
Kelompok III
1. Riskawati Moolelepo
2. Moh agriyanto R. Saleh
Kelas PAI B
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Perguruan Tinggi (IAIN) Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai
Gorontalo
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah yang berjudul “Pengunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar ” Ini sebagai pemenuhan tugas dari
Dosen Pembina Bahasa Indonesia Bapak Dr. Djafrin Hamzah, M.P.d.I, MA.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................... 1
L. Belakang ............................................................................ 1
T. Masalah .......................................................................................... 2
Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................... 3
Pengertian .......................................................................................... 3
Tata Cara .......................................................................................... 5
Manfaat .......................................................................................... 9
Daftar Pustaka
.......................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Berarti untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam
bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu
pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam
masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa
sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan
apa kita berbahasa.
7
komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita
yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan
majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan
kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan
tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam
pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis
cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
8
3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan kedudukan
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia
yang baik dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang
benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya
mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita
menggunakan bahasa Indonesia yaitu :
1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian
yang meliputi :
Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat
dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu
dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi
untuk membedakan arti.
9
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan
karena sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh
ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat
-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat
yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat
-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita
dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar
kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam
komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali kalimat-
kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu
pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat
predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi
kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang
dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam
pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari
terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur
subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.
3. Kosakata,
10
menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan
melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan
maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya
menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika
terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau
penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa
resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur
dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan.
4. Ejaan,
11
dalam suatu bahasa disebut ejaan.
5. Makna,
12
ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita
ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain
membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau
pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah
bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh
karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.
Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat
pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah
dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit
dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata
besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat
lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi
nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa
intelektualitas, nuansa tradisional.
13
bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara
berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat
kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi
yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada
orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar
di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada
orang tua atau orang-orang yang kita hormati.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2.
Jakarta: Balai Pustaka
16