Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengajar : Bapak. Deden Sutrisna, M.Pd.

oleh
Nok Farin Khoerunisa (42010421030)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum w.w.
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah Swt. yang telah memberikan penulis
kemudahan untuk dapat menyelesaikan makalah berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan
rahmat Allah Swt tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca agar terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Makalah ini
penulis buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh
Bapak Deden Sutrisna, M.Pd.. Makalah ini berisi tentang Penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar dan manfaatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Deden Sutrisna, M.Pd. atas
bimbingan dan saran beliau sehingga makalah ini dapat selesai. Penulis dengan penuh
kesadaran, menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu kritik dan saran sebagai masukan bagi pembuatan makalah sangatlah berarti.
Wassalamualaikum w.w.

Cirebon, 25 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Batasan Masalah........................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
D. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. Pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar....................................................................3
B. Menggunakan bahasa Indonesia dalam Kehidupan sehari-hari................................................4
C. Manfaat menggunakan bahasa Indonesia..................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................................10
B. Saran ........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif
konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih
banyak orang tua atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama
dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. Slogan
“pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan,
namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat
bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu,
masalah lain yang perlu kita soroti adalah sebagian besar orang terkadang sulit untuk
melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak
bisa berbahasa Indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang baku dan bahasa
Indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan tujuan
kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa Indonesia yang fleksibel yang
artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan masyarakat masih
kurang tepat dari terbatas berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kehidupan dsehari-hari. Didalam makalah ini penulis akan membahas tentang
pengertian bahasa Indonesia yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan bahasa Indonesia (Alwi Hasan, dkk
2003:2).
Dengan memahami Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mahasiswa
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis membatasi mengenai Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar saja.

C. RUMUSAN MASALAH
Bahasa Indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia yang baik bukan berati bahasa Indonesia yang

1
baku, namun merupakan suatu susunan bahasa yang dikemas secara fleksibel untuk
mempermudah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita perlu mengetahui
dan menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta
manfaat bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
3. Aapa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia ?

D. Tujuan
Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Mengetahui cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mengetahui manfaat menggunakan bahasa Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan
tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai
dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku.
Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam
yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang
mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun
jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi
menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang
baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baik
(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988,
halaman 19). Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya,
begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar
dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak
kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar
lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena
nanti engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya .(Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).
Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik,
erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya kita
juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya
perlu pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang
baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa
kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti
bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada
siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan,
agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak
boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa
kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang

3
berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak
dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama
kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap
seorang anak dengan orang dewasa tentu saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena berkaitan
dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni
pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim
pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan,
yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika
pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia
menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan
yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.
Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa
penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah
permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan
merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan
kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan
dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis
permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan
(Kartomihardjo, 1988).

B. Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-
hari harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi
nonformal seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan
bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat. Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “.

  Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain,
menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah
penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang
ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi,
berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan juga mengikuti kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan

4
bahasa Indonesia dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

1.      Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang
disampaikan

2.      Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana tempat,


atau waktu bahasa

3.      Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan,


pekerjaan dan kedudukan

4.      Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, televisi

5.      Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat,
televisi, radio, dan surat

       Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar
yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu
mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.

       Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita menggunakan
bahasa Indonesia yaitu :

1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi:
a) Fonetik, adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang
dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut
dengan alat ucap manusia.
b) Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam fungsinya
sebagai pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat
ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita
mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat
mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

5
2. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu
banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk
diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat
sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-
kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk
memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-
kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat
mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu
pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan subjek.
Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi
kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat
yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian
bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur
subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja (Moelioni, Anton 1988).

3. Kosakata

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk
memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan
antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan. Ragam
bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap
penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan
santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata
bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa
mempunyai kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan
menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh
melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan
penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya.
Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan
pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa
baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin

6
tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4. Ejaan

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang


digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala
macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara , perhentian akhir,
tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda baca. Ejaan
suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi
ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga
meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana
menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan
kata. Pemotongan itu harus berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-
huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan
seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting
yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambing-lambang
bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya,
penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.

5. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang
sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat digunakan kata-
kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan dalam ragam bahasa
ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa. Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih
ragam bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan
topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu,
bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan
sesuai dengan tata nilai masyarakat kita (Soegono, Dendy 1989).

7
C. Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia
1. Mempermudah dalam komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang
lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah
dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang
sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih
jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita
juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang
lain atau tidak.
Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”.
Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan
tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.
Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma.
Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena
bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa
lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa
tradisional.

2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula


manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan

8
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap
individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi


pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada
lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan
bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa
yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang
tua atau orang-orang yang kita hormati.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan
bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak
selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia
yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan
penutur dan jenis pemakaian bahasa, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar harus dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku, agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan
dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.
Selain itu juga, manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah unntuk mempermudah dalam kumunikasi dan mempermudah kita untuk
berintegrasi dan beradaftasi secara social.

B. Saran
Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar
penulis dapat mengetahui mengenai Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari.Dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai
dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.
Selain itu juga, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
- Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Indonesia. Edisi-2. Jakarta: ChBalai
Pustaka
- Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress
- Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa . Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
- Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta:
Pustaka Jaya
- Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK
- Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
- Sugono, Dendy.1989. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu

11

Anda mungkin juga menyukai