Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Oleh

Nurpanji Andrian Ghani


2214181071

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bahasa yang baik
dan benar" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang bahasa bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Uswatun Hasanah, M.pd


selaku dosen pengampu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 13 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I....................................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Masalah................................................................................1
BAB II...................................................................................................2
A.Pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar............................2
B.Kaidah Bahasa Indonesia..................................................................3
C.Ciri– ciri Ragam Bahasa Baku Dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia...............................................................................................6
D.Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi............................7
BAB III..................................................................................................8
A.Kesimpulan........................................................................................8
B.Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks sebagai
penghubung kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita yang
digunakan sehari-hari. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar erat
kaitannya dengan pemilihan kata-kata yang tepat dan di dalamnya
terkandung maksud dan tujuan yang ingin disampaikan serta
mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa
konsekuensi logis (seringdianggap suatu konsep paling dasar dalam
logika, adalah hubungan antara suatu kalimat (atau proposisi) dan
kalimat lain (proposisi) sewaktu kalimat yang terakhir "mengikuti"
kalimat sebelumnya. Sebagai contoh, "Kermit berwarna hijau" adalah
konsekuensi logis dari "Semua katak berwarna hijau" dan "Kermit
adalah seekor katak").terkait dengan pemakaianya sesuai dengan
situasi dan kondisi . Pada kondisi tertentu ,yaitu pada situasi formal
pengguanaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pioritas utama.
Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa
baku .Kendala yang harus di hindari dalam pemakaian bahasa baku
antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,
integrasi, campur kode,alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari
sering digunakan dalam komunikasi resmi.Hal ini mengakibatkan
bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Bahasa Indonesia baik dan
benar merupakan bahasa yang mudah dipahami.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang
digunakan untuk berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun dalam penerapan masih banyak orang yang jauh dari
berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-
hari. Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan
baik dan benar.
Selain itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar.
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa secara resmi juga
menghimbau agar kita berbahasa indonesia dengan baik dan benar.
Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa yang
dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?
2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?
3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang
baik
dan benar.
2. Mengetahui cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui manfaat menggunakan bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar

Dalam kegiatan "Pintu Terbuka Tahun 1984", yang


diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
muncul sebuah pertanyaan dari seorang pengunjung"Apa
danbagaimanakah wujud bahasa Indonesia yang baik dan benaritu?".

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, terdiri dari


kata baik dan benar yang keduanya memiliki arti.Bahasa yang Baik.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang


digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.
Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di
pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu
terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam
kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato
kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan
formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.

Penggunaan bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) harus


sesuai dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal
ini harus disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial,
lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita.

Dengan kata lain, bahasa yang kita gunakan sesuai dengan lawan
bicara, sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman ketika
berkomunikasi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia
yang digunakan sesuai dengan aturanatau kaidah bahas Indoneia yang
berlaku.Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi:
1. kaidah ejaan,
2. kaidah pembentukan kata,
3. kaidah penyusunan kalimat,
4. kaidah penyusunan paragraf,
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia
yang digunakan sesusaidengannorma kemasyarakatan yan berlaku dan
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.Jika bahasa diibaratkan
pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan
berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar
berenang.

Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika


rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan
menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu
pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta perkawinan rekan
sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR. Akan sangat ganjil
bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi, dan
sebagainyaitu digunakan untuk berenang.

Demikian juga kita akan dinilai sebagai orang yang kurang adab
jika menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan pakaian renang
karena di sana ada ketentuan yang sudah disepakati bahwa siapa pun
yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi.
Barangkali kita masih ingat kasus seorang pengusaha sukses, yang
oleh petugas protokol ditolak menghadiri acara dengar pendapat di
DPR karena pengusaha yang"nyentrik" itu tidak menggunakan
pakaian rapi.

B. Kaidah Bahasa Indonesia

Salah satu wujud pembinaan dan pengembangan sikap positif


adalah menerapkan kaidah bahasa indonesia pada penulisan karya
ilmiah. Kaidah ini meliputi tata tulis (ejaan), tata pembentukan kata,
tata penulisan kalimat efektif, dan tata penulisan paragraph.

1. Tata Tulis (Ejaan)

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) telah


diberlakukan sejak tahun 1972 berdasarkan Kepres No. 57 Tahun
1972. Kaidah ini mengatur tiga hal, yaitu penulisan huruf, penulisan
kata, dan penggunaan tanda baca.Penulisan huruf terdiri atas dua
macam, yaitu penulisan huruf miring dan huruf kapital.Huruf miring
digunakan untuk:
1. Menuliskan judul buku, nama majalah, dan surat kabar yang
terdapat dalam teks
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata, atau kelompok kata
di dalam suatu teks
3. Menuliskan nama ilmiah, ungkapan, kata, atau istilah
asing/daerahPenggunaan huruf capital ada dua macam, yaitu
capital seluruhnya dan capital pada awal kata saja.

Huruf kapital seluruhnya digunakan untuk menuliskan:

1. Judul utama
2. Judul-judul bab
3. Judul kata pengantar
4. Judul daftar isi, dan
5. Judul daftar pustaka.

Sementara itu, huruf Kapital pada awal kata digunakan sebagai huruf
pertama:
1. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, agama, kitab
suci,termasuk kataganti untuk Tuhan
2. Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti
nama orang
3. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi,
atau tempat
4. Nama bangsa, suku bangsa, bahasa dan geografi
5. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
6. Unsur nama orang, Negara, lembaga organisasi, dokumen resmi,
dll

 Penulisan Kata
Penulisan kata dibedakan atas kata tunggal dan gabungan kata.
Penulisan kata tunggaltidak ada masalah karena kata-kata seperti itu
ditulis terpisah dari unsur yang lain,baik unsur yang terdapat di depan
maupun di belakangnya.Berbeda dengangabungan kata yang unsur-
unsurnya berupa unsur bebas atau yang dapat berdiri sendiri sebagai
kata yang ditulis terpisah, jika tidak berimbuhan atau hanya
berimbuhan awalan/akhiran, tetapi adapula yang ditulis serangkai,
yaitu jika mendapat imbuhan.
 Penggunaan Tanda Baca
Tanda Baca merupakan unsur yang sangat penting dalam penggunaan
bahasa tulis,lebih-lebih dalam tulisan resmi seperti pada penulisan
karya ilmiah. Pada kesempatanini disajikan tiga tanda baca yang
dianggap produktif, yaitu tanda titik, tanda koma,dan tanda hubung.

a. Tanda titik digunakan untuk:

1. Mengakhiri kalimat
2. Memisahkan angka jam, menit, dan detik
3. Memisahkan nama penulis, tahun penerbitan, dan judul buku dalam
penulisan daftar Pustaka

b. Tanda koma digunakan untuk:

1. Memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian


2. Memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata penghubung
tetapi,
melainkan, dan sedangkan. dll.

c. Adapun tanda penghubung digunakan untuk menghubungkan ke


dengan angka
Arab atau angka biasa dan merangkaikan se- dengan kata berikutnya
yang
dimulai dengan huruf kapital, angka dengan –an dan singkatan dengan
imbuhan.

2. Tata Pembentukan Kata

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis perlu memahami bentuk-


bentuk kata yang benar dalam Bahasa Indonesia, yaitu yang sesuai
dengan kaidah pembentukan kata. Hal ini dikarenakan bentuk-bentuk
kata yang benar atau baku itulah yang harus digunakan dalam
penulisan karya ilmiah.Pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia
dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan, serta
penggabungan kata dasar, atau penggabungan unsur terikat dan kata
dasar

3. Tata Pilihan Kata


Pilihan kata merupakan hal yang penting dalam penulisan karya
ilmiah karena pilihan kata yang digunakan akan menentukan kejelasan
informasi yang disampaikan. Jika pilihan kata yang tidak tepat, hal itu
selain dapat menyebabkan ketidak efektifan bahasa yang digunakan
dan terganggunya kejelasan informasi, juga dapat menimbulkan
kesalahpahaman terhadap informasi yang disampaikan. Untuk itu,
agar dapat memilih kata secara tepat, kita perlu memahami kriteria
pemilihan kata bahasa indonesia, yaitu ketepatan, kecermatan, dan
keserasian.

 Ketepatan
Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan
gagasan itu dapat diterima secara tepat pula oleh pembaca.

 Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih kata
yang benar-benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu.

 Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan
memilih dan
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks pemaikaiannya.

 Tata Penulisan Paragraf


Tata Penulisan Paragraf Yang Baik merupakan rangkaian beberapa
kalimat yang mengandung satu kesatuan gagasan. Dalam penulisan
bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan sebagai paragraf yang baik
jikamemenuhi lima kriteria. Kelima kriteria yang dimaksud adalah
sebagai berikut.

1. Adanya satu kesatuan gagasan


Sebagai satu kesatuan gagasan, sebuah paragraf yang baik hendaknya
mengandung satu gagasan utama. Yang diikuti beberapa gagasan
pengembang atau penjelas.

2. Adanya kepaduan hubungan antarkalimat


Sebuah paragraf harus memperlihatkan kepaduan hubungan
antarkalimat yang terjalin didalamnya untuk mendukung satu kesatuan
gagasan.
4. Adanya ketuntasan informasi
Sebuah paragraf yang baik juga harus dapat mengungkapkan gagasan
atau informasi secaratuntas. Artinya, paragraf itu harus dapat
menyajikan informasi secara lengkapsehinggapembaca tidak dibuat
bertanya-tanya tentang kelanjutan informasi yang disampaikan.

5. Adanya konsistensi sudut pandang


Sudut pandang atau cara penulis menempatkan diri di dalam
tulisannya harus konsisten, termasuk dalam pelibatan pembaca. Kalau
ia mewakili dirinya dengan menggunakan kata penulis, pemeriksa,
atau peneliti,kata itu hendaknya tetap digunakan secara konsisten
sampai dengan akhir tulisannya.

6. Adanya keruntutan penyajian


Informasi di dalam paragraf hendaknya disajikan secara runtut dalam
pola urutan yang mudah diikuti pembaca.

C. Ciri– ciri Ragam Bahasa Baku Dalam Penggunaan Bahasa


Indonesia

Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat


diartikan sebagai pemakaian ragambahasa yang serasi dengan sasaran
dan mengikuti kaidah yang ditetapkan. Berbahasa Indonesiadengan
baik dan benar memiliki beberapa konsekuensi logis terkait dengan
pemakaiannya sesuaidengan situasi dan kondisi tertentu. Misalnya,
pada situasi formalpenggunaan bahasa Indonesiayang benar menjadi
prioritas utama.

Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.

Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku.Contoh :”


Kami sedang menyaksikan pertandingan itu.”, bukan “Pertandingan
itu kami sedang saksikan.”

2. Penggunaan kata-kata baku.


Contoh : “Seru sekali” dan bukan “Seru banget”, “Tampan” bukan
“Ganteng”. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis (EyD / Ejaan
yang Disempurnakan). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.

3. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan.

Belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, tetapi secara umum
lafal baku dapat diartikan sebagai lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal
dialeksetempat ataupun bahasa daerah. Misalnya: habis, bukan abis ;
atap, bukan atep.

4. Penggunaan kalimat secara efektif.

Bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi secara


efektif : pesan dari pembicara atau penulis harus diterima oleh
pendengar atau pembaca sesuaimaksud yang ingin
disampaikan.Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa
baku antara lain adalah yang disebabkanoleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa
gaulyang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.
Hal seperti ini mengakibatkanbahasa yang digunakan menjadi tidak
sesuai dan tidak baik.

Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan


bahasa yang baku:
° Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan?
° Apa yang kamu lakukan saat liburan kemarin?
Contoh ketika dalam dialog seorang dosen dengan mahasiswa
Dosen : Rio, Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya
berikan kemarin?
Rio: Sudah Pak, nanti akan saya kirim melalui email

Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam


lingkungan sosial. Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar,
misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian,
keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar-
menawar dengan tukang sayur atau tukang ojek kita memakai bahasa
baku.
° Berapakah Ibu mau menjual kentang ini?
° Apakah Bang ojek bersedia mengantar saya ke Stasiun Gambir dan
berapa ongkosnya?

Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan


benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan
situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti diatas,
kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
° Berapa nih, Bu, kentangnya?
° Ke Stasiun Gambir, Bang. Berapa?

D. Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi

Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama


bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh
seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa
dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah
seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di
masyarakat.
Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan
dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan
perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan
Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat
Indonesia lebih sering menempel ungkapan “NoSmoking” daripada
“Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”,“Exit” untuk “keluar”,
“Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat
lebaran.Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu
bahasa melainkan banyak bahasa.
Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima
atau dipahami. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki
tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal
ini respon pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian
utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat
untuk merumuskan maksud kita.
Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita
rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain, kita dapat
mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek
moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman
kita.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahasa yang baik dan


benar adalah bahasa yang tidak menyinggung lawan bicara, dan tiap
katanya adalah bagian dari kata-kata dalam kamus besar Bahasa
Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu
perlu dilestarikan oleh penduduk indonesia itu sendiri, dan
penggunaan bahasa Indonesia itu pun harus sesuai dengan situasi,
tempat, dan keadaan ketika kita berkomunikasi, dan pemilihan kata
yang tepat ketika berkomunikasi dengan orang lain demi mengurangi
terjadi perbedaan pemahaman dan menyakiti hati lawan bicara kita.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa


Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau
ejaan yang disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:
Balai Pustaka

Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi


Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar.


Jakarta: Pustaka Jaya

Anda mungkin juga menyukai