Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA YANG BAIK DAN BENAR SERTA KESANTUNAN


BERBAHASA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Ulfah Mey Lida, M.Pd.

Dibuat Oleh :

KELOMPOK
1. Paryono (225041****)
2. Fanny Rachmawati (225041****)
3. Amanda Zelin Sefiana (225041****)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan
nikmat yang diberikan kepada kita, sehingga dapat menyusun tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan tema “Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan
Berbahasa” secara tepat waktu tanpa kurang suatu apapun.
Makalah dengan judul “Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan
Berbahasa” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Ibu Ulfah Mey Lida, M.Pd. Selain itu, setelah menyiapkan makalah
ini kami berharap dapat memberikan pengetahuan penting bagi teman-teman
semuanya tentang Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan Berbahasa.

Dapat kami sampaikan bahwa, kita menyadari bahwa penyusunan tugas


makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kita bersedia menerima sanggahan
dari teman-teman untuk menyempurnakan pembuatan tugas ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi teman semua.

Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kudus, 8 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 2

A. Latar Belakang ............................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

A. Definisi Bahasa yang Baik dan Benar .......................................................... 4

B. Cara Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar ....................................... 6

C. Pengertian Santun Berbahasa ....................................................................... 6

D. Ciri-ciri Santun Bebahasa ............................................................................ 8

E. Faktor Penyebab Terjadinya Bahasa yang tidak Santun .............................. 8

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 10

A. Simpulan .................................................................................................... 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa yang baik dan benar serta kesantunan bahasa. Mengapa bahasa harus
baik? dan mengapa bahas harus benar? Berbahasa indonesia yang baik harus
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi (formal dan informal),
bertujuan informasi yang ingin di sampaikan ke mitra tutur dapat menerima dan
memahami dengan baik. Berbahasa yang benar harus sesuai dengan kaidah atau
faedah (tata bahasa). Dari masalah tersebut memerlukan adanya kesantunan
berbahasa dalam etika kita bersosioalisasi dan berikan keuntungan kepada mitra
tutur untuk memiliki pilihan yang banyak.

Seperti kita ketahui, bahasa Indonesia saat ini mulai kehilangan


keberadaannya, karena masyarakat mempelajari dan mencampurkan bahasa luar
dengan bahasa Indonesia. Selain itu bahasa gaul juga menjadi faktor penyebab
orang melupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Faktanya, banyak orang
Indonesia melakukan kesalahan tulis dalam bahasa Indonesia selain kesalahan
bahasa lisan. Kesalahan ini biasanya ditemukan pada brosur, pamflet, poster dan
lain sebagainya.

Penyebab masalah ini adalah munculnya bahasa gaul yang di pakai oleh
para remaja era ini, yang menyatakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah bahasa yang terlalu kaku dan formal. Kesalahan tersebut
merupakan bentuk ketidaktahuan masyarakat tentang tata bahasa dan ejaan yang
ditingkatkan (EYD) dan pengaruh bahasa daerah. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis akan membuat makalah yang


berjudul “Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan Bahasa”.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, identifikasi masalah dalam makalah ini dapat


diuraikan sebagai berikut.
1. Apa definisi berbahasa yang baik dan benar?

2. Bagaimana cara menggunakan bahasa yang baik dan benar?

3. Apa pengertian santun berbahasa?

4. Bagaimana ciri-ciri santun berbahasa?

5. Faktor Penyebab terjadinya Bahasa yang Tidak Santun?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penulisan


ini adalah.

1. Untuk mendeskripsikan definisi berbahasa yang baik dan benar.

2. Untuk mendeskripsikan cara menggunakan bahasa yang baik dan


benar.

3. Untuk mendeskripsikan pengertian santun berbahasa.

4. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri santun berbahasa.

5. Untuk mendeskripsikan Faktor Penyebab terjadinya Bahasa yang Tidak


Santun.

3
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Definisi Bahasa yang Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik digunakan sesuai dengan hukum-hukum


kemasyarakatan yang berlaku.1 Bahasa yang sesuai dengan situasi sebagai alat
komunikasi, harus efektif dalam menyampaikan makna bahasa kepada orang
lain, laras bahasa yang digunakan harus sesuai, hal itu baru disebut berbahasa
yang baik.
Contoh berbahasa yang baik.
A: Mas, kopi satu, gulanya dikit aja.
B: Pakai susu ?
A: Ndak usah.
Bahasa Indonesia yang benar merupakan aturan kaidah Bahasa yang baku,
maupun kaidah Bahasa baku tertulis atau Bahasa baku lisan, yaitu sesuai dengan
kaidah dan sesuai dengan situasi pemakaian. Berbahasa Indonesia dengan benar
berarti berpegang pada kaidah. . Untuk aturan bahasa Indonesia, lihat petunjuk
umum PUEBID. Direktif ini sebenarnya diformalkan untuk digunakan sejak 16
Agustus 1972 (Mustakim 1996:xiv).
Contoh berbahasa yang benar.
A : Pak, berapakah harga satu kilo daging sapi ?
B : 90 ribu.
A : Bolehkah saya menawar 85 ribu ?
Bahasa Indonesia yang benar mengacu pada dua hal, yang pertama kaidah
dan situasi penggunaan bahasa. Berbahasa Indonesia dengan benar memiliki
konsekuensi logis sesuai dengan situasi pemakaiannya. Dalam keadaan situasi
formal, pelafalan bahasa Indonesia yang benar diutamakan. Bahasa baku sering
digunakan dalam pemakaian bahasa. Masalah yang harus dihindari dalam
penggunaan bahasa baku dikarenakan oleh fenomena kebahasaan yang sering

1
Arum Putri Rahayu, "Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan
dan Pengajaran", Jurnal Paradigma, Vol. 2 No. 1 (November 2015).

4
digunakan secara tidak sadar dalam komunikasi resmi, seperti integrasi,
interferensi, campur kode, bahasa gaul. Hal ini menjadikan bahasa menjadi
buruk. Misalnya dengan percakapan sehari-hari dalam menggunakan Bahasa
baku.2
Dari pernyataan tersebut bahasa indonesia agar tidak terganti bahasa lain,
sebaiknya kita warga negara indonesia melaksanakan pencegahan dan
mengatasinya. Langkah yang digunakan sebagai berikut:
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai landasan pengembangan
bahasa.
2. Diperlukan pengetahuan bahasa Indonesia yang akurat.
3. Kami membutuhkan hukum linguistik.
4. Peran Varian Bahasa dan Penggunaannya.
5. Pertahankan bahasa Indonesia di negara Anda.
Bahasa yang baik dan benar mempunyai ciri-ciri. Berikut adalah
pembahasan tentang ciri-ciri berbahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu:3
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai landasan pengembangan
bahasa.
2. Diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Indonesia.
3. Kita membutuhkan hukum bahasa.
4. Peran varian bahasa dan penggunaannya.
5. Bela Indonesia di negerimu.
Dalam ciri-ciri tersebuat ada yang sulit dilakukan pada ragam, yaitu
pemakaian kata baku dan pemakaian lafal baku dalam ragam lisan, Tata bahasa
normatif, ejaan formal dan kalimat efektif diaplikasikan dengan bentuk familiar
ke bentuk beku. Menggunaan kata baku dan lafal baku dalam bahasa sehari-hari
justru membuat bahasa terlihat buruk karena tidak sesuai dengan kondisi.

2
Hari Wahyono, “Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar (Antara Harapan Dan
Kenyataan),” CLLT: Conference on Language and Language Teaching Jawaban, 2017, 273–78.
3
Dr. S. Effendi, “Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar,” 2012.

5
B. Cara Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar

Cara memahami penggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kita
akan memberi penjelasan seidikit tentang menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dalam mengunakannya harus menggunakaan kata-kata
baku, serasi dan mengikuti kaidah kebahasaan.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki konsekuensi
logis terkait penggunaanya pada situasi dan keadaan. Dalam keadaan situasi
formal, pilihan atau prioritas bahasa yang utama adalah pemakaian bahasa
Indonesia yang benar. Cara menghindari menggunakan bahasa baku, muncul
fenomena kebahasaan seperti interferensi, integrasi, bahasa gaul yang digunakan
secara tidak sadar dalam komunikasi formal, dll. Hal ini sangat tidak baik.
Terdapat 6 aspek kaidah bahasa untuk mengetahui penggunaan bahasa yang
baik dan benar, sebagai berikut.
1. Tata Suara
2. Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
3. Kosakata
4. kelogisan
5. Arti
6. Ejaan

C. Pengertian Santun Berbahasa

Kesantunan (politiness) adalah tata cara atau kebiasaan perilaku yang


disepakati bersama dan digunakan dalam masyarakat.4
Kesantunan Berbahasa (linguistic politeness) merupakan aspek pengunaan
bahasa yang secara ekstensif dan mengungkapan pikiran atau perasaan dengan
halus, baik dan sopan. Kesantunan berbahasa mencerminkan akhlak baik untuk
menghindari menyakiti perasaan orang lain.5

4
St Mislikhah, “Kesantunan Berbahasa,” Ar-Raniry, International Journal of Islamic Studies 1, no.
2 (2014): 285.
5
Dari Prespektif and Kecerdasan Majemuk, “Sosial Dan Sekaligus Menjadi” 16, no. 2 (2016): 58–
73.

6
Secara keseluruhan kembali kepada penggunaan Bahasa seseorang, baik
kehalusan, kesusilaan, bermoral, beradab, dan menunjukkan bahwa seorang
memiliki kepribadian baik dalam berinteraksi dengan lawan bicara. Kesantunan
memungkinan kepribadian seseorang dapat terungkap melalui cara berbicara
atau berkata. Seseorang dianggap santun dan beradab apabila dia berkomunikasi
tidak menyinggung siapa pun.
Dalam berkomunikasi, Selain menyampaikan kebenaran, penutur harus
tetap berkomitmen pada hubungan yang harmonis. Dalam hal ini, kesantunan
merupakan aspek linguistik yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional
penuturanya, dan aspek dalam kesantunan berbahasa adalah sebagai berikut.6
1. Maksim Bijaksanaan
Maksim Bijaksanaan menuntut penutur tidak memaksimalkan
keuntungan dirinya, penutur harus meminimmalkan keuntungannya
dan memaksimalkan keuntungan orang lain.
2. Maksim Dermawanan
Maksim Dermawanan berarti mengurangi keuntungan untuk
kepentingan pribadi sebanyak mungkin dan memaksimalkan
pengorbanan diri. Kemurahan hati, pembicara diharapkan untuk
menghormati orang lain.
3. Maksim Keserdahanaan
Maksim kesederhanaan menuntut kerendahan hati dari penutur
dengan meminimkan pujian terhadap diri sendiri
4. Maksim Kesimpatian
Maksim Kesimpatian memaksimalkan sikap simpati antara penutur
dan lawan penutur dan mengurangi rasa antipati.
5. Maksim Pemufakatan
Maksim pemufakatan mensyaratkan kesempatan para penutur agar
meningkatkan kesepakatan antara dirinya dan orang lain

6
Wida Wahyuni, “Analisis Maksim Kesantunan Berbahasa Indonesia Dakwah Ustaz Nur Maulana
Melalui Trans TV,” Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Universitas Negeri Makassar, 2018, 1–19,
http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9456.

7
6. Maksim Penghargaan
Maksim Penghargaan memaksimalkan rasa hormat dan
meminimalkan kepada lawan tutur.

D. Ciri-ciri Santun Bebahasa

Kesantunan berbahasa memberikan efek positif bagi penuturnya dan setiap


tuturan memiliki ciri-ciri tersendiri. Zamzani, (2010: 20) menjabbarkan
delapan ciri tuturan yang baik sebagai berikut.
1) Berbicara yang bermanfaat bagi lawan bicara
2) Tidak menggunakan ungkapan kasar, jorok, dan tabu dalam
masyarakat tertentu.
3) Berbicara yang mengecilkan untuk keuntungan diri sendiri
4) Berbicara menghargai orang lain
5) Kosakata yang dipilih tidak menngandung konotasi negatif
6) Tutran yang merendahkan hati sendiri
7) Percakapan yang memaksimalkan kesesuaian bahasa dengan orang
lain
8) Bahasa yang memaksimalkan rasa dengan orang lain

E. Faktor Penyebab Terjadinya Bahasa yang tidak Santun

Perlu anda ketahui banyak cara untuk selalu berbahasa yang santun, namun
penggunaan bahasa di masyarakat banyak melihatkan ketidaksantunan dalam
berbahasa. Faktor yang menjadikan penggunaan bahasa menjadi tidak santun
sebagai berikut.
1. Penutur memberikan kritik secara langsung melalui kata-kata atau
ungkapan yang kasar. Komunikasi menjadi tidak sopan ketika
pembicara mengarahkan kritik secara langsung untuk lawan bicara.
Komunikasi seperti itu dapat menyinggung orang lain dan
mengakibatkan hilang nya kesantunan.
2. Penutur terdorong oleh emosi yang berlebihan sehingga marah
kepada lawan bicara.

8
3. Pembicara melindungi argumentasinya. Ketika berbicara, seorang
penutur harus mempertahankan argumentasinya. Hal Ini untuk
mencegah pihak lain mempercayai lawan bicara.
4. Pembicara sengaja ingin menyudutkan lawan bicara untuk berbicara.
Saat berbicara, penutur ingin secara sadar mengecualikan lawan
bicaranya.
5. Berbicara menggunakan kata kasar melihatkan bahwa penutur
berbicara dengan suara marah, merasa kesal, dan menyudutkan
lawan bicara. Penutur membuat tuduhan berdasarkan kecurigaan
terhadap lawan bicara. Tuturan menjadi tidak santun menyudutkan
lawan bicara.

9
BAB 3

PENUTUP
A. Simpulan

Dari pembahasan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa berbahasa yang


baik harus menggunakan bahasa Indonesia yang sama dengan situasi (formal dan
informal) dan beebahasa yang benar harus sesuai dengan kaidah atau faedah (tata
bahasa), jadi berbahasa yang baik dan benar adalah memberikan pikiran secara
teratur dengan informasi yang dipercaya. Bahasa resmi maupun bahasa tidak
resmi dan sesuai kaidah bahasa Indonesia yang harus digunakan dalam ragam
bahasa.

Dari masalah tersebut memerlukan adanya kesantunan berbahasa dalam


etika kita bersosioalisasi dan berikan keuntungan kepada mitra tutur untuk
memiliki pilihan yang banyak. Kesantunan Bahasa merupakan aspek pengunaan
bahasa yang secara ekstensif dan mengungkapan pikiran atau perasaan dengan
halus, baik dan sopan. Kesantunan berbahasa mencerminkan akhlak baik untuk
menghindari menyakiti perasaan orang lain.

B. Saran

Seperti kita ketahui, bahasa Indonesia saat ini mulai kehilangan


keberadaannya. Penyebab masalah ini adalah munculnya bahasa gaul yang
dipakai para remaja era ini. Mulai sekarang kita sebagai warga indonesia mulai
belajar bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar, untuk
permasalahan ini kita harus membudayakannya supaya tidak hilang begitu saja.

10
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Dr. S. “Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar,” 2012.
Mislikhah, St. “Kesantunan Berbahasa.” Ar-Raniry, International Journal of Islamic
Studies 1, no. 2 (2014): 285. https://doi.org/10.20859/jar.v1i2.18.
Prespektif, Dari, and Kecerdasan Majemuk. “Sosial Dan Sekaligus Menjadi” 16, no. 2
(2016): 58–73.
Puspitasari, Andi, Fakultas Sastra, and Universitas Muslim Indonesia. “55-Full-Text
Article-96-1-10-20200210” 16, no. 2 (2017): 81–87.
Wahyono, Hari. “Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar (Antara Harapan Dan
Kenyataan).” CLLT: Conference on Language and Language Teaching Jawaban,
2017, 273–78.
Wahyuni, Wida. “Analisis Maksim Kesantunan Berbahasa Indonesia Dakwah Ustaz Nur
Maulana Melalui Trans TV.” Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Universitas Negeri
Makassar, 2018, 1–19. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9456.

11

Anda mungkin juga menyukai