Dibuat Oleh :
KELOMPOK
1. Paryono (225041****)
2. Fanny Rachmawati (225041****)
3. Amanda Zelin Sefiana (225041****)
Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan
nikmat yang diberikan kepada kita, sehingga dapat menyusun tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan tema “Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan
Berbahasa” secara tepat waktu tanpa kurang suatu apapun.
Makalah dengan judul “Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan
Berbahasa” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Ibu Ulfah Mey Lida, M.Pd. Selain itu, setelah menyiapkan makalah
ini kami berharap dapat memberikan pengetahuan penting bagi teman-teman
semuanya tentang Bahasa yang Baik dan Benar serta Kesantunan Berbahasa.
Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan .................................................................................................... 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa yang baik dan benar serta kesantunan bahasa. Mengapa bahasa harus
baik? dan mengapa bahas harus benar? Berbahasa indonesia yang baik harus
menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi (formal dan informal),
bertujuan informasi yang ingin di sampaikan ke mitra tutur dapat menerima dan
memahami dengan baik. Berbahasa yang benar harus sesuai dengan kaidah atau
faedah (tata bahasa). Dari masalah tersebut memerlukan adanya kesantunan
berbahasa dalam etika kita bersosioalisasi dan berikan keuntungan kepada mitra
tutur untuk memiliki pilihan yang banyak.
Penyebab masalah ini adalah munculnya bahasa gaul yang di pakai oleh
para remaja era ini, yang menyatakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah bahasa yang terlalu kaku dan formal. Kesalahan tersebut
merupakan bentuk ketidaktahuan masyarakat tentang tata bahasa dan ejaan yang
ditingkatkan (EYD) dan pengaruh bahasa daerah. Hal tersebut menunjukkan
pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dalam kehidupan masyarakat.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Bahasa yang Baik dan Benar
1
Arum Putri Rahayu, "Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan
dan Pengajaran", Jurnal Paradigma, Vol. 2 No. 1 (November 2015).
4
digunakan secara tidak sadar dalam komunikasi resmi, seperti integrasi,
interferensi, campur kode, bahasa gaul. Hal ini menjadikan bahasa menjadi
buruk. Misalnya dengan percakapan sehari-hari dalam menggunakan Bahasa
baku.2
Dari pernyataan tersebut bahasa indonesia agar tidak terganti bahasa lain,
sebaiknya kita warga negara indonesia melaksanakan pencegahan dan
mengatasinya. Langkah yang digunakan sebagai berikut:
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai landasan pengembangan
bahasa.
2. Diperlukan pengetahuan bahasa Indonesia yang akurat.
3. Kami membutuhkan hukum linguistik.
4. Peran Varian Bahasa dan Penggunaannya.
5. Pertahankan bahasa Indonesia di negara Anda.
Bahasa yang baik dan benar mempunyai ciri-ciri. Berikut adalah
pembahasan tentang ciri-ciri berbahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu:3
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai landasan pengembangan
bahasa.
2. Diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Indonesia.
3. Kita membutuhkan hukum bahasa.
4. Peran varian bahasa dan penggunaannya.
5. Bela Indonesia di negerimu.
Dalam ciri-ciri tersebuat ada yang sulit dilakukan pada ragam, yaitu
pemakaian kata baku dan pemakaian lafal baku dalam ragam lisan, Tata bahasa
normatif, ejaan formal dan kalimat efektif diaplikasikan dengan bentuk familiar
ke bentuk beku. Menggunaan kata baku dan lafal baku dalam bahasa sehari-hari
justru membuat bahasa terlihat buruk karena tidak sesuai dengan kondisi.
2
Hari Wahyono, “Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar (Antara Harapan Dan
Kenyataan),” CLLT: Conference on Language and Language Teaching Jawaban, 2017, 273–78.
3
Dr. S. Effendi, “Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar,” 2012.
5
B. Cara Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
Cara memahami penggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kita
akan memberi penjelasan seidikit tentang menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Dalam mengunakannya harus menggunakaan kata-kata
baku, serasi dan mengikuti kaidah kebahasaan.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki konsekuensi
logis terkait penggunaanya pada situasi dan keadaan. Dalam keadaan situasi
formal, pilihan atau prioritas bahasa yang utama adalah pemakaian bahasa
Indonesia yang benar. Cara menghindari menggunakan bahasa baku, muncul
fenomena kebahasaan seperti interferensi, integrasi, bahasa gaul yang digunakan
secara tidak sadar dalam komunikasi formal, dll. Hal ini sangat tidak baik.
Terdapat 6 aspek kaidah bahasa untuk mengetahui penggunaan bahasa yang
baik dan benar, sebagai berikut.
1. Tata Suara
2. Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
3. Kosakata
4. kelogisan
5. Arti
6. Ejaan
4
St Mislikhah, “Kesantunan Berbahasa,” Ar-Raniry, International Journal of Islamic Studies 1, no.
2 (2014): 285.
5
Dari Prespektif and Kecerdasan Majemuk, “Sosial Dan Sekaligus Menjadi” 16, no. 2 (2016): 58–
73.
6
Secara keseluruhan kembali kepada penggunaan Bahasa seseorang, baik
kehalusan, kesusilaan, bermoral, beradab, dan menunjukkan bahwa seorang
memiliki kepribadian baik dalam berinteraksi dengan lawan bicara. Kesantunan
memungkinan kepribadian seseorang dapat terungkap melalui cara berbicara
atau berkata. Seseorang dianggap santun dan beradab apabila dia berkomunikasi
tidak menyinggung siapa pun.
Dalam berkomunikasi, Selain menyampaikan kebenaran, penutur harus
tetap berkomitmen pada hubungan yang harmonis. Dalam hal ini, kesantunan
merupakan aspek linguistik yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional
penuturanya, dan aspek dalam kesantunan berbahasa adalah sebagai berikut.6
1. Maksim Bijaksanaan
Maksim Bijaksanaan menuntut penutur tidak memaksimalkan
keuntungan dirinya, penutur harus meminimmalkan keuntungannya
dan memaksimalkan keuntungan orang lain.
2. Maksim Dermawanan
Maksim Dermawanan berarti mengurangi keuntungan untuk
kepentingan pribadi sebanyak mungkin dan memaksimalkan
pengorbanan diri. Kemurahan hati, pembicara diharapkan untuk
menghormati orang lain.
3. Maksim Keserdahanaan
Maksim kesederhanaan menuntut kerendahan hati dari penutur
dengan meminimkan pujian terhadap diri sendiri
4. Maksim Kesimpatian
Maksim Kesimpatian memaksimalkan sikap simpati antara penutur
dan lawan penutur dan mengurangi rasa antipati.
5. Maksim Pemufakatan
Maksim pemufakatan mensyaratkan kesempatan para penutur agar
meningkatkan kesepakatan antara dirinya dan orang lain
6
Wida Wahyuni, “Analisis Maksim Kesantunan Berbahasa Indonesia Dakwah Ustaz Nur Maulana
Melalui Trans TV,” Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Universitas Negeri Makassar, 2018, 1–19,
http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9456.
7
6. Maksim Penghargaan
Maksim Penghargaan memaksimalkan rasa hormat dan
meminimalkan kepada lawan tutur.
Perlu anda ketahui banyak cara untuk selalu berbahasa yang santun, namun
penggunaan bahasa di masyarakat banyak melihatkan ketidaksantunan dalam
berbahasa. Faktor yang menjadikan penggunaan bahasa menjadi tidak santun
sebagai berikut.
1. Penutur memberikan kritik secara langsung melalui kata-kata atau
ungkapan yang kasar. Komunikasi menjadi tidak sopan ketika
pembicara mengarahkan kritik secara langsung untuk lawan bicara.
Komunikasi seperti itu dapat menyinggung orang lain dan
mengakibatkan hilang nya kesantunan.
2. Penutur terdorong oleh emosi yang berlebihan sehingga marah
kepada lawan bicara.
8
3. Pembicara melindungi argumentasinya. Ketika berbicara, seorang
penutur harus mempertahankan argumentasinya. Hal Ini untuk
mencegah pihak lain mempercayai lawan bicara.
4. Pembicara sengaja ingin menyudutkan lawan bicara untuk berbicara.
Saat berbicara, penutur ingin secara sadar mengecualikan lawan
bicaranya.
5. Berbicara menggunakan kata kasar melihatkan bahwa penutur
berbicara dengan suara marah, merasa kesal, dan menyudutkan
lawan bicara. Penutur membuat tuduhan berdasarkan kecurigaan
terhadap lawan bicara. Tuturan menjadi tidak santun menyudutkan
lawan bicara.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Dr. S. “Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar,” 2012.
Mislikhah, St. “Kesantunan Berbahasa.” Ar-Raniry, International Journal of Islamic
Studies 1, no. 2 (2014): 285. https://doi.org/10.20859/jar.v1i2.18.
Prespektif, Dari, and Kecerdasan Majemuk. “Sosial Dan Sekaligus Menjadi” 16, no. 2
(2016): 58–73.
Puspitasari, Andi, Fakultas Sastra, and Universitas Muslim Indonesia. “55-Full-Text
Article-96-1-10-20200210” 16, no. 2 (2017): 81–87.
Wahyono, Hari. “Berbahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar (Antara Harapan Dan
Kenyataan).” CLLT: Conference on Language and Language Teaching Jawaban,
2017, 273–78.
Wahyuni, Wida. “Analisis Maksim Kesantunan Berbahasa Indonesia Dakwah Ustaz Nur
Maulana Melalui Trans TV.” Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Universitas Negeri
Makassar, 2018, 1–19. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/9456.
11