Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
Fungsi dan Kedudukan Bahasa
Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Maya Kode MK Disusun Oleh

02
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi U001700008 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.

Abstract Kompetensi
Bahasa Indonesia memiliki dua fungsi Setelah mempelajari bab ini diharapkan
utama, yakni sebagai bahasa nasional mahasiswa mampu memahami fungsi
dan bahasa negara. Sebagai bahasa dan kedudukan bahasa Indonesia serta
isi undang-undang bahasa serta politik
nasional, peristiwa yang tak boleh bahasa nasional.
dilupakan adalah Sumpah Pemuda.
Dari peristiwa tersebut munculah
kesadaran untuk menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Latar Belakang

Judul wacana pada bab di atas diharapkan dapat mengingatkan pembaca bahwa
betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Bahasa yang kita gunakan, yaitu
bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam
perkembangannya, kedua fungsi tersebut mengalami kekaburan, terutama dalam hal
penerapannya di lapangan. Selain itu, pembaca juga diharapkan kritis terhadap penggunaan
bahasa saat ini, terutama tentang fenomena kebahasaan yang terjadi di masyarakat
Indonesia yang dikatikan dengan kebijakan bidang kebahasaan dan dasar hukum di
Indonesia.

Asal Mula Bahasa Indonesia

Apabila ingin membicarakan perkembangan bahasa Indonesia, mau tidak mau, kita
harus membicarakan bahasa Melayu yang menjadi sumber atau akar bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dahulu sudah
dipakai sebagai bahasa perantara atau lingua franca, bukan saja di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa Melayu mulai
digunakan sebagai alat komunkasi. Berbagai batu bertulis atau prasasti kuno ditemukan.
Batu bertulis itu adalah (1) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683, (2) Prasasti
Talang Tuo di Palembang, tahun 684, (3) Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686,
dan (4) Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688, yang bertulis
Pranagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi petunjuk bahwa bahasa Melayu
dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman
Sriwijaya (Halim, 1979: 6–7). Prasasti-prasasti yang juga tertulis di dalam bahasa Melayu
Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan di Bogor (Prasasti
Bogor, tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan bahwa
bahasa Melayu Kuno pada waktu itu tidak saja dipakai di Sumatera, tetapi juga di Pulau
Jawa.

Berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapatl dikemukakan bahwa pada zaman


Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi;

1. Sebagai bahasa kebudayaan, maksudnya bahwa buku-buku yang berisi aturan-


aturan kehidupan dan karya sastra ditulis dalam bahasa Melayu .
2. Sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku di Indonesia.

2020 Bahasa Indonesia


2 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Sebagai bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang
ada di Indonesia maupun bagi para pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan

Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia, perlahan, tetapi pasti, berkembang terus. Bahkan, akhir-akhir ini,
perkembangannya semakin pesat, sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa
modern yang kaya akan kosakata dan mantap dalam struktur.

Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dan pemudi mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Naskah putusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 itu berisi tiga butir kebulatan tekad.
Bunyi butir terakhir menyatakan bahwa para pemuda dan juga pemudi menjunjung bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia.

“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu, yang sudah


dipakai sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa Indonesia

Mengapa bahasa Melayu dijadikan bahasa nasional? Ada empat faktor yang menjadi
penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia:

1. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan
bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
dikenal tingkatan bahasa seperti yang terdapat di dalam bahasa daerah.
3. Suku-suku dengan jumlah penduduk mayoritas di Indonesia, seperti Jawa dan
Sunda, serta suku-suku lainnya, secara sukarela menerima bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Persitiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa Melayu/Bahasa
Indonesia

a) Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Charles Adrian van Ophuijsen
dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
b) Tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacan yang
diberi nama Taman Bacaan Rakyat, yang kemudian pada 1917 diubah menjadi Balai
Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Sitti Nurbaya dan

2020 Bahasa Indonesia


3 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara
kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan
masyarakat luas.
c) Tahun 1928 tanggal 28 Oktober merupakan saat-saat yang paling menentukan
dalam perkembangan bahasa Indonesia karena para pemuda dan pemudi
memancangkan tonggak yang kukuh yaitu Sumpah Pemuda.
d) Tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana
(STA) beserta kawan-kawannya.
e) Tahun 1938 tanggal 25–28 Juni dilangsungkan Kongres ke-1 Bahasa Indonesia di
Solo. Kongres tersebut menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan.
f) Tahun 1945 tanggal 18 Agustus ditandatangani UUD 1945, yang pada salah satu
pasalnya (pasal 36) menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
g) Tahun 1947 tanggal 19 Maret diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) sebagai pengganti ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
h) Tahun 1954 tanggal 28 Oktober–2 November Kongres ke-2 Bahasa Indonesia di
Medan merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan
ditetapkan sebagai bahasa negara.
i) Tahun 1972 tanggal 16 Agustus Presiden RI, Bapak Soeharto, meresmikan
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di depan
sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 57
tahun 1972.
j) Tahun 1972 tanggal 31 Agustus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan/Mendikbud
menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
k) Tahun 1978 tanggal 28 Oktober–2 November diselenggarakan Kongres ke-3 Bahasa
Indonesia yang merupakan peristiwa penting bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda kelima puluh
ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa
Indonesia sejak 1928, juga berusaha mematapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia (Badudu, 1975: 8 – 10).
l) Tahun 1983 tanggal 21–26 November diselenggarakan Kongres ke-4 Bahasa
Indonesia di Jakarta. Kongres ini deselenggarakan dalam rangka memperingati hari
Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang

2020 Bahasa Indonesia


4 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tercantum di GBHN, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat mencapai maksimal.
m) Tahun 1988 tanggal 28 Oktober–3 November diselenggarakan Kongres ke-5 Bahasa
Indonesia di Jakarta. Kongres ini dihadiri tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Nusantara dan peserta tamu dari beberapa negara, seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Belanda , Jerman, dan Australia. Kongres ini ditandai
dengan dipersembahkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
n) Tahun 1993 tanggal 28 Oktober–2 November diselenggarakan Kongres ke-6 Bahasa
Indonesia di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53
peserta dari mancanegara, yaitu Rusia, Amerika Serikat, Australia, Brunei
Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Singapura, dan Korea
Selatan. Kongres ini mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa dirtingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
o) Tahun 1998 tanggal 26–30 Oktober diselenggarakan Kongres ke-7 Bahasa
Indonesia di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres ini mengusulkan dibentuknya Badan
Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut:
 Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai
kepedulian terhadap bahasa dan sastra
 Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar
ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Selain itu di dalam UUD 1945 bab XV
pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”.

Fungsi Bahasa Indonesia

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan

2020 Bahasa Indonesia


5 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi


sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3)
alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan , dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penting atau Tidaknya Bahasa Indonesia

Sebuah bahasa penting atau tidaknya dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah
penutur, luas daerah penggunaannya, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa
itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.

Dipandang dari Jumlah Penutur

Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa
Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga negara Indonesia. Yang
pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah atau yang sering disebut
sebagai bahasa ibu. Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada
usia sekolah, apakah di Taman Kanak-kanak/TK atau di kelas 1 Sekolah Dasar.

Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan


bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada
orang-orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar belakang
bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia sebagai
bahasa ibu, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju
pada masalah bahasa ibu. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang
memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Data ini akan membuktikan
bahwa penutur bahasa Indonesia adalah lebih dari 210 juta orang ditambah dengan
penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa
Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.

Dipandang dari Luas Penyebarannya

Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh
sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.

Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah lebih dari 210 juta orang ini lebih tersebar
dalam daerah yang luas, yaitu dari Sabang sampai Merauke. Daerah ini masih harus
ditambah dengan–di samping Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand bagian

2020 Bahasa Indonesia


6 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
selatan & Filipina bagian Selatan, termasuk Timor Leste– daerah-daerah lain seperti Rusia,
Belanda, Jepang, dan Australia. Luas penyebaran ini dapat dilihat pula pada beberapa
universitas di luar negeri yang membuka jurusan bahasa Indonesia sebagai salah satu
jurusan. Keadaan daerah penyebarannya ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia
amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.

Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Susastra

Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa
sebagai sarana ilmu, budaya, dan susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau
tidaknya bahasa itu. Kalau kita mencoba memandang bahasa daerah, seperti bahasa Bugis,
kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat dipakai sebagai sarana sastra,
budaya, dan ilmu. Tentang susastra, bahasa Bugis kaya dengan macam dan jenis
susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra Bugis telah memasyarakat ke
segenap pelosok daerah Sulawesi Selatan. Dengan demikian, bahasa Bugis telah dipakai
sebagai sarana dalam susastra. Tentang budaya, bahasa Bugis telah dipakai pula walaupun
hanya dalam berkomunikasi bertutur adat, bernyanyi, berpantun, dan sebagainya.

Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Bugis belum mampu memecahkannya. Jika


hendak menulis surat, orang-orang Bugis memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Bugis.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting. Jadi, fungsi
bahasa yang utama adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang
yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham. Maka, peranan bahasa Indonesia
pada zaman sekarang sangatlah penting, mengapa? Karena pada zaman ini banyak stasiun
televise menayangkan sinetron yang belum tentu menggunakan bahasa Indonesia yang
baik seperti pemakaian kata kamu menjadi lu, saya menjadi gue. Padahal, kata lu dan gue
lebih mengacu kepada penggunaan bahasa daerah yaitu Betawi. Pada saat seperti inilah
peranan bahasa Indonesia sangat menonjol karena bahasa Indonesia dapat menumbuhkan
kembali cinta akan negeri sendiri di dalam tubuh warga Indonesia. Jadi, marilah kita belajar
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pentingkah bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat?


Warga Indonesia tidak dapat lepas dari bahasa Indonesia. Terbukti dari penggunaannya
untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat
berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan, tentu saja
bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan


bermasyarakat sangat penting, karena selain sebagai bahasa resmi, juga dapat menjadi

2020 Bahasa Indonesia


7 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penghubung komunikasi antarwarga Indonesia. Jadi, mulai saat ini, kita harus memakai
bahasa Indonesia yang baik dan benar agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan lestari.

Pentingnya Pelestarian Bahasa


Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini, keberadannya perlu dijaga, bahkan
dilestarikan. Hal ini perlu dilakukan karena bahasa merupakan identitas sebuah bangsa dan
negara. Tanpa adanya bahasa, tidak mungkin antara individu satu dengan lainnya, atau
antara suku dan bangsa lainnya dapat saling bercakap atau berkomunikasi. Untuk itu,
pelestarian sebuah bahasa sangatlah penting.

Ancaman Punahnya Banyak Bahasa di Dunia


Pada awal abad ke-22, bahasa-bahasa di dunia yang saat ini berjumlah 6.912
diperkirakan hanya tinggal sepuluh persen, yaitu 700-an bahasa. Sementara itu, Indonesia
yang merupakan negara yang kaya akan bahasa, dari 746 bahasa daerah, juga tinggal
sepuluh persen, yaitu 75 bahasa daerah. Punahnya sebuah bahasa disebabkan empat
faktor; peperangan, bencana alam, urbanisasi, pernikahan antarsuku dan antarbangsa.
Selain fator-faktor tersebut, juga karena tidak adanya budaya menulis di kalangan penutur
asli. Akibat hal itu, banyak bahasa daerah tidak dapat diwariskan. Hal ini disebabkan kaum
muda tidak dapat lagi mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan oleh para penutur asli
bahasa daerah yang jumlahnya sudah semakin sedikit. Belum lagi ditambah dengan
maraknya penggunaan kosakata bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris ke banyak
negara di dunia ini, sehingga tentunya turut mengancam keberadaan bahasa-bahasa yang
ada di tiap-tiap negara, termasuk bahasa Indonesia.

Undang-Undang Bahasa
Berdasarkan Undang-Undang Bahasa No. 24 Tahun 2009 pada pasal 44 ayat 1 dan
disebutkan bahwa pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional secara bertahap, sistematis, serta berkelanjutan dan peningkatan fungsi
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan.
Lembaga kebahasaan yang dimaksud tentunya adalah Badan Bahasa. Hal ini dikarenakan
Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa) yang dahulu bernama
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Pusat Bahasa) merupakan satu-satunya
lembaga yang memiliki kewenangan yang sah karena di bawah naungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) untuk mengajarkan
bahasa Indonesia kepada orang-orang yang berbahasa ibu yang bukan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia di Dunia Internasional

2020 Bahasa Indonesia


8 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di dalam sebuah negara, tidak jarang terdapat banyak suku yang memiliki bahasa-
bahasa yang berbeda. Untuk itu, diperlukan bahasa persatuan yang dapat menghubungkan
antarsuku. Salah satu bahasa persatuan yang ada di dunia ini adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berada di peringkat ketujuh dari 6.912 jumlah
bahasa yang ada di dunia dengan jumlah penutur terbanyak setelah Mandarin (1,5 milyar),
Inggris (500 juta), Hindi (497 juta), Spanyol (400 juta), Arab (300 juta), dan Rusia (278 juta).
Penutur bahasa Indonesia saat ini diperkirakan hampir mencapai 300 juta orang.
Penutur bahasa Indonesia selain terdapat di Indonesia dan negara-negara tetangga,
seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan Timor Leste, juga di negara-negara yang
mempelajari bahasa Indonesia. Di dunia ini, tidak kurang dari 52 negara yang mempelajari
bahasa Indonesia, di antaranya Rusia, Jerman, Polandia, Maroko, Kanada, Mesir, Italia,
Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)


Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau orang-
orang luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan banyak dibukanya lembaga-lembaga yang
mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing ini dimaksudkan guna
memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai kepentingan,
baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain sebagai bahasa asing, ditujukan guna
memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar. Hal ini mengandung
maksud bahwa mereka diharapkan mampu mempergunakan bahasa Indonesia untuk
berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur
aslinya.
Melihat antusiasme yang begitu tinggi terhadap negara-negara yang berminat
mempelajari bahasa Indonesia, dibentuklah sebuah lembaga di bawah naungan Badan
Bahasa, Kemdikbud RI, yang diberi nama BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
Saat ini, tidak kurang dari 76 lembaga BIPA yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan
di luar negeri terdapat sedikitnya 180 lembaga BIPA yang tersebar di 37 negara. Rincian
persebaran tersebut sebagai berikut; Amerika Utara 7, Amerika Selatan 3, Afrika 4, Eropa
26, Asia 43, Australia dan negara-negara di Pasifik Selatan 97. Jenis lembaga BIPA yang
ada di negara-negara tersebut bervariasi, ada yang melalui perwakilan RI, seperti Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI), sekolah-sekolah Indonesia yang ada di negara-negara itu,
perguruan tinggi, serta sekolah-sekolah dasar dan menengah, lembaga kursus/diklat, serta
organisasi profesi.

2020 Bahasa Indonesia


9 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembelajaran BIPA, baik di dalam maupun di luar negeri, tentu tidak terlepas dari
peran orang-orang Indonesia sebagai pembicara asli/native speaker bahasa Indonesia,
terutama Kemdikbud RI yang menaungi Badan Bahasa. Badan Bahasa harus terus
menciptakan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran BIPA. Penciptaan inovasi dan kreasi
tersebut harus dapat diwujudkan dalam kurikulum dan silabus BIPA, pembakuan bahan ajar
BIPA, kompetensi pengajar BIPA, sampai dengan pemeringkatan tingkat pembelajar BIPA,
termasuk bagaimana cara mengevaluasi pengajaran BIPA.
Patut diakui bahwa hingga saat ini, lembaga BIPA belum memiliki acuan baku untuk
standar kurikulum dan silabus, bahan ajar BIPA, termasuk pemeringkatan dan cara
mengevaluasinya. Namun, itu bukan menjadi penghalang untuk terus menggaungkan
bahasa Indonesia agar dapat menjadi salah satu bahasa yang bisa diperhitungkan,
setidaknya di tingkat regional, terutama di wilayah Asia Tenggara hingga dapat meluas ke
negara-negara di luar Asia Tenggara. Tak dapat dipungkiri, karena belum adanya
pembakuan untuk hal-hal tersebut di atas, pengajaran BIPA masih belum seragam.
Kendatipun demikian, salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud RI melalui
Badan Bahasa adalah menerbitkan buku Lentera Indonesia jilid satu hingga tiga. Jilid
pertama untuk pemula, jilid kedua untuk madya, dan jilid ketiga untuk tingkat lanjut. Ketiga
buku tersebut diterbitkan pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional yang saat ini sudah bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
(Kemdikbud RI).
Namun, dengan adanya keterbatasan tersebut tidak membuat surut para orang
asing/negara di luar Indonesia untuk tetap mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. Hal
ini terbukti di salah satu negara di benua Afrika yang intens mempelajari Indonesia, baik
budaya maupun bahasanya, tetap terus melakukan kajian tersebut. Bahkan, ada di
beberapa negara yang memiliki jurusan/program studi bahasa Indonesia. Kendatipun
demikian, pemerintah dalam hal ini tentunya Kemdikbud perlu terus mengembangkan
inovasi pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur/orang asing (BIPA) agar mereka yang
studi bahasa Indonesia tetap dapat mengikuti perkembangan serta menyerap pembelajaran
bahasa Indonesia dengan lebih baik dan lebih cepat.

Pusat Studi (Bahasa) Indonesia di Afrika


Salah satu negara di benua Afrika yang tercatat sebagai negara yang paling utama
mengembangkan bahasa Indonesia adalah Mesir. Negara piramid dan sphinx ini sudah
membangun Pusat Studi Indonesia (PSI). Pusat Studi Indonesia berada di Universitas Suez-
Canal. Hal ini merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari semua aspek
mencakup ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan.

2020 Bahasa Indonesia


10 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Jerman dan Polandia
BIPA berkembang di Jerman sejak 1970-an. Saat ini terdapat sembilan universitas
yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah resmi. Sementara itu, pada 2011,
BIPA berkembang di Polandia. Di beberapa universitas di negara tersebut, program ini
sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah pilihan dengan bobot 4 SKS.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia


Di Australia tidak kurang dari lima ratus institusi pendidikan mengajarkan bahasa
Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini juga ditunjang
dengan koleksi buku tentang Indonesia yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Australia
di Canberra yang berjumlah tidak kurang dari 250 ribu judul buku, termasuk manuskrip-
manuskrip kuno asli buatan orang-orang Indonesia. Perpustakaan Nasional Australia
merupakan perpustakaan terbesar di dunia yang menyimpan koleksi tentang Indonesia.

Program Studi Bahasa Indonesia di Luar Negeri


Di Indonesia, di beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, membuka
program studi bahasa-bahasa asing, seperti di Universitas Indonesia terdapat program studi
bahasa Inggris, Prancis, Korea, Belanda, Rusia, dan Jepang. Di Universitas Kristen
Indonesia (UKI) terdapat program studi bahasa Inggris dan Cina. Di luar negeri, beberapa
perguruan tinggi juga ada yang membuka program studi bahasa Indonesia.

Jurusan/Program Studi Bahasa Indonesia di Rusia


Di Rusia, lima pusat studi bahasa Indonesia ada di tiga universitas, yaitu Universitas
Saint Petersburg, Universitas Vladivostok, dan Universitas Moskwa. Jumlah mahasiswa
Rusia yang belajar bahasa Indonesia relatif stabil. Setiap tahun tidak kurang dari sepuluh
orang mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia di setiap program studi bahasa Indonesia
di Rusia.
Rusia merupakan negara yang terkadang kekurangan penutur asli bahasa
Indonesia. Untuk mengatasi hal itu, para mahasiswa program studi bahasa Indonesia diajar
oleh orang Rusia yang lancar berbahasa Indonesia. Kekurangan tersebut dikarenakan
pengajar bahasa Indonesia di negara itu adalah para mantan mahasiswa Indonesia ikatan
dinas yang dikirim oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno, ke Rusia. Namun,
kini hampir semua dari mereka telah meninggal dunia.
”Tentu akan lebih tepat kalau para mahasiswa tersebut diajar oleh para penutur asli
dari Indonesia,” kata Elizaveta Blezhova, lulusan pascasarjana program studi bahasa
Indonesia dari Universitas Moskwa yang kini menjadi anggota staf Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) di Rusia.

2020 Bahasa Indonesia


11 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jurusan/Program Studi Bahasa Indonesia di Jepang
Di negara matahari terbit ini sudah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia. Salah
satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia
Seluruh Jepang pada 1969. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang
yang mengajar bahasa dan berbagai aspek/hal tentang Indonesia di berbagai universitas di
Jepang.
Sejak 1992, organisasi ini mulai menyelenggarakan ujian kemampuan berbahasa
Indonesia. Sampai sekarang tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes
kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai tingkatan.
Saat ini, ada lima universitas di Jepang yang membuka jurusan/program studi
bahasa Indonesia yaitu Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian
Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara itu, lebih dari
dua puluh perguruan tinggi di Jepang yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah pilihan.

Fenomena Pengajaran BIPA


Terdapat berbagai permasalahan berkaitan dengan penawaran program BIPA di
berbagai negara. Di Australia, seperti yang dituturkan Sarumpaet (1988), hambatan khas
terhadap perkembangan BIPA di negara tersebut adalah kurangnya lowongan pekerjaan
atau jabatan untuk mereka yang mempunyai kemahiran berbahasa Indonesia. Di Korea,
menurut Young-Rhim (1988) hambatan yang dirasakan adalah mengenai materi pelajaran.
Di Amerika Serikat, persoalan mutu pelajaran masih harus diupayakan pemecahannya,
sebagaimana diutarakan oleh Sumarmo (1988).
Di Jerman, menurut Soedijarto (1988), karena minat mempelajari bahasa dan
kebudayaan Indonesia terus meningkat, upaya harus terus perlu dilakukan melalui
peningkatan penulisan dan penerbitan buku tentang Indonesia baik dalam bahasa asing
maupun dalam bahasa Indonesia. Di Jepang, menurut Shigeru (1988), guru BIPA
membutuhkan kamus lengkap, terutama kamus lengkap yang disertai dengan contoh-contoh
pemakaian kata yang cukup banyak.

Kesulitan yang Dihadapi Para Pelajar BIPA


Berdasarkan temuan survei yang dilakuan Alwasilah pada tahun 2000, para pengajar
BIPA di Australia melaporkan sejumlah kesulitan yang dialami mereka. Di antaranya adalah
(1) lemahnya keterampilan menyimak dan kesulitan menguasai afiksasi bahasa Indonesia,
(2) kendala akademis yang berkaitan dengan metodologi pengajaran BIPA. Selain itu,
beberapa praktisi pengajar BIPA, baik di dalam maupun di luar negeri menemukan berbagai
permasalahan yang dimiliki oleh pengajar asing dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

2020 Bahasa Indonesia


12 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rosidi (2000) juga menemukan bahwa penutur Jepang mengalami kesulitan dengan
imbuhan, khususnya kata yang menggunakan awalan, sisipan, dan akhiran seperti ber-,
meng-,men-, me-kan, mem-. per-kan, mem-per-i. Selain itu, para peserta didik pemula
mengalami kesulitan dalam mencari kosakata sulit dalam kamus, apakah kata tersebut kata
dasar atau kata jadian, yaitu kata yang sudah diberi imbuhan.
Selain di tingkat dasar, hasil penelitian juga menemukan kesalahan-kesalahan
berbahasa Indonesia para pembelajar BIPA tingkat menengah di Indonesian Language and
Culture Intensive Course (ILCIC). Penellitian oleh Setya Try Nugraha yang dilakukan pada
1999 sampai dengan 2000 di lembaga tersebut didapatkan hasil di antaranya adalah
ketidakefektifan penggunaan kalimat ada 422 kasus, kesalahan pemilihan kata ada 228
kasus, kesalahan penggunaan afiks ada 203 kasus, tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat
ada 113 kasus, kesalahan pemakaian preposisi ada 52 kasus,  kesalahan pembalikan
urutan kata ada 74 kasus, kesalahan penggunaan konstruksi pasif ada 37 kasus, kesalahan
pemakaian konjungsi ada 25 kasus, ketidaktepatan pemakaian kata yang ada 17 kasus,
dan  kesalahan pembentukan jamak ada 9 kasus. Kesalahan yang mencolok adalah pada
pembuatan kalimat yang efektif disusul kesalahan pemilihan kata, pemakaian afiks, dan
tidak lengkapnya fungsi-fungsi dalam kalimat.
Kesulitan-kesulitan lainnya dikemukakan oleh Hidayat. Berbagai kendala yang membuat
pembelajar BIPA kesulitan menguasai struktur bahasa Indonesia yaitu
a. kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat bahasa Indonesia masih kurang
mereka pahami;
b. pemahaman terhadap konsep struktur kalimat bahasa Indonesia masih samar-samar;
c. satuan-satuan linguistik yang menjadi unsur pembangun kalimat bahasa Indonesia
belum mereka kuasai;
d. kerancuan terhadap pemahaman posisi fungsi, kategori dan peran dalam sebuah
kalimat;
e. penggunaan bahasa Indonesia masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan berbahasa
ibunya;
f. struktur pola kalimat bahasa Indonesia berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu
mereka;
g. penguasaan kosa kata dan pembentukannya belum banyak mereka ketahui;
h. penguasaan membaca buku-buku kebahasaan masih kurang.
Kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran BIPA di atas, baik kendala yang
muncul dari pengajar, pelajar maupun objek yang diajarkan, menjadi sebuah permasalahan
yang memerlukan obat penawar yang setidaknya dapat menjadi alternatif penyembuhan.
Oleh karena itu, penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.

2020 Bahasa Indonesia


13 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keunikan Bahasa Indonesia
Setiap bahasa di dunia tentu memiliki karakteristik, tak terkecuali bahasa Indonesia.
Walaupun bahasa bersifat universal karena digunakan oleh semua orang di dunia, juga
memiliki ciri-ciri dan keunikan yang bisa jadi tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lainnya. Hal
ini dapat saja disebabkan perbedaan budaya dari para pendukung/pengguna bahasa
tersebut.
Beberapa keunikan bahasa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lain di
dunia, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Rusia, yaitu
a. Penggunaan huruf Latin yang konsisten antara tulisan dengan ucapan, tidak seperti
bahasa Inggris dan Prancis. Kekonsistenan tersebut ditunjukkan pada sebuah kalimat
yang bila dibaca secara bolak balik, dari kiri ke kanan dan juga dari kanan ke kiri, akan
berbunyi sama:
KASUR INI RUSAK.
b. Tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja untuk menyatakan kala/waktu, seperti:
Sekarang, Antoni sedang belajar bahasa Indonesia.
Kemarin, Antoni sudah belajar bahasa Indonesia.
Besok, Antoni akan belajar bahasa Indonesia.
c. Kata benda tidak berjenis kelamin. Banyak bahasa di dunia yang kata bendanya
memiliki jenis kelamin. Yang hanya dua jenis kelamin; maskulin dan feminin, seperti
bahasa Arab dan Prancis. Namun, ada juga yang tiga jenis kelamin; maskulin, feminin,
dan netral, seperti bahasa Rusia, Jerman, dan Latin.
d. Tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jamak, seperti:
Riska memiliki sebuah buku.
Riska memiliki beberapa buku/buku-buku.
Riska melihat pepohonan/banyak pohon/pohon-pohon.
Jadi, bentuk jamak dalam bahasa Indonesia hanya mengulangi kata yang sama, seperti
buku menjadi buku-buku. Walaupun ada kata tetamu dan pepohonan, tetap dapat
dikatakan tamu-tamu/para tamu dan pohon-pohon/banyak pohon.
e. Ternyata, setiap bilangan dalam bahasa Indonesia mempunyai saudara yang ditandai
dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka
hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan mempunyai huruf awal sama,
yaitu S, dan bila dijumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh. Begitu juga
dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam. Berturut-turut
sampai dengan angka Lima. Lima dijumlahkan dengan dirinya sendiri juga hasilnya
sepuluh.

Kunggulan Bahasa Indonesia

2020 Bahasa Indonesia


14 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa hal berikut merupakan bukti keunggulan bahasa Indonesia di dunia
internasional yang barangkali belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia sebagai
pemakai/pengguna bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan bahasa
Indonesia sudah diakui di dunia, sehingga akan berpotensi menjadi bahasa internasional
yang sejajar dengan bahasa-bahasa internasional lainnya.
a. Bahasa Indonesia mendunia di dunia maya karena wikipedia berbahasa Indonesia
menduduki peringkat ke-26 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia dan peringkat
ke-3 di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin.
b. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-3 yang paling banyak digunakan dalam postingan
blog di wordpress dan ke-5 di facebook.
c. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kedua di Vietnam sejak 2007.
d. Bahasa Indonesia masuk sepuluh besar bahasa yang paling diminati di seluruh dunia.
e. Sejumlah klub sepakbola asal Italia meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa
Indonesia. Ada tiga klub Italia yang memiliki situs dalam bahasa Indonesia; Juventus,
Intermilan, dan AC Milan
g. Salah satu yang dikirim ke luar angkasa oleh Satelit Voyager adalah bahasa dan musik
Indonesia. Voyager merupakan sebuah wahana luar angkasa tanpa awak yang
diluncurkan Amerika Serikat pada 1977. Dalam wahana tersebut terdapat piringan yang
diisi dengan musik dari berbagai budaya dan era yang berbeda, serta ucapan salam
dalam 55 bahasa termasuk di antaranya bahasa dan musik Indonesia.
h. Para produsen mobil mulai melirik bahasa Indonesia untuk dijadikan nama mobil mereka.
Kata Macan diambil Porsche untuk Sport Utility Vehicle (SUV). Nama Madura di mobil
bermerek Lamborghini. Nama tersebut digunakan untuk mempertahankan tradisi
Lamborghini, yaitu lomba banteng. Selain itu, mobil bermerek Suzuki juga mengadopsi
dari bahasa Indonesia, yakni Ertiga. “Nama Ertiga terinspirasi dari Indonesia dan saya
rasa nama ini adalah nama yang bagus, mudah diucapkan dan mudah diingat,” jelas
Nakanishi yang juga merupakan salah satu pelopor pembangunan merek Suzuki di
Indonesia ketika berbicara dengan detik Oto di New Delhi.

2020 Bahasa Indonesia


15 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Badan Bahasa. 2012. “Cetak Biru BIPA”. Jakarta:Kemdikbud RI


----------. 2013. “Panduan Rapat Koordinasi Lembaga BIPA”. Jakarta:Kemdikbud RI
Badudu, J.S. 1975. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung: Pustaka Prima.

__________. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan


Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Halim, Amran. (Editor) 1976. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Kapusbinmas. 2013. “Peran Badan Bahasa dalam Standardisasi Program BIPA”.


Jakarta:Kemdikbud RI
----------. 2013. “Kebijakan Dukungan BIPA di Luar Negeri”. Presentasi Azis Nurwahyudi.
Jakarta:Kemdikbud RI
Muliastuti, Liliana. 2013. “Rakornas BIPA”. Jakarta:Badan Bahasa, Kemdikbud RI
Nababan, Putra. 2011. “Kunjungan Pembaca Berita RCTI ke Australia”. Jakarta:RCTI
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:Andi
Offset

Suhardjono, Dadi Waras. 2013. “Penginternasionalan Bahasa Indonesia melalui BIPA”.


Pena Utama:Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Tama Jagakarsa. Nomor 02/VI/2003
Vol.2. Jakarta:LPPM Universitas Tama Jagakarsa.

2020 Bahasa Indonesia


16 Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai