Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN

PENYAJIAN DATA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Statistik

Dosen Pengampu: Erni Maywita, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
Yolanda Putri Wulandani

( 2010070160007 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG, 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT pencipta segala alam semesta beserta isinya. Karena atas
segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini tepat waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar statistik
dengan judul “ Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data “.

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, saya berharap para
pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, dan
kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan para pemerhati
pendidikan dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada saya demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Padang, 16 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. iii

A. Latar Belakang………………………………………………………………... iii


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. iii
C. Tujuan…………………………………………………………………............ iv

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 1

2.1 Pengumpulan Data…………………………………………………………….... 1

A. Populasi………………………………………………………………………. 2
B. Sampel……………………………………………………………………….. 4
C. Metode Pengumpulan Data………………………………………………….. 6
D. Alat Pengumpulan Data……………………………………………………… 9
E. Syarat Alat Pengumpulan Data…………………………………………........ 13

2.2 Pengolahan Data……………………………………………………………….. 14

A. Editing………………………………………………………………………. 14
B. Coding………………………………………………………………………. 15
C. Klasifikasi………………………………………………………………....... 15
D. Saving………………………………………………………………………. 17
E. Tabulating………………………………………………………………....... 17

2.3 Penyajian Data………………………………………………………………… 17

A. Tulisan/Narasi……………………………………………………………… 18
B. Tabel……………………………………………………………………….. 18
C. Grafik/diagram.……………………………………………………………. 18

BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 21

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 21

3.2 Saran……………………………………………………………………........... 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam


rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan
oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode pengumpulan data yang umum
digunakan dalam suatu penelitian adalah: kuesioner, observasi, wawancara.
Sistem pengolahan data merupakan kumpulan dari sub–sub yang saling berhubungan
satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk mengolah data yang berkaitan dengan
masalah menjadi sistem informasi yang diperlukan. Dalam Sistem Informasi ini terdiri atas
orang, peralatan, prosedur yang ditunjukkan untuk mengumpulkan, menganalisa dan
membagi–bagi apa–apa yang dibutuhkan secara tepat waktu dan informasi akurat yang akan
digunakan.
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang
disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum
diolah dengan teknik statistik tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data
itu diperoleh yang biasanya berupa skor. Skor-skor tersebut disebut juga dengan istilah skor
kasar, yang artinya sama dengan data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan.
Dalam pembuatan laporan penelitian, data tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat
memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu haruslah disajikan kedalam tampilan
yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran
dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis
data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara pengumpulan data?
2) Bagaimana cara pengolahan data?
3) Bagaimana cara penyajian data?

iii
C. Tujuan
1) Menjelaskan cara pengumpulan data
2) Menjelaskan cara pengolahan data
3) Menjelaskan cara penyajian data

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data didefinisikan sebagai prosedur mengumpulkan, mengukur, dan


menganalisis wawasan yang akurat untuk penelitian menggunakan teknik standar yang
divalidasi. Seorang peneliti dapat mengevaluasi hipotesis penelitian mereka berdasarkan data
yang dikumpulkan. Dalam kebanyakan kasus, pengumpulan data adalah langkah utama dan
paling penting untuk penelitian, terlepas dari bidang penelitian. Pendekatan pengumpulan data
berbeda untuk berbagai bidang studi, tergantung pada informasi yang diperlukan.

Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan dan mengukur informasi


tentang variabel-variabel penelitian yang ditargetkan dalam suatu sistem yang mapan, yang
kemudian memungkinkan seseorang untuk menjawab pertanyaan yang relevan dan mengevaluasi
hasil.

Pengumpulan data adalah komponen penelitian di semua bidang studi termasuk ilmu fisik
dan sosial, humaniora, dan bisnis.

Adapun definisi pengumpulan data menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

 Search CIO
Pengumpulan data adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan dan mengukur informasi
dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan akurat tentang bidang
yang diminati. Pengumpulan data memungkinkan seseorang atau organisasi untuk menjawab
pertanyaan yang relevan, mengevaluasi hasil dan membuat prediksi tentang probabilitas dan tren
masa depan.

 Research Metodology
Pengumpulan data adalah proses pengumpulan informasi dari semua sumber yang relevan untuk
menemukan jawaban atas masalah penelitian, menguji hipotesis dan mengevaluasi hasilnya.
Metode pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode pengumpulan data
sekunder dan metode pengumpulan data primer.

 Worldbank
Pengumpulan data merupakan aspek penting dari semua jenis studi penelitian. Pengumpulan data
yang tidak akurat dapat memengaruhi hasil studi dan akhirnya mengarah pada hasil yang tidak
valid. Metode pengumpulan data untuk evaluasi dampak bervariasi di sepanjang rangkaian. Di
satu ujung kontinum adalah metode kuantitatif dan di ujung lain kontinum adalah metode
kualitatif untuk pengumpulan data.

1
A. Populasi

Populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan
saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna
utuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Sax (1978) menyatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah ditetapkan, sedangkan Truckman
mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah kelompok dari mana peneliti
mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan obyek
yang diteliti itu.

Pengertian Populasi Menurut Para Ahli :

 (Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-
individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit
analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
 Menurut Netra (1976), Populasi adalah keseluruhan individu yang bersifat general atau
umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama.
 Menurut Hadari Nawawi (1983), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai
sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.
 Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
Apabila seseorang ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
 Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
 Menurut Bungin (2000: 40), Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian
berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya sehingga objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
 Menurut Nursalam (2003), Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti.
 Menurut Furchan (2004), Populasi adalah objek, keseluruhan anggota sekelompok orang,
organisasi, atau kumpulan yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan jelas.
 Menurut Margono (2004), Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Populasi berkaitan
dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data, maka ukuran atau banyaknya
populasi akan sama banyaknya manusia.

2
Jenis-jenis Populasi
1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti luas
area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah tak
terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah,
atau beras di gudang.
2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang
lebih diersempit, yang digolongkan menjadi:
a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas, memugkinkan
hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas.
b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan dari populasi teoritis
yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana, waktu dan
tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada
populasi teoritis.
3. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:
a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-unsur
pembentuknya memiliki sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak dijumpai dalam
bidang ilmu keteknikan.
b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk sumber data yang
unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu
ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Contoh populasi : - Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta


- Populasi targetnya adalah seluruh dosen M IPA di Yogyakarta
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar fakultas MIPA
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian merupakan
anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan subjek
penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering
disebut dengan objek penelitian.

3
B. Sampel

Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang
merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili
dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam
jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.

Pengertian Sampel Menurut Para Ahli :

 Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti” (Djarwanto,
1994:43).
 Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang
dimiliki oleh sebuah Populasi.
 Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk
mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena beberapa
kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
 Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan
kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang
didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).
 Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti.
Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa penelitian
tersebut adalah penelitian sampel.
 Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat
dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya tersebut.

Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel yaitu:


 Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang
akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).
 Kriteria eksklusi.
Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian
karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97).
Pertimbangan dalam menentukan kriteria eksklusi antara lain:
- Subjek membatalkan kesediaannya untuk menjadi responden penelitian, dan
- Subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.

4
Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili keseluruhan
karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang
dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.[3]

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu
sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai (Atherton &
Klemmack, 1982; Goode & Hatt, 1952).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan
tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang
representatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya
dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya
memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang
memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan
semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey (1982)
berpendapat bahwa untuk penelitain yang akan menggunakan analisis data dengan statistik,
besar sampel yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti
lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.
Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu sampel jika kita dapat
memperkirakan besarnya simpangan baku (standard deviation) populasi dan kita menetapkan
kesalahan maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata populasi.[5]
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
a) Dalam menentukan populasi target.
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam
penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b) Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.

5
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK
disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang
belum mendapatkan layanan BK di sekolah.
c) Salah dalam menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya dilakukan di
daerah perdesaan saja.
d) Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya.
e) Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk pada suatu cara sehingga bisa diperlihatkan penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Metode pengumpulan data juga dapat diartikan sebagai teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Jenis Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder adalah jenis data yang telah diterbitkan dalam buku, surat kabar, majalah, jurnal,
portal online, dan lain-lain. Ada banyak data yang tersedia dari sumber-sumber tersebut terkait
bidang penelitian Anda, terlepas dari sifat bidang penelitian.

Oleh karena itu, penerapan seperangkat kriteria yang tepat untuk memilih data sekunder yang
akan digunakan dalam penelitian ini memainkan peran penting dalam hal meningkatkan tingkat
validitas dan reliabilitas penelitian. Kriteria ini termasuk (tetapi tidak terbatas pada) tanggal
publikasi, kredensial penulis, keandalan sumber, kualitas diskusi, kedalaman analisis, tingkat
kontribusi teks untuk pengembangan bidang penelitian dan lain-lain.

 Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data primer dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu teknik dalam
metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

6
- Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif menggambarkan dan mengukur tingkat kejadian berdasarkan angka
dan perhitungan. Selain itu, pertanyaan “berapa banyak?” dan “seberapa sering?” sering diajukan
dalam studi kuantitatif. Dengan demikian, metode pengumpulan data kuantitatif didasarkan pada
angka dan perhitungan matematis.

Penelitian kuantitatif dapat digambarkan sebagai penelitian yang melibatkan pengumpulan data
numerik dan menunjukkan pandangan hubungan antara teori dan penelitian yang bersifat
deduktif, kecenderungan untuk pendekatan ilmu pengetahuan alam, dan memiliki konsepsi
objektivis tentang realitas sosial.

Dengan kata lain, studi kuantitatif terutama meneliti hubungan antara variabel bebas dan terikat
yang diukur secara numerik dengan penerapan teknik statistik. Metode pengumpulan data
kuantitatif didasarkan pada pengambilan sampel acak (random sampling) dan instrumen
pengumpulan data terstruktu.

Metode pengumpulan data tersebut termasuk kuesioner dengan pertanyaan tertutup, eksperimen,
metode analisis korelasi dan regresi, rata-rata (mean), modus dan median dan lain-lain. Temuan
studi kuantitatif biasanya mudah disajikan, dirangkum, dibandingkan, dan digeneralisasi.

- Penelitian Kualitatif

Metode pengumpulan data kualitatif bersifat eksploratif dan terutama berkaitan untuk
mendapatkan wawasan dan pemahaman tentang alasan dan motivasi yang mendasarinya. Metode
pengumpulan data kualitatif muncul setelah diketahui bahwa metode pengumpulan data
kuantitatif tradisional tidak dapat mengekspresikan perasaan dan emosi manusia.

Polonsky dan Waller (2011) mengkategorikan visi, gambar, bentuk dan struktur di berbagai
media, serta kata yang diucapkan dan dicetak dan rekaman suara menjadi metode pengumpulan
data kualitatif.

Metode kualitatif sering dianggap sebagai menyediakan data yang kaya tentang orang-orang dan
situasi kehidupan nyata dan lebih mampu memahami perilaku dalam konteks yang lebih luas.
Namun, penelitian kualitatif sering dikritik karena kurang dapat digeneralisasikan, terlalu
bergantung pada interpretasi subyektif dari peneliti dan tidak mampu dilakukannya replikasi oleh
peneliti berikutnya.

Metode pengumpulan data kualitatif yang paling banyak digunakan dalam penelitian termasuk
wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, observasi partispatif, dan penelitian tindakan.
Selain itu, grounded theory dan analisis dokumen dapat juga digunakan sebagai metode
pengumpulan data dalam studi kualitatif.

7
Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah wawancara, observasi, angket dan
dokumentasi :

1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar
biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik
wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Macam-macam observasi :
a) Observasi partisipatif
b) Observasi tak berstruktur
c) Observasi kelompok

3. Angket/kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan
data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar
di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

8
 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan,


pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi.

Dokumentasi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan


penyimpanan photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam
bidang pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai
asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.

Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan
sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan

 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.

 Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

D. Alat Pengumpulan Data

Macam-macam instrument (alat pengumpulan data) dalam penelitian :

1) Bentuk Instrumen Tes


Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.
Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir
soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.

Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes, yaitu: a) tes
kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang yang
menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya, b)

9
tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk mengetahui bakat seseorang, c) tes inteligensi
atau intelligence test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang, d) tes sikap
atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam menghadapi suatu
kondisi, e) tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu, f) tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk mengetahui pencapaian
seseorang setelah ia mempelajari sesuatu.

Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan hasil
belajar siswa di sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek mendasar seperti
kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang dimiliki baik setelah
menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi yang telah disampaikan.

2) Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner

Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan
nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya
untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya. Bentuk
kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti:
 kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya
sama dengan kuesioner isian.
 kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya
sama dengan kuesioner pilihan ganda
 kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya
 kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
orang lain
 check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan
tanda check pada kolom jawaban yang tersedia
 skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya
menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak
setuju terhadap pernyataannya.

Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan dengan
mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang
penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal yang
tidak perlu semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian.

Dalam menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. Oleh karena itu diperlukan
kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak dibaca, seperti penggunaan garis-
garis dan kotak pada hal-hal yang dianggap penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta
meletakkan kelompok pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada
tempat yang berbeda.

Bentuk tes seperti ini dapat saudara laksanakan salah satunya ketika menyelesaikan tugas akhir
terkait dengan bidang garapan ke SD an di antaranya membuat laporan tugas akhir penyelesaian
studi seperti skripsi.

10
3) Bentuk Instrumen Interview

Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (interviewer) dinamakan interview. Instrumennya dinamakan
pedoman wawancara atau inter view guide. Dalam pelaksanaannya, interview dapat dilakukan
secara bebas artinya pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa harus
membawa lembar pedomannya. Syarat interview seperti ini adalah pewawancara harus tetap
mengingat data yang harus terkumpul.

Lain halnya dengan interview yang bersifat terpimpin, si pewawancara berpedoman pada
pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner. Selain itu ada juga interview yang
bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas melakukan interview dengan hanya menggunakan
pedoman yang memuat garis besarnya saja.

Kekuatan interview terletak pada keterampilan seorang interviewer dalam melakukan tugasnya,
ia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan bersahabat agar sumber data dapat
memberikan informasi yang jujur. Si interviewer harus dibuat terpancing untuk mengeluarkan
informasi yang akurat tanpa merasa diminta secara paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air
mengalir dengan derasnya.

Tes ini sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin mendapatkan informasi terkini terkait
dengan berbagai kejadian, seperti ketika seorang guru sekolah dasar ingin mendapatkan
gambaran menyeluruh tentang keinerja salah seorang guru di sekolah tertentu, maka lakkukan
dengan wawancara diantaranya dengan kepala sekolah, dengan teman sejawat serta wawancara
dilakukan dengan sebagian siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan guru
terkait.

4) Bentuk Instrumen Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi observasi merupakan
pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,
atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa
pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan dalam observasi
sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Pedoman
tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati.
Sebagai contoh, observasi yang dilakukan di sebuah sekolah, objek yang akan diamati ditulis
dalam pedoman tersebut secara berurutan dalam sebuah kolom yang akan di tally, isi daftarnya
adalah berbagai peristiwa yang mungkin terjadi di sekolah tersebut seperti: kepala sekolah
memberi pengarahan kepada guru-guru, guru piket mengisi materi pada kelas yang pengajarnya
berhalangan hadir, petugas administrasi mengisi buku induk siswa, penjaga sekolah memelihara
peralatan kebersihan sekolah, murid-murid berseragam rapih, dan sebagainya. Bekerja dengan

11
pedoman pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda (sign system), data yang didapatkan
berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai situasi warga sekolah dalam suatu hari tertentu.

Ada lagi satu bentuk instrumen observasi yang dinamakan category system, yaitu sistem
pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel. Hal yang diamati terbatas pada kejadian-
kejadian yang termasuk dalam kategori variabel, di luar itu, setiap kejadian yang berlangsung
tidak diamati atau diabaikan saja. Contoh, pengamatan terhadap kinerja kepala sekolah, maka
kejadian yang diamati dan ditally adalah kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu, kepala
sekolah mengamati proses belajar mengajar, kepala sekolah membuat rancangan program
peningkatan kualitas guru dan murid, dan sebagainya. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa
kepala sekolah tersebut memiliki kinerja yang baik atau buruk.

Selain bentuk instrumen berupa pedoman pengamatan, terdapat juga instrumen observasi dalam
bentuk tes yang digunakan untuk mengamati aspek kejiwaan. Kemudian bentuk kuesioner yang
diberikan kepada responden untuk mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki, dan rekaman
gambar serta rekaman suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana sumber
data dapat diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

5) Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale

Bentuk instrumen dengan skala bertingkat lebih memudahkan peneliti untuk mengetahui
pendapat responden lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat
adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan
rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan yang diskalakan mudah
diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban secara jujur.

Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka perlu diwaspadai beberapa
hal yang mempengaruhinya. Menurut Bergman dan Siegel dalam Suharsimi (2002) faktor yang
berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah a) persahabatan, (b) kecepatan
menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan pertama, (e) penampilan instrumen, (f)
prasangka, (g) halo effects, (h) kesalahan pengambilan rata-rata, dan (i) kemurahan hati.

6) Bentuk Instrumen Dokumentasi

Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi yang
memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat
daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini
terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup
menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan
tally pada setiap pemunculan gejala.

Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan


analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti sejarah,
landasan hukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat
berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan
benda-benda bersejarah seperti prasasti dan artefak.

12
E. Syarat Alat Pengumpulan Data

Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka alat pengumpulan datanya
harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat pengukur yang baik. Syarat-syarat itu adalah:

 Reabilitas atau keterandalan

Reabilitas suatu alat pengukur menunjukkan keajegan hasil pengukuran sekiranya alat pengukur
yang sama itu digunakan oleh orang yang berlainan atau di gunakan oleh yang berlainan dalam
waktu yang berlainan. Reabilitas ini secara implicit juga mengandung obyektifitas, karena hasil
pengukuran tidak terpengaruh oleh siapa pengukurnya.

 Validitas atau kesahihan

Validitas atau kesahihan menunjuk kepada sejauh mana alat pengukur apa yang di maksudkan
untuk diukur (Suryabrata, 1998:27).

Di samping kedua syarat tersebut suatu alat pengukur akan memberikan data yang baik kalau
memenuhi syarat keterbakuan. Kedua syarat yang pertama harus terpenuhi sampai pada taraf
yang memadai.

Untuk lebih jelasnya berikut ini di terangkan masalah validitas dan rebilitas sebagai berikut:
 Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana suatu alat pengukur di pakai dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka
alat tersebut reliable. Dengan kata lain rebilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di
dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1985: 75).

Reabilitas menyangkut alat ukur. Pengertian reabilitas dapat lebih mudah dipikirkan jika
pertanyaan berikut dijawab:
- Jika suatu objek yang sama di ukur berkali-kali dengan alat ukur yang sama apakah kita
akan mengukur hasil yang sama?
- Apakah ukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur yang sama adalah ukuran
yang sebenarnya dari objek tersebut?
- Berapa besar errot yang kita peroleh dengan menggunakan ukuran tersebut terhadap
objek?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak lain dari tiga aspek pengertian tentang reabilitas.
Suatu alat ukur alat ukur tersebut mempunyai reabilitas yang tinggi atau dapat di percaya jika
alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat di andalkan
(dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Suatu alat ukur yang mantap tidak
berubah-ubah pengukuranya dan dapat di andalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-
kali akan memberikan hasil yang serupa.

Pertanyaan kedua memberi aspek ketepatan atau akurasi. Suatu pertanyaan atau ukuran yang
akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang diukur. Jika kedua aspek diatas , yaitu aspek

13
stabilitas dan aspek akurasi di gabungkan maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut
mantap dan dapat mengukur secara cermat dan tepat. Suatu alat ukur juga harus sedemikian rupa
sifatnya, sehingga error yang terjadi yaitu error pengukuran yang random sifatnya dapat di tolerir
(Nazir, 1988: 175).

2.2 Pengolahan Data

Pengolahan data (data processing) merupakan manipulasi data ke bentuk yang lebih
informatif atau berupa informasi. Informasi merupakan hasil dari kegiatan pengolahan suatu data
dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari suatu kegiatan atau suatu peristiwa. Sistem yang
melakukan tugas pengolahan data adalah system pengolahan data.

Pengelolaan Data adalah kegiatan atau operasi yang direncanakan guna untuk mencapai
tujuan. Dalam pengelolaan ini di dalamnya ada kegiatan yang di lakukan oleh pengelola data
guna untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama atau pun secara pribadi.dalam
pengelolaan itu melibatkan manusia sebagai pelaksana dan dapat menyimpan data yang ada dan
didapat dari informasi pengambilan keputusan, selain itu juga ada alat bantu mungkin berupa
computer yang yang ada di lapangan. Dengan alat bantu tersebut semua data-data yang ada dapat
diproses dan di jadikan sebuah informasi.

Dalam pandangan kita, sistem pengolahan data adalah sama dengan system akuntansi.
Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada mulanya computer hanya diterapkan
untuk tugas akuntansi dan, penggunaanya disebut pengolahan data elektronik atau EDP.

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data system informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas metode teknologis dan
manual.
Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
 System manual : Semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat penting
seperti pensil ,kertas dan lain-lain
 Electromechanical ; suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang pegawai
yang bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine).

A. Editing
Editing data adalah proses meneliti hasil survai untuk meneliti apakah ada response yang
tidak lengkap, tidak komplet atau membingungkan, dan apabila ada kasus seperti ini ada
beberapa cara untuk mengatasinya misalnya: Dengan cara mengembalikan ke survayor, apabila
survai lagi tidak mungkin dilakukan maka response yang tidak lengkap dapat diganti dengan
missing value atau ditulis tidak menjawab, Menyingkirkan hasil survay dengan jawaban yang
tidak lengkap (apabila jumlahnya kecil dan sampel yang diambil besar).

14
Dilakukan dengan cara meneliti kembali data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner.
Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul sudah cukup baik.
Pemeriksaan data atau editing dilakukan terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner
dengan memperhatikan hal-hal meliputi: kelengkapan pengisian jawaban, kejelasan tulisan,
kejelasan makna jawaban, serta kesesuaian antar jawaban. (Suplemen MPS1 Kuantitatif).

Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan,


konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut
memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah
konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini
diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga
dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data
yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil
analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan
digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap sehingga dapat
digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut.

B. Coding
Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/ bilangan. Misalnya untuk variabel pekerjaan dilakukan koding 1 = Pegawai Negeri, 2 =
Wiraswasta, 3 = Pegawai Swasta dan 4 = Pensiunan. Jenis kelamin: 1 = Pria dan 2 = Wanita,
dsb. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga
mempercepat pada saat entry data. Entry data, adalah transfer coding data dari kuisioner ke
software. Pengkodean data dilakukan untuk memberikan kode yang spesifik pada respon
jawaban responden untuk memudahkan proses pencatatan data.

Pemberian kode pada data adalah menterjemahkan data kedalam kode-kode yang
biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana
penyimpanan, misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam
bentuk angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan
mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana
analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalis.

C. Klasifikasi

Yaitu proses memisahkan data data ke dalam berbagai kategori. Klasifikasi biasanya
dikerjakan lebih dari satu cara. Contoh, sekumpulan daftar pertanyaan mahasiswa bisa
diklasifikasikan sesuai jenis kelamin mahasiswa, atau sesuai tahun masuk mahasiswa.

Klasifikasi data berdasarkan sumber data :


 Data internal
adalah sebuah data asli yang menguraikan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara
internal, data ini dihasilkan melalui penelitian sendiri, bukan data hasil dari orang lain.
Contohnya adalah data penjualan, data stok gudang, data pegawai, dan sebagainya.

15
 Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menguraikan situasi dan kondisi yang berada di luar
organisasi, biasanya data ini didapat dari hasil penelitian orang lain. Misalnya adalah data tingkat
prefensi pelanggan, data konsumen dalam penggunaan suatu produk, dan
sebagainya. Data eksternal memiliki 2 (dua) jenis, yaitu:

a. Data ekternal primer : Data yang berupa ucapan kata atau tulisan dari orang yang
memiliki data itu sendiri
b. Data Eksternal Sekunder : data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan
penelitian.

Klasifikasi Data Berdasarkan Cara Memperolehnya :


 Data primer
data yang diambil atau dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian oleh seorang
peneliti maupun organisasi. Contoh: Data kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di PLN,
yang mana data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ataupun wawancara
secara langsung.

 Data Sekunder
data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian, namun sudah
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersial maupun non
komersial.
Contoh: data jumlah warga di desa, data APBN (data sekunder biasanya menggunakan data
statistik baik dari hasil riset surat kabar ataupun media lainnya).

Klasifikasi Data Berdasarkan Waktu Pengumpulan :

 Data Cross Section : merupakan data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
 Data Time Series/Berkala : data yang menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis.

Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Data

 Data kuantitatif : data yang berupa angka-angka. Contohnya adalah jumlah pengguna
media sosial di Indonesia, data jumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama, dan lain
sebagainya.
 Data kualitatif : data yang berupa kata-kata yang mengandung sebuah makna. Misalnya
adalah tanggapan masyarakat terhadap penggunaan plastik, juga mengenai tanggapan para
ahli terhadap pengidap kanker, dan sebagainya.

Klasifikasi Data Berdasarkan Sifat Data

 Data diskrit : data yang nilainya adalah bilangan asli, bukan berupa pecahan angka.
 Data kontinyu : data yang nilainya ada pada interval tertentu atau berada pada nilai yang
satu ke nilai lainnya, nilainya bisa berupa pecahan.

16
D. Saving

Saving merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jarak, rute, waktu atau
ongkos dalam pelaksanaan pengiriman barang dari perusahaan kepada konsumen. Metode ini
bertujuan agar pengiriman barang yang sesuai pesanan konsumen dapat dilakukan dengan cara
yang efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu
pengiriman (Istantiningrum, 2010).

E. Tabulating

Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu.


Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang
diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang.

2.3 Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan
yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca. Penyajian data juga
dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk
selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain-lain.

Tujuan Penyajian Data


- Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil
penelitian atau observasi
- Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti
- Memudahkan dalam membuat analisis data
- Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.

Cara penyajian data ada tiga macam, yaitu :


 Tulisan/Narasi, yaitu penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat.
 Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori. Misalnya
berat badan menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan, jumlah
penjualan menurut jenis barang dan daerah penjualan, dll.
 Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupa
angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel yang telah
dibuat.

17
A. Tulisan/Narasi
Penyajian secara teks adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat.
Misalnya, penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan
dengan penduduk pedesaan pedalaman. Peyajian data dalam bentuk teks merupakan gambaran
umum tentang kesimpulan tentang hasil pengamatan. Dalam bidang kesehatan, penyajian dalam
bentuk teks hanya digunakan untuk member informasi.

Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi
dan lain-lain, dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif, misalnya, untuk
mengetahui persepsi masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau penerimaan,
pendapat serta kepercayaan masyarakat terhadap suatu program pemerintah atau program
pelayanan kesehatan pada masyarakat atau keberadaan petugas kesehatan yang terdapat
didaerah.

B. Tabel

Ada berbagai bentuk tabel yang dikenal, yaitu :

1. Tabel satu arah (one way table) Yaitu tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal
atau satu karakteristik saja. Misalnya data indeks prestasi dari 10 mahasiswa.

2. Tabel dua arah (two way table) Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua
karakteristik yang berbeda. Misalnya data indeks prestasi mahasiswa yang dipengaruhi
oleh partisipasi didalam kelas.

3. Tabel tiga arah (three way table) Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau
tiga karakteristik yang berbeda. Misalnya data indeks prestasi dan partisipasi didalam
kelas yang dipengaruhi oleh status social.

C. Grafik/Diagram

Grafik data disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk gambar-
gambar. Grafik data biasanya berasal dari tabel dan grafik biasanya dibuat bersama-sama, yaitu
tabel dilengkapi dengan grafik. Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual
dari data bersangkutan. Dengan grafik dapat memberikan informasi dengan cepat yang
dikandung dari sekelompok data dalam bentuk yang ringkas.

18
Diagram biasanya lebih menarik dibandingkan penyajian data dengan menggunakan tabel. Hal
ini bisa dimungkinkan karena dengan diagram kita bisa ditambahkan manipulasi warna. Grafik
data dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

1. Grafik Garis ( Line Chart )

Adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang menghubungkan titik-
titik pada bidang bilangan. Pada grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan.
Pada garis horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap, seperti
tahun dan ukuran-ukuran. Pada garis tegak (sumbu-Y) ditempatkan bilangan-bilangan yang
sifatnya berubah-ubah. Contohnya tentang perkembangan volume jumlah kendaraan yang
melintasi jalan A dalam kurun waktu pukul 0.00 s/d 19.12.

2. Grafik Batangan ( Bar Chart )

Adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan
skala atau ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling
menempel atau melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang
berdekatan harus sama. Ada berbagai bentuk, yaitu : Grafik batangan tunggal (single bar
chart), Yaitu grafik yang terdiri dari satu batangan untuk menggambarkan perkembangan
(trend) dari suatu karakteristik. Grafik batangan berganda (multiple bar chart), Yaitu grafik
yang terdiri dari beberapa garis untuk menggambarkan beberapa hal/kejadian sekaligus.

19
3. Grafik Lingkaran ( Pie Chart )

Yaitu grafik yang menggambarkan perbandingan nilai-nilai dari suatu karakteristik. Untuk
mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan
dalam bentuk diagram lingkaran. Grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi
juring-juring sesuai dengan data tersebut. Bagian-bagian dari keseluruhan data tersebut
dinyatakan dalam persen atau derajat.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat
penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya.
Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen
Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Bentuk pengolahan terhadap data untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil
yang diinginkan agar dapat digunakan. Pengolahan data system informasi dalam organisasi
biasanya terdiri atas metode teknologis dan manual.
Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang
berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah
dibaca maka dilakukan penyajian data atau penyusunan data.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat tabel atau daftar
dan grafik atau diagram.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Saya sadar makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya. Saya minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data

https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data

https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html

http://fatkhan.web.id/pengertian-populasi-sampel-jenis-sampling-dan-teknik-sampling/

https://yuvalianda.com/populasi-dan-sampel/

https://bukudaring.com/pengertian-populasi-dan-sampel/

https://penelitianilmiah.com/metode-pengumpulan-data/

https://research-methodology.net/research-methods/quantitative-research/

Soehartono, Irawan, 1995. Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta.

Sukandarrumidi, 2012. Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,


Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Yusuf, Muri, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan; Jakarta
Kencana.

22

Anda mungkin juga menyukai