Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN UPAYA KESEHATAN“

Dosen Pengampu :
Novia Zulfa Hanum, SKM, M.KM

OLEH KELOMPOK 3 :
Muthia Azzahra 2010070160001
Muhammad Hanif 2010070160003
Yolanda Putri Wulandani 2010070160007
Annisa Salsabila 2010070160019
Litfi Hudayah 2010070160022

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengawasan dan
Pengendalian Upaya Kesehatan.
Makalah Pengawasan dan Pengendalian Upaya Kesehatan ini disusun guna
memenuhi tugas ibu Novia Zulfa Hanum, SKM, M.KM selaku dosen mata kuliah
Manajemen Pelayanan Kesehatan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat). Penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis. Penulis juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

2 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengawasan .......................................................................................................... 3
2.2 Prinsip-Prinsip Pengawasan ................................................................................... 5
2.3 Pengendalian......................................................................................................... 5
2.4 Asas-Asas Pengendalian ......................................................................................... 6
2.5 Proses-Proses Pengendalian................................................................................... 7
2.6 Pengawasan dan Pengendalian Puskesmas ............................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui paradigma sehat,
pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas lebih difokuskan pada
upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, Program pelayanan kesehatan
masyarakat di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen),
tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga program pelayanan kesehatan yang
dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan
holistik). Rumah sakit dan puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan
yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan
(2) pelayanan administrasi.
Peran pemimpin dalam pengawasan di suatu organisasi dan program pelayan
kesehatan masyarakat sangat penting demi mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dimana pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan/manager untuk mengetahui bahwa pelaksanaan/hasil kerja
sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan akan ditanggulangi. Pengawasan juga dimaksudkan
untuk mengetahui dan menunjukkan kelemahan-kelemahan yang ada, agar dapat
diperbaiki bahkan dalam rangka meningkatkan pelayanan program kesehatan
masyarakat.
Program pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Program
pelayanan yang dilakukan di rumah sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan
rawat inap, sedangkan di pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah
pertolongan pertama) dan rawat jalan. Dengan bergesernya orientasi pembangunan

1
kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi
dan strategi dalam melakukan program pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi
merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi
perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila suatu program tidak memiliki visi
maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai
suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi
yang telah ditetapkan. Manajemen yang diterapkan di bidang kesehatan, juga
mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ;
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan
(actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).

1.2 Rumusan Masalah


Yang terkait dengan makalah ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan pengawasan?
b. Apa saja prinsip-prinsip pengawasan?
c. Apa yang dimaksud dengan pengendalian?
d. Apa saja asas-asas pengendalian?
e. Bagaimana proses-proses pengendalian?
f. Bagaimana pengawasan dan pengendalian pada puskesmas?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang pengawasan
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengawasan
c. Untuk mengetahui tentang pengendalian
d. Untuk mengetahui asas-asas pengendalian
e. Untuk mengetahui proses-proses pengendalian
f. Untuk mengetahui tentang pengawasan dan pengendalian pada
puskesmas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengawasan
Kegiatan pelayanan kesehatan harus terus di awasi pelaksanaannya agar
mencapai target yang telah ditetapkan.Pengawasan dibedakan atas 2 macam, yakni
pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dilakukan
secara melekat oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh
masyarakat, Dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah
terkait.Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan.
Pengawasan di Puskesmas adalah salah satu fungsi manajemen Puskesmas.
Personil Puskesmas yang memiliki tugas,wewenang dan menjalankan
pelaksanaannya perlu dilakukanpengawasan agar berjalan sesuai dengan tujuan, visi
dan misi Puskesmas. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yangtidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh Hani
Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat
unsur esensial proses pengawasan,bahwa: “pengawasan adalah suatu usaha sistimatik
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan,
merancang sistim informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukurpenyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan
efsien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. “Dengan demikian, pengawasan
Puskesmas merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar
pelaksanaan kegiatan Puskesmas dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan Puskesmas tercapai. Apabila terjadipenyimpangan di
mana letak penyimpangan itu dan bagaimanapula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.

3
Berdasarkan pengalaman, proses pengawasan dilakukan melalui tahapan-
tahapan penetapan standar dan operasional prosedur pengawasan, penentuan domain
dan indikator pengawasan, pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata,pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-
penyimpangan, dan pengambilan tindakan perbaikan, bila diperlukan. Dalam
melaksanakan pengawasan di Puskesmas, ada beberapa prinsip dasar yang harus
dipahami, antara lain:
a. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan Puskesmas harus dimengerti oleh
staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas
pelayanan yang harus diselesaikan oleh staf.
b. Fungsi pengawasan harus dipahami pimpinan Puskesmas sebagai suatu
kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan Puskesmas.
c. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf
akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan
reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.

Bila fungsi pengawasan dilaksanakan dengan tepat,organisasi akan


memperoleh manfaat berupa:
a. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh staf, apakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja.
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan,dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.

4
2.2 Prinsip-Prinsip Pengawasan
a. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang
harus diselesaikan oleh staf.
b. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang
sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
c. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf
akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan
reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.

2.3 Pengendalian
Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak
menyimpang dari tujuan kegiatan.Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah
berorientasi pada strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian
diri(self-control), berorientasi secara waktu, bersifat positif, setara dan objektif,
fleksibel.
Ada beberapa tipe pengendalian. Tipe pengendalian awal (preliminary),
kadang-kadang disebut kendali feed forrward,merupakan pengendalian yang
dilakukan sebelum suatu kegiatan dimulai. Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang
tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya. Tipe
pengendalian saat kegiatan berlangsung (concurrent) berfokus pada hal-hal yang
terjadi selama kegiatan berlangsung. Kadang-kadang disebut kendali
steering,merupakan pengendalian operasional dan aktivitas yang sedang berjalan
untuk menjamin sesuatu yang sedang dikerjakan sudah tepat. tipe pengendalian akhir
(post-action), kadang-kadang disebut kendali feedback , merupakan pengendalian
yang dilaksanakan setelah suatu kegiatan dilaksanakan yang berfokus pada hasil
akhir.
Manajer memiliki dua pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian.
Mereka dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal)
atas tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan
langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.

5
Pengendalian internal menghasilkan individu yangtermotivasi untuk melatih
pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian
diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki kinerja yang jelas dengan
dukungan sumberdaya yang tepat. Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi
personal dan penggunaan sistim administrasi formal antara lain sistim penilaian
kinerja,sistim kompensasi dan keuntungan, sistim disiplin kepegawaian,dan
manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives).

2.4 Asas-Asas Pengendalian


Harold Koontz dan Cyirl O’Donnel mengemukakan asas-asas pengendalian
yaitu:
1) Asas Tercapainya Tujuan
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan
mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpanganpenyimpangan dari
rencana
2) Asas Efisiensi Pengendalian
Pengendalian itu efisien,jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana,
sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang di luar dugaan.
3) Asas Tanggung Jawab Pengendalian
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika jika manajer bertanggung jawab
terhadap pelaksanan rencana.
4) Asas Pengendalian terhadap Masa depan
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang
maupun masa yang akan datang.
5) Asas Pengendalian Langsung
Teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusakan adanya manajer
bawahan yang berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan oleh manajer, atas
dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk
menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah
mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik.
6) Asas Refleksi Rencana
Pengendalian harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan
karakter dan susunan rencana.
7) Asas Penyesuaian dengan Organisasi

6
Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer
dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan
demikian pengendalian yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya
wewenang manajer sehingga mencerminkan struktur organisasi.
8) Asas Pengendalian Individual
Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan
manajer. Teknik pengendalain harus ditujukan terhadap kebutuhan-kebutuhan
akan informasi setiap manajer.
9) Asas Standar
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang
akan dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanan dan tujuan yang akan
dicapai.
10) Asas Pengendalian Terhadap Strategis
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
11) Asas kekecualian
Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan
terhadap faktor kekecualian.
12) Asas Pengendalian Fleksibel
Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.
13) Asas Peninjauan Kembali
Sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan
berguna untuk mencapai tujuan.
14) Asas Tindakan
Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan directing.

2.5 Proses-Proses Pengendalian


Sebelum mengetahui bagaimana proses-proses pengendalian, maka harus
dipahami terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari pengawasan dan pengendalian
(wasdal). Adapun tujuannya adalah:
1) Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
2) Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
3) Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
4) Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas
organisasi
5) Meningkatkan kelancaran operasi organisasi

7
6) Meningkatkan kinerja organisasi
7) Memberikan opini atas kinerja organisasi
8) Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah
pencapaian kerja yang ada
9) Menciptakan terwujudnya pemerintahan yang bersih

Sedangkan manfaat wasdal adalah untuk meningkatkan akuntabilitas dan


keterbukaan. Wasdal pada dasarnya menekankan langkah-langkah pembenahan
atau koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau penyimpangan antara
pelaksanaan dengan perencanaannya
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkh
berikut:
a) Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengendalian adalah penetapan standar
pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran
yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.
Standar adalah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan.
Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif. Standar
pelaksanaan (standard performance) adalah suatu pernyataan mengenai
kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara
memuaskan.
Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut
kriteria: ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang
umum adalah:
 Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah
langganan, atau kualitas produk.
 Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,
pendapatan penjualan, dan lain-lain.
 Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas
waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
b) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam
pengendalian adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara
tepat.
c) Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang

8
dan terus-menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan (lisan dan
tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan sampel.
d) Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan
pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar
yang telah ditetapkan.
e) Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini
harus diambil. Tindakan koreksi mungkin berupa:
 Mengubah standar mulu-mulu (barangkali terlalu tinggi atau
terlalu rendah)
 Mengubah pengukuran pelaksanaan
 Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan
penyimpangan-penyimpangan

Adapun bagan proses pengendalian dapat digambarkan sebagai


berikut:
1. Penetapan standar pelaksanaan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4. Pembandingan dengan standar pelaksanaan
5. Pengambilan tindakan koreksi bila perlu

2.6 Pengawasan dan Pengendalian Puskesmas


Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua yaitu pengawasan internal
dan eksternal. Pengawasan internal adalahpengawasan yang dilakukan oleh
Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap
penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal
dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan
kabupaten/kota, institusi lain selain dinas kesehatan kabupaten/kota, dan/atau
masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif,sumber daya,
pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan.Apabila ditemukan adanya
ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun

9
berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuaidengan ketentuan
yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan
secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan (corrective
action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus.
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan
Kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan,apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja, apakahsumber daya telah ada dan
digunakan sesuai dengan yangtelah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b) Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah
sedini mungkin.
c) Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaanpelayanan kesehatan
sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
d) Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait,
baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
e) Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
f) Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan
dari waktu ke waktu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengawasan dan Pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila
diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau
kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dalam
sebuah program. Hal ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap
konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi.
Controlling berperan juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan
kebijakan yang esensial.Pengendalian terbaik dalam program kesehatan masyarakat
adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian
diri (self-control), berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan
objektif, fleksibel.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muninjaya, A.A. Gde, 2004. Manajemen Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran


EGC, Jakarta
https://www.academia.edu/31917338/MANAJEMEN_PUSKESMAS_docx
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan,
Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Noerdin, Zoelkarnaen (2001). Rancangan Sistem Pengawasan dan Pengendalian
Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Dalam Pelaksanaan Desentralisasi
Program Kesehatan Tingkat Kecamatan/Puskesmas Studi Kasus di Kabupaten
Musi Rawas (tesis) FKMUI, Yakarta
Usman, Husaini Usman. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai