Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN


ATAU SUPERVISI”

Dosen Pengampuh :
Ns.Heyni Fitjeh Kereh,M.M.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Sucipto Moito 22 2100 61
Putu Balma Zaragoza 22 2100 52
Putu Astrid Angelia 22 2100 51
Andin Putri 22 2100 06
Putri Lamalo 22 2100 50
Glorya Umboh 22 2100 26
Ribka Tariuntung 20 1900 49

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
ATAU SUPERVISI”
Makalah pengawasan dalam manajemen keperawatan atau supervisi disusun guna
memenuhi tugas dosen Ns.Heyni.F.Kereh,S.Kep.,M.M.,M.Kep pada mata kuliah
manajemen keperawatan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang supervisior dalam bidang
keperawatan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini. Semakin produktif dan kritis dalam hal
yang kami tempuh. Sekian, terimakasih.

Manado, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……………i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..…………………………..……………………3
2.1 Pengertian Supervisi…………………………………………………..3
2.2 Tujuan Kegiatan Supervisi……………………………………………4
2.3 Proses Supervisi………………………………………………………5
2.4 Komponen Model Supervisi Klinis………………………………….5
2.5 Prinsip-prinsip Supervisi Klinis……………………………………...6
2.6 Model Supervisi……………………………………………………...7
2.7 Teknik Supervisi Dalam Keperawatan……………………………...8
2.8 Penerapan Supervisi Keperawatan Pada Metode Asuhan Keperawatan
Profesional…………………………………………………………….9
2.9 Format Laporan Supervisi Keperawatan……………………………12
BAB III PENUTUP……………………………………..………………………24
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..24
3.2 Saran………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Supervisi mencakup semua kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian integral
dari supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan, pembagian tugas,
pemberian arahan, pengamatan, penilaian, pembimbing, dan pendidikan kerja.
Supervisi keperawatan menyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan
seperti yang seharusnya. Hal ini dimulai dengan memberikan laporan tentang
setiap pasien kepada para staf perawat (Suarli & Yayan, 2008). Supervisi
keperawatan merupakan proses pengawasan dan aktivitas interaksi serta
komunakasi antara supervisor yang dalam hal ini merupakan kepala ruang
dengan perawat pelaksana yang menjadi bawahannya, dengan tetap
memberikan bimbingan, dukungan, bantuan dan kepercayaan sehingga tetap
dilakukan kinerja yang baik serta memberikan pelayanan yang bermutu
kepada pasien yang dilakukan oleh perawat (Suyanto, 2008). Tujuan
pelaksanaan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada perawat agar personil tersebut mampu meningkatkan
kualitas kinerjanya. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan kinerja
perawat dalam perannya sebagai pelayanan asuhan keperawatan sehingga
berhasil membantu pasien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
(Simamora, 2012)
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk memberikan pengawasan atau
supervisi sehingga kepala ruangan bertindak sebagai supervisor, yaitu: kepala
ruangan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi terhadap jalannya
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di ruang perawatan yang
dipimpinnya, pengawas perawatan atau kepala ruang ini juga bertanggung
jawab baik langsung maupun tidak langsung untuk memberikan pengawasan
terhadap pelayanan perawatan secara baik dan penuh dengan rasa tanggung
jawab (Suyanto, 2008).
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat antara lain meningkatkan efektifitas kerja dan meningkatkan efisiensi
kerja. Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan
telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Sesungguhnya tujuan pokok dari
supervisi adalah menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan lebih efisien,
sehingga tujuan dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli &Yayan, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang diatas, maka dirumuskan sebuah masalah yaitu apa
yang dimaksud pengawasan atau supervisi dalam manajemen keperawatan dan
bagaimana penerapannya di rumah sakit serta model dari supervisi manajemen
keperawatan
1.3 Tujuan Penulisan
a. TujuanUmum
Mahasiswa mengetahui tentang pengawasan atau supervisi dalam
manajemen keperawatan
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami pegawasan dalam manajemen keperawatan
atau supervisi dan dapat mempraktekkannya dalam praktek kerja lapangan
nantinya

1.4 Manfaat Penulisan


a. Menambah wawasan atau pengetahuan mahasiswa
b. Menambah bahan acuan dalam perkuliahan maupun pembelajaran
c. Menjadi bahan perbandingan dengan bahan ajar lain
d. Mengembangkan serta meningkatkan kreatifitas mahasiswa
e. Memenuhi tugas mata kuliah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Supervisi


Supervisi merupakan salah satu bagian dari fungsi pengarahan dan
pengawasan dalam manajemen.supervise mempunyai peran penting untuk
mencapai tujuan organisasi. Pengertian yang jelas tentang supervise terus
mengalami perkembangan. Supervise berasal dari “supervision”. Super
artinya hebat,istimewa. Sedangkan vision yang artinya melihat sesuatu,
melihat kerja orang lain (Mulianto, cahyadi, widjayakusuma, 2006).
Supervise klinis artinya melihat atau mengamati seseorang dalam
melaksanakan kegiatan. Kegiatan supervise biasanya dilakikan perawat
supervisior yang berperan langsung mengamati kegiatan perawat dan
mengontrol perawat dalam melakukan pekerjaanya (Lynch, 2008).
Supervise klinis adalah proses formal konsultasi antara dua professional atau
lebih yang fokusnya untuk memberikan dukungan pada orang yang
disupervisi untuk meningkatkan kesadaran diri, mengembangkan dan
meningkatkan lingkungan professional (Hancox & Lynch,2002).
Supervise klinis menurut Royal College of Nursing London (2005) adalah
proses formal professional dalam memberikan dukungan dan pembelajaran
pada praktisi individu untukmeningkatkan pengetahuan dan kompetensi,
sebagai respon untuk praktik dan melindungi konsumen dan keselamatan
pada peraatan klinik dalam situasi yang kompleks.
Supervise klinis adalah suatu pemberian dukungan untuk praktisi professional
yang dilakukan dengan berbagai pengalaman klinik, organisasi,
pengembangan dan pengalaman emosional dengan profesi lain dalam
lingkungan untuk merubah pengetahuan dan keterampilan. Di dalam proses
ini belajar untuk merubah pengetahuan dan keterampilan. Di dalam proses ini
belajar untuk meningkatkan tanggung jawab dan refleksi praktis.
Supervisi dalam keperawatan merupakan suatu proses untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran diri dan keterampilan professional perawat dalam
melaksanakan praktik keperawatan pada pasien sehingga mampu memerikan
asuhan keperawatan yang berkualiatas dan aman bagi masyarakat. Supervise
mencakup dimensi perilaku, pengetahuan dan kemampuan psikomotor
perawat juga membangun kesadaran diri perawat tentang perannya. Supervise
mencakup dimensi perilaku, pengetahuan, dan kemampuan psikomotor
perawat juga membangun kesadaran diri perawat tentang perannya. Supervise
bukan untuk mencari kesalahan seseorang tetapi untuk meningkatkan
kompetensi perawat agar tujuan organisasi tercapai.

2.2 Tujuan Kegiatan Supervisi


Tujuan kegiatan supervise adalah mengusahakan seoptimal mungkin kondisi
kerja yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja dam jumlah sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Supervise di
arahkan pada kegiatan, mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan
melatih, staf dan pelaksaan keperawatan, melatih staf dan pelaksana
keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya
untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti akan peran dan fungsinya
sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan staf dan pelaksanaan
keperawatan dan memberikan asuhan keperawatan (Arwani, 2005)
Tujuan supervise klinis menurut Royal college of Nursing London (2005)
adalah memperbaiki kualitas perawatan, manajemen risiko dan kinerja serta
meningkatkan tanggung jawab dan kinerja serta meningkatkan tanggung
jawab dan responsibilitas. Kegiatan supervise untuk mengawasi,
mengevaluasi kemampuan perawat dalam mencapai standar pelayanan
keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
pada klien. Dengan melakukan supervise maka superior dapat melakukan
prediksi risiko pelayanan keperawatan yang mungkin terjadi dan dapat
melakukan pengelolaan kinerja perawat. Supervise akan melatih perawat
pelaksana bertanggung jawab terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan
serta memberikan respon yang tanggap terhadappermasalahan yang terjadi.
2.3 Proses supervisi
Supervise akan meningkatkan kinerja perawat dengan melihat permasalahan
yang terjadi dan adanya penyelesaian masalah dari supervisor. Adapaun
tahahapan supervise meliputi identifikasi masalah, klarifikasi masalah,
memberikan respon temuan masalah, dan melakukan pencatatan hasil
supervise. Tahap identifikasi masalah, pada tahap ini supervior
mengidentifikasi pedoman supervise dan memprediksi hambatan yang
mungkin terjadi serta mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah yang
dapat diberikan (halpem & mCKimm, 2009). Tahap selanjutnta tahap
klarifikasih masalah, supervisor melakukan klarifikasih masalah dengan
megajukan pertanyaan terkait masalah yang ada, dan dilanjutkan dengan
tahap refleksi.Pada tahap ini supervisior dan staf di supervisi menentukan
tujuan suprvisi bersama-sama dan melakukan evaluasi dengan standar yang
ada (NCTA, 2006).
Tahap selanjutnya adalah memberikan respon terhadap temuan masalah yang
tidak sesuai standar dengan menentukan alternatif pemecahan masalah secara
bersama-sama antara supervisor dan staf yang disupervisi. Kemudian memilih
alternatif pemecahan masalah yang terbaik, selanjutnya tahap terakhir dalam
supervisi meliputi masalah yang ditemukan dan alternatif pmecahan masalah
(Halpem & Mckimm,2009). Hasil temuan supervise digunakan sebagai
laporan untuk melakukan pembinaan staf dan untuk memberikan umpan balik
kepada staf sehingga meningkatkan kinerja dan keterampilan staf yang di
supervise (Lynch et al, 2008).

2.4 Komponen model supervisi klinis


Komponen model supervise meliputi:
a. Administrasi atau managerial
Kadushin menggunakan supevisi administrasi untuk seleksi dan orientasi
pegawai, pengkajian kasus, pengawasan, evaluasi pegawai. Sedangkan
proctor menggunakan istilah normative atau managerial untuk promotif
dalam organisasi.
b. Pendidikan atau formatif
Pendidikan menurut kadushin merupakan aktivitas untuk mengembangkan
kemampuan professional perawat yang di supervise dengan mengajarkan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan kesadaran diri, sedangkan
menurut proctor, pendidikan dalam supervise untuk mengembangkan
keterampilan praktek perawat.
c. Dukungan atau restorative
Kadushin menggunakan supervise dukungan untuk membantu pegawai
menyelesaikan pekerjaanya yang berhubungan dengan sress, menormalkan
hubungan pegawai, pemberian penguatan dan melakukan diskusi untuk
pengambilan keputusan yang sulit, komponen ketiga menurut proctor
adalah restorasi yang mempunyai pengertian pemberian dukungan untuk
membantu praktisi perawat untuk memanegemen stress emosional dalam
melaksanakan praktek keperawatan

2.5 Prinsip-prinsip supervisi klinis


Seoarang manager keperawatan harus mengetahui dasar dan prinsip-prinsip
supervise supaya dapat melakukan kegiatan supervise secara benar. Prinsip-
prinsip supervise menurut Arwani (2005) tersebut antara lain:
a. Supervise di dasarkan hubungan professional, bukan hubungan pribadi.
b. Kegiatan supervise harus di rencanakan secara matang
c. Supervise bersifat mendidik
d. Memberikan perasaan aman bagi perawat pelaksana
e. Menciptakan suasana kerja yang kondisif dan demokratis.
f. Supervise dilakukan secara obyektif
g. Mampu meningkatkan terjadinya penilaian diri
h. Bersifat progresif, inovatif dan fleksibel
i. Supervise dapat membantu pengembangan potensi perawat pelaksana
j. Supervise bersifat membangun dan kreatif dalam mengembangkan diri
sesuai
k. kebutuhan
l. Supervise harus dapat meningkatkan kinerja bawaha dalam upaya
meningkatan kualaitas asuhan keperawatan.
Kegiatan supervise akan terjadi hubungan interpersonal antara orang yang
melihat supervisi. Seorang manager keperawatan harus mampu menempatkan
diri seara professional, hubungan yang lebih kea rah pribadi harus dihindari
seorang manager karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan, bahkan
kadang-kadang akan menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuan
organisasi (Arwani, 2005).
Komunikasi merupakan salah satu factor yang sangat menentukan dalam
melakukan kegiatan supervise. Seorang manager harus menguasai
ketrampilan dalam berkomunikasi agar kegiatan supervise bisa dipahami oleh
perawat pelaksana dan tidak menimbulkan konflik, sehingga proses
demokrasi dapat tercapai (Marquis, 2006).
Prinsip supervisi klinis menurut (Camh 2008) meliputi:
a. Meningkatkan kualitas sehingga tujuan organisasi dapat tercapai ,
Supervise klinis merupakan budaya baru untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga tujuan organisasi akan tercapai.
b. Meningkatkan proses pemyembuhan pada pasien, Salah satu tujuan dari
supervisi klinis adalah meningkatkan kesembuhan pada klien.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab, Supervisor bertanggung jawab untuk
memberikan dukungan dan pendidikan, Supervisor klinis dan staf perawat
yang di supervise bertanggung jawab pada kesempatan klien.
d. Meningkatkan pengetahuan khusus, ketrampilan dam mampu
mangampikasikan dalam praktek.
e. Meningkatkan pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme.

2.6 Model supervisi


Metode pelaksana supervise klinis menurut center of addition and mental
health, 2008 antara lain:
a. Demonstrasi
Supervisior mengadakan pertemuan dengan perawat yang di supervisi dan
mendiskusikan tentang keterampilan yang harus dipelajari lagi oleh staf
perawat. Supervisior bersama perawat yang disupervisi melakukan
wawancara bersama-sama ke pasien.Supervisior memberikan kesempatan
pada perawat yang di supervisi untuk membandingkan hasil wawancara
dengan wawancara supervisior.
b. Ko-terapi/ refleksi
Supervisior berada dalam ruangan dengan klien, sedangkan perawat yang
di supervise di luar ruangan mengamati dari luar
c. Bermain peran
Supervisor dan perawat yang di supervise mengadakan roleplay. Perawat
yang disupervisi berperan sebagai pasien sedangkan supervisor sebagai
perawat. Dengan melakukan bermain peran maka perawa yang di
supervisi akan mendapat gambaran yang jelas tentang cara melakukan
supervise pada klien.
d. Audio atau video
Supervisior menggunakan alat bantu tape atau video untuk memberikan
ganbaran yang jelas tentang suatu keterampilan tertentu. Sedangkan
perawat yang di supervisi mengamati atau mendengarkan dengan
seksama.Kemudian mendiskusikan dengan supervisor.

2.7 Teknik supervise dalam keperawatan


Supervise dalam keperawatan memerlukan think khusus dan bersifat klinis.
Swansburg (2000), supervise dalam keperawatan mencakup hal-hal di bawah:
a. Proses supervise
Proses supervise dalam keperawatan meliputi tiga elemen:
 Standar praktek keperawatan sebagai acuan
 Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding
unrtuk pencapaian/kesenjangan dan tindak lanjut
 Upaya mempertahankan kualitas atau memperbaiki.
b. Area supervise
Area supervise keperawatan meliputi:
 Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan dilaksanakan
 Keterampilan yang dilakukan sesuai standar
 Sikap serta penghargaan terhadap pekerjaan
Sedangkan menurut Arwani (2005), supervise dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
a. Secara langsung
Supervise dengan cara langsung dilakukan pada saat perawat pelaksana
melakukan kegiatan yang sedang berlangsung saat itu . supervisor dapat
terlihat langsunng dalam kegiatan yang dilakukan perawat pelaksana
sehingga dapat memberikan pengarrahan dan petunjuk yang tidak
dirasakan oleh perawat pelaksana sebagai suatu perintah. Umpan
langsung diberikan oleh supervisor kepada bawan tanpa dirasakan
sebagaai beban oleh perawat pelaksana.
b. Tidak langsung
Supervise secara tidak langsung dilakukan melalui laporan baik tertulis
atau tidak tertulis. Hal ini memungkinkan terjadinya salah pengertian dan
salah perepsi karena supervisor tidak melihat kejadian secara langsung
kegiatan yang dilakukan perawat pelaksana.

2.8 Penerapan Supervisi Keperawatan Pada Metode Asuhan Keperawatan


Profesional
Menurut Nursalam (2015), didalam penerapan supervisi keperawatan
dengan metode asuhan keperawatan profesional, kita perlu mengetahui
pengertian,tujuan, prinsip, pelaksana, alur supervisi,langkah supervisi,peran
supervisor dan fungsi supervisi keperawatan, teknik supervisi, dan peran
kepala ruangan, PP, dan PA dalam metode ini. Untuk pengertian, tujuan,
prinsip dan pelaksana sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya makalah
ini.
1) Langkah Supervisi
a) Prasupervisi
 Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
 Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai
b) Pelaksanaan Supervisi
 Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan
 Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan
pemibinaan
 Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
 Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder : Supervisor mengklarifikasi
permasalahan yang ada dan supervisor melakukan tanya jawab
dengan perawat
c) Pasca Supervisi
 Supervisor melakukan penilaian supervisi
 Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi ( Sesuai hasil
laporan supervisi )
 Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan

2) Peran Supervisor dan Fungsi supervisi keperawatan


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahanan
keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya
yang tersedia.
a. Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggungjawab supervisor adalah sebagai berikut :
 Menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan
 Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan
 Mengembangkan peraturan dan prosedir yang mengatur
pelayanan keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain
yang terkait
b. Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu
perencanaan dan pengembangan. Supervisor berperan dalam hal
berikut :
 Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan yang tersedia dan mengembangkan tujuan unit yang
dapat dicapai sesuai tujuan rumah sakit
 Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan
 Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola

3) Teknik Supervisi
a. Proses supervisi keperawatan
b. Area Supervisi
c. Cara supervisi

4) Peran Kepala Ruangan, PP, dan PA dalam MAKP


a. Peran kepala ruangan
 Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
 Mengorientasi dan merencanakan karyawan baru
 Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan kepada PP
 Evaluasi kerja
 Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf
b. Peran perawat/ners primer (PP)
 Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komperhensif
 Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan
 Melaksanakan rencana yang telah dibuat
 Mengkomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain atau perawat
 Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan
 Menyiapkan rujukan kepada tim pelayanan kesehatan terkait
 Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
c. Peran perawat/ners associate (PA)
Peran PA adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang telah disusun oleh PP
2.9 Format Laporan Supervisi Keperawatan

FORMAT SUPERVISI KEEPRAWATAN

Hari/ Tanggal :
Tempat :
Supervisie : 1. Kepala Ruangan
………………….
2. Kepala Ruangan
…………………. 3. Kepala
Ruangan ………………….
4. Kepala Ruangan
………………….
Supervisor :

TEMUAN SUPERVISI

A. Perencanaan
N KEGIATAN DIKERJAKA BUKTI FISIK
O N
Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Program kerja Kepala Ruangan

2. Standar kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah


dan kualifikasi
3. Standar kebutuhan logistik keperawatan dari segi jumlah
dan kualifikasi

B. Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN DIKERJAKAN BUKTI FISIK

Ada Tidak ada Ada Tidak ada

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan


pelayanan di ruang rawat, bekerjasama dengan petugas
lain (ketua tim, logistik, petugas MR, kebersihan,
farmasi, gizi, dll) setiap hari kerja
2. Menyusun jadwal/ daftar dinas sesuai dengan peraturan
yang berlaku (setiap minggu)
3. Melakukan orientasi kepada tenaga baru dan magang
sesuai dengan program yang telah ditetapkan (adanya
dokumen absensi dan materi)
4. Melakukan orientasi kepada siswa/ mahasiswa
keperawatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan
(adanya dokumen absensi dan materi)
5. Melakukan orientasi kepada pasien dan keluarga meliputi
: peraturan rumah sakit, tata tertib rumah sakit, kegiatan
rutin, fasilitas yang ada dan denah ruangan (adanya
dokumen, protap dan denah ruangan)
6. Membimbing tenaga keperawatan melaksanakan askep
sesuai dengan standar (minimal 2x1 minggu)
7. Melaksanakan pertemuan berkala dengan staf (minimal 1x
seminggu) dan bila diperlukan
8. Memberi kesempatan/ izin kepada staf mengikuti kegiatan
ilmiah/ penataran berkoordinasi dengan PP/ Ka. Instalasi
dan Kabid Keperawatan (dokumentasi permintaan izin)

9. Mengupayakan pengadaan peralatan/ logistik


keperawatan/ obat emergensi berdasarkan ketentuan
rumah sakit
10. Mengkoordinir pemeliharaan alat agar selalu siap pakai
(setiap hari)
11. Mendampingi visite dokter dan mencatat tindakan
kolaboratif (setiap hari)
12. Mengelompokkan pasien berdasarkan tingkat
kegawatan, infeksi/ non infeksi dan kategori penyakit
(setiap hari)
13. Mengendalikan kualitas pencatatan askep dengan
mencantumkan paraf pada dokumen askep dan BCP
(setiap hari)
14. Memberi motivasi petugas kebersihan (setiap hari)
15. Meneliti pengisian formulir sensus harian, pengisian
status pasien pulang (setiap hari)
16. Meneliti, memeriksa permintaan makanan pasien pasien
sesuai diit (setiap hari)
17. Mengkoordinir penyimpanan dan pengembalian status
pasien (setiap hari)
18. Membuat laporan pelaksanaan askep (setiap hari)
19. Mengkoordinir pelaksanaan bimbingan siswa/
mahasiswa keperawatan
20. Mengkoordinir penyuluhan kesehatan pada pasien/
keluarga secara individual dan kelompok (setiap hari)
21. Melaksanakan serah terima pasien dan lain – lain diiringi
staf pergantian dinas disertai dengan dokumentasi

C. Fungsi Pengawasan
NO KEGIATAN DIKERJAKAN BUKTI FISIK
Ada Tidak ada Ada Tidak ada
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan askep


(minimal 1x seminggu)
2. Mengawasi dan menilai pencapaian pencapaian
objektif siswa/ mahasiswa (1x seminggu)
3. Melakukan penilaian kinerja tenaga kepegawaian
(setiap hari)
4. Mengawasi dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan dan peralatan (setiap hari)
5. Mengawasi dan menilai mutu askep melalui tim
pengendalian mutu (GKM, infeksi nosokomial, angka
kematian ibu, angka kematian bayi, dekubitus, dll)
6. Memberi sanksi dan reward kepada tenaga
keperawatan bila diperlukan
Saran dan tindak lanjut :

Supervisie/ objek
Kepala Ruangan 1 Kepala Ruangan 2 Kepala Ruangan 3 Kepala Ru

(…………………..…..) (…………………..…..) (…………………..…..) (…………


NIP NIP NIP NIP
Ditelaah oleh :

Kabid Keperawatan
FORMAT SUPERVISI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal :
Tempat :
Supervisie : 1. Pengawas Perawatan
………………….
2. Pengawas Perawatan
…………………. 3. Pengawas
Perawatan ………………….
4. Pengawas Perawatan
………………….
Supervisor :

TEMUAN SUPERVISI

A. Perencanaan
NO KEGIATAN DIKERJAKAN BUKTI FISIK

Ada Tidak ada Ada Tidak ada

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan

2. Program kerja pengawas perawatan

3. Standar kebutuhan tenaga keperawatan dari segi


jumlah dan kualifikasi
4. Standar kebutuhan logistik keperawatan dari segi
jumlah dan kualifikasi alat
5. Program pengembangan tenaga keperawatan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan di instalasi
6. Program orientasi :
a. Tenaga baru
b. Siswa/ mahasiswa keperawatan
c. Tenaga keperawatan yang magang
7. Program bimbingan siswa/ mahasiswa keperawatan
semester ganjil/ genap
8. Program pertemuan berkala di instalasi perawatan

9. Program mutasi di instalasi perawatan


B. Pergerakan dan Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN DIKERJAKAN BUKTI FISIK
Ada Tidak ada Ada Tidak ada

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Bimbingan pada karu dan staf dalam pelaksanaan


askep (minimal 1x seminggu)
2. Bimbingan pada karu dan staf dalam pelaksanaan
pendokumentasian askep (minimal 1x seminggu)
3. Memberikan bimbingan pelaksanaan askep pada karu/
pelaksana secara insidentil
4. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga
keperawatan baru
5. Melaksanakan program orientasi kepada siswa/
mahasiswa
6. Melaksanakan dokumen orientasi kepada tenaga
keperawatan/ siswa/ mahasiswa
7. Memberikan bimbingan dalam pelaksanaan PKM RS

8. Memberikan bimbingan dalam kebersihan lingkungan


9. Memberikan bimbingan dalam peningkatan mutu
(GKM, presentasi kasus, pengendalian infeksi
nosokomial, dll)
10. Memberikan motivasi dan bimbingan dalam
pengembangan askep/ penelitian
11. Mengadakan pertemuan dengan karu/ pelaksana
secara berkala sesuai dengan program dan secara
insidentil
12. Membuat notulen rapat dan absensi
13. Memberikan informasi tentang hasil rapat pada atasn
(Bidang Keperawatan)
14. Menampung usul/ keluhan staf dan menyampaikan ke
Bidang Keperawatan secara tertulis
15. Menyelesaikan masalah etik keperawatan sesuai
dengan protap
16. Memberikan koordinasi dengan instalasi pendidikan
tentang hasil bimbingan siswa/ mahasiswa
keperawatan untuk perbaikan.
17. Meneliti dan menandatangani angka kredit
keperawatan sesuai dengan dokumentasi yang tersedia
18. Meneliti dan mempertimbangkan permohonan cuti,
pindah dan berhenti
19. Menyimpan dokumen kepegawaian dan memberikan
informasi sesuai dengan yang berlaku
C. Fungsi Pengawasan
NO KEGIATAN DIKERJAKAN BUKTI
FISIK
Ada Tidak ada Ada Tidak
ada

1. Mengawasi pelaksanaan protap/ SPO yankep


(minimal 1x seminggu)
2. Mengawasi pelaksanaan peraturan/ tata tertib rumah
sakit (jam tamu, kartu tunggu, kebersihan
lingkungan, dll)
3. Mengawasi efektifitas jam kerja tenaga keperawatan

4. Mengadakan pembinaan tenaga keperawatan secara


lisan dan tertulis
5. Memberi sanksi dan reward kepada tenaga
keperawatan bila diperlukan
6. Mengawasi inventarisasi logistik keperawatan

7. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan logistic

8. Supervisi secara berkala (minimal 1x seminggu) dan


secara insidentil (bila diperlukan)
9. Menilai mutu yankep melalui catatan infeksi
nosokimial, kejadian dekubitus, kematian ibu
bersalin, kematian neonatus, waktu pertolongan I di
IGD, dll
10. Menilai penampilan uniform tenaga keperawatan

11. Menilai kinerja tenaga keperawatan dan melaporkan


secara tertulis
12. Menilai program kerja minimal (1x3 bulan)
Saran dan tindak lanjut :
Supervisie/ objek
Pengawas Perawatan 1 Pengawas Perawatan 2 Pengawas Perawatan 3 Pengawas

(…………………..…..) (…………………..…..) (…………………..…..) (…………


NIP NIP NIP NIP

Ditelaah oleh

Kabid Keperawatan

(...........................)

NIP
FORMAT SUPERVISI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal :
Tempat :
Supervisie : 1. Pelaksana Perawatan
………………….
2. Pelaksana Perawatan
…………………. 3. Pelaksana
Perawatan ………………….
4. Pelaksana Perawatan
………………….
Supervisor :

TEMUAN SUPERVISI

A. Kebersihan Lingkungan
No Kegiatan Ada Tidak
ada
1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengkoordinir kebersihan ruangan pasien (lantai, pintu/


jendela, kaca, dinding)
2. Mengkoordinir kebersihan kamar mandi dan WC

3. Mengkoordinir kebersihan dan kerapian meja pasien

4. Mengkoordinir kebersihan dan kerapihan tempat tidur

5. Mengkoordinir kebersihan Spoel hock dan alat – alat


eliminasi
6. Mengkoordinir kebersihan tempat sampah medis
(tertutup, dilapisi plastik)
7. Mengkoordinir kebersihan tempat sampah non medis
(tertutup, dilapisi plastik)
8. Melakukan pengelolaan sampah medis dan non medis
(setiap hari)
B. Logistik Keperawatan
No Kegiatan Ada Tidak
ada
1 2 3 4 1 2 3 4

1. Melakukan timbang terima alat inventaris keperawatan


dengan dokumentasi (pada setiap pertukaran shif)
2. Melakukan timbang terima alat tenun dengan
dokumentasi (pada setiap pertukaran shif)
3. Menyiapkan alat inventaris keperawatan dalam kondisi
lengkap/ bersih/ siap pakai
C. Pelayanan Keperawatan
No Kegiatan Ada Tidak
ada
1 2 3 4 1 2 3 4

1. Melakukan timbang terima pasien, status dan dokumen


lainnya (pada setiap pertukaran shif)
2. Melakukan timbang terima obat dengan dokumentasi
(pada setiap pertukaran shif)

No Kegiatan Ada Tidak ada


1 2 3 4 1 2 3 4

3. Melakukan timbang terima kebersihan lingkungan


pasien dan keamanan lingkungan (pada setiap pertukaran
shif)
4. Melakukan layanan orientasi/ informasi pada setiap
pasien baru
5. Melakukan pengkajian keperawatan dan
mendokumentasikan pada format keperawatan
6. Membuat rencana asuhan keperawatan dan
mendokumentasikan pada format yang tersedia
7. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien dengan hasil observasi dan wawancara
dengan pasien/ keluarga pasien :
a. Tindakan keperawatan dasar (memandikan, memberi
makan, menolong b.a.b/ b.a.k, vulva hygiene, cuci
rambut, kebersihan mulut, menyisir rambut,
mengukur tanda – tanda vital)
b. Memberikan penyuluhan pada pasien/ keluarga secara
individu setiap hari
c. Memberikan penyuluhan pada pasien/ keluarga secara
berkelompok (1x seminggu)
d. Melakukan tindakan keperawatan lanjutan
(kateterisasi, sonde, infus, O2, latihan mobilisasi,
ganti balutan, menghisap lendir, mencegah dekubitus,
fisioterapi dada, perawatan WSD, perawatan
tracheostomy, perawatan isolasi, mengawasi tingkat
kesadaran, melakukan skin test, cuci tangan secara
fibringer, melakukan fiksasi)
e. Melakukan tindakan perawatan khusus (breast care,
menolong persalinan, bayi dalam inkubator,
memandikan pasien luka bakar, pasien dengan traksi,
pemberian kemoterapi, perawatan ventilator,
perawatan CVP, perawatan pasien eksklamsi,
perawatan bayi dengan fototerapi, perawatan pasien
dengan T-piece)
f. Asistensi melakukan tindakan medis

g. Melaksanakan program pengobatan (injeksi,


memasang infus, pengambilan sampel untuk
pemeriksaan lab., persiapan tindakan medis)
h. Melakukan tindakan darurat (RJP, kompres,
memberikan balutan penekan, bilas lambung, spalak)
8. Mengikuti pertemuan berkala/ insidentil

9. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara


formal dan informal minimal 1x sebulan (hasil
wawancara dengan tenaga keperawatan)
10. Meningkatkan mutu pelayanan melalui presentasi kasus

11. Meningkatkan mutu pelayanan melalui pencegahan


infeksi
12. Meningkatkan mutu pelayanan melalui pencatatan
indikator mutu pelayanan
13. Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan
penyuluhan perawatan di rumah

No Kegiatan Ada Tidak


ada
1 2 3 4 1 2 3 4

14. Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan


petunjuk diet
15. Menyiapkan pasien pulang dengan memberikan surat
rujukan
16. Menyiapkan pasien pulang dengan membuat resume
keperawatan
17. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
kebutuhan/ aturan yang berlaku
18. Pemanfaatan pojok informasi (minimal 1 x seminggu
dari observasi dan absensi)
Saran dan tindak lanjut :

Supervisie/ objek
Pelaksana Perawatan 1 Pelaksana Perawatan 2 Pelaksana Perawatan 3 Pelaksana Perawatan 4

(…………………..…..) (…………………..…..) (…………………..…..) (…………………..…..)


NIP NIP NIP NIP

Ditelaah oleh
Kabid
Keperawatan

(...........................)

NIP
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai
seorang manajer keperawatan atau sebagai perawat profesional diharapkan
mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
Tujuan supervisi adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.

3.2 Saran
a. Institusi/RS
 Setiap bulan kepala ruang harus membuat rencana bulanan
secara rutin dan disosialisasikan kepada katim maupun PA.
 Kegiatan supervisi hendaknya dilakukan secara rutin setiap
bulan agar kepala ruang memiliki catatan kinerja perawat untuk
perbaikan selanjutnya dan perawat yang disupervisi akan
memiliki catatan kinerja sebagai bahan evaluasi diri.
b. Kampus
Mengembangkan lagi referensi lewat perpustakaan
c. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan mempraktekkan supervisi dalam
manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Simamora Manajemen Keperawatan Jakarta, EGC , 2014

Sitorus dkk ,Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat., Jakarta, Sagung


Seto,2011

Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi Petunjuk Praktis Bagi Para


Supervisor. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Gillies, DA. 1989. Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem Edisi 2.


Illioni: WB Saunders Company

Nursalam. 2015.Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional edisi 5. Jakarta : Salemba Medika

Suarli,S dan Bachtiar. 2009. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Klinik.


Jakarta : Erlangga

Suarli dan Bahtiar. 2012.Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Kritis.


Jakarta : Erlangga Medical Series

Wiyana,Muncul. 2008. Supervisi Dalam Keperawatan.of the management of


change. Journal of Advanced Nursing 1990:15, 614-62

Anda mungkin juga menyukai