Disusun Oleh :
1. ENI ROHMAWATI (P27220017 013)
2. KENCANA WULANJAR (P27220017 022)
3. PRANANDA EKA ROSITANINGRUM (P27220017 032)
4. WAHYU ATIKASARI (P27220017 042)
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3 Tujuan masalah............................................................................ 3
1.4 Manfaat ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Supervisi..........................................................................4
2.2 Sasaran Supervisi........................................................................ 4
2.3 Supervisor Keperawatan...............................................................4
2.4 Tugas Supervisor..........................................................................4
2.5 Kompetensi Supervisor.................................................................5
2.6 Fungsi Supervisor.........................................................................5
2.7 Prinsip – Prinsip ............................................................................6
2.8 Cara Supervisor............................................................................6
2.9 Model – Model Supervisor.............................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................10
LAMPIRAN 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi
apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan
sebaik–baiknya, sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang
telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki proses
keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan
supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai obyek tetapi
juga sebagai subyek. Perawat diposisikan sebagai partner kerja
yang memiliki ide–ide, pendapat dan pengalaman yang perlu
didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam usaha–usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi dapat
diartikan sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para tenaga keperawatan dalam melakukan
pekerjaan mereka dengan sebaik baiknya.
Seseorang yang melakukan kegiatan supervisi disebut
supervisor, harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi
kerja yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik yang
aman, tetapi juga suasana kerja di antara para tenaga
keperawatan dengan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini yang
harus diupayakan seperti jumlah persediaan dan kelayakan
peralatan agar memudahkan pelaksanaan tugas.
Demikian juga dengan lingkungan yang sehat yang dapat
memberikan rasa bebas dari ancaman penyakit sehingga
menimbulkan keinginan untuk bekerja lebih baik. Supervisor juga
mengusahakan semangat kebersamaan misalnya dengan lebih
sering menggunakan kata–kata “kita” daripada kata–kata “saya”
saat berkomunikasi dengan perawat yang sedang disupervisi.
1
Pada akhirnya, agar dalam pelaksanaan supervisi dapat
mencapai tujuan, supervisor membuat perencanaan supervisi,
kemudian menentukan siapa yang akan disupervisi kemudian
melaksanakannya serta melakukan evaluasi dengan memberikan
penjelasan dalam bentuk arahan (actuiting) dari hasil supervisi
yang diperoleh kepada para pelaksana perawatan yang telah
disupervisi.
1.3 Tujuan
Ada delapan tujuan dalam makalah ini yaitu untuk
1.3.1. Mengetahui pengertian supervisi.
1.3.2. Mendeskripsikan tentang sasaran yang harus dicapai
dalam supervisi.
1.3.3. Mendeskripsikan tentang supervisor dalam
keperawatan.
1.3.4. Mendeskripsikan tentang tugas supervisor.
2
1.3.5. Mendeskripsikan tentang kompetensi yang harus
dimiliki supervisor.
1.3.6. Mendeskripsikan tentang fungsi supervisor.
1.3.7. Mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip supervisi
keperawatan.
1.3.8. Mendeskripsikan tentang cara-cara dalam supervisi
keperawatan.
1.3.9. Mendeskripsikan tentang model-model supervisi
dalam keperawatan?
1.4 Manfaat
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang supervisi dalam
keperawatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Supervisi
Kegiatan supervisi merupakan suatu dorongan, bimbingan,
dan kesempatan bagi pertumbuhan perkembangan keahlian dan
kecakapan para perawat. Selain itu, supervisi juga berperan
sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
Swansburg (1999) mengatakan bahwa, supervisi adalah suatu
proses kemudahan untuk penyelesaian tugas–tugas
keperawatan. Sedangkan Thora Korn (1987) menyatakan bahwa
supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap
perawat dengan sabar, adil, serta bijaksana. Dengan demikian
diharapkan setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat, dan tepat
secara mnyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
dari perawat yang bersangkutan.
4
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan
supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien
di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruangan
mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung
disesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di
ruang perawatan tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan
yang menerapkan metode tim, maka kepala ruangan dapat
melakukan supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim
masing–masing.
2.3.2. Pengawas perawatan (Supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di
bawah unit pelaksana fungsional (UPF) mempunyai pengawas
yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan
keperawatan.
2.3.3. Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang
keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
baik secara langsung atau tidak langsung melalui para
pengawas perawatan.
5
Memberikan pelayanan bimbingan kepada pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
6
2.6.2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam
memperbaiki faktor-faktor yang memengaruhi proses
pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
2.6.3. Fungsi utama supervisi modern adalah mengoordinasikan,
menstimulasi, dan mendorong ke arah peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
2.6.4. Fungsi supervise adalah membantu (asistensing), memberi
dukungan (supporting), dan mengajak untuk diikutsertakan
(sharing).
2.7 Prinsip-Prinsip
Selanjutrnya agar tugas supervisi dapat dijalankan dengan
baik maka seorang supervisor harus memahami prinsip-prinsip
supervise dalam keperawatan sebagai berikut
2.7.1. Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi.
2.7.2. Kegiatan direncanakan secara matang.
2.7.3. Bersifat edukatif, supporting, dan informal.
2.7.4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana
keperawatan.
2.7.5. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf.
2.7.6. Harus objektif dan sanggup mengandalkan “self
evaluation”.
2.7.7. Harus progresif, inovatif, fleksibel, dan dapat
mengembangkan kelebihan masing-masing perawat yang
disupervisi.
2.7.8. Konstruktif dan kreaktif dalam mengembangkan diri
disesuaikan dengan kebutuhan.
2.7.9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
7
2.8 Cara Supervisi
Secara teknis supervisi dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta tujuan supervisi. Bila ditunjukkan untuk
bimbingan dan arahan serta mencegah dan memeperbaiki
kesalahan yang terjadi, maka supervisi langsung lebih tepat
digunakan. Jika fakta ditujukan untuk memantau proses
pelaksanaan tugas keperawatan yang telah dijalankan secara
global maka supervise tidak langsung lebih tepat digunakan.
Berikut ini penjelasan kedua cara supervisi tersebut
2.8.1. Supervisi langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Pada supervisi modern, diharapkan supervisor
terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian
petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Adapun cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah; (1) Pengarahan
harus lengkap, (2) Mudah dipahami, (3) Menggunakan kata-kata
yang tepat, (4) Berbicara dengan jelas dan tidak terlalu cepat, (5)
Berikan arahan yang logis, (6) Hindari memberikan banyak
arahan pada satu waktu, (7) Pastikan bahwa arahan dipahami,
(8) Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga
perlu tindakan lebih lanjut
2.8.2. Supervisi tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporan
pasien dan catatan asuhan keperawatan pada setiap sif pagi,
sore, dan malam. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan
laporan lisan seperti saat timbang terima sif, ronde keperawatan
maupun rapat dan bilamana memungkinkan memanggil secara
khusus para ketua tim dan kepala ruangan. Supervisor tidak
8
melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Oleh karena itu klarifikasi dan umpan balik
diberikan agar tidak terjadi salah persepsi dan masalah segera
dapat diselesaikan
.
2.9 Model-Model Supervisi
Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model
supaya supervise dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi
antara lain
2.9.1. Model konvensional
Supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk
menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan
keperawatan. Supervisi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan
dan memata-matai staf dalam menjalankan tugas. Model ini
sering tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari
pelaksanaan sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang
baik ataupun keberhasilan yang telah dilakukan.
2.9.2. Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah
direncanakan sehingga tidak hanya mencari kesalahan atau
masalah saja. Oleh karena itu, supervisi yang dilakukan dengan
model ini memiliki karakteristik sebagai berikut; (1)
Dilakukansecaraberkesinambungan, (2) Dilakukan dengan
prosedur, instrumen, dan standar supervisi yang baku, (3)
Menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan
umpan balik dan bimbingan
2.9.3. Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat
pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga
penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuhan
9
keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis
melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar
keperawatan.
2.9.4. Model artistic
Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan
personal untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor
dapat diterima oleh perawat pelaksana yang akan disupervisi.
Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya
sehingga hubungan antara perawat dan supervisor akan terbuka
yang mempermudah proses supervisi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan
pelayanan keperawatan di rumah sakit. Supervisi modern bukan
mencari kesalahan dan menghukum, tetapi memberi pengarahan
dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan secara efektif dan efisien.
Supervisor perlu membuat rencana supervisi dengan
dilengkapi oleh standar acuan agar hasil supervisi dapat
dianalisis untuk tindak lanjut perbaikan atau pemeliharaan
perilaku staf keperawatan. Oleh karena itu melalui supervisi
dapat tercapai motivasi kerja, kreativitas, ketrampilan dan
pengetahuan perawat yang akhirnya akan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan.
3.2 Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu memahami
bahwa supervisi diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan yang lebih baik di rumah sakit. Sehingga
diharapkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
menjadi maksimal dan tidak mengecewakan masyarakat.
Secara khusus, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya
diharapkan mampu menerapkan supervisi dalam intervensi
keperawatan. Supervisi bukan untuk mencari kesalahan dan
menghukum, namun memberi pengarahan dan petunjuk agar
perawat mampu menyelesaikan tugas yang diberikan secara
efektif dan efisien. Sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja,
kreativitas, keterampilan, dan pengetahuan perawat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Prananda : Baik, pagi ini saya akan melakukan supervisi. Jadi, tujuan untuk
dilakukannya supervisi adalah untuk mempelajari dan memperbaiki
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien kita.
Prananda : Pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
perawatan, sesuai dengan jadwal apakah benar pasien yang bernama Ny.
Eni kamar no. 3 akan dilakukan tindakan tindakan perawatan luka dan
mengganti balutan?
13
Kencana : Benar Bu, hari ini jadwal perawatan luka dan mengganti balutan
pada pasien atas nama Ny. Eni kamar no. 3
Di ruang Perawat
Prananda : Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan dilakukan
perawatan luka dan mengganti balutan. Jadi, untuk format
penilaian yang akan dilakukan pada supervisi hari ini saya akan
melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan
dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap
beberapa instrumen tindakan seperti teknik perawatan luka yang
benar. Mungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian,
silahkan dibaca dulu (menyerahkan map kepada PP).
Kencana : Perawat Atika, hari ini kamu yang akan melakukan tindakan
perawatan luka pada pasien Ny. Eni kamar no. 3.
14
(Setelah diberi instruksi oleh perawat primer, perawat Asosiasi menuju ke kamar
pasien dengan membawa perlengkapan untuk perawatan luka)
Atika : Oh begitu, hari ini saya akan merawat luka dan mengganti
balutan, tujuannya agar luka pada kaki ibu segera sembuh dan
tidak terjadi infeksi. Bagaimana bu, apakah diperbolehkan?
Atika : Ibu, kami sudah merawat luka dan mengganti balutan. Apakah
sudah merasa lebih nyaman dan apakah nyerinya masih terasa?
15
Di ruang perawat
Prananda : Baik tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja
perawatan luka pada hari ini. Untuk secara prosedur perawatan
luka secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal – hal yang
perlu kita perhatikan bersama.
Kencana : Iya bu, saya menyadari akan hal itu dan nanti akan kami perbaiki.
16