Anda di halaman 1dari 16

INSTAGRAM RSM (IMPLEMENTASI TELE-SUPERVISI KEPERAWATAN GRAHA

MENTARAM RSUD KOTA MATARAM)

OLEH : AYUNI PERMATASARI

RSUD KOTA MATARAM


DAFTAR ISI

BAB 1.....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................................3

LANDASAN TEORI/ DASAR PERATURAN..................................................................................................3

2.1 Supervisi Keperawatan.................................................................................................................3

2.2 Unsur-unsur..................................................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

Proses managemen dalam keperawatan dipusatkan terhadap manusia (patient


center care) atau managemen sumber daya manusia. Dalam perawatan Kesehatan,
perawat manager memiliki banyak peran dan memiliki mandat untuk menjalankan
visi,nilai dan tujuan strategis organisasi ke dalam tingkat unit tertentu di pelayanan
Kesehatan. Perawat manager bertanggungjawab selama 24 jam penuh dalam pelaksanaan
layanan keperawatan di suatu unit perawatan. Perawat manager berperan dalam
memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan dapat berkualitas dan hemat
biaya ( Ofel, et al 2020)

Fenomena lain yang ditemukan di banyak rumah sakit bahwa perawat cenderung
menghabiskan banyak waktu dalam melakukan Tindakan keperawatan kepada pasien
tanpa memikirkan kelengkapan dalam dokumentasi. Kondisi lain yang sering muncul
yaitu perawat beranggapan bahwa pelayanan ke pasien jauh lebih penting dibanding
dengan melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan (togubu et al., 2019).
Pendokumentasian yang tidak lengkap dapat mempengaruhi mutu pelayanan
keperawatan. Peningkatan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas tidak lepas
dari peranan manager keperawatan dalam peran dan fungsi mangemen keperawatan.
Pimpinan atau manager keperawatan bertugas dalam memberikan pengarahan kepada
perawat pelaksana dan timnya dalam pemberian asuhan keperawatan (Hendriana
&Pranatha, 2020).

Kepala ruangan yang merupakan manager di unit rawat inap berperan sebagai
pendidik untuk memotivasi perawat pelaksana dalam upaya meningkatkan kompetensi
dokumentasi keperawatan. Peran kemimpinan dan keterampilan kepala ruangan dapat
berpengaruh langsung terhadap kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
yang pada hasil akhirnya dapat meningkatkan status Kesehatan pasien (Nopriyanto, et al
2019). Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan memiliki peranan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui kegiatan monitoring,

1
pemantauan hasil supervisi, evaluasi dan bimbingan dan motivasi dapat meningkatkan
produktivitas perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan secara berkualitas
(kustiati et al, 2020) .

Berdasarkan temuan Rezkiki dan Lifa (2018) bahwa terjadi peningkatan dalam
presentasi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan setelah dilakukan supervisi
oleh kepala ruangan dibandingkan dengan sebelum dilakukan supervisi oleh kepala
ruangan. Hal ini didukung pula oleh penelitian lain bahwa data yang menunjukkan
kurangnya penerapan dokumentasi asuhan keperawatan yang baik dan benar dapat
memberikan masukan terhadap tugas kepala unit atau kepala ruangan untuk mengarahkan
staf keperawatannya dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan (Teresa et al,
2021). Menurut saraswasta et al 2020 pelaksanaan dokumentasi keperawatan setelah
dilakukan inovasi berupa sosialisasi SPO, uji coba dan pendampingan dalam
pendokumentasian keperawatan mengalami peningkatan.

Rumah sakit umum daerah kota Mataram telah memiliki alur dalam proses
supervisi keperawatan dan spo dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa kepala ruangan
bahwa proses kegiatan supervisi kegiatan supervisi pendokumentasian asuhan
keperawatan yang dilakukan belum memiliki penjadwalan khusus serta terprogram dan
rencana tindak lanjut dari hasil supervisi tersebut. Oleh karena itu inovator melakukan
inovasi dengan tujuan mengembangkan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan cara supervisi digital ( tele supervisi), implementasi aplikasi berbasis digital. Tele
supervisi ditujukan agar kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan dapat lebih
terstruktur dan memperlihatkan perkembangan dalam kualitas pendokumentasian di
rumah sakit, sehingga dapat menentukan lebih lanjut yang tepat dari hasil supervisi
pendokumentasian yang telah dilakukan melalui tele supervisi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI/ DASAR PERATURAN

2.1 Supervisi Keperawatan

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan


pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efesien dan efektif (Huber, 2000)

2.2 Unsur-unsur

1.Pelaksana

Menurut Ali Zaidin dalam bukunya yang berjudul Dasar Dasar Kepemimpinan dalam
Keperawatan, membagi tingakatan atau kelas manajer dalam melakukan supervisi yaitu :

1. Manager puncak
Contoh : direktur rumah sakit,kadinkes daerah,kakanwil depkes provinsi dan lain
lain.
2. Manager menengah
Kepala bagian, kepala bidang, kasubdinpropinsi , kassubag dati II.
3. Manager tingkat pertama
Kepala seksi

Menurut WHO (1999) dalam buku manajemen pelayanan Kesehatan primer,


proses pengawasan pegawai yang baik harus meliputi:
1. Tepat waktu
2. Sederhana
3. Minimal
4. Luwes

3
2. Sasaran

Sasaran atau objek supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan yang
melakukan pekerjaan.

3.Frekuensi

Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda, dilakukan tidak hanya sekali.

4.Tujuan

Tujuan supervisi adalah untuk memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung
sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melalsanakan tugas dengan
hasil yang baik.

a. Menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia
b. Memungkinkan supervisor menyadari kekurangan para petugas Kesehatan dalam
hal kemampuan,pengetahuan dan pemahaman serta pengatur pelatihan yang
sesuai.
c. Memungkinkan para supervisor mengenali dan memberi penghargaan atas
pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan jabatan
dan pelatihan lebih lanjut.
d. Memungkinkan managemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas telah
cukup dan dipergunakan dengan baik.
e. Managemen dapat menentukan penyebab kekurangan pada kinerja tersebut.

4
5.Tekhnik

Empat hal kegiatan pokok pada supervisi :

Menetapkan masalah dan proritas, menetapkan penyebab masalah, priritas dan jalan
keluarnya, melaksanakan jalan keluar,menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
berikutnya.Saat ini RSUD Kota Mataram telah meemberlakukan RME untuk semua item
rekam medis, sehingga Tele supervisi bisa dilakukan melalui program RME rumah sakit
dan di harapkan akan lebih terstruktur.

6.Manfaat

a. Tele Supervisi berguna untuk meningkatkan kemampuan supervisor dalam


memberikan layanan kepada para pelaksana kegiatan (perawat )

b. supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan

c. hasil supervisi berguna untuk Menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
professional kepada pelaksana kegiatan serta meningkatkan efektivitas kerja dan
efesiensinya.

d. Menghemat pembiayaan

7.pelaksanaan supervisi

a. kepala ruangan

1) Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang


keperawatan

2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan


Kesehatan di rumah sakit.

3) mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang


perawatan sesuai dengan yang di delegasikan

5
b. pengawas keperawatan bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan kepada kepala
ruangan yang ada di instalasinya

c.kepala seksi keperawatan/ administrator Kesehatan : mengawasi instalasi dalam


melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung

8. Alur supervisi

6
9.Langkah supervisi

a. Pra supervisi

1. supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi

2. supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai

b. Pelaksanaan supervisi

1. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrument yang
telah disiapkan.
2. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi
permasalahan
4. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan memvalidasi data sekunder
- Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
- Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat

c. Pasca supervisi

1. supervisor memberikan penilaian supervisi menggunakan Tele Supervisi di RME

2. supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil laporan supervisi)

3. supervisor memberikan follow up perbaikan.

10. peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan

1. manajemen pelayanan keperawatan

Tanggungjawab supervisor: menetapkan dan mempertahankan standar praktik


keperawatan, menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan,
mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan,
Kerjasama dengan tenaga Kesehatan lain yang terkait.

7
2. manajemen anggaran

Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang


tersedia dan mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan rumah
sakit, membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran
keperawatan, memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.

Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu saja tetapi
memerlukan praktik dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan dengan tepat

11. Tekhnik supervisi

a. proses supervisi keperawatan terdiri atas 3 elemen :

1). Mengacu pada standar asuhan keperawatan

2).fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan


pencapaian .

3). Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan.

b. area supervisi

1). Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien

2). Pendokumentasian keperawatan.

3). Penerimaan pasien baru

4). Pendidikan Kesehatan melalui perencanaan pulang

5). Penggunaan logistik dan obat.

6).penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan


klien

8
7). Pelaksanaan timbang terima.

8). Ruang ruang pelayanan lainnya

c. cara supervisi

1). Langsung

Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu Tindakan keperawatan di


dampingi oleh supervisor, selama proses, supervisor dapat memberikan dukungan dan
petunjuk, setelah selesai supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang

2). Tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
melihat langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta.

9
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2000. Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi ke 3, Jakarta : Bina Rupa


Aksara, hal 287-321
Nursalam. 2014.Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik keperawatan
Profesional. Jakarta :salemba Medika
Huber, D,L.leadership and nursing care management, 3rd ed Philadelphia : sunders
Elsevier

10
Tele supervisi injeksi intra vena
Hari, tanggal : Supervisor:
Yang disupervisi : Ruangan :
Aspek Parameter Bobot Dilakukan keterangan
Penilaian iya tidak
persiapan a. Menyiapkan alat
steril
1). Alcohol swab
2). Bak Injeksi
3). Spuit sesuai
kebutuhan
b. menyiapkan alat non
steril
1). Sarung tangan
2).pengalas
3).bengkok
4).jam tangan dengan
detikan
c. menyiapkan bahan
bahan
1). Obat
d. menyiapkan pasien
1). Memberi penjelasan
kepada pasien tentang
prosedur yang akan
dilakukan
2). Mengatur posisi
pasien yang nyaman
d. Pelaksanaan injeksi
intra vena :
1). Cuci tangan
kemudian
menggunakan sarung
tangan
2).memasukkan obat ke
dalam spuit
3).pastikan infus dalam
keadaan menetes
lancar, tidak ada
flebitis,klem atau
mengatur tetesan infus
dimatikan.
4). identifikasi pasien

11
kembali
5). Melakukan
desinfeksi dengan
alcohol swab sebelum
injeksi
6. obat dimasukkan

7.lihat ekspresi wajah


pasien.
8). Pengatur tetesan
dibuka Kembali,
kemudian tetesan infus
di atur sesuai dengan
kebutuhan sebelumnya

Pelaksanaan injeksi
intravena :
1. Cuci tangaan
kemudian
menggunakan
sarung tangan
2. Menanyakan
nama, alamat,
TTL
3. Pastikan tetasan
dibuka Kembali,
kemudian
tetesan di atur
sesuai dengan
kebutuhan yang
sudah
4. Melakukan
desinfeksi
dengan alcohol
swab di daerah
yang akan di
injeksi
5. Obat
dimasukkan
6. Lihat ekspresi
wajah yang
disuntik
7. Pengatur tetesan
dibuka Kembali,
kemudian
tetesan di atur
sesuai dengan
12
kebutuhan yang
sudah di
tentukan
8. Pasien
dirapikan, alat
alat dirapikan
9. Melepas sarung
tangan dan cuci
tangan
10. Mencatat dan
memberi tanda
pada format
pemberian
injeksi
Sikap Sikap perawat saat
evaluasi injeksi :1. Komunikasi
2. Kerjasama
3..tanggung jawab
Kewaspadaan
Evaluasi :
Mengevaluasi lokasi
penyuntikan dan
kelancaran tetesan
Total nilai

13
Laporan tele supervisi
Masalah yang ditemukan Penyebab Rekomendasi/ saran

Mataram, 2023
Tanda tangan ners yang di supervisi Tanda tangan supervisor

14

Anda mungkin juga menyukai