Anda di halaman 1dari 11

PEKAT MALAM MENUJU PAGI

PEDULI KESEHATAN MENTAL REMAJA


MATARAM MENUJU REMAJA YANG
PRODUKTIF, RIANG, DAN INOVATIF

OLEH :
dr. YULIA MUDVI
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu, saya
ucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyusun
proposal ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya sehingga
proposal ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Saya ucapkan terima
kasih kepada suami dan sahabat saya yang selalu siap menerima ajakan diskusi. Dan juga kepada
rekan-rekan IKJK yang telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan
lebih untuk mengumpulkan data dan memberanikan diri untuk mengikuti Lomba Inovasi ini.
Proposal ini sangat berkesan untuk saya secara personal. Alasan saya memilih topik ini karena
sebagai orang tua saya pasti ingin anak saya tumbuh menjadi pribadi yang baik, sehat secara fisik
dan mental serta tumbuh sesuai minat dan potensi yang dimiliki mereka. Namun dengan adanya
fenomena permasalahan remaja saat ini, saya khawatir anak-anak saya terlibat dalam
permasalahan tersebut. Karena itulah saya mencoba mencari solusi agar permasalahan tersebut
bisa dicegah dan ditangani dengan baik.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Demikian sepatah dua patah kata dari saya.
Terima kasih.

Mataram, Februari 2023


PEKAT MALAM MENUJU PAGI
PEDULI KESEHATAN MENTAL REMAJA MATARAM MENUJU
REMAJA PRODUKTIF, RIANG, DAN INOVATIF

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Sebagai orang tua saya ingin Menurut Data Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi
anak-anak Indonesia menjadi gangguan mental emosional untuk usia 15 tahun ke atas
pribadi yang riang, produktif, mencapai 6.1% dari jumlah penduduk Indonesia
tumbuh sesuai minat dan
potensi mereka, serta sehat SURVEY TERBARU
secara fisik dan mental. Agar Dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health
mereka menjadi Generasi Survey menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki
Muda Unggul yang Bahagia. masalah kesehatan mental. Namun hanya 2.6% dari mereka yang
berobat. Temuan lainnya adalah sebanyak 38.2% orangtua
memilih untuk mengakses layanan Kesehatan mental dari sekolah
sedangkan 43.8% orangtua tidak mencari bantuan karena lebih
WHO memilih untuk menangani sendiri anak mereka dibantu dengan
dukungan keluarga dan teman-teman.
Gangguan mental menjadi
beban ekonomi terbesar di
seluruh dunia dibandingkan
isu Kesehatan lain dengan INOVASI
menghabiskan $ 2.5 triliun
pada 2010 dan diperkirakan BEKERJA SAMA DENGAN PIHAK SEKOLAH TERKAIT PREVENTIF DAN
menjadi $ 6 triliun pada tahun KURATIF
2030. WHO pun dengan tegas RSUD Kota Mataram sebagai penyelenggara layanan kesehatan
menyatakan bahwa yang lengkap dan terpadu akan bekerja sama langsung dengan
pembangunan kesehatan fisik sekolah-sekolah yang ada di Mataram.
dan mental secara berimbang Program Preventif → memberikan pengetahuan terkait kesehatan
merupakan sebuah kewajiban mental 1x per bulan agar siswa dan pihak sekolah mengetahui
yang harus ditanggung tentang gejala dan tanda dari gangguan mental. Memberikan tips
bersama oleh pemerintah dan dan trik untuk mengelola stress.
segenap masyarakat Program Kuratif → untuk siswa yang merasa memiliki gangguan
pada kesehatan mental mereka bisa dilakukan sesi konseling dan
mendapatkan penanganan secara komprehensif.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Inovasi
Saya adalah seorang ibu dari 2 anak laki-laki dan saya yakin setiap orangtua pasti ingin
anaknya bisa tumbuh dan berkembang sesuai potensi anaknya masing-masing. Berharap mereka
akan menjadi pribadi-pribadi yang sukses di masa mendatang. Saya ingin anak-anak saya
khususnya dan anak-anak Indonesia pada umumnya menjadi pribadi yang riang, produktif,
inovatif serta sehat secara fisik dan mental agar mereka menjadi Generasi Muda Unggul yang
bahagia.
B. Permasalahan Dilakukannya Inovasi
Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun
ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta
orang. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm)
hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan
kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu
jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir
bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri
sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa
diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan (bullying),
faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Menurut survey terbaru pada tahun 2022 yang dilakukan oleh Indonesia National
Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja
Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
memperkirakan terdapat 65,82 juta pemuda di Indonesia pada 2022. Berarti bisa dikatakan ada
21.94 juta remaja di Indonesia yang memiliki masalah kesehatan mental.
Sayangnya tingginya angka kejadian tersebut tidak diikuti dengan tingginya angka berobat
pada penderita. Hal ini dikarenakan pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia masih
cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan hanya 2,6% dari remaja yang memiliki masalah
kesehatan mental menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling untuk membantu
mereka mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka.
Temuan lain dari I-NAMHS adalah bahwa 38.2% orangtua atau keluarga memilih untuk
mengakses layanan kesehatan mental dari sekolah untuk anak-anak mereka. Di sisi lain, ada
43.8% orangtua atau keluarga melaporkan bahwa mereka tidak mencari bantuan karena lebih
memilih untuk menangani sendiri masalah tersebut dibantu dengan dukungan dari keluarga dan
teman-teman.
C. Maksud dan Tujuan Inovasi
Sebagai salah satu Rumah Sakit di Kota Mataram yang menyediakan layanan kesehatan
secara lengkap dan terpadu, RSUD Kota Mataram seharusnya bisa menjadi solusi dari
permasalahan gangguan mental di Kota Mataram.
BAB II
LANDASAN TEORI / DASAR PERATURAN
Kesehatan mental merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting untuk
disadari. Isu kesehatan mental apabila terus-menerus terpinggirkan akan berpengaruh buruk bagi
Indonesia. Penurunan produktivitas terbukti berdampak nyata pada perekonomian. Bahkan
menurut WHO (World Health Orgaization) dan WEF (World Economic Forum) gangguan mental
menjadi beban ekonomi terbesar di seluruh dunia dibandingkan isu kesehatan lain dengan
menghabiskan $2,5 triliun pada tahun 2010 dan diperkirakan menjadi $6 triliun dolar pada tahun
2030. WHO pun dengan tegas menyatakan bahwa pembangunan kesehatan fisik dan mental
secara berimbang merupakan sebuah kewajiban yang harus ditanggung bersama oleh
pemerintah dan segenap masyarakat.

Berdasarkan himbauan WHO inilah maka RSUD Kota Mataram seharusnya mampu
bekerjasama dengan Pemerintah Kota Mataram untuk memberikan layanan kesehatan terbaik
bagi remaja Mataram. Kenapa fokus pada remaja? Karena sesuai kalimat legenda dari Bapak
Proklamator kita, Ir. Soekarno, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia! Remaja
atau pemuda adalah kunci dari kemajuan bangsa. Apa jadinya Indonesia 10 tahun kelak jika
pemudanya larut dalam gangguan mental?

Data demografi Indonesia pun menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia


berjumlah 65,82 juta orang, atau 24% dari total jumlah penduduk Indonesia. Secara kuantitas
angka 24% ini cukup besar. Ditambah lagi mulai tahun 2022 sampai 2035, Indonesia akan
menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi, dimana jumlah usia
produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini,
mencapai 64 % dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.

Bonus demografi menjadi windows opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi
sebuah Negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi, dengan dukungan
ketersediaan sumberdaya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio
sederhananya dapat digambarkan bahwa di setiap 100 penduduk Indonesia, ada 64 orang yang
berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas
64 % sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Ini adalah rasio
usia produkif terbaik Indonesia yang sudah kita nikmati dari Tahun 2020 dan akan berakhir pada
tahun 2035.

Karena alasan-alasan tersebutlah mari kita fokus untuk mencetak generasi muda unggul
Indonesia yang bahagia. Dengan terlibat secara langsung dengan orangtua, guru dan anak di
sekolah tersebut, saya berharap mereka akan paham mengenai kesehatan mental, kemudian jika
terdapat gangguan mental mereka akan lebih berani terbuka dan mencari bantuan kepada
ahlinya. Jika program ini bisa dilakukan di setiap sekolah-sekolah yang ada maka saya percaya
bukan tidak mungkin Mataram akan mampu membuat data mengenai hasil diagnosis kesehatan
mental remaja di Mataram. Dengan data tersebut maka dapat dilakukan assessment secara
menyeluruh dan Pemerintah Kota mampu membuat langkah-langkah nyata untuk penanganan
masalah kesehatan mental untuk remaja di Mataram. Dan masa depan anak adalah masa depan
bangsa. Mari kita bangun Indonesia yang kuat melalui anak-anak kita tercinta.
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
A. Pelaksanaan dan Penerapan Inovasi
Sesuai dengan nama programnya, yaitu Pekat Malam Menuju Pagi (Peduli Kesehatan
Mental Remaja Mataram menuju Remaja yang Produktif, Riang, dan Inovatif). Program ini
memiliki sasaran remeja, khususnya siswa di sebuah sekolah di Kota Mataram. RSUD Kota
Mataram dengan bantuan Pemerintah Kota Mataram akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah
yang ada di Mataram. Contoh SMA N 1 Mataram. Dengan bantuan Pemerintah Kota Mataram,
RSUD Kota Mataram akan diberikan akses untuk mengadakan perkenalan secara umum mengenai
program ini. Akan melibatkan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa untuk bisa memberikan informasi
mengenai pentingnya kesehatan mental remaja. Kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan-
pertemuan berikutnya, dimana pertemuan setidaknya akan dilakukan 1x dalam sebulan untuk
siswa dan orangtua siswa. Pertemuan ini akan diadakan per kelas dan jika jumlah kelas di setiap
tingkat ada 10 kelas, maka dibutuhkan 30 hari kerja untuk bisa menyelesaikan 1x konseling di
sebuah sekolah.
Untuk pertemuan dengan siswa akan dilakukan secara luring sehingga siswa akan merasa
lebih akrab dan diharapkan berani terbuka untuk meceritakan permasalahannya. Untuk
pertemuan dengan orangtua siswa bisa dilakukan secara daring maupun luring, mengingat
orangtua siswa mungkin tidak memiliki waktu berkunjung ke sekolah terkait pekerjaan.
B. Ketersediaan SDM terhadap Inovasi
Perangkat daerah dan unsur stakeholder lain yang mungkin terlibat adalah Dinas
Pendidikan Kota Mataram, Dinas Kesehatan Kota Mataram, Puskesmas-puskesmas Kota Mataram
dan Pemerintah Kota Mataram. Untuk tim konseling yang bertugas adalah Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa sebagai konsultan ahli. Kemudian 1 tim konseling setidaknya terdiri dari 5 orang
tenaga kesehatan, seperti perawat, dokter umum, maupun tenaga kesahatan lainnya yang telah
dibekali kemampuan untuk bisa mengadakan konseling. Dengan asumsi di setiap kelasnya ada
sekitar 40 orang siswa. Maka 1 orang akan melakukan penyuluhan dan 4 orang lainnya akan
mendampingi siswa.
C. Pedoman Teknis
Inovasi ini belum memiliki pedoman teknis standar. Namun secara umum hanya
melakukan presentasi terkait gangguan-gangguan mental. Menyampaikan tanda dan gejala dari
sebuah gangguan mental sehingga siswa akan mampu mengenali apakah dia termasuk dalam
kelompok orang yang memiliki gangguan mental. Kemudian di akhir presentasi, siswa akan
diberikan selembar kertas tanpa nama dan mereka diminta untuk mencurahkan isi hatinya atau
perasaan yang dialaminya sehingga mereka tidak akan takut ketahuan karena kertas tersebut
tanpa nama. Dan kemudian akan diberikan nomor yang bisa dihubungi jika mereka ingin
melakukan konseling lebih lanjut.
Konseling pun tidak hanya bisa dilakukan siswa atas keinginannya sendiri, namun juga bisa
dilakukan atas rekomendasi guru atau orang tua.
D. Penggunaan IT terhadap Inovasi
Persentasi dan konseling akan menggunakan laptop, LCD dan perangkat elektronik lainnya
yang menunjang pelaksanaan program. Tidak ada alat khusus yang dibutuhkan.
E. Sosialisasi Inovasi
Untuk sosialisasi inovasi dapat dilakukan dengan media apapun, namun dikarenakan fokus
program ini pada remaja maka alangkah baiknya menggunakan media sosial yang banyak
digunakan oleh remaja, seperti Instagram. Jika program sudah berjalan dan menunjukkan hasil
(entah terkait data mengenai remaja dengan gangguan social ataupun keberhasilan program
dengan tingginya angka konseling pada remaja yang memiliki gangguan social), maka
penyebarluasan informasi tentang program ini dapat dilakukan dengan peliputan oleh media
berita.
Layanan konseling pun dapat dilakukan secara online dengan telepon ataupun secara
tatap muka dengan datang langsung ke RSUD Kota Mataram.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dapat dilakukan langsung setelah 1x pertemuan atau maksimal setelah 3x
pertemuan. Dilakukan evaluasi berapa banyak siswa yang tertarik dengan topik presentasi dan
keberanian mereka untuk terbuka dengan para konselor.
Evaluasi mengenai pemahaman siswa terkait topik yang dipresentasikan bisa dilakukan
dengan mengadakan pre-test dan post-test. Jika nilai post-test lebih baik maka secara tidak
langsung menunjukkan bahwa siswa mendengarkan presentasi dan tujuan presentasi berhasil,
yaitu menabmbah pengetahuan siswa terkait kesehatan mental.
Evaluasi mengenai topik bahasan dapat dilakukan dengan membagikan kuesioner, salah
satunya dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih topik bahasan pada
pertemuan selanjutnya
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN
A. Manfaat Inovasi
Sesuai dengan namanya, yaitu Pekat Malam Menuju Pagi (Peduli Kesehatan Mental
Remaja Mataram menuju Remaja yang Produktif, Riang, dan Inovatif) diharapkan program ini
dapat memberikan solusi atas masalah-masalah kesehatan mental yang dialami oleh remaja-
remaja di Kota Mataram. Salah satunya dengan mendapatkan data mengenai hasil diagnosis
kesehatan mental remaja di Mataram. Dengan data tersebut maka dapat dilakukan assessment
secara menyeluruh dan Pemerintah Kota Mataram mampu membuat langkah-langkah nyata
untuk penanganan masalah kesehatan mental tersebut. Diharapkan dengan program ini, banyak
remaja yang mengalami gangguan mental akan berani berobat dan mendapatkan penanganan
yang lebih baik sehingga masalah kesehatan mental akan dapat terselesaikan di level sekolah.

Anda mungkin juga menyukai