Anda di halaman 1dari 19

Mengenal Isu Kesehatan

Mental dan Tantangannya di


Indonesia
May 24, 2021

bem_engui

Socconians, sadar nggak, sih, kalau isu kesehatan mental masih menjadi hal yang tabu untuk masyarakat Indonesia?
Stigma terhadap pengidap gangguan kesehatan mental di Indonesia masih sangat kuat. Padahal, berdasarkan data
dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, setidaknya ada 450.000
keluarga di Indonesia yang menderita skizofrenia (gangguan mental jangka panjang).

Sayangnya, isu kesehatan mental di Indonesia masih menjadi stigma yang dapat berdampak buruk pada penderita.
Misalnya seperti diskriminasi dan dikucilkan dari masyarakat. Stigma ini dapat menghambat kesembuhan dan
pemulihan penderita kesehatan mental. Tak hanya stigma saja, ternyata ada beberapa tantangan mengenai isu
kesehatan mental di Indonesia, nih, Socconians. Yuk, cari tahu!

Lima tantangan kesehatan mental di Indonesia:

1.Stigma terhadap pengidap gangguan kesehatan mental

Stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada pengidap kesehatan mental di Indonesia didapatkan melalui pengaruh
lingkungan yang buruk. Labelling, pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan kesehatan mental
membuat orang yang menderita gangguan mental memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli.
Akibatnya, berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2018, 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami
depresi dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.

2.Rendahnya pemahaman mengenai kesehatan mental

Di Indonesia, informasi mengenai kesehatan mental masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Minimnya
pengetahuan tentang kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap gangguan kesehatan
mental menjadi negatif. Akibatnya, terjadi salah penanganan terhadap penderita kesehatan mental.

3.Kesehatan mental di Indonesia masih jadi hal tabu

Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental di Indonesia tidak dapat lepas dari nilai-nilai
tradisi budaya atau kepercayaan masyarakat. Sebagian masyarakat masih mempercayai penyebab kesehatan mental
berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul sehingga pengidap gangguan kesehatan mental menganggap
gangguan yang terjadi dalam dirinya adalah aib. Pemahaman ini membuat orang yang membutuhkan bantuan tenaga
ahli enggan untuk ditangani. Tak jarang, pengidap gangguan kesehatan mental merasa malu untuk berada di
masyarakat.

4.Diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental


Kesadaran masyarakat yang rendah tidak jarang mengakibatkan munculnya diskriminasi terhadap pengidap
gangguan kesehatan mental. Bentuk diskriminasi tersebut dapat berupa perlakuan kasar, penghinaan, maupun
perundungan. Tak jarang pula masyarakat menjauhi pengidap gangguan kesehatan mental serta keluarganya.

5.Akses terhadap kesehatan mental belum merata

Akses terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sulit. Anggaran pemerintah untuk kesehatan mental, kapasitas
rumah sakit jiwa, serta bangsal psikiatri di rumah sakit umum masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
Indonesia. Di Indonesia, ada delapan provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki
seorang pun psikiater. Kementerian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90% orang dengan gangguan
kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap perawatan yang memadai.

Socconians, itu tadi lima tantangan yang dihadapi Indonesia terhadap isu kesehatan mental. Salah memahami isu
kesehatan mental merupakan masalah serius bagi masyarakat. Meningkatkan kesadaran masyarakat, menghapuskan
stigma, serta meluruskan prasangka terhadap pengidap gangguan kesehatan mental menjadi tanggung jawab kita
bersama.

Nah, untuk meningkatkan pemahamanmu terhadap isu tersebut, kamu bisa membaca artikel lain dari Social Connect
melalui https://socialconnect.id/articles atau langsung kunjungi akun Instagram Social Connect untuk
mengikuti berbagai webinar! Kamu juga bisa bergabung dengan Telegram Social Connect, ya!

Tentang Social Connect

Social Connect adalah salah satu komunitas kesehatan mental terbesar di Indonesia yang hadir untuk membangun
akses terhadap informasi dan pengetahuan kesehatan mental kepada siapa pun! Mimpi kami sangat sederhana, yakni
menciptakan Indonesia yang inklusif, di mana orang-orang bisa bercerita dan berdiskusi tentang kesehatan mental
tanpa takut akan stigma dan diskriminasi.

Tentang Djiwa

Social Connect meluncurkan Djiwa sebagai salah satu alternatif untuk mengoptimalkan tidur dan mencapai
kebahagiaan dalam hidup. Aplikasi berbasis website ini diluncurkan pada 17 April 2021 dan dibuka untuk umum
sejak 20 April 2021 secara gratis.

Tim Penulis dan Penyusun

Ditulis oleh Dina Fadillah Salma sebagai Media Relations Analyst di Social Connect. Penulis berada di bawah
supervisi tim Media & PR Special Project dan tulisan ini sudah direviu secara bahasa dan kesesuaian dengan
konteks informasi oleh Maria Apsari Prajna Paramita sebagai Editor Tata Bahasa di Social Connect. Apabila
terdapat kesalahan pengejaan nama, tempat, dan lainnya silakan hubungi kami untuk direvisi.

Kontak

Admin Social Connect | Senin—Jumat 09.00-17.00 WIB

halo@socialconnect.id | 0812 8467 3071

Kencana Tower, Mezzanine Floor Jl. Raya Meruya Ilir No.88 Business Park Kebon Jeruk, RT. 001 RW. 005 Kel.
Meruya Utara Kec. Kembangan Jakarta Barat 11620

Sumber Tulisan
1. Pols, Hans. 2020. “The Future of Mental Health Care in Indonesia”, https://www.insideindonesia.org/the-
future-of-mental-health-care-inMengenal Isu Kesehatan Mental dan Tantangannya di Indonesia 4 indonesia, diakses
pada tanggal 2 Mei 2021.
2. Hartini, Nurul, Fardana, Nur Ainy, Ariana, Atika Dian, dan Wardana, Nido Dipo. 2018. “Stigma Toward
People with Mental Health Problems in Indonesia”, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6217178/,
diakses pada tanggal 15 Mei 2021.

3. NN. tt. “Indonesia Masih Darurat Stigma tentang Kesehatan Mental”,


https://www.kejarmimpi.id/indonesia-masih-darurat-stigma-tentangkesehatan- mental.html, diakses pada 2 Mei
2021.

4. Center for Public Mental Health – Kesehatan Jiwa Masyarakat. 2020. “Urgensi Peningkatan Kesehatan
Mental di Masyarakat”, https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/07/24/urgensi-peningkatan-kesehatanmental- di-
masyarakat/, diakses pada tanggal 2 Mei 2021.

5. Ridlo, Ilham Akhsanu. 2020. “Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental Indonesia di Masa Pandemi”,
https://fkm.unair.ac.id/tantangan-kebijakan-kesehatanmental- indonesia-di-masa-pandemi/, diakses pada tanggal 15
Mei 2021.

https://satupersen.net/blog/kenapa-kesehatan-mental-penting

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4655345/kita-manusia-ambil-peran-mengubah-
stigma-panti-rehabilitasi-orang-dengan-gangguan-jiwa

Pentingnya Menjaga
Kesehatan Mental
Artikel TerbaikNurul Alya Putri
6. 15 Dec 2020
7.

8. Halo, Perseners!
9. Bentar lagi tahun baru nih, kira-kira apa yang kamu harapkan untuk tahun berikutnya?
Kalo aku sih pengen cepet-cepet pandemi ini selesai, udah gak sabar pengen jalan-jalan
keluar rumah tanpa harus parno hehe.
10. Tapi ya kalo dipikir-pikir, pandemi kali ini ada baiknya juga ya. Seperti yang dikatakan
orang Indonesia “di balik kejadian buruk pasti ada hikmahnya” :D
11. Lah hikmah apa?
12. Kamu ngerasa gak kalo pandemi ini membuat perhatian orang-orang pada kesehatan
udah meningkat banget? Baik kesehatan fisik, maupun kesehatan mental.
13. Contohnya, pada perhatian kesehatan fisik, orang-orang jadi lebih rajin berolahraga,
menjaga kebersihan, dan makan makanan sehat. Sedangkan pada kesehatan mental, jadi
lebih peduli terhadap perasaan atau emosi yang dialami. Isolasi di rumah dalam jangka
waktu panjang dan kekhawatiran akan virus yang menyebar membuat orang-orang
rasanya gampang stres, jenuh, atau capek.
14. Hal inilah yang memungkinkan mereka jadi lebih sadar akan pentingnya peran kesehatan
mental. Orang-orang jadi gak segan untuk jujur pada kesehatan mental mereka dan
mempertanyakan emosi yang mereka rasakan, seperti “kayaknya ada yang gak beres ama
gue” “kenapa ya gue merasa capek banget padahal gak ngapa-ngapain”.
15. Bukan hanya karena pandemi, tetapi perkembangan zaman juga udah semakin maju. Jadi,
informasi mengenai kesehatan mental lebih mudah tersebar luas, yang mengakibatkan
terbukanya pandangan orang-orang akan kesehatan mental. Walaupun belum seluruhnya
merata ya.
16. Nah kalo dari kacamataku sendiri, aku lihat orang-orang sekitarku udah semakin sadar
akan kesehatan mental. Keluarga, teman-teman, bahkan akun-akun di media sosial udah
banyak banget yang mengangkat permasalahan atau isu kesehatan mental, Satu Persen
sendiri pun juga begitu.
17. Gak ketinggalan, pemerintah sendiri pun mulai aware terhadap kesehatan mental
masyarakatnya. Seperti mengeluarkan Layanan Konsultasi Sehat dan Jiwa, atau bisa
disebut SEJIWA untuk membantu masyarakat yang mengalami tekanan di tengah
pademi ini.
18. Tapi, kalau dari kacamata yang kamu lihat gimana? Lingkungan sekitarmu udah banyak
yang sadar akan kesehatan mental atau belum?
19. Aku yakin banget walaupun udah banyak yang sadar akan kesehatan mental, pasti masih
ada beberapa yang gak peduli. Atau masih menganut pandangan lama yang gak
sepenuhnya benar.
20.

21. Pandangan salah tentang kesehatan mental:


22. Pertama, anggapan bahwa masalah kesehatan mental berarti punya gangguan mental dan
mempunyai gangguan mental berarti “gila”.
23. Masyarakat menganggap hal ini kemungkinan dikarenakan gangguan mental berarti
membahayakan. Padahal gak semua yang memiliki gangguan mental gak bisa
mengontrol diri atau menyakiti orang lain.
24. Kedua, memandang masalah kesehatan mental merupakan hal yang gak penting, dan
menganggapnya sebagai kesalahan diri sendiri. Contohnya yang mungkin pernah kamu
dengar, yaitu “kurang iman”
25. Ketiga, dianggap sebagai kelemahan, sehingga malu untuk meminta bantuan. Khususnya
pada pria, karena adanya anggapan bahwa pria merupakan sosok yang kuat dan gak
cengeng, biasa dikenal dengan toxic masculinity.
26. Tonton Juga: Kenapa Cowok Susah Curhat (Susahnya Jadi Laki-Laki)
27. Pandangan-pandangan seperti itu membuat orang-orang menjadi enggan untuk terbuka
akan kesehatan mental. Orang-orang jadi malu untuk mengakui permasalahan kesehatan
mental yang mereka miliki, malu untuk pergi ke psikolog atau psikiater.
28. Bahkan untuk mempelajari apa itu kesehatan mental aja rasanya gak banget, kayak “apa
sih gue sehat kok, gue gak kenapa-kenapa” padahal siapa yang tau?
29. Contoh nyatanya, kayak di sekolah, universitas, atau kantor, pernah gak kamu denger ada
yang izin gak masuk karena permasalahan kesehatan mental? Jarang, kan? Atau gak
pernah dengar sama sekali?
30. Aku sendiri pun belum pernah dengar seseorang izin karena alasan kesehatan mental.
Paling yang biasa aku denger sih izin karena sakit fisik, kayak demam, batuk-batuk, atau
tipes.
31. Tapi hal ini juga bukan sebuah kesalahan aku, kamu, ataupun mereka. Negara Indonesia
sendiri memiliki penduduk yang sangat banyak, dan masih ada yang gak terjangkau oleh
teknologi atau kapasitas yang mumpuni, jadi gak heran suara dan isu akan kesehatan
mental belum terdengar oleh beberapa orang. Sehingga mengakibatkan minimnya
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan mental.
32. Seenggaknya kamu yang membaca tulisan ini merupakan satu langkah awal untuk
memulai memahami akan pentingnya kesehatan mental. Dengan memahami akan
pentingnya menjaga kesehatan mental, akan membawa dirimu dan orang-orang sekitarmu
menjadi lebih berkualitas.  
33. Kamu bisa lebih peduli terhadap dirimu dan mengajak orang lain akan lebih sadar akan
pentingnya kesehatan mental. Dimulai dari keluarga kamu, sahabat kamu, atau keluarga
jauh kamu di kampung sana. Mari kita ubah stigma mengenai kesehatan mental! :)
34.
35. Nah, dari salah satu alasan ini maka terbentuklah Satu Persen. Satu Persen bertujuan agar
orang-orang termasuk kamu yang membaca ini paham akan diri kamu, atau bisa dibilang
memiliki self-awareness pada kesehatan mental. Satu Persen mengajak kita untuk lebih
sadar, dan mempertanyakan hal-hal seperti:
36. Kenapa kesehatan mental kita penting?
37. Kenapa kita wajib tau keadaan kesehatan mental kita?
38. Satu Persen mengajak orang-orang untuk terbuka akan kesehatan mental dan memberikan
yang terbaik terhadap orang-orang agar hidup lebih berkualitas.
39. Sebelum kita membahas kenapa menjaga kesehatan mental itu penting, kita perlu
memahami apa itu kesehatan mental. Karena bagaimana mau menjaga semisalnya kita
gak mengenal? Hehe :D
40. Gak perlu membahas terlalu mendalam, biarkan profesional dalam bidangnya yang
mengurus perihal itu, kita hanya perlu mengetahui dasarnya saja.
41.

42. Apa itu kesehatan mental?


43. Dalam definisi kesehatan mental WHO yang tercantum dalam konstitusinya,
44. “Kesehatan mental merupakan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan
bukan hanya gak adanya penyakit atau ketidakmampuan.”
45. Kesehatan mental sangat berpengaruh dalam kesejahteraan hidup kita baik secara
fisik maupun sosial. Hal-hal yang selalu ada setiap harinya di dalam diri kita seperti
pengambilan keputusan, cara berpikir, dan bertindak saling terkait pada kesehatan mental
yang kita miliki.
46. Kesehatan mental berbeda dengan gangguan mental. Seseorang dapat mengalami
kesehatan mental yang buruk dan gak didiagnosis dengan gangguan mental.
47. Misalnya kekhawatiran karena hasil ujian, Quarter Life Crisis, atau kecemasan karena
finansial itu merupakan hal yang normal, dan gak termasuk pada gangguan kesehatan
mental.
48. Kenapa kita harus mengenali kesehatan mental yang
kita miliki?
49. Sebelum kita menjaga kesehatan mental yang kita miliki, kita harus mengenalinya
terlebih dahulu. Apa itu kesehatan mental?  Apakah kesehatan mental kita baik atau
buruk?
50. Mengenali kesehatan mental yang kita miliki merupakan bentuk kepedulian terhadap diri.
Ini bisa disebut sebagai self-awareness, yang merupakan kesadaran diri untuk
memperhatikan diri kita sendiri.
51. Salah satu cara untuk self-awareness adalah dengan mengenali bagaimana kesehatan
mental kita. Dengan begitu, kita akan lebih mudah untuk memahami dan mengontrol diri.
52. Semisalnya, jika kamu gak tau kenapa kamu stres, kenapa kamu emosian, kenapa kamu
sedih terus, yang bikin kehidupan sehari-hari kamu terganggu, aktivitas kamu jadi
terganggu, atau kinerja kamu jadi menurun. Kamu gak tau kenapa dan datang dari mana
perasaan yang kamu miliki, kamu terlanjur sibuk dan malu untuk mengakui bahwa ada
yang salah dengan dirimu sendiri.
53. Makanya, untuk itu, mengenali kesehatan mental yang kita miliki itu penting. Kamu akan
mengenali dirimu. Apa yang menjadi penyebab akan gejala-gejala yang timbul dalam
dirimu sendiri.
54. Setelah kamu mengenali kesehatan mental yang kamu miliki, selanjutnya kamu dapat
menjaga kesehatan mental. Baik atau buruk kesehatan mental kamu saat ini, kamu harus
tetap menjaganya agar tetap seimbang.
55.

56. Alasan menjaga kesehatan mental itu penting


57. National Alliance on Mental Illness memperkirakan bahwa hampir 1 dari 5 orang
dewasa mengalami masalah kesehatan mental setiap tahunnya di Amerika Serikat.
58. National Institute of Mental Health (NIMH), pada tahun 2017, diperkirakan 11,2 juta
orang dewasa di AS, atau sekitar 4,5% orang dewasa, memiliki kondisi psikologis yang
parah.
59. Ini membuktikan bahwa menjaga kesehatan mental sangat penting. Dengan kesehatan
mental yang baik, seseorang akan menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi
tekanan hidup yang normal, dan dapat bekerja secara produktif. Berikut aku jabarkan
alasan-alasan pentingnya menjaga kesehatan mental:
60. Kesehatan Mental Berkaitan dengan Kesehatan Fisik
61. Dr. Brock Chisholm, mengatakan ”without mental health there can be no true physical
health” yang berarti tanpa kesehatan mental kita gak akan mendapatkan kesehatan
fisik yang sebenarnya.
62. Contoh sederhananya gini, kamu pasti pernah mengalami hal seperti saat sedang
kehilangan semangat, amu merasa tubuh lemas. Sedangkan, saat kamu sakit untuk
berpikir saja rasanya sulit.
63. Nah, ini dinamakan sebagai mind-body connection yang artinya bahwa pikiran, perasaan,
keyakinan, dan sikap kita dapat memengaruhi kesehatan fisik kita secara positif maupun
negatif. Sebaliknya, kesehatan fisik dapat memengaruhi kesehatan mental baik secara
positif dan negatif.
64. Penelitian pun telah membuktikan pengaruh kesehatan mental pada fisik seseorang, dan
sebaliknya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa pada pasien yang mengalami
depresi, risiko mengalami serangan jantung lebih dari dua kali lebih tinggi, sedangkan
mengobati gejala depresi setelah serangan jantung telah terbukti menurunkan tingkat
mortalitas pada pasien.
65. Kesehatan Mental Berkaitan dengan Kehidupan Sosial
66. Pada kehidupan sosial, seorang yang memiliki gangguan kesehatan mental cenderung
mengalami permasalahan pada relasi, perawatan diri, seks, kepekaan, dan lain
sebagainya.
67. Contohnya, seorang dengan gangguan depresi mempunyai gejala seperti berkurangnya
motivasi yang berakibat malas dalam menjalani kehidupan, sehingga perawatan pada diri
sendiri pun berkurang.
68. Sebaliknya, kehidupan sosial juga berpengaruh pada kesehatan mental, lingkungan sosial
yang sehat akan cenderung menciptakan pribadi yang sehat dan mempunyai pandangan
yang positif.
69. Contohnya, seorang yang dikelilingi oleh orang-orang yang selalu ada untuknya,
kemungkinan akan menjadi pribadi yang berpandangan positif pada dirinya sendiri
maupun orang lain.
70. Ini terbukti pada beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teori
Attachment Style, yaitu teori yang mengatakan bahwa adanya pengaruh antara pengasuh
dan seorang anak. Seseorang bisa menjadi pribadi yang positif, cemas atau menghindar
dikarenakan pola asuh yang ia alami saat kecil.
71. Teori attachment ini dikemukakan oleh psikolog dari Inggris bernama John Bowlby,
kamu bisa melihat lebih lengkapnya di YouTube Satu Persen ini.
72. Nah sampai sini udah gak dapat dipungkiri lagi, kesehatan mental seakan-akan menjadi
keseimbangan dalam kehidupan kita. Bagaimana kita berpikir, mengelola emosi,
berinteraksi dengan orang lain semuanya berkaitan dengan kesehatan mental.
73. Maka dari itu penting banget untuk menjaga kesehatan mental kita, selain itu dengan
menjaga kesehatan mental kamu akan mendapatkan banyak manfaat. Emang apa aja
manfaatnya?
74. Berdasarkan dari jurnal-jurnal dan artikel yang aku baca mengenai kesehatan mental, ada
beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan menjaga kesehatan mental adalah:
75. Manfaat menjaga kesehatan mental
76. Kesehatan mental membantu menghadapi tantangan keseharian
77. Seseorang dengan kesehatan mental yang baik cenderung mampu dalam mengatasi stres
yang mereka alami. Mereka juga dapat dengan baik mengontrol emosi dan tindakan
mereka.
78. Kesehatan mental membantumu punya pandangan yang positif
79. Kesehatan mental yang baik mampu menciptakan pandangan yang positif, baik untuk diri
sendiri maupun orang lain.
80. Kesehatan membuat kita memiliki kesehatan fisik yang baik
81. Karena kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik, seorang dengan mental yang
sehat lebih mampu untuk sembuh dari penyakit. Mereka memiliki pandangan positif
terhadap dirinya, sehingga mempercepat dalam proses penyembuhan.
82. Kesehatan mental membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi
dan fokus yang baik
83. Kesehatan mental yang baik membuat seseorang berpikir secara baik, ini mengakibatkan
fokus dan perhatian mereka pun lebih terarah. Orang yang mempunyai kesehatan mental
yang buruk biasanya gak mudah fokus dan terdistraksi.
84. Itu hanya baru sebagian kecil manfaat dari kesehatan mental. Masih ada banyak manfaat
dari kesehatan mental, gak heran banyak penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai
kesehatan mental.

85.
86. Nah Setelah mengetahui apa itu kesehatan mental dan manfaat apa yang didapatkan jika
menjaga kesehatan mental, bagaimana menurutmu?
87. Untuk menjaga kesehatan mental kamu bisa belajar dengan menonton video-video
di YouTube Satu Persen tentang kesehatan mental atau kamu bisa mengikuti tips di
bawah ini.
88. Tips Menjaga Kesehatan Mental
89. 1. Menjalin hubungan dengan orang lain
90. Bagaimanapun juga kita merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan orang
lain. Kita mempunyai kebutuhan emosional akan hubungan dengan orang lain.
91. Tanpa kita sadari, kita membutuhkan dukungan dari orang lain, seperti memiliki
pendengar yang baik. Dengan terpenuhinya hal ini, maka dapat membantu meningkatkan
kesehatan mental kita.
92. 2. Tetap aktif berkegiatan
93. Aktif dalam berkegiatan bukan berarti sibuk ya. Kamu bisa melakukan hal-hal yang
bermanfaat atau kamu sukai seperti meditasi, olahraga, membaca buku, atau berbincang
dengan orang lain.
94. Melakukan kegiatan akan mengaktifkan kinerja otak kita untuk bekerja sehingga akan
menstabilkan emosional kita.
95. 3. Belajar cara mengendalikan stres
96. Stres sangat memengaruhi kesehatan mental, dan stres gak dapat dihindari. Jadi, penting
untuk tau cara mengendalikannya untuk membantu keseimbangan dalam diri kita. Setiap
orang memiliki cara tersendiri dalam mengendalikan stres, seperti relaksasi atau meditasi.
97. 4. Makan makanan yang sehat
98. Apa pun yang masuk ke dalam tubuh kita tentu menjadi bagian dalam diri kita. Makanan
yang kita makan, diproses ke dalam tubuh kita dan menimbulkan berbagai macam reaksi.
Makanan yang gak sehat dapat merusak otak dan suasana hati, mengganggu tidur, dan
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, makanan yang sehat dapat memberi
lebih banyak energi, meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati.
99. 5. Waktu tidur yang cukup
100. Jangan mengurangi waktu tidur, walaupun kamu sedang sibuk karena tugas atau
pekerjaan. Karena tidur merupakan kebutuhan penting akan tubuh, maka kualitas tidur
akan mempengaruhi kesehatan mentalmu. Tidur yang gak teratur, atau kurang akan
memengaruhi suasana hati, energi, dan konsentrasi kamu.
101. 6. Temukan tujuan dan makna hidup
102. Tujuan dan makna hidup memberi makna akan menjalani hidup. Kita akan
termotivasi jika kita memiliki tujuan, sehingga membuat kita semangat dalam menjalani
hidup.
103. Tips-tips di atas memang gak harus langsung dilakukan sekaligus dan di waktu
bersamaan. Butuh waktu dan proses untuk melaksanakan semua itu, dan proses belum
tentu berjalan lancar. Seperti normalnya kehidupan selalu ada tantangan untuk menuju
kesejahteraan tetapi itu menjadikan kita manusia dengan kesehatan mental yang kuat jika
mampu menghadapinya dengan bijaksana.
104. Bergerak Bersama Satu Persen
105. Untuk menciptakan orang-orang dengan kesehatan mental yang baik Satu Persen
mengajak kita untuk sadar akan kesehatan mental. Satu Persen sadar akan pentingnya
peranan kesehatan mental, yang gak diajarkan di sekolah, lingkungan keluarga atau
masyarakat sekitar kita.
106. Dengan itu Satu Persen memberikan edukasi dalam bentuk konten yang bisa
kamu bisa temukan di Blog, Youtube, Instagram, Twitter atau media sosial Satu Persen
lainnya. Banyak hal-hal yang diangkat oleh Satu Persen seperti self-awareness,
relationship, productivity, career, dan filosofi yang itu semua berkaitan dengan
permasalahan kita sehari-hari. Bagaimana cara memecahkannya? Bagaimana cara
mengatasinya? Satu Persen memberikan solusi atas itu semua.
107. Gak hanya di youtube, twitter, Instagram aja, Satu Persen mempunyai layanan
yang gak kalah bermanfaat untuk membantu kamu hidup lebih berkualitas, udah ribuan
yang mengikuti layanan bersama Satu Persen dan merasakan manfaatnya.
108. Jika kamu merasa kesulitan dalam menghadapi permasalahan kesehatan mental,
jangan menyerah begitu saja. Kamu berhak untuk menjadi lebih baik. Bantuan akan
selalu ada di sekitar kamu mulai dari teman-teman, keluarga, atau professional. Satu
Persen mempunyai layanan sendiri yang mampu membantu kamu dalam permasalahan
yang kamu miliki.
109. Emang layanan seperti apa?
110. Berikut penjelasan singkat dari beberapa layanan yang ada di Satu Persen
111. 1. Konsultasi bersama Mentor Satu Persen
112. Konsultasi bersama Mentor Satu Persen adalah salah satu layanan kebanggaan
Satu Persen. Di layanan ini, dibantu oleh Mentor Satu Persen terlatih serta lulusan S1
Psikologi dari universitas-universitas terbaik di Indonesia, untuk menyelesaikan berbagai
macam permasalahan non-klinis, seperti bingung akan tujuan hidup, menemukan bakat
dan minat, atau masalah percintaan.
113. Selain konsultasi mengenai masalah yang kamu alami, ada banyak benefit lainnya
yang akan kamu dapatkan juga dalam konsultasi bersama mentor, yaitu kamu akan
mendapatkan berbagai macam tes sesuai permasalahanmu, lembar hasil psikotes,
worksheet, dan catatan konsultasi kamu bersama mentor.
114. Untuk lebih lengkapnya kamu bisa baca di tulisan Konsultasi Bersama Mentor
Satu Persen
115. 2. Konseling bersama Psikolog Satu Persen
116. Berbeda dari Konsultasi bersama Mentor Satu Persen, Konseling bersama
psikolog lebih mengarah pada gangguan klinis seperti gangguan depresi, bipolar atau
kecemasan. Jika kamu merasa kehilangan kendali atas dirimu, atau merasa masalah yang
kamu alami mengganggu aktivitas sehari-hari kamu.
117. Ini merupakan layanan yang cocok untuk kamu pilih. Di layanan ini kamu akan
didampingi oleh psikolog yang sesungguhnya, kamu bisa lihat di sini. Web tersebut
berguna untuk mengecek apakah psikolog kamu udah berlisensi atau belum.
118. Dalam layanan ini kamu gak hanya bercerita aja tapi kamu akan dibantu untuk
memecahkan permasalahan kamu, dan akan mendapatkan manfaat lainnya juga seperti,
tes psikologi (tes kepribadian, tes minat bakat atau tes kecemasan), asesmen pra
konseling yang merupakan lembar data diri yang berisi keluhan dan harapan yang akan
dicek langsung oleh psikolog, worksheet yang merupakan lembar kerja untuk membantu
kamu menyelesaikan permasalahan kamu, dan terakhir kamu akan diberikan terapi jika
dibutuhkan.
119.
120. 3. Kelas online Satu Persen
121. Di kelas online, kamu bisa belajar dan mendapatkan materi yang bisa kamu akses
selamanya. Ada berbagai macam kelas online dengan target yang berbeda-beda, seperti
menentukan tujuan hidup, kepercayaan diri, berdamai dengan diri sendiri, dan lain
sebagainya. Pembicara-pembicara di kelas online juga keren-keren banget loh. Kamu
juga bisa bertanya melalui grup chat dengan waktu tertentu yang akan dijawab langsung
oleh psikolog Satu Persen.
122. 4. Webinar Satu Persen
123. Satu Persen selalu ada webinar hampir tiap bulannya dengan tema berbeda-beda,
yang bisa kamu cek di website Satu Persen ini atau media sosial Satu Persen. Kamu bisa
bertanya dan berdiskusi langsung dengan pembicara. Gak lupa kamu akan mendapat
sertifikat.
124.
125. Terakhir, menurutku gak ada salahnya untuk memahami dan menjaga kesehatan
mental kita dengan belajar melalui konten-konten Satu Persen atau layanan-layanan yang
disediakan oleh Satu Persen.
126. Ibarat kita berinvestasi dalam kesehatan mental. Gak ada salahnya bukan
meluangkan waktu untuk mengenali diri sendiri? Menjaga kesehatan mental memberikan
kesejahteraan hidup pada diri kita, aktivitas dan kinerja kita menjadi lebih baik, dan
mampu menghadapi tantangan-tantangan kehidupan dengan pandangan yang baik pula.
Gak hanya itu, kamu juga bisa menyebarkan informasi-informasi kesehatan mental ke
orang-orang sekitarmu.
127. Kita gak perlu malu untuk terbuka akan kesehatan mental kita. Semisalnya orang-
orang di sekitar kita belum juga terbuka, kita bisa menjadi agen untuk menyalurkan
pemahaman kita pada yang belum memahami.
128. Mari kita bergerak walau hanya 1% setiap harinya.
129. Sekian dari aku, thank you 😊
130. References
131. 2018, Maret 30). Retrieved from World Health
Organization: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-
strengthening-our-response
132. Felman, A. (2020, April 13). What is Mental Health. Retrieved
from https://www.medicalnewstoday.com/articles/154543
133. Help Guide. (2020, October). Retrieved November 27, 2020,
from https://www.helpguide.org/articles/mental-health/building-better-mental-health.htm
134. Kavitha Kolappa, D. C. (2013). No physical health without mental health: lessons
unlearned?
135. University of Minnesota. (n.d.). Retrieved November 27, 2020,
from https://www.takingcharge.csh.umn.edu/what-is-the-mind-body-connection
136. Sabarini, R. (n.d.). Retrieved from
DosenPsikologi.Com: https://dosenpsikologi.com/manfaat-menjaga-kesehatan-mental
https://indonesiabaik.id/infografis/perhatikan-kesehatan-mental-remaja-saat-pandemi-covid-19

Indonesiabaik.id   -   Ditutupnya sekolah dan dibatalkannya berbagai aktivitas penting, banyak remaja
kehilangan beberapa momen besar di kehidupan mereka — dan juga momen keseharian seperti
mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di sekolahnya.
Para remaja menghadapi situasi baru ini bukan tidak hanya dengan kecewa, namun juga kecemasan dan
perasaan terisolasi yang membebani, terhadap perubahan hidup akibat wabah yang secara cepat. 
Menurut analisis data yang disampaikan Unicef, sebanyak 99 persen anak-anak dan remaja di bawah 18
tahun di seluruh dunia (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara dengan beberapa bentuk
pembatasan gerakan yang berlaku karena COVID-19. Sebanyak 60 persen anak tinggal di salah satu
dari 82 negara dengan lockdown penuh (7 persen) atau sebagian (53 persen) – yang jumlahnya
mencakup 1,4 miliar jiwa muda.
Menurut data survei Global Health Data Exchange 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami
masalah kesehataan kejiwaan. Artinya, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan
kesehatan jiwa. 
Untuk data kesehatan mental remaja di Indonesia sendiri pada 2018, terdapat sebanyak 9,8%
merupakan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja
berumur > 15 tahun, meningkat dibandingkan pada 2013, hanya 6% untuk prevalensi gangguan mental
emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja berumur > 15 tahun. Sedangkan untuk
prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia pada 2013 mencapai 1,2 per seribu orang penduduk.
Saat kesehatan mental remaja tertekan, bisa dilihat tanda-tandanya seperti terlihat tidak bersemangat,
nafsu makannya berkurang, pola tidurnya terganggu/susah tidur, dan juga khawatir yang berlebihan.
Yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental remaja dengan memberikan pengertian pada
remaja untuk bisa menyadari bahwa kecemasannya adalah hal yang wajar. Kecemasan yang dialami
remaja adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan
membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri.
Mencari informasi yang benar dari sumber terpercaya, mengurangi bermain sosial media, serta
membatasi menonton/melihat berita tentang Virus Corona juga bisa mengurangi kecemasan yang
dirasakan pada remaja. Sebisa mungkin orangtua bisa menjadi teman berbagi bagi remaja. Berikan
ruang bagi remaja untuk terbuka soal perasaan khawatirnya kepada orangtua.
Tidak terlalu sering membicarakan Virus Corona atau dengan mencari pengalihan suasana dengan
kegiatan menyenangkan dan hal yang produktif dinilai bisa mengurangi kecemasan dan membuat remaja
merasa tidak terlalu terbebani.
Biarkan remaja menghubungi teman-teman untuk jalin komunikasi, berbagi cerita dan bisa melampiaskan
apa yang dirasakannya. Dengan begitu, kejenuhan remaja saat pandemi bisa terlepaskan.

Anda mungkin juga menyukai