MINIMISASI LIMBAH B3
BAB I
PENDAHULUAN
TIMBULAN LIMBAH B3
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
Jan Feb Mar Apr Mei juni juli Agus Sept Okt Nov Des Jml
BAB II
LANDASAN TEORI/DASAR PERATURAN
B. Landasan teori
1. Rumah sakit ramah lingkungan atau green hospital adalah rumah sakit yang
didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara dengan
mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjutan.
2. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
3. Limbah Non B3 yang selanjutnya disebut Limbah non-B3 adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang tidak menunjukkan karakteristik Limbah B3.
4. Jenis limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit meliputi Limbah klinis memiliki
karakateristik infeksius, Produk farmasi kedaluwarsa, Bahan kimia kedaluwarsa,
Peralatan laboratorium terkontaminasi B3, Peralatan medis mengadung logam
berat, termasuk merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan sejenisnya, Kemasan produk
farmasi , Sludge IPAL
(1) Kewajiban memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah
B3 dikecualikan untuk Penghasil Limbah B3 yang melakukan sendiri Pengolahan
Limbah B3 berupa:
a. kemasan bekas B3;
b. spuit bekas;
c. botol infus bekas selain infus darah dan/atau cairan tubuh; dan/atau
d. bekas kemasan cairan hemodialisis.
(2) Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pengosongan;
b. pembersihan;
c. desinfeksi; dan
d. penghancuran atau pencacahan.
(3) Pengosongan dan pembersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan
huruf b dilakukan dengan cara:
a. mengeluarkan seluruh sisa B3 dan/atau zat pencemar
b. melakukan pencucian dan pembilasan paling sedikit 3 (tiga) kali di fasilitasnya
dengan menggunakan: pelarut yang sesuai dengan sifat zat pencemar dan dapat
menghilangkan zat pencemar
(4) Terhadap sisa pencucian dan pembilasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib
dilakukan Pengolahan Limbah B3 dan memenuhi baku mutu air limbah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan mengenai baku mutu air limbah kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan.
(5) Hasil Pengolahan Limbah B3 menggunakan cara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) berupa Limbah non B3.
(6) Terhadap Limbah non B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pengelolaannya
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai Pengelolaan Limbah non
B3.
D. Minimisasi
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
Tahapan minimisasi Limbah B3 dilakukan pada limbah botol infuse bekas dan jirigen
bekas cairan hemodialisa, antara lain :
a. Terselenggaranya dukungan managemen, melalui :
1) Terbitnya SK Direktur tentang kebijakan pengelolaan lingkungan
2) Membangun kerjasama (MOU) dengan perusahaan khusus memproduksi bahan
baku khusus bukan untuk peralatan makan dan minum
b. Reduksi /pengurangan Limbah B3
1) Pemilahan
Berdasarkan jenis dan karakteristik limbah berdasarkan warna kantong sampah
berbeda yang dilaksanakan dengan strategi yaitu :
a) Identifikasi limbah B3 dan timbulan limbah B3
b) Sosialisasi kepada unit penghasil limbah
c) Pengawasan pemilahan sampah di unit penghasil limbah
d) Menerbitkan kartu tindak pelanggaran kepada unit penghasil limbah jika
ditemukan pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
2) Pewadahan
Limbah botol bekas infuse dimasukkan kedalam tempat sampah yang dilapisi
kantong plastic warna putih
3) Pengangkutan
Pengangkutan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan ke Instalasi Kesehatan
Lingkungan untuk di timbang dan di catat kedalam logbook limbah medis non
B3.
4) Penyimpanan
Penyimpanan disimpan di TPS limbah medis non B3
c. Pemanfaatan
a) Recycle
1. Pencacahan limbah bertujuan merubah bentuk asli dari limbah aslinya
2. Desinfeksi pada limbah yang telah dicacah dengan cara direndam pada
cairan chlorine 0.5%
3. Pembilasan
4. Dimasukkan kedalam karung dan disimpan di TPS limbah non B3 sebelum
dikirim ke pengolah.
Pengiriman limbah dilengkapi dengan berita acara penyerahan limbah non
B3. Selanjutnya nilai ekonomi dari limbah yang sudah didaur ulang
dikembalikan dalam bentuk kantong sampah botol infs bekas dan jasa
pembuatan safety box dari jirigen hemodialisa.
Hasil pengolahan berupa limbah non B3, dikirim ke pengolah khusus
memproduksi bahan baku bukan untuk peralatan makan dan minum.
Selanjutnya nilai ekonomi dari pengiriman limbah non B3 tersebut diganti
dengan kantong sampah plastik warna putih untuk kemasan limbah botol
infuse bekas di unit penghasil limbah
Keterlibatan perangkat daerah dan unsur stakeholder lain dalam pelaksanaan dan
penerapan inovasi.
Dalam pelaksanaan kegiatan strategi minimisasi limbah B3 medis di RSUD kota mataram
tidak dilakukan sendiri oleh instalasi kesehatan lingkungan, tetapi juga melibatkan
management, unit-unit terkait penghasil limbah, petugas kebersihan.
Direktur RSUD Kota Mataram
Mendukung kegiatan pengelolaan limbah dan menetapkan kebijakan Program Daur
Ulang terhadap limbah medis
DLH Kota Mataram
Pemantauan terhadap pengelolaan limbah medis dan pelaporan neraca limbah B3 yang
dihasilkan termasuk limbah Recycle
Dinas Kesehatan Kota Mataram
Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Membangun sistem yang terstruktur, sistematis mulai dari hulu sampai dengan hilir.
2. Meningkatkan kedisiplinan pemilahan limbah medis padat mulai dari sumber, akan
membawa dampak berkurangnya limbah medis padat.
3. Berkurangnya limbah medis padat yang diolah iinsinerator, mengurangi
pollutant yang dihasilkan dari hasil pembakaran, dengan demikian kualitas
udara ambient akan semakin terjaga, risiko lingkungan berkurang dan manfaat
secara ekonomi akan bertambah.
4. Menurunnya biaya pengelolaan limbah medis padat baik biaya pemusnahan
maupun biaya pengadaan kemasan benda tajam dan kemasan limbah plabbot
infuse.
Daftar penerim manfaat inovasi untuk layanan luring atau layanan daring
1. Fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik, puskesmas)
2. Mahasiswa kesehatan lingkungan
Hasil inovasi implementasi minimisasi limbah B3 (medis) selama 1 (satu) tahun adalah adanya
efisiensi biaya pengolahan limbah B3 dan pengadaan plastic sampah infuse serta safety box Rp.
1,434,709,491 dan meningkatnya kepatuhan pemilahanlimbah medis oleh unit-unit penghasil
limbah.
Waktu yang diperlukan untuk memperoleh proses penggunaan hasil inovasi yang tertuang
dalam bentuk SOP selama 2 hari.
Kontribusi Terhadap Capaian nasional Sustainable Development Goals (SDGs)/Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) (5%)
Kontribusi yang dapat dihasilkan dari Generasi SMIL3 terhadap Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan adalah sesuai dengan target 12.4
Indikator 12.4.2 (a) Limbah B3 yang dihasilkan per kapita; dan (b) Proporsi limbah B3
yang ditangani/diolah berdasarkan jenis penanganannya/pengelolaannya. Generasi
SMIl3 merupakan salah satu jenis penanganan limbah medis/B3 terhadap limbah medis
yang dapat dilakukan daur ulang.
C. Kebaruan Inovasi
Kebaruan Inovasi ini adalah Sebelum inovasi ini dilakukan limbah kemasan farmasi berupa
botol infuse bekas dan jirigen bekas cairan hemodialisa dilakukan penanganan sebagai
limbah B3 sehingga menimbulkan penumpukan di TPS limbah B3 dan meningkatkan biaya
pengolahan limbah B3. Setelah dilakukan inovasi minimisasi limbah B3 dengan prinsip 3R
terjadi peningkatan penurunan limbah B3 di TPS limbah B3 dan penurunan biaya
pengolahan limbah B3 serta pengadaan safety box dan plastic sampah botol infuse bekas.
Inovasi ini bersifat unik karena langsung menjawab permasalahan penanganan limbah B3
dan inovatif dengan cara - cara yang baru dapat menurunkan jumlah limbah B3 di TPS
limbah B3 dan menurunkan biaya pengolahan limbah B3 ke pihak ke 3. Dampak luar biasa
dari inovasi ini adalah efisiensi di biaya pengelolaan limbah B3 sebesar Rp. Rp.
1,425,067,638. Sehingga adanya inovasi ini merubah mainset limbah dari cost center
menjadi revenue center karena hasil inovasi meningkaatkan nilai ekonomi pemanfaatan
limbah dan mengurangi biaya pengolahan limbah B3.
D. Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi
RSUD Kota Mataram dalam operasionalnya menghasilkan limbah B3 setiap hari Inovasi
Implementasi Minimisasi Limbah B3 (3) yang merupakan aktivitas pengelolaan limbah B3
mulai yang sudah memiliki perangkat peraturan yang menjamin keberlanjutan
kegiatannya. Pengelolaan limbah B3 dimulai dari pengumpulan, pengangkutan,
pengurangan, dan pembuangan serta diiringi oleh monitoring dan regulasi manajemen
sampah. Dumalai dari tahun 2022, dijalankan sampai dengan sekarang dan akan terus
berlanjut sampai tahun-tahun yang akan datang selama rumah sakit masih beroperasi
beroperasi.
Pengelolaan sampah bisa disebut sebagai ‘pintu masuk’ untuk mencapai target
pembangunan berkelanjutan, karena hal ini merupakan isu multisektor yang berdampak
dalam berbagai aspek di masyarakat dan ekonomi.
Dalam hal peraturan, sudah ada permenlhk no 6 tahun 2021 tentang pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun yang mewajibkan setiap orang yang menghasilkan limbah
B3 wajib melakukan pengurangan dan pemanfaatan dan permenlhk no 56 tahun 2015
tentang tata cara dan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun di
fasyankes yang memberikan kemudahan kepada fasilitas pelayanan kesehatan untuk
melakukan kegiatan daur ulang limbah B3 di fasilitas pelayanan kesehatan.
Inovasi ini sudah direplikasi, baik sebagian atau seluruhnya, di beberapa daerah di
Nusa Tenggara Barat. Pelaksanaan SMIL3 dapat diterapkan diseluruh fasilitas
pelayanan kesehatan karna limbah yang dihasilkan berupa limbah medis dan sistem
Recycle sudah umum pada lingkungan masyarakat.
Hal-hal yang bisa direplikasi dari inovasi ini adalah kesiapan sarana pemilahan limbah
dan kepatuhan penghasil limbah dalam memilah limbah yang dihasilkan .
• Hal-hal yang perlu dikembangkan dari inovasi yang dilakukan sebagai rekomendasi
dimasa mendatang;
1. Mekanisme layanan dan kinerja tim, komunikasi, kerjasama dan hubungan baik
dengan para pemangku kepentingan juga menentukan keberhasilan suatu replikasi
program inovasi.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang pengelolaan libah rumah sakit dan
green hospital
3. Study bunding ke fasilitas pelayanan kesehatan yang telah menerapkan inovasi
tersebut.
4. Mengadakan workshop untuk memperkenalkan Kegiatan implementasi minimisasi
limbah B3 di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan regulai yang ada
5. Membangun Bank Sampah
6. Perbaikan dan pengembangan TPS limbah non B3
7. Pengadaan mesin pencacah plastic dan botol kaca
LAMPIRAN KEGIATAN