KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
PENGUATAN FASYANKES
dalam PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
COVID-19
Kewajiban Penghasil
Pasal 59 ayat (1) Setiap Orang Yang Menghasilkan Limbah UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
B3 Wajib Melakukan Pengelolaan Limbah B3 Yang
1. Sosialisasi dan Diseminasi Regulasi terkait Pengelolaan Limbah B3
Dihasilkannya Pasal 11 ayat (1) Prasarana RS dapat meliputi salah satunya
Medis di Fasyankes
PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan instalasi pengelolaan limbah
Beracun
9
Surat Edaran terkait Kewajiban
Kepemilikan Tempat penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3 di
Fasyankes
Mengacu surat edaran tersebut di
halaman 3 nomor 5 maka Rumah
Sakit yang memiliki TPS-LB3 berijin agar
tidak menjadi Depo Pemindahan limbah
B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan
lain, terlebih lagi menjadi tempat
pengolahan limbah B3 dari fasilitas
pelayanan kesehatan lain. Hal ini untuk
menghindarkan terjadinya:
•Gangguan kesehatan penghuni dan
lingkungan rumah sakit
•Gangguan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang utama rumah sakit sebagai
unit yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat
Surat Edaran Direktur
Jenderal Pelayanan
Kesehatan
No.HK.02.02/V/0079/2020
tentang Tata Kelolan
Limbah B3 Medis di
Fasyankes Serta
Kerjasama Dengan Pihak
Ketiga (Pengolah Limbah
B3 Medis dan Transporter
Berijin)
11
Surat dari Menteri Dalam Negeri
kepada seluruh Gubernur di Indonesia
13
2. Mendorong Fasyankes Untuk Melakukan Pengelolaan
Limbah Medis sesuai dengan Regulasi dan Kaidah Teknis.
Pengelolaan Limbah Medis
Dalam Standar Nasional Akreditasi RS
14
3.a. Mendorong Fasyankes Untuk Melakukan Pemenuhan
Sarana dan Prasarana Pengolah Limbah Medis
15
3.b. Mendorong Penyedia Sarpras Limbah Untuk Masuk
Dalam e-katalog
17
5. Mendorong Fasyankes (RS) untuk Menerapkan Green
Hospital/ Rumah Sakit Hijau/ Rumah Sakit Ramah
Lingkungan
18
6. Melakukan Koordinasi dan Komunikasi secara kontinyu
dengan Pemerintah Daerah dan Lintas Sektor
www.yankes.kemkes.go.id @ditjenyankes
www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes