3
Kedudukan Air dalam Konsep
Dasar Sumber Daya Alam
Resources
Perpetual Nonrenewable
Non-
Direct Solar Winds, Tides, Fossil Metallic
Metallic
Energy Flowing Water Fuel Minerals
Minerals
5
Kebutuhan Air dalam Negeri
Pulau Jumlah Kebutuhan Air RKI* (m3/s)
Penduduk
(2010)
Jawa
Jawa
KEGAGALAN AIR:
RESIKO
PRIMER: KELANGKAAN BISNIS:
DAMPAK AIR, KERUSAKAN AIR,
ATAU BANJIR.
KEBERLANJUT
SOSIAL, AN USAHA
EKONOMI, SEKUNDER: SUPPLAY AIR KETAATAN
EKOLOGI TERGANGGU DAN REGULASI,
KEGAGALAN REPUTASI,
PENGELOLAAN AIR
LIMBAH
9
RPJMN 2015-2019
INDIKATOR
1. Beban Emisi Udara dari sektor industri turun 6. Jumlah Sungai yang telah ditetapkan Daya 11. Jumlah pilot project IPAL di perkampungan
sebesar 15% dibanding basis data tahun Tampung Beban Pencemarannya nelayan yang terbentuk sebanyak 50 unit
2014 7. Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang 12. Jumlah provinsi yang terinventarisasi
meningkat kualitasnya setiap tahun mempunyai lahan rusak (open access)
2. Jumlah kota yang memiliki sistem
13. Luas Lahan terlantar (abandoned land)
pemantauan kualitas udara ambien dan sebagai sumber air baku (untuk parameter
bekas pertambangan yang difasilitasi
beroperasi secara kontinyu sejumlah 45 Kota kunci BOD, COD, dan E-Coli)
pemulihannya meningkat setiap tahun
3. Jumlah Kota yang menerapkan “green 8. Beban Pencemaran Air turun 30 % dari mencapai 25% dari basis data rata-rata
transportation” sebanyak 45 kota basis data 2014 pada 15 DAS prioritas 2010-2014
4. Jumlah Kota yang memenuhi baku mutu 9. Kualitas air di perairan pantai pada 3 14. Kawasan yang ditetapkan peta kesatuan
Kualitas Udara Ambien (dari 45 Kota yang kawasan pesisir (National Capital Integrated hidrologis gambutnya
dipantau) Coastal Development/NCICD, Semarang, 15. Luas lahan gambut yang ditetapkan sebagai
5. Sistem pemantauan kualitas air terbentuk dan Bali) meningkat setiap tahun fungsi lindung
tersedia dan beroperasi pada 15 DAS 10. Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi 16. Luas lahan gambut yang rusak (degraded
ekosistemnya (pada 85 kawasan pesisir peatland) di luar kawasan hutan yang
prioritas secara kontinyu
terpulihkan meningkat setiap tahun.
prioritas)
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PERINCIAN TARGET RPJMN 2015 - 2019
TARGET
SASARAN INDIKATOR
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya Indeks Kualitas
51,82 52 52,5 53 54 55
kualitas air Air minimal 55
Inventarisasi dan
Identifikasi Sumber
Pemantauan Kualitas Air Kondisi Fisik dan
SOSEKBUD Pencemar (IISP)
(manual dan online)
berbasis DAS
Kondisi
Kajian ilmiah Lokasi, Jumlah,
Hidrologi dan Data Kualitas Air
Jenis kontribusi
Permen
Morfologi DAS Sungai LH 01/2010
Sumber
Pencemar
Penetapan Kelas Air Kriteria mutu air
(PKA)
Wilayah Sungai (WS)/River Basin = Kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dalam satu atau
lebih Daerah Aliran Sungai (DAS/Watershed) dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya < 2000 km2.
(Sumber: UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air)
STATE PRESSURE/DRIVER & IMPACT KUALITAS AIR
Hasil studi Bank Dunia Tahun 2007: potensi kerugian
status mutu air dibandingkan dengan KMA kelas II ekonomi sebesar 58 triliun rupah per tahun untuk
PP 82/2001 menunjukkan kualitas air di semua biaya berobat yang harus dikeluarkan masyarakat
lokasi yang dipantau mayoritas berada pada status akibat menderita berbagai macam penyakit yang
tercemar berat. Pemantauan yang dilakukan pada disebabkan tercemarnya air .
kisaran 305 – 522 titik pantau dari tahun 2009 Kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-
sampai 2013 menunjukkan bahwa 75 % titik pantau rata tarif air nasional, sehingga masyarakat harus
tersebut berada pada status tercemar berat membayar 25% lebih mahal untuk mendapatkan air
minum perpipaan.
STATE
IMPACT
DOMESTIK: sensus penduduk tahun USK: Data 2012 jumlah Usaha Mikro dan Industri: Dari jumlah
2010: 16 juta atau sekitar 26% rumah kecil 56 juta, 99,9 %, tenaga kerja 94,21%, usaha/kegiatan menengah
tangga tidak mempunyai fasilitas tempat PDB 45,69%, ekspor non migas 4%. Potensi besar sekitar 45.850, hanya
buang air besar atau langsung pencemaran air dari usaha skala kecil pada 1908 yang mengikuti PROPER .
membuang limbah tinjanya ke tahun 2013 sebesar 2,3 Juta ton dan 0,96 Peringkat Hitam=21,
lingkungan. 74% rumah tanga juta ton methane atau 24 juta ton setara Merah=516, Biru=1224, Emas=9
CO2 dari kegiatan Tapioka, Tahu, Batik dan
menggunakan jamban, 14% diantaranya
Ternak, jenis USK yang lain belum
PRESSURE
tidak dilengkapi dengan tanki septik.
Setiap hari diperkirakan sebanyak 14.000 diperhitungkan.
ton tinja dan 176.000 m3 urine terbuang
ke sumber air menyebabkan 75% sungai PRESSURE
tercemar berat dan 70% air tanah
diperkotaan tercemar bateri tinja
PRESSURE
RESPON:
TOOLS KEBIJAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMAR AIR
1. Sumber pencemar badan/institusi 2. Sumber pencemar pemukiman
(industri, hotel, rumah rumah tangga, usaha skala kecil
sakit,pertambangan): (industri kecil, peternakan, rumah
Tools Kebijakan: potong hewan,puskesmas), dan
Perizinan, Storm Water
instrumen ekonomi (pelaksanaan Tools Kebijakan:
denda/penalti /polluter pay Pembinaan,
penyediaan fasilitas publik,
principles), pemberdayaan masyarakat dan
pembinaan, pengawasan dan kemitraan
penegakan hukum Jenis Kegiatan:
Jenis Kegiatan: Pemetaan,
Penyiapan pedoman, penyusunan pedoman,
baku mutu, pembinaan,
pembinaan, pembangunan insfrastruktur,
pemantauan online effluent air monitoring dan evaluasi
limbah Tujuan: Peningkatan ketersediaan
Tujuan: Peningkatan penaatan dan penggunaan infrastruktur
pengelolaan air limbah
peraturan, Perbaikan Kinerja
Penurunan Beban Pencemaran.
RESPON: TOOLS KEBIJAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMAR AIR
(lanjutan ..)
3. Sumber Pencemaran Non Point 4. Pemantauan Kualitas Air Sungai dan Effluent Air
Source (air limbah pertanian, Limbah
runoff pemukiman dan a. Pemantauan secara manual
perkotaan) Tujuan: Menyiapkan data untuk penyusunan
Tools Kebijakan: Pembinaan, IKLH dan mengevaluasi keberhasilan program
Penyediaan fasilitas publik, pengendalian pencemaran air
pemberdayaan masyarakat Kegiatan: Menyusun pedoman pemantauan
dan kemitraan dan analisis, melaksanakan pemantauan dan
Jenis Kegiatan: Pemetaan, analisis hasil pemantauan, monev
penyusunan pedoman Best b. Pemantauan secara otomatik dan online
Management Practices Tujuan: Untuk mendukung penerapan
(BMPs), instrumen ekonomi (polluter pay principle),
pembinaan,pembangunan membantu analisis sebab akibat untuk kasus
infrastruktur pengendalian pencemaran serta untuk membuat prakiraan
NPS, monitoring dan evaluasi kondisi kualitas air (water quality forecasting)
Tujuan: Peningkatan Kegiatan: Membangun sistem online
pengelolaan limbah non point monitoring(teknologi,kelembagaan,peraturan,
source SDM,cost-benefit analisis), aplikasi sistem,
analisis hasil, monev.
ANIMASI KETERSEDIAAN AIR KSN MAMMINASATA
TAHUN 1987-2035an
KATEGORI
KETERSEDIAAN AIR
RENDAH
SEDANG
TINGGI
SKENARIO
SKENARIO PENGENDALIAN
PENGENDALIAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN KSN
KSN MAMMINASATA
MAMMINASATA
PETA ARAHAN RPSDALH KSN MAMMINASATA
TERIMA KASIH
PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION SULAWESI DAN MALUKU (P3E SUMA), KLHK
Jl. Perintis Kemerdekaan KM 17 Sudiang, Makassar 90243
Telepon (0411) 555701 – 555702 Fax (0411) 555703