D I R E K T O R AT P E N G E N DA L I A N K E R U S A K A N G A M B U T
D I R E K T U R J E N D E R A L P E N G E N DA L I A N P E N C E M A R A N DA N K E R U S A K A N L I N G K U N G A N
K E M E N T E R I A N L I N G K U N G A N H I D U P DA N K E H U TA N A N
Yo g y a k a r t a , 2 2 M a r e t 2 0 1 9
GAMBUT EMISI
KERING KARHUTLA
KARBON
DRAINASE
(Pengelolaan Air
Yang Buruk)
Fungsi Lindung Ekosistem Gambut : min. 30% dari luas KHG + Ketebalan >3m, dll.
P.16_2017
Pedoman Teknis Pemulihan
Fungsi Ekosistem Gambut
1990 1992 1997 2000 2006 2007 2008 2009 2011 2013 2014 2015 2016
P.17_2017
Perubahan dari P.12_2015
tentang Pembangunan Hutan
Tanaman Industri
Inpres No. 8 / 2015
Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru
PP No. 150 / 2000 (PIPIB)/Moratorium Lahan Gambut SK.129_2017
Pengendalian Kerusakan UU No. 32 / 2009 Penetapan Peta Kesatuan
Tanah Untuk Produksi Perlindungan dan Pengelolaan Hidrologis Gambut Nasional
Biomassa Lingkungan Hidup
Inpres No. 2 / 2007
UU No. 24 / 1992 Inpres No. 6 / 2013 SK.130_2017
PENATAAN RUANG Percepatan Rehabilitasi dan
Revitalisasi Kawasan Pengembangan Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru Penetapan Peta Fungsi
Lahan Gambut di Kalimantan Tengah (PIPIB) /Moratorium Lahan Gambut Ekosistem Gambut Nasional
Kriteria Rusak Fungsi Budidaya Gambut : Tinggi Muka Air Tanah > 0,4 m
(PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM
1 PENETAPAN KHG DAN
PERATURAN PEMERINTAH NO. 71/2014 JUNCTO
FUNGSI EKOSISTEM
1. Ruang Lingkup : GAMBUT (F. Lindung dan RPPEG
PERATURAN PEMERINTAH NO. 57/2016
Perencanaan, F. Budidaya)
Pemanfaatan,
[Keputusan MENLHK No.
Pengendalian, PENGUKURAN TINGGI
2 P.15/MENLHK/SETJEN/
Pemeliharaan, Supervisi MUKA AIR TANAH KUM.1/2/2017]
2. Penetapan Fungsi
GAMBUT)
VERIFIKASI
KEBERADAAN KHG
3 - Non konsensi dan
konsesi
INVENTARISASI
1 PETA FINAL KHG
- Identifikasi 4 UNTUK DIUSULKAN
kawasan gambut
Lahan
DIRJEN KE MENTERI
Masyarakat Areal Konsesi/ PENETAPAN FUNGSI
(Tidak Ada Ijin) Perijinan
6 EKOSISTEM GAMBUT (F.
PENETAPAN KHG DAN Lindung dan F. Budidaya)
5 PETA KHG OLEH
MENTERI
5
DEFINISI KHG:
Ekosistem yang berada di
antara dua sungai atau
antara sungai dengan laut
6
PENETAPAN 30 PERSEN FUNGSI LINDUNG EKOSISTEM GAMBUT UNTUK
KEPERLUAN KESEIMBANGAN NERACA AIR
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN INVENTARISASI DAN PENETAPAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT
NOMOR P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017
Peraturan ini mengatur …..
Tata cara inventarisasi dan penetapan fungsi Ekosistem
gambut, mencakup:
➢ inventarisasi dan penetapan peta final Kesatuan Hidrologis
Gambut;
➢ penetapan fungsi Ekosistem Gambut; dan
➢ perubahan penetapan fungsi Ekosistem Gambut
KEWENANGAN …
[1] INVENTARISASI & PENETAPAN FUNGSI EG PERENCANAAN
PEMANFAATAN
PEMELIHARAAN
FUNGSI
SANKSI
ADMINISTRATIF 10
KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
11
KEWENANGAN INVENTARISASI DI LAHAN KONSESI
Administrasi
Wilayah
Kalimantan Tengah 35 2.555.107 2.119.999 4.675.105 55,62 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kalimantan Timur 16 176.296 166.054 342.350 4,07 Conservation Cultivation
Kalimantan Utara 13 159.553 187.898 347.451 4,13
Kalimantan 190 4.094.203 4.310.614 8.404.818 100
Luas Fungsi Ekosistem Gambut di Pulau Sulawesi & Papua
Sulawesi Barat 2 19.682 22.794 42.476 67,01
Sulawesi Tengah 3 8.622 12.192 20.814 32,99
Papua Barat
Sulawesi 3 28.305 34.985 63.290 100
Papua 250 2.708.311 2.388.966 5.097.276 77,46 Papua
Keputusan Menteri LHK No. SK.130/MENLHK/SETJEN/ 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
KUM.1/2/2017 tentang Penetapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut Conservation Cultivation
Nasional (skala 1:250.000)
Kriteria Penetapan :
1. Fungsi lindung Ekosistem Gambut paling sedikit 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh luas
Kesatuan Hidrologis Gambut serta terletak pada puncak kubah Gambut dan sekitarnya;
2. Dalam hal di luar 30% (tiga puluh per seratus) dari seluruh luas Kesatuan Hidrologis Gambut, dimana
masih terdapat :
• Gambut dengan ketebalan 3 (tiga) meter atau lebih;
• Plasma nutfah spesifik dan/atau endemik;
• Spesies yang dilindungi sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau
• Ekosistem Gambut yang berada di kawasan lindung sebagaimana ditetapkan dalam rencana
tata ruang wilayah, kawasan hutan lindung, dan kawasan hutan konservasi, Menteri menetapkan
sebagai fungsi lindung ekosistem Gambut.
Peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Nasional
Terverifikasi (Skala 1:250.000)
Data Ketinggian/
Kriteria Fungsi : topografi lahan/
DEM 30 m
30% dari luasan KHG
di sekitar puncak/titik
tertinggi Jaringan Sungai/
Drainase
Input kriteria
Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi (RTRW-P)
Peta Lahan
Gambut (BBSDLP)
KRITERIA
FUNGSI DI LUAR KRITERIA FUNGSI LINDUNG
BUDIDAYA
PERUBAHAN FUNGSI EKOSISTEM GAMBUT
• Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya dapat diubah menjadi Ekosistem
gambut dengan fungsi lindung atas dasar:
a. masih terdapat Ekosistem Gambut yang memenuhi kriteria fungsi lindung;
b. adanya urgensi ekologis untuk melakukan upaya pencegahan atau
pemulihan kerusakan lingkungan hidup;
c. adanya urgensi ekologis untuk melakukan upaya pencadangan Ekosistem
Gambut di Provinsi/Kabupaten/Kota
Menteri melakukan perubahan atas dasar:
a. kebutuhan sesuai kriteria;
b. usulan Pemda atau setelah diteliti dan mendapatkan pengesahan Dirjen
1. Mengetahui Karakteristik Ekosistem Gambut, yang terdiri dari :
• Ketebalan Gambut,
• Kedalaman Muka Air Tanah (MAT),
• Tutupan/Penggunaan Lahan (existing),
• Keberadaan flora dan fauna yang dilindungi,
• Kondisi drainase (alami dan buatan),
• Kualitas air dan tipe luapan di ekosistem gambut,
• Proporsi berat jenis tanah gambut,
• Perkembangan kondisi/tingkat kerusakan lahan gambut,
• Karakteristik substratum di bawah lapisan gambut,
• Karakteristik tanah dan kedalaman lapisan pirit.
2. Sebagai dasar dalam penentuan dan penetapan areal fungsi ekosistem gambut (fungsi lindung dan
fungsi budidaya);
3. Sebagai bahan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota);
4. Sebagai masukan/input dalam perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (Provinsi dan
Kabupaten/Kota).
1 km TL-2
TL-2.2
TB-1.7 TB-2.7 TB-3.7 TB-4.7
0,5 km
TL-2.1 Transek Melintang TL-2.3
TB-1.6 TB-2.6 TB-3.6 TB-4.6
Transek Membujur
TB-1.5 TB-2.5 TB-3.5 TB-4.5
3 km
TB-1.4 TB-2.4 TB-3.4 TB-4.4
2 km TL-1
TB-1.1 TB-2.1 TB-3.1 TB-4.1
Keterangan:
TB : Transek Membujur
TL : Transek Melintang Jarak antar Transek Membujur : 2 km, Transek Melintang : 3 km,
Jarak pengamatan antar titik Transek Membujur : 500 m,
Jarak pengamatan antar titik Transek Melintang : 1000 m.
Batas KHG/ Batas KHG/
Sungai DALAM PENENTUAN JALUR TRANSEK, HARUS SEARAH DENGAN POLA JARINGAN SUNGAI Sungai
(FL: 67,6 %)
Done
Inventarisasi Karakteristik E.G. di Areal Inventarisasi Karakteristik Peta Kawasan Hutan Peta RTRW
Konsesi/Perijinan (IUPHHK-HTI dan E.G. Berbasis KHG (Hutan Alam, Hutan (Provinsi, Kabupaten/Kota)
HGU/Perkebunan) (Non Konsesi) Konservasi dan Hutan
Skala 1:50.000 Skala 1:50.000 Produksi)