Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Jl. Raya Simpang Nangka Selupu Rejang Telp. (0732) 3932451 Fax
3932451
Email : dlh.kab.rl@gmail.com

NOTULEN RAPAT

Rapat : Rapat/Konsultasi Publik Tahap II Penyusunan KLHS RTRW


Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2022-2042
Hari/Tanggal : Selasa/ 27 September 2022
Waktu : 08.30 Wib s/d selesai
Rapat dibuka Oleh : Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Acara : 1. Pembukaan
2. Pemaparan Materi
3. Pembahasan/Tanya Jawab
4. Penilaian Mandiri
5. Penutup

Peserta Rapat : 1. Anggota Tim Pokja Penyusunan KLHS


2. Stakeholder dari tokoh masyarakat, pemerhati
lingkungan, dan Lembaga Non Goverment.

1. Kata Pembukaan : Rapat dibuka Oleh Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten


Rejang Lebong
2. Pemimpin Rapat : Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Rejang
Lebong
3. Pembahasan : Pembahasan rapat didampingi oleh tenaga
Rapat Ahli/Narasumber Kegiatan Penyusunan KLHS RTRW
4. Peraturan : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS;
3. Peraturen Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 69 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS;
4. Permen Agraria Nomor 5 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Pengintegrasian Kegiatan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencan Tata Ruang
Wilayah.

I. Pembahas / Narasumber Yaitu


1. Prof Dr. Ir. Atra Romeida, MSi
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif, untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilaya dan/atau KRP. Untuk saat ini
penulisan KLHS RTRW melakukan perombakan hingga 80% dikarenakan
menyesuaikan dengan peraturan terbaru. Sehingga untuk dokumen yang sekarang
terdiri dari 4 BAB saja, dan hal inin tentu saja menyebabkan perubahan total
dimana penulisan sebelumnya terdiri dari 7 BAB.
Uraian Tanggapan
I. Amin Jaya, ST (Kabid Tata Ruang PU) Prof.Dr. Ir. Atra Romeida, MSi
1. Terkait pembangunan jalan tol, Dinas 1. Untuk isu prioritas KLHS
PUPR tidak dapat berbuat banyak karena harus masuk pada dokumen
hal tersebut merupakan proyek strategis RTRW Bab I Dokumen RTRW
Nasional, sehingga nantinya Dari Dinas begitu juga sebaliknya. Isu
PUPRPKP akan merujuk pada program strategis dan prioritas RTRW
Nasional tersebut saja. juga akan dimasukan dalam
2. Untuk Data Shp LP2B saat ini ada di PU Bab I dokumen KLHS.
filenya, sehingga dapat digunakan untuk 2. Analisis dilakukan dengan
melakukan analisis. menggunakan data spasial
3. Jika dari hasil Kajian Lingkungan sehingga data-data dalam
terlihat banyak program yang bentuk shapefile sangat
mengakibatkan kerusakan lingkungan perlukan guna membantu
maka akan dilakukan perbaikan kajian yang dilakukan.
dokumen RTRW ataupun akan dilakukan 3. Ya benar ada beberap yang
pembangunan dengan tehnologi tinggi. memang berdampak pada
lingkungan hal ini masih bias
tetap dilaksanakan hanya saja
dengan menggunakan
teknologi tinggi.

Agus Susanto.

1. Untuk jaringan air ersih, DDTLH


secara umum belum terlampaui.
2. Kalau ada KRP yang dimasukan
namun melampaui DDDTLH
maka menurut PP46 Tahun 2016
makan KRP tersebut harus
dipindahkan.
3. Untuk Kabupaten Rejang Lebong
lebih diarahkan saja, seperti
untuk pembangunan jalan akan
dilihat berdasarkan Dampak dan
berdasarkan strategisnya.

Haryanto Yatap, S.Hut, MSi

 Sebaiknya rapat KLHS ini 1. Kita membutuhkan data


mengundang WALHI LP2B dalam bentuk Shp , jika
ada di PU yang dari ATR BPN
hal ini tentu saja akan sangat
membantu, karena kemarin
kit belum dapat data shp-
nya.
2. Apakah ada kebijakan dari
kepala daerah, KRP-KRP
kepala daerah yang ingin
dimasukan hal ini harus
didiskusikan oleh Pokja dan
dalam penyusunan dokumen
RTRW.
3.
II. Budi Afrian, ST (kabid Liti Bappeda RL)
 Sisi perencanaan sebelum
dilakukannya pembangunan haruslah
memperhatikan / memperbaiki isu-isu
lingkungan.
 Jika ada pembangunan/KRP yang
memberikan yang dapat merusak
lingkungan maka nanti dibuat saja
rekomendasinya, di dalam dokumen
KLHS sehingga draft dokumen RTRW
bias diperbaiki.
 Mengenai jalan tol belum ada
informasinya sampai dimana

III. Tarmizi / Dinas Pertanian

 Menyepakati sesuai dengan hasil


pengukuran BPN bahwa luas LP2B
Kabupaten Rejang Lebong adalah
seluas : 4321.9 Ha , namun belum
menjadi perda.

IV. Ir. Chairunas / Dinas Ketahanan Pangan

 Tentang jangka waktu KLHS yaitu dari


tahun 2022-2042 ini adalah waktu
yang sangat panjang, sedangkan
masih banyak sekali di RTRW yang
belum masuk, sedangkan sangat
berpotensi untuk dikembangkan.
 Didalam bahan tadi ada di baca hutan
produksi sedangkan Rejang Lebong
saya rasa tidak ada hutan Produksi,
hutan produksi yang dimaksud
tersebut hutan di wilayah mana?

V. Eka Sonata, ST (BPBD)


 Dalam memasukan data bencana,
mohon untuk dapat juga memasukan
data bencana gempa bumi, karena
Rejang Lebong juga memiliki gunung
aktif, sehingga berpotensi sekali
merusak lingkungan.
 Indeks bencana Indonesia adalah
92,58 ini termasuk dalam aktegori
sedang dan mohon untuk daa tersebut
dapat ditambahkan.
 Isu Pembangunan berkelanjutan juga
hendaknya membahas data bencana
gempa bumi.

V. Khairul ketua AMAN Kabupaten


Rejang Lebong

 Harapan dari Aman yaitu mohon


untuk dapat memasukan lahan hutan
yang sudah menjadi lahan yg di garap
oleh masyakat sebagai lahan APL,
bukan lagi lahan Hutan Lindung, dan
itu ada sekitar 20 Ha
 Bukit basah sekarang sudah menjadi
HPT dimana kementerian menyatakan
lahan termasuk dalam hutan lindung.
 Daerah Talang Benih yang merupakan
lahan persawahan sekarang sudah
marak dengan lahan tambang pasir
dan batu.
 Kami menunggu jika ada undangan
berikutnya dari DLH untuk
pembahasan hutan adat.

Tanggapan terhadap pertanyaan keseluruhan


1. Prof. Dr. Ir. Atra Romeida, MSi
KLHS mempunyai keterbatasan juga dalam menganlisis, yaitu menganalisis
apa saja yang masuk ke dalam materi teknik,.
Untuk Kabupaten yang telah menyusun RDTR kita tidak perlu lagi menyusun
AMDAL. dan tempatnya bukan di RTRW. Untuk menjamurnya perumahan dan
sebagainya itu akan ada KLHS sendiri yang akan membahas tersebut, dan itu
juga harus direncanakan oleh bappeda, dan tidak bisa diakomodir semua di
sini. Kemudian RPJMD sendiri punya KLHS nya sendiri, dan daftranya bukan
merupakan pola dan struktur ruang tetapi berdasarkan SDGs nya.
2. Jangka waktunya 20 tahun, benar pak, tetapi itu bias diditunjau setiap 5
tahun sekali, artiny adalah setiap pemilihan kepada Daerah, barangkali aka
nada perubahan – perubahan yang sangat significant yang sebelumnya mgki
tidak terlihat, sehingga kita perlu mengakomodir dokumen peraturanmengenai
rpjmd .
3. Yang kedua, adanya egiatn staf]gisk

NOTULIS

Sri Kusyani, S.Sos


NIP. 19730910 199803 2 010

Anda mungkin juga menyukai