Anda di halaman 1dari 6

Deskripsi Pekerjaan :

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Nama Paket Pekerjaan :
Terpusat 1 MWp di Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor Pelelangan : 33/PPBJ-F3/DJE/2013

Desa Samalewa, Kecamatan Bungoro, Kabupaten


Lokasi :
Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

Masa Waktu Pelaksanaan : 110 (Seratus Sepuluh) hari kalender

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Ditjen Energi


Sumber Pendanaan : Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun Anggaran
2013

Panitia Fisik III Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan


Poka ULP : dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi


Alamat Pokja ULP :
Energi, Jl. Pegangsaan Timur No. 1A, Jakarta Pusat 10320

Metode Pengenalan Lokasi


Lokasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat bertempat di Desa Samelawa,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Samelawa
Terletak di Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (dahulu
bernama Pangkajene Kepulauan, biasa disingkat Pangkep) adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. ibukotanya adalah Pangkajene. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
1.112,29 km2, tetapi setelah diadakan analisis bersama Bakosurtanal, luas wilayah tersebut direvisi
menjadi 12.362,73 km2 dengan luas wilayah daratan 898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2.

Kabupaten Pangkep berpenduduk sebanyak ± 300 jiwa.

Asal kata Pangkajene dipercaya berasal dari sungai besar yang membelah kota Pangkep. Pangkep
berarti cabang dari Je’ne berarti air. Ini mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang
membentuk cabang.

Pada hasil sensus tahun 2010 menyatakan penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sekitar
305.737 jiwa yang terdiri atas 147.229 laki-laki, dan 158.508 jiwa perempuan.
Sulawesi adalah pulau dengan luas daratan 62.362,55 km 2 dengan jumlah penduduk 8.213.864
(tahun 2004) dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yang panjang serta pipih yang ditandai fakta
bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnya melebihi 90 km dari batas pantai. Kondisi yang demikian
menjadikan pulau Sulawesi memiliki garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya bergunung-
gunung.

Kombinasi ini menghamparkan alam mempesona dipandang baik dari daerah pesisir maupun daerah
ketinggian. Sekitar 30.000 tahun silam, pulau Sulawesi telah dihuni oleh manusia. Peninggalan
peradaban di masa tersebut ditemukan di gua-gua bukit kapur daerah Maros kurang lebih 30 km dari
Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Peninggalan prasejarah lainnya yang berupa alat batu
peeble dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah, dikumpulkan dari teras sungai di
Lembah Wallanea, diantaranya Soppeng dan Sengkang, Sulawesi Selatan.

Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah di abad ke-15 sampai dengan abad ke-19,
Kerajaan Bone dan Makassar yang perkasa berperan sebagai pintu gerbang ke pusat penghasil
rempah, Kepulauan Maluku. Sejarah itu telah memantapkan opini bahwa Sulawesi Selatan memiliki
peran yang sangat strategis bagi perkembangan Kawasan Timur Indonesia.

Penduduk Selawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis, Makassar dan Mandar.
Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak pada upacara kematian, rumah
tradisional yang beratap melengkung dan ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis,
Makassar dan Mandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya,
Pinisi, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa pulau di Samudera Pasifik, bahkan
sampai ke pantai Afrika.

Beberapa sektor unggulan Provinsi Sulawesi Selatan adalah :

1. Pertanian
Sulawesi Selatan merupakan penghasil tanaman panan dikawasan timur Indonesia. Predikat sebagai
lumbun padi nasional mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang
cukup potensial. Selain ini padi sebagai komoditasi tanaman pangan andalan, tanaman pangan
lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan.

Produksi padi Sul-Sel tahun 2004 sebesar 3.229.912 ton yang dipanen dari area seluas 704.775 ha
atau rata-rata 4,58 ton perhektar yang berarti turun sekitar 1,24 persen dibandingkan dengan tahun
2003, yang menghasilkan 4.003.078 ton padi dengan luas panen 847.305 ha dengan rata-rata
produksi 4,72 ton per hektar.

Sebagian besar produksi padi di Sul-Sel dihasilkan oleh jenis padi sawah. Jenis padi ini menyumbang
99,65 persen dari seluruh produksi padi atau sebesar 3.218.651 ton sedangkan sisanya dihasilkan
oleh padi lading. Produksi jagung Sul-Sel pada tahun 2004 sebesar 661.249 ton dengan luas panen
192.456 ha atau menghasilkan rata-rata 3,44 ton/ha. Produktivitas tanaman ini relative naik jika
dibandingkan dengan tahun 2003 yang berproduksi rata-rata 2,86 ton/ha. Produksi ubi jalar, ubi kayu
dan kacang-kacang.

2. Kehutanan
Hutan di Sulawesi Selatan pada tahun 2004 seluas 3.264.713 ha yang antara lain terdiri dari
1.207.301,90 ha hutan lindung, 488.551,00 ha hutan produksi terbatas, dan 131.041,10 ha hutan
produksi biasa. Produksi hasil hutan terdiri dari kayu dan non kayu (seperti rotan dan dammar).
Produksi hutan Sul-Sel pada tahun 2004 yang berupa kayu sebesar 147.739,24 kubik. Hasil lainnya
yakni rotan 6.478,67 pon dan getah pinus 180.126,000.

3. Perindustrian
Sektor industri dapat dibedakan atas industri besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data mengenai
industri esar dan besar tersedia setiap tahun yang di kumpulkan dengan cara sensus lengkap,
sedangkan data indsutri kecil dan rumah tangga tersedia setiap tahun.

Perusahaan Sulawesi Selatan tahun 2004 tercatat sebanyak 65.906 buah dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 210.689 orang jumlah perusahaan ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, dimana tercatat 74.212 buah dengan tenaga kerja 209.319.

4. Pertambangan
Jenis bahan tambang atau galian yang banyak terdapat di Sulawesi Selatan adalah batu gamping
sebanyak 3.443.640,95 ton. Jenis tambang lainnya berupa tanah liat, nikel, pasir dan marmer.

5. Perikanan
Kontribusi sub sektor perikanan pada tahun 1994 terhadap PDRB sebesar 7,67 persen, meningkat
menjadi 9,20 persen pada tahun 1999. Sedangkan kontribusi sub sektor perikanan terhadap sektor
pertanian pada tahun 1994 sebesar 19,98 persen dan meningkatkan menjadi 21,94 persen pada
tahun 1999.

Produksi perikanan laut pada tahun 1994 sebesar 394,4 ribu ton dan pada tahun 1999 meningkat
menjadi 429,9 ribu ton dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,23 persen. Produksi perikanan
mengalami peningkatan sekitar 4,43% pertahun yang berhasil dari penangkapan di laut, dan perairan
umum, budidaya tambak, kolam dan mina padi. Sedangkan perdaganagn hasil perikanan ke luar
negeri adalah udang beku, teripang, rumput laut dan telur-telur ikan terbang.

Dengan banyaknya sector ekonomi di Sulawesi Selatan, sehingga penggunaan listrik di Sulawesi
Selatan semakin meningkat. PLTS 1 MWp di Sulawesi Selatan akan menumbuhkan industri di wilayah
Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai