Anda di halaman 1dari 2

1 PENGEMBANGAN TERSUS

1.1 PENDAHULUAN
Penetapan tatanan terminal khusus harus dilakukan dengan memperhatikan:
a. Tata ruang wilayah
b. Sistim transportasi nasional
c. Pertumbuhan ekonomi
d. Pola/jalur pelayanan angkutan laut nasional dan internasional
e. Kelestarian lingkungan
f. Keselamatan pelayaran, dan
g. Standarisasi nasional, kriteria dan norma.
Rencana induk pelabuhan disususn dengan memperhatikan:
a. Tatanan kepelabuhanan nasional
b. RTRW kabupaten dan RTRW provinsi
c. Keamanan dan keselamatan pelayaran
d. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di lokasi pelabuhan
e. kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan; dan
f. Perijinan terkait yang diperoleh.
Rencana induk ini harus dimiliki oleh setiap pelabuhan sebagai acuan dalam menetapkan
kebijakan pengembangan demi terlaksananya pembangunan yang terencana, terpadu,
efektif, efisien, dan berkesinambungan. Dengan adanya RIP, diharapkan semua fungsi dan
kegiatan yang perlu ada dalam pelabuhan sebagai suatu kawasan terpadu akan dapat
terakomodasi . Dengan demikian dapat diatur pentahapan pembangunan fasilitas
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan atas fungsi dan kegiatan tersebut. Demikian
juga pembangunan zona dalam kawasan pelabuhan dapat direncanakan sejak awal
sehingga tercapai suatu keserasian hubungan antar zona dan fasilitas di dalamnya.
1.2 POLA PIKIR PENGEMBANGAN
Pola pikir pengembangan Tersus PT. TBP adalah sebagai berikut:
a. Dermaga Ferro Nickel eksisting digunakan untuk muat hasil produksi smelter ferro
nickel, serta bongkar general cargo
b. Akan dibangun sub-terminal bongkar batubara dengan Dermaga Multipurpose untuk
keperluan seluruh power plant dan furnace TBP dan anak-anak perusahaannya; juga
untuk bongkar general cargo, yang akan dibangun pada awal pengembangan jangka
pendek
c. Fasilitas bongkar bahan baku dan bahan penunjang MHP akan terealisasi dengan
memanfaatkan fasilitas tersus baru yang khusus untuk keperluannya, yang akan
dibangun pada awal pengembangan jangka pendek
d. Fasilitas muat hasil produksi MHP akan terealisasi dengan memanfaatkan fasilitas
tersus baru yang khusus untuk keperluannya, yang akan dibangun pada akhir
pengembangan jangka pendek
e. Sub-terminal muat bijih nikel di Tolire akan terealisasi pembangunannya pada
pengembangan jangka menengah, sehingga operasi muat bjih nikel selanjutnya
dilakukan di sini, dan tidak ada lagi operasi pemuatan nikel di Tambatan Tongkang
Selatan.
1.3 RENCANA ZONASI TERSUS
Tersus PT. TBP akan ditata dengan zonasi atau sub-terminal sebagai berikut:
a. Sub-terminal muat hasil pengolahan smelter yang berupa Ferro nickel dan bongkar
semen, dalam hal ini Dermaga Ferro Nickel (Dermaga Persada-1). Di dalam sub-
terminal ini termasuk Tambatan Tongkang Utara, untuk bongkar bjih nikel bahan baku
ferro nickel (yang didatangkan dari Sulawesi) dan pasir/split. Bongkar bahan bakar yang
dbawa SPOB juga dilakukan di sini.
b. Sub-terminal ex-Tambatan Tongkang Selatan, untuk bongkar domestik dan LCT landing
c. Sub-terminal bongkar batubara dan bongkar general cargo terpadu di Dermaga
Multipurpose (Dermaga Persada-2), dengan dermaga baru yang akan dibangun. Sub-
terminal ex-Tambatan Tongkang Selatan dimasukkan di sini, untuk bongkar domestik
dan LCT landing
d. Sub-terminal bongkar bahan baku dan bahan pendudkung MHP (Dermaga Persada-3)
e. Sub-terminal muat MHP (Dermaga Persada-4), untuk muat hasil produksi MHP
f. Sub-terminal muat bijih nikel di Tolire (Dermaga Persada-5), dengan dermaga baru yang
akan dbangun, dilengkapi floating crane
g. Sub-terminal penumpang
h. Sub-terminal pengelola pelabuhan..

Anda mungkin juga menyukai