Pendahuluan
[
[
1-1
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Kondisi tersebut menjadi permasalahan umum yang dihadapi oleh beberapa kota
besar di Indonesia termasuk Kota Bandar Lampung. Atas dasar perkembangan
yang terjadi dan realitas yang ada di lapangan maka Pemerintah Pusat melalui
Departemen Pekerjaan Umum melakukan revisi terhadap Undang-Undang No. 24
Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, yang dianggap kurang akomodatif dan
tanggap terhadap beberapa permasalahan yang terjadi sehingga ditetapkanlah
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 sebagai penggantinya. Implikasinya seluruh
peraturan perundangan yang menjadi turunan dari produk hukum / undang –
undang yang lama atau yang mengacu pada peraturan perundangan tersebut
menjadi tidak berlaku dan perlu dilakukan peninjauan ulang berdasarkan ketentuan
dan substansi / materi yang diatur dalam undang – undang penataan ruang yang
baru.
Disamping itu, terdapat beberapa hal lain yang membedakan antara Undang-
Undang penataan ruang yang baru dengan yang lama, diantaranya perubahan
jangka waktu berlakunya dokumen rencana menjadi 20 tahun, fokus materi
penyusunan lebih memperhatikan aspek pemanfaatan dan pengendalian ruang
serta dapat dijadikan pedoman bagi penyusunan RPJP kabupaten / kota.
Hal lain, yang membuat perlunya segera dilakukan proses revisi terhadap RTRW
Kota Bandar Lampung karena pada salah satu pasal undang – undang tersebut
( Pasal 78, Undang-Undang No. 26 tahun 2007 ) menyatakan bahwa pemerintah
Kabupaten / Kota diberikan waktu untuk dapat menyesuaikan dokumen tata ruang
yang ada dengan ketentuan yang baru selambat- lambatnya 3 tahun sejak undang
– undang tersebut.
1-2
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Mengingat kondisi yang mendesak tersebut maka pada Tahun Anggaran 2009 ini
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
akan melakukan kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bandar Lampung 2010 – 2030 yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama ini
akan dilakukan kegiatan evaluasi hingga penyusunan konsep penataan ruang
wilayah kota.
Ruang adalah adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang
udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluknya hidup da
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud dari struktur dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak direncanakan.
Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian ruang.
Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang. Adapun yang dimaksud dengan struktur pemanfaatan ruang adalah susunan
unsur-unsur pembentuk lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan pola pemanfaatan ruang
adalah tata guna tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya dalam wujud
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air, udara dan sumber daya
alam lainnya.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
1-3
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Kota adalah luas areal terbatas yang bersifat non-agraris dengan kepadatan
penduduk relatif tinggi tempat sekelompok orang bertempat tinggal bersama dalam
suatu wilayah geografis tertentu dengan polahubungan rasional, ekonomis, dan
individualistis.
Jalur pejalan kaki adalah jalur khusus yang disediakan untuk pejalan kaki.
Misi adalah sebuah pernyataan yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau
garis besar jalan yang akan diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu
dirumuskan. Keduanya tidak memiliki dimensi ukur kuantitatif (persentase, besaran
waktu, dll).
1-4
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Pedoman adalah acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut
dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya.
Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
Pola ruang kota adalah distribusi peruntukan ruang kota yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi
daya.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
1-5
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Ruang terbuka non-hijau adalah ruang terbuka yang diperkeras (paved) maupun
ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-
areal yang diperuntukkan sebagai kolam- kolam retensi.
Sektor informal adalah kegiatan ekonomi yang tidak memiliki izin usaha dan
relatif berskala ekonomi kecil
Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang
mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
Strategi adalah cara atau wahana yang membawa kita dari keadaan sekarang
untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Struktur ruang kota adalah susunan sistem pusat kota dan sistem jaringan
infrastruktur yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat kota yang secara hierarkhis memiliki hubungan fungsional.
Tata ruang kota adalah wujud struktur ruang dan pola ruang kota.
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi
dan/atau aspek fungsional.
Visi adalah gambaran keadaan yang ingin capai dimasa depan, sesuatu yang akan
menjadi tujuan organisasi dalam jangka panjang, aspirasi masa depan tanpa
menspesifikasi cara-cara untuk mencapainya, visi yang efektif adalah visi yang
mampu membangkitkan inspirasi.
1-6
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1.2 TUJUAN
1.3 SASARAN
Sasaran dari kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bandar Lampung tahap pertama (evaluasi hingga penyusunan konsep penataan
ruang wilayah kota) adalah :
Terumuskannya tingkat keberhasilan maupun penyimpangan yang terjadi
dari implementasi RTRW Kota Bandar Lampung 2005 – 2015.
Teridentifikasinya kondisi eksisting wilayah Kota Bandar Lampung
Terumuskannya isu pembangunan Kota Bandar Lampung
Teridentifikasinya kebutuhan pembangunan dan pengembangan tata ruang
wilayah Kota Bandar Lampung
Terumuskannya visi pembangunan Kota Bandar Lampung 20 tahun kedepan
Terumuskannya arahan garis besar pembangunan Kota Bandar Lampung
Terumuskannya kebijakan pembangunan wilayah Kota Bandar Lampung
Tersusunnya draft konsep rencana struktur ruang wilayah Kota Bandar
Lampung
Tersusunnya draft konsep rencana pola ruang wilayah Kota Bandar Lampung
Terumuskannya draft konsep kawasan strategis wilayah Kota Bandar
Lampung
1-7
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5 020’ sampai dengan 5030’
Lintang Selatan dan 105028’ sampai dengan 105037’ Bujur Timur. Ibukota Bandar
Lampung berada di Teluk Betung yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatra.
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 19.722 Ha yang terdiri dari 13
Kecamatan dan 98 Kelurahan. Secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi
oleh:
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan di sebelah Utara.
Kecamatan Padang Cermin dan Katibung Kabupaten Pesawaran di sebelah
Selatan.
Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran di
sebelah Barat.
Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan di sebelah Timur.
Tabel 1.1
Luas Tiap-Tiap Kecamatan di Kota Bandar Lampung
1-8
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Substansi / materi dari kegiatan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Bandar Lampung tahap pertama (evaluasi hingga penyusunan konsep
penataan ruang wilayah kota) terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut :
Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung 2005 – 2015
- Implementasi Pemanfaatan Ruang
- Penyimpangan terhadap rencana penataan dan pemanfaatan ruang
- Rekomendasi teknis penyempurnaan RTRW Kota Bandar Lampung
Identifikasi Kondisi Eksisting Wilayah Kota Bandar Lampung
- Kondisi fisik wilayah dan lingkungan hidup
- Kondisi demografi
- Kondisi perkembangan sektor ekonomi perkotaan
- Kondisi sistem perkotaan
- Kondisi sistem infrastruktur dan transportasi kota
- Kondisi ruang terbuka hijau, fasilitas umum dan fasilitas sosial perkotaan
- Kondisi perkembangan kawasan lindung kota
- Kondisi perkembangan kawasan budidaya kota
- Kondisi keuangan dan kelembagaan kota
Perumusan Isu Pembangunan Kota Bandar Lampung
Kajian / Analisis Kebutuhan Pembangunan dan Pengembangan Tata Ruang
Wilayah Kota Bandar Lampung
- Analisis kondisi fisik wilayah dan lingkungan hidup
- Analisis perkembangan demografi
- Analisis perkembangan sektor ekonomi perkotaan
- Analisis sistem perkotaan
- Analisis kebutuhan sistem infrastruktur dan transportasi kota
- Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum & fasilitas sosial kota
- Analisis perkembangan kawasan lindung kota
- Analisis perkembangan kawasan budidaya kota
- Analisis kemampuan keuangan dan kelembagaan kota
Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Bandar
Lampung
- Terumuskannya visi pembangunan Kota Bandar Lampung 20 tahun
kedepan.
- Terumuskannya arahan garis besar pembangunan Kota Bandar Lampung.
- Terumuskannya kebijakan pembangunan wilayah Kota Bandar Lampung
Penyusunan Draft Konsep Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
- Konsep Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
1-9
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Adapun yang menjadi dasar hukum Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung ini
antara lain:
A. Undang – Undang:
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok - Pokok
Agraria;
Undang – undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
hayati dan ekosistemnya
Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan;
Undang – undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya air;
Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang – undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
Undang – undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penangulangan bencana;
Undang – undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang – Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau – Pulau Kecil
Undang – undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah;
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas da Angkutan Jalan
B. Peraturan Pemerintah:
1 - 10
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
C. Keputusan Presiden:
Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional.
D. Keputusan Menteri:
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327 Tahun 2002
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
E. Peraturan Menteri
1 - 11
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1.6.1 Pendekatan
Pendekatan studi merupakan dasar pertimbangan yang digunakan untuk
merumuskan sebuah metodologi pada suatu pekerjaan, dalam hal ini terhadap
proses kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung.
Pendekatan yang digunakan merupakan penggabungan dasar – dasar pemikiran
teoritis, logis dan pragmatis yang relevan dengan lingkup pekerjaan.
Kegiatan penyusunan RTRW ini menjadi sangat penting, karena dokumen tersebut
merupakan payung bagi dokumen perencanaan lainnya yang berada di bawahnya
seperti rencana umum tata ruang kota / kecamatan maupun dokumen perencanaan
yang lebih detail / teknis sifatnya. Disamping itu, dokumen RTRW ini akan
digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pembangunan wilayah Kota
Bandar Lampung hingga akhir tahun rencana ( 2030 ).
1 - 12
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Gambar 1.1
Peta Orientasi Wilayah Perencanaan
1 - 13
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Ruang dilihat sebagai wadah interaksi sosial, ekonomi, dan budaya antara manusia
dengan manusia lainnya, ekosistem, dan sumber daya buatan. Interaksi ini tidak
dengan sendirinya berlangsung secara seimbang dan saling menguntungkan
berbagai pihak yang ada karena adanya perbedaan kemampuan, kepentingan serta
perkembangan ekonomi yang dinamis dan akumulatif. Oleh karena itu ruang perlu
ditata agar dapat memelihara keberlanjutan lingkungan dan memberikan dukungan
terhadap kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
Wilayah kota pada hakekatnya adalah pusat kegiatan ekonomi yang berfungsi
mewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, dengan demikian
maka wilayah kota perlu dikelola secara optimal melalui suatu proses penataan
ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota pada intinya adalah rencana
pemanfaatan ruang yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan wilayah
dan sektor dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang ada
dalam wilayah kota. Penataannya perlu didasarkan pada pemahaman terhadap isu-
isu ekonomi, sosial dan lingkungan yang menjadi permasalahan utama suatu
wilayah kota. Potensi, keterbatasan alam, perkembangan kegiatan sosial ekonomi,
serta tuntutan kebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan
hendaknya terpetakan dalam rencana pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang yang dituangkan dalam RTRW Kota. Oleh karenanya Dalam
penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, diperlukan langkah
– langkah perumusan penentuan kawasan perencanaan, identifikasi potensi dan
masalah pembangunan ;
1 - 14
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 15
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1.6.2 Metodologi
Rangkaian kegiatan dalam peninjauan kembali RTRW Kota Bandar Lampung adalah
sebagai berikut :
A. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang yang Ada
Tata cara peninjauan kembali RTRW Kota Bandar Lampung dilakukan
dengan menggunakan pedoman peninjauan kembali RTRW Kota dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut :
1 - 16
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 17
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Tipologi A
RTRWK berlaku untuk digunakan sebagai acuan pembangunan dan
memenuhi ketentuan prosedur dan proses penyusunan rencana dan
terpenuhi substansi RTRWK. Simpangan yang terjadi pada prinsipnya
tidak merubah mempengaruhi perubahan tujuan, strategi serta struktur
dan pola pemanfaatan ruang.
Tipologi B
Pada tipologi B, terjadi perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi kinerja RTRWK, sehingga tidak dapat sepenuhnya
dijadikan acuan pembangunan karena tidak dapat mengakomodasi
perkembangan yang ada. Secara mendasar, RTRWK ini memerlukan
perubahan dalam tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola
pemanfaatan ruang.
Tipologi C
Dalam pemanfaatan RTRWK terjadi simpangan-simpangan yang
menyalahi ketentuan yang diinginkan dalam RTRWK yang disebabkan
oleh pengaruh faktor-faktor eksternal secara signifikan. Dalam hal ini
perlu dilakukan perubahan tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan
pola pemanfaatan ruang.
Tipologi D
1 - 18
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Tipologi E, F, G, dan H
Keempat tipologi ini pada dasarnya memiliki kondisi yang sama, yaitu
RTRWK yang bersangkutan tidak sah. Oleh karena itu, pada keempat
tipologi ini perlu dilakukan penyempurnaan RTRWK atau perubahan
tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang
wilayah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pedoman
penyusunan rencana, dan sesuai dengan perubahan yang diakibatkan
oleh faktor eksternal.
1 - 19
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
b. Penyempurnaan RTRWK
Tergantung pada tipologinya, yaitu berupa :
Pembakuan materi RTRWK jika berdasarkan hasil peninjauan
ditemukan bahwa materi RTRWK yang ditinjau tidak memenuhi
persyaratan minimal sebagai RTRWK yang baku
Penyesuaian terhadap materi RTRWK agar mampu
mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan
dinamika pembangunan, serta untuk mengkoreksi struktur dan
pola pemanfaatan ruang.
1 - 20
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
2. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana
struktur dan pola pemanfaatan ruang
Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan strategi
pengelolaan, rencana struktur dan pola pemanfaatan
ruang, dilanjutkan dengan :
Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah
Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan
ruang
Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
3. Keluaran
Rumusan strategi pengembangan wilayah baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang baru
Tipologi C
Penyesuaian terhadap faktor eksternal
1. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kinerja RTRWK
2. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap
kebijaksanaan pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana
struktur dan pola pemanfaatan ruang
Apabila faktor eksternal tidak lagi sejalan dengan
strategi pengelolaan, rencana struktur dan pola
pemanfaatan ruang, dilanjutkan dengan :
Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan
daerah
Perumusan permasalahan pembangunan dan
pemanfaatan ruang
Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
1 - 21
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
3. Keluaran
Rumusan strategi pengembangan wilayah baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang
baru
Tipologi D
Pada tipologi D ini tidak perlu dilakukan pemutakhiran RTRWK
karena rencana masih sah dan tidak terjadi perubahan eksternal
seperti halnya pada tipologi A, namun karena permasalahannya
adalah terjadinya simpangan pada pemanfaatannya dan
pengendalian, maka aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
peninjauan kembali adalah sebagaimana dilakukan pemantapan
pada tipologi C. Pemanfaatan dan pengendalian yang perlu
dilakukan adalah:
a. Penyempurnaan/peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai
acuan pembangunan.
b. Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan
menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan
c. Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen acuan
dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan
d. Penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan secara
kontinyu terhadap program pembangunan dan implementasi
ruang
1 - 22
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Tipologi E
Dilakukan peninjauan kembali karena ketidaksahan rencana
ditinjau dari aspek substansi yang tidak memenuhi ketentuan
prosedur dan proses penyusunan rencana, dan adanya perubahan
faktor eksternal yang perlu terakomodasi. Dengan demikian,
dalam peninjauan kembali diperlukan langkah-langkah menyeluruh
terhadap perbaikan substansi rencana dan penyesuaian terhadap
aspek-aspek eksternal.
Tatacara yang dilakukan :
1. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kinerja RTRWK
Identifikasi kinerja RTRWK
Identifikasi pemanfaatan yang sedang berjalan
2. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap struktur dan
pola pemanfaatan ruang
Pemutakhiran data, analisis dan produk rencana
disesuaikan dengan faktor-faktor eksternal yang
mengalami perubahan
Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan
ruang wilayah
Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah
3. Keluaran
Rumusan RTRWK yang disempurnakan
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang baru
Tipologi F
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah revisi atau peninjauan
kembali secara menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran
data, analisis dan rencana.
1 - 23
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kinerja RTRWK
Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan
3. Keluaran
RTRWK yang baru
Tipologi G
Melakukan revisi secara menyeluruh kinerja produk RTRWK yang
berupa pemutakhiran data, analisis dan rencana dengan
menyesuaikannya pada faktor-faktor eksternal yang mengalami
perubahan.
Tata cara yang dilakukan :
Pemutakhiran Rencana dan Penyesuaian terhadap faktor-faktor
eksternal, meliputi :
1. Masukan
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kinerja RTRWK
Identifikasi kinerja RTRWK
Identifikasi pemanfaatan yang sedang berjalan
2. Proses
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap
kebijaksanaan pembangunan daerah
Analisis hubungan faktor eksternal terhadap struktur
dan pola pemanfaatan ruang
1 - 24
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
3. Keluaran
RTRWK yang baru
Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian
Penyempurnan/peningkatan pemanfaatan RTRW sebagai
acuan pembangunan
Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan
menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan
Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen acuan
dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan
Penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan
secara kontinyu terhadap program-program pembangunan
dan implementasi ruang
Penyempurnaan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.
Tipologi H
Yang perlu dilakukan adalah peninjauan kembali secara
menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran data, analisis dan
rencana, baik dalam proses penyusunan maupun substansi yang
ada dalam produk RTRWK, serta pemantapan pemanfaatan dan
pengendalian.
Tatacara yang dilakukan :
Pemutakhiran Rencana
1. Masukan
Identifikasi kinerja RTRWK
Identifikasi pemanfaatan yang sedang berjalan
2. Proses
1 - 25
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
3. Keluaran
RTRWK yang baru
Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian
Penyempurnan/peningkatan pemanfaatan RTRW sebagai
acuan pembangunan
Peningkatan diseminasi RTRWK ke setiap sektor dan
menyepakati RTRWK sebagai acuan pembangunan
Peningkatan pemanfaatan RTRWK sebagai dokumen acuan
dalam forum Rapat Koordinasi Pembangunan
Penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan
secara kontinyu terhadap program-program pembangunan
dan implementasi ruang
Penyempurnaan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.
Pengesahan Rencana
Masing-masing tipologi mempunyai tingkat kedalaman aspek yang
perlu di tinjau kembali dan secara prinsip menentukan tata cara
pengesahan dari hasil peninjauan kembali tersebut, yang disimpulkan
pada tabel 4.1. Penjelasan untuk masing-masing jenis pengesahan
adalah :
a. Tanpa Pengesahan
Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi tidak
mempengaruhi isi kesahan suatu RTRWK. Tipologi yang sesuai
dalam katgori ini adalah tipologi A, dan D.
b. Pengesahan dengan SK Walikota
Apabila RTRWK masih sah dan faktor eksternal berubah, tetapi
tidak merubah tujuan, strategi serta struktur dan pola
pemanfaatan ruang. Dalam hal dapat dilakukan peninjauan
1 - 26
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
No
Tipologi Proses
.
RTRWK sah Tidak perlu dilakukan penyempurnaan
Simpangan kecil RTRWK
1 A
Faktor eksternal tetap Masih digunakan sebagai acuan
pembangunan daerah Kota
RTRWK sah Perlu perubahan dan penyempurnaan
Simpangan kecil rencana
2 B
Faktor eksternal (pola dan struktur diubah)
berubah
RTRWK sah Perlu perubahan dan penyempurnaan
Simpangan besar rencana
3 C
Faktor eksternal
berubah
RTRWK sah Perlu perubahan dan penyempurnaan RTRW
4 D Simpangan besar
Faktor eksternal tetap
RTRWK tidak sah Perlu perubahan dan penyempurnaan RTRW
Simpangan kecil (rumusan pola dan struktur yang baru)
5 E
Faktor eksternal
berubah
RTRWK tidak sah Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan
6 F Simpangan kecil rencana)
Faktor eksternal tetap
RTRWK tidak sah Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan
Simpangan besar rencana)
7 G
Faktor eksternal
berubah
RTRWK tidak sah Revisi total (pemutakhiran data, analisis, dan
8 H Simpangan besar rencana)
Faktor eksternal tetap
Sumber : - Pedoman Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Dept.
Kimpraswil, Ditjen Penataan Ruang
Tabel 1.3
Proses, Produk, Dan Tindak Lanjut
Penanganan Peninjauan Kembali RTRW Sesuai Tipologi
1 - 27
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Tipologi
No Kegiatan
A B C D E F G H
A MASUKAN
Identifikasi faktor ekst yg
1 berpengaruh thd kinerja RTRW x x x x
2 Identifikasi kinerja RTRW x x x x
3 Identifikasi pemanfaatan ruang x x x x
B PROSES
Analisa hub faktor ekst thd
1 kebijaksanaan pemb daerah x x x x
Analisa hub faktor ekst thd struktur
2 dan pola pemanf ruang x x x x
Pemutakhiran data, analisa & produk
3 rencana (berdsrkan faktor ekst) x x
Pemutakhiran data, analisa & produk
4 rencana (pemanf ruang) x x
Pemutakhiran tujuan dan sasaran
5 pembangunan x x
Perumusan permasalahan
6 pembangunan dan pemanf ruang x x x x x x
Perumusan kembali konsep dan
7 strategi pengemb wilayah x x x x x x
perumusan dan penyusunan kembali
8 RTRW x x x x
C KELUARAN
Rumusan strategi pengemb wilayah
1 yang baru x x
Rumusan struktur dan pola
pemanfaatan ruang wilayah yang
2 baru x x x
3 Rumusan RTRW yang baru x x x x
PEMANTAPAN RTRW DAN
D PENGENDALIAN PEMANFAATAN
Penyempurnaan pedoman pemanf
1 RTRW sbg acuan pembangunan x x x x
Peningkatan diseminasi RTRW ke
2 setiap sektor & menyepakati RTRW x x x x
Peningkatan pemanfaatan RTRW sbg
3 dok acuan dlm forum rapat x x x x
Penyempurnaan kegtn pemantauan &
4 pelaporan scr kontinu x x x x
Penyempurnaan kegtn evaluasi thd
5 pelaksanaan prog implementasi x x x x
E PENGESAHAN RENCANA
1 Tanpa pengesahan x x
Pengesahan dengan SK
2 Gubernur/Bupati x x
3 Pengesahan oleh Mendagri/Gubernur x x x x x x
Sumber : - Pedoman Teknis Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan,
Dept. Kimprawil
1 - 28
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
data yaitu data primer dan data sekunder. Adapun metodologi untuk kedua jenis
data ini adalah :
Pemerintah Kota Bandar Lampung yang diwakili oleh dinas terkait dengan
penataan ruang.
Pihak akademisi pada bidang yang terkait penataan ruang dan memiliki
pemahaman dan kompetensi dalam kegiatan perencanaan tata ruang.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan
kegiatan RTRW Kota Bandar Lampung TA 2009 ini dan dari berbagai literatur yang
1 - 29
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
ditemui. Pada umumnya data yang diperoleh antara lain berupa data narasi
(tertulis), tabel, grafik, peta dan sebagainya.
b. Analisis regional
Analisis ini dilkakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan kota
dalam sistem regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi,
lingkungan, dan budaya.
Analisis wilayah kota pada wilayah yang lebih luas (analisis regional),
dilakukan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan kota dalam sistem
regional yang lebih luas dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, sumber
daya buatan/sistem prasarana, budaya, dan Hankam. Sistem regional
tersebut dapat berupa sistem provinsi, pulau ataupun nasional, dimana kota
dapat berperan dalam perkembangan regional dan nasional. Oleh karena itu
dalam anasis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut:
1 - 30
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
100
1 - 31
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Salah satu teknik yang akan digunakan dalam menentukan sektor ekonomi
unggulan adalah dengan menggunakan perhitungan Location Quontient
(LQ. Teknik ini merupakan cara permulaan untuk mengetahui kemampuan
suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu. Pada dasarnya teknik ini
menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah
yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas. Adapun variabel yang digunakan sebagai alat ukur untuk menghasilkan
koefisien dapat menggunakan satuan jumlah tenaga kerja pada sektor
tersebut, hasil produksi atau satuan lain yang dapat dijadikan kriteria.
Keterangan :
1 - 32
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 33
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Penduduk adalah salah satu variabel yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat perkembangan suatu wilayah. Berbagai metoda proyeksi dapat
digunakan untuk mengukur proyeksi penduduk dengan mengacu kepada
tingkat pertumbuhan rata-rata, atau membagi berdasarkan kategori
penduduknya. Beberapa model proyeksi penduduk yang dapat digunakan
dalam kegiatan ini adalah :
Model Regresi Linear
Keterangan :
Pt = Penduduk pada tahun t
a = Konstanta
b = Arah garis
X = Variabel Independen
1 - 34
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Keterangan :
Pt = Penduduk pada tahun t
a = Konstanta
b = Laju pertumbuhan penduduk per tahun
n = Jumlah tahun proyeksi lahan
1 - 35
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Keterangan :
T.Pij = Tingkat pelayanan fasilitas , I di daerah yang diamati, j
Aij = Jumlah fasilitas, I di daerah yang diamati, j
bj = Jumlah penduduk di daerah yang diamati, j
Cis = Jumlah fasilitas I persatuan penduduk menurut standar
Berlaku
1 - 36
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Keterangan :
Aij = Indeks aksesibilitas daerah i terhadap j
Ej = Total lahan tersedia
dij = Jarak antara i dan j
b = Pangkat dari dij
Keterangan :
Ai = Indeks aksesibilitas
Hj = Kapasitas lahan
Apabila jumlah pertambahan fasilitas itu secara keseluruhannya adalah Gt,
maka jumlah pertambahan fasilitas yang akan berlokasi di daerah i adalah :
Keterangan :
Di = Ai . Hi
Gt = Tambahan fasilitas di seluruh kawasan
Gi = Tambahan fasilitas di daerah i
1 - 37
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Keterangan :
DDL = Daya dukung lahan
Gt = Ketersediaan lahan
Gi = Proyeksi kebutuhan ruang per luas lahan
i. Analisis pembiayaan pembangunan
Analisis pembiayaan pembangunan dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber pembiayaan pembangunan dan besaran biaya pembangunan baik dari
PAD, DAU, DAK, bantuan dan pinjaman luar negeri, perkiraan sumber-sumber
pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber pembiayaan lainnya.
j. Analisis Kelembagaan
Analisis kelembagaan dilakukan untuk memahami kapasitas Pemerintah
Kabupaten dalam menyelenggarakan pembangunan yang mencakup struktur
organisasi dan tata laksana pemerintah, sumberdaya manusia, sarana dan
prasarana kerja, produ-produk pengaturan serta organisasi non pemerintah
dan perguruan tinggi.
k. Analisa SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk Kajian Peluang dan Tantangan Pengembangan
Pembangunan di wilayah Kota Bandar Lampung. Digunakannya analisis SWOT
dengan pertimbangan Analisis SWOT adalah pendekatan yang sistematis dan
struktur, yaitu :
1 - 38
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 39
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Salah satu metoda tumpang tindih (super impose) yang tersedia pada
perangkat lunak SIG yang digunakan untuk memonitoring tingkat
perkembangan perubahan lahan dengan rencana pemanfaatan ruang.
model ini dapat digunakan sebagai identifikasi awal dalam mengukur
tingkat perkembangan lahan di kawasan perencanaan.
Proximity Area
Analisis proximity (jarak terdekat) merupakan salah satu metoda yang
dimiliki oleh beberapa software Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti
ArcView GIS dan MapInfo, dengan menggunakan analisis ini dapat
diketahui objek mana yang paling dekat dengan suatu lokasi. metoda ini
sering digunakan dalam aplikasi yang berhubungan dengan
aksesibilitas (Thrall, 2005). Polygon Voronoi merupakan contoh
penggunaan Proximity. Polygon Voronoi akan membagi suatu area ke
dalam bagian-bagian sehingga semua lokasi yang terdekat dengan suatu
titik sebagai suatu polygon (McDonnel, Kemp, 1995). Setiap batas
polygon dihitung dengan menemukan garis tegak lurus yang membagi
antar dua titik yang bersebelahan.
Buffer
Dalam penggunaan aplikasi SIG analisa dengan menggunakan metoda
buffering sering kali digunakan dalam membatasi area dari suatu objek
yang berbentuk titik (point), garis (polyline), area (region/polygon).
Sedangkan dalam kegiatan peneltian ini, model buffering dapat
digunakan dalam menilai kemampuan jangkauan pelayanan fasilitas.
Untuk lebih jelasnya mengenai permodelan analisis SIG diatas dapat
dijelaskan pada Gambar 1.2
Gambar 1.2
Permodelan Analisa SIG
(Sumber : Thrall, 2005)
1 - 40
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Untuk mengetaui secara lengkap alur metodologi penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Bandar Lampung dapat di lihat pada gambar 1.3.
Gambar 1.3
Metodologi
1 - 41
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
Bab 1 Pendahuluan
Berisikan uraian mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup studi
terdiri dari lingkup wilayah dan lingkup materi, dasar hukum yang menjadi
dasar Penyususunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung
2010-2030, pendekatan dan metodologi penyusunan serta sistematika
pelaporan.
1 - 42
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 43
Pemerintah Kota Bandar Lampung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung 2010 – 2030
1 - 44