merasa berdesakan, semakin luas rumah yang dihuni maka semakin luas ruang gerak
penghuninya. Luas lantai bangunan tempat tinggal menjadi salah satu indikator
perumahan sehat.
GAMBAR 4.12 JUMLAH RUMAH SEHAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN
2014
900000
800000
700000
600000
500000
400000 829870
300000
200000 404840
100000
0 269.47
Jumlah Seluruh Rumah Jumlah Rumah Sehat 2013 Jumlah Rumah Sehat 2014
80
70 72.91 72.86
67
60
50
48.78
40 45.8
%
30
20
10
0
Jumlah Rumah Jumlah Rumah Jumlah Rumah Jumlah Rumah Jumlah Rumah
Sehat 2010 Sehat 2011 Sehat 2012 Sehat 2013 Sehat 2014
Axis Title
Dalam rangka menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita dilakukan
berbagai upaya melalui pemantauan pertumbuhan balita, identifikasi maupun intervensi
yang dilaksanakan oleh puskesmas. Salah satu upaya perbaikan gizi masyarakat
adalah pemantauan status gizi balita. Dengan melihat perkembangan status gizi balita,
dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahuii bila
ada kelainan pada balita. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita
dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di posyandu. Berdasarkan
penimbangan terseut didapatkan data jumlah balita ditimbang, balita dengan berat
badan naik (dibandingkan dengan berat badan bulan sebelumnya), dan balita yang
dikategorikan BGM (Berat Badan Dibawah Garis Merah).
Dari 369.622 jumlah balita yang dilaporkan hanya 187.375 balita yang ditimbang dan
3.273 balita dilaporkan berada dibawah garis merah (BGM)
Sumber : Profil Kab/Kota, 2019
Sumber : Seksi Gizi Dinkes, 2019
Rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat
tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Rumah dikategorikan sehat apabila memiliki
jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah
yang tidak terbuat dari tanah.
Rumah rumah sehat yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara selama 3 (tiga) tahun
terakhir terus meningkat, hal ini sejalan dengan telah dilaksanakan dan
dikembangkannya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten
Kutai Kartanegara sejak tahun 2013. Selengkapnya persentase rumah sehat di
Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2015 -2017 dapat dilihat pada gambar berikut.
35 37.7
30 32.8
25
20
15
10
5
0
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Masalah gizi di Kabupaten Kutai Kartanegara masih didominasi oleh masalah Kurang
Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di
kota-kota besar.
Faktor pencetus terjadinya masalah gizi di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Rendahnya tingkat pengetahuan ibu dalam mempersiapkan gizi yang seimbang
dan adekuat
Pola hidup masyarakat yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat
Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah khusus di daerah pedesaan
Tingkat sosial ekonomi yang rendah sehingga mempengaruhi daya beli
masyarakat
Adat istiadat yang telah mengakar kokoh dalam nilai sosial budaya masyarakat
yang kurang mendukung pola hidup sehat,
Ketidaktahuan masyarakat pedalaman dalam pola pertanian yangp roduktif
Kondisi geografis yang masih sulit sehingga untuk daerah sangat terpencil cukup
mempengaruhi sistem transportasi yang pada gilirannya mempengaruhi
ketersediaan 10 bahan pokok di masyarakat.