BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-1
I-2
I-2
Kampar, serta padatnya bangunan yang mengakibatkan terjadinya ketidak jelasan antara
zona perumahan dan zona perdagangan jasa, terutama bangunan yang terdapat ditengah-
tengah kecamatan bangkinang kota, juga masih banyaknya bangunan yang tidak
memiliki sertifikat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk juga berdampak pada
kebutuhan akan tempat tinggal, sehingga adanya peningkatan kebutuhan lahan
terbangun guna pemenuhan sarana prasarana perumahan untuk permukiman
masyarakat. Disekitar kawasan tepian Sungai Kampar Kota Bangkinang juga perlu di
tertibkan, Dengan memberikan aturan zonasi di kawasan tersebut diharapkan adanya
keteraturan dalam fungsi kawasan yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini juga
berkaitan dengan intensitas pemanfaatan lahan serta juga perlu pertimbangan dalam
peningkatan sekaligus perbaikan infrastruktur dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat luas di wilayah perencanaan.
Dari berbagai potensi dan masalah di wilayah Perkotaan Bangkinang, maka
perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bangkinang sebagai
perincian dari Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Kampar. Dari penyusunan
tersebut, diharapkan dapat terbentuknya peraturan zonasi untuk mengatur pengendalian
dan pemanfaatan secara spasial agar tercipta kawasan yang tertib ruang dan
berkelanjutan. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang aktivitas masyarkat secara
umum di kawasan yang sekiranya dapat digunakan oleh pemerintah, investor dan
masyarkat untuk memajukan serta menjalankan fungsi PKW di kawasan Perkotaan
Bangkinang.
I-3
I-3
penduduk mencapai 38.582 jiwa pada tahun 2022, yang menyebabkan kebutuhan akan
lahan semakin meningkat, kelurahan/desa langgini menjadi kelurahan yang memiliki
presentase penduduk tertinggi di kota bangkinang yaitu 36,88% dari keseluruhan jumlah
penduduk di bangkinang dimana total penduduk yang hidup di kelurahan ini sebanyak
14.230 jiwa, dimana kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai 7.166 jiwa/km2.
Dilihat dari kondisi sosial di bangkinang dikategorikan dengan kasus kriminalitas yang
tergolong rendah, sedangkan di kondisi ekonomi masyarakat di kota bangkinang
tergolong baik.
Penataan ruang menjadi persoalan yang harus dilakukan agar dapat
menentukan kawasan yang sesuai dengan karakteristik lahan, potensi dan juga sesuai
dengan peruntukannya. Peraturan zonasi untuk kawasan industri dan permukiman
menjadi perihal yang mesti diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang guna terciptanya
kesesuaian lahan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah bangkinang kota, masuk dalam
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mesti dususun dokumen Rencana Detail Tata
Ruang pemerintahan, fasilitas perdagangan dan jasa, permukiman dan fasilitas
agroindustri serta agroforesty.
Dari berbagai permasalahan di atas, dapat diidentifikasi bahwa hal-hal
tersebut dapat menjadi ancaman sehingga meimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
Penyusunan RDTR ini berfungsi untuk mengatur dampak dari perkembangan setiap
aspek tata ruang serta melakukan pemanfaatan dan pengendalian ruang di kawasan
bangkinang kota.
I-4
I-4
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) ini adalah untuk memberikan acuan terhadap suatu kegiatan pemanfaatan ruang
yang lebih rinci dibandingkan yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW). Selain itu, dapat memberikan acuan dalam pengendalian kegiatan
pemanfaatan ruang, dan penerbitan izin pemanfaatan ruang. Dengan tujuan ini, dapat
membentuk satu dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan Bangkinang
Kota.
1.3.3 Sasaran
Sasaran dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Bangkinang Kota ini
adalah :
1. Mengidentifikasi kondisi eksisting fisik lingkungan dan kondisi sumber
daya alam di kawasan perkotaan bangkinang kota
2. Mengidentifikasi kondisi eksisting perekonomian, sosial ekonomi, dan
kependudukan di Kawasan perkotaan bangkinang kota
3. Mengidentifikasi kondisi eksisting kebutuhan infrastruktur dan sistem
jaringan transportasi di Kawasan perkotaan bangkinang kota
4. Mengidentifikasi kondisi eksisting kelembagaan dan kebijakan kawasan
perkotaan bangkinang kota
5. Mengidentifikasi kondisi eksisting ketentuan peruntukan zonasi dikawasan
perkotaan bangkinang kota
6. Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan perkotaan
bangkinang kota berdasarkan aspek fisik lingkungan dan sumber daya
alam, infrastuktur dan jaringan transportasi, perekonomian, social
ekonomi, dan kependudukan, kelembagaan dan kebijakan, serta ketentuan
peruntukan zonasi
I-5
I-5
1. Tujuan Penataan WP
a. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana Pola Ruang, peyusunan
rencana struktur ruang, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang,
penyusunan peraturan zonasi
b. Untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan wilayah
perencanaan dengan RTRW Kabupaten/Kota.
2. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang ialah susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di WP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
dalam melani kegiatan skala WP, rencana struktur ruang meliputi :
a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
b. Rencana Jaringan Transportasi
c. Rencana Jaringan Energi
d. Rencana Jaringan Telekomunikasi
e. Rencana Jaringan Sumber Daya Air
f. Rencana Jaringan Air Minum
g. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
h. Rencana Jaringan Persampahan
i. Rencana Jaringan Drainase
j. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya.
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zina pada WP yang akan
diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rencana pola ruang
terdiri:
a. Zona lindung
b. Zona budidaya
4. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
I-6
I-6
I-7
I-7
I-8
I-8
Conditional Uses
Zona Performa (Performance Zoning)
Zona Fiskal (Fiscal Zoning)
Zona Pemufakatan Pembangunan (Negotiated Development)
Zona Pertampalan Aturan (Overlay Zone)
Zona Ambang (Floating Zone)
Zona Banjir (Flodd Plain Zone)
TPZ Khusus
Zona Pengendalian Pertumbuhan (Growth Control)
Zona Pelestarian Cagar Budaya
TPZ Lainnya
Kota bangkinang adalah ibu kota dari kecamatan bangkinang kota, serta ibu
kota dari kabupaten kampar, dengan jumlah penduduk mencapai 38.582 jiwa. Dengan
luas wilayah 177,2 km2, Kota ini merupakan kota yang berfokus ke perdagangan dan
jasa serta pelayanan publik. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai pedagang,
wiraswasta, petani, dan pegawai negri sipil. Kota bangkinang terletak antara 00.300
Lintang Utara sampai 00.20.00 Lintang utara dan 100.55.00 Bujur Timur sampai
101.05.00 Bujur Timur dan 450.475 meter diatas permukaan laut, daerah yang dialiri
oleh sungai Kampar dan beberapa sungai kecil yang ikut mengairi wilayah Bangkinang
Kota yang terdirih dari daratan rendah dan perbukitan. Dengan suhu udara berkisar 22
°C sampai 33 °C.
Keadaan geografi bangkinang kota adalah dataran rendah dan berbukit yang
juga cocok untuk pertanian dan perkebunan seperti yang telah disampaikan diatas
dengan komoditi utama adalah sawit, Karet dan juga dan juga padi sawah.
Wilayah kecamatan bangkinang berdasarkan peraturan daerah kabupaten
kampar Nomor 22 tahun 2003 masing-masing berbatasan dengan :
1. sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Bangkinag
2. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kampar
3. Sebelaah Selatan berbatas dengan Kecamatan Kampar Timur
4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Salo.
Warga kecamatan Bangkinang kota mayoritas memeluk agama Islam dengan
kebudayaan melayu dan menganut garis keturunan ibu/ matriakhat seperti halnya suku
I-9
I-9
I-10
I - 10
Berdasarkan RTRW Kabupaten Kampar yang diatur dalam Perda No. 11 Tahun 2019, Kawasan Perkotaan Bangkinang dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten berfungsi sebagai
wilayah Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi sebagai wilayah pelayanan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten kota. Kota bangkinang
merupakan pusat sentra perdagangan dan jasa, dan pelayanan publik yang mencakup wilayah pelayanan tingkat provinsi/antar kabupaten. Permasalahan uatama di bangkinang kota adalah
permasalahan pelanggaran pembangunan dan masalah garis sempadan jalan dan kurang efektifnya peraturan mengenai zona wilayah di bangkinang kota. Dari berbagai potensi dan masalah di
wilayah Perkotaan Bangkinang, maka perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bangkinang sebagai perincian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di
Kabupaten Kampar
RUMUSAN
Penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan perkotaan bangkinang kota
TUJUAN
Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bangkinang kota
Pengumpulan Data
I-11
I - 11
I-12
I - 12
I-13
I - 13
1.7 Keluaran
Keluaran dari kegiatan penelitian ini adalah :
1. Dokumen Laporan Pendahuluan RDTR Perkotaan Bangkinang
2. Dokumen Laporan Hasil Survey (LHS) RDTR Perkotaan Bangkinang
3. Dokumen Fakta dan Analisis RDTR Perkotaan Bangkinang
4. Dokumen Rencana RDTR Perkotaan Bangkinang
5. Album Peta Skala 1:5.000
6. Visualisasi 3D
I-14
I - 14
I-15
I - 15
Persiapan Pengumpulan Data Dan Informasi Pengolahan Data Dan Analisis Penyusunan Konsepsi RDTR Penyusunan Rancangan Peraturan RDTR Pembahasan Rancangan RDTR Penetapan RDTR
1. Penyusunan KAK yang Data Primer : 1. Analisis struktur internal WP Hasil kegiatan perumusan konsepsi Penyusunan rancangan peraturan RDTR Pelaksanaan konsultasi publik dengan 1. Persetujuan substansi raperkada
meliputi : 1. Aspirasi masyarakat 2. Analisis sistem penggunaan lahan (land RDTR terdiri atas : dalam bentuk raperkada meliputi : melibatkan DPRD, pemerintahan RDTR
a. Pembentukan tim penyusunan 2. Kondisi dan jenis guna use) 1. Tujuan penetapan BWP 1. Penyusunan kajian kebijakan provinsi, akademis, swasta, asosiasi, 2. RDTR kab/kota ditetapkan dengan
RDTR dalam bentuk SK yang lahan/banugnan, intensitas 3. Analisis kedudukan dan peran WP dalam 2. Rencana struktur ruang raperkada RDTR serta masyarakat. perkada
di dalamnya termasuk ruang konflik – konflik wilayah yang lebih luas 3. Perencanaan pola ruang 2. Penyusunan raperkada RDTR
penyusunan KLHS pemanfaatan ruang, dan 4. Analisis sumber daya alam dan fisik atau 4. Ketentuan pemanfaatan ruang Hasil pelaksanaan KP21 dituangkan Catatan :
b. Penyusunan rencana kerja infrastruktur perkotaan lingkungan WP 5. Peraturan zonasi dalam berita acara yang mencakup : 1. Pelaksanaan validasi KLHS pararel
3. Kondisi fisik dan sosial 5. Analisis sosial budaya Kajian kebijakan : dengan pelaksanaan persetujuan
ekonomi WP 6. Analisis kependudukan Naskah reparkada RDTR substandi RDTR
7. Analisis ekonomi dan sektor unggulan beserta seluruh lampirannya 2. Dalam hal validasi KLHS RDTR
8. Analisis transportasi (pergerakan) BA pembahasan RDTR, yaitu belum ditertibkan oleh
9. Analisis sumber daya buatan BAKP dan BA dengan pemerintah provinsi ketika persub
10. Analisis kondisi lingkungan binaan kabupaten/kota yang sudah ditertibkan, maka validasi
11. Analisis kelembagaan berbatasan. dilakukan oleh KLHK dan akan
12. Analisis untuk kebutuhan penyusunan PZ dikeluarkan sebelum perkada
13. Analisis kapasitas DDOT lingkungan Pada tahap penyusunan rancangan, RDTR ditetapkan.
hidup untuk pembangunan dilakukan validaso tahap akhir KLHS
14. Perkiraan mengenai dampak dan risiko
lingkungan hidup
15. Kinerja layanan atau jasa ekosistem
16. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
17. Tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim
2. Penetapan metodologi berupa: Data Sekunder : Catatan :
a. Kajian awal data sekunder Data dan informasi : Perumusan konsepsi RDTR
b. Penetapan delinieasi wilayah a. Data wilayah administrasi turut memperhatikan
perencanaan RDTR b. Data dan wilayah informasi rekomendasi penyempurnaan
c. Persiapan teknis kependudukan KRP dalam KLHS serta
d. Pemberitaan kepada publik c. Data dan wilayah informasi melibatkan tim penyusunan
bidang pertanahan KLHS
d. Data dan wilayah informasi Penyusunan RDTR dan
kebencanaan penyusunan KLHS bersama –
e. Peta dasar tematik : sama melakukan konsultasi
1. Peta dasar RBI atau peta publik
dasar lainnya skala
minimal 1:5.000.
2. Peta geomorfologi, peta
geologi, peta topografi,
peta kemampuan tanah.
3. Peta penatagunaan tanah
4. Peta SWS dan DAS
5. Peta klimatologis
6. Peta kawasan rawan
bencana dan/atau resiko
bencana di level
kabupaten/kota
7. Peta tematik sektoral,
seperti :
1) Peta kawasan
objek vital
nasional dan
kepentingan
hankam
2) Peta lokasi
kawasan industri
maupun kluster
industri kecil
3) Dll
f. Dll
Tabel 1.1 Proses Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Bangkinang
Sumber : Permen ATRBPN No.11 Tahun 2021
I-16
I - 16