Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan

RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Syafalevi,
2011). Perencanaan adalah suatu cara bagimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan
sumber data yang ada supaya lebih efektif dan efisien. Sehingga, dapat diartikan bahwa
perencanaan merupakan sebuah upaya dan proses dalam pengembangan rencana
kegiatan guna mengkooridnasikan kegiatan dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Dalam prakteknya, perencanaan kota mengatur secara optimal pemanfaatan
ruang dan sumber daya yang ada di wilayah perencanaan perencnaan yang bersifat
multi-dimensi serta saling berkaitan dengan pembangunan di berbagai sektor, seperti
sosial, kependudukan, ekonomi, fisik lingkungan, infrastruktur serta upaya
pengendalian pemanfaatan ruang. Upaya-upaya yang dilakukan bertujuan untuk
menciptakan kualitas ruang yang diharapkan serta mampu mewujudkan tertib ruang.
Dengan demikian, pemerintah daerah selaku pembuat keputusan mampu
mengintegrasikan setiap aspeek kedalam sebuah kebijakan, dimulai dari tahap
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang.
Persiapan dalam penyusunan rencana menjadi perihal yang harus dilakukan
sebelum melakukan kegiatan pembangunan serta pengendalian pemanfaatan ruang.
Dalam hal ini, pemerintah melakukan upaya untuk Menyusun perencanaan dan
penataan ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau, Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kampar dan peraturan Menteri ATR/KBPN No. 11 Tahun
2021 yang menjadi acuan pedoman dalam proses perencanaan tata ruang perkotaan
Bangkinang. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ini diharapkan dapat
membantu dalam proses perencanaan pembangunan agar dapat segera terlaksana
melalui penyediaan ruang dan wilayah yang berkesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat dan daerah dalam perencanaan ini perlu dilakukan Kerjasama dalam
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan pemanfaatan serta pengendalian
penggunaan lahan. Sehingga, dari penyusunan ini harus melibatkan masyarakat dan

I-1
I-1

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

menampung aspirasi tersebut agar dapat tersusunnya dokumen RDTR Perkotaan


Bangkinang secara optimal dan tepat tersedia dan pemanfaatan serta pengendalian
penggunaan lahan. Sehingga, dari penyusunan ini harus melibatkan masyarakat dan
menampung aspirasi tersebut agar dapat tersusunnya dokumen RDTR Perkotaan
Bangkinang secara optimal dan tepat sasaran.
Berdasarkan RTRW Kabupaten Kampar yang di atur dalam Perda No 11
tahun 2019, Kawasan Perkotaan dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
berfungsi sebagai wilayah Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten kota. Dengan kata lain
kawasan perkotaan bangkinang memiliki kualifikasi yang cukup memenuhi kebutuhan
masyarakat secara luas kabupaten kampar. Dengan kata lain didukung dengan potensi
kawasan industri, permukiman, perdagangan dan jasa serta kelengkapan sarana
prasarana, transportasi dan lain sebagainya yang dapat dikembangkan menjadi wilayah
perkotaan yang maju dimasa yang akan datang. Kurang tegasnya pemerintah dalam
penegakkan hukum kepada pelaku pelanggaran pembangunan dan lemah nya regulasi
terkait peraturan zonasi di Kawasan bangkinang kota. Permasalahan lingkungan seperti
persampahan sistem drainase dan sanitasi masih menjadi permasalan di bangkiang kota.
Maka dari itu penyusunan RDTR di kawasan tersebut harus dilakukan.
Rencana Detail Tata Ruang adalah dokumen yang didalamnya berisikan
ketentuan pemanfaatan ruang dalam skala yang sudah ditetapkan dan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam perizinan pemanfaatan ruang. Dengan adanya dokumen RDTR,
maka pengendalian dapat berjalan secara semestinya didasarkan dari berbagai data dan
kondisi eksisting di suatu kawasan yang sesuai dengan peruntukannya.
Kawasan Perkotaan Bangkinang merupakan kawasan yang memiliki kondisi
padat penduduk dengan kata lain aglomerasi terjadi di kawasan perkotaan Bangkinang
karena adanya pusat pengembangan sentra perdagangan dan jasa serta fungsi pelayanan
primer di Kabupaten Kampar. Hal ini menjadi daya tarik terpusatnya berbagai kegiatan
guna lahan yang intensif di kawasan perkotaan. Di samping itu, kawasan perkotan
Bangkinang juga memiliki fungsi pelayanan jasa perhubungan transportasi darat (skala
antar provinsi).
Secara umum permasalahan yang ada di kawasan perkotaan Bangkinang
adalah permasalahan garis sempadan jalan salah satunya di jalan strategis Kabupaten

I-2
I-2

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

Kampar, serta padatnya bangunan yang mengakibatkan terjadinya ketidak jelasan antara
zona perumahan dan zona perdagangan jasa, terutama bangunan yang terdapat ditengah-
tengah kecamatan bangkinang kota, juga masih banyaknya bangunan yang tidak
memiliki sertifikat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk juga berdampak pada
kebutuhan akan tempat tinggal, sehingga adanya peningkatan kebutuhan lahan
terbangun guna pemenuhan sarana prasarana perumahan untuk permukiman
masyarakat. Disekitar kawasan tepian Sungai Kampar Kota Bangkinang juga perlu di
tertibkan, Dengan memberikan aturan zonasi di kawasan tersebut diharapkan adanya
keteraturan dalam fungsi kawasan yang sesuai dengan peruntukannya. Hal ini juga
berkaitan dengan intensitas pemanfaatan lahan serta juga perlu pertimbangan dalam
peningkatan sekaligus perbaikan infrastruktur dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat luas di wilayah perencanaan.
Dari berbagai potensi dan masalah di wilayah Perkotaan Bangkinang, maka
perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bangkinang sebagai
perincian dari Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Kampar. Dari penyusunan
tersebut, diharapkan dapat terbentuknya peraturan zonasi untuk mengatur pengendalian
dan pemanfaatan secara spasial agar tercipta kawasan yang tertib ruang dan
berkelanjutan. Upaya ini dimaksudkan untuk menunjang aktivitas masyarkat secara
umum di kawasan yang sekiranya dapat digunakan oleh pemerintah, investor dan
masyarkat untuk memajukan serta menjalankan fungsi PKW di kawasan Perkotaan
Bangkinang.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam upaya menciptakan tertib ruang dan mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan maka penyusunan Rencana Detail Tata Ruang harus di lakukan, langkah
utama mencakup penataan, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Lokasi pada
penyusunan RDTR ini yaitu kawasan Perkotaan Bangkinang Kota, di Kecamatan
Bangkinang Kota
Secara garis besar, permasalahan yang ada di kawasan Perkotaan Bangkinang
diakibatkan oleh permasalahan pelanggaran pembangunan, garis sempadan jalan dan
ketidak jelasan batas antara zonasi perumahan dan zonasi perdagangan jasa. Contohnya
seperti di jalan jend.sudirman sekitaran plaza bangkinang. Di bangkinang jumlah

I-3
I-3

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

penduduk mencapai 38.582 jiwa pada tahun 2022, yang menyebabkan kebutuhan akan
lahan semakin meningkat, kelurahan/desa langgini menjadi kelurahan yang memiliki
presentase penduduk tertinggi di kota bangkinang yaitu 36,88% dari keseluruhan jumlah
penduduk di bangkinang dimana total penduduk yang hidup di kelurahan ini sebanyak
14.230 jiwa, dimana kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai 7.166 jiwa/km2.
Dilihat dari kondisi sosial di bangkinang dikategorikan dengan kasus kriminalitas yang
tergolong rendah, sedangkan di kondisi ekonomi masyarakat di kota bangkinang
tergolong baik.
Penataan ruang menjadi persoalan yang harus dilakukan agar dapat
menentukan kawasan yang sesuai dengan karakteristik lahan, potensi dan juga sesuai
dengan peruntukannya. Peraturan zonasi untuk kawasan industri dan permukiman
menjadi perihal yang mesti diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang guna terciptanya
kesesuaian lahan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah bangkinang kota, masuk dalam
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mesti dususun dokumen Rencana Detail Tata
Ruang pemerintahan, fasilitas perdagangan dan jasa, permukiman dan fasilitas
agroindustri serta agroforesty.
Dari berbagai permasalahan di atas, dapat diidentifikasi bahwa hal-hal
tersebut dapat menjadi ancaman sehingga meimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
Penyusunan RDTR ini berfungsi untuk mengatur dampak dari perkembangan setiap
aspek tata ruang serta melakukan pemanfaatan dan pengendalian ruang di kawasan
bangkinang kota.

1.3 Maksud, Tujuan, Dan Sasaran.


Adapun maksud, tujuan dan sasaran dari penyusunan laporan pendahuluan
RDTR ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Maksud
Penyusunan rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Bangkinang Kota
memiliki maksud yaitu agar terciptanya suatu rencana tata ruang secara rinci yang dapat
mendukung terbentuknya Kawasan Bangkinang Kota yang tertata dengan baik. Selain
itu, untuk mengetahui kesesuaian dokumen perencanaan dengan pelaksanaan
pembangunan di Kawasan Bangkinang Kota.
1.3.2 Tujuan

I-4
I-4

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) ini adalah untuk memberikan acuan terhadap suatu kegiatan pemanfaatan ruang
yang lebih rinci dibandingkan yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW). Selain itu, dapat memberikan acuan dalam pengendalian kegiatan
pemanfaatan ruang, dan penerbitan izin pemanfaatan ruang. Dengan tujuan ini, dapat
membentuk satu dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan Bangkinang
Kota.
1.3.3 Sasaran
Sasaran dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Bangkinang Kota ini
adalah :
1. Mengidentifikasi kondisi eksisting fisik lingkungan dan kondisi sumber
daya alam di kawasan perkotaan bangkinang kota
2. Mengidentifikasi kondisi eksisting perekonomian, sosial ekonomi, dan
kependudukan di Kawasan perkotaan bangkinang kota
3. Mengidentifikasi kondisi eksisting kebutuhan infrastruktur dan sistem
jaringan transportasi di Kawasan perkotaan bangkinang kota
4. Mengidentifikasi kondisi eksisting kelembagaan dan kebijakan kawasan
perkotaan bangkinang kota
5. Mengidentifikasi kondisi eksisting ketentuan peruntukan zonasi dikawasan
perkotaan bangkinang kota
6. Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan perkotaan
bangkinang kota berdasarkan aspek fisik lingkungan dan sumber daya
alam, infrastuktur dan jaringan transportasi, perekonomian, social
ekonomi, dan kependudukan, kelembagaan dan kebijakan, serta ketentuan
peruntukan zonasi

1.4 Ruang Lingkup


Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini, perlu adanya batasan dalam hal
ruang lingkup materi atau pembahasan serta ruang lingkup wilayah kajian yang
bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan maksud, tujuan, dan sasaran yang
akan dicapai.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi

I-5
I-5

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

Lingkup materi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)


disesuaikan dalam Peraturan Menteri ATR/KBPN No. 11 Tahun 2021yang meliputi :

1. Tujuan Penataan WP
a. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana Pola Ruang, peyusunan
rencana struktur ruang, penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang,
penyusunan peraturan zonasi
b. Untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan wilayah
perencanaan dengan RTRW Kabupaten/Kota.
2. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang ialah susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di WP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
dalam melani kegiatan skala WP, rencana struktur ruang meliputi :
a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
b. Rencana Jaringan Transportasi
c. Rencana Jaringan Energi
d. Rencana Jaringan Telekomunikasi
e. Rencana Jaringan Sumber Daya Air
f. Rencana Jaringan Air Minum
g. Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
h. Rencana Jaringan Persampahan
i. Rencana Jaringan Drainase
j. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya.
3. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zina pada WP yang akan
diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rencana pola ruang
terdiri:
a. Zona lindung
b. Zona budidaya
4. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

I-6
I-6

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya


mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan WP dalam
jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan. Ketentuan pemanfaatan ruang dituangkan dalam bentuk
narasi, namun khusus untuk program prioritas 5 (lima) tahun pertama
disusun dalam bentuk tabel indikasi program pemanfaatan ruang prioritas
yang memuat :
a. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas
b. Lokasi
c. Sumber Pendanaan
d. Instansi Pelaksana
e. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
5. Peraturan zonsai
PZ disusun untuk setiap zona peruntukan baik zona budidaya maupun zona
lindung dengan memperhatikan esensi fungsinya yang ditetapkan dalam
rencana rinci tata ruang dan bersifat mengikat/regulatory. Pada setiap zona
peruntukan akan berlaku satu aturan dasar tertentu yang mengatur
perpetakan, kegiatan, intensitas ruang dan tata bangunan. Peraturan zonasi
memuatan aturan dasar dan teknik peraturan zonasi. Teknik pengaturan
zonasi merupakan ketentuan lain dari zonasi konvensional yang
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan
zonasi dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam
penerapan peraturan zonasi dasar, mempertimbangkan kondisi kontekstual
kawasan dan arah penataan ruang. Adapun peraturan zonasi dan teknik
pengaturan zonasi yakni :
a. Aturan dasar.
 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan, merupakan ketentuan
yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan (I),
bersyarat secara terbatas (T), bersyarat tertentu (B), dan yang tidak
diperbolehkan (X).
 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang, merupakan ketentuan
teknis tentang kepadatan zona terbangun yang dipersyaratkan pada

I-7
I-7

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

zona tersebut dan diukur melalui Koefisien Dasar Bangunan (KDB),


Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Daerah Hijau (KDH),
Luas Kavling, Koefisien Tapak Basement (KTB), dan Koefisien
Wilayah Terbangun (KWT)
 Ketentuan tata Bangunan, merupakan ketentuan yang mengatur
bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona
untuk menjaga keselamatan dan keamanan bangunan. Ketentuan tata
bangunan meliputi ketinggian bangunan (TB), garis sempadan
bangunan (GSB), jarak bebas antar bangunan, jarak bebas samping
(JBS) dan jarak bebas belakang (JBB).
 Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal, mengatur jenis prasarana
dan sarana pendukung minimal apa saja yang harus ada pada setiap
zona peruntukan.
 Ketentuan Khusus, merupakan ketentuan yang mengatur
pemanfaatan zona yang memiliki fungsi khusus dan diberlakukan
ketentuan khusus sesuai dengan karakteristik zona dan kegiatannya.
Ketentuan khusus merupakan aturan tambahan yang ditampilkan
(overlay) di atas aturan dasar karena adanya hal-hal khusus yang
memerlukan aturan tersendiri karena belum diatur di dalam aturan
dasar.
 Ketentuan Pelaksanaan, merpakan aturan yang berkaitan dengan
pelaksanaan penerapan peraturan daerah RDTR dan PZ.
b. Teknik Pengaturan Zonasi
Teknik Pengaturan Zonasi berfungsi untuk memberikan fleksibilitas
dalam penerapan peraturan zonasi dasar serta memberikan pilihan
penanganan pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan
pengembangan, dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu.
Teknik pengaturan zonasi merupakan aturan yang disediakan untuk
mengatasi kekakuan aturan dasar di dalam pelaksanaan pembangunan.
Teknik pengaturan zonasi yang dikenal adalah:
 Transfer development right (TDR)
 Bonus Zoning

I-8
I-8

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

 Conditional Uses
 Zona Performa (Performance Zoning)
 Zona Fiskal (Fiscal Zoning)
 Zona Pemufakatan Pembangunan (Negotiated Development)
 Zona Pertampalan Aturan (Overlay Zone)
 Zona Ambang (Floating Zone)
 Zona Banjir (Flodd Plain Zone)
 TPZ Khusus
 Zona Pengendalian Pertumbuhan (Growth Control)
 Zona Pelestarian Cagar Budaya
 TPZ Lainnya
Kota bangkinang adalah ibu kota dari kecamatan bangkinang kota, serta ibu
kota dari kabupaten kampar, dengan jumlah penduduk mencapai 38.582 jiwa. Dengan
luas wilayah 177,2 km2, Kota ini merupakan kota yang berfokus ke perdagangan dan
jasa serta pelayanan publik. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai pedagang,
wiraswasta, petani, dan pegawai negri sipil. Kota bangkinang terletak antara 00.300
Lintang Utara sampai 00.20.00 Lintang utara dan 100.55.00 Bujur Timur sampai
101.05.00 Bujur Timur dan 450.475 meter diatas permukaan laut, daerah yang dialiri
oleh sungai Kampar dan beberapa sungai kecil yang ikut mengairi wilayah Bangkinang
Kota yang terdirih dari daratan rendah dan perbukitan. Dengan suhu udara berkisar 22
°C sampai 33 °C.
Keadaan geografi bangkinang kota adalah dataran rendah dan berbukit yang
juga cocok untuk pertanian dan perkebunan seperti yang telah disampaikan diatas
dengan komoditi utama adalah sawit, Karet dan juga dan juga padi sawah.
Wilayah kecamatan bangkinang berdasarkan peraturan daerah kabupaten
kampar Nomor 22 tahun 2003 masing-masing berbatasan dengan :
1. sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Bangkinag
2. Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Kampar
3. Sebelaah Selatan berbatas dengan Kecamatan Kampar Timur
4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Salo.
Warga kecamatan Bangkinang kota mayoritas memeluk agama Islam dengan
kebudayaan melayu dan menganut garis keturunan ibu/ matriakhat seperti halnya suku

I-9
I-9

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

minangkabau, kebudayaan dan kebiasaan masyarakat lebih dikaitkan dengan kegiatan


yang bernuansa keagamaan seperti kesenian Gubano yang syairnya berisikan syalawat
kepada nabi, kesenian rebana dengan nyanyian Islami yang dimiliki oleh hampir setiap
kelompok majlis Ta’lim di Kecamatan Bangkinang Kota.
Untuk pakaian adat lebih didominasi oleh pakaian melayu Riau asli dengan
pelaminan yang khas dan rumah adat yang dikenal dengan rumah adat lontiok. Pesta
adat perkawinan tradisional atau pesta tradisi lainnya seperti ziarah kubur pada hari raya
tanggal 6 Syawal tiap tahuan pasti ada dan sampai saat ini masih terpelihara yaitu
makan berjambau dengan isi aneka lauk terutama ikan sungai menjadi hidangan adat
atau hidangan inti pada setiap jambau dengan didampingi makanan lainnya yang juga di
sajikan dalam jambau dikenal dengan jambau kawa yang isinya makanan kue khas
Bangkinang dan makanan penutup.

I-10
I - 10

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

1.5 Kerangka Berfikir

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kampar yang diatur dalam Perda No. 11 Tahun 2019, Kawasan Perkotaan Bangkinang dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten berfungsi sebagai
wilayah Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi sebagai wilayah pelayanan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten kota. Kota bangkinang
merupakan pusat sentra perdagangan dan jasa, dan pelayanan publik yang mencakup wilayah pelayanan tingkat provinsi/antar kabupaten. Permasalahan uatama di bangkinang kota adalah
permasalahan pelanggaran pembangunan dan masalah garis sempadan jalan dan kurang efektifnya peraturan mengenai zona wilayah di bangkinang kota. Dari berbagai potensi dan masalah di
wilayah Perkotaan Bangkinang, maka perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Bangkinang sebagai perincian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di
Kabupaten Kampar

RUMUSAN
Penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kawasan perkotaan bangkinang kota

TUJUAN
Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bangkinang kota

Pengumpulan Data

perekonomian, sosial infrastruktur dan


kelembagaan dan ketentuan peruntukan
Fisik dan Lingkungan ekonomi, dan sistem jaringan
kebijakan zonasi
kependudukan transportasi

 Analisis Sumber daya  Analisis penggunaan


air  Analisis sturuktur
 Analisis proyeksi  Analisis system kegiatan lahan
internal WP
 Analisis topografi dan penduduk  Analisis system  Analisis kependudukan
kelerengan  Analisis kedudukan dan
 Analisis komposisi Gerakankan dan peran WP dalam
perean WP dalam
 Analisis geologi dan penduduk  Analisis sumber daya wilayah yang lebih luas
wilayah yang lebih luas
lingkungan  Analisis kepadatan buatan  Analisis karakteristik
 Analisis Kelembagaan
 Analisis klimatologi penduduk  Analisis kondisi zona dan sub zona
 Analisis sumber daya  Analisis social lingkungan binaan  Analisis jenis dan
alam (Zona Lindung) kependudukan dan karakteristik kegiatan
 Analisis sumber daya social budaya yang saat ini
tanah  Analisis location berkembang dan
 Analisis system quentient (LQ) mungkin akan
penggunaan lahan  Analisis dynamic berkembang di masa
 Analisis kesesuaian location quentient mendatang
lahan (DLQ)  Analisis kesesuaian
 Analisis simpang polar  Anlisis topologi Klassen kegiatan terhadap
uang RTRW dan peruntukan zona/sub
 Analisis shift share
kondisi eksisting zona
 Analisis tutupan lahan  Analisis dampak
dan off yang kegiatan terhadap jenis
ditumbulkan peruntukan
 Analisis kepemilikan zona/subzone
tanah  Analisis gap kualitas
 Analisis sumber daya peruntukan zona/sub
alam dan fisik zona yang diharapkan
wilayahnya (Zona dengan kondisi yang
Budidaya terjadi di lapangan
 Analisis bahan  Analisis spesifikasi
pertimbangan dalam lokasi
menentukan rencana  Analisis ketentuan dan
pola ruang standar setiap sektor
terkait
 Analisis kewenangan
dalam perencanaan,
pmanfaatan,ruang, dan
pengendalian
pemanfaatan ruang

RDTR Perkotaan Bangkinang, Kabupaten Kampar

Kesimpulan dan Saran

I-11
I - 11

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

1.6 Dasar Hukum


Dalam penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang, harus mengikuti
peraturan yang berlaku, dasar peraturan penyusunan RDTR Kota meliputi :
1. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Kehutanan;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Penanggulangan
Bencana;
4. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Nomor 38 tahun 2004, tentang Jalan;
7. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan ;
8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;
11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
12. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
13. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
14. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
15. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
16. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
17. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
18. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
(Tambahan Lembaran Negara Nomor 4489);

I-12
I - 12

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

21. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;


22. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Hutan;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
26. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993, tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai,
dan Bekas Sungai
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
29. Permen ATR/KBPN No 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2019 tentang Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang di Daerah
31. Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana
Detail Tata Ruang;
32. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 650/1595/503/KPTS/1985, tentang tugas-tugas dan
tanggung jawab perencanaan tata ruang kota;
33. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst;
34. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup;

I-13
I - 13

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

35. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 tentang


Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang;
36. Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kampar Tahun 2019-2039.

1.7 Keluaran
Keluaran dari kegiatan penelitian ini adalah :
1. Dokumen Laporan Pendahuluan RDTR Perkotaan Bangkinang
2. Dokumen Laporan Hasil Survey (LHS) RDTR Perkotaan Bangkinang
3. Dokumen Fakta dan Analisis RDTR Perkotaan Bangkinang
4. Dokumen Rencana RDTR Perkotaan Bangkinang
5. Album Peta Skala 1:5.000
6. Visualisasi 3D

1.8 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan, sasaran, ruang lingkup, kerangka berfikir, dasar hukum, dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori, Literatur dan Kebijakan
Bab ini berisi tentang tinjauan teori, literatur, dan kebijakan yang digunakan
sebagai dasar penyusunan laporan pendahuluan RDTRK wilayah studi.
BAB III Gambaran Umum Wilayah
Bab ini berisi tentang karakteristik wilayah studi (karakteristik fisik dasar,
fisik binaan, kependudukan, perekonomian) dan karakteristik wilayah Kota
Bangkinang yang terdiri dari gambaran umum wilayah perencanaan.
BAB IV Deliniasi Wilayah Perencanaan RDTR Kawasan Perkotaan Bangkinang
Bab ini berisi tentang penetapan wilayah perencanaan kawasan Perkotaan
Bangkinang yang akan disusun RDTR nya.

I-14
I - 14

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028

BAB V Metodologi Penelitian


Bab ini menguraikan metode-metode pendekatan serta langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam proses penyusunan laporan RDTRK Wilayah studi.
BAB VI Rencana Kerja
Bab ini berisi tentang pembagian struktur organisasi dala penyusunan laporan
serta jobdesk masing-masing anggota dalam penyelesaian laporan Rencana
Detail Tata Ruang Wilayah Studi yang sudah ditetapkan

I-15
I - 15

Studio Perencanaan Kota 2023


Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Bangkinang Kota 2023-2028
PROSES PENYUSUNAN

Persiapan Pengumpulan Data Dan Informasi Pengolahan Data Dan Analisis Penyusunan Konsepsi RDTR Penyusunan Rancangan Peraturan RDTR Pembahasan Rancangan RDTR Penetapan RDTR
1. Penyusunan KAK yang Data Primer : 1. Analisis struktur internal WP Hasil kegiatan perumusan konsepsi Penyusunan rancangan peraturan RDTR Pelaksanaan konsultasi publik dengan 1. Persetujuan substansi raperkada
meliputi : 1. Aspirasi masyarakat 2. Analisis sistem penggunaan lahan (land RDTR terdiri atas : dalam bentuk raperkada meliputi : melibatkan DPRD, pemerintahan RDTR
a. Pembentukan tim penyusunan 2. Kondisi dan jenis guna use) 1. Tujuan penetapan BWP 1. Penyusunan kajian kebijakan provinsi, akademis, swasta, asosiasi, 2. RDTR kab/kota ditetapkan dengan
RDTR dalam bentuk SK yang lahan/banugnan, intensitas 3. Analisis kedudukan dan peran WP dalam 2. Rencana struktur ruang raperkada RDTR serta masyarakat. perkada
di dalamnya termasuk ruang konflik – konflik wilayah yang lebih luas 3. Perencanaan pola ruang 2. Penyusunan raperkada RDTR
penyusunan KLHS pemanfaatan ruang, dan 4. Analisis sumber daya alam dan fisik atau 4. Ketentuan pemanfaatan ruang Hasil pelaksanaan KP21 dituangkan Catatan :
b. Penyusunan rencana kerja infrastruktur perkotaan lingkungan WP 5. Peraturan zonasi dalam berita acara yang mencakup : 1. Pelaksanaan validasi KLHS pararel
3. Kondisi fisik dan sosial 5. Analisis sosial budaya  Kajian kebijakan : dengan pelaksanaan persetujuan
ekonomi WP 6. Analisis kependudukan  Naskah reparkada RDTR substandi RDTR
7. Analisis ekonomi dan sektor unggulan beserta seluruh lampirannya 2. Dalam hal validasi KLHS RDTR
8. Analisis transportasi (pergerakan)  BA pembahasan RDTR, yaitu belum ditertibkan oleh
9. Analisis sumber daya buatan BAKP dan BA dengan pemerintah provinsi ketika persub
10. Analisis kondisi lingkungan binaan kabupaten/kota yang sudah ditertibkan, maka validasi
11. Analisis kelembagaan berbatasan. dilakukan oleh KLHK dan akan
12. Analisis untuk kebutuhan penyusunan PZ dikeluarkan sebelum perkada
13. Analisis kapasitas DDOT lingkungan Pada tahap penyusunan rancangan, RDTR ditetapkan.
hidup untuk pembangunan dilakukan validaso tahap akhir KLHS
14. Perkiraan mengenai dampak dan risiko
lingkungan hidup
15. Kinerja layanan atau jasa ekosistem
16. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
17. Tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim
2. Penetapan metodologi berupa: Data Sekunder : Catatan :
a. Kajian awal data sekunder Data dan informasi :  Perumusan konsepsi RDTR
b. Penetapan delinieasi wilayah a. Data wilayah administrasi turut memperhatikan
perencanaan RDTR b. Data dan wilayah informasi rekomendasi penyempurnaan
c. Persiapan teknis kependudukan KRP dalam KLHS serta
d. Pemberitaan kepada publik c. Data dan wilayah informasi melibatkan tim penyusunan
bidang pertanahan KLHS
d. Data dan wilayah informasi  Penyusunan RDTR dan
kebencanaan penyusunan KLHS bersama –
e. Peta dasar tematik : sama melakukan konsultasi
1. Peta dasar RBI atau peta publik
dasar lainnya skala
minimal 1:5.000.
2. Peta geomorfologi, peta
geologi, peta topografi,
peta kemampuan tanah.
3. Peta penatagunaan tanah
4. Peta SWS dan DAS
5. Peta klimatologis
6. Peta kawasan rawan
bencana dan/atau resiko
bencana di level
kabupaten/kota
7. Peta tematik sektoral,
seperti :
1) Peta kawasan
objek vital
nasional dan
kepentingan
hankam
2) Peta lokasi
kawasan industri
maupun kluster
industri kecil
3) Dll
f. Dll
Tabel 1.1 Proses Penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Bangkinang
Sumber : Permen ATRBPN No.11 Tahun 2021

I-16
I - 16

Studio Perencanaan Kota 2023

Anda mungkin juga menyukai