Anda di halaman 1dari 99

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang berisikan latar belakang, landasan hukum, tujuan
dan sasaran, lingkup perencanaan, ketentuan umum perencanaan, pendekatan perencanaan dan
sistematika pembahasan dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tulungagung 2012-2032

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,
kegiatan pemanfaatan ruang harus mengacu pada Rencana Tata Ruang. Rencana Tata
Ruang perlu dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan yang berkaitan
dengan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagii
peningkatan kesejahteraan masyarakat, keseimbangan dan keserasian perkembangan
antar wilayah dan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar sektor.

Menurut Undang-undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang


dimaksud dengan Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan ruang adalah suatu
sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Sedangkan Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-1
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Sehubungan dengan hal pengertian tersebut, kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 merupakan bagian dari "Perencanaan
Tata Ruang" sebagai proses untuk memperbaiki rencana tata ruang yang telah ada yang
dilakukan secara berkala agar suatu rencana tata ruang tetap berfungsi secara optimal.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu disusun berdasarkan kriteria-kriteria yang
menjamin keabsahan RTRW tersebut. Kriteria-kriteria tersebut antara lain kelengkapan
dan keabsahan data, metode dan hasil analisis, perumusan strategi pemanfaatan ruang
kawasan perkotaan serta produk rencana yang dihasilkan. Selain itu, dengan adanya
undang-undang serta peraturan baru yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan
RTRW maka revisi mengenai substansi RTRW harus segera dilakukan.
Hal tersebut sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Bab XIII pasal 78 ayat
(4) butir c. UUPR Nomor 26 Tahun 2007 yang mengharuskan adanya penyesuaian perda
RTRW Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 tahun sejak berlakunya undang-undang
ini.

Kabupaten Tulungagung telah mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Tulungagung tahun 2004-2013 dan telah diterbitkan dalam Peraturan Daerah
No. 5 tahun 2004. Dengan adanya rentang waktu penyusunan produk rencana tersebut,
tentunya diperlukan adanya kegiatan peninjauan kembali dan penyesuaian antara
perkembangan wilayah Kabupaten Tulungagung yang terjadi saat ini terhadap RTRW
terdahulu untuk menghasilkan produkrencana yang lebih fleksibel dan dinamis, serta
sebagai pedoman pengarahan dan pengendalian bagi pelaksanaan pembangunan.

Pemahaman dalam setiap proses perencanaan tata ruang bahwa seluruh wilayah
yang termasuk dalam lingkup perencanaan mempunyai potensi yang memungkinkan
untuk dikembangkan. Di wilayah Kabupaten Tulungagung, potensi yang memungkinkan
untuk dikembangkan antara lain kegiatan perdagangan dan jasa, pertanian, peternakan,
perikanan darat, kegiatan industri, serta pariwisata.

Salah satu hal yang melatarbelakangi kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 adalah perubahan-perubahan yang terjadi di
Kabupaten Tulungagung. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh faktor internal
seperti perubahan penggunaan lahan, pergeseran kondisi sosial ekonomi penduduk
maupun faktor ekstemal seperti kebijakan pemerintah Kabupaten Tulungagung serta
perkembangan kabupaten-kabupaten di sekitarnya yang secara tidak langsung
mempengaruhi perkembangan Kabupaten Tulungagung secara umum. Tantangan
pembangunan kedepan yang dihadapi oleh Kabupaten Tulungagung terutama pada
’posisi’ strategis yang berada pada jalur penghubung antar kota dan antar provinsi yang

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-2
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
sangat padat di jalur Pantai selatan Jawa. Berbagai potensi, permasalahan dan
tantangan yang dapat diidentifikasi antara lain:

Merupakan bagian dari kawasan andalan Kediri-Tulungagung-Blitar; dengan sektor


unggulan: pertanian, perkebunan, industri, perikanan, pariwisata, yang telah
diidentifikasikan dalam RTRWN.

Perkotaan Tulungagung sesuai dengan RTRWP Jawa Timur akan dikembangkan


sebagai Pusat pelayanan pemerintahan, pendidikan, kesehatan, agroindustri dan
pariwisata.

Merupakan salah satu wilayah yang akan dilalui oleh jalan Lintas Selatan (JLS) yang
menghubungkan wilayah Jawa Timur Bagian selatan dengan wilayah sekitarnya
maupun wilayah Jawa Tengah, yang meliputi Batas Trenggalek-Ngrejo–P. Sine–
Panggung Pucung–Batas Blitar, dengan panjang 48,20 Km di Kabupaten
Tulungagung.

Sesuai dengan RTRWP Jawa Timur Strategi pengembangan wilayah akan diarahkan
sebagai sub pusat koleksi dan distribusi di Perkotaan Tulungagung dan sub pusat
pengembangan pariwisata di Kecamatan Tulungagung.

Dengan adanya rentang waktu penyusunan produk rencana tersebut, tentunya


diperlukan adanya kegiatan peninjauan kembali dan penyesuaian antara perkembangan
wilayah Kabupaten Tulungagung saat ini terhadap RTRW terdahulu untuk menghasilkan
produk rencana yang lebih fleksibel dan dinamis, serta sebagai pedoman pengarahan
dan pengendalian bagi pelaksanaan pembangunan .

Oleh karena itu, kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung 2012-2032 ini diharapkan dapat mengakomodasi berbagai pemikiran yang
muncul dari adanya peraturan atau rujukan baru pembangunan dan perencanaan tata
ruang serta perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Tulungagung sehingga dapat
mewujudkan perkembangan wilayah ke arah yang lebih baik.

1.2 Azas, Tujuan dan Sasaran


Penyusunan RTRW Kabupaten dilakukan dengan berazaskan kaidah-kaidah
perencanaan seperti keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian dan
kesinambungan dalam lingkup kabupaten dan kaitannya dengan propinsi dan kabupaten
sekitarnya, dengan tidak mengesampingkan wawasan perlindungan lingkungan terhadap
sumber daya yang dimiliki daerah. RTRW Kabupaten juga harus berlandaskan azas
keterpaduan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keberlanjutan,
keberdayagunaan dan kerberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan,
perlindungan kepentingan hukum, kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-3
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Berikut ini penjelasan dari asas penataan ruang berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang:

1. Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan


mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah
dan lintas pemangku kepentingan.
2. Keselarasan atau keserasian adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
3. Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin
kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan
memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa penataan ruang penataan
ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber daya
yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang
berkualitas.
5. Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan
akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan penataan ruang.
6. Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
7. Perlindungan kepentingan hukum adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
8. Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan-perundang-undangan dan bahwa
penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat
serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan
kepastian hukum.
9. Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan
nusantara dan ketahanan nasional dengan :

1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;


2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-4
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang; serta
4. Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program
pembangunan dan pengendalian secara optimal.
Selanjutnya tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah
mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan
senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat
dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 ini sendiri adalah untuk:
1. Membantu pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam melakukan perbaikan/
penyempurnaan terhadap RTRW yang telah disusun sebelumnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku supaya memenuhi syarat-syarat formal
untuk diteruskan menjadi perda.
2. Sinkronisasi antar produk tata ruang/antar program pembangunan dan menjaga
konsistensi dan kesinambungan antar kebijaksanaan/program pembangunan;
3. Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-
program pembangunan;
4. Mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
5. Menciptakan keharmonisan keserasian antara lingkungan alam dan buatan
6. Terjaganya fungsi lindung dalam upaya mendukung keseimbangan ekosistem wilayah
Sasaran yang ingin dicapai dari Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tulungagung 2012-2032 adalah:

1. Teridentifikasinya potensi dan masalah penataan ruang Kabupaten Tulungagung.


2. Terpadunya struktur dan pola tata ruang wilayah studi dengan wilayah sekitarnya
dan sinergi dengan rencana tata ruang wilayah level atasnya.
3. Terakomodasinya aspirasi seluruh pelaku pembangunan daerah studi dalam
pengembangan wilayahnya.
4. Terlaksananya proses transfer pengetahuan pada aparat Pemerintah Daerah dalam
hal penyusunan rencana tata ruang.
5. Tersusunnya produk RTRW Kabupaten Tulungagung.
6. Terlaksananya perkuatan peran Pemerintah Propinsi dalam memantau
perkembangan tata ruang kabupaten dan kota.
7. Tersedianya dokumen RTRW Kabupaten Tulungagung yang akomodatif baik terhadap
kepentingan pemerintah dan masyarakat kabupaten Tulungagung maupun terhadap

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-5
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga memenuhi syarat formal
untuk diteruskan menjadi Perda.

1.3 Visi dan Misi

1.3.1 Visi Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung


Visi Penataan Ruang Wilayah Daerah adalah terwujudnya ruang wilayah
Kabupaten Tulungagung sebagai sentra pertanian yang unggul dan berdaya saing.

1.3.2 Misi Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung


Sedangkan Misi Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung, adalah :

Mewujudkan penyediaan lahan dalam peningkatan kegiatan produk utama dan yang
berdaya saing;
Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana berbasis pengembangan prasarana
wilayah yang mendukung agribisnis, industri dan pariwisata;

Mewujudkan pengembangan dan peluang investasi produktif berbasis potensi lokal;

Mewujudkan daya saing daerah melalui pengembangan agribisnis yang didukung


oleh pariwisata dan industri yang ramah lingkungan.

1.4 Pengertian dan Ruang Lingkup


1.4.1 Pengertian
Pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan kegiatan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 sebagai
berikut:

1. Daerah adalah Kabupaten Tulungagung.


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulungagung.
3. Bupati adalah Bupati Tulungagung.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tulungagung.
5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut, dan ruang udara
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
kehidupannya.
6. Tata ruang meliputi wujud struktur ruang dan pola ruang.
7. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-6
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
8. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
9. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
10. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan penetapan rencana tata ruang.
11. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan program beserta
pembiayaannya.
12. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
13. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
14. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung yang selanjutnya disingkat
RTRW Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten, yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
dan Provinsi, yang berisi tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten; rencana struktur ruang wilayah kabupaten; rencana pola ruang wilayah
kabupaten; penetapan kawasan strategis kabupaten; arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten; dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
15. Wilayah Kabupaten Tulungagung adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional di Kabupaten Tulungagung.
16. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah
provinsi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten guna mencapai tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
17. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah penjabaran kebijakan penataan
ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi
dasar dalam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
kabupaten.
18. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
19. Sistem jaringan prasarana wilayah adalah jaringan prasarana wilayah yang
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan untuk melayani
kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala kabupaten.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-7
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
20. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel.
21. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan.
22. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
23. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
24. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan.
25. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
26. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budi daya.
27. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
28. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
29. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
30. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-8
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
31. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber
daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
32. Kawasan minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama
sebagai sentra produksi, pengolahan pemasaran komoditas perikanan, pelayanan
jasa, kegiatan pendukung untuk usaha perikanan.
33. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
34. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Propinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
35. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
36. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
37. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
38. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan
yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.
39. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
40. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya PPL merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
41. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu
atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 km2.
42. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktivitas daratan.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-9
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
43. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
44. Saluran Utama Tegangan Tinggi selanjutnya disingkat SUTT adalah saluran udara
yang mendistribusikan energi listrik dengan kekuatan 150 Kv yang mendistribusikan
dari pusat-pusat beban menuju gardu-gardu listrik.
45. Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi selanjutnya disingkat SUTET adalah saluran
udara dengan kekuatan 500 Kv yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari
pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga
energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
46. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.
47. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
48. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber
daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data
geologi dan merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan
pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi, dan
pasca tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh
penggunaan lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.
49. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
50. Kawasan rawan bencana adalah beberapa lokasi yang rawan terjadi bencana alam
seperti tanah longsor, banjir, dan gunung berapi yang perlu dilindungi agar dapat
menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana.
51. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
52. Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-10
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
53. Lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah lahan yang dikelola untuk budi daya
pertanian ramah Iingkungan yang mampu mencapai produktivitas dan keuntungan
optimal dengan tetap selalu menjaga kelestarian sumber daya lahan dan Iingkungan.
54. Analisa mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya disebut AMDAL adalah
kajian mengenai mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
55. Arahan pemanfaatan ruang wilayah adalah arahan pengembangan wilayah untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai dengan RTRW
kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan
kabupaten beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan kabupaten yang berisi rencana program utama, sumber
pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
56. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah adalah ketentuan-ketentuan
yang dibuat atau disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten agar sesuai dengan RTRW kabupaten yang berbentuk ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.
57. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya, dan disusun untuk setiap blok/ zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
58. Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak
sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan
pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
disusun dan ditetapkan.
59. Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi
kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
60. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang berlaku.
61. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disebut RDTR adalah rencana
pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kabupaten secara terperinci yang disusun untuk

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-11
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
penyiapan perwujudan ruangdalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan Kabupaten.
62. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum,yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi.
63. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD adalah
badan yang bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Tulungagung
dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi
penataan ruang di daerah.
64. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
65. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
66. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum
adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam
penataan ruang.
67. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
68. Hak atas ruang adalah hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang daratan,
ruang lautan, dan ruang udara.
69. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
70. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km persegi
beserta kesatuan ekositemnya.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang yang menjadi pembahasan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 adalah wilayah Kabupaten
Tulungagung. Kabupaten Tulungagung memiliki luas wilayah sebesar 1.055,65 km2
(105.565 Ha) atau sekitar 2,2% dari seluruh wilayah Propinsi Jawa Timur. Kabupaten
Tulungagung terbagi menjadi 19 (sembilan belas) kecamatan, 257 (dua ratus lima puluh
tujuh) desa, dan 14 (empat belas) kelurahan.

Kabupaten Tulungagung juga termasuk dalam lingkup Wilayah Pengembangan


(WP) Kediri dan sekitarnya berdasarkan RTRW Propinsi Jawa Timur dengan sektor
pertanian, perkebunan, dan pertambangan sebagai kegiatan andalan dan faktor
pendorong bagi pembangunan Wilayah Pengembangan (WP) Kediri dan sekitarnya.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-12
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.1 Orientasi Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-13
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.2Administrasi Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-14
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi Kegiatan
Lingkup materi pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung Tahun 2012-2032 meliputi:

1. tujuan, kebijakan dan strategi rencana tata ruang wilayah;


2. rencana struktur ruang wilayah;
3. rencana pola ruang wilayah;
4. penetapan kawasan strategis;
5. arahan pemanfaatan ruang wilayah;
6. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah; dan
7. hak, kewajiban, dan peran masyarakat.

1.4.4 Waktu Perencanaan


Waktu perencanaan dalam RTRW Kabupaten Tulungagung ini adalah 20 tahun,
dibagi dalam waktu 5 tahunan. Pengertian 20 tahun disini adalah masa berlakunya
rencana, tidak dihitung waktu penyusunan dan pengesahan menjadi perda. Dengan
demikian ditetapkan bahwa waktu penyusunan adalah 1 tahun dan pengesahan menjadi
perda juga 1 tahun. Lingkup waktu pelaksanaan penyusunan RTRW Tulungagung adalah
sebagai berikut :

Tahap I : 2013 – 2017


Tahap II : 2018 – 2022
Tahap III : 2023 – 2027
Tahap IV : 2028 – 2032

1.5 Profil Wilayah Kabupaten Tulungagung


1.5.1 Gambaran Umum Wilayah
Secara administratif Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 19 (sembilan belas)
kecamatan, 257 (dua ratus lima puluh tujuh) desa, serta 14 (empat belas) kelurahan.
Pembagian wilayah di Kabupaten Tulungagung secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
1.1 berikut.
Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung Tahun 2009

Desa/ Dusun/
No Kecamatan RW RT
Kelurahan Lingkungan
1 Besuki 10 21 44 226
2 Bandung 18 45 95 333
3 Pakel 19 45 93 316
4 Campurdarat 9 27 78 330
5 Tanggunggunung 7 36 73 173
6 Kalidawir 17 54 134 440

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-15
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Desa/ Dusun/
No Kecamatan RW RT
Kelurahan Lingkungan
7 Pucanglaban 9 24 46 164
8 Rejotangan 16 45 146 478
9 Ngunut 18 37 149 443
10 Sumbergempol 17 46 121 372
11 Boyolangu 17 45 108 463
12 Tulungagung 14 - 92 323
13 Kedungwaru 19 45 131 493
14 Ngantru 13 43 116 361
15 Karangrejo 13 40 72 264
16 Kauman 13 34 90 311
17 Gondang 20 49 104 379
18 Pagerwojo 11 37 62 229
19 Sendang 11 53 97 281
Jumlah 271 726 1.851 6.379
Sumber: Bagian Pemerintahan Setkab Tulungagung (KDA KabupatenTulungagung 2011)

Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111°43’00” - 112°07’00” BT dan


o
7 51’00” – 8°18’00” LS dengan titik nol derajat dihitung dari Greenwich, Inggris. Batas-
batas administrasi wilayah Kabupaten Tulungagung adalah :

Utara : Kabupaten Kediri, Nganjuk dan Blitar


Timur : Kabupaten Blitar

Selatan : Samudera Hindia/ Indonesia

Barat : Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo

Jarak antara Ibukota Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Tulungagung) dengan


Ibukota Propinsi Jawa Timur (Kota Surabaya) kurang lebih 154 Km ke arah Barat Daya.
Sementara jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di Kabupaten
Tulungagung berkisar antara 0–36 km, dimana Kecamatan Pucanglaban merupakan
daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten. Berikut adalah Peta
Orientasi dan Peta Batas Administrasi Kabupaten Tulungagung.

1.5.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung


Penggunaan lahan di Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada gambar dan
tabel berikut:

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-16
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Gambar 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-17
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009

Kecamatan

Tanggunggunung
Sumbergempol

Tulungagung
Pucanglaban
Campurdarat

Kedungwaru

Rejotangan
Karangrejo
No Penggunaan Lahan Jumlah

Boyolangu

Pagerwojo
Kalidawir
Gondang
Bandung

Sendang
Kauman

Ngantru

Ngunut
Besuki

Pakel
1 Kampung Teratur 510,76 942,02 1.332,58 597,18 912,43 1.422,21 863,29 579,74 1.276,69 969,19 1.536,92 1.090,93 159,09 438,53 684,37 428,21 1.317,07 439,71 669,03 16.169,95

2 Kampung Tidak Teratur 92,33 53,6 15,54 25,89 24,4 161,94 78,78 6,5 - 20,03 - 13,24 461,98 103,48 - 268,28 - 144,62 - 1.470,61

3 Perumahan - - 12 - - - - 11,5 13,5 - - - - - - - - 52,75 89,75

4 Taman/Hutan Kota - - - - - - - - 14,98 - - - - - - - - - - 14,98

5 Kuburan - - - - - - 1,53 - - - - - 5,09 - - 21,61 - 5,98 - 34,21

6 Industri Pertanian - 13,85 - - - - - - - - - - - - - - - - - 13,85

7 Kawasan Industri - - 1,78 12,39 - - - - 16,47 4,36 3,01 - - - - - 11,4 - 3,8 53,21

8 Pertambangan - 88,72 - - - - - - 4,62 30,19 - - - - - - - - - 123,53

9 Sawah Irigasi 1.420,26 851,72 1.507,85 925,4 1.700,99 1.683,27 806,83 1411,45 665,39 875,24 228,52 1.891,34 264,42 - 1.124,95 - 1.295,05 - 270,15 16.922,83

10 Sawah Non Irigasi - - - - - - - - - - - - - 230,45 - 80,63 - - - 311,08

11 Sawah Tadah Hujan 132,1 356,82 - 344,36 2,04 47,61 335,5 135,51 364,25 633,27 400,91 1.917,49 - 998,52 1.816,68 60,03 9,87 9,17 8.747,23
1.183

12 Tegalan 1.892,70 2.594,15 486,29 628,24 78,74 1.199,03 531,48 28,35 756,67 1.273,22 270,67 80,67 624,89 1.737,25 1.576,57 1.150,95 715,34 3.593,83 119,45 19.338,49

13 Kebun Campur 125,26 540 123,93 192,09 303,61 241,77 26,46 121,5 1.092,69 118,93 - 751,32 310,64 - 375,71 21,21 - 4.345,12

14 Perkeb. Besar/Swasta - - - - - 997,66 - - - - - - 250,73 896,84 - 986,99 - 577,22 - 3.709,44

15 Perkeb. Rakyat - - - - - - - - - - - - - - 5,7 - - - - 5,70

Pd. Rumput/ Semak/


16 - - - - 208,18 - - - - - - - - - - - - - - 208,18
Sabana

17 Hutan Sejenis - 656,26 828,88 362,18 3.588,05 0,36 293,78 - - 1,23 - 3.257,24 2.745,88 1.343,80 951,7 - 4.177,83 - 18.207,19

18 Hutan Belukar - - - - 473,29 38,28 - 93,17 - - - - 195,21 - - - - - - 799,95


Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-18
2
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kecamatan

Tanggunggunung
Sumbergempol

Tulungagung
Pucanglaban
Campurdarat

Kedungwaru

Rejotangan
Karangrejo
No Penggunaan Lahan Jumlah

Boyolangu

Pagerwojo
Kalidawir
Gondang
Bandung

Sendang
Kauman

Ngantru

Ngunut
Besuki

Pakel
19 Hutan Lebat - 2.066,79 - - - - - - - - - - 1.577,59 - - 3.927,26 - 2.266,52 - 9.838,16

20 Waduk - - - - - - - - - - - - 104,83 - - - - - - 104,83

Danau/Situ/
21 22,59 52,07 35,71 46,81 26,1 17,33 62,17 29,02 90,17 166,52 3,69 9,98 21,19 68,99 13,69 30,58 14,15 13,42 724,18
Telaga,Sungai

22 Tanah Tandus/Rusak - - 241,67 328,08 243,42 383,85 - - - - - - 3,44 864,95 535,46 - 39,34 214,98 - 2.855,19

23 Tanah Kosong,dll - - 86,65 26,68 66,62 - - 173,49 - - - - - 504,11 - - 83,48 307,08 229,23 1.477,34

Jumlah 4.196,00 8.216,00 3.844,00 3.956,00 4.402,00 9.781,00 3.554,00 3.084,00 2.974,00 3.703,00 3.770,00 3.606,00 8.822,00 8.294,00 6.649,00 9.646,00 3.928,00 11.773,00 1.367,00 105.565,00

Sumber : Hasil Kompilasi Data, 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-19
2
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.3 Tutupan Lahan Tahun 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-20
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
1.5.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan jumlah penduduk. Kenaikan jumlah penduduk biasanya dipengaruhi oleh
factor kelahiran, kematian maupun kegiatan migrasi penduduk. Berikut merupakan
tabel jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten Tulungagung.
Tabel 1.3 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tulungagung Tahun 2010

Kepadatan
Luas Wilayah Persentase Jumlah
No Kecamatan 2 Penduduk
(Km ) thad Luas Penduduk
(Jiwa/Ha)

1 Besuki 82,16 7,78% 36.148 440

2 Bandung 41,96 3,97% 47.610 1.135

3 Pakel 36,06 3,42% 51.461 1.427

4 Campurdarat 39,56 3,75% 54.540 1.379

5 Tanggunggunung 117,73 11,15% 25.079 213

6 Kalidawir 97,81 9,27% 68.506 700

7 Pucanglaban 82,94 7,86% 26.169 316

8 Rejotangan 66,49 6,30% 74.214 1.116

9 Ngunut 37,7 3,57% 77.456 2.055

10 Sumbergempol 39,28 3,72% 64.663 1.646

11 Boyolangu 38,44 3,64% 74.262 1.932

12 Tulungagung 13,67 1,29% 68.136 4.984

13 Kedungwaru 29,74 2,82% 85.208 2.865

14 Ngantru 37,03 3,51% 54.301 1.466

15 Karangrejo 35,54 3,37% 39.493 1.111

16 Kauman 30,84 2,92% 51.240 1.661

17 Gondang 44,02 4,17% 55.383 1.258

18 Pagerwojo 88,22 8,36% 30.233 343

19 Sendang 96,46 9,14% 46.824 485

Jumlah 1.055,65 100,00% 1.030.926 977

Sumber: BPS Kabupaten Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2011)

Berdasarkan tabel di atas dapat lihat bahwa kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak yaitu terdapat di Kecamatan Kedungwaru dengan jumlah penduduk
sebanyak 85.208 jiwa. Sementara kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling
sedikit dan kepadatan rendah yaitu terdapat di Kecamatan Tanggunggunung dengan
jumlah penduduk sebanyak 25.079 jiwa dan kepadatan sekitar 213 jiwa/Ha.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-21
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pengumpulan data penduduk menurut mata pencaharian sangat berguna untuk
perhitungan mengenai tingkat ketenagakerjaan,dimana faktor tenaga kerja sangat
mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat. Mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Tulungagung didominasi oleh masyarakat yang bekerja sebagai petani yang
didasarkankan pada jumlahnya yang banyak yaitu sebanyak 169.246 jiwa. Sementara
bidang pekerjaan LBH/Notaris menjadi jenis pekerjaan yang paling rendah terkait
dengan jumlah penduduk yang melakoninya.

1.5.3.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama


Adapun mayoritas penduduk Kabupaten Tulungagung beragama Islam. Hal ini
disebabkan jumlah penduduk yang beragama Islam di daerah ini sangat dominan atau
banyak bila dibandingkan dengan agama lainnya. Kemudian disusul oleh masyarakat
yang bergama Kristen, Katolik, Budha dan Hindu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada daftar tabel berikut ini.
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010

Lain-
No Kecamatan Islam Katolik Kristen Hindu Budha
lain
1 Besuki 35.174 17 405 42 - -
2 Bandung 47.402 - 77 1 - -
3 Pakel 50.763 2 12 - - -
4 Campurdarat 51.461 24 156 22 14 -
5 Tanggunggunung 23.983 - 13 - - -
6 Kalidawir 67.554 - 84 - - -
7 Pucanglaban 24.197 14 4 - - -
8 Rejotangan 70.969 160 314 1 - -
9 Ngunut 72.884 593 2.220 32 233 -
10 Sumbergempol 63.195 50 2 - -
11 Boyolangu 73.009 202 514 11 11 -
12 Tulungagung 59.062 2.589 3.532 265 940 -
13 Kedungwaru 80.892 149 1.782 149 155 -
14 Ngantru 49.482 5 286 - 6 -
15 Karangrejo 38.768 6 61 - - -
16 Kauman 49.774 - 622 - 5 -
17 Gondang 54.741 - 157 - - -
18 Pagerwojo 29.823 7 85 - - -
19 Sendang 43.529 4 146 1 - -
Jumlah 986.662 3.772 10.520 526 1.364 0
Sumber: Kantor Depag Kab.Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2011)

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-22
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tulungagung

jumlah penduduk menurut mata pencaharian

No Kecamatan listrik,
Perikanan/ Bank Usaha Komunikasi/ LBH/
Pemborong Tukang Buruh Petani Peternak Industri gas,air Asuransi Perdagangan PNS ABRI Swasta Pelayanan lain-lain
Nelayan swasta Angkutan wartawan Notaris
minum

1 Bandung 0 1.002 6.059 6.556 208 162 279 2 30 7 779 137 5 2 739 86 1.275 83 20.736
2 Besuki 17 506 7.048 8.780 662 1.569 1.030 0 35 13 321 190 0 0 494 61 2.741 33 3
3 Bayolangu 0 1.527 0 6.735 10.740 0 1.135 80 135 0 2.385 622 0 0 1.516 306 0 0 0
4 Campur darat 0 976 8.942 10.597 2.494 38 1.334 4 191 7 1.049 311 1 6 944 85 1.138 0 56
5 Gondang 0 1.019 4.234 10.760 4.922 0 2.379 0 7 1 270 139 0 2 508 162 629 1 81
6 Kalidawir 33 1.318 4.756 14.284 9.325 879 525 48 51 24 898 275 15 2 757 144 2.056 375 1.359
7 Karangrejo 2 359 8.071 4.717 137 25 127 0 2 0 459 60 11 1 718 105 577 54 0
8 Kauman 5 849 468 6.481 0 0 0 0 0 0 227 0 0 0 476 119 1.051 0 0
9 Kedungwaru 0 1.035 4.808 2.250 1.262 1.087 2.715 0 0 0 1.394 538 0 0 2.139 333 5.655 0 0
10 Ngantru 3 638 10.182 7.998 4.576 406 765 140 29 1 562 189 159 0 397 106 2.384 33 0
11 Ngunut 12 649 3.974 7.910 2.566 667 2.123 34 7 2 2.598 329 48 3 410 39 757 162 1.743
12 Pakel 37 449 529 14.219 1.588 90 41 0 38 3 186 39 0 1 257 31 239 0 0
13 Pagerwojo 17 1.459 12.320 5.720 13.384 0 4 4 12 2 454 120 1 0 170 21 875 112 364
14 Pucang laban 0 643 4.585 8.045 28 17 8 0 13 2 463 62 4 0 317 9 1.920 21 0
15 Rejotangan 11 807 5.630 14.901 906 603 682 26 26 18 617 167 42 1 1.133 77 1.203 431 3.676
16 Sendang 2 724 1.650 14.375 6.345 0 787 0 4 2 1.876 181 7 0 271 38 1.045 2 0
17 Sumbergempol 0 776 6.200 12.225 4.410 79 0 0 0 0 1.240 23 0 0 856 109 2.030 0 0
18 Tanggunggunung 3 584 1.407 11.671 7.229 251 169 14 28 2 339 173 0 0 182 25 320 143 65
19 Tulungagung 8 582 144 1.022 62 0 531 11 32 14 1.933 319 0 11 2.978 483 8.776 13 0
Jumlah 150 15.902 91.007 169.246 70.844 5.873 14.634 363 640 98 18.050 3.874 293 29 15.262 2.339 34.671 1.463 28.083

Sumber : 19 Kecamatan Di Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-23
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Pembangunan tanpa adanya suatu penguasaan ilmu tidak akan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan atau bahkan tidak akan pernah terlaksana. Oleh sebab itu
diperlukan adanya suatu sarana pendukung yang dapat menunjang terlaksananya hal
tersebut. Selain itu diperlukannya kesadaran dari masyarakat sendiri terkait pentingnya
penguasaan terhadap suatu ilmu, dalam hal ini pentingnya mengenyam bangku
pendidikan. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia dan berlangsung seumur hidup, dilaksnakan didalam lingkungan
keluarga, sekolah dan diluar sekolah (Non formal). Berikut adalah jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat PendidikanKabupaten Tulungagung Tahun
2009/2010

Jumlah
No Kecamatan SD/MI SLTP/MTs SMA/SMK/MA
Negeri % Swasta % Negeri % Swasta % Negeri % Swasta %
1 Besuki 3.099 3,64 259 2,11 1.527 3,82 257 3,59 1.044 7,65 173 1,79
2 Bandung 3.818 4,49 627 5,12 2.672 6,68 856 11,97 749 5,49 394 4,09
3 Pakel 4.492 5,28 380 3,10 1.534 3,84 97 1,36 837 6,13 - -
4 Campurdarat 5.142 6,04 225 1,84 2.120 5,30 410 5,73 - - 176 1,82
5 Tanggunggunung 2.352 2,76 48 0,39 729 1,82 97 1,36 489 3,58 - -
6 Kalidawir 4.079 4,79 2811 22,95 2.691 6,73 742 10,38 - - 258 2,68
7 Pucanglaban 1.845 2,17 261 2,13 1.011 2,53 - - 1452 10,64 - -
8 Rejotangan 4.159 4,89 3248 26,52 2.222 5,56 483 6,76 887 6,50 153 1,59
9 Ngunut 6.243 7,34 1018 8,31 3.313 8,29 759 10,62 - - 770 7,98
10 Sumbergempol 4.948 5,81 1019 8,32 1.744 4,36 367 5,13 7.839 57,44 73 0,76
11 Boyolangu 6.634 7,80 168 1,37 1.916 4,79 349 4,88 - - 3.453 35,80
12 Tulungagung 8.065 9,48 - - 6.413 16,04 285 3,99 - - 2.139 22,18
13 Kedungwaru 6.373 7,49 225 1,84 2.367 5,92 916 12,81 - - 1.416 14,68
14 Ngantru 4.379 5,15 1125 9,19 1.876 4,69 121 1,69 - - 110 1,14
15 Karangrejo 3.330 3,91 412 3,36 2.008 5,02 185 2,59 - - 48 0,50
16 Kauman 4.625 5,43 - - 2.170 5,43 71 0,99 - - 384 3,98
17 Gondang 4.656 5,47 305 2,49 1.998 5,00 420 5,87 - - 97 1,01
18 Pagerwojo 2.609 3,07 - - 926 2,32 - - 350 2,56 - -
19 Sendang 4.250 4,99 117 0,96 743 1,86 735 10,28 - - - -
Jumlah 85.098 100 12248 100 39.980 100 7.150 100 13.647 100 9.644 100
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2010

1.5.4 Kondisi Kawasan Bencana Alam


Wilayah peka atau rawan bencana dan wilayah kritis di Kabupaten Tuluingagung
khususnya untuk wilayah rawan banjir terjadi karena adanya wilayah yang mempunyai
ketinggian diatas kurang dari 25 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 2-
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-24
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
15%, selain itu karena terdapatnya faktor pembatas alam berupa bentuk-bentuk batuan
dalam tanah yang relatif sulit menyerap air (tanah clay). Berdasarkan keadaan tersebut
diatas dapat diindikasikan beberapa kawasan yang juga mempunyai kecenderungan
terjadinya erosi akibat dari penggerusan oleh air terutama air hujan dengan curah hujan
yang lebat kecuali pada wilayah yang tidak terkena erosi.

Berikut merupakan tabel kawasan rawan bencana yang ada di Kabupaten


Tulungagung.
Tabel 1.7 Kawasan Rawan Tsunami berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.854
Tahun 2002

Lokasi
No Nama Pantai Panjang (Km)
Desa Kecamatan
1 Nglarap, Klatak, Keboireng Besuki ± 6.90
Bayeman
2 Brumbun, Gerangan Ngrejo Tanggunggunung ± 8.25
3 Sine Kalibatur Kalidawir ± 7.20
4 Sidem, Popoh Basole Besuki ± 6.45
Sumber: Keputusan Bupati Tulungagung No. 854 Tahun 2002

Tabel 1.8 Kawasan Rawan Gerakan Tanah berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.
854 Tahun 2002

No Nama Lokasi Kemiringan Keterangan

1 Zone Kerentanan Daerah Tulungagung, Kauman, sekitar <5% Lereng dibentuk oleh Aluvium (Qa)
gerakan tanah Bandung, sebelah utara Besuki. Sebelah terjadi di daerah sekitar sungai
sangat rendah utara Kalidawir, Karangrejo, Ngantru,
Sumbergempol, Gondang dan Kedungwaru
2 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Campurdarat, 5-15% umumnya dibentuk oleh tanah
gerakan tanah Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, pelapukan batuan
rendah Rejotangan, Gondang, Kauman, Sendang, terjadi pada tebing lembah sungai
Pagerwojo (alur)
3 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Campurdarat, (5-15%)-(50- vegetasi penutup kurang
gerakan tanah Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, 70%) umumnya terjadi pada perbatasan
menengah Rejotangan, Gondang, Kauman, Sendang, lembah sungai, peralihan litologi,
Pagerwojo, Bandung, karangrejo, Boyolangu atau tebing jalan yang disebabkan
oleh curah hujan tinggi
Dibentuk oleh pelapukan batuan
4 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir, Agak Terjal Zona ini sering terjadi gerakan tanah
gerakan tinggi Gondang,Sendang, Pagerwojo (30-50%) akibat curah hujan intensitas tinggi
sampai sangta Dibentuk oleh tanah pelapukakan
terjal (>70%) pada batuan dasar bersifat gembur
Vegetasi umumnya relatif kurang
Sumber: Keputusan Bupati Tulungagung No. 854 Tahun 2002

Tabel berikut menunjukkan beberapa lokasi bencana banjir dan kerusakan yang
terjadi di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2007.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-25
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.9 Bencana Alam Banjir Di Kabupaten Tulungagung Tahun 2007

Nama Sungai/ Tanggal


No Lokasi Desa KET.
Kejadian
1 Kali Jenes dan Drain Tunggulsari
Wajak Serut
2 Kali Boto Pakel
Pucung Lor
Padangan
Pinggirsari
Bendosari
Banjarsari
Mojoagung
3 Kali Karang Tuwo Kedungwilut STA. Song Jambu
21 Jan. 2007 Kec. Bandung Curah Hujan : 108 mm
STA. Bandung
Curah Hujan : 24 mm
4 Saluran Kotesan/ Kali Desa Penjor STA. Pagerwojo
Bandung Kec. Pagerwojo Curah Hujan : 48 mm
21 Jan. 2007
5 Saluran Duren/ Desa Sendang Hujan deras
Plumpung/ Kali Baba’an Kec. Sendang
6 Kali Dawir Desa Kalidawir Genangan Perumahan sebesar 5 Ha
21 Maret 2007 Kec. Kalidawir
7 Bendungan Bendungan STA. Paingan
17 April 2007 Kec. Gondang Curah Hujan : 63 mm
Kerusakan pada Pasangan Bronjong,
Kawat pengaman dan jalan longsor
8 Kali Bajal (Saluran Subi) Gedangan Tanah Longsor
2 April 2007 Kec. Karangrejo STA. Sendang
Curah Hujan : 24 mm
9 Kali Keboireng Keboireng Talud Pengaman dan Siphon Turus
19 April 2007 Kec. Besuki longsor
Sumber : Data Pokok (Profil) Kabupaten Tulungagung Tahun 2007

Tabel 1.10 Bencana Alam Banjir di Kabupaten Tulungagung Tahun 2008

LUAS GENANGAN (Ha) JENIS KERUSAKAN


NAMA SUNGAI TAKSIRAN
KEDALAMAN
NO. / TANGGAL LOKASI DESA TANGKIS TANGKIS KERUGIAN KET.
SAWAH PEKARANGAN (m)
KEJADIAN LONGSOR JEBOL (Rp.000)
MIN MAX
1. Karangtuwo - Nglampir 6 15 0,20 0,40
12 - 11 - 2008 Kec. Bandung
- Tulungrejo, 20 25 0,20 0,40
Siyoto Bagus 17 15 0,20 0,40
Kec. Besuki
T = 1,5 m
2. Patusan - Pojok, Pelem 40 0,20 0,40 Jebol 200.000
P = 15 m
T = 0,8 m
Pelem Pelem Jebol
P= 3m
Kec.
18 - 11 - 2008
Campurdarat
3. Saluran Jatirejo - Tulungrejo Longsor
Kec.
15 - 11 - 2008
Karangrejo
4. Saluran Sumber - Penjor Longsor
Kec.
Bandung
Pagerwojo
15 - 11 - 2008
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-26
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Gempa bumi berlaku setiap hari di bumi, tetapi umumnya berskala kecil,
sehingga tidak menyebabkan kerusakan. Gempa bumi yang kuat mampu menyebabkan
kerusakan dan kehilangan nyawa yang besar melalui beberapa cara termasuk retakkan
pecah (fault rupture), getaran bumi (gegaran) banjir disebabkan oleh tsunami,
lempengan pecah, berbagai jenis kerusakan muka bumi kekal seperti tanah runtuh,
tanah lembik, dan kebakaran atau perlepasan bahan beracun. Kriteria kawasan rawan
gempa menurut PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
adalah kawasan yang berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan skala
VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI). Kabupaten Tulungagung
memiliki potensi gempa MMI V hingga VII, dengan keterangan sebagai berikut

Skala Keterangan
Sangat jarang /hampir tidak ada orang dapat merasakan. Tercatat pada alat
I
seismograf
Terasa oleh sedikit sekali orang terutama yang ada di gedung tinggi, sebagian besar
II
orang tidak dapat merasakan
Terasa oleh sedikit orang, khususnya yang berada di gedung tinggi. Mobil parkir
III
sedikit bergetar, getaran seperti akibat truk yang lewat
Pada siang hari akan terasa oleh banyak orang dalam ruangan, diluar ruangan hanya
IV sedikit yang bisa merasakan. Pada malam hari sebagian orang bisa terbangun. Piring,
jendela, pintu, dinding mengeluarkan bunyi retakan, lampu gantung bergoyang.
Dirasakan hampir oleh semua orang, pada malam hari sebagian besar orang tidur
V akan terbangun, barang‐barang diatas meja terjatuh, plesteran tembok retak,
barang‐barang yang tidak stabil akan roboh,pandulum jam dinding akan berhenti.
Dirasakan oleh semua orang, banyak orang ketakutan/panik, berhamburan keluar
VI ruangan, banyak perabotan yang berat bergerser, plesteran dinding retak dan
terkelupas, cerobong asap pabrik rusak
Setiap orang berhamburan keluar ruangan, kerusakan terjadi pada bangunan yang
desain konstruksinya jelek, kerusakan sedikit sampai sedang terjadi pada bangunan
VII
dengan desain konstruksi biasa.Bangunan dengan konstruksi yang baik tidak
mengalami kerusakan yang berarti.
Kerusakan luas pada bangunan dengan desain yang jelek, kerusakan berarti pada
bangunan dengan desain biasa dan sedikit kerusakan pada bangunan dengan desain
VIII
yang baik. Dinding panel akan pecahdan lepas dari framenya, cerobong asap pabrik
runtuh, perabotan yang berat akan terguling, pengendara mobil terganggu.
Kerusakan berarti pada bangungan dengan desain konstruksi yang baik, pipa pipa
IX
bawah tanah putus, timbul retakan pada tanah.
Sejumlah bangunan kayu dengan desain yang baik rusak, sebagian besar bangunan
X tembok rusak termasuk fondasinya. Retakan pada tanah akan semakin banyak, tanah
longsor pada tebing tebing sungaidan bukit, air sungai akan melimpas di atas tanggul.
Sangat sedikit bangunan tembok yang masih berdiri, jembatan putus, rekahan pada
XI tanah sangat banyak/luas, jaringan pipa bawah tanah hancur dan tidak berfungsi, rel
kereta api bengkok dan bergeser.
Kerusakan total, gerakan gempa terlihat bergelombang diatas tanah, benda benda
XII
berterbangan keudara.

Bencana alam lain yang sering terjadi di Kabupaten Tulungagungagung adalah


tanah longsor dan angin puting beliung. Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah-wilayah
yang pernah terkena dampak bencana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-27
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.11 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung

No. Tanggal Keterangan


Tahun 2000
1 18/10/2000 Bencana tanah longsor di Desa Nyawangan Kec. Sendang
2 08/12/2000 Bencana tanah longsor di Desa Kedoyo Kec. Sendang
Tahun 2001
1 11/04/2001 Tanah longsor di Desa Sedayugunung Kec. Besuki
2 23/10/2001 Tanah longsor di Desa Geger Kec. Sendang
3 25/10/2001 Tanah longsor di Desa Kradinan Kec. Pagerwojo
Tahun 2002
1 05/02/2002 Tanah Longsor di Desa Wonorejo Kec. Pagerwojo
2 28/06/2002 Tanah longsor di Desa Tulungrejo Kec. Karangrejo
3 28/06/2002 Tanah longsor di Desa Punjul Kec. Karangrejo
4 02/09/2002 Tanah Longsor di Desa Kampungdalem Kec. Tulungagung
5 31/12/2002 Tanah Longsor di Desa Kradinan Kec. Pagerwojo
Tahun 2003
1 06/02/2003 Tanah longsor di Desa Kradinan Kec. Pagerwojo
2 12/03/2003 Tanah longsor di Desa Kradinan Kec. Pagerwojo
3 02/12/2003 Tanah longsor di Desa Nglurup Kec. Sendang
Tanah longsor di Desa Pagerwojo, Kradinan, Segawe, Wonorejo, Samar, Penjor
4 05/12/2003
dan Sidomulyo Kec. Pagerwojo
5 12/12/2003 Tanah longsor di Desa Sendang Kec. Sendang
6 15/12/2003 Tanah longsor di Desa Nyawangan Kec. Sendang
7 15/12/2003 Tanah longsor di Desa Sendang Kec. Sendang
Tahun 2004
1 Bencana tanah longsor di Desa Geger Kec. Sendang
2 Bencana tanah longsor di Desa Geger Kec. Sendang
3 Bencana longsor di Desa Gambiran Kec. Pagerwojo
Tahun 2005
1 09/08/2005 Bencana tanah longsor di Desa Kedoyo Kec. Sendang
2 09/08/2005 Bencana tanah longsor di Desa Picisan Kec. Sendang
Tahun 2006
1 29/03/2006 Bencana tanah longsor di Desa Joho Kec. Kalidawir
2 04/04/2006 Bencana tanah longsor di Desa Dono Kec. Sendang
Tahun 2007
1 01/02/2007 Bencana tanah longsor di Desa Kedoyo Kec. Sendang
2 23/05/2007 Bencana tanah longsor di Desa Geger Kec. Sendang
3 23/05/2007 Bencana tanah longsor di Desa Tanen Kec. Rejotangan
4 23/05/2007 Bencana tanah longsor di Desa Nyawangan Kec. Sendang
Tahun 2008
1 03/11/2008 Bencana tanah longsor di Desa Nglurup Kec. Sendang
2 03/11/2008 Bencana tanah longsor di Desa Kedoyo Kec. Sendang
3 03/11/2008 Bencana tanah longsor di Desa Krosok Kec. Sendang
4 28/05/2008 Bencana tanah longsor di Desa Mulyosari Kec. Pagerwojo
5 28/05/2008 Bencana tanah longsor di Desa Samar Kec. Pagerwojo
6 21/07/2008 Bencana tanah longsor di Desa Nglurup Kec. Sendang
7 21/07/2008 Bencana tanah longsor di Desa Geger Kec. Sendang
Tahun 2009
1 03/02/2009 Bencana tanah longsor di Desa Pagerwojo Kec. Pagerwojo
2 13/05/2009 Bencana tanah longsor di Desa Samar Kec. Pagerwojo
3 18/06/2009 Bencana tanah longsor di Desa Samar Kec. Pagerwojo
4 18/06/2009 Bencana tanah longsor di Desa Gondanggunung Kec. Pagerwojo

Tabel 1.12 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung

No. Tanggal Keterangan


Tahun 2001
1 05/01/2001 Angin Topan di Desa Tawing dan Gondosuli Kec. Gondang
2 06/01/2001 Angin Topan di Desa Bono Kec. Boyolangu
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-28
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
No. Tanggal Keterangan
3 15/04/2001 Angin Topan di Kelurahan Kedungsoko Kec. Tulungagung
Tahun 2002
1 05/02/2002 Angin Topan di Desa Bungur Kec. Karangrejo
2 28/06/2002 Angin Topan di Desa Tiudan Kec. Gondang
Angin Topan di Desa Swaloh, Tamban, Sodo, Sambitan, Bangunjaya,
3 02/09/2002
Bangunmulyo Kec. Pakel
4 02/09/2002 Angin topan di Desa Tulungrejo Kec. Karangrejo
5 02/10/2002 Angin topan di Desa Tanjung Kec. Kalidawir
6 24/10/2002 Angin topan di Desa Ngrejo Kec. Tanggunggunung
7 19/12/2002 Angin Topan di Desa Ngepoh Kec. Tanggunggunung
Tahun 2003
1 06/02/2003 Angin Puyuh di Desa Nglurup Kec. Sendang
2 07/07/2003 Angin Puyuh di Desa Tanjung Kec. Kalidawir
3 07/07/2003 Kebakaran di Desa Picisan Kec. Gondang
4 07/07/2003 Kebakaran di Desa Sukowidodo Kec. Karangrejo
5 07/07/2003 Angin Topan di Desa Ngrejo Kec. Tanggunggunung
6 29/12/2003 Angin kencang di Desa Sendang Kec. Sendang
Tahun 2006
1 29/03/2006 Angin puting beliung di Desa Wates Kec. Campurdarat (beras)
2 04/04/2006 Angin puting beliung di Desa Wates Kec. Campurdarat (uang)
Tahun 2007
1 01/02/2007 Angin puyuh di Desa Wonorejo Kec. Pagerwojo
2 01/02/2007 Angin puyuh di Desa Mulyosari Kec. Pagerwojo
3 01/02/2007 Angin puyuh di Desa Nyawangan Kec. Sendang
4 01/02/2007 Angin kencang di Desa Nglurup Kec. Sendang
5 23/05/2007 Angin kencang di Desa Pojok dan Desa Ngantru Kec. Ngantru
6 23/05/2007 Angin puting beliung di Desa Tapan Kec. Kedungwaru
Tahun 2008
1 03/11/2008 Angin kencang di Desa Pojok dan Desa Kresikan Kec. Tanggunggunung
2 28/05/2008 Angin puting beliung di Desa Tenggong Kec. Rejotangan
3 28/05/2008 Angin puting beliung di Desa Boyolangu Kec. Boyolangu
4 28/05/2008 Angin puting beliung di Desa Boro Kec. Kedungwaru
5 28/05/2008 Angin puting beliung di Desa Tanggung Kec. Campurdarat
6 28/05/2008 Angin puting beliung di Desa Buntaran Kec. Rejotangan
7 28/05/2008 Angin kencang di Desa Pojok dan Desa Beji, Serut, Tanjungsari Kec. Boyolangu
8 28/05/2008 Angin kencang di Desa Dono Kec. Sendang
9 28/05/2008 Angin kencang di Desa Tugu Kec. Sendang
10 21/07/2008 Angin puting beliung di Desa Pelem Kec. Campurdarat
11 21/07/2008 Angin kencang di Desa Dono Kec. Sendang
Tahun 2009
1 03/02/2009 Angin puting beliung di Desa Junjung Kec. Sumbergempol
2 18/06/2009 Bantuan kepada korban angin puting beliung di Desa Ngujang Kec. Kedungwaru
3 18/06/2009 Angin kencang di Desa Kedoyo Kec. Sendang
4 18/06/2009 Angin puting beliung di Desa Gesikan dan Gempolan Kec. Pakel

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-29
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.4 Rawan Bencana Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-30
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5 Kondisi Sumber Daya Alam
1.5.5.1 Sumber Daya Air
Di wilayah Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa sungai yang memiliki
aliran sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai
yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten
Tulungagung termasuk dalam DAS Brantas yaitu dimana terdapat sungai - sungai kecil
yang bermuara di Kali Brantas. Selain dialiri oleh sungai - sungai tersebut diatas
keadaan hidrologi Kabupaten Tulungagung juga ditentukan oleh adanya waduk, dam,
mata air, pompa air dan sumur bor.

Air permukaan merupakan air tawar yang terdapat pada sungai, saluran, danau/
telaga, rawa, empang dan sebagainya. Secara garis besar DAS di Kabupaten Tulungagung
yaitu :

DAS Brantas

DAS Brantas di Kabupaten Tulungagung dapat dibedakan :


Sub DAS Ngrowo – Ngasinan
Sub DAS ini menempati bagian tengah Kabupaten Tulungagung dengan pola
aliran sungai yaitu Sungai Ngrowo / Parit Agung / Parit Raya sebagai sungai
orde I beserta anak percabangan sungainya baik sebagai percabangan sungai
Orde II, Orde III dan Orde IV. Anak-anak percabangan sungai tersebut antara
lain: Sungai Kalidawir, Sungai Ngasinan, Sungai Song, Sungai Klantur, Sungai
Babaan, Sungai Wudu, Sungai Gondang, Sungai Bajalpicisan, Sungai Keboireng
dan lain sebagainya.
Sub DAS Lahar
Sub DAS ini menempati bagian Utara Kabupaten Tulungagung dengan pola aliran
sungai utama yaitu Sungai Brantas sebagai Sungai Orde I beserta anak-anak
percabangannya sebagai Orde II, Orde III dan seterusnya.
Anak-anak percabangan sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Catut, Sungai
Boto dan lain sebagainya.
DAS Dlodo-Gedangan

Sub DAS ini di Kabupaten Tulungagung menempati bagian Selatan, secara umum
bentuk morfologinya miring. Sistem Selatan dengan pola pengaliran maupun
pengeringan sungainya mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia / Hindia.
Sungai-sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Dlodo, Sungai Kerecek, Sungai
Ngelo, Sungai Urang, Sungai Molang, dan lain sebagainya.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-31
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Berdasarkan batas sistem penyebarannya berbeda antara batas administrasi
Kabupaten Tulungagung dengan batas penyebaran daerah tangkapan (Catchment area)
air hujannya pada sistem Sub DAS yang ada. Khususnya pada 2 Sub DAS yaitu pada
sistem Sub DAS Ngrowo – Ngasinan ekosistemnya yang mempengaruhi mencakup 3
wilayah Kabupaten yaitu Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo. Sedang pada Sistem
Sub DAS lahar pengaruh ekosistemnya mencakup 3 wilayah Kabupaten yaitu
Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Berdasarkan kenampakan karakteristik fisiknya pada Sistem DAS – Sub DAS di
Kabupaten Tulungagung, secara umum dapat dibedakan menjadi daerah bagian hulu dan
daerah bagian hilir.
Daerah bagian hulu di Kabupaten Tulungagung menempati kawasan perbukitan/
pegunungan dan lereng Tenggara Gunung Wilis. Kawasan ini mempunyai peranan
embung/bendung, waduk, tandon air dan lain sebagainya. Sedangkan pada bagian
daerah hilir, secara umum menempati daerah dataran rendah/daerah muara sungai yang
merupakan daerah pemanfaatan dan penataan air oleh aktivitas kegiatan manusia.

Potensi air di sini sangat besar peranannya dimanfaatkan secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk minum, industri,
perikanan dan lain sebagainya. Disamping pemanfaatan tersebut dalam rangka penataan
air banyak dilaksanakan program/kegiatan pembangunan seperti pengembangan
jaringan irigasi, pekerjaan normalisasi saluran, pembuatan tanggul sungai, pembuatan
pelengsengan dan lain sebagainya.
Tabel 1.13 Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Tulungagung

NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)

1 Besuki Kebo Ireng 10,00


Karangtuwo (Batas) -
Parit Raya 3,00
Parit Agung 1,80
2 Bandung Parit Agung 3,30
Karangtuwo 18,00
Parit Raya 7,00
3 Pakel Parit Agung 4,40
Ngasinan Lama 5,50
4 Campurdarat Tlogo Buret 5,20
Parit Agung 7,50
5 Tanggunggunung - -

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-32
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)
6 Kalidawir Kalidawir 20,50
7 Pucanglaban - -
8 Rejotangan Rowo Remang 15,00
Kali Brantas 8,50
Kali Kandung 6,15
9 Ngunut Kali Brantas 7,15
10 Sumbergempol Kali Brantas 2,75
Kalidawir 7,10
11 Boyolangu Kalidawir 9,40
Parit Agung 6,80
12 Tulungagung Parit Agung 7,00
Kali Jenes 3,50
Song 1,50
13 Kedungwaru Kali Brantas (batas) -
Ngrowo 6,00
Parit Agung 2,00
Wudu 2,50
Kali Jenes 2,50
14 Ngantru Kali Brantas 18,85
Boto 33,00
15 Karangrejo Kali Brantas (batas) -
Catut 6,00
Klantur 10,50
Babaan 5,60
Bajal Picisan 7,25
Wudu (batas wilayah) -
16 Kauman Song 10,70
Wudu 10,90
17 Gondang Ngasinan Kanal 4,25
Blendis 14,00
Sengon 12,55
Gondang 11,40
18 Pagerwojo Song 30,30
Gondang/ Bodeng 18,60
19 Sendang Babaan 17,40
Bajal Picisan 13,00
Klantur 16,00
Catut 8,00

Sumber: KDA Kabupaten Tulungagung Tahun 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-33
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5.2 Iklim
Tipe iklim Kabupaten Tulungagung secara umum termasuk tipe AW, yang
merupakan iklim hujan tropis bermusim. Tipe hujan dicirikan oleh turunnya hujan
bermusim (bulan Nopember sampai April), dan adanya musim kemarau pada bulan Mei
sampai Oktober. Suhu rata-rata mencapai 270C dengan suhu terendah 240C dan suhu
tertinggi 300C. Kelembaban udara berkisar antara 74 - 77% dan curah hujan tahunan
rata-rata berkisar 2.155 - 3.292 mm.
Tabel 1.14 Curah Hujan Menurut Kecamatan dan Bulan (mm) di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2009

Rata-
No Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Rata/Bulan

1 Besuki 424 299 133 215 222 35 61 - 37 181 231 195 169

2 Bandung 218 285 49 197 198 43 39 - 17 93 151 143 119

3 Pakel 385 294 155 111 122 26 35 - - 54 130 82 116

4 Campurdarat 385 294 155 111 122 26 35 - - 54 130 82 116

5 Tanggunggunung 189 364 163 125 101 85 49 - 91 132 222 129 138

6 Kalidawir 180 317 110 33 137 7 55 - 5 71 168 96 98

7 Pucanglaban 189 364 163 `125 101 85 49 - 91 132 222 129 127

8 Rejotangan 219 208 87 57 50 26 44 - 2 - 113 65 73

9 Ngunut 244 428 57 110 36 13 38 - 5 - 97 92 93

10 Sumbergempol 211 413 167 227 121 20 16 - 3 10 114 88 116

11 Boyolangu 226 368 103 192 71 28 16 - - 10 117 66 100

12 Tulungagung 211 413 167 227 121 20 16 - 3 10 114 88 116

13 Kedungwaru 211 413 167 227 121 20 16 - 3 10 114 88 116

14 Ngantru 340 395 183 183 181 - 33 - - 9 11 174 126

15 Karangrejo 271 313 168 102 145 - 12 - - 92 204 204 126

16 Kauman 183 408 137 196 116 10 32 - 7 13 107 65 106

17 Gondang 185 394 138 259 136 20 30 - 6 26 92 63 112

18 Pagerwojo 290 340 225 200 106 - 21 - 23 39 250 165 138

19 Sendang 409 395 167 295 161 - 12 - 36 97 253 307 178

Jumlah 4.970 6.705 2.694 3.067 2.368 464 609 0 329 1.033 2840 2.321 121

Sumber: Dinas Pengairan Kab.Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2010)

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-34
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.5 Hidrologi Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-35
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.6 Curah Hujan Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-36
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5.3 Jenis Tanah dan Kemampuan Tanah
Persebaran jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung berdasarkan
pada jenis tanah masing-masing mempunyai proporsi dan sifat berbeda-beda. Adapun
masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut:
1. Alluvial coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan Bandung dan Kecamatan Besuki.
2. Alluvial coklat tua kelabuan terdapat di wilayah Kecamatan Besuki, Pakel,
Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu, Pucanglaban dan Kalidawir.
3. Assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Besuki,
Bandung, Pakel, Campurdarat, Gondang, Boyolangu, Tulungagung, Kedungwaru,
Ngantru, Sumbergempol, Kalidawir, dan Ngunut.
4. Litosol terdapat di wilayah Kecamatan Bandung, Besuki, Tanggunggunung,
Boyolangu, dan Kalidawir.
5. Litosol Mediteran dan Resina terdapat di Kecamatan Besuki, Tanggunggunung,
Sumbergempol, Pucanglaban dan Rejotangan.
6. Regosol coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Ngunut, Pucanglaban, dan
Rejotangan.
7. Mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Gondang, Kauman, Karangrejo,
Pagerwejo dan Sendang.
8. Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Pagerwejo dan Kecamatan
Sendang.
9. Andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwejo.
Kemampuan Tanah dapat dilihat dari Kemiringan Tanah dan Kedalaman Efektif
Tanah serta teksturnya. Kemiringan tanah dapat dinyatakan dalam prosentase (%)
dimana setiap 1% kemiringan tanah berarti terdapat perbedaan tinggi sebesar 1 meter
dari 2 tempat sejauh 100 meter. Wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan
menjadi 6 (enam) klasifikasi kemiringan tanah sebagai berikut:

Lereng antara 0-2% merupakan wilayah yang datar dengan luas 43.070,52 hektar
atau 40,8% terdapat pada hampir semua wilayah kecamatan, kecuali wilayah
Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Tanggunggunung.

Lereng antara 2-8% merupakan wilayah yang datar hingga landai dengan luas
5.172,69hektar atau 4,9%, terdapat hampir disemua kecamatan kecuali Kecamatan
Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, Tulungagung, Pakel, Kedungwaru,
Sumbergempol, Ngunut dan Ngantru.
Lereng antara 8-15% merupakan wilayah yang landai hingga berombak dengan luas
7.600,68 hektar atau 7,2%, terdapat di hampir semua kecamatan kecuali
Tulungagung, Pakel, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol, dan Ngunut.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-37
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Lereng antara 15-25% merupakan wilayah yang berombak hingga bergelombang
lemah dengan luas 14.567,97 hektar atau 13,8% terdapat di Kecamatan Karangrejo,
Kauman, Sendang, Pagerwojo, Gondang, Bandung, Boyolangu, Campurdarat, Besuki,
Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, dan Rejotangan.
Lereng antara 25-40% merupakan wilayah bergelombang lemah hingga
bergelombang kuat dengan luas 21.091,88 hektar atau 19,98% terdapat di
Kecamatan Gondang, Pagerwojo, Bandung, Besuki, Campurdarat, Boyolangu,
Kalidawir, Pucanglaban, Gondang dan Rejotangan.

Lereng lebih dari 40% merupakan wilayah bergelombang kuat dengan luas
13.997,91hektar atau 13,26% terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Besuki,
Campurdarat, Kalidawir, Gondang, Rejotangan, Tanggunggunung, Bandung, dan
Pucanglaban.

Secara rinci data dan penyebaran kemiringan tanah dapat dilihat pada gambar
sebagaimana terlampir di bawah ini.

Sedangkan Kedalaman efektif tanah, pengaruhnya sangat besar terhadap


pertumbuhan akan tanaman. Sehubungan dengan hal tersebut di wilayah Kabupaten
Tulungagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kedalaman lebih dari 90 Cm, meliputi wilayah seluas 46.585,83 Ha atau 44,13% dari
luas wilayah Kabupaten Tulungagung, kedalaman ini terdapat dihampir seluruh
kecamatan kecuali Tanggunggunung.

Kedalaman 60 - 90 Cm, meliputi wilayah seluas 4.212,04 Ha atau 3,99% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec.Sendang,
Pagerwojo, Pucanglaban, Campurdarat, Besuki dan Karangrejo.

Kedalaman 30 - 60 Cm, meliputi wilayah seluas 28.608,12 Ha atau 27,10% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec. Tanggunggunung,
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-38
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Campurdarat, Besuki, Sendang, Rejotangan, Pucanglaban, Pagerwojo, Kalidawir dan
Bandung.

Kedalaman kurang dari 30 Cm, meliputi wilayah seluas 15.602,51 Ha atau 14,78%
dari luas wilayah. Kedalaman tersebut terdapat di Kecamatan, Gondang,
Rejotangan, Kauman, Kalidawir, Bandung, Besuki, Campurdarat, Pucanglaban,
Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, dan Boyolangu.

Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran klasifikasi kedalaman efektif tanah di


setiap kecamatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Tekstur tanah berpengaruh terhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan


tanaman. Sifat tekstur tanah berhubungan erat dengan kandungan udara dalam rongga
tanah (porositas), peresapan (permeabilitas), serta daya menyimpan air dan unsur hara
lainnya (mudah tidaknya tererosi).

Tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan partikel pasir, debu dan liat. Tanah
bertekstur halus lebih dalam reaksi kimianya dari pada tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan kelas tekstur tanah, wilayah Tulungagung dapat dibagi menjadi 3
(tiga) golongan:
Tanah bertekstur halus, meliputi wilayah seluas 43.081,08 Ha atau 40,81% dari luas
Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo,
Ngantru, Pucanglaban, Pakel, Bandung, Campurdarat dan Besuki.

Tanah bertekstur sedang, meliputi luas wilayah 27.425,79 Ha atau 25,98% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di hampir semua
kecamatan, kecuali Kecamatan Rejotangan.
Tanah bertekstur kasar, meliputi wilayah seluas 35.100,36 Ha atau 33,25% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Pucanglaban. Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-39
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.7 Kelerengan Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-40
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.8 Geologi Kabupaten Tulungagung

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-41
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6 Kondisi Ekonomi Wilayah
Struktur ekonomi merupakan gambaran langsung dari komposisi seluruh kegiatan
produksi barang dan jasa yang dilakukan di Kabupaten Tulungagung. Indikator yang
sering dipakai untuk mengamati struktur perekonomian suatu daerah adalah distribusi
persentase nilai tumbuh bruto sektoral yang juga dapat dipakai untuk mengamati
keunggulan (potensi) daerah.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulungagung Atas Harga


Berlaku (ADHB) secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 12.22% yaitu pada
tahun 2009 sebesar Rp.14.562.606,82 juta. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp.
12.976.450,86 juta. Sumbangan terbesar terletak pada Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran diikuti Sektor Industri Pengolahan da Sektor Pertanian dengan kontribusi
masing-masing 31,08%, 18.46% dan 14.70%.

Sementara angka PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
2000 mengalami kenaikan sebesar 6.19% yaitu dari Rp. 6.924.827,39 juta pada tahun
2008 menjadi RP. 7.353.502,89 juta pada tahun 2009.Berikut ini disajikan sektor-sektor
penyumbang PDRB Kabupaten Tulungagung diurutkan dari yang terbesar hingga yang
terkecil.
Tabel 1.15 PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009

Sektor perdagangan, hotel dan


1 Rp.4.526.615.53
restoran

2 Sektor industri pengolahan Rp.2.687.681,66

3 Sektor pertanian Rp.2.140.792,04

4 Sektor jasa/jasa/service Rp.1.901.127,26

Sektor keuangan, persewaan


5 Rp.1.504.651.42
dan JS perusahaan
Sektor pengangkutan dan
6 Rp.917.267,46
transportasi
Sektor pertambangan dan
7 Rp.430.484,66
penggalian
8 Sektor konstruksi Rp.273.029,44
Sektor listrik, gas dan air
9 Rp.181.035,46
bersih
Sumber : KDA Kabupaten Tulungagung Tahun 2010

1.5.6.1 Potensi Hutan Produksi


Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola untuk peningkatan
kesejahteraan penduduk, dalam arti keberadaan hutan produksi dapat difungsikan
sebagai lahan produktif dengan tidak mengganggu tegakan dan yang diambil hanya hasil
dari tanaman tersebut. Dengan demikian hutan produksi dibagi menjadi hutan produksi
terbatas dan hutan produksi tetap, namun di Kabupaten Tulungagung hanya terdapat Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-42
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
hutan produksi tetap. Adapun luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Tulungagung
seluas 31.545 (tiga puluh satu ribu lima ratus empat puluh lima) hektar.
Tabel 1.16 Produk Unggulan Kehutanan Kabupaten Tulungagung

Wilayah
No Jumlah Produksi Produksi (Ton) Lokasi (Kecamatan)
Pemasaran
1 Pengrajin Bonggol Kayu Jati 60.000,00 Rejotangan Regional
2 Lebah Madu Unggul 500.000,00 Karangrejo, Sendang Regional, antar
provinsi, Lokal
3 Sumpit Bambu 720.000,00 Kedungwaru Ekspor
4 Acazia Art 118.093,00 Rejotangan, Kalidawir, Pucanglaban, Lokal/Regional
Bandung, Campurdarat, Besuki,
Tungganggunung, Kauman, Pagerwojo,
Sendang, Boyolangu, Gondang,
Karangrejo
5 Jati 1.176,64 Rejotangan, Kalidawir, Regional
Pucanglaban,Tanggunggunung,
Kauman, Pagerwojo, Sendang,
Boyolangu, Kedungwaru, Ngunut,
Rejotangan, Campurdarat, Manding,
Besuki, Karangrejo.
6 Sengon 1.518,48 Rejotangan, Kalidawir, Pucanglaban, Regional
Besuki, Tungganggunung, Kauman,
Pagerwojo, Sendang, Gondang,
Tanggunggunung
7 Mahoni 330.069,00 Kalidawir, Bandung,Besuki, Regional
Tungganggunung, Rejotangan,
Pucanglaban, Campurdarat, Kauman,
Pagerwojo, Sendang
8 Pinus 178 Pagerwojo dan Sendang Regional
9 Getah Pinus 858 Pagerwojo dan Sendang Regional
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan,Tahun 2010

1.5.6.2 Potensi Pertanian


Kabupaten Tulungagung melalui Program Pembangunan Tahun 2008
melalui:“Program Peningkatan Kesejahteraan petani melalui Pembangunan Kawasan
Agropolitan”Maka dipilihlah Kecamatan Sendang sebagai Kawasan Agropolitan dengan
Potensi Unggulan Utama Peternakan Sapi Perah sebanyak 6.897 ekor dengan Produksi
susu 26.500 liter/hari. Potensi unggulan pendukung buah-buahan mulai dari manggis,
durian, rambutan. Dan juga potensi dari sayur-sayuran seperti wortel, sawi, buncis,
bawang putih, kacang panjang.

Lahan pertanian di meliputi persawahan dan pertanian tanah kering. Perbedaan


mendasar dari keduanya adalah persawahan sepanjang tahun dapat ditanami padi
karena adanya cukup air, baik dari irigasi teknis maupun irigasi sederhana. Sedangkan
pertanian tanaman kering biasanya beragam, saat musim hujan ditanami padi dan saat
kemarau ditanami padi gogo atau palawija, misal : kacang hijau, kedelai, kacang tanah,

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-43
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
ubi kayu. Pertanian tanaman kering dalam rencana pola ruang juga termasuk tegalan,
kebun campur, dan lahan pertanian yang tidak mendapat layanan irigasi.
Tabel 1.17 Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Tulungagung

No Komoditi Lokasi (Kecamatan) Wilayah Pemasaran

1 Padi Karangrejo, Kauman, Gondang, Tulungagung dan


Kalidawir, Pakel dan Bandung sekitarnya
2 Jagung Sendang, Pagerwojo, Kalidawir, Tulungagung dan
Besuki, Tanggunggunung dan sekitarnya
Pucanglaban
3 Kedelai Ngunut, Kalidawir, Boyolangu, Tulungagung dan
Bandung, Rejotangan, Pakel sekitarnya
4 Kacang Sendang, Besuki, Tulungagung dan
Tanah Tanggunggunung, Bandung dan sekitarnya
Kalidawir
5 Durian Sendang, Besuki, Karangrejo dan Tulungagung dan
Ngantru sekitarnya
6 Belimbing Boyolangu, Rejotangan, Ngunut Tulungagung dan
sekitarnya
7 Mangga Sendang, Boyolangu, Tulungagung dan
Sumbergempol, Ngunut dan sekitarnya
Bandung
8 Pepaya Ngantru, Sumbergempol, Tulungagung dan
Boyolangu, Kalidawir dan Pakel sekitarnya
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung Tahun 2003

Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten Tulungagung dikembangkan


berdasarkan fungsi kawasan dan potensinya di setiap wilayah kecamatan.
Pengembangan kawasan pertanian lahan basah diarahkan untuk meningkatkan peran,
efisiensi, produktivitas yang berkelanjutan, peluang ekstensifikasi, mempertahankan
saluran irigasi teknis dan peningkatan irigasi sederhana dalam skala wilayah.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-44
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.18 Penggunaan lahan Pertanian per Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009

Kecamatan

Tanggunggunung

Sumbergempol
Campurdarat

Pucanglaban

Kedungwaru
Tuungagung
Penggunaan

Rejotangan

Karangrejo

Pagerwojo
Boyolangu
Kalidawir
No Jumlah

Gondang
Bandung

Sendang
Kauman
Ngantru
Ngunut
Besuki

Lahan
Pakel

1 Irigasi Teknis 260 495 1.942 658 - 1353 - 2237 1880 649 903 158 1.305 - 1.115 456 1.082 613 144 15.250
Irigasi setengah
2 345 543 - 79 - 418 - - - 557 364 405 - 731 500 699 121 598 1.640 7.000
Teknis
Irigasi
3 53 160 - 9 - 105 - 43 - 77 86 - - 275 78 - 98 - 756 1.740
Sederhana
Irigasi Desa/non
4 - 23 157 - - 12 15 80 - - 66 - - - - - - - - 353
Pu
5 Tadah Hujan 357 253 91 571 - 113 226 131 - 207 202 - 13 100 15 160 41 168 114 2.758
6 Pasang Surut - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Lebak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Polder dan
8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Lainnya
jumlah 1.015 1.474 2.190 1.317 - 2001 241 2.491 1880 1490 1621 563 1318 1106 1708 1315 1342 1375 2654 27.101

Sumber : Dinas Pertanian 2009

Hal.
Penyusunan 1-45
PenyusunanRencana
RencanaTata
TataRuang
RuangWilayah
Wilayah(RTRW)
(RTRW)
Kabupaten Tulungagung 2011-2031
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten
KabupatenTulungagung
Tulungagung2010-2029
2010-2029
1.5.6.3 Potensi Perkebunan
Persebaran perkebunan di Kabupaten Tulungagung berada di Kecamatan Pucang
Laban, Kalidawir, Rejotangan, Sumbergempol, Kalidawir, Bandung, Besuki, Kedungwaru,
Pagerwojo. Komoditi perkebunan utamanya adalah tebu dan tembakau.
Tabel 1.19 Produk Unggulan Perkebunan Kabupaten Tulungagung

No Komoditi Lokasi (Kecamatan) Wilayah Pemasaran


1 Kelapa 19 Kecamatan Konsumsi lokal dan
regional
2 Tembakau Boyolangu, Campurdarat, Konsumsi lokal dan
Pakel dan Gondang regional
3 Tebu Rejotangan, Ngunut, Konsumsi lokal dan
Sumbergempol, regional
Kedungwaru, Ngantru,
Karangrejo, Kauman,
Boyolangu dan Kalidawir
4 Cengkeh Kec. Pagerwojo, Kec. Luar Daerah
Sendang, Kec. Besuki, Kec.
Bandung, Kec.
Tanggunggunung, Kec.
Karangrejo
5 Panili Kec. Pagerwojo, Kec. Luar Daerah
Sendang, Kec. Besuki, Kec.
Bandung
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2003

1.5.6.4 Potensi Perikanan


Budidaya ikan hias merupakan primadona di Kabupaten Tulungagung,namun hal
ini tidak dengan mengabaikan ikan-ikan konsumsi baik dari perairan darat maupun laut.
Tingginya produksi ikan hias ini dikarenakan produk ikan hias mempunyai imbal hasil
yang lebih baik dibandingkan dengan sejumlah ikan-ikan konsumsi. Dewasa ini penduduk
Tulungagung kuga mengikuti trend baru dalam pengembangan ikan konsumsi, misalnya
dengan pengembangan budidaya lobster air tawar. Budidaya lobster tawar ini sangatlah
menjanjikan disamping Indonesia pada umumnya cocok untuk pengembangan komoditas
tersebut juga pangsa pasar yang masih terbuka luas.

Adapun berbagai macam hasil produk dari ikan konsumsi perairan laut adalah
tuna, tongkol, lemuru, udang barong/lobster, dan jenis ikan lain yang kesemuanya ini
terkonsentrasi di TPI Popoh. Untuk perairan darat mulai dari ikan lele, gurami, nila.
Lobster air tawar, ikan hias, belut, bekicot, udang windu, udang vanname yang
kesemuanya terbagi di berbagai Kecamatan di Tulungagung dari Pakel, Rejotangan,
Ngunut, Kedungwaru, Kalidawir, Boyolangu, Gondang, Ngantru, Besuki, Pucanglaban dan
beberapa Kecamatan lainnya. Sedang untuk daerah pemasarannya meliputi daerah
Surabaya sekitar, Malang, Jakarta, ataupun sampai luar Jawa bahkan sampai ke
mancanegara yaitu Singapura, Jepang, dan China.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-46
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.20 Produk Unggulan Perikanan Kabupaten Tulungagung

Jumlah
No Komoditas Lokasi (Kecamatan) Wilayah Pemasaran
Produksi
1 Ikan Lele 4.356,00 ton Pakel, Kauman Gondang, Malang, Surabaya, Solo,
Tulungagung, Ngunut Bandung, Jakarta,
Ujungpandang, Pontianak,
Klaten, Yokyakarta, Semarang
2 Ikan Gurami 3.552,00 Ton Rejotangan, Ngunut, Ngantru, Surabaya, Solo, Bandung,
Karangrejo Jakarta, Yogyakarta, Semarang
3 Ikan Hias 34.100,00 Ekor Sumbergempol, Kedungwaru, Surabaya, Solo, Bandung,
Boyolangu, Tulungagung Jakarta, Bali, Ujungpandang, 10-
18% diekspor ke Singapura dan
China

Sumber: Dinas Kelautan dan PerikananTahun 2003

Sedangkan sebaran di Kabupaten mengenai potensi perikanan dapat dilihat pada


tabel berikut:
Tabel 1.21 Sebaran Potensi Perikanan Darat di Kabupaten Tulungagung

JUMLAH NELAYAN / PRODUKSI


LUAS AREAL
URAIAN/JENIS KECAMATAN PEMBUDIDAYA IKAN IKAN/UDANG
(Ha/Km)
(KK) (Ton) (ekor)

1. Ikan Hias (ekor) Sumbergempol 13,76 826 14.058.072,00


Kedungwaru 6,74 821 5.076.526,00
(Ikan Mas Koki) Boyolangu 12,52 1.584 16.401.084,00
Tulungagung 2,76 413 3.514.518,00
Jumlah 39.050.200,00
2. Ikan Konsumsi Rejotangan 21,75 756 692,00
Ngunut 15,23 1.212 1.889,00
Sumbergempol 21,74 1.261 1.637,00
Kalidawir 12,63 472 252,00
Boyolangu 26,95 2.645 2.392,00
Pakel 6,23 621 378,00
Campurdarat 1,18 164 189,00
(Lele, Gurami, Nila,
Bandung 1,55 152 315,00
Tombro, Patin)
Kauman 7,02 1.024 755,00
Gondang 8,36 1.067 567,00
Karangrejo 1,28 103 504,00
Kadungwaru 5,36 1.621 1.511,00
Ngantru 5,95 693 881,00
Tulungagung 1,98 421 630,00
Jumlah 12.592,00
Jumlah Total 172,99 15.856,00 39.062.792,00

1.5.6.5 Potensi Peternakan


Kebijaksanaan pembangunan peternakan di Kabupaten Tulungagung diarahkan
untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak, meningkatkan kesehatan ternak dan
meningkatkan pengolahan pasca panen produk hasil ternak yang mampu memantapkan

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-47
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
ketahanan pangan dan gizi dengan mengembangkan atau menggunakan secara optimal
potensi wilayah masing masing sesuai komoditas yang tersedia.

Topografi Kabupaten Tulungagung serta wilayahnya memungkinkan kelangsungan


usaha peternakan. Kondisi tanah dan agroklimat di wilayah pegunungan (Sendang,
Pagerwojo, Rejotangan) sangat mendukung pertumbuhan berbagai jenis rumput,
sehingga cocok untuk pemeliharaan sapi potong, sapi perah, dan kambing/domba.
Sedangkan wilayah kapur di bagian selatan Kabupaten Tulungagung, para petani
mengalami kendala kekeringan dalam budidaya rumput unggul.

Oleh karena itu pengembangan peternakan di wilayah kapur harus


memperhitungkan alternative teknologi pakan yang tidak tergantung pada hijauan.
Pemahaman masyarakat selama ini terhadap budidaya peternakan ruminansia (sapi,
domba/kambing) selalu dikaitkan dengan keharusan penyediaan pakan hijauan. Atas
dasar pola pikir yang demikian, maka pengembangan peternakan terhambat hanya
karena pembatasannya, ketergantungannya terhadap pakan hijauan. Teknologi pakan
alternatif yang sekarang berkembang yakni dengan Complete Feed (pakan dengan
kandungan gizi lengkap), maka ketergantungan ternak terhadap pakan hijauan mampu
teratasi. Adapun potensi ternak di Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut:

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-48
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.22 Produk Peternakan Kabupaten Tulungagung

SAPI SAPI AYAM RAS AYAM AYAM RAS ITIK BURUNG BURUNG BURUNG
NO KECAMATAN KERBAU KUDA KAMBING DOMBA BABI ITIK KELINCI
POTONG PERAH PETELUR BURAS PEDAGING MANILA DARA PUYUH WALET
1 Tulungagung 605 54 13 3 1.987 426 - - 33.690 - 4.800 2.800 1.467 19.058 - 4
2 Boyolangu 4.125 25 45 4 3.345 748 - 39.625 71.216 12.000 5.400 1.845 312 315 3.000 -
3 Kedungwaru 4.487 102 - - 5.125 2.023 180 325.126 112.847 125.000 4.569 1.725 126 200 5.000 -
4 Ngantru 6.120 158 - - 4.356 1.046 77 195.500 90.433 20.500 5.100 900 252 1.950 2.800 -
5 Kauman 1.945 68 78 - 2.249 125 - 620 59.994 - 10.354 32 20 178 1.500 6
6 Pagerwojo 4.321 6.696 36 - 8.345 2.358 52 - 70.125 - 3.500 1.945 77 149 - 6
7 Karangrejo 2.968 88 211 - 4.256 647 - 57.000 275.648 20.216 50.245 6.123 125 210 6.200 -
8 Sendang 4.026 8.725 9 - 5.146 3.772 - 7.500 72.741 15.000 1.250 1.987 189 35 - -
9 Gondang 3.724 48 16 4 3.578 288 - 6.700 49.700 25.000 40.875 500 10 472 6.500 -
10 Campur Darat 6.751 24 7 - 3.216 258 - 6.000 38.736 30.200 20.850 520 180 273 1.000 9
11 Tanggunggunung 3.696 - 3 - 3.245 50 - 12.000 22.686 52.300 175 50 10 90 - -
12 Bandung 2.255 - 47 1 3.985 287 - 26.000 170.120 17.000 42.740 6.835 483 2.904 400 -
13 Besuki 2.628 - 45 1 3.658 310 - 120.000 105.200 22.000 64.000 6.751 396 2.897 1.200 18
14 Pakel 4.200 - 10 - 6.078 440 - 21.500 65.194 15.000 50.784 7.684 750 1.574 4.000 -
15 Ngunut 5.124 1.346 37 - 7.998 886 8.300 390.000 112.234 25.700 10.500 8.126 790 1.296 4.000 -
16 Pucanglaban 2.367 141 - - 2.013 149 - 125.000 38.145 4.000 532 453 330 295 - -
17 Sumbergempol 7.023 83 - - 5.879 1.056 - 435.000 425.721 25.000 5.460 820 856 1.358 2.500 -
18 Kalidawir 8.123 96 57 8 5.213 1.025 750 375.000 231.056 10.000 85.000 4.123 510 119 3.400 -
19 Rejotangan 4.258 3.708 33 13 7.589 875 171 1.625.300 127.896 29.000 41.500 12.000 1.829 3.300 50.000 -
JUMLAH 78.746 21.362 647 34 87.261 16.769 9.530 3.767.871 2.173.382 447.916 447.634 65.219 8.712 36.673 91.500 43
Sumber : KDA 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-49
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6.6 Kawasan Pertambangan
Kabupaten Tulungagung memiliki lebih banyak jenis bahan galian dan meliputi
kawasan yang luas. Pemanfaatan bahan galian diharapkan ditambang pada bagian-
bagian yang secara lokal tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan dan
penggunaan lahan yang bernilai di daerah tambang.
Tabel 1.23 Potensi Bahan Galian Tambang Kabupaten Tulungagung Tahun 2009

No. Kecamatan Jenis Tambang Potensi (m²) Bahan Ikutan (Dalam ORE)
29.705.500 Mn=47,9%, CaO=9%
Mangaan
Mangaan
124.362.500
Batu Gamping
Batu Gamping
1 Bandung Batu Gamping
Batu Gamping
Kalsit
Sirtu
Marmer 17.300.000
Mangaan 970 MnO2=84,06%
5000-5500Ca/gr
Batubara 842
Diorit 43.000
Batu Gamping 30.000.000
2 Besuki
Batu Gamping
Marmer 2.660.000
Marmer
Deroit 13.300.000
Marmer 1.663.500 CaO=55,35%.SiO2=0,02%
3 Campurdarat
Batu Gamping 40.000.000 Fe2O3-0,15%, AI2O3-0,79%
4 Tanggunggunung Pasir Besi 5.969 Fe=42%,T 120=12%
Bentonit 942 CaMg Bentonik
Batu Gamping 50.000.000 CaO=35,61%,SiO2=2,18%
Fe2O3=0,37%,AI2O3=1,66%
Batu Gamping 9.300.000
5 Kalidawir Kalsit
Sirtu
Pasir Besi 5.969
Besi 285.210 Fe=52,22%56,59%
Mangaan 500 Mn=34,24%-41,43%
Mn=60,75%
Mangaan 2.000
Batu Gamping 13.125.000
6 Rejotangan Batu Gamping
Kalsit
Diorit 10.375
Diorit
Kalsit
7 Pucanglaban Au=0,07%
Tembaga 3.088
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-50
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
No. Kecamatan Jenis Tambang Potensi (m²) Bahan Ikutan (Dalam ORE)
Kaolin
Clay Ball
8 Gondang
Deorit
Batu Bara 5000-5500Cal/gr
9 Pagerwojo
Pirofilit
Clay Ball
`10 Sendang
Diorit
Sumber : Bagian Sumber Daya Alam

1.5.6.7 Industri
Subsektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam aktivitas industri di
Kabupaten Tulungagung dalam lima tahun terakhir adalah makanan, minuman dan
tembakau; tekstil, barang kulit dan alas kaki; semen dan barang galian non logam; kayu
dan sejenisnya; serta kertas, percetakan dan penerbitan. Untuk subsektor makanan,
minuman, dan tembakau merupakan subsektor yang memberikan sumbangan sebesar
39% untuk sektor industri. Dalam waktu mendatang subsektor tersebut akan semakin
menjadi subsektor andalan bagi perkembangan ekonomi Kabupaten Tulungagung.

Potensi kegiatan industry pengolahan di Kabupaten Tulungagung sangat besar,


terutama untuk pengolahan hasil tambang dan hasil pertanian, perikanan. Untuk lebih
jelasnya mengenai potensi industri di Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.24 Produk Unggulan Sektor Industri Kabupaten Tulungagung

No Jumlah Produksi Produksi) Wilayah Pemasaran


1 Marmer/Onyx 10.000 biji Ds. Gamping
2 Konveksi Bordir 9.000 stel Kel Botoran
3 Logam alat-alat pertanian 45 kodi Ds. Kiping
4 Keset sabut kelapa 450 kodi Ds. Jabalsari
5 Blek seng/kompor 2.000 buah Ds. Kepatihan
6 Genteng 30.000 biji Ds. Sumberingin
7 Batik 3.000 m Ds. Mojosari, Ds Bangoan
8 Kerajinan bubut kayu 7.825 buah Ds. Simo
Sumber : KDA 2010

Tabel 1.25 Sebaran Industri di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010

KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
BESAR
1 CV. GUNO Pertenunan Ngunut Jl. Adil , Ngunut - - Tekstil
2 Fa. Sartimbul Pertenunan Ngunut Desa Pulosari - - Tekstil
3 CV. Maju Mapan Pertenunan Ngunut Desa Ngunut 350 2.900 pcs
PD. Sarana
4 Keramik Tulungagung Jl. Sultan Hasanudin No 1 - - -
Bangunan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-51
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
5 PT. IMIT Marmer Besuki Besole - - -
6 PT. Dwi Tunggal M I Marmer Besuki Besole - - -
7 CV. Setia Kawan Kertas Kedungwaru Tapan 233 12.693 ton
8 CV. Sri Sejati Rokok Tulungagung Jepun - - -
9 CV. Cempaka Rokok Boyolangu Sobontoro 107 410.000 ball
SEDANG
Desa Pulosari Jl.
1 CV. Hana Multiguna Pertenunan Ngunut - -
Pertanian Nomor 23
2 Logam Asir Logam Ngunut Kaliwungu 255 8.750 dsn
Trimitra Mining
3 Tepung Batu Boyolangu Tanjungsari 40 3.600 ton
Pratama
4 PT. Wicaksono Sakti Marmer Lantai Kedungwaru Plosokandang - -
5 Sumberdadi Kertas Kedungwaru Plandaan - -
6 Mie Macan Mie Ngunut Kaliwungu 42 750 ton
7 Gangsar Kacang Sanghai Ngunut Ngunut 50 250 ton
8 Panji Kacang Sanghai Ngunut Ngunut 15 60 ton
Penggergajian dan
9 Kurnia Indah Ngantru Pinggirsari - -
pengolahan kayu
Penggergajian dan
10 Sumber Alam Ngunut Pulosari 18 300.000 peti
pengolahan kayu
Penggergajian dan 2
11 Putra Mentaya Sumbergempol Jabalsari 15 900 m
pengolahan kayu
12 CV. Hasil Manis Gula Merah Boyolangu Serut 15 3.375.000 kg
CV. Javastone 2
13 Marmer Lantai Campurdarat Bendungan 16 40.000 m
Perkasa
14 Delta Adiguna Sprei Bordir Boyolangu Jl. Ki Mangunsarkoro 18 70 20.000 stel
PT. Bian Niaga 2
15 Marmer Lantai Campurdarat Campurdarat 30 44.000 m
Batuan
16 CV. Subur Abadi Mie Kedungwaru Jl. Pahlawan 108 20 150 ton
Cv. Saha Perkasa Jl. Gajah Mada 17 Desa
17 Batik Kauman 8 600 potong
GM Mojosari
CV. Multi Citra
18 Pakaian Jadi Tulungagung Jl. Diponegoro II/50 45 6.000 dsn
Busana
Penyempurnaan
19 Horizon Tulungagung Jl. A. Yani Barat 15 18.000 kg
Benang
20 PR. Semanggi Mas A Rokok Kedungwaru Jl. Pahlawan LK VII/9 106 18.922.000 batang
KECIL
Batik Kauman Desa Mojosari 30 38.000 pot.
1 Batik
Kedungwaru Desa Bangoan 4 960 pot.
2 Barang Tekstil Jadi Sprei Bordir Tulungagung Kelurahan Botoran - -
Kelurahan Sembung - -
Kelurahan Kutoanyar - -
Kelurahan Karangwaru - -
Kedungwaru Desa Mangunsari - -
Desa Tawangsari - -
Barang Tekstil Jadi Kec.
3 Pakaian jadi Kelurahan Botoran - -
Untuk Pakaian Tulungagung
Kelurahan Sembung - -
Kelurahan Tertek - -
Kelurahan Karangwaru - -
4 Barang dari Semen Ubin Semen Ngantru Desa Ngantru - -
Kelurahan
Tulungagung - -
Kampungdalem
5 Kapur Tohor Gamping Campurdarat Sawo, Campurdarat 176 1.584 ton
Besuki Besole 48 432 ton
Campurdarat Ngentrong 28 252 ton
Besuki Besuki - -
6 Pande Besi Cangkul / Sabit Gondang Kiping 470 2.820.000 bh
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-52
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
Kauman Bolorejo 65 36.000 kg
7 Barang dari Logam Sendok Ngunut Kaliwungu 144 480.000 dsn
Grendel - -
Engsel - -
2
8 Teralis Pager Besi Karangrejo Sembon 100 3.158.537 m
Teralis Kedungwaru Ketanon - -
9 Barang dari Marmer Kerajinan Marmer Campurdarat Gamping 525 288.750 bh
Campurdarat - -
Barang Galian
10 Traso Campurdarat Campurdarat - -
bukan
Logam Pakel Tamban 125 77.000 bh
2
11 Lantai Marmer Lantai Marmer Campurdarat Gamping 91 77.319 m
Campurdarat - -
2
Besuki Besole 67 180.000 m
12 Makanan Krupuk/Makanan Kauman Kalangbret 7 2.850 kg
Lainnya Batangsaren 16 91.500 kg
Kedungwaru Ringinpitu - -
Mangunsari - -
Makanan Lainnya Tulungagung Kelurahan Karangwaru - -
Ngantru Pojok - -
Boyolangu Kepuh - -
Mie/Soun Boyolangu Boyolangu 50 135 ton
Gedangsewu 52 140 ton
Kelurahan Kepatihan,
Tulungagung 312 2.057 ton
Bago
Kutoanyar - -
Kedungwaru Tapan 134 440 ton
Rejoagung 25 450 ton
Ringinpitu 97 651 ton
Tunggulsari 50 356 ton
Ketanon 136 585 ton
Ngantru Pojok, Bendosari 80 260 ton
Sumbergempol Sumberdadi 41 90 ton
Rokok Kedungwaru Tapan, Kedungwaru
Ringinpitu
Kelurahan Jepun,
Tulungagung
Kenayan
Boyolangu Beji, Waung, Bono
Ngantru Pojok
Sumbergempol Podorejo
Sendang Dono
Ngunut, Kaliwungu,
Kacang Shanghai Ngunut 48 252.000 kg
Kalangan
Kecap Tulungagung Kenayan, Tertek, Bago 70 180.204 liter
Kedungwaru Tapan, Kedungwaru 16 81.660 liter
Ngunut Gilang 13 21.300 liter
Karangrejo Karangrejo 8 192.000 liter
Kauman Bolorejo 5 12.300 liter
Permen Boyolangu Beji -
Tulungagung Kenayan, Tertek, Bago 30 30.000 kg
Emping Mlinjo Ngantru Pojok 140 210.000 kg
Roti Boyolangu Beji - -
Ngunut Ngunut 4 4.500 kg
Tulungagung Tertek, Tamanan 38 112.650 kg
Ngantru Ngantru 25 51.060 kg
Besuki Wateskroyo - -
Tahu Kedungwaru Plosokandang 126 378.000 kg
Ngantru Bendosari 80 268.800 kg
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-53
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
Tempe Gondang Bendosari 193 259.087 kg
Rejosari 101 141.214 kg
Kalidawir Jabon 10 54.167 kg
Makanan Ternak Kauman Panggungrejo - -
Rejotangan Buntaran, Rejotangan 27 625.400 kg
Jamu Tulungagung Kampungdalem - -
Gula Merah Bandung Talun Kulon - -
Besuki Kedungwilut - -
Kopi Bubuk Bandung Gandong 13 2.850 kg
Tulungagung Kampungdalem - -
Es Lilin Tulungagung Jepun 6 1.250 batang
Batu Bata Gondang Tiudan 144 6.912.000 bh
Sumbergempol Podorejo 20 960.000 bh
Genteng Gondang Notorejo 765 81.719.700 bh
Sidem 251 12.048.000 bh
Ngunut Sumberingin Kulon 1.220 81.600.000 bh
Pandansari 675 32.400.000 bh
Anyaman Bambu Gondang Dukuh 736 117.075 bh
Gondosuli 380 46.157 bh
Kendal 325 38.950 bh
Sepatan 244 42.273 bh
Kesed Sumbergempol Jabalsari 103 278.100 bh
Sambijajar 45 161.500 bh
Podorejo 45 161.500 bh
Trenceng 40 135.000 bh
Kalidawir Tanjung 50 175.000 bh
Joho 34 91.800 bh
Pagersari 15 40.500 bh
Kerajinan Sumpit Bambu Kedungwaru Plandaan - -
Boyolangu Beji - -
Kerajinan dari : - -
Kayu Kedungwaru Boro - -
Ngunut Ngunut - -
Mebel/Kusen Pagerwojo Kradinan - -
Sendang Nyawangan 15 7.575 bh
Kayu Olahan Ngunut Pulosari - -
Sumbergempol Jabalsari - -
Ngantru Pinggirsari, Bendosari - -
Ngantru, Mojoagung - -
Pojok - -
Peti Kemas Boyolangu Serut - -
Tulungagung Kenayan - -
Kedungwaru Boro - -
Bandung Bulus - -
Ngunut Selorejo, Gilang, Pulosari - -
Pinggirsari, Pojok,
Ngantru - -
Ngantru
Campurdarat Sawo, Campurdarat - -
Karangrejo Tulungrejo - -
Percetakan Percetakan Tulungagung Tulungagung - -
Ngunut Ngunut - -
Kedungwaru Kedungwaru - -
Boyolangu Boyolangu - -
Sumber data: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-54
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6.8 Pariwisata
Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pariwisata sebagai salah satu alternatif daerah tujuan wisata unggulkan Jawa Timur
maupun Nasional, karena keanekaragaman daya tarik wisata yang dimilikinya.
Daya tarik wisata di Kabupaten Tulungagung terdiri dari:

kawasan wisata alam;

daya tarik wisata goa meliputi:


Goa Selomangleng berada di Kecamatan Boyolangu;
Goa Pasir berada di Kecamatan Sumbergempol;
Goa Banyu berada di Kecamatan Kalidawir;
Goa Lowo berada di Kecamatan Kalidawir;
Goa Tledek berada di Kecamatan Tanggunggunung;
Goa Tritis berada di Kecamatan Campurdarat; dan
Goa Kedungbiru berada di Kecamatan Besuki.
daya tarik wisata air meliputi:
Waduk Wonorejo berada di Kecamatan Pagerwojo;
Air Terjun Coban Kromo Indah berada di Kecamatan Campurdarat;
Air Terjun Laweyan I dan II berada di Kecamatan Sendang; dan
Tlogo Buret berada di Kecamatan Campurdarat.
daya tarik wisata pantai meliputi:
Pantai Popoh berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Dlodo berada di Kecamatan Pucanglaban;
Pantai Sidem berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Bayem berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Gemah berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Klatak berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Nglarap berada di Kecamatan Besuki;
Pantai Brumbun berada di Kecamatan Tanggunggunung;
Pantai Sine berada di Kecamatan Kalidawir; dan
Pantai Molang berada di Kecamatan Pucanglaban.
agrowisata berada di Desa Sendang Kecamatan Sendang; dan
Desa Wisata meliputi:
Desa Wisata Gamping berada di Kecamatan Campurdarat;
Desa Wisata Wonorejo berada di kecamatan Pagerwojo;
Desa Wisata Mulyosari berada di kecamatan Pagerwojo; dan
Desa Wisata Sendang berada di Kecamatan Sendang.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-55
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
kawasan wisata budaya;

daya tarik wisata peninggalan sejarah dan purbakala meliputi:


Candi Penampihan (Asmara Bangun) berada di Kecamatan Sendang;
Candi Miri Gambar berada di Kecamatan Sumbergempol;
Candi Gayatri berada di Kecamatan Boyolangu;
Candi Dadi berada di Kecamatan Boyolangu;
Candi Cungkup berada di Kecamatan Boyolangu;
Candi Jaho/Ngampel berada di Kecamatan Kalidawir;
Situs Mbah Bodho berada di Kecamatan Sendang;
Situs Rejotangan berada di Kecamatan Rejotangan;
Situs Pakuwuhan/Padepokan Aryojeding berada di Kecamatan Rejotangan;
Situs Sumberringin berada di Kecamatan Rejotangan;
Situs Tulungrejo berada di Kecamatan Karangrejo;
Makam Ngadirogo berada di Kecamatan Sumbergempol;
Makam Mbah Wali berada di Kecamatan Besuki;
Makam Mbah Jayeng Kusumo berada di Kecamatan Pucanglaban;
Museum Daerah berada di Kecamatan Boyolangu;
Makam Srigading berada di Kecamatan Kauman;
Masjid dan Makam Sunan Kuning berada di Kecamatan Gondang;
Makam Patih Tulungagung R.M. Ngabei Sastrodimedjo berada di Kecamatan
Gondang;
Makam Surontani I berada di Desa Wajak Kecamatan Boyolangu;
Makam Surontani II berada di Desa Tanggung Kecamatan Campurdarat;
Makam Ngujang berada di Kecamatan Kedungwaru; dan
Hutan Wisata Kandung berada di Kecamatan Rejotangan.
daya tarik wisata nilai budaya dan kesenian meliputi:
Siraman Pusaka Kyai Upas;
Temanten Kucing;
Upacara Adat Ulur-Ulur;
Upacara adat labuh laut;
Jaranan;
Reog Tulungagung
Tiban;
teater tradisional berupa ludruk, ketoprak, dan wayang; dan
teater tutur seperti kentrung, jemblung, dan karawitan.
kawasan wisata buatan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-56
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
kolam renang meliputi:
kolam renang Tirto Kencono berada di Kecamatan Kedungwaru;
kolam renang Srabah berada di Kecamatan Kauman;
kolam renang Widya Tirta berada di Kecamatan Tulungagung;
kolam renang Gudang Kapuk berada di Kecamatan Tulungagung; dan
kolam renang resort Waduk Wonorejo berada di Kecamatan Pagerwojo.
sentra industri marmer meliputi:
Kecamatan Besuki;dan
Kecamatan Campurdarat.
pesanggrahan Argowilis berada di Kecamatan Sendang.

1.5.7 Kondisi Sosial Budaya


Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Tulungagung sebagian besar
diwarnai oleh budaya dan bahasa Jawa. Melestarikan budaya masyarakat yaitu Upacara
tradisional seperti Siraman Pusaka Kyai Upas, Temanten Kucing, Upacara Adat Ulur-
Ulur, upacara adat labuh laut, Lingkungan Budaya seperti makanan dan minuman khas
Tulungagung dan pakaian adat Tulungagung, kesenian seperti Jaran Kepang, Tiban,
Teater Tradisional seperti ludruk, ketoprak, wayang, teater tutur seperti kentrung,
jemblung, Karawitan, dan lain-lain.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Tulungagung sebagian besar


diwarnai oleh budaya dan bahasa Jawa. Potensi sumber daya manusia di wilayah
Kabupaten Tulungagung ini dalam menghadapi tantangan era globalisasi dan pasar bebas
di masa yang akan datang.

Peninggalan budaya di Kabupaten Tulungagung dimana wujudnya berupa Candi


Penampihan (Asmara Bangun), Candi Miri Gambar, Candi gayatri, Candi Dadi, Candi
Cungkup, Candi Jaho/Ngampel, Situs Mbah Bodho, Situs Rejotangan, Situs pakuwuhan/
Padepokan Aryojeding, Situs Sumberringin, Situs Tulungrejo, Makam Ngadirogo, Makam
Mbah Wali, Makam Mbah Jayeng Kusumo, Musium Daerah, makam Srigading, Masjid dan
Makam Sunan Kuning, Makam Patih Tulungagung R.M. Ngabei Sastrodimedjo, Makam
Surontani, Makam Ngujang, dan Hutan Wisata Kandung.

Diperlukan adanya pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta


ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan
bentukan geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu
diperhatikan.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-57
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.6 Potensi Masalah dan Prospek Pengembangan
1.6.1 Struktur Ruang
1.6.1.1 Sistem Pelayanan
Potensi

Permukiman perdesaan di Kabupaten Tulungagung umumnya memiliki pusat


pengembangan masing-masing yang sangat potensial mendorong perkembangan
kawasan perdesaan yang ada.
Permukiman perdesaan umumnya berupa pengelompokan perumahan penduduk
yang terikat oleh pola lingkungan pedesaan dengan kegiatan utama di bidang
pertanian yang dapat dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan produksi
pertanian dan agribisnis sesuai dengan komoditas yang berkembang di wilayah
yang ada.
Tumbuhnya kawasan permukiman perkotaan baru yang mengalami
perkembangan karena adanya potensi alami maupun potensi eksternal (akses).
Sehingga semula kawasan tersebut mempunyai fungsi sebagai kawasan
permukiman perdesaan cenderung beralih fungsi menjadi kawasan permukiman
perkotaan. Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru,
Boyolangu dan Kauman merupakan kawasan permukiman perkotaan kecil
sebagai pusat pelayanan kabupaten yang potensial menjadi pusat pertumbuhan
di Kabupaten Tulungagung.
Masalah
Pusat permukiman perdesaan kurang mampu mendorong perkembangan
wilayahnya.
Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Sendang, Besuki, Tanggunggunung, dan
Pucanglaban memiliki perkembangan yang lambat karena kurangnya tingkat
pergerakan dan kegiatan ekonomi dari dan menuju pusat kota serta kendala
jarak karena wilayah yang jauh dari pusat kota (Kecamatan Tulungagung).
Perkembangan permukiman di kawasan perbatasan Kabupaten Tulungagung
akan mendorong konsentrasi kegiatan yang besar, namun dapat berdampak
pada kesenjangan perkembangan perkotaan di wilayah lain
Prospek Pengembangan

Pusat perdesaan masih mampu dikembangkan untuk mendorong kawasan


perdesaan di sekitarnya sesuai dengan potensi yang ada pada masing-masing
kawasan perdesaan

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-58
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Interaksi antara permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan dapat
ditingkatkan untuk mendorong keseimbangan penataan ruang.
Pengembangan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) pada beberapa kawasan
perdesaan untuk mendorong wilayah hinterland.
Pengembangan sentra kawasan agropollitan.

1.6.1.2 Prasarana Wilayah


A. Transportasi
Potensi

Jalan raya di Kabupaten Tulungagung memiliki hubungan dengan wilayah di


sekitarnya yaitu ruas jalan Kediri-Tulungagung-Trenggalek dan Blitar-
Tulungagung-Trenggalek yang melewati pusat kota Kecamatan Tulungagung.
Peningkatan kegiatan dalam skala besar dan pengembangan perkotaan
menjadikan beberapa jalan berpotensi untuk dilakukan peningkatan kelas jalan
seperti koridor Campurdarat-Pakel-Bandung yang berkembang menjadi kawasan
komersil dan pertambangan, perkotaan Ngantru – Tulungagung – Gondang yang
merupakan kawasan fungsional (pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan
jasa). Hal ini didukung rencana pembangunan Jalan Lintas Selatan yang akan
meningkatkan fungsi kawasan di sekitarnya.
Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK
1361/Aj.106/Drjb/2003 Tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi Jalan
Untuk Terminal Penumpang Tipe A Di Seluruh Indonesia, Direktur Jendral
Perhubungan Darat yang menyatakan bahwa terminal tipe A di kabupaten
Tulungagung merupakan salah satu dari Sembilan belas terminal penumpang
Tipe A di Provinsi Jawa Timur.
Terdapat Jalan Lingkar Barat dan pengembangan Jalan Lingkar Timur yang
memberikan alternatif rute bagi pergerakan menerus ke Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Trenggalek, baik angkutan orang dan barang maupun kendaraan
pribadi yang tidak berkepentingan dengan pusat kota sehingga dapat memacu
pertumbuhan dan mengarahkan perkembangan fisik kawasan ke arah Barat dan
Timur Kabupaten Tulungagung.
Terdapat angkutan umum lokal yang berupa metromini (lazim disebut mikrolet)
dengan trayek melalui jaringan jalan utama (Jalan Kolektor Primer dan Jalan
Lokal Primer) di Kabupaten Tulungagung sehingga memudahkan pergerakan
orang dan barang.
Sistem angkutan kereta api di Kabupaten Tulungagung memiliki rute jalur
regional Surabaya – Kediri – Malang. Potensi dari angkutan kereta api ini adalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-59
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
harganya yang murah, tidak menimbulkan kemacetan, serta memiliki jadwal
kedatangan dan keberangkatan kereta api yang pasti.
Perkembangan informasi dan kebutuhan akan pendidikan mendorong
masyarakat, khususnya pelajar untuk menempuh pendidikan berkualitas di kota
lain misalnya Malang dan Surabaya. Sehingga akan mendorong peningkatan
penggunaan angkutan kereta api.
Masalah
Kondisi jalan di Kabupaten Tulungagung di beberapa titik dalam kondisi sedang
dan rusak.
Adanya lokasi terminal bayangan sebagai tempat mangkal angkutan umum yang
apabila tidak ditangani akan menimbulkan permasalahan transportasi lanjutan
(kemacetan).
Adanya rencana pembangunan jalan lintas selatan, jalan lingkar barat dan
lingkar timur yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan perubahan penggunaan
lahan, khususnya pada lahan pertanian produktif menjadi kawasan perdagangan
dan jasa.
Pelayanan angkutan kereta api jangkauannya terbatas
Frekuensi penggunaan hanya pada jam tertentu dengan frekuensi yang masih
rendah.
Prospek Pengembangan

Pengembangan jaringan lintas angkutan barang pada poros segiempat Kediri –


Blitar – Trenggalek – Tulungagung melalui peningkatan aksesibilitas dan
menyediakan terminal kargo di Kabupaten Tulungagung.
Pengembangan jaringan angkutan umum dengan mengevaluasi rute/ trayek
agar transportasi berjalan secara efisien.
Pengembangan jaringan lintas angkutan barang dalam kabupaten baik sarana
maupun prasarananya
Pengembangan dan peningkatan layanan transportasi di wilayah perkotaan yang
memiliki nilai strategis dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten
Tulungagung yaitu :
Perkotaan Tulungagung meliputi Kecamatan Tulungagung, Kecamatan
Kedungwaru, Kecamatan Kauman, Kecamatan Ngantru, Kecamatan
Boyolangu dan Kecamatan Sumbergempol
Perkotaan Ngunut
Perkotaan koridor Bandung – Pakel – Campurdarat – Besuki.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-60
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Pembangunan sub terminal pada lokasi-lokasi terminal bayangan untuk
meningkatkan fungsi penggunaan ruang.
Peningkatan kegiatan (ekonomi dan pendidikan) di Kabupaten Tulungagung
akan mendorong pergerakan kereta api yang semakin besar, baik pergerakan
lokal maupun regional.
Peningkatan penggunaan angkutan kereta api untuk angkutan barang.
B. Sampah dan Limbah
Potensi

Pada kawasan perdesaan, pengelolaan prasarana lingkungan khususnya sampah


banyak dilakukan secara individual dan mandiri
Limbah padat dan cair di Kabupaten Tulungagung tidak terlalu besar karena
sebagian besar wilayah merupakan kawasan pertanian
Pada kawasan perkotaan umumnya limbah dan sampah telah diangkut ke TPS-
TPS terdekat untuk selanjutnya dibuang ke TPA.
Masalah

Pengelolaan sampah di perdesaan masih dibuang di sekitar permukimanbaik di


sungai atau lahan kosong lainnya dan dibakar
Limbah yang dihasilkan dari industri (IKKR, industri sedang, industri besar)
belum dikelola dengan baik dan dikhawatirkan akan mengganggu masyarakat
sekitar (limbah industri setiakawan, Mojopanggung dan industri Plandaan
Kecamatan Kedungwaru)
Prospek Pengembangan
Penanganan sampah di kawasan perdesaan dapat dilakukan secara komunal dan
diolah menjadi bahan kompos
Meningkatkan kesadaran lingkungan dan pemanfaatan daur ulang sampah untuk
mereduksi volume sampah
Perlu dilakukan pengelolaan sampah secara modern melalui industri kompos
dan pupuk organik sehingga dapat berkesinambungan dengan kegiatan
pertanian di Kabupaten Tulungagung.
Penanganan limbah rumah tangga dan limbah industri di kawasan perkotaan
dengan penyediaan IPAL agar tidak mencemari lingkungan
C. Air Bersih
Potensi

Banyaknya sumber air yang terdapat di Kabupaten Tulungagung seperti DAS


Brantas, sumber air tanah di UPTD Karangrejo, UPTD Gondang, UPTD Bandung,

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-61
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
UPTD Kalidawir, UPTD Ngunut, UPTD Boyolangu, UPTD Kauman, UPTD
Tulungagung, UPTD Ngantru serta Waduk Wonorejo.
Kabupaten Tulungagung bagian tengah (Kota Kecamatan Tulungagung) dilalui
oleh sistem perpipaan air bersih dari PDAM yang dapat dikembangkan ke
kawasan perkotaan lainnya untuk mendukung pertumbuhan wilayah.
Masalah

Kondisi air tanah dangkal di Kabupaten Tulungagung pada umumnya kurang baik
karena hanya 8 kecamatan yang memiliki kualitas dan kuantitas air tanah
dengan kategori baik untuk kebutuhan air baku.
Tingginya ketergantungan terhadap air tanah sebagai sumber air minum karena
pasokan dari sumber air permukaan/ PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan.
Sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan keberlanjutan air baku dari air
tanah.
Terjadinya kebocoran air pada jaringan sistem distribusi perpipaan, kebocoran
pada fasilitas umum, serta kurangnya pengelolaan sistem administrasi keuangan
PDAM yang baik.
Peraturan yang menyangkut kelestarian sumber daya air di Kabupaten
Tulungagung belum diberlakukan dan dilaksanakan dengan optimal.
Prospek Pengembangan

Perlu adanya pengelolaan terhadap sumber-sumber air bersih yang menjadi


prioritas bagi masyarakat setempat
Pendistribusian air bersih untuk irigasi dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
perlu adanya pengawasan agar dapat dirasakan oleh seluruh kalangan
masyarakat.
Penetapan peraturan dan meningkatkan peran pemerintah dalam mengelola
sumber air bersih terutama untuk kebutuhan air minum dan irigasi pertanian.
Menekan tingkat kebocoran yang terjadi dan mengganti sistem distribusi
perpipaan yang sudah rusak.
D. Listrik
Potensi

Kebutuhan listrik di Kabupaten Tulungagung cukup terpenuhi dengan adanya


UPJ Tulungagung, UPJ Ngunut, dan UPJ Campurdarat.
Tingkat penjualan KWH tiap tahun mengalami peningkatan sehingga
meningkatkan pendapatan daerah.
Masalah

Belum adanya pembagian zona-zona distribusi dan pelayanan listrik


Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-62
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peningkatan jumlah pelanggan listrik yang belum diimbangi dengan
penambahan jaringan listrik dan pusat-pusat pelayanan listrik.
Prospek Pengembangan

Peningkatan distribusi pelayanan listrik dengan penambahan jaringan listrik dan


penetapan pusat-pusat pelayanan listrik.
Pembentukan/ pembangunan pembangkit listrik baru untuk mengantisipasi
kebutuhan listrik di masa yang akan datang.
Penetapan/pembagian zona-zona distribusi dan pelayanan agar sistem
pelayanan menjadi lebih baik.

1.6.2 Potensi, Masalah dan Prospek Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah


1.6.2.1 Kawasan Lindung
A. Kawasan Perlindungan Bawahannya
Potensi
Kawasan yang memberi perlindungan bawahannya saat ini berupa hutan lindung
yang luasnya mencapai 6% dari keseluruhan total luas lahan di Kabupaten
Tulungagung.
Masalah

Kawasan hutan lindung di beberapa kecamatan terjadi kerusakan dan konversi


lahan/alih fungsi lahan menjadi tegalan dan kebun campuran seperti di
Kecamatan Gondang, Pucanglaban, Sendang dan Kalidawir serta adanya
penambangan batu liar di Kecamatan Pagerwojo.
Kerusakan hutan yang terjadi berpengaruh terhadap kawasan-kawasan di
bawahnya seperti terjadinya erosi tanah seperti yang terjadi di Kecamatan
Kalidawir, Sendang, dan Pucanglaban.
Prospek Pengembangan

Kawasan hutan lindung yang seharusnya mempunyai fungsi lindung tetapi saat
ini digunakan untuk budidaya terdapat prospek pengembangan untuk kawasan
budidaya tetapi memiliki fungsi lindung seperti perkebunan tanaman tegakan
tinggi, tanaman tahunan yang secara fisik juga memiliki fungsi lindung.
Peningkatan nilai manfaat hutan lindung dengan mengambil hasil sampingan
non kayu disertai partisipasi masyarakat, seperti pemanfaatan hutan lindung
untuk kegiatan pariwisata (eco tourism). Dengan adanya kegiatan yang
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, maka masyarakat akan
berusaha melestarikan keberadaan kawasan lindung yang ada di sekitarnya

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-63
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peningkatan peran serta masyarakat dalam program hutan kemasyarakatan
melalui berbagai program kerjasama.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Potensi
Sebagian besar kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Tulungagung
masih cukup terpelihara dan dimanfaatkan dengan baik, seperti kawasan
sempadan pantai di pantai Popoh, daerah sekitar DAS Brantas dan DAS
Gedangan-Dlodo, kawasan sekitar mata air di UPTD Gondang, Karangrejo,
Kalidawir, Bandung.
Kawasan perlindungan setempat seperti sempadan sungai dan kawasan waduk
dapat digunakan dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan akan air baku di
wilayah Kabupaten Tulungagung.
Kawasan perlindungan setempat dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata
dan pusat pertumbuhan wilayah seperti kawasan Sidem, Sine dan Brumbun yang
merupakan permukiman nelayan yang telah ditata dan diatur dengan baik dan
kawasan sekitar Pantai Popoh yang terdapat Tempat Pelelangan Ikan.
Masalah

Pelanggaran kawasan perlindungan setempat dengan mendirikan bangunan


pada kawasan tersebut.
Prospek Pengembangan

Menetapkan peraturan tentang pengelolaan sempadan di kawasan perlindungan


setempat sehingga dapat difungsikan dan dikelola secara optimal.
Peningkatan manfaat kawasan perlindungan setempat yang berupa sempadan
sungai, kawasan sekitar waduk, dan kawasan sekitar mata air untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan irigasi secara berkelanjutan.
Peningkatan manfaat kawasan perlindungan pantai sebagai kawasan pariwisata
dan kegiatan perikanan laut untuk meningkatkan perekonomian wilayah.
C. Kawasan Rawan Bencana Alam
Potensi

Terjadinya bencana alam di Kabupaten Tulungagung akan mendorong


pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan daya dukung lahan dan
kelestarian lingkungan hidup.
Masalah
Belum adanya penetapan zona aman untuk kawasan rawan bencana alam
seperti di kawasan sempadan pantai di bagian selatan Kabupaten Tulungagung.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-64
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung belum memiliki bentuk mitigasi dan penanganan pasca
bencana secara optimal.
Belum adanya tindakan yang tegas terhadap bentuk pelanggaran yang terjadi
pada kawasan lindung yang dapat menimbulkan bencana longsor dan banjir.
Prospek Pengembangan

Menetapkan peraturan tentang zona bebas bencana di kawasan kaki Gunung


Wilis dan pesisir pantai selatan Kabupaten Tulungagung sebagai kawasan
budidaya dan permukiman penduduk.
Menentukan/ membangun lokasi penampungan sementara untuk melindungi
para korban bencana seperti bencana gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan
kemungkinan terjadinya letusan gunung berapi.
Mengendalikan secara ketat penebangan hutan secara liar terutama di
Kecamatan Sendang dan Pagerwojo yang menimbulkan tanah longsor dan dan
banjir akibat penambangan batu liar melalui mekanisme insentif dan disinsentif
bagi masyarakat.

1.6.2.2 Kawasan Budidaya


A. Kawasan Hutan Produksi
Potensi

Luas hutan produksi di Kabupaten Tulungangung sekitar 29,88 % dari


keseluruhan luas wilayah yang hasilnya dapat diolah untuk meningkatkan nilai
ekonomi.
Hasil produksi hutan yang berupa kayu jati dan hutan pinus mengalami
peningkatan harga jual tiap tahun dan dapat menjadi komoditi unggulan berupa
kayu gelondongan atau hasil kerajinan yang dapat dipasarkan.
Masalah

Luas lahan hutan produksi di Kabupaten Tulungagung tiap tahun mengalami


penurunan akibat adanya kerusakan dan sistem penebangan liar sehingga lahan
yang ditinggalkan menjadi tidak produktif dan mengurangi pendapatan daerah.
Kurangnya peran pemerintah dalam menangani penebangan hutan liar maupun
reboisasi terhadap kerusakan hutan.
Prospek Pengembangan

Hutan produksi di Kabupaten Tulungagung dapat dikembangkan melalui


program hutan kemasyarakatan untuk mengurangi penebangan liar dan
terjadinya kerusakan hutan.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-65
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Mengoptimalkan peran pemerintah untuk menindak para pelaku penebangan
liar dan mendorong masyarakat untuk melakukan reboisasi dan penanaman
kembali terhadap kawasan hutan yang telah dieksploitasi hasil hutannya.
Memberlakukan aturan tentang sistem tebang pilih untuk mengoptimalkan hasil
produksi sekaligus melindungi hutan dari kerusakan akibat penebangan secara
liar.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengolah hasil produksi hutan
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dan meningkatkan perekonomian
daerah.
B. Kawasan Hutan Rakyat
Potensi

Luas hutan rakyat sekitar 5,5 % dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.
Hasil produksi hutan rakyat berupa kayu jati, akasia, sengon, mahoni dan
sebagainya dapat diolah menjadi kayu yang siap dipasarkan.
Masalah

Perkembangan hasil produksi hutan rakyat mengalami fluktuasi yang


dikhawatirkan dapat mengurangi minat penduduk untuk melindungi keberadaan
hutan rakyat.
Terjadi lahan kritis akibat penebangan hutan secara liar yang dapat mengurangi
hasil produksi hutan dan mengganggu kawasan di bawahnya.
Prospek Pengembangan

Mengoptimalkan peran masyarakat untuk menjaga fungsi hutan dari


penebangan liar dan menjaga fungsi hutan dari alih fungsi lahan.
Melakukan reboisasi dan pengolahan lahan kritis menjadi lahan produktif, selain
untuk melindungi kawasan di bawahnya juga untuk meningkatkan hasil produksi
hutan rakyat.
Memberlakukan aturan tentang sistem tebang pilih untuk mengoptimalkan hasil
produksi sekaligus melindungi hutan dari kerusakan akibat penebangan secara
liar.
Melakukan reklamasi dan rehabilitasi hutan terutama di Kecamatan Sendang
dan Pagerwojo akibat kegiatan penambangan batu liar yang merusak fungsi
hutan.
C. Kawasan Pertanian
Potensi

Potensi pertanian di Kabupaten Tulungagung cukup besar yang terdiri dari lahan
sawah dan tegalan dengan luas total sekitar 42,93% dari luas lahan di
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-66
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung. Lahan sawah dan tegalan tersebar merata di seluruh
kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
Hasil produksi pertanian di Kabupaten Tulungagung menunjukkan trend
meningkat seperti produksi padi, sayuran, ubi kayu, kedelai dan jagung.
Masalah

Penerapan teknologi oleh petani yang belum optimal


Meningkatnya gangguan dari organisme pengganggu tanaman (OPT)
Terjadinya pergeseran alih guna lahan dan kategori tanah
Semakin menurunnya debit air irigasi
Terbatasnya pemodalan sementara fluktuasi harga cukup tinggi
Kondisi fisik tanah yang semakin menurun
Terjadinya pergeseran musim yang tidak menentu
Kurangnya alat mesin pertanian untuk kegiatan pra-panen dan pasca panen.
Seringnya terjadinya bencana alam berupa kekeringan dan banjir yang
mengakibatkan gagal panen dan hasil panen kurang maksimal.
Prospek Pengembangan
Mengadakan pembinaan secara terus-menerus melalui berbagai media
penyuluhan dan percontohan kepada kelompok tani untuk meningkatkan
produksi pertanian melalui penerapan teknologi.
Peningkatan ketrampilan masyarakat yang bertujuan untuk menjaga areal
persawahan dari ancaman banjir, hama, kekeringan dan OPT (Organisme
Perusak Tanaman) melalui penyuluhan lapangan.
Pembuatan sumur air tanah dalam lebih dari 100 meter di lokasi daerah rawan
kekeringan seperti di Kecamatan Besuki, Pakel, Karangrejo, dan Campurdarat.
Pengembangan produksi pertanian dengan cara mempertahankan luasan sawah
dan tegalan yang ada, misalnya melalui peningkatan pengelolaan DAS Brantas
dan sumber air perdesaan bila terjadi pergeseran alih fungsi lahan sawah dan
tegalan.
Pemberian bantuan kepada petani yang terkena bencana alam kekeringan
maupun banjir berupa benih, pompa air, sumur pantek dan sebagainya
Mengupayakan perluasan arel tanam (PAT) dan mengadakan evaluasi
penggunaan lahan.
D. Kawasan Perkebunan
Potensi

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-67
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Luas kawasan perkebunan (perkebunan rakyat dan perkebunan besar) yang
cukup besar yaitu sebesar 7,64 % dari total luas wilayah di Kabupaten
Tulungagung.
Hasil produk perkebunan di Kabupaten Tulungagung memiliki beberapa
komoditas unggulan seperti kelapa, teh, karet, tembakau dan tebu yang
mempunyai nilai jual cukup tinggi. Komoditas unggulan ini dapat diolah dan
diekspor
Masalah

Daya produksi perkebunan rakyat mengalami penurunan secara kuantitas dan


kualitas. Hal ini karena masih rendahnya tingkat kemampuan petani dalam
penyerapan dan penerapan teknologi.
Sistem tata niaga/rantai pemasaran antara produsen dan konsumen relatif
panjang yang mengakibatkan rendahnya tingkat pendapatan petani.
Terjadinya perubahan iklim yang kurang menunjang yaitu adanya kemarau
panjang dan bencana banjir sehingga berpengaruh pada penurunan
produktivitas hasil perkebunan.
Adanya serangan hama penyakit tanaman perkebunan
Pengurangan sarana produksi yang tidak dibarengi dengan kenaikan harga
produksi komoditi perkebunan sehingga mengakibatkan penurunan minat petani
untuk meningkatkan usaha perkebunan.
Ketersediaan pupuk yang langka dan harga pupuk yang mahal dapat membebani
petani untuk memelihara kualitas tanamannya
Prospek Pengembangan

Memberikan penyuluhan dalam penggunaan dan penerapan teknologi untuk


meningkatkan hasil produksi masyarakat
Memberikan kredit usaha untuk mengurangi beban petani dari keterpurukan
akibat menurunnya harga komoditas dan bencana alam.
Mengoptimalkan instansi yang ada di bidang pertanian dan perkebunan untuk
melakukan penelitian terhadap komoditi perkebunan agar dapat menghasilkan
produk unggulan yang tahan terhadap berbagai macam hama dan penyakit
Menyusun peraturan daerah dan mengoptimalkan KUD dan lembaga sejenis yang
dapat melindungi petani dalam memasarkan hasil produksi perkebunan untuk
meningkatkan pendapatan petani.
E. Kawasan Peternakan
Potensi

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-68
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung memiliki sumberdaya peternakan yang cukup besar dan
tersebar di seluruh kecamatan seperti ternak sapi potong, sapi perah, kambing,
domba, burung dara, ayam dan itik.
Adanya dukungan potensi lahan pertanian yang cukup potensial dalam
penyediaan pakan ternak seperti komoditas jagung dan rumput pakan ternak.
Minat, sikap dan perilaku petani untuk beternak cukup tinggi
Masalah
Bantuan dana untuk petani dalam mengembangkan kegiatan peternakan belum
mampu untuk merespon kebutuhan masyarakat tani ternak
Belum tersedianya pengelolaan yang layak terhadap limbah ternak
Belum adanya pengolahan hasil peternakan secara optimal dari petani.
Prospek Pengembangan

Meningkatkan pemberdayaan terhadap petani ternak dan potensi peternakan


yang ada untuk lebih meningkatkan hasil produksi ternak.
Memberikan penyuluhan terhadap pengolahan limbah ternak kepada
masyarakat.
Pengembangan lembaga penelitian kesehatan hewan ternak dan inseminasi
buatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk unggulan
Pengolahan hasil peternakan yang mampu untuk segera dipasarkan dan berdaya
saing tinggi.
F. Kawasan Perikanan
Potensi
Potensi produksi perikanan laut di Kabupaten Tulungagung sebesar kurang lebih
5.895 ton/tahun.
Terdapat penambahan jumlah armada dan ukuran perahu serta jenis alat
tangkap yang dioperasikan.
Waduk Wonorejo dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan perairan umum
untuk meningkatkan jumlah produksi ikan dan aneka kegiatan yang berkaitan
dengan budidaya perikanan.
Terdapat lahan potensial yang dapat digunakan untuk memperluas areal
budidaya ikan konsumsi dan ikan hias
Produksi ikan hias di Kabupaten Tulungagung makin dikenal di wilayah lain
seperti Jakarta, bahkan hingga ke luar negeri seperti Singapura, Taiwan, Eropa
dan Australia
Masalah

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-69
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kondisi Samudera Indonesia yang berombak/bergelombang cukup besar dengan
kedalaman laut lebih dari 1.000 meter yang cukup berbahaya bagi nelayan
untuk melaut apabila menggunakan perahu sederhana.
Terbatasnya sarana dan prasarana penangkapan ikan (perahu, jaring, motor,
cool box) yang dimiliki oleh nelayan yang beroperasi di pesisir pantai selatan
Kabupaten Tulungagung, sehingga hasil tangkap ikan laut juga sangat terbatas.
Selain itu, fasilitas pelabuhan pendaratan ikan yang telah tersedia di
Kecamatan Besuki belum dikelola secara optimal.
Penangkapan ikan di laut banyak dijumpai perlakukan-perlakuan yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian biota perairan seperti
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, bahan beracun,
kompresor, serta migrasi nelayan dalam jumlah besar secara insidental.
Masih rendahnya tingkat pengetahuan nelayan terhadap tata letak/ migrasi/
ruaya dari berbagai jenis ikan, sehingga hasil yang diperoleh jumlahnya tidak
menentu.
Pemanfaatan perairan umum di Kabupaten Tulungagung masih belum optimal,
khususnya di Waduk Wonorejo
Mutu induk lele dumbo yang dibudidayakan petani berada pada tingkat yang
memprihatinkan dan mudah terserang penyakit karena sudah waktunya diganti.
Selain itu, harga jual lele sangat berfluktuasi sehingga kurang menguntungkan
bagi petani.
Harga pakan ikan buatan/ pellet selalu mengalami kenaikan sehingga
mengurangi keuntungan petani hingga sering mengakibatkan kerugian.
Kurangnya induk yang berkualitas untuk budidaya ikan hias karena sangat
mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.
Prospek Pengembangan

Meningkatkan jumlah produksi ikan laut di Kabupaten Tulungagung dengan


cara:
Pembangunan Rumpon Dalam
Pembangunan Terumbu Karang Buatan
Meningkatkan jumlah dan jenis alat tangkap, khususnya jaring
Meningkatkan kemampuan nelayan untuk mempermudah operasional
penangkapan ikan dengan alat bantu GPS dan Fish Finder.
Peningkatan produksi ikan di perairan umum dengan cara :
Penebaran benih kembali (re-stocking) pada setiap sungai, telaga, rawa,
dan waduk yang ada.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-70
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Pelaksanaan penyuluhan yang berkaitan dengan larangan menangkap ikan
dengan menggunakan listrik, bahan beracun dan bahan peledak.
Meningkatkan penyuluhan agar terjadi peningkatan jumlah produksi ikan
konsumsi melalui perbaikan mutu induk ikan, kesehatan ikan,
pemberantasan penyakit, kelengkapan obat-obatan yang bisa digunakan,
dan membantu memperkenalkan mitra baru dalam berdagang.
Peningkatan mutu ikan hias dengan cara melaksanakan pembinaan secara
berkesinambungan, mengadakan proyek penangkar bibit pertanian/ perikanan
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu ikan yang dihasilkan.
G. Kawasan Pertambangan
Potensi

Kabupaten Tulungagung kaya akan sumber daya mineral dengan potensi


pertambangan berupa batu gamping dan batu marmer di Kecamatan Besuki dan
Campurdarat, lempung/ anah liat di Kecamatan Ngunut dan Sumbergempol,
pasir kali di Kecamatan Ngantru; pasir besi pada endapan pantai di Pantai
Dlodo, Direng dan Pantai Sine, mangaan di Kecamatan Bandung; serta batubara
di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki.
Sumber daya mineral berupa bahan tambang dapat meningkatkan pendapatan
daerah dan lapangan pekerjaan di Kabupaten Tulungagung.
Penyebaran kawasan pertambangan yang banyak terdapat di wilayah selatan
Kabupaten Tulungagung dapat dikembangkan menjadi sentra produksi hasil
tambang.
Masalah

Perubahan bentuk topografi (khususnya daerah perbukitan) akibat penggalian


bahan tambang dan meninggalkan bentang alam yang rusak.
Tanah penutup yang subur menjadi hilang mengakibatkan bertambah luasnya
perbukitan gundul dan tanah gersang sehingga dikhawatirkan terjadi tanah
longsor/ gerakan tanah terutama pada daerah dengan perbukitan yang curam.
Terjadinya pengendapan lumpur di musim hujan pada air permukaan (sungai)
yang dapat menimbulkan erosi, sedimentasi dan pendangkalan. Pada musim
hujan akan terjadi banjir di bagian dataran dan muara sungai.
Pertambangan berskala besar belum dikelola secara maksimal karena
keterbatasan sarana dan prasarana penunjang.
Beberapa lokasi penambangan masih berupa penambangan informal (bersifat
ilegal karena tidak dilengkapi dokumen perijinan) dan belum diupayakan
menjadi formal.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-71
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Prospek Pengembangan

Nilai ekonomi yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan dapat memacu


pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tulungagung.
Penetapan kebijakan yang mengatur kegiatan pertambangan terutama untuk
mengurangi dampak lingkungan yang ditumbulkan.
Pengembangan pertambangan terutama yang masih berupa penambangan
informal menjadi formal melalui kemudahan prosedur perijinan sehingga dapat
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Penyediaan sarana dan prasarana penunjang untuk meningkatkan produktivitas
hasil pertambangan melalui kerjasama dengan pihak lain (swasta).
H. Peruntukan Industri
Potensi

Kegiatan industri di Kabupaten Tulungagung memiliki potensi yang cukup besar


terutama industri pertambangan marmer yang cukup terkenal di Kabupaten
Tulungagung.
Keberadaan IKKR (industri kecil dan kerajinan rumah tangga) yang potensial
dalam menyerap tenaga kerja
Hasil produksi pertanian (khususnya pertanian lahan kering) dan perkebunan
yang cukup menjanjikan dapat dimanfaatkan untuk menjadi komoditas industri
berbasis pertanian (agroindustri) yang dapat meningkatkan nilai tambah dan
nilai jual hasil produksi pertanian dan perkebunan.
Masalah
Prosedur perijinan investasi dan ekspor non migas yang cukup panjang dan lama
karena proses birokrasi yang cukup panjang dan kurang optimalnya koordinasi
antara berbagai instansi terkait.
Rendahnya kualitas SDM karena tingkat pendidikan yang rendah dan belum
adanya penguasaan teknologi baru pada jenis industri yang ada di Kabupaten
Tulungagung.
Jaringan infrastruktur (terutama akses informasi untuk mengetahui peluang
pasar) yang kurang memadai.
Kurangnya pemantauan dari beberapa dinas terkait dalam upaya memperbaiki
kondisi-kondisi di atas.
Rendahnya kinerja perekonomian daerah sehingga mengakibatkan
perkembangan industri manufaktur terhambat.
Prospek Pengembangan

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-72
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Menyederhanakan berbagai peraturan dan prosedur perijinan yang berada
dalam kewenangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sehingga mampu
menekan praktik ekonomi biaya tinggi.
Peningkatan akses dan perluasan pasar ekspor dengan memfasilitasi eksportir
maupun calon eksportir dalam hal informasi peluang pasar, mengikutsertakan
dalam kegiatan pameran berskala Regional dan Nasional serta memfasilitasi
mutu produk yang berpotensi ekspor.
Menguatkan fungsi kelembagaan perdagangan seperti perlindungan konsumen
maupun kemetrologian, pengembangan jaringan pasar dan jaringan
pemberdayaan pedagang kecil dan menengah dalam akses pasar dan
manajemen.
Mewujudkan sistem informasi pasar dan teknologi.
Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan aspek
lingkungan dan keberlanjutan
Memberikan bantuan modal dalam bentuk kemitraan maupun kredit UKM.
Mendorong industri kecil dan menengah untuk melakukan diversifikasi produk
demi peningkatan daya saing, baik di pasar lokal, regional, nasional maupun
internasional.
Mensosialisasikan dan mendorong penerapan HAKI, Eco Labelling, SNI, ISO dan
sebagainya.
I. Kawasan Pariwisata
Potensi
Kabupaten Tulungagung memiliki banyak obyek wisata dan memiliki banyak
kelebihan tersendiri seperti wisata pantai, pegunungan dan wisata budaya yang
tidak kalah dengan obyek wisata terkenal lainnya di Indonesia.
Beberapa obyek wisata telah dikembangkan seperti obyek wisata pantai (Pantai
Popoh), wisata bendungan (waduk Wonorejo) dan taman wisata (Pemandian
Srabah, Pesanggrahan Argowilis).
Akses menuju lokasi wisata pada beberapa tempat sudah dilayani oleh angkutan
umum serta tersedia fasilitas penginapan bagi wisatawan.
Pengelolaan terhadap beberapa lokasi wisata sudah cukup baik sehingga
membuat wisatawan terasa nyaman dan ingin kembali berkunjung.
Masalah

Variasi obyek wisata yang ada di Kabupaten Tulungagung kurang beragam


meskipun mempunyai obyek wisata yang cukup banyak.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-73
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Jarak obyek wisata, terutama pantai, cukup jauh dari pintu gerbang wisata
Kabupaten Tulungagung.
Aksesibilitas untuk wisata di Kabupaten Tulungagung bagian selatan dan
wisatacandi relatif rendah karena tidak ditunjang oleh prasarana jalan dan
sistem angkutan yang baik.
Lokasi masing-masing obyek wisata yang tersebar dan memiliki jarak yang
cukup jauh menyebabkan sulitnya pengembangan suatu zona wisata yang
terpadu
Banyak lahan lokasi wisata yang merupakan milik Perhutani, sehingga sulit
untuk dikembangkan.
Pada obyek yang sudah dikembangkan, pengaturan/ penataan ruangnya kurang
sempurna sehingga mengurangi daya tarik bagi wisatawan.
Vegetasi untuk menunjang daya tarik wisata banyak yang mengalami kerusakan
Prospek Pengembangan

Meningkatkan beberapa obyek wisata di Kabupaten Tulungagung untuk menjadi


andalan tujuan wisata, minimal dalam lingkup Provinsi Jawa Timur.
Membuat kegiatan yang spesifik pada obyek wisata di Kabupaten Tulungagung
untuk dijadikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, seperti Malioboro di
Yogyakarta
Mengembangkan obyek wisata yang dikaitkan dengan pengembangan ekonomi
lainnya melalui penyediaan prasarana dan utilitas.
Menyediakan fasilitas dan utilitas, terutama di obyek wisata prioritas, sesuai
dengan kebutuhan wisatawan, karakter pengunjung, kondisi bentang alam dan
arah pandang yang baik di lokasi tersebut.
Mengikutsertakan partisipasi pihak swasta dalam pengembangan obyek wisata
melalui pengelolaan manajemen dan pelayanan obyek wisata secara
profesional.
Membuat paket wisata operasional yang menarik dan terkait dengan wisata
regional.
Pembenahan obyek wisata, peningkatan pelayanan wisata, serta
pengembangan, pembangunan dan peningkatan kualitas prasarana menuju
obyek wisata.

1.6.3 Potensi, Masalah dan Prospek Kawasan Strategis


Potensi

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-74
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Terdapat kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yaitu Kecamatan
Tulungagung, Kawasan Perkotaan Koridor Campurdarat-Pakel-Bandung,
Kawasan Perkotaan Ngunut.
Kawasan yang perlu penanganan lebih lanjut secara ekonomi yakni kawasan
tertinggal di Tulungagung bagian Utara (Kecamatan Sendang dan Pagerwojo)
dan bagian Selatan (Kecamatan Pucanglaban dan Tanggunggunung).
Kawasan strategis wisata unggulan adalah kawasan wisata pantai di bagian
selatan Kabupaten Tulungagung (terutama pantai Popoh di Kecamatan Besuki),
Kawasan Waduk Wonorejo, dan Kawasan Wisata Argo Wilis.
Kawasan strategis fungsional meliputi Kawasan Perkotaan Tulungagung-Ngantru
(Pusat Pemerintahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Kawasan Perkotaan
Boyolangu (kawasan fungsional pendidikan), Kawasan Perkotaan Koridor
Gondang-Kauman-Karangrejo (kawasan fungsional perdagangan dan jasa di
Kalangbret), serta kawasan pertambangan di wilayah Selatan di Kabupaten
Tulungagung yaitu Kecamatan Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung,
Campurdarat, Pakel, Bandung, dan Besuki.
Masalah

Pada kawasan yang mempunyai faktor strategis untuk pengembangan kegiatan


ekonomi seperti kawasan pantai Popoh dan Waduk Wonorejo terdapat kawasan
lindung berupa hutan lindung sehingga permasalahan yang mungkin terjadi
adalah akan terganggunya fungsi lindung akibat adanya pengembangan kegiatan
ekonomi tersebut.
Pengelolaan kawasan strategis yang ada di Kabupaten Tulungagung masih belum
optimal.
Prospek Pengembangan
Kawasan lindung yang terdapat di kawasan strategis dapat dikembangkan
secara terintegrasi sehingga saling menguntungkan.
Melalui pengembangan sistem perdesaan dan perkotaan serta infrastruktur yang
memadai akan dapat mengurangi kawasan tertinggal.
Mengoptimalkan kawasan strategis yang ada sebagai daya tarik investasi dengan
dilengkapi sarana dan prasarana penunjang perekonomian agar dapat bersaing
dengan kabupaten lain di sekitarnya.

1.6.4 Potensi, Masalah dan Prospek Kawasan Pesisir


Potensi

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-75
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kawasan pesisir di Kabupaten Tulungagung ditinjau dari kondisi fisiknya
sebagian besar merupakan kawasan dengan fungsi perlindungan (perlindungan
sempadan pantai) dan rawan bencana alam (rawan tsunami).
Kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung memiliki potensi pengembangan
kegiatan ekonomi seperti potensi obyek wisata dan potensi perikanan tangkap.
Sebagian besar dari potensi-potensi tersebut masih belum dikelola (kondisi
alami)
Kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi perikanan yang
cukup besar dan sangat menunjang perikanan laut seperti adanya Tempat
Pelelangan Ikan di Sidem, dekat Pantai Popoh, Kecamatan Besuki. TPI tersebut
dikelola oleh KUD MINA KARYA yang dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan nelayan dan meningkatkan taraf hidup anggotanya.
Masalah
Potensi dan kekayaan pesisir/ laut dikhawatirkan akan mengalami kerusakan
pantai akibat gelombang air laut yang cukup besar, pengelolaan yang kurang
optimal, penangkapan ikan dengan menggunakan peledak yang dapat merusak
biota laut.
Kurangnya pengelolaan kawasan dan pemeliharaan sarana-prasarana yang ada,
misalnya kondisi pantai dan lingkungan sekitarnya yang terlihat masih kotor dan
kurang terurus, sarana-prasarana obyek wisata yang kurang berkembang,
sarana-prasarana perikanan yang kurang memadai.
Belum adanya aturan penetapan wilayah sempadan pantai di pesisir Selatan
Kabupaten Tulungagung sejauh 100 meter dari tepi pantai untuk melindungi
masyarakat dari bahaya tsunami.
Prospek Pengembangan
Pemanfaatan kawasan lindung di kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung untuk
kegiatan lain yang tidak merusak/ mengganggu keseimbangan kelestarian
lingkungan, yakni seperti pengembangan kegiatan wisata alam, kegiatan
penelitian dan wisata pendidikan sehingga selain memberikan manfaat ekonomi
juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian
lingkungan terutama di kawasan pesisir yang cenderung rentan terhadap
perubahan di wilayah darat maupun perairan
Peningkatan pemanfaatan potensi di pesisir Kabupaten Tulungagung khususnya
perikanan tangkap secara ramah lingkungan sehingga dapat mendorong
keberlanjutan dalam jangka panjang.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-76
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Pemanfaatan potensi sumber daya alam dan pengembangan kegiatan potensial
(wisata dan perikanan tangkap) di kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung ini
dapat dioptimalkan apabila dikembangkan akses menuju kawasan dan
pembenahan sarana-prasarana kawasan pesisir.
Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat untuk pengembangan
dan pengelolaan kawasan pesisir
Perlu adanya peraturan daerah yang tegas dalam mengatur kelestarian
ekosistem pantai dan zonasi wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung
Kawasan Pantai Popoh di Kecamatan Besuki sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan percontohan pengembangan wisata pantai dan
pengembangan kegiatan perikanan.

1.7 Isu-isu Strategis


Dari profil wilayah tersebut maka dapatlah disimpulkan beberapa hal pokok yang
menjadi isu strategis dan permasalahan tata ruang di Kabupaten Tulungagung adalah
sebagai berikut:
Konflik Lahan dimana pengendalian konversi kawasan pertanian beririgasi teknis
menjadi kawasan permukiman dan perkotaan. Selain itu juga Permukiman penduduk
di wilayah yang mempunyai ketinggian antara 25 dpl -100 dpl cenderung menyebar.
Konservasi Hutan dengan pengendalian konversi kawasan hutan lindung menjadi
lahan pertanian.

Konservasi Alam dengan Ekowisata: Pengembangan potensi wisata alam dengan


tetap memperhatikan pelestarian alam sekitar dan Mempertahankan kawasan
Tulungagung sebagai kawasan dengan zona resapan tinggi.

Peningkatan Aksesbilitas: Dengan akan dibangunnya prasarana jalan lintas selatan


(JLS) yang menghubungkan kawasan jawa bagian selatan, peningkatan akses serta
perbaikan pola jaringan transportasi kabupaten yang tidak memusat ke wilayah kota
kabupaten serta pengembangan lingkar wilis untuk mendukung pengembangan
Kawasan Agropolitan Sendang serta rencana pengembangan lingkar timurdan lingkar
barat.

Pengembangan kawasan agrowilis sebagai kawasan agropolitan regional yang


menjadi kawasan strategis propinsi.

Rencana strategis pengembangan Perkeretaapian meliputi Jalur Lingkar: Surabaya


(Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Lawang – Malang –
Blitar – Tulungagung - Kediri – Kertosono – Surabaya dan rencana pengembangan

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-77
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
jalur perkeretaapian ganda ditujukan pada jalur-jalur perkeretaapian Malang –
Kepanjen – Blitar – Tulungagung – Kertosono.

Pengembangan Energi: Terdapat recana pengembangan sumber energy mikrohidro,


solar cell, maupun biogas dan energy angin perlu diwaspadai agar daya dukung
lahan tetap terjaga dan tidak membahayakan penduduk.

Kerusakan Lingkungan: Musim hujan berdampak erosi dan mengakibatkan banjir di


sebagian wilayah terutama terjadi pada lahan yang intensif diolah untuk kegiatan
pertanian, erosi akan menurunkan kesuburan tanah, mengurangi daya serap dan
daya simpan air tanah yang berakibat lahan menjadi kering dan tandus.

Pengembangan Industri: pengembangan dan pengendalian secara bertahap yang


didukung dengan pengembangan aksesibilitas.

Kawasan Pesisir: Peningkatan Pengelolaan potensi yang ada di sekitar kawasan


pesisir dan pembatasan kegiatan yang akan merusak lingkungan di kawasan pesisir
Pemadu Serasian RTRW Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten sekitarnya yang
berbatasan.

1.8 Dasar Hukum


Dasar hukum dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung 2012-2032 ini, dilakukan berlandaskan pada:
Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah


Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Timur, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3274);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-78
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4169);

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-79
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4724);

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4746);

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-80
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4925);

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5066);

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5168);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-81
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4452);

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5056);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4532);

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4624);

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-82
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4696);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah


antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4859);

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif


dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4861);
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4987);
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan


Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-83
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan


Ruang (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5112);

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam


di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5116);

Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil


Terluar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 101, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5151);

Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5154);
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan


Ekonomi Khusus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5186);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5230);

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;


Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-84
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil


Terluar;
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional;

Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan


Lindung untuk Penambangan Bawah Tanah;

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan


Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011—2025;

Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan


Sumber Daya Air;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Subtansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW
wilayah Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Wilayah Kabupaten;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tetang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11 Tahun 1991
tentang Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
(Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1991 Nomor 1 Seri
C);

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Hutan di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2003
Nomor 1 Seri E);

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penertiban dan
Pengendalian Hutan Produksi di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 2 Seri E);

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-85
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2005—2025;

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun 2011 tentang Struktur


dan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun
2011 Nomor 2 Seri D).

1.9 Kajian Cepat KLHS

1.9.1 Pendahuluan
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana dan
program (KRP).

Dasar hukum dari penyusunan KLHS antara lain:

1. Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup
Pasal 15
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau
program
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kedalam penyusunan atau evaluasi:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang ( RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
nasional,provinsi dan kabupaten/kota ;dan
b. Kebijakan, rencana dan/ atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
(3) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
a. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah;
b. Perumusan alternative penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program;
dan
c. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana
dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
Pasal 19

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-86
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
(1) Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat;
setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
2. Peraturan pemerintah No 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Pasal 25, 27, 33 dan 35 menyatakan bahwa prosedur penetapan RTRW Nasional,
Provinsi, Kabupaten, Kota dilakukan melalui KLHS.
Penentuan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tulungagung tidak terlepas
dari azas penyusunan rencana tata ruang dan tujuan penetapan ruang wilayah
kabupaten secara umum. Azas dan tujuan penyusunan rencana tata ruang tersebut
merupakan pedoman untuk merumuskan tujuan penataan ruang serta pedoman
pelaksanaan penyelenggaraan tata ruang dan pembangunan wilayah Kabupaten
Tulungagung.
Sedangkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional adalah untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional melalui :
Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang

1.9.2 Isu Strategis


Berdasarkan hasil diskusi dengan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Tulungagung didapatkan hasil rumusan mengenai isu-isu lingkungan hidup yang terdapat
di Kabupaten Tulungagung. Isu-isu ini dijadikan dasar dalam penentuan bobot KLHS
nantinya. Isu-isu tersebut antara lain:

Isu Lingkungan Hidup Utama

Isu lingkungan hidup utama yang sangat penting dan perlu ditangani sesegera
mungkin baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat :
Penurunan debit mata air dan waduk/telaga
Jumlah mata air yang terinventarisasi sebanyak 134 buah dengan kondisi debit
yang makin menurun. Di samping itu terdapat 5 buah waduk/telaga yang salah
satunya adalah waduk terbesar di Kabupaten Tulungagung yaitu Waduk
Wonorejo di mana airnya juga dipergunakan untuk suplai air di Surabaya
melalui Sungai Brantas. Seperti halnya mata air, debit air waduk juga
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-87
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan di beberapa wilayah tangkapan air
terdapat penebangan hutan yang cenderung berlebihan, padahal hutan
berfungsi sebagai hidroorologis.
Ironisnya kondisi lahan hutan yang tidak ada tanaman (gundul) dimanfaatkan
masyarakat sekitar hutan untuk pertanian tanaman semusim padahal kawasan
tersebut memiliki berbagai tingkat kelerengan/ kemiringan. Di samping itu
hutan yang gundul juga menampakkan bebatuan sehingga masyarakat mudah
mengambil/menggali yang mana sebagian besar tanpa izin.
Kondisi mata air sangat dipengaruhi oleh luas hutan, jenis vegetasi dan
kerimbunan kawasan tangkapan air (catchment area). Semakin luas dan rimbun
suatu daerah tangkapan air, maka akan semakin banyak dan semakin besar
sumber airnya. Meski setiap awal musim penghujan dilaksanakan penanaman
tanaman penghijauan melalui berbagai kegiatan namun tingkat keberhasilannya
masih belum memadai sehingga pemulihan debit air perlu waktu yang panjang.
Di samping itu lokasi penambangan batu tanpa izin serta lahan pertanian yang
dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan berada di wilayah Perum Perhutani
sehingga diperlukan koordinasi lintas sektor dalam upaya pengendalian
eksploitasi hutan dan lahan sebagai pemulihannya.
Pencemaran air sungai
Pencemaran air sungai khususnya Sungai Brantas (mengalir ke Surabaya), Kali
Jenes (sungai di perkotaan), dan Kali Ngrowo (mengalir ke Pantai Selatan)
mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai. Kegiatan yang membuang
limbah ke sungai perkotaan didominasi oleh limbah rumah tangga dan sebagian
industri kecil serta perhotelan yang membuang limbah ke Sungai Brantas,
diantaranya terdapat beberapa industri peternakan dan elektroplating
(pelapisan logam) serta Pabrik Kertas CV. Setia Kawan, sedang yang membuang
limbah ke Kali Ngrowo adalah PG. Modjopanggoong.
Pemantauan secara berkala kualitas air sungai dilakukan oleh Kantor
Lingkungan Hidup dan Perum Jasa Tirta, namun demikian hasilnya tetap belum
dapat memenuhi baku mutu air sesuai peruntukannya (Keputusan Gubernur
Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri dan Usaha lainnya). Industri yang membuang limbah ke sungai
dikarenakan belum memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah dan kebanyakan yang
dimiliki adalah Unit Penampungan Limbah saja.
Industri yang sudah memiliki IPAL seperti Pabrik Kertas CV. Setia Kawan dan
PG. Modjopanggoong apabila terjadi overload pada IPAL maka air limbah juga
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-88
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
dibuang ke sungai sehingga menambah beban pencemaran sungai yang sudah
sarat dengan kegiatan pembuangan limbah domestik.
Pencemaran udara
Penurunan kualitas udara bersifat temporer terutama di kawasan dekat
kegiatan industri yang sering dilaporkan oleh masyarakat adalah kegiatan PG.
Modjopanggoong dan Pabrik Kertas CV. Setia Kawan serta kawasan industri kecil
penggergajian batu marmer dan onyx di wilayah Kecamatan Campurdarat dan
Besuki. Debu yang dihasilkan oleh kegiatan industri meski memiliki dust
collector namun sebagian masih keluar dan mencemari lingkungan sekitarnya
bahkan sampai radius 1 km.
Pencemaran limbah padat domestik (sampah)
Timbulan sampah rumah tangga yang tidak terkendali merupakan konsekuensi
logis dari aktivitas masyarakat dan industri yang berdampak pada permasalahan
lingkungan di perkotaan. Sampah yang dihasilkan kegiatan rumah tangga saat
ini mencapai 390,68 m³/hari sedangkan yang terangkut ke TPA sebesar 50,81%.
Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam pengelolaan sampah adalah
satu kendala dalam pengendalian pencemaran limbah rumah tangga di samping
keterbatasan sarana dan prasarana persampahan. Oleh karena itu masih banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan membakar sampah
secara terbuka (open burning) yang berdampak pada pencemaran udara.
Limbah pertanian dan peternakan
Limbah pertanian ada yang dimanfaatkan untuk pakan ternak, namun di
beberapa tempat masih banyak dijumpai petani yang membakar limbah
pertanian seperti jerami di sawahnya sehingga berdampak pada pencemaran
udara.
Limbah peternakan yang tidak dikelola dengan baik merupakan sumber
pencemaran udara, air dan tanah. Di Kabupaten Tulungagung terdapat 92.379
ekor sapi, 550 ekor kerbau, 75.099 ekor kambing, 15.109 ekor domba, 11.995
ekor babi, dan 4.596.404 ekor ayam. Yang sangat potensial terhadap
pencemaran lingkungan.
Pada umumnya limbah peternakan belum dikelola dengan baik dan sanitasi
kandang masih kurang. Pemanfaatan limbah ternak masih terbatas hanya
sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian, perkebunan dan hutan.
Sementara itu untuk pengendalian pencemaran bau pada peternakan melalui
pengelolaan pola makan dan sanitasi kandang.
Pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-89
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kegiatan pembangunan yang terus meningkat khususnya di bidang industri akan
meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan, termasuk limbah bahan
berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan
kesehatan manusia. Limbah B3 di Kabupaten Tulungagung kebanyakan
dihasilkan oleh industri elektroplating (pelapisan logam), rumah sakit dan
laboratorium medis yang pada umumnya pengelolaannya masih sangat
sederhana dan hanya ditampung/ dikumpulkan saja. Sedangkan limbah medis
sebagian sudah dikirim ke RSUD Dr. ISKAK untuk dimusnahkan di incenerator.
Upaya pengendalian pencemaran limbah B3 sementara ini terbatas pada
penggunaan polutan di media lingkungan dikurangi dan meningkatkan
koordinasi lintas sektoral serta pembinaan dan sosialisasi. Dan apabila
memungkinkan dikembangkan penggunaan teknologi bioremediasi yang telah
diujicobakan di Rumah Sakit swasta ERA MEDIKA di Kecamatan Ngunut.
Degradasi hutan
Hutan merupakan sumber plasma nutfah, tindakan perusakan hutan termasuk di
dalamnya penebangan hutan secara liar (illegal logging) menyebabkan
terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan meluasnya
lahan kritis.
Hilangnya sebagian besar tegakan di hutan dalam jangka waktu yang singkat
dan terjadi begitu cepat tidak mampu diimbangi dengan kegiatan penghijauan
yang membutuhkan dana besar serta jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu penghijauan tidak hanya dilakukan di lahan hutan maupun
lahan kosong lainnya yang bukan hutan guna mempercepat pemulihan kualitas
lingkungan.
Penambangan tanpa izin
Kekayaan alam di Kabupaten Tulungagung khususnya bahan tambang seperti
marmer, mangaan, pasir besi, dan bahan galian lainnya saat ini banyak menjadi
incaran investor untuk mengelolanya. Dengan pertimbangan ekonomi mampu
menghasilkan pemasukan besar bagi daerah dan keuntungan bagi yang
mengelola maka permintaan perizinan untuk melakukan pengelolaan kekayaan
alam yang tersimpan di perbukitan Tulungagung Selatan diperkenankan. Di sisi
lain banyak dijumpai penambangan tanpa izin oleh masyarakat seperti
penambangan batu, pasir, pasir besi, dan lain-lain. Meskipun luas lahan yang
dieksploitasi dapat dikatakan kecil namun karena jumlah penambang banyak
dan waktu yang tidak terbatas maka akan memberikan kontribusi yang besar
terhadap kerusakan lingkungan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-90
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Degradasi keanekaragaman hayati
Keanekaragaman sumber daya hayati telah dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan manusia, namun pemanfaatan yang tidak bijaksana berdampak pada
rusaknya habitat, punahnya flora fauna dan berkurangnya keragaman genetik.
Di Kabupaten Tulungagung keanekaragaman hayati cenderung makin menurun,
hal ini karena pemanfaatan secara berlebihan, alih fungsi dan penurunan
kualitas serta perusakan habitat memberikan kontribusi nyata terhadap
berkurangnya keanekaragaman hayati di samping adanya pencemaran
lingkungan dan perubahan iklim global.
Upaya pelestarian keaneragaman hayati telah dilakukan terhadap fauna
identitas Kabupaten Tulungagung yaitu kera ekor panjang (Macaca fascicularis)
dan tanaman Duku Tulungagung (Lansium domesticum) namun hasilnya masih
jauh dari harapan.
Kerusakan pesisir/pantai
Kerusakan lingkungan wilayah pesisir/pantai dapat berupa kerusakan fisik
pantai karena abrasi, kerusakan terumbu karang dan kerusakan karena
pengambilan pasir besi, sedimentasi aliran sungai yang dibuang ke laut dan
sebagainya.
Sedimentasi di Pantai Selatan khususnya sekitar Terowongan Neyama
dikarenakan kegiatan pengaliran sungai melalui terowongan tersebut ke laut. Di
samping itu terdapat kegiatan penambangan pasir besi di Pantai Sine meskipun
perizinan masih dalam proses. Upaya mengendalikan kerusakan pantai adalah
dengan pemanfaatan kawasan pesisir sebagai usaha tambak udang sehingga
sekitarnya ditanami tanaman yang berfungsi sebagai green belt serta
penanaman mangrove dan tanaman pantai lainnya. Kegiatan penanaman
mangrove masih belum sesuai harapan mengingat laut selatan memiliki ombak
yang sangat besar sehingga mangrove sulit tumbuh dengan baik.
Isu Lingkungan Hidup Lainnya

Pemanasan global (global warming)


Perubahan iklim saat ini telah menjadi persoalan global yang melibatkan
berbagai negara dan berbagai disiplin ilmu untuk mengatasinya. Dampak
perubahan iklim telah mulai dirasakan beberapa tahun terakhir ini termasuk di
Kabupaten Tulungagung. Peningkatan suhu udara, musim panas yang lebih
panjang serta musim penghujan lebih pendek dengan curah hujan yang tinggi
dan angin kencang merupakan dampak yang nyata.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-91
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Sementara ini yang telah dilakukan dalam upaya mengendalikan dampak
pemanasan global adalah melalui sosialisasi dampak pemanasan global kepada
masyarakat, aparatur pemerintah dan dunia usaha serta meningkatkan peran
sertanya dalam penghijauan.
Bencana angin puting beliung
Bencana alam puting beliung yang terjadi pada tanggal 15 -16 Desember 2007
telah menimpa 7 desa di Kecamatan Pakel, Kecamatan Gondang dan 1 desa
Kecamatan Boyolangu.Bencana alam puting beliung yang terjadi pada tanggal
31 Desember 2007 yang telah menimpa 8 desa di Kecamatan Pakel, 3 desa di
Kecamatan Boyolangu, 6 desa di Kecamatan Gondang, 1 desa di Kecamatan
Pucanglaban, 2 desa di Kecamatan Sendang dan 4 desa di Kecamatan Pagerwojo
Total 24 desa.
Meskipun kejadian ini tidak merenggut nyawa namun telah menyebabkan
kerugian harta benda akibat rusaknya sejumlah rumah dan fasilitas umum.
Sedangkan selama tahun 2008 terdapat bencana angin puting beliung pada
tanggal 5 Pebruari 2008 di wilayah Kecamatan Campurdarat, 1 Maret 2008
menimpa Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, dan 10 Oktober 2008 di Desa
Nyawangan Kecamatan Sendang.

1.9.3 Kajian Pengaruh


Kajian pengaruh ini merupakan analisis perkiraan dampak terhadap tiap
program-program pembangunan yang tertuang dalam dokumen RTRW Kabupaten
Tulungagung 2012-2032. Masing-masing program akan dilakukan analisa perkiraan
mengenai dampak negatif dan positif yang ditimbulkan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kajian pengaruh ini dapat dilihat pada tabel
berikut:

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-92
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.26 Kajian Cepat KLHS Kabupaten Tulungagung

Isu Pembangunan Degradasi Konversi/Alih Kualitas


Pelayanan Taraf Frekuensi
dan Alih Fungsi Lahan Air Potensi Ekosistem Frekuensi
Polusi Terhadap Hidup Dampak
Fungsi Pertanian Sungai Banjir Pesisir Dampak +
Masyarakat Masyarakat -
Program Pembangunan Hutan Produktif Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. PKL a. Penataan Kawasan
– – + + 2 2
Fungsional
b. Pengembangan
– – – + + 2 3
permukiman
c. Pengembangan pasar grosir – – – – + + 2 4
2. PKLp a. Penataan lingkungan + + + 3 0
b. Pengembangan
– – + + 2 2
permukiman
c. Penataan kawasan
+ + + 3 0
fungsional
3. PPK a. Reklamasi pantai – – + 1 2
b. Penataan kawasan
+ + + 3 0
fungsional
c. Pengembangan
– – + + 2 2
permukiman
4. Infrastruktur a. Pengembangan Terminal – – + 1 2
b. Pengembangan TPA Segawe – – – + 1 3
c. Pengembangan Jalan Lintas
– – + 1 2
Selatan
d. Pengembangan jalan
– – – – + 1 4
lainnya
e. Pengembangan jembatan – – + 1 2
f. Pengembangan terminal
– – – + + 2 3
agro
g. Pengembangan kereta api – + 1 1
h. Pengembangan pelabuhan – + 1 1
5. Kawasan Lindung a. Pemantapan kawasan
+ + + 3 0
lindung
b. Pengembangan RTH + + + 3 0
c. Pengembangan mangrove +
d. Pembuatan embung dan
+ + + 3 0
waduk
6. Kawasan a. Pengembangan PPI – – + + 2 2

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-93
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Isu Pembangunan Degradasi Konversi/Alih Kualitas
Pelayanan Taraf Frekuensi
dan Alih Fungsi Lahan Air Potensi Ekosistem Frekuensi
Polusi Terhadap Hidup Dampak
Fungsi Pertanian Sungai Banjir Pesisir Dampak +
Masyarakat Masyarakat -
Program Pembangunan Hutan Produktif Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
budidaya b. Pengembangan kawasan
– – – – – + + 2 4
pertambangan
c. Pengembangan kawasan
– – + + 2 2
perkantoran
d. Pengembangan pariwisata – + 1 1
e. Pengembangan kawasan
– – – + + 2 3
industri
Frekuensi Dampak + 1 1 6 5 0 1 22 11
Frekuensi Dampak - 4 13 9 7 7 6 0 0

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-94
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.9.4 Rekomendasi
Rekomendasi dari adanya kegiatan pembangunan tersebut sehingga
pembangunan yang dijalankan tidak merugikan lingkungan dan menciptakan
pembangunan yang berkelanjutan adalah sebagai berikut:

Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan;


Perlu diperhitungkan antara unsur manfaat dan dampak;

Sosialisasi sebelum pembangunan dijalankan;

Setiap pembangunan prasarana dengan skala regional diharapakan dilengkapi


dengan analisa daya dukung lingkungan dan dokumen amdal;

Pemberian insentif dan disinsentif melalui mekanisme retribusi ataupun


pembatasan terhadap sarana prasarana pada kawasan terbangun di areal pertanian
berkelanjutan;

Pada pengembangan jaringan jalan dilakukan juga pemberian vegetasi pada kiri
kanan jalan untuk mengurangi dampak polusi suara dan udara;

Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau-pulau jalan untuk menambah kawasan RTH;

Pencegahan dan pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan;

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;

Penataan dan pengembangan kelembagaan;

Pentaatan dan penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup; dan

Peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

1.10 Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tulungagung untuk tahap Laporan Rencana ini adalah sebagai
berikut:

Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang; azas penataan ruang, visi dan misi
penataan ruang, pengertian dan ruang lingkup, dasar hukum, serta sistematika
pembahasan. Selain itu dijelaskan pula mengenai profil wilayah dan diskripsi potensi
masalah, prospek pengembangan serta kondisi yang diharapkan pada Wilayah
Kabupaten Tulungagung.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-95
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Bab 2 : Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Bab ini berisikan tentang perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
dan pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung.
Bab 3 : Rencana Struktur Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang kriteria dan rencana sistem kawasan perdesaan dan
perkotaan; sistem pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan; rencana sistem jaringan
prasarana wilayah.
Bab 4 : Rencana Pola Ruang Wilayah
Bab ini berisikan tentang rencana pola ruang wilayah kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Rencana kawasan lindung dan budidaya sesuai dengan jenis, kriteria
penetapan dan rencana persebarannya.
Bab 5 : Penetapan Kawasan Strategis Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang penetapan dan pengelolaan kawasan strategis
meliputi kawasan hankam, kawasan ekonomi, kawasan sosio-kultural, dan kawasan
penyelamatan lingkungan hidup maupun rencana kawasan strategis lainnya.
Bab 6 : Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang perumusan program strategis operasionalisasi rencana
tata ruang wilayah berupa indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan.
Bab 7 : Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan
zonasi; ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif; serta arahan sanksi.
Selain itu juga tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang; sanksi
administratif yang diberikan jika ada pelanggaran.
Bab 8 : Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat
Pada bab ini berisikan tentang hak, kewajiban dan peran serta masyarakat dalam
penataan ruang.
Bab 9 : Penutup
Pada bagian akhir ini dilengkapi dengan arahan pengembangan pada masa yang akan
datang, serta rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang kegiatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-96
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ...... 1-15
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ............................. 1-18
Tabel 1.3 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 1-
21
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010. 1-22
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tulungagung ... 1-23
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat PendidikanKabupaten Tulungagung Tahun
2009/2010.................................................................................................................... 1-24
Tabel 1.7 Kawasan Rawan Tsunami berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.854
Tahun 2002.................................................................................................................. 1-25
Tabel 1.8 Kawasan Rawan Gerakan Tanah berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung
No. 854 Tahun 2002 .................................................................................................... 1-25
Tabel 1.9 Bencana Alam Banjir Di Kabupaten Tulungagung Tahun 2007 .................... 1-26
Tabel 1.10 Bencana Alam Banjir di Kabupaten Tulungagung Tahun 2008 ................... 1-26
Tabel 1.11 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung.... 1-28
Tabel 1.12 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung.... 1-28
Tabel 1.13 Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Tulungagung ..................................... 1-32
Tabel 1.14 Curah Hujan Menurut Kecamatan dan Bulan (mm) di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2009.................................................................................................................. 1-34
Tabel 1.15 PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009..... 1-42
Tabel 1.16 Produk Unggulan Kehutanan Kabupaten Tulungagung ............................... 1-43
Tabel 1.17 Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Tulungagung .................................. 1-44
Tabel 1.18 Penggunaan lahan Pertanian per Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun
2009............................................................................................................................. 1-45
Tabel 1.19 Produk Unggulan Perkebunan Kabupaten Tulungagung ............................. 1-46
Tabel 1.20 Produk Unggulan Perikanan Kabupaten Tulungagung ................................ 1-47
Tabel 1.21 Sebaran Potensi Perikanan Darat di Kabupaten Tulungagung ..................... 1-47
Tabel 1.22 Produk Peternakan Kabupaten Tulungagung............................................... 1-49
Tabel 1.23 Potensi Bahan Galian Tambang Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ....... 1-50
Tabel 1.24 Produk Unggulan Sektor Industri Kabupaten Tulungagung......................... 1-51
Tabel 1.25 Sebaran Industri di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 ........................... 1-51
Tabel 1.26 Kajian Cepat KLHS Kabupaten Tulungagung............................................. 1-93

Gambar 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulungagung ....................... 1-17

Peta 1.1 Orientasi Kabupaten Tulungagung.................................................................. 1-13


Peta 1.2Administrasi Kabupaten Tulungagung ............................................................. 1-14
Peta 1.3 Tutupan Lahan Tahun 2010 ............................................................................ 1-20
Peta 1.4 Rawan Bencana Kabupaten Tulungagung ....................................................... 1-30
Peta 1.5 Hidrologi Kabupaten Tulungagung ................................................................. 1-35
Peta 1.6 Curah Hujan Kabupaten Tulungagung ............................................................ 1-36
Peta 1.7 Kelerengan Kabupaten Tulungagung .............................................................. 1-40
Peta 1.8 Geologi Kabupaten Tulungagung ................................................................... 1-41

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1-1


1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1-1
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-97
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.2 Azas, Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 1-3
1.3 Visi dan Misi ................................................................................................... 1-6
1.3.1 Visi Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung.......................................... 1-6
1.3.2 Misi Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung ......................................... 1-6
1.4 Pengertian dan Ruang Lingkup ........................................................................ 1-6
1.4.1 Pengertian................................................................................................. 1-6
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ......................................................................... 1-12
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi Kegiatan ........................................................ 1-15
1.4.4 Waktu Perencanaan ................................................................................ 1-15
1.5 Profil Wilayah Kabupaten Tulungagung ........................................................ 1-15
1.5.1 Gambaran Umum Wilayah ..................................................................... 1-15
1.5.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung........................................... 1-16
1.5.3 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ............................................. 1-21
1.5.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk..................................................... 1-21
1.5.3.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian.................................. 1-22
1.5.3.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama .................................................. 1-22
1.5.3.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan ............................................ 1-24
1.5.4 Kondisi Kawasan Bencana Alam ............................................................ 1-24
1.5.5 Kondisi Sumber Daya Alam ................................................................... 1-31
1.5.5.1 Sumber Daya Air ............................................................................. 1-31
1.5.5.2 Iklim................................................................................................ 1-34
1.5.5.3 Jenis Tanah dan Kemampuan Tanah ................................................ 1-37
1.5.6 Kondisi Ekonomi Wilayah ...................................................................... 1-42
1.5.6.1 Potensi Hutan Produksi.................................................................... 1-42
1.5.6.2 Potensi Pertanian ............................................................................. 1-43
1.5.6.3 Potensi Perkebunan.......................................................................... 1-46
1.5.6.4 Potensi Perikanan ............................................................................ 1-46
1.5.6.5 Potensi Peternakan........................................................................... 1-47
1.5.6.6 Kawasan Pertambangan ................................................................... 1-50
1.5.6.7 Industri ............................................................................................ 1-51
1.5.6.8 Pariwisata ........................................................................................ 1-55
1.5.7 Kondisi Sosial Budaya ............................................................................ 1-57
1.6 Potensi Masalah dan Prospek Pengembangan ................................................ 1-58
1.6.1 Struktur Ruang ....................................................................................... 1-58
1.6.1.1 Sistem Pelayanan............................................................................. 1-58
1.6.1.2 Prasarana Wilayah ........................................................................... 1-59
1.6.2 Potensi, Masalah dan Prospek Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah ........... 1-63
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-98
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.6.2.1 Kawasan Lindung ............................................................................ 1-63
1.6.2.2 Kawasan Budidaya .......................................................................... 1-65
1.6.3 Potensi, Masalah dan Prospek Kawasan Strategis ................................... 1-74
1.6.4 Potensi, Masalah dan Prospek Kawasan Pesisir....................................... 1-75
1.7 Isu-isu Strategis ............................................................................................. 1-77
1.8 Dasar Hukum................................................................................................. 1-78
1.9 Kajian Cepat KLHS ....................................................................................... 1-86
1.9.1 Pendahuluan ........................................................................................... 1-86
1.9.2 Isu Strategis ............................................................................................ 1-87
1.9.3 Kajian Pengaruh ..................................................................................... 1-92
1.9.4 Rekomendasi .......................................................................................... 1-95
1.10 Sistematika Pembahasan ............................................................................ 1-95

Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-99
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029

Anda mungkin juga menyukai