Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang berisikan latar belakang, landasan hukum, tujuan
dan sasaran, lingkup perencanaan, ketentuan umum perencanaan, pendekatan perencanaan dan
sistematika pembahasan dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-1
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Sehubungan dengan hal pengertian tersebut, kegiatan Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 merupakan bagian dari "Perencanaan
Tata Ruang" sebagai proses untuk memperbaiki rencana tata ruang yang telah ada yang
dilakukan secara berkala agar suatu rencana tata ruang tetap berfungsi secara optimal.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu disusun berdasarkan kriteria-kriteria yang
menjamin keabsahan RTRW tersebut. Kriteria-kriteria tersebut antara lain kelengkapan
dan keabsahan data, metode dan hasil analisis, perumusan strategi pemanfaatan ruang
kawasan perkotaan serta produk rencana yang dihasilkan. Selain itu, dengan adanya
undang-undang serta peraturan baru yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan
RTRW maka revisi mengenai substansi RTRW harus segera dilakukan.
Hal tersebut sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Bab XIII pasal 78 ayat
(4) butir c. UUPR Nomor 26 Tahun 2007 yang mengharuskan adanya penyesuaian perda
RTRW Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 tahun sejak berlakunya undang-undang
ini.
Pemahaman dalam setiap proses perencanaan tata ruang bahwa seluruh wilayah
yang termasuk dalam lingkup perencanaan mempunyai potensi yang memungkinkan
untuk dikembangkan. Di wilayah Kabupaten Tulungagung, potensi yang memungkinkan
untuk dikembangkan antara lain kegiatan perdagangan dan jasa, pertanian, peternakan,
perikanan darat, kegiatan industri, serta pariwisata.
Salah satu hal yang melatarbelakangi kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 adalah perubahan-perubahan yang terjadi di
Kabupaten Tulungagung. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh faktor internal
seperti perubahan penggunaan lahan, pergeseran kondisi sosial ekonomi penduduk
maupun faktor ekstemal seperti kebijakan pemerintah Kabupaten Tulungagung serta
perkembangan kabupaten-kabupaten di sekitarnya yang secara tidak langsung
mempengaruhi perkembangan Kabupaten Tulungagung secara umum. Tantangan
pembangunan kedepan yang dihadapi oleh Kabupaten Tulungagung terutama pada
’posisi’ strategis yang berada pada jalur penghubung antar kota dan antar provinsi yang
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-2
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
sangat padat di jalur Pantai selatan Jawa. Berbagai potensi, permasalahan dan
tantangan yang dapat diidentifikasi antara lain:
Merupakan salah satu wilayah yang akan dilalui oleh jalan Lintas Selatan (JLS) yang
menghubungkan wilayah Jawa Timur Bagian selatan dengan wilayah sekitarnya
maupun wilayah Jawa Tengah, yang meliputi Batas Trenggalek-Ngrejo–P. Sine–
Panggung Pucung–Batas Blitar, dengan panjang 48,20 Km di Kabupaten
Tulungagung.
Sesuai dengan RTRWP Jawa Timur Strategi pengembangan wilayah akan diarahkan
sebagai sub pusat koleksi dan distribusi di Perkotaan Tulungagung dan sub pusat
pengembangan pariwisata di Kecamatan Tulungagung.
Oleh karena itu, kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung 2012-2032 ini diharapkan dapat mengakomodasi berbagai pemikiran yang
muncul dari adanya peraturan atau rujukan baru pembangunan dan perencanaan tata
ruang serta perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten Tulungagung sehingga dapat
mewujudkan perkembangan wilayah ke arah yang lebih baik.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-4
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang; serta
4. Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program
pembangunan dan pengendalian secara optimal.
Selanjutnya tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah
mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan
senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat
dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tulungagung 2012-2032 ini sendiri adalah untuk:
1. Membantu pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam melakukan perbaikan/
penyempurnaan terhadap RTRW yang telah disusun sebelumnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku supaya memenuhi syarat-syarat formal
untuk diteruskan menjadi perda.
2. Sinkronisasi antar produk tata ruang/antar program pembangunan dan menjaga
konsistensi dan kesinambungan antar kebijaksanaan/program pembangunan;
3. Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-
program pembangunan;
4. Mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
5. Menciptakan keharmonisan keserasian antara lingkungan alam dan buatan
6. Terjaganya fungsi lindung dalam upaya mendukung keseimbangan ekosistem wilayah
Sasaran yang ingin dicapai dari Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tulungagung 2012-2032 adalah:
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-5
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga memenuhi syarat formal
untuk diteruskan menjadi Perda.
Mewujudkan penyediaan lahan dalam peningkatan kegiatan produk utama dan yang
berdaya saing;
Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana berbasis pengembangan prasarana
wilayah yang mendukung agribisnis, industri dan pariwisata;
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-6
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
8. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
9. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
10. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan penetapan rencana tata ruang.
11. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan program beserta
pembiayaannya.
12. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
13. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
14. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung yang selanjutnya disingkat
RTRW Kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten, yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
dan Provinsi, yang berisi tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten; rencana struktur ruang wilayah kabupaten; rencana pola ruang wilayah
kabupaten; penetapan kawasan strategis kabupaten; arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten; dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
15. Wilayah Kabupaten Tulungagung adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional di Kabupaten Tulungagung.
16. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah
provinsi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten guna mencapai tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
17. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah penjabaran kebijakan penataan
ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi
dasar dalam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah
kabupaten.
18. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
19. Sistem jaringan prasarana wilayah adalah jaringan prasarana wilayah yang
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan untuk melayani
kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala kabupaten.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-7
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
20. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel.
21. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan.
22. Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
23. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
24. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan.
25. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
26. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budi daya.
27. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
28. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
29. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
30. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-8
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
31. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang meliputi satu atau lebih pusat kegiatan
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber
daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
32. Kawasan minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama
sebagai sentra produksi, pengolahan pemasaran komoditas perikanan, pelayanan
jasa, kegiatan pendukung untuk usaha perikanan.
33. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
34. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Propinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
35. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
36. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan.
37. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
38. Pusat Kegiatan Lokal promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah pusat kegiatan
yang dipromosikan untuk kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.
39. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
40. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya PPL merupakan pusat permukiman
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
41. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu
atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 km2.
42. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh
aktivitas daratan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-9
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
43. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
44. Saluran Utama Tegangan Tinggi selanjutnya disingkat SUTT adalah saluran udara
yang mendistribusikan energi listrik dengan kekuatan 150 Kv yang mendistribusikan
dari pusat-pusat beban menuju gardu-gardu listrik.
45. Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi selanjutnya disingkat SUTET adalah saluran
udara dengan kekuatan 500 Kv yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari
pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga
energi listrik bisa disalurkan dengan efisien.
46. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.
47. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah.
48. Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber
daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan peta/data
geologi dan merupakan tempat dilakukannya seluruh tahapan kegiatan
pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, operasi produksi, dan
pasca tambang, baik di wilayah daratan maupun perairan, serta tidak dibatasi oleh
penggunaan lahan, baik kawasan budi daya maupun kawasan lindung.
49. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
50. Kawasan rawan bencana adalah beberapa lokasi yang rawan terjadi bencana alam
seperti tanah longsor, banjir, dan gunung berapi yang perlu dilindungi agar dapat
menghindarkan masyarakat dari ancaman bencana.
51. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
52. Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-10
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
53. Lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah lahan yang dikelola untuk budi daya
pertanian ramah Iingkungan yang mampu mencapai produktivitas dan keuntungan
optimal dengan tetap selalu menjaga kelestarian sumber daya lahan dan Iingkungan.
54. Analisa mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya disebut AMDAL adalah
kajian mengenai mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
55. Arahan pemanfaatan ruang wilayah adalah arahan pengembangan wilayah untuk
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten sesuai dengan RTRW
kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan
kabupaten beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan kabupaten yang berisi rencana program utama, sumber
pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
56. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah adalah ketentuan-ketentuan
yang dibuat atau disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten agar sesuai dengan RTRW kabupaten yang berbentuk ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.
57. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya, dan disusun untuk setiap blok/ zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
58. Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak
sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan
pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
disusun dan ditetapkan.
59. Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi
kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
60. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yang
melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang yang berlaku.
61. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disebut RDTR adalah rencana
pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kabupaten secara terperinci yang disusun untuk
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-11
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
penyiapan perwujudan ruangdalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan Kabupaten.
62. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan
menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum,yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi.
63. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD adalah
badan yang bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Tulungagung
dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi
penataan ruang di daerah.
64. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
65. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
66. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum
adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam
penataan ruang.
67. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
68. Hak atas ruang adalah hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang daratan,
ruang lautan, dan ruang udara.
69. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
70. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km persegi
beserta kesatuan ekositemnya.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-12
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.1 Orientasi Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-13
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.2Administrasi Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-14
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi Kegiatan
Lingkup materi pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung Tahun 2012-2032 meliputi:
Desa/ Dusun/
No Kecamatan RW RT
Kelurahan Lingkungan
1 Besuki 10 21 44 226
2 Bandung 18 45 95 333
3 Pakel 19 45 93 316
4 Campurdarat 9 27 78 330
5 Tanggunggunung 7 36 73 173
6 Kalidawir 17 54 134 440
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-15
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Desa/ Dusun/
No Kecamatan RW RT
Kelurahan Lingkungan
7 Pucanglaban 9 24 46 164
8 Rejotangan 16 45 146 478
9 Ngunut 18 37 149 443
10 Sumbergempol 17 46 121 372
11 Boyolangu 17 45 108 463
12 Tulungagung 14 - 92 323
13 Kedungwaru 19 45 131 493
14 Ngantru 13 43 116 361
15 Karangrejo 13 40 72 264
16 Kauman 13 34 90 311
17 Gondang 20 49 104 379
18 Pagerwojo 11 37 62 229
19 Sendang 11 53 97 281
Jumlah 271 726 1.851 6.379
Sumber: Bagian Pemerintahan Setkab Tulungagung (KDA KabupatenTulungagung 2011)
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-16
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Gambar 1.1 Prosentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-17
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009
Kecamatan
Tanggunggunung
Sumbergempol
Tulungagung
Pucanglaban
Campurdarat
Kedungwaru
Rejotangan
Karangrejo
No Penggunaan Lahan Jumlah
Boyolangu
Pagerwojo
Kalidawir
Gondang
Bandung
Sendang
Kauman
Ngantru
Ngunut
Besuki
Pakel
1 Kampung Teratur 510,76 942,02 1.332,58 597,18 912,43 1.422,21 863,29 579,74 1.276,69 969,19 1.536,92 1.090,93 159,09 438,53 684,37 428,21 1.317,07 439,71 669,03 16.169,95
2 Kampung Tidak Teratur 92,33 53,6 15,54 25,89 24,4 161,94 78,78 6,5 - 20,03 - 13,24 461,98 103,48 - 268,28 - 144,62 - 1.470,61
7 Kawasan Industri - - 1,78 12,39 - - - - 16,47 4,36 3,01 - - - - - 11,4 - 3,8 53,21
9 Sawah Irigasi 1.420,26 851,72 1.507,85 925,4 1.700,99 1.683,27 806,83 1411,45 665,39 875,24 228,52 1.891,34 264,42 - 1.124,95 - 1.295,05 - 270,15 16.922,83
11 Sawah Tadah Hujan 132,1 356,82 - 344,36 2,04 47,61 335,5 135,51 364,25 633,27 400,91 1.917,49 - 998,52 1.816,68 60,03 9,87 9,17 8.747,23
1.183
12 Tegalan 1.892,70 2.594,15 486,29 628,24 78,74 1.199,03 531,48 28,35 756,67 1.273,22 270,67 80,67 624,89 1.737,25 1.576,57 1.150,95 715,34 3.593,83 119,45 19.338,49
13 Kebun Campur 125,26 540 123,93 192,09 303,61 241,77 26,46 121,5 1.092,69 118,93 - 751,32 310,64 - 375,71 21,21 - 4.345,12
17 Hutan Sejenis - 656,26 828,88 362,18 3.588,05 0,36 293,78 - - 1,23 - 3.257,24 2.745,88 1.343,80 951,7 - 4.177,83 - 18.207,19
Tanggunggunung
Sumbergempol
Tulungagung
Pucanglaban
Campurdarat
Kedungwaru
Rejotangan
Karangrejo
No Penggunaan Lahan Jumlah
Boyolangu
Pagerwojo
Kalidawir
Gondang
Bandung
Sendang
Kauman
Ngantru
Ngunut
Besuki
Pakel
19 Hutan Lebat - 2.066,79 - - - - - - - - - - 1.577,59 - - 3.927,26 - 2.266,52 - 9.838,16
Danau/Situ/
21 22,59 52,07 35,71 46,81 26,1 17,33 62,17 29,02 90,17 166,52 3,69 9,98 21,19 68,99 13,69 30,58 14,15 13,42 724,18
Telaga,Sungai
22 Tanah Tandus/Rusak - - 241,67 328,08 243,42 383,85 - - - - - - 3,44 864,95 535,46 - 39,34 214,98 - 2.855,19
23 Tanah Kosong,dll - - 86,65 26,68 66,62 - - 173,49 - - - - - 504,11 - - 83,48 307,08 229,23 1.477,34
Jumlah 4.196,00 8.216,00 3.844,00 3.956,00 4.402,00 9.781,00 3.554,00 3.084,00 2.974,00 3.703,00 3.770,00 3.606,00 8.822,00 8.294,00 6.649,00 9.646,00 3.928,00 11.773,00 1.367,00 105.565,00
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-19
2
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.3 Tutupan Lahan Tahun 2010
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-20
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
1.5.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan jumlah penduduk. Kenaikan jumlah penduduk biasanya dipengaruhi oleh
factor kelahiran, kematian maupun kegiatan migrasi penduduk. Berikut merupakan
tabel jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten Tulungagung.
Tabel 1.3 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tulungagung Tahun 2010
Kepadatan
Luas Wilayah Persentase Jumlah
No Kecamatan 2 Penduduk
(Km ) thad Luas Penduduk
(Jiwa/Ha)
Berdasarkan tabel di atas dapat lihat bahwa kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak yaitu terdapat di Kecamatan Kedungwaru dengan jumlah penduduk
sebanyak 85.208 jiwa. Sementara kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling
sedikit dan kepadatan rendah yaitu terdapat di Kecamatan Tanggunggunung dengan
jumlah penduduk sebanyak 25.079 jiwa dan kepadatan sekitar 213 jiwa/Ha.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-21
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pengumpulan data penduduk menurut mata pencaharian sangat berguna untuk
perhitungan mengenai tingkat ketenagakerjaan,dimana faktor tenaga kerja sangat
mempengaruhi tingkat perekonomian masyarakat. Mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Tulungagung didominasi oleh masyarakat yang bekerja sebagai petani yang
didasarkankan pada jumlahnya yang banyak yaitu sebanyak 169.246 jiwa. Sementara
bidang pekerjaan LBH/Notaris menjadi jenis pekerjaan yang paling rendah terkait
dengan jumlah penduduk yang melakoninya.
Lain-
No Kecamatan Islam Katolik Kristen Hindu Budha
lain
1 Besuki 35.174 17 405 42 - -
2 Bandung 47.402 - 77 1 - -
3 Pakel 50.763 2 12 - - -
4 Campurdarat 51.461 24 156 22 14 -
5 Tanggunggunung 23.983 - 13 - - -
6 Kalidawir 67.554 - 84 - - -
7 Pucanglaban 24.197 14 4 - - -
8 Rejotangan 70.969 160 314 1 - -
9 Ngunut 72.884 593 2.220 32 233 -
10 Sumbergempol 63.195 50 2 - -
11 Boyolangu 73.009 202 514 11 11 -
12 Tulungagung 59.062 2.589 3.532 265 940 -
13 Kedungwaru 80.892 149 1.782 149 155 -
14 Ngantru 49.482 5 286 - 6 -
15 Karangrejo 38.768 6 61 - - -
16 Kauman 49.774 - 622 - 5 -
17 Gondang 54.741 - 157 - - -
18 Pagerwojo 29.823 7 85 - - -
19 Sendang 43.529 4 146 1 - -
Jumlah 986.662 3.772 10.520 526 1.364 0
Sumber: Kantor Depag Kab.Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2011)
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-22
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tulungagung
No Kecamatan listrik,
Perikanan/ Bank Usaha Komunikasi/ LBH/
Pemborong Tukang Buruh Petani Peternak Industri gas,air Asuransi Perdagangan PNS ABRI Swasta Pelayanan lain-lain
Nelayan swasta Angkutan wartawan Notaris
minum
1 Bandung 0 1.002 6.059 6.556 208 162 279 2 30 7 779 137 5 2 739 86 1.275 83 20.736
2 Besuki 17 506 7.048 8.780 662 1.569 1.030 0 35 13 321 190 0 0 494 61 2.741 33 3
3 Bayolangu 0 1.527 0 6.735 10.740 0 1.135 80 135 0 2.385 622 0 0 1.516 306 0 0 0
4 Campur darat 0 976 8.942 10.597 2.494 38 1.334 4 191 7 1.049 311 1 6 944 85 1.138 0 56
5 Gondang 0 1.019 4.234 10.760 4.922 0 2.379 0 7 1 270 139 0 2 508 162 629 1 81
6 Kalidawir 33 1.318 4.756 14.284 9.325 879 525 48 51 24 898 275 15 2 757 144 2.056 375 1.359
7 Karangrejo 2 359 8.071 4.717 137 25 127 0 2 0 459 60 11 1 718 105 577 54 0
8 Kauman 5 849 468 6.481 0 0 0 0 0 0 227 0 0 0 476 119 1.051 0 0
9 Kedungwaru 0 1.035 4.808 2.250 1.262 1.087 2.715 0 0 0 1.394 538 0 0 2.139 333 5.655 0 0
10 Ngantru 3 638 10.182 7.998 4.576 406 765 140 29 1 562 189 159 0 397 106 2.384 33 0
11 Ngunut 12 649 3.974 7.910 2.566 667 2.123 34 7 2 2.598 329 48 3 410 39 757 162 1.743
12 Pakel 37 449 529 14.219 1.588 90 41 0 38 3 186 39 0 1 257 31 239 0 0
13 Pagerwojo 17 1.459 12.320 5.720 13.384 0 4 4 12 2 454 120 1 0 170 21 875 112 364
14 Pucang laban 0 643 4.585 8.045 28 17 8 0 13 2 463 62 4 0 317 9 1.920 21 0
15 Rejotangan 11 807 5.630 14.901 906 603 682 26 26 18 617 167 42 1 1.133 77 1.203 431 3.676
16 Sendang 2 724 1.650 14.375 6.345 0 787 0 4 2 1.876 181 7 0 271 38 1.045 2 0
17 Sumbergempol 0 776 6.200 12.225 4.410 79 0 0 0 0 1.240 23 0 0 856 109 2.030 0 0
18 Tanggunggunung 3 584 1.407 11.671 7.229 251 169 14 28 2 339 173 0 0 182 25 320 143 65
19 Tulungagung 8 582 144 1.022 62 0 531 11 32 14 1.933 319 0 11 2.978 483 8.776 13 0
Jumlah 150 15.902 91.007 169.246 70.844 5.873 14.634 363 640 98 18.050 3.874 293 29 15.262 2.339 34.671 1.463 28.083
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-23
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.3.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Pembangunan tanpa adanya suatu penguasaan ilmu tidak akan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan atau bahkan tidak akan pernah terlaksana. Oleh sebab itu
diperlukan adanya suatu sarana pendukung yang dapat menunjang terlaksananya hal
tersebut. Selain itu diperlukannya kesadaran dari masyarakat sendiri terkait pentingnya
penguasaan terhadap suatu ilmu, dalam hal ini pentingnya mengenyam bangku
pendidikan. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia dan berlangsung seumur hidup, dilaksnakan didalam lingkungan
keluarga, sekolah dan diluar sekolah (Non formal). Berikut adalah jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat PendidikanKabupaten Tulungagung Tahun
2009/2010
Jumlah
No Kecamatan SD/MI SLTP/MTs SMA/SMK/MA
Negeri % Swasta % Negeri % Swasta % Negeri % Swasta %
1 Besuki 3.099 3,64 259 2,11 1.527 3,82 257 3,59 1.044 7,65 173 1,79
2 Bandung 3.818 4,49 627 5,12 2.672 6,68 856 11,97 749 5,49 394 4,09
3 Pakel 4.492 5,28 380 3,10 1.534 3,84 97 1,36 837 6,13 - -
4 Campurdarat 5.142 6,04 225 1,84 2.120 5,30 410 5,73 - - 176 1,82
5 Tanggunggunung 2.352 2,76 48 0,39 729 1,82 97 1,36 489 3,58 - -
6 Kalidawir 4.079 4,79 2811 22,95 2.691 6,73 742 10,38 - - 258 2,68
7 Pucanglaban 1.845 2,17 261 2,13 1.011 2,53 - - 1452 10,64 - -
8 Rejotangan 4.159 4,89 3248 26,52 2.222 5,56 483 6,76 887 6,50 153 1,59
9 Ngunut 6.243 7,34 1018 8,31 3.313 8,29 759 10,62 - - 770 7,98
10 Sumbergempol 4.948 5,81 1019 8,32 1.744 4,36 367 5,13 7.839 57,44 73 0,76
11 Boyolangu 6.634 7,80 168 1,37 1.916 4,79 349 4,88 - - 3.453 35,80
12 Tulungagung 8.065 9,48 - - 6.413 16,04 285 3,99 - - 2.139 22,18
13 Kedungwaru 6.373 7,49 225 1,84 2.367 5,92 916 12,81 - - 1.416 14,68
14 Ngantru 4.379 5,15 1125 9,19 1.876 4,69 121 1,69 - - 110 1,14
15 Karangrejo 3.330 3,91 412 3,36 2.008 5,02 185 2,59 - - 48 0,50
16 Kauman 4.625 5,43 - - 2.170 5,43 71 0,99 - - 384 3,98
17 Gondang 4.656 5,47 305 2,49 1.998 5,00 420 5,87 - - 97 1,01
18 Pagerwojo 2.609 3,07 - - 926 2,32 - - 350 2,56 - -
19 Sendang 4.250 4,99 117 0,96 743 1,86 735 10,28 - - - -
Jumlah 85.098 100 12248 100 39.980 100 7.150 100 13.647 100 9.644 100
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung (KDA Kabupaten Tulungagung 2010
Lokasi
No Nama Pantai Panjang (Km)
Desa Kecamatan
1 Nglarap, Klatak, Keboireng Besuki ± 6.90
Bayeman
2 Brumbun, Gerangan Ngrejo Tanggunggunung ± 8.25
3 Sine Kalibatur Kalidawir ± 7.20
4 Sidem, Popoh Basole Besuki ± 6.45
Sumber: Keputusan Bupati Tulungagung No. 854 Tahun 2002
Tabel 1.8 Kawasan Rawan Gerakan Tanah berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.
854 Tahun 2002
1 Zone Kerentanan Daerah Tulungagung, Kauman, sekitar <5% Lereng dibentuk oleh Aluvium (Qa)
gerakan tanah Bandung, sebelah utara Besuki. Sebelah terjadi di daerah sekitar sungai
sangat rendah utara Kalidawir, Karangrejo, Ngantru,
Sumbergempol, Gondang dan Kedungwaru
2 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Campurdarat, 5-15% umumnya dibentuk oleh tanah
gerakan tanah Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, pelapukan batuan
rendah Rejotangan, Gondang, Kauman, Sendang, terjadi pada tebing lembah sungai
Pagerwojo (alur)
3 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Campurdarat, (5-15%)-(50- vegetasi penutup kurang
gerakan tanah Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, 70%) umumnya terjadi pada perbatasan
menengah Rejotangan, Gondang, Kauman, Sendang, lembah sungai, peralihan litologi,
Pagerwojo, Bandung, karangrejo, Boyolangu atau tebing jalan yang disebabkan
oleh curah hujan tinggi
Dibentuk oleh pelapukan batuan
4 Zone Kerentanan Daerah Besuki, Tanggunggunung, Kalidawir, Agak Terjal Zona ini sering terjadi gerakan tanah
gerakan tinggi Gondang,Sendang, Pagerwojo (30-50%) akibat curah hujan intensitas tinggi
sampai sangta Dibentuk oleh tanah pelapukakan
terjal (>70%) pada batuan dasar bersifat gembur
Vegetasi umumnya relatif kurang
Sumber: Keputusan Bupati Tulungagung No. 854 Tahun 2002
Tabel berikut menunjukkan beberapa lokasi bencana banjir dan kerusakan yang
terjadi di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2007.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-25
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.9 Bencana Alam Banjir Di Kabupaten Tulungagung Tahun 2007
Skala Keterangan
Sangat jarang /hampir tidak ada orang dapat merasakan. Tercatat pada alat
I
seismograf
Terasa oleh sedikit sekali orang terutama yang ada di gedung tinggi, sebagian besar
II
orang tidak dapat merasakan
Terasa oleh sedikit orang, khususnya yang berada di gedung tinggi. Mobil parkir
III
sedikit bergetar, getaran seperti akibat truk yang lewat
Pada siang hari akan terasa oleh banyak orang dalam ruangan, diluar ruangan hanya
IV sedikit yang bisa merasakan. Pada malam hari sebagian orang bisa terbangun. Piring,
jendela, pintu, dinding mengeluarkan bunyi retakan, lampu gantung bergoyang.
Dirasakan hampir oleh semua orang, pada malam hari sebagian besar orang tidur
V akan terbangun, barang‐barang diatas meja terjatuh, plesteran tembok retak,
barang‐barang yang tidak stabil akan roboh,pandulum jam dinding akan berhenti.
Dirasakan oleh semua orang, banyak orang ketakutan/panik, berhamburan keluar
VI ruangan, banyak perabotan yang berat bergerser, plesteran dinding retak dan
terkelupas, cerobong asap pabrik rusak
Setiap orang berhamburan keluar ruangan, kerusakan terjadi pada bangunan yang
desain konstruksinya jelek, kerusakan sedikit sampai sedang terjadi pada bangunan
VII
dengan desain konstruksi biasa.Bangunan dengan konstruksi yang baik tidak
mengalami kerusakan yang berarti.
Kerusakan luas pada bangunan dengan desain yang jelek, kerusakan berarti pada
bangunan dengan desain biasa dan sedikit kerusakan pada bangunan dengan desain
VIII
yang baik. Dinding panel akan pecahdan lepas dari framenya, cerobong asap pabrik
runtuh, perabotan yang berat akan terguling, pengendara mobil terganggu.
Kerusakan berarti pada bangungan dengan desain konstruksi yang baik, pipa pipa
IX
bawah tanah putus, timbul retakan pada tanah.
Sejumlah bangunan kayu dengan desain yang baik rusak, sebagian besar bangunan
X tembok rusak termasuk fondasinya. Retakan pada tanah akan semakin banyak, tanah
longsor pada tebing tebing sungaidan bukit, air sungai akan melimpas di atas tanggul.
Sangat sedikit bangunan tembok yang masih berdiri, jembatan putus, rekahan pada
XI tanah sangat banyak/luas, jaringan pipa bawah tanah hancur dan tidak berfungsi, rel
kereta api bengkok dan bergeser.
Kerusakan total, gerakan gempa terlihat bergelombang diatas tanah, benda benda
XII
berterbangan keudara.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-27
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.11 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung
Tabel 1.12 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-29
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.4 Rawan Bencana Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-30
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5 Kondisi Sumber Daya Alam
1.5.5.1 Sumber Daya Air
Di wilayah Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa sungai yang memiliki
aliran sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai
yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten
Tulungagung termasuk dalam DAS Brantas yaitu dimana terdapat sungai - sungai kecil
yang bermuara di Kali Brantas. Selain dialiri oleh sungai - sungai tersebut diatas
keadaan hidrologi Kabupaten Tulungagung juga ditentukan oleh adanya waduk, dam,
mata air, pompa air dan sumur bor.
Air permukaan merupakan air tawar yang terdapat pada sungai, saluran, danau/
telaga, rawa, empang dan sebagainya. Secara garis besar DAS di Kabupaten Tulungagung
yaitu :
DAS Brantas
Sub DAS ini di Kabupaten Tulungagung menempati bagian Selatan, secara umum
bentuk morfologinya miring. Sistem Selatan dengan pola pengaliran maupun
pengeringan sungainya mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia / Hindia.
Sungai-sungai yang dimaksud antara lain: Sungai Dlodo, Sungai Kerecek, Sungai
Ngelo, Sungai Urang, Sungai Molang, dan lain sebagainya.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-31
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Berdasarkan batas sistem penyebarannya berbeda antara batas administrasi
Kabupaten Tulungagung dengan batas penyebaran daerah tangkapan (Catchment area)
air hujannya pada sistem Sub DAS yang ada. Khususnya pada 2 Sub DAS yaitu pada
sistem Sub DAS Ngrowo – Ngasinan ekosistemnya yang mempengaruhi mencakup 3
wilayah Kabupaten yaitu Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo. Sedang pada Sistem
Sub DAS lahar pengaruh ekosistemnya mencakup 3 wilayah Kabupaten yaitu
Tulungagung, Blitar dan Kediri.
Berdasarkan kenampakan karakteristik fisiknya pada Sistem DAS – Sub DAS di
Kabupaten Tulungagung, secara umum dapat dibedakan menjadi daerah bagian hulu dan
daerah bagian hilir.
Daerah bagian hulu di Kabupaten Tulungagung menempati kawasan perbukitan/
pegunungan dan lereng Tenggara Gunung Wilis. Kawasan ini mempunyai peranan
embung/bendung, waduk, tandon air dan lain sebagainya. Sedangkan pada bagian
daerah hilir, secara umum menempati daerah dataran rendah/daerah muara sungai yang
merupakan daerah pemanfaatan dan penataan air oleh aktivitas kegiatan manusia.
Potensi air di sini sangat besar peranannya dimanfaatkan secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk minum, industri,
perikanan dan lain sebagainya. Disamping pemanfaatan tersebut dalam rangka penataan
air banyak dilaksanakan program/kegiatan pembangunan seperti pengembangan
jaringan irigasi, pekerjaan normalisasi saluran, pembuatan tanggul sungai, pembuatan
pelengsengan dan lain sebagainya.
Tabel 1.13 Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-32
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
NO KECAMATAN NAMA SUNGAI PANJANG (KM)
6 Kalidawir Kalidawir 20,50
7 Pucanglaban - -
8 Rejotangan Rowo Remang 15,00
Kali Brantas 8,50
Kali Kandung 6,15
9 Ngunut Kali Brantas 7,15
10 Sumbergempol Kali Brantas 2,75
Kalidawir 7,10
11 Boyolangu Kalidawir 9,40
Parit Agung 6,80
12 Tulungagung Parit Agung 7,00
Kali Jenes 3,50
Song 1,50
13 Kedungwaru Kali Brantas (batas) -
Ngrowo 6,00
Parit Agung 2,00
Wudu 2,50
Kali Jenes 2,50
14 Ngantru Kali Brantas 18,85
Boto 33,00
15 Karangrejo Kali Brantas (batas) -
Catut 6,00
Klantur 10,50
Babaan 5,60
Bajal Picisan 7,25
Wudu (batas wilayah) -
16 Kauman Song 10,70
Wudu 10,90
17 Gondang Ngasinan Kanal 4,25
Blendis 14,00
Sengon 12,55
Gondang 11,40
18 Pagerwojo Song 30,30
Gondang/ Bodeng 18,60
19 Sendang Babaan 17,40
Bajal Picisan 13,00
Klantur 16,00
Catut 8,00
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-33
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5.2 Iklim
Tipe iklim Kabupaten Tulungagung secara umum termasuk tipe AW, yang
merupakan iklim hujan tropis bermusim. Tipe hujan dicirikan oleh turunnya hujan
bermusim (bulan Nopember sampai April), dan adanya musim kemarau pada bulan Mei
sampai Oktober. Suhu rata-rata mencapai 270C dengan suhu terendah 240C dan suhu
tertinggi 300C. Kelembaban udara berkisar antara 74 - 77% dan curah hujan tahunan
rata-rata berkisar 2.155 - 3.292 mm.
Tabel 1.14 Curah Hujan Menurut Kecamatan dan Bulan (mm) di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2009
Rata-
No Kecamatan Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des
Rata/Bulan
1 Besuki 424 299 133 215 222 35 61 - 37 181 231 195 169
5 Tanggunggunung 189 364 163 125 101 85 49 - 91 132 222 129 138
7 Pucanglaban 189 364 163 `125 101 85 49 - 91 132 222 129 127
Jumlah 4.970 6.705 2.694 3.067 2.368 464 609 0 329 1.033 2840 2.321 121
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-34
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.5 Hidrologi Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-35
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.6 Curah Hujan Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-36
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.5.3 Jenis Tanah dan Kemampuan Tanah
Persebaran jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung berdasarkan
pada jenis tanah masing-masing mempunyai proporsi dan sifat berbeda-beda. Adapun
masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut:
1. Alluvial coklat tua terdapat di wilayah Kecamatan Bandung dan Kecamatan Besuki.
2. Alluvial coklat tua kelabuan terdapat di wilayah Kecamatan Besuki, Pakel,
Campurdarat, Tulungagung, Boyolangu, Pucanglaban dan Kalidawir.
3. Assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Besuki,
Bandung, Pakel, Campurdarat, Gondang, Boyolangu, Tulungagung, Kedungwaru,
Ngantru, Sumbergempol, Kalidawir, dan Ngunut.
4. Litosol terdapat di wilayah Kecamatan Bandung, Besuki, Tanggunggunung,
Boyolangu, dan Kalidawir.
5. Litosol Mediteran dan Resina terdapat di Kecamatan Besuki, Tanggunggunung,
Sumbergempol, Pucanglaban dan Rejotangan.
6. Regosol coklat kelabuan terdapat di Kecamatan Ngunut, Pucanglaban, dan
Rejotangan.
7. Mediteran coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Gondang, Kauman, Karangrejo,
Pagerwejo dan Sendang.
8. Litosol coklat kemerahan terdapat di Kecamatan Pagerwejo dan Kecamatan
Sendang.
9. Andosol terdapat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwejo.
Kemampuan Tanah dapat dilihat dari Kemiringan Tanah dan Kedalaman Efektif
Tanah serta teksturnya. Kemiringan tanah dapat dinyatakan dalam prosentase (%)
dimana setiap 1% kemiringan tanah berarti terdapat perbedaan tinggi sebesar 1 meter
dari 2 tempat sejauh 100 meter. Wilayah Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan
menjadi 6 (enam) klasifikasi kemiringan tanah sebagai berikut:
Lereng antara 0-2% merupakan wilayah yang datar dengan luas 43.070,52 hektar
atau 40,8% terdapat pada hampir semua wilayah kecamatan, kecuali wilayah
Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Tanggunggunung.
Lereng antara 2-8% merupakan wilayah yang datar hingga landai dengan luas
5.172,69hektar atau 4,9%, terdapat hampir disemua kecamatan kecuali Kecamatan
Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, Tulungagung, Pakel, Kedungwaru,
Sumbergempol, Ngunut dan Ngantru.
Lereng antara 8-15% merupakan wilayah yang landai hingga berombak dengan luas
7.600,68 hektar atau 7,2%, terdapat di hampir semua kecamatan kecuali
Tulungagung, Pakel, Kedungwaru, Ngantru, Sumbergempol, dan Ngunut.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-37
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Lereng antara 15-25% merupakan wilayah yang berombak hingga bergelombang
lemah dengan luas 14.567,97 hektar atau 13,8% terdapat di Kecamatan Karangrejo,
Kauman, Sendang, Pagerwojo, Gondang, Bandung, Boyolangu, Campurdarat, Besuki,
Tanggunggunung, Kalidawir, Pucanglaban, dan Rejotangan.
Lereng antara 25-40% merupakan wilayah bergelombang lemah hingga
bergelombang kuat dengan luas 21.091,88 hektar atau 19,98% terdapat di
Kecamatan Gondang, Pagerwojo, Bandung, Besuki, Campurdarat, Boyolangu,
Kalidawir, Pucanglaban, Gondang dan Rejotangan.
Lereng lebih dari 40% merupakan wilayah bergelombang kuat dengan luas
13.997,91hektar atau 13,26% terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo, Besuki,
Campurdarat, Kalidawir, Gondang, Rejotangan, Tanggunggunung, Bandung, dan
Pucanglaban.
Secara rinci data dan penyebaran kemiringan tanah dapat dilihat pada gambar
sebagaimana terlampir di bawah ini.
Kedalaman lebih dari 90 Cm, meliputi wilayah seluas 46.585,83 Ha atau 44,13% dari
luas wilayah Kabupaten Tulungagung, kedalaman ini terdapat dihampir seluruh
kecamatan kecuali Tanggunggunung.
Kedalaman 60 - 90 Cm, meliputi wilayah seluas 4.212,04 Ha atau 3,99% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec.Sendang,
Pagerwojo, Pucanglaban, Campurdarat, Besuki dan Karangrejo.
Kedalaman 30 - 60 Cm, meliputi wilayah seluas 28.608,12 Ha atau 27,10% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Kedalaman ini tersebar di Kec. Tanggunggunung,
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-38
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Campurdarat, Besuki, Sendang, Rejotangan, Pucanglaban, Pagerwojo, Kalidawir dan
Bandung.
Kedalaman kurang dari 30 Cm, meliputi wilayah seluas 15.602,51 Ha atau 14,78%
dari luas wilayah. Kedalaman tersebut terdapat di Kecamatan, Gondang,
Rejotangan, Kauman, Kalidawir, Bandung, Besuki, Campurdarat, Pucanglaban,
Tanggunggunung, Sendang, Pagerwojo, dan Boyolangu.
Tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan partikel pasir, debu dan liat. Tanah
bertekstur halus lebih dalam reaksi kimianya dari pada tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan kelas tekstur tanah, wilayah Tulungagung dapat dibagi menjadi 3
(tiga) golongan:
Tanah bertekstur halus, meliputi wilayah seluas 43.081,08 Ha atau 40,81% dari luas
Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Sendang, Pagerwojo,
Ngantru, Pucanglaban, Pakel, Bandung, Campurdarat dan Besuki.
Tanah bertekstur sedang, meliputi luas wilayah 27.425,79 Ha atau 25,98% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di hampir semua
kecamatan, kecuali Kecamatan Rejotangan.
Tanah bertekstur kasar, meliputi wilayah seluas 35.100,36 Ha atau 33,25% dari luas
wilayah Kabupaten Tulungagung. Golongan ini terdapat di Kecamatan Pucanglaban. Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-39
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.7 Kelerengan Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-40
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peta 1.8 Geologi Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-41
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6 Kondisi Ekonomi Wilayah
Struktur ekonomi merupakan gambaran langsung dari komposisi seluruh kegiatan
produksi barang dan jasa yang dilakukan di Kabupaten Tulungagung. Indikator yang
sering dipakai untuk mengamati struktur perekonomian suatu daerah adalah distribusi
persentase nilai tumbuh bruto sektoral yang juga dapat dipakai untuk mengamati
keunggulan (potensi) daerah.
Sementara angka PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
2000 mengalami kenaikan sebesar 6.19% yaitu dari Rp. 6.924.827,39 juta pada tahun
2008 menjadi RP. 7.353.502,89 juta pada tahun 2009.Berikut ini disajikan sektor-sektor
penyumbang PDRB Kabupaten Tulungagung diurutkan dari yang terbesar hingga yang
terkecil.
Tabel 1.15 PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009
Wilayah
No Jumlah Produksi Produksi (Ton) Lokasi (Kecamatan)
Pemasaran
1 Pengrajin Bonggol Kayu Jati 60.000,00 Rejotangan Regional
2 Lebah Madu Unggul 500.000,00 Karangrejo, Sendang Regional, antar
provinsi, Lokal
3 Sumpit Bambu 720.000,00 Kedungwaru Ekspor
4 Acazia Art 118.093,00 Rejotangan, Kalidawir, Pucanglaban, Lokal/Regional
Bandung, Campurdarat, Besuki,
Tungganggunung, Kauman, Pagerwojo,
Sendang, Boyolangu, Gondang,
Karangrejo
5 Jati 1.176,64 Rejotangan, Kalidawir, Regional
Pucanglaban,Tanggunggunung,
Kauman, Pagerwojo, Sendang,
Boyolangu, Kedungwaru, Ngunut,
Rejotangan, Campurdarat, Manding,
Besuki, Karangrejo.
6 Sengon 1.518,48 Rejotangan, Kalidawir, Pucanglaban, Regional
Besuki, Tungganggunung, Kauman,
Pagerwojo, Sendang, Gondang,
Tanggunggunung
7 Mahoni 330.069,00 Kalidawir, Bandung,Besuki, Regional
Tungganggunung, Rejotangan,
Pucanglaban, Campurdarat, Kauman,
Pagerwojo, Sendang
8 Pinus 178 Pagerwojo dan Sendang Regional
9 Getah Pinus 858 Pagerwojo dan Sendang Regional
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan,Tahun 2010
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-43
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
ubi kayu. Pertanian tanaman kering dalam rencana pola ruang juga termasuk tegalan,
kebun campur, dan lahan pertanian yang tidak mendapat layanan irigasi.
Tabel 1.17 Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-44
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.18 Penggunaan lahan Pertanian per Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009
Kecamatan
Tanggunggunung
Sumbergempol
Campurdarat
Pucanglaban
Kedungwaru
Tuungagung
Penggunaan
Rejotangan
Karangrejo
Pagerwojo
Boyolangu
Kalidawir
No Jumlah
Gondang
Bandung
Sendang
Kauman
Ngantru
Ngunut
Besuki
Lahan
Pakel
1 Irigasi Teknis 260 495 1.942 658 - 1353 - 2237 1880 649 903 158 1.305 - 1.115 456 1.082 613 144 15.250
Irigasi setengah
2 345 543 - 79 - 418 - - - 557 364 405 - 731 500 699 121 598 1.640 7.000
Teknis
Irigasi
3 53 160 - 9 - 105 - 43 - 77 86 - - 275 78 - 98 - 756 1.740
Sederhana
Irigasi Desa/non
4 - 23 157 - - 12 15 80 - - 66 - - - - - - - - 353
Pu
5 Tadah Hujan 357 253 91 571 - 113 226 131 - 207 202 - 13 100 15 160 41 168 114 2.758
6 Pasang Surut - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Lebak - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Polder dan
8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Lainnya
jumlah 1.015 1.474 2.190 1.317 - 2001 241 2.491 1880 1490 1621 563 1318 1106 1708 1315 1342 1375 2654 27.101
Hal.
Penyusunan 1-45
PenyusunanRencana
RencanaTata
TataRuang
RuangWilayah
Wilayah(RTRW)
(RTRW)
Kabupaten Tulungagung 2011-2031
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten
KabupatenTulungagung
Tulungagung2010-2029
2010-2029
1.5.6.3 Potensi Perkebunan
Persebaran perkebunan di Kabupaten Tulungagung berada di Kecamatan Pucang
Laban, Kalidawir, Rejotangan, Sumbergempol, Kalidawir, Bandung, Besuki, Kedungwaru,
Pagerwojo. Komoditi perkebunan utamanya adalah tebu dan tembakau.
Tabel 1.19 Produk Unggulan Perkebunan Kabupaten Tulungagung
Adapun berbagai macam hasil produk dari ikan konsumsi perairan laut adalah
tuna, tongkol, lemuru, udang barong/lobster, dan jenis ikan lain yang kesemuanya ini
terkonsentrasi di TPI Popoh. Untuk perairan darat mulai dari ikan lele, gurami, nila.
Lobster air tawar, ikan hias, belut, bekicot, udang windu, udang vanname yang
kesemuanya terbagi di berbagai Kecamatan di Tulungagung dari Pakel, Rejotangan,
Ngunut, Kedungwaru, Kalidawir, Boyolangu, Gondang, Ngantru, Besuki, Pucanglaban dan
beberapa Kecamatan lainnya. Sedang untuk daerah pemasarannya meliputi daerah
Surabaya sekitar, Malang, Jakarta, ataupun sampai luar Jawa bahkan sampai ke
mancanegara yaitu Singapura, Jepang, dan China.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-46
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.20 Produk Unggulan Perikanan Kabupaten Tulungagung
Jumlah
No Komoditas Lokasi (Kecamatan) Wilayah Pemasaran
Produksi
1 Ikan Lele 4.356,00 ton Pakel, Kauman Gondang, Malang, Surabaya, Solo,
Tulungagung, Ngunut Bandung, Jakarta,
Ujungpandang, Pontianak,
Klaten, Yokyakarta, Semarang
2 Ikan Gurami 3.552,00 Ton Rejotangan, Ngunut, Ngantru, Surabaya, Solo, Bandung,
Karangrejo Jakarta, Yogyakarta, Semarang
3 Ikan Hias 34.100,00 Ekor Sumbergempol, Kedungwaru, Surabaya, Solo, Bandung,
Boyolangu, Tulungagung Jakarta, Bali, Ujungpandang, 10-
18% diekspor ke Singapura dan
China
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-47
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
ketahanan pangan dan gizi dengan mengembangkan atau menggunakan secara optimal
potensi wilayah masing masing sesuai komoditas yang tersedia.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-48
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.22 Produk Peternakan Kabupaten Tulungagung
SAPI SAPI AYAM RAS AYAM AYAM RAS ITIK BURUNG BURUNG BURUNG
NO KECAMATAN KERBAU KUDA KAMBING DOMBA BABI ITIK KELINCI
POTONG PERAH PETELUR BURAS PEDAGING MANILA DARA PUYUH WALET
1 Tulungagung 605 54 13 3 1.987 426 - - 33.690 - 4.800 2.800 1.467 19.058 - 4
2 Boyolangu 4.125 25 45 4 3.345 748 - 39.625 71.216 12.000 5.400 1.845 312 315 3.000 -
3 Kedungwaru 4.487 102 - - 5.125 2.023 180 325.126 112.847 125.000 4.569 1.725 126 200 5.000 -
4 Ngantru 6.120 158 - - 4.356 1.046 77 195.500 90.433 20.500 5.100 900 252 1.950 2.800 -
5 Kauman 1.945 68 78 - 2.249 125 - 620 59.994 - 10.354 32 20 178 1.500 6
6 Pagerwojo 4.321 6.696 36 - 8.345 2.358 52 - 70.125 - 3.500 1.945 77 149 - 6
7 Karangrejo 2.968 88 211 - 4.256 647 - 57.000 275.648 20.216 50.245 6.123 125 210 6.200 -
8 Sendang 4.026 8.725 9 - 5.146 3.772 - 7.500 72.741 15.000 1.250 1.987 189 35 - -
9 Gondang 3.724 48 16 4 3.578 288 - 6.700 49.700 25.000 40.875 500 10 472 6.500 -
10 Campur Darat 6.751 24 7 - 3.216 258 - 6.000 38.736 30.200 20.850 520 180 273 1.000 9
11 Tanggunggunung 3.696 - 3 - 3.245 50 - 12.000 22.686 52.300 175 50 10 90 - -
12 Bandung 2.255 - 47 1 3.985 287 - 26.000 170.120 17.000 42.740 6.835 483 2.904 400 -
13 Besuki 2.628 - 45 1 3.658 310 - 120.000 105.200 22.000 64.000 6.751 396 2.897 1.200 18
14 Pakel 4.200 - 10 - 6.078 440 - 21.500 65.194 15.000 50.784 7.684 750 1.574 4.000 -
15 Ngunut 5.124 1.346 37 - 7.998 886 8.300 390.000 112.234 25.700 10.500 8.126 790 1.296 4.000 -
16 Pucanglaban 2.367 141 - - 2.013 149 - 125.000 38.145 4.000 532 453 330 295 - -
17 Sumbergempol 7.023 83 - - 5.879 1.056 - 435.000 425.721 25.000 5.460 820 856 1.358 2.500 -
18 Kalidawir 8.123 96 57 8 5.213 1.025 750 375.000 231.056 10.000 85.000 4.123 510 119 3.400 -
19 Rejotangan 4.258 3.708 33 13 7.589 875 171 1.625.300 127.896 29.000 41.500 12.000 1.829 3.300 50.000 -
JUMLAH 78.746 21.362 647 34 87.261 16.769 9.530 3.767.871 2.173.382 447.916 447.634 65.219 8.712 36.673 91.500 43
Sumber : KDA 2010
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-49
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6.6 Kawasan Pertambangan
Kabupaten Tulungagung memiliki lebih banyak jenis bahan galian dan meliputi
kawasan yang luas. Pemanfaatan bahan galian diharapkan ditambang pada bagian-
bagian yang secara lokal tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan dan
penggunaan lahan yang bernilai di daerah tambang.
Tabel 1.23 Potensi Bahan Galian Tambang Kabupaten Tulungagung Tahun 2009
No. Kecamatan Jenis Tambang Potensi (m²) Bahan Ikutan (Dalam ORE)
29.705.500 Mn=47,9%, CaO=9%
Mangaan
Mangaan
124.362.500
Batu Gamping
Batu Gamping
1 Bandung Batu Gamping
Batu Gamping
Kalsit
Sirtu
Marmer 17.300.000
Mangaan 970 MnO2=84,06%
5000-5500Ca/gr
Batubara 842
Diorit 43.000
Batu Gamping 30.000.000
2 Besuki
Batu Gamping
Marmer 2.660.000
Marmer
Deroit 13.300.000
Marmer 1.663.500 CaO=55,35%.SiO2=0,02%
3 Campurdarat
Batu Gamping 40.000.000 Fe2O3-0,15%, AI2O3-0,79%
4 Tanggunggunung Pasir Besi 5.969 Fe=42%,T 120=12%
Bentonit 942 CaMg Bentonik
Batu Gamping 50.000.000 CaO=35,61%,SiO2=2,18%
Fe2O3=0,37%,AI2O3=1,66%
Batu Gamping 9.300.000
5 Kalidawir Kalsit
Sirtu
Pasir Besi 5.969
Besi 285.210 Fe=52,22%56,59%
Mangaan 500 Mn=34,24%-41,43%
Mn=60,75%
Mangaan 2.000
Batu Gamping 13.125.000
6 Rejotangan Batu Gamping
Kalsit
Diorit 10.375
Diorit
Kalsit
7 Pucanglaban Au=0,07%
Tembaga 3.088
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-50
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
No. Kecamatan Jenis Tambang Potensi (m²) Bahan Ikutan (Dalam ORE)
Kaolin
Clay Ball
8 Gondang
Deorit
Batu Bara 5000-5500Cal/gr
9 Pagerwojo
Pirofilit
Clay Ball
`10 Sendang
Diorit
Sumber : Bagian Sumber Daya Alam
1.5.6.7 Industri
Subsektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam aktivitas industri di
Kabupaten Tulungagung dalam lima tahun terakhir adalah makanan, minuman dan
tembakau; tekstil, barang kulit dan alas kaki; semen dan barang galian non logam; kayu
dan sejenisnya; serta kertas, percetakan dan penerbitan. Untuk subsektor makanan,
minuman, dan tembakau merupakan subsektor yang memberikan sumbangan sebesar
39% untuk sektor industri. Dalam waktu mendatang subsektor tersebut akan semakin
menjadi subsektor andalan bagi perkembangan ekonomi Kabupaten Tulungagung.
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
BESAR
1 CV. GUNO Pertenunan Ngunut Jl. Adil , Ngunut - - Tekstil
2 Fa. Sartimbul Pertenunan Ngunut Desa Pulosari - - Tekstil
3 CV. Maju Mapan Pertenunan Ngunut Desa Ngunut 350 2.900 pcs
PD. Sarana
4 Keramik Tulungagung Jl. Sultan Hasanudin No 1 - - -
Bangunan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-51
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
5 PT. IMIT Marmer Besuki Besole - - -
6 PT. Dwi Tunggal M I Marmer Besuki Besole - - -
7 CV. Setia Kawan Kertas Kedungwaru Tapan 233 12.693 ton
8 CV. Sri Sejati Rokok Tulungagung Jepun - - -
9 CV. Cempaka Rokok Boyolangu Sobontoro 107 410.000 ball
SEDANG
Desa Pulosari Jl.
1 CV. Hana Multiguna Pertenunan Ngunut - -
Pertanian Nomor 23
2 Logam Asir Logam Ngunut Kaliwungu 255 8.750 dsn
Trimitra Mining
3 Tepung Batu Boyolangu Tanjungsari 40 3.600 ton
Pratama
4 PT. Wicaksono Sakti Marmer Lantai Kedungwaru Plosokandang - -
5 Sumberdadi Kertas Kedungwaru Plandaan - -
6 Mie Macan Mie Ngunut Kaliwungu 42 750 ton
7 Gangsar Kacang Sanghai Ngunut Ngunut 50 250 ton
8 Panji Kacang Sanghai Ngunut Ngunut 15 60 ton
Penggergajian dan
9 Kurnia Indah Ngantru Pinggirsari - -
pengolahan kayu
Penggergajian dan
10 Sumber Alam Ngunut Pulosari 18 300.000 peti
pengolahan kayu
Penggergajian dan 2
11 Putra Mentaya Sumbergempol Jabalsari 15 900 m
pengolahan kayu
12 CV. Hasil Manis Gula Merah Boyolangu Serut 15 3.375.000 kg
CV. Javastone 2
13 Marmer Lantai Campurdarat Bendungan 16 40.000 m
Perkasa
14 Delta Adiguna Sprei Bordir Boyolangu Jl. Ki Mangunsarkoro 18 70 20.000 stel
PT. Bian Niaga 2
15 Marmer Lantai Campurdarat Campurdarat 30 44.000 m
Batuan
16 CV. Subur Abadi Mie Kedungwaru Jl. Pahlawan 108 20 150 ton
Cv. Saha Perkasa Jl. Gajah Mada 17 Desa
17 Batik Kauman 8 600 potong
GM Mojosari
CV. Multi Citra
18 Pakaian Jadi Tulungagung Jl. Diponegoro II/50 45 6.000 dsn
Busana
Penyempurnaan
19 Horizon Tulungagung Jl. A. Yani Barat 15 18.000 kg
Benang
20 PR. Semanggi Mas A Rokok Kedungwaru Jl. Pahlawan LK VII/9 106 18.922.000 batang
KECIL
Batik Kauman Desa Mojosari 30 38.000 pot.
1 Batik
Kedungwaru Desa Bangoan 4 960 pot.
2 Barang Tekstil Jadi Sprei Bordir Tulungagung Kelurahan Botoran - -
Kelurahan Sembung - -
Kelurahan Kutoanyar - -
Kelurahan Karangwaru - -
Kedungwaru Desa Mangunsari - -
Desa Tawangsari - -
Barang Tekstil Jadi Kec.
3 Pakaian jadi Kelurahan Botoran - -
Untuk Pakaian Tulungagung
Kelurahan Sembung - -
Kelurahan Tertek - -
Kelurahan Karangwaru - -
4 Barang dari Semen Ubin Semen Ngantru Desa Ngantru - -
Kelurahan
Tulungagung - -
Kampungdalem
5 Kapur Tohor Gamping Campurdarat Sawo, Campurdarat 176 1.584 ton
Besuki Besole 48 432 ton
Campurdarat Ngentrong 28 252 ton
Besuki Besuki - -
6 Pande Besi Cangkul / Sabit Gondang Kiping 470 2.820.000 bh
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-52
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
Kauman Bolorejo 65 36.000 kg
7 Barang dari Logam Sendok Ngunut Kaliwungu 144 480.000 dsn
Grendel - -
Engsel - -
2
8 Teralis Pager Besi Karangrejo Sembon 100 3.158.537 m
Teralis Kedungwaru Ketanon - -
9 Barang dari Marmer Kerajinan Marmer Campurdarat Gamping 525 288.750 bh
Campurdarat - -
Barang Galian
10 Traso Campurdarat Campurdarat - -
bukan
Logam Pakel Tamban 125 77.000 bh
2
11 Lantai Marmer Lantai Marmer Campurdarat Gamping 91 77.319 m
Campurdarat - -
2
Besuki Besole 67 180.000 m
12 Makanan Krupuk/Makanan Kauman Kalangbret 7 2.850 kg
Lainnya Batangsaren 16 91.500 kg
Kedungwaru Ringinpitu - -
Mangunsari - -
Makanan Lainnya Tulungagung Kelurahan Karangwaru - -
Ngantru Pojok - -
Boyolangu Kepuh - -
Mie/Soun Boyolangu Boyolangu 50 135 ton
Gedangsewu 52 140 ton
Kelurahan Kepatihan,
Tulungagung 312 2.057 ton
Bago
Kutoanyar - -
Kedungwaru Tapan 134 440 ton
Rejoagung 25 450 ton
Ringinpitu 97 651 ton
Tunggulsari 50 356 ton
Ketanon 136 585 ton
Ngantru Pojok, Bendosari 80 260 ton
Sumbergempol Sumberdadi 41 90 ton
Rokok Kedungwaru Tapan, Kedungwaru
Ringinpitu
Kelurahan Jepun,
Tulungagung
Kenayan
Boyolangu Beji, Waung, Bono
Ngantru Pojok
Sumbergempol Podorejo
Sendang Dono
Ngunut, Kaliwungu,
Kacang Shanghai Ngunut 48 252.000 kg
Kalangan
Kecap Tulungagung Kenayan, Tertek, Bago 70 180.204 liter
Kedungwaru Tapan, Kedungwaru 16 81.660 liter
Ngunut Gilang 13 21.300 liter
Karangrejo Karangrejo 8 192.000 liter
Kauman Bolorejo 5 12.300 liter
Permen Boyolangu Beji -
Tulungagung Kenayan, Tertek, Bago 30 30.000 kg
Emping Mlinjo Ngantru Pojok 140 210.000 kg
Roti Boyolangu Beji - -
Ngunut Ngunut 4 4.500 kg
Tulungagung Tertek, Tamanan 38 112.650 kg
Ngantru Ngantru 25 51.060 kg
Besuki Wateskroyo - -
Tahu Kedungwaru Plosokandang 126 378.000 kg
Ngantru Bendosari 80 268.800 kg
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-53
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
KAPASITAS
SKALA/NAMA LOKASI JUMLAH
NO JENIS INDUSTRI LOKASI DESA PRODUKSI KET
INDUSTRI KECAMATAN PEKERJA
(SATUAN/TAHUN)
Tempe Gondang Bendosari 193 259.087 kg
Rejosari 101 141.214 kg
Kalidawir Jabon 10 54.167 kg
Makanan Ternak Kauman Panggungrejo - -
Rejotangan Buntaran, Rejotangan 27 625.400 kg
Jamu Tulungagung Kampungdalem - -
Gula Merah Bandung Talun Kulon - -
Besuki Kedungwilut - -
Kopi Bubuk Bandung Gandong 13 2.850 kg
Tulungagung Kampungdalem - -
Es Lilin Tulungagung Jepun 6 1.250 batang
Batu Bata Gondang Tiudan 144 6.912.000 bh
Sumbergempol Podorejo 20 960.000 bh
Genteng Gondang Notorejo 765 81.719.700 bh
Sidem 251 12.048.000 bh
Ngunut Sumberingin Kulon 1.220 81.600.000 bh
Pandansari 675 32.400.000 bh
Anyaman Bambu Gondang Dukuh 736 117.075 bh
Gondosuli 380 46.157 bh
Kendal 325 38.950 bh
Sepatan 244 42.273 bh
Kesed Sumbergempol Jabalsari 103 278.100 bh
Sambijajar 45 161.500 bh
Podorejo 45 161.500 bh
Trenceng 40 135.000 bh
Kalidawir Tanjung 50 175.000 bh
Joho 34 91.800 bh
Pagersari 15 40.500 bh
Kerajinan Sumpit Bambu Kedungwaru Plandaan - -
Boyolangu Beji - -
Kerajinan dari : - -
Kayu Kedungwaru Boro - -
Ngunut Ngunut - -
Mebel/Kusen Pagerwojo Kradinan - -
Sendang Nyawangan 15 7.575 bh
Kayu Olahan Ngunut Pulosari - -
Sumbergempol Jabalsari - -
Ngantru Pinggirsari, Bendosari - -
Ngantru, Mojoagung - -
Pojok - -
Peti Kemas Boyolangu Serut - -
Tulungagung Kenayan - -
Kedungwaru Boro - -
Bandung Bulus - -
Ngunut Selorejo, Gilang, Pulosari - -
Pinggirsari, Pojok,
Ngantru - -
Ngantru
Campurdarat Sawo, Campurdarat - -
Karangrejo Tulungrejo - -
Percetakan Percetakan Tulungagung Tulungagung - -
Ngunut Ngunut - -
Kedungwaru Kedungwaru - -
Boyolangu Boyolangu - -
Sumber data: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, 2010
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-54
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.5.6.8 Pariwisata
Kabupaten Tulungagung merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pariwisata sebagai salah satu alternatif daerah tujuan wisata unggulkan Jawa Timur
maupun Nasional, karena keanekaragaman daya tarik wisata yang dimilikinya.
Daya tarik wisata di Kabupaten Tulungagung terdiri dari:
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-57
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.6 Potensi Masalah dan Prospek Pengembangan
1.6.1 Struktur Ruang
1.6.1.1 Sistem Pelayanan
Potensi
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-58
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Interaksi antara permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan dapat
ditingkatkan untuk mendorong keseimbangan penataan ruang.
Pengembangan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) pada beberapa kawasan
perdesaan untuk mendorong wilayah hinterland.
Pengembangan sentra kawasan agropollitan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-60
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Pembangunan sub terminal pada lokasi-lokasi terminal bayangan untuk
meningkatkan fungsi penggunaan ruang.
Peningkatan kegiatan (ekonomi dan pendidikan) di Kabupaten Tulungagung
akan mendorong pergerakan kereta api yang semakin besar, baik pergerakan
lokal maupun regional.
Peningkatan penggunaan angkutan kereta api untuk angkutan barang.
B. Sampah dan Limbah
Potensi
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-61
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
UPTD Kalidawir, UPTD Ngunut, UPTD Boyolangu, UPTD Kauman, UPTD
Tulungagung, UPTD Ngantru serta Waduk Wonorejo.
Kabupaten Tulungagung bagian tengah (Kota Kecamatan Tulungagung) dilalui
oleh sistem perpipaan air bersih dari PDAM yang dapat dikembangkan ke
kawasan perkotaan lainnya untuk mendukung pertumbuhan wilayah.
Masalah
Kondisi air tanah dangkal di Kabupaten Tulungagung pada umumnya kurang baik
karena hanya 8 kecamatan yang memiliki kualitas dan kuantitas air tanah
dengan kategori baik untuk kebutuhan air baku.
Tingginya ketergantungan terhadap air tanah sebagai sumber air minum karena
pasokan dari sumber air permukaan/ PDAM belum dapat memenuhi kebutuhan.
Sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan keberlanjutan air baku dari air
tanah.
Terjadinya kebocoran air pada jaringan sistem distribusi perpipaan, kebocoran
pada fasilitas umum, serta kurangnya pengelolaan sistem administrasi keuangan
PDAM yang baik.
Peraturan yang menyangkut kelestarian sumber daya air di Kabupaten
Tulungagung belum diberlakukan dan dilaksanakan dengan optimal.
Prospek Pengembangan
Kawasan hutan lindung yang seharusnya mempunyai fungsi lindung tetapi saat
ini digunakan untuk budidaya terdapat prospek pengembangan untuk kawasan
budidaya tetapi memiliki fungsi lindung seperti perkebunan tanaman tegakan
tinggi, tanaman tahunan yang secara fisik juga memiliki fungsi lindung.
Peningkatan nilai manfaat hutan lindung dengan mengambil hasil sampingan
non kayu disertai partisipasi masyarakat, seperti pemanfaatan hutan lindung
untuk kegiatan pariwisata (eco tourism). Dengan adanya kegiatan yang
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, maka masyarakat akan
berusaha melestarikan keberadaan kawasan lindung yang ada di sekitarnya
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-63
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peningkatan peran serta masyarakat dalam program hutan kemasyarakatan
melalui berbagai program kerjasama.
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Potensi
Sebagian besar kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Tulungagung
masih cukup terpelihara dan dimanfaatkan dengan baik, seperti kawasan
sempadan pantai di pantai Popoh, daerah sekitar DAS Brantas dan DAS
Gedangan-Dlodo, kawasan sekitar mata air di UPTD Gondang, Karangrejo,
Kalidawir, Bandung.
Kawasan perlindungan setempat seperti sempadan sungai dan kawasan waduk
dapat digunakan dimanfaatkan untuk memenuhi kepentingan akan air baku di
wilayah Kabupaten Tulungagung.
Kawasan perlindungan setempat dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata
dan pusat pertumbuhan wilayah seperti kawasan Sidem, Sine dan Brumbun yang
merupakan permukiman nelayan yang telah ditata dan diatur dengan baik dan
kawasan sekitar Pantai Popoh yang terdapat Tempat Pelelangan Ikan.
Masalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-64
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung belum memiliki bentuk mitigasi dan penanganan pasca
bencana secara optimal.
Belum adanya tindakan yang tegas terhadap bentuk pelanggaran yang terjadi
pada kawasan lindung yang dapat menimbulkan bencana longsor dan banjir.
Prospek Pengembangan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-65
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Mengoptimalkan peran pemerintah untuk menindak para pelaku penebangan
liar dan mendorong masyarakat untuk melakukan reboisasi dan penanaman
kembali terhadap kawasan hutan yang telah dieksploitasi hasil hutannya.
Memberlakukan aturan tentang sistem tebang pilih untuk mengoptimalkan hasil
produksi sekaligus melindungi hutan dari kerusakan akibat penebangan secara
liar.
Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengolah hasil produksi hutan
sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dan meningkatkan perekonomian
daerah.
B. Kawasan Hutan Rakyat
Potensi
Luas hutan rakyat sekitar 5,5 % dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.
Hasil produksi hutan rakyat berupa kayu jati, akasia, sengon, mahoni dan
sebagainya dapat diolah menjadi kayu yang siap dipasarkan.
Masalah
Potensi pertanian di Kabupaten Tulungagung cukup besar yang terdiri dari lahan
sawah dan tegalan dengan luas total sekitar 42,93% dari luas lahan di
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-66
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung. Lahan sawah dan tegalan tersebar merata di seluruh
kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
Hasil produksi pertanian di Kabupaten Tulungagung menunjukkan trend
meningkat seperti produksi padi, sayuran, ubi kayu, kedelai dan jagung.
Masalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-67
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Luas kawasan perkebunan (perkebunan rakyat dan perkebunan besar) yang
cukup besar yaitu sebesar 7,64 % dari total luas wilayah di Kabupaten
Tulungagung.
Hasil produk perkebunan di Kabupaten Tulungagung memiliki beberapa
komoditas unggulan seperti kelapa, teh, karet, tembakau dan tebu yang
mempunyai nilai jual cukup tinggi. Komoditas unggulan ini dapat diolah dan
diekspor
Masalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-68
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kabupaten Tulungagung memiliki sumberdaya peternakan yang cukup besar dan
tersebar di seluruh kecamatan seperti ternak sapi potong, sapi perah, kambing,
domba, burung dara, ayam dan itik.
Adanya dukungan potensi lahan pertanian yang cukup potensial dalam
penyediaan pakan ternak seperti komoditas jagung dan rumput pakan ternak.
Minat, sikap dan perilaku petani untuk beternak cukup tinggi
Masalah
Bantuan dana untuk petani dalam mengembangkan kegiatan peternakan belum
mampu untuk merespon kebutuhan masyarakat tani ternak
Belum tersedianya pengelolaan yang layak terhadap limbah ternak
Belum adanya pengolahan hasil peternakan secara optimal dari petani.
Prospek Pengembangan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-69
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kondisi Samudera Indonesia yang berombak/bergelombang cukup besar dengan
kedalaman laut lebih dari 1.000 meter yang cukup berbahaya bagi nelayan
untuk melaut apabila menggunakan perahu sederhana.
Terbatasnya sarana dan prasarana penangkapan ikan (perahu, jaring, motor,
cool box) yang dimiliki oleh nelayan yang beroperasi di pesisir pantai selatan
Kabupaten Tulungagung, sehingga hasil tangkap ikan laut juga sangat terbatas.
Selain itu, fasilitas pelabuhan pendaratan ikan yang telah tersedia di
Kecamatan Besuki belum dikelola secara optimal.
Penangkapan ikan di laut banyak dijumpai perlakukan-perlakuan yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian biota perairan seperti
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, bahan beracun,
kompresor, serta migrasi nelayan dalam jumlah besar secara insidental.
Masih rendahnya tingkat pengetahuan nelayan terhadap tata letak/ migrasi/
ruaya dari berbagai jenis ikan, sehingga hasil yang diperoleh jumlahnya tidak
menentu.
Pemanfaatan perairan umum di Kabupaten Tulungagung masih belum optimal,
khususnya di Waduk Wonorejo
Mutu induk lele dumbo yang dibudidayakan petani berada pada tingkat yang
memprihatinkan dan mudah terserang penyakit karena sudah waktunya diganti.
Selain itu, harga jual lele sangat berfluktuasi sehingga kurang menguntungkan
bagi petani.
Harga pakan ikan buatan/ pellet selalu mengalami kenaikan sehingga
mengurangi keuntungan petani hingga sering mengakibatkan kerugian.
Kurangnya induk yang berkualitas untuk budidaya ikan hias karena sangat
mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.
Prospek Pengembangan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-72
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Menyederhanakan berbagai peraturan dan prosedur perijinan yang berada
dalam kewenangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sehingga mampu
menekan praktik ekonomi biaya tinggi.
Peningkatan akses dan perluasan pasar ekspor dengan memfasilitasi eksportir
maupun calon eksportir dalam hal informasi peluang pasar, mengikutsertakan
dalam kegiatan pameran berskala Regional dan Nasional serta memfasilitasi
mutu produk yang berpotensi ekspor.
Menguatkan fungsi kelembagaan perdagangan seperti perlindungan konsumen
maupun kemetrologian, pengembangan jaringan pasar dan jaringan
pemberdayaan pedagang kecil dan menengah dalam akses pasar dan
manajemen.
Mewujudkan sistem informasi pasar dan teknologi.
Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan aspek
lingkungan dan keberlanjutan
Memberikan bantuan modal dalam bentuk kemitraan maupun kredit UKM.
Mendorong industri kecil dan menengah untuk melakukan diversifikasi produk
demi peningkatan daya saing, baik di pasar lokal, regional, nasional maupun
internasional.
Mensosialisasikan dan mendorong penerapan HAKI, Eco Labelling, SNI, ISO dan
sebagainya.
I. Kawasan Pariwisata
Potensi
Kabupaten Tulungagung memiliki banyak obyek wisata dan memiliki banyak
kelebihan tersendiri seperti wisata pantai, pegunungan dan wisata budaya yang
tidak kalah dengan obyek wisata terkenal lainnya di Indonesia.
Beberapa obyek wisata telah dikembangkan seperti obyek wisata pantai (Pantai
Popoh), wisata bendungan (waduk Wonorejo) dan taman wisata (Pemandian
Srabah, Pesanggrahan Argowilis).
Akses menuju lokasi wisata pada beberapa tempat sudah dilayani oleh angkutan
umum serta tersedia fasilitas penginapan bagi wisatawan.
Pengelolaan terhadap beberapa lokasi wisata sudah cukup baik sehingga
membuat wisatawan terasa nyaman dan ingin kembali berkunjung.
Masalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-73
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Jarak obyek wisata, terutama pantai, cukup jauh dari pintu gerbang wisata
Kabupaten Tulungagung.
Aksesibilitas untuk wisata di Kabupaten Tulungagung bagian selatan dan
wisatacandi relatif rendah karena tidak ditunjang oleh prasarana jalan dan
sistem angkutan yang baik.
Lokasi masing-masing obyek wisata yang tersebar dan memiliki jarak yang
cukup jauh menyebabkan sulitnya pengembangan suatu zona wisata yang
terpadu
Banyak lahan lokasi wisata yang merupakan milik Perhutani, sehingga sulit
untuk dikembangkan.
Pada obyek yang sudah dikembangkan, pengaturan/ penataan ruangnya kurang
sempurna sehingga mengurangi daya tarik bagi wisatawan.
Vegetasi untuk menunjang daya tarik wisata banyak yang mengalami kerusakan
Prospek Pengembangan
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-74
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Terdapat kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yaitu Kecamatan
Tulungagung, Kawasan Perkotaan Koridor Campurdarat-Pakel-Bandung,
Kawasan Perkotaan Ngunut.
Kawasan yang perlu penanganan lebih lanjut secara ekonomi yakni kawasan
tertinggal di Tulungagung bagian Utara (Kecamatan Sendang dan Pagerwojo)
dan bagian Selatan (Kecamatan Pucanglaban dan Tanggunggunung).
Kawasan strategis wisata unggulan adalah kawasan wisata pantai di bagian
selatan Kabupaten Tulungagung (terutama pantai Popoh di Kecamatan Besuki),
Kawasan Waduk Wonorejo, dan Kawasan Wisata Argo Wilis.
Kawasan strategis fungsional meliputi Kawasan Perkotaan Tulungagung-Ngantru
(Pusat Pemerintahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa), Kawasan Perkotaan
Boyolangu (kawasan fungsional pendidikan), Kawasan Perkotaan Koridor
Gondang-Kauman-Karangrejo (kawasan fungsional perdagangan dan jasa di
Kalangbret), serta kawasan pertambangan di wilayah Selatan di Kabupaten
Tulungagung yaitu Kecamatan Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung,
Campurdarat, Pakel, Bandung, dan Besuki.
Masalah
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-75
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kawasan pesisir di Kabupaten Tulungagung ditinjau dari kondisi fisiknya
sebagian besar merupakan kawasan dengan fungsi perlindungan (perlindungan
sempadan pantai) dan rawan bencana alam (rawan tsunami).
Kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung memiliki potensi pengembangan
kegiatan ekonomi seperti potensi obyek wisata dan potensi perikanan tangkap.
Sebagian besar dari potensi-potensi tersebut masih belum dikelola (kondisi
alami)
Kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi perikanan yang
cukup besar dan sangat menunjang perikanan laut seperti adanya Tempat
Pelelangan Ikan di Sidem, dekat Pantai Popoh, Kecamatan Besuki. TPI tersebut
dikelola oleh KUD MINA KARYA yang dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan nelayan dan meningkatkan taraf hidup anggotanya.
Masalah
Potensi dan kekayaan pesisir/ laut dikhawatirkan akan mengalami kerusakan
pantai akibat gelombang air laut yang cukup besar, pengelolaan yang kurang
optimal, penangkapan ikan dengan menggunakan peledak yang dapat merusak
biota laut.
Kurangnya pengelolaan kawasan dan pemeliharaan sarana-prasarana yang ada,
misalnya kondisi pantai dan lingkungan sekitarnya yang terlihat masih kotor dan
kurang terurus, sarana-prasarana obyek wisata yang kurang berkembang,
sarana-prasarana perikanan yang kurang memadai.
Belum adanya aturan penetapan wilayah sempadan pantai di pesisir Selatan
Kabupaten Tulungagung sejauh 100 meter dari tepi pantai untuk melindungi
masyarakat dari bahaya tsunami.
Prospek Pengembangan
Pemanfaatan kawasan lindung di kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung untuk
kegiatan lain yang tidak merusak/ mengganggu keseimbangan kelestarian
lingkungan, yakni seperti pengembangan kegiatan wisata alam, kegiatan
penelitian dan wisata pendidikan sehingga selain memberikan manfaat ekonomi
juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian
lingkungan terutama di kawasan pesisir yang cenderung rentan terhadap
perubahan di wilayah darat maupun perairan
Peningkatan pemanfaatan potensi di pesisir Kabupaten Tulungagung khususnya
perikanan tangkap secara ramah lingkungan sehingga dapat mendorong
keberlanjutan dalam jangka panjang.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-76
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Pemanfaatan potensi sumber daya alam dan pengembangan kegiatan potensial
(wisata dan perikanan tangkap) di kawasan pesisir Kabupaten Tulungagung ini
dapat dioptimalkan apabila dikembangkan akses menuju kawasan dan
pembenahan sarana-prasarana kawasan pesisir.
Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat untuk pengembangan
dan pengelolaan kawasan pesisir
Perlu adanya peraturan daerah yang tegas dalam mengatur kelestarian
ekosistem pantai dan zonasi wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung
Kawasan Pantai Popoh di Kecamatan Besuki sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan percontohan pengembangan wisata pantai dan
pengembangan kegiatan perikanan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-77
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
jalur perkeretaapian ganda ditujukan pada jalur-jalur perkeretaapian Malang –
Kepanjen – Blitar – Tulungagung – Kertosono.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-78
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3881);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4866);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-80
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4925);
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-81
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4242);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-82
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4696);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4859);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-83
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Persetujuan Subtansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW
wilayah Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Wilayah Kabupaten;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tetang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11 Tahun 1991
tentang Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
(Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1991 Nomor 1 Seri
C);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Hutan di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2003
Nomor 1 Seri E);
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penertiban dan
Pengendalian Hutan Produksi di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 2 Seri E);
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-85
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun 2005—2025;
1.9.1 Pendahuluan
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan, rencana dan
program (KRP).
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-86
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
(1) Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat;
setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
2. Peraturan pemerintah No 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Pasal 25, 27, 33 dan 35 menyatakan bahwa prosedur penetapan RTRW Nasional,
Provinsi, Kabupaten, Kota dilakukan melalui KLHS.
Penentuan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tulungagung tidak terlepas
dari azas penyusunan rencana tata ruang dan tujuan penetapan ruang wilayah
kabupaten secara umum. Azas dan tujuan penyusunan rencana tata ruang tersebut
merupakan pedoman untuk merumuskan tujuan penataan ruang serta pedoman
pelaksanaan penyelenggaraan tata ruang dan pembangunan wilayah Kabupaten
Tulungagung.
Sedangkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional adalah untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional melalui :
Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang
Isu lingkungan hidup utama yang sangat penting dan perlu ditangani sesegera
mungkin baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat :
Penurunan debit mata air dan waduk/telaga
Jumlah mata air yang terinventarisasi sebanyak 134 buah dengan kondisi debit
yang makin menurun. Di samping itu terdapat 5 buah waduk/telaga yang salah
satunya adalah waduk terbesar di Kabupaten Tulungagung yaitu Waduk
Wonorejo di mana airnya juga dipergunakan untuk suplai air di Surabaya
melalui Sungai Brantas. Seperti halnya mata air, debit air waduk juga
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-87
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan di beberapa wilayah tangkapan air
terdapat penebangan hutan yang cenderung berlebihan, padahal hutan
berfungsi sebagai hidroorologis.
Ironisnya kondisi lahan hutan yang tidak ada tanaman (gundul) dimanfaatkan
masyarakat sekitar hutan untuk pertanian tanaman semusim padahal kawasan
tersebut memiliki berbagai tingkat kelerengan/ kemiringan. Di samping itu
hutan yang gundul juga menampakkan bebatuan sehingga masyarakat mudah
mengambil/menggali yang mana sebagian besar tanpa izin.
Kondisi mata air sangat dipengaruhi oleh luas hutan, jenis vegetasi dan
kerimbunan kawasan tangkapan air (catchment area). Semakin luas dan rimbun
suatu daerah tangkapan air, maka akan semakin banyak dan semakin besar
sumber airnya. Meski setiap awal musim penghujan dilaksanakan penanaman
tanaman penghijauan melalui berbagai kegiatan namun tingkat keberhasilannya
masih belum memadai sehingga pemulihan debit air perlu waktu yang panjang.
Di samping itu lokasi penambangan batu tanpa izin serta lahan pertanian yang
dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan berada di wilayah Perum Perhutani
sehingga diperlukan koordinasi lintas sektor dalam upaya pengendalian
eksploitasi hutan dan lahan sebagai pemulihannya.
Pencemaran air sungai
Pencemaran air sungai khususnya Sungai Brantas (mengalir ke Surabaya), Kali
Jenes (sungai di perkotaan), dan Kali Ngrowo (mengalir ke Pantai Selatan)
mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai. Kegiatan yang membuang
limbah ke sungai perkotaan didominasi oleh limbah rumah tangga dan sebagian
industri kecil serta perhotelan yang membuang limbah ke Sungai Brantas,
diantaranya terdapat beberapa industri peternakan dan elektroplating
(pelapisan logam) serta Pabrik Kertas CV. Setia Kawan, sedang yang membuang
limbah ke Kali Ngrowo adalah PG. Modjopanggoong.
Pemantauan secara berkala kualitas air sungai dilakukan oleh Kantor
Lingkungan Hidup dan Perum Jasa Tirta, namun demikian hasilnya tetap belum
dapat memenuhi baku mutu air sesuai peruntukannya (Keputusan Gubernur
Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri dan Usaha lainnya). Industri yang membuang limbah ke sungai
dikarenakan belum memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah dan kebanyakan yang
dimiliki adalah Unit Penampungan Limbah saja.
Industri yang sudah memiliki IPAL seperti Pabrik Kertas CV. Setia Kawan dan
PG. Modjopanggoong apabila terjadi overload pada IPAL maka air limbah juga
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-88
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
dibuang ke sungai sehingga menambah beban pencemaran sungai yang sudah
sarat dengan kegiatan pembuangan limbah domestik.
Pencemaran udara
Penurunan kualitas udara bersifat temporer terutama di kawasan dekat
kegiatan industri yang sering dilaporkan oleh masyarakat adalah kegiatan PG.
Modjopanggoong dan Pabrik Kertas CV. Setia Kawan serta kawasan industri kecil
penggergajian batu marmer dan onyx di wilayah Kecamatan Campurdarat dan
Besuki. Debu yang dihasilkan oleh kegiatan industri meski memiliki dust
collector namun sebagian masih keluar dan mencemari lingkungan sekitarnya
bahkan sampai radius 1 km.
Pencemaran limbah padat domestik (sampah)
Timbulan sampah rumah tangga yang tidak terkendali merupakan konsekuensi
logis dari aktivitas masyarakat dan industri yang berdampak pada permasalahan
lingkungan di perkotaan. Sampah yang dihasilkan kegiatan rumah tangga saat
ini mencapai 390,68 m³/hari sedangkan yang terangkut ke TPA sebesar 50,81%.
Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam pengelolaan sampah adalah
satu kendala dalam pengendalian pencemaran limbah rumah tangga di samping
keterbatasan sarana dan prasarana persampahan. Oleh karena itu masih banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan membakar sampah
secara terbuka (open burning) yang berdampak pada pencemaran udara.
Limbah pertanian dan peternakan
Limbah pertanian ada yang dimanfaatkan untuk pakan ternak, namun di
beberapa tempat masih banyak dijumpai petani yang membakar limbah
pertanian seperti jerami di sawahnya sehingga berdampak pada pencemaran
udara.
Limbah peternakan yang tidak dikelola dengan baik merupakan sumber
pencemaran udara, air dan tanah. Di Kabupaten Tulungagung terdapat 92.379
ekor sapi, 550 ekor kerbau, 75.099 ekor kambing, 15.109 ekor domba, 11.995
ekor babi, dan 4.596.404 ekor ayam. Yang sangat potensial terhadap
pencemaran lingkungan.
Pada umumnya limbah peternakan belum dikelola dengan baik dan sanitasi
kandang masih kurang. Pemanfaatan limbah ternak masih terbatas hanya
sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian, perkebunan dan hutan.
Sementara itu untuk pengendalian pencemaran bau pada peternakan melalui
pengelolaan pola makan dan sanitasi kandang.
Pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-89
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Kegiatan pembangunan yang terus meningkat khususnya di bidang industri akan
meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan, termasuk limbah bahan
berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan
kesehatan manusia. Limbah B3 di Kabupaten Tulungagung kebanyakan
dihasilkan oleh industri elektroplating (pelapisan logam), rumah sakit dan
laboratorium medis yang pada umumnya pengelolaannya masih sangat
sederhana dan hanya ditampung/ dikumpulkan saja. Sedangkan limbah medis
sebagian sudah dikirim ke RSUD Dr. ISKAK untuk dimusnahkan di incenerator.
Upaya pengendalian pencemaran limbah B3 sementara ini terbatas pada
penggunaan polutan di media lingkungan dikurangi dan meningkatkan
koordinasi lintas sektoral serta pembinaan dan sosialisasi. Dan apabila
memungkinkan dikembangkan penggunaan teknologi bioremediasi yang telah
diujicobakan di Rumah Sakit swasta ERA MEDIKA di Kecamatan Ngunut.
Degradasi hutan
Hutan merupakan sumber plasma nutfah, tindakan perusakan hutan termasuk di
dalamnya penebangan hutan secara liar (illegal logging) menyebabkan
terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan meluasnya
lahan kritis.
Hilangnya sebagian besar tegakan di hutan dalam jangka waktu yang singkat
dan terjadi begitu cepat tidak mampu diimbangi dengan kegiatan penghijauan
yang membutuhkan dana besar serta jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu penghijauan tidak hanya dilakukan di lahan hutan maupun
lahan kosong lainnya yang bukan hutan guna mempercepat pemulihan kualitas
lingkungan.
Penambangan tanpa izin
Kekayaan alam di Kabupaten Tulungagung khususnya bahan tambang seperti
marmer, mangaan, pasir besi, dan bahan galian lainnya saat ini banyak menjadi
incaran investor untuk mengelolanya. Dengan pertimbangan ekonomi mampu
menghasilkan pemasukan besar bagi daerah dan keuntungan bagi yang
mengelola maka permintaan perizinan untuk melakukan pengelolaan kekayaan
alam yang tersimpan di perbukitan Tulungagung Selatan diperkenankan. Di sisi
lain banyak dijumpai penambangan tanpa izin oleh masyarakat seperti
penambangan batu, pasir, pasir besi, dan lain-lain. Meskipun luas lahan yang
dieksploitasi dapat dikatakan kecil namun karena jumlah penambang banyak
dan waktu yang tidak terbatas maka akan memberikan kontribusi yang besar
terhadap kerusakan lingkungan.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-90
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Degradasi keanekaragaman hayati
Keanekaragaman sumber daya hayati telah dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan manusia, namun pemanfaatan yang tidak bijaksana berdampak pada
rusaknya habitat, punahnya flora fauna dan berkurangnya keragaman genetik.
Di Kabupaten Tulungagung keanekaragaman hayati cenderung makin menurun,
hal ini karena pemanfaatan secara berlebihan, alih fungsi dan penurunan
kualitas serta perusakan habitat memberikan kontribusi nyata terhadap
berkurangnya keanekaragaman hayati di samping adanya pencemaran
lingkungan dan perubahan iklim global.
Upaya pelestarian keaneragaman hayati telah dilakukan terhadap fauna
identitas Kabupaten Tulungagung yaitu kera ekor panjang (Macaca fascicularis)
dan tanaman Duku Tulungagung (Lansium domesticum) namun hasilnya masih
jauh dari harapan.
Kerusakan pesisir/pantai
Kerusakan lingkungan wilayah pesisir/pantai dapat berupa kerusakan fisik
pantai karena abrasi, kerusakan terumbu karang dan kerusakan karena
pengambilan pasir besi, sedimentasi aliran sungai yang dibuang ke laut dan
sebagainya.
Sedimentasi di Pantai Selatan khususnya sekitar Terowongan Neyama
dikarenakan kegiatan pengaliran sungai melalui terowongan tersebut ke laut. Di
samping itu terdapat kegiatan penambangan pasir besi di Pantai Sine meskipun
perizinan masih dalam proses. Upaya mengendalikan kerusakan pantai adalah
dengan pemanfaatan kawasan pesisir sebagai usaha tambak udang sehingga
sekitarnya ditanami tanaman yang berfungsi sebagai green belt serta
penanaman mangrove dan tanaman pantai lainnya. Kegiatan penanaman
mangrove masih belum sesuai harapan mengingat laut selatan memiliki ombak
yang sangat besar sehingga mangrove sulit tumbuh dengan baik.
Isu Lingkungan Hidup Lainnya
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-91
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Sementara ini yang telah dilakukan dalam upaya mengendalikan dampak
pemanasan global adalah melalui sosialisasi dampak pemanasan global kepada
masyarakat, aparatur pemerintah dan dunia usaha serta meningkatkan peran
sertanya dalam penghijauan.
Bencana angin puting beliung
Bencana alam puting beliung yang terjadi pada tanggal 15 -16 Desember 2007
telah menimpa 7 desa di Kecamatan Pakel, Kecamatan Gondang dan 1 desa
Kecamatan Boyolangu.Bencana alam puting beliung yang terjadi pada tanggal
31 Desember 2007 yang telah menimpa 8 desa di Kecamatan Pakel, 3 desa di
Kecamatan Boyolangu, 6 desa di Kecamatan Gondang, 1 desa di Kecamatan
Pucanglaban, 2 desa di Kecamatan Sendang dan 4 desa di Kecamatan Pagerwojo
Total 24 desa.
Meskipun kejadian ini tidak merenggut nyawa namun telah menyebabkan
kerugian harta benda akibat rusaknya sejumlah rumah dan fasilitas umum.
Sedangkan selama tahun 2008 terdapat bencana angin puting beliung pada
tanggal 5 Pebruari 2008 di wilayah Kecamatan Campurdarat, 1 Maret 2008
menimpa Desa Boro Kecamatan Kedungwaru, dan 10 Oktober 2008 di Desa
Nyawangan Kecamatan Sendang.
Untuk lebih jelasnya mengenai kajian pengaruh ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-92
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.26 Kajian Cepat KLHS Kabupaten Tulungagung
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-93
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Isu Pembangunan Degradasi Konversi/Alih Kualitas
Pelayanan Taraf Frekuensi
dan Alih Fungsi Lahan Air Potensi Ekosistem Frekuensi
Polusi Terhadap Hidup Dampak
Fungsi Pertanian Sungai Banjir Pesisir Dampak +
Masyarakat Masyarakat -
Program Pembangunan Hutan Produktif Utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
budidaya b. Pengembangan kawasan
– – – – – + + 2 4
pertambangan
c. Pengembangan kawasan
– – + + 2 2
perkantoran
d. Pengembangan pariwisata – + 1 1
e. Pengembangan kawasan
– – – + + 2 3
industri
Frekuensi Dampak + 1 1 6 5 0 1 22 11
Frekuensi Dampak - 4 13 9 7 7 6 0 0
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-94
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
1.9.4 Rekomendasi
Rekomendasi dari adanya kegiatan pembangunan tersebut sehingga
pembangunan yang dijalankan tidak merugikan lingkungan dan menciptakan
pembangunan yang berkelanjutan adalah sebagai berikut:
Pada pengembangan jaringan jalan dilakukan juga pemberian vegetasi pada kiri
kanan jalan untuk mengurangi dampak polusi suara dan udara;
Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau-pulau jalan untuk menambah kawasan RTH;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup;
Pentaatan dan penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup; dan
Bab 1 : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang; azas penataan ruang, visi dan misi
penataan ruang, pengertian dan ruang lingkup, dasar hukum, serta sistematika
pembahasan. Selain itu dijelaskan pula mengenai profil wilayah dan diskripsi potensi
masalah, prospek pengembangan serta kondisi yang diharapkan pada Wilayah
Kabupaten Tulungagung.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-95
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Bab 2 : Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Bab ini berisikan tentang perumusan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
dan pengembangan wilayah Kabupaten Tulungagung.
Bab 3 : Rencana Struktur Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang kriteria dan rencana sistem kawasan perdesaan dan
perkotaan; sistem pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan; rencana sistem jaringan
prasarana wilayah.
Bab 4 : Rencana Pola Ruang Wilayah
Bab ini berisikan tentang rencana pola ruang wilayah kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Rencana kawasan lindung dan budidaya sesuai dengan jenis, kriteria
penetapan dan rencana persebarannya.
Bab 5 : Penetapan Kawasan Strategis Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang penetapan dan pengelolaan kawasan strategis
meliputi kawasan hankam, kawasan ekonomi, kawasan sosio-kultural, dan kawasan
penyelamatan lingkungan hidup maupun rencana kawasan strategis lainnya.
Bab 6 : Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang perumusan program strategis operasionalisasi rencana
tata ruang wilayah berupa indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan.
Bab 7 : Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pada bab ini berisikan tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan
zonasi; ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif; serta arahan sanksi.
Selain itu juga tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang; sanksi
administratif yang diberikan jika ada pelanggaran.
Bab 8 : Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat
Pada bab ini berisikan tentang hak, kewajiban dan peran serta masyarakat dalam
penataan ruang.
Bab 9 : Penutup
Pada bagian akhir ini dilengkapi dengan arahan pengembangan pada masa yang akan
datang, serta rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang kegiatan
pembangunan dan pengembangan wilayah.
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-96
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029
Tabel 1.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ...... 1-15
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ............................. 1-18
Tabel 1.3 Luas Wilayah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 1-
21
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010. 1-22
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tulungagung ... 1-23
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat PendidikanKabupaten Tulungagung Tahun
2009/2010.................................................................................................................... 1-24
Tabel 1.7 Kawasan Rawan Tsunami berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung No.854
Tahun 2002.................................................................................................................. 1-25
Tabel 1.8 Kawasan Rawan Gerakan Tanah berdasarkan Keputusan Bupati Tulungagung
No. 854 Tahun 2002 .................................................................................................... 1-25
Tabel 1.9 Bencana Alam Banjir Di Kabupaten Tulungagung Tahun 2007 .................... 1-26
Tabel 1.10 Bencana Alam Banjir di Kabupaten Tulungagung Tahun 2008 ................... 1-26
Tabel 1.11 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung.... 1-28
Tabel 1.12 Bencana Tanah Longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Tulungagung.... 1-28
Tabel 1.13 Nama Sungai di Wilayah Kabupaten Tulungagung ..................................... 1-32
Tabel 1.14 Curah Hujan Menurut Kecamatan dan Bulan (mm) di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2009.................................................................................................................. 1-34
Tabel 1.15 PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009..... 1-42
Tabel 1.16 Produk Unggulan Kehutanan Kabupaten Tulungagung ............................... 1-43
Tabel 1.17 Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Tulungagung .................................. 1-44
Tabel 1.18 Penggunaan lahan Pertanian per Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun
2009............................................................................................................................. 1-45
Tabel 1.19 Produk Unggulan Perkebunan Kabupaten Tulungagung ............................. 1-46
Tabel 1.20 Produk Unggulan Perikanan Kabupaten Tulungagung ................................ 1-47
Tabel 1.21 Sebaran Potensi Perikanan Darat di Kabupaten Tulungagung ..................... 1-47
Tabel 1.22 Produk Peternakan Kabupaten Tulungagung............................................... 1-49
Tabel 1.23 Potensi Bahan Galian Tambang Kabupaten Tulungagung Tahun 2009 ....... 1-50
Tabel 1.24 Produk Unggulan Sektor Industri Kabupaten Tulungagung......................... 1-51
Tabel 1.25 Sebaran Industri di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010 ........................... 1-51
Tabel 1.26 Kajian Cepat KLHS Kabupaten Tulungagung............................................. 1-93
Hal.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 1-99
Kabupaten Tulungagung 2012-2032
Kabupaten Tulungagung 2010-2029