Anda di halaman 1dari 18

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Kawasan Nagari Tuo Pariangan


Tahun 2018

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana diatur dalam Undang-


Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, merupakan
sebuah langkah reformasi di bidang penataan ruang yang cukup
signifikan, telah memberikan kewenangan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan peningkatan diri sesuai dengan potensi
sumber daya, karakteristik dan budaya (kearifan lokal) masing-masing.

Peninggalan sejarah dan purbakala sebagai salah satu bentuk


sumberdaya budaya memiliki nilai akademik, ideologik dan ekonomi.
Salah satu bentuk nilai ekonomi yang dimilikinya adalah dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat
secara integral. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dengan
segala konsekuensinya akan membawa atmosfir baru pada kehidupan dan
tatanan Pemerintah. Daerah otonom yang tidak memiliki industri dan
miskin sumberdaya alam tetapi kaya akan sumberdaya budaya tentunya
akan mengembangkan sektor pariwisata yang diharapkan dapat
menggeneralisasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peninggalan sejarah
dan purbakala sebagai salah satu hasil budaya masa lalu yang ada di
Kawasan Nagari Tuo Pariangan Batusangkar, diharapkan juga mampu
memberikan sumbangan yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Pemanfaatan benda cagar budaya diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1992 yang antara lain dinyatakan bahwa benda cagar budaya
dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan,
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Tentunya dalam pemanfaatan benda

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

cagar budaya harus tetap memperhatikan fungsi sosial dan kelestarian.


Masalah kelestarian ini perlu diperhatikan karena umumnya benda cagar
budaya dan kawasan pusaka memiliki sifat-sifat langka, mudah rusak,
unik dan tidak dapat diperbaharui (non renewable).

Revitalisasi kawasan adalah upaya untuk menghidupkan kembali kawasan


mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan
mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang
dimililiki, pernah dimiliki atau yang seharusnya dimiliki oleh sebuah kota
sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan
kota yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dari
penghuninya.

Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana diatur dalam Undang-


Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, merupakan
sebuah langkah reformasi di bidang penataan ruang yang cukup
signifikan, telah memberikan kewenangan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk melakukan peningkatan diri sesuai dengan potensi
sumber daya, karakteristik dan budaya (kearifan lokal) masing- masing.
Undang-Undang ini mengamanatkan pentingnya penetapan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan, pertimbangan untuk mitigasi
bencana, persyaratan minimal ruang terbuka hijau 30 % di kawasan
perkotaan, pengenaan sangsi yang tegas di bidang penataan ruang.
Dalam konteks penyelenggaraan perencanaan penataan ruang di daerah
untuk menyusun rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang,
Kabupaten Tanah Datar sebagai suatu daerah otonom, belum memiliki
RDTR Kawasan Nagari Tuo Pariangan yang dijadikan panduan untuk
pembangunan. Oleh karena itu, perlu pula disusun Rencana Detail Tata
Ruang sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang.

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

Penyusunan RDTR dilakukan berdasarkan tingkat


urgensi/prioritas/keterdesakan penanganan kawasan tersebut di dalam
konstelasi wilayah, yang mengatur, menata serta menetapkan blok-blok
peruntukan pada kawasan fungsional kota, sebagai penjabaran ‘kegiatan’
ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antar
kegiatan fungsi dalam kawasan, agar tercipta lingkungan yang serasi,
selaras, seimbang dan terpadu. Penyusunan RDTR juga dilakukan dalam
rangka pengaturan zonasi, perizinan dan pembangunan kawasan agar
tercipta lingkungan yang serasi, selaras, seimbang dan terpadu. Kawasan
yang berkembang sendiri secara tepat, tanpa adanya pengendalian
pemanfaatan ruang, membuat kota berkembang tanpa penataan yang
jelas. Keadaan ini menjadikan wilayah/kota tumbuh tanpa arah, dimana
pertumbuhan kawasan cenderung berkembang secara sporadis. Untuk
jangka pendek, hal demikian tidak menjadi permasalahan yang berarti,
akan tetapi dalam jangka panjang hal tersebut dapat merugikan, karena
kota tumbuh dan berkembang secara tidak terarah sehingga memerlukan
kerja keras dan dana yang sangat besar untuk menata kawasan-kawasan
itu kembali.
Untuk mengatasi agar tidak terjadinya pengisian ruang/lahan yang tidak
terarah/tertata, maka diperlukan suatu rencana penataan ruang sebagai
pedoman dan arahan dalam pemanfaatan ruang, baik oleh Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Kecamatan maupun oleh masyarakat secara
umum, sehingga keserasian perkembangan pembangunan kawasan
perkotaan dengan wilayah perkembangannya dapat dicapai. Selain itu
dapat dimanfaatkan dalam rangka pengendalian program sektoral
maupun daerah serta keserasian pembangunan kawasan perkotaan dalam
jangka panjang.

Dalam penyelenggaraan penataan ruang, tugas dan fungsi


kabupaten/kota adalah melakukan pelaksanaan kegiatan penataan ruang

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

yang mencakup 3 (tiga) unsur, antara lain berupa perencanaan,


pemanfaatan serta pengendalian. Pengendalian pemanfaatan ruang
sendiri mencakup peraturan zonasi, perizinan, insentif dan disentif serta
pengenaan sanksi. Adanya produk perencanaan kota seperti RTRW saat
ini belum bersifat operasional, sehingga sulit untuk dijadikan rujukan
dalam pengendalian ruang kota.
Pelaksanaan otonomi daerah lebih dititik beratkan pada kabupaten/kota
untuk dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam rangka
memajukan potensi daerah. Salah satu hal penting yang menjadi tugas
masing-masing kabupaten/kota adalah melaksanaan penataan ruang
yang seiring dengan pertumbuhan kota yang semakin maju dengan segala
kompleksitasnya.

Produk tata ruang yang menjadi induk bagi pelaksanaan penataan ruang
kota adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Namun dalam
implementasinya di lapangan, masih banyak terdapat penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi berkaitan dengan pengaturan tata letak
bangunan, penggunaan lahan maupun hal-hal yang berkaitan dengan
penataan ruang lainnya.

Kawasan yang berkembang sendiri secara tepat, tanpa adanya


pengendalian pemanfaatan ruang, membuat kota berkembang tanpa
penataan yang jelas.. Keadaan ini menjadikan wilayah/kota tumbuh
tanpa arah, dimana pertumbuhan kawasan cenderung berkembang
secara sporadis. Untuk jangka pendek, hal demikian tidak menjadi
permasalahan yang berarti, akan tetapi dalam jangka panjang hal
tersebut dapat merugikan, karena kota tumbuh dan berkembang secara
tidak terarah sehingga memerlukan kerja keras dan dana yang sangat
besar untuk menata kawasan-kawasan itu kembali.

Untuk mengatasi agar tidak terjadinya pengisian ruang/ lahan yang tidak
terarah/ tertata, maka diperlukan suatu rencana penataan ruang sebagai

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

pedoman dan arahan dalam pemanfaatan ruang, baik oleh Pemerintah


Kabupaten, Pemerintah Kecamatan maupun oleh masyarakat secara
umum, sehingga keserasian perkembangan pembangunan kawasan
perkotaan dengan wilayahperkembangannya dapat dicapai. Selain
itu dapat dimanfaatkan dalam rangka pengendalian program sektoral
maupun daerah serta keserasian pembangunan kawasan perkotaan
dalam jangka panjang.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud
Maksud dari Penyusunan RDTR Kawasan Nagari Tuo Pariangan ini adalah
untuk mewujudkan rencana detail tata ruang yang mendukung
terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara aman,
produktif dan berkelanjutan..

Tujuan Umum

a. Menciptakan arahan bagi masyarakat dalam pengisian


pembangunan fisik kawasan.

a. Menciptakan pedoman bagi instansi dalam menyusun


zonasi, pemberian perizinan, dan kesesuaian pemanfaatan
bangunan dengan peruntukan lahan.

b. Menciptakan acuan dalam pengembangan kawasan


perkotaan.

c. Menciptakan dasar pengendalian tata ruang


d. Menciptakan dasar penyusunan RTBL

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

Selanjutnya sasaran yang hendak dicapai dari pekerjaan ini adalah :


Sasaran dari perencanaan yang ingin dicapai adalah untuk :

1. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar


lingkungan permukiman dan antar kegiatan dalam kawasan.

2. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar kawasan


maupun dalam kawasan.

1.3 KELUARAN

a. Indikator Keluaran (Kualitatif)


Tersusunnya RDTR, Zoning Regulation sesuai dengan Pedoman
Penyusunan RDTR, yang terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota di
kawasan tersebut.

b. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa
Konsultan memberikan:
 Laporan Pendahuluan : 5 (lima) eksemplar dalam format A4 80
gr
 Laporan Antara : 5 (lima) eksemplar dalam format A4 80 gr
 Laporan Draft Akhir : 5 (lima) eksemplar dalam format A4 80 gr
 Laporan Akhir : 5 (lima) eksemplar dalam format A4 80 gr
 Eksekutif Sumammary 10 (sepuluh rangkap) eksemplar dalam
format A4 80 gr

 Dokumen Materi Teknis : 10 (sepuluh) eksemplar dalam format


A4 80 gr
 Dokumen Naskah Akademis : 10 (sepuluh) eksemplar dalam

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

format A4 80 gr
 Peta : 5 (lima) ekspemplar masing-masing dalam
format A3 dan A1 80 gr
 Dokumen KLHS : 5 (lima) ekspemplar dalam
format A4 80 gr
 Softcopy/eksternal disk : 2 buah (masing 1 TB)
 Peta : 5 (lima) ekspemplar masing-masing dalam format A3 dan
A1 80 gr
 Dokumen KLHS : 10 (sepuluh) ekspemplar dalam format A4 80
gr
 Rancangan Peraturan Bupati : 10 (sepuluh) eksemplar dalam
format A4 80 gr
 Softcopy/DVD seluruh.

1.4 RUANG LINGKUP DAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan RDTR, dan Zoning Regulation
Kawasan Nagari Pariangan yaitu :
A. Lingkup wilayah perencanaan : meliputi kawasan perkotaan Nagari
Parianagan Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan RTRW
Kabupaten Tanah Datar.
B. Lingkup Materi, terdiri dari :
Penyusunan RDTR, Zoning Regulation dan KLHS disusun dengan
kedalaman skala 1 :5.000.
Tahap Persiapan, meliputi :
a. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
 Melakukan survey pendahuluan
 Menyusun rencana kerja
 Konsultasi dengan pemberi tugas /instansi terkait

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

 Studi kepustakaan
 Menyusun jadwal pelaksanaan survey
 Menyusun laporan pendahuluan
b. Tahap Persiapan Survey
 Menyiapkan metode dan jadwal survey
 Menyiapkan daftar isian data (checklist data), list pertanyaan dan
wawancara
 Menyiapkan daftar peta
 Menyiapkan daftar peralatan
 Menyiapkan tenaga yang diperlukan
1. Tahap Survey, meliputi :
a. Survey data sekunder (instansional);
b. Survey data primer (field study).
2. Tahap Penyusunan Analisis, meliputi :
 Analisa struktur kawasan perencanaan
 Analisa kemampuan lahan
 Analisa blok peruntukan blok rencana
 Analisa prasarana transportasi
 Analisa fasilitas umum
 Analisa utilitas umum
 Analisa amplop ruang
 Analisa kelembagaan dan peran serta masyarakat
 Perumusan dan ketentuan teknis RDTR
 Pengaturan zonasi kawasan perencanaan
3. Tahap Penyusunan Materi Teknis, meliputi :
a. Fungsi dan peran wilayah perencanaan
b. Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan
c. Rencana sistem fasilitas dan utilitas kawasan perencanaan
d. Intensitas pemanfaatan ruang,
4. Tahap penyusunan dokumen KLHS.

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

5. Tahap Penyusunan Draft Rancangan Peraturan Daerah


Penyusunan RDTR, Zoning Regulation dan KLHS Kawasan Nagari
Pariangan.
6. Spesifikasi Teknis Peta dan Citra adalah sebagai berikut :
a. Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input dan
output (produk). Peta sebagai input merupakan data dasar
dalam memvisualisasikan informasi secara spasial sesuai
dengan letak geografis atau koordinat fokusnya. Koordinat
yang digunakan adalah berlaku secara nasional dengan
otoritas dari Badan Informasi Geospatial (BIG). Demikian pula
halnya untuk citra satelit harus dilakukan kalibrasi dan
registrasi ke koordinat peta tersebut wajib melakukan koreksi
geometrik dan Orthorektifasi terhadap citra
b. Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit
sebagai input maupun sebagai produk peta analisa dan peta
rencana harus disusun berdasarkan kaidah perpetaan dengan
prinsip layer by layer overlay, dalam arti bahwa masing-
masing entitas peta dikemas dalam layer yang berbeda, buka
dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF dan sejenisnya.
c. Orientasi Sistem Informasi Geografis
Baik peta dasar, peta tema dan citra satelit berorientasi
kepada Basis data Spasial. Basis data spasial adalah integrasi
peta dan atribut entitas, yang dikemas dalam peta dasar yang
sudah menerapkan koordinat global (real world coordinates)
atau dengan kata lain peta tersebut sudah “georeference”.
Sehingga software peta yang digunakan harus berorientasi
kepada Sistem Informasi Geografis.

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

d. Skala Peta
Untuk pekerjaan ini, skala peta/citra produk rencana yang
digunakan adalah dengan skala 1 : 5.000. Jenis tema untuk
peta yang harus disediakan sesuai dengan kebutuhan yang
bersumber dari pihak yang memiliki otoritas terhadap data
spasialnya. (Peta tematik sesuai dengan Permen PU No.
20/PRT/M2011).
7. Pelibatan Peran Masyarakat dalam Penyusunan RDTR, Zoning
Regulation dan KLHS Kawasan Nagari Pariangan.

2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan selesai dalam waktu 4
(empat) bulan kalender atau sekitar 120 (seratus dua puluh) hari
kalender, terhitung sejak SPMK ditandatangani. Dengan mengacu
pada waktu yang disediakan tersebut, maka akan dilakukan
penyusunan jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan yang menjadi
acuan setiap kemajuan pekerjaan, termasuk jadwal pembahasan
laporan dan penyerahan laporan.

1.5 ACUAN NORMATIF

Beberapa landasan hukum yang menjadi acuan normatif dan mendasari


pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Undang – Undang
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang
Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 3470);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 Tentang
Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
3647);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang- Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4412);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Thn 2002 tentang
Pertahanan Negara ( Lembaga Republik Indonesia Thn 2002 No. 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4169 ).
8. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4169 ).
9. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4247);

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undang Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 Tentang
Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 85 Tahun
2004, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
13. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 nomor 104, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 4421);
14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132 Tahun 2004,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang


Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4722);
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4959);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4966);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5014);
25. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025);
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun
2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5074);
29. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);

B. Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998
tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000


tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3034);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004
tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4452);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4490);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 4532);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia 2006 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2006 Nomor 4624);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/
Kota, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
10.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5048);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5070);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor ...,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ......);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010
tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1503);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010
tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5110);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5112);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010
tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
118);

C. Keputusan Menteri
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Perkembangan Perkotaan;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
5. Peraturan Menteri PU No.11/PRT/2009 tentang Pedoman Persetujuan
Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tetang
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Wialayah Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;

I-18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Kawasan Nagari Tuo Pariangan
Tahun 2018

6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor


630/KPTS/M tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Fungsi;
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
631/KPTS/M tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Status;
8. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 660/5113/SJ dan 04/MENLH/12/2010 tentang
pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
penyusunanRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi dan
Kabupaten/Kota;

I-18

Anda mungkin juga menyukai