Anda di halaman 1dari 10

1.

1 LATAR BELAKANG
Kabupaten Toba dan Merupakan Kawasan strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sebagaimana
diatur dalam Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang merupakan merupakan
sebuah langkah reformasi dibidang Penataan Ruang yang cukup signifikan telah memberikan
kewenangan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan Peningkatan diri sesuai dengan
potensi sumberdaya karakteristik dan budaya (Kearifan Lokal). Undang-undang mengamanatkan
pentingnya penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan pertimbangan untuk mitigasi bencana,
persyaratan minimal ruang terbuka hijau 30% dikawasan perkotaan, dan pengenaan sanksi yang
tegas dibidang penataan ruang, selain itu undang-undang juga memerlukan dukungan pemerintah
daerah dalam implementasi dan Perundang-undangan ditingkat yang lebih rendah. Sesuai
ketentuan pasal 59 peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaran Penataan
ruang, setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari wilayahnya perlu disusun
kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Dalam Rangka mengarahkan
pembangunan di Kabupaten Toba dengan mewujudkan Visi Misi Bupati Kabupaten Toba yaitu
Mewujudkan Toba Unggul dan Bersinar dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdayaguna,
berhasilguna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
mewujudkan keharmonisan lingkungan dan keterpaduan fungsi ruang dan fungsi lahan yang jauh
berbeda dari fungsi sebelumnya serta pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan.
Kabupaten Toba telah memiliki Perda RTRW yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2017-
2037.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba yang saat ini di tetapkan melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2017-2037 dengan tujuan penataan ruang yaitu
“Mewujudkan pengembangan wilayah kabupaten secara merata, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan dengan mengandalkan sektor unggulan pertanian, pariwisata, dan industri menuju
masyarakat mandiri dan sejahtera”. Dalam hal ini RTRW Kabupaten Toba merupakan pedoman
dalam implementasi seluruh pembangunan yang ada di Kabupaten Toba selama kurun waktu 20
tahun untuk mencapai tujuan penataan ruang tersebut diatas. Namun, dalam rangka mewujudkan
tata ruang yang sesuai dengan RTRW tersebut dalam praktiknya masih terdapat beberapa
penyimpangan yang disebabkan oleh berbagai faktor baik produk tata ruang maupun pada
tahapan implementasi. Akibatnya pembangunan yang terjadi cenderung menyebabkan
ketidakseimbangan struktur dan fungsional ruang wilayah sekaligus terjadinya alih fungsi lahan
serta adanya peraturan serta kebijakan terbaru terkait penataan ruang yang perlu diakomodir guna
terciptanya 1-2 sinkronisasi perencanaan pembangunan.
Oleh sebab itu diperlukannya kajian peninjauan kembali dan revisi terhadap dokumen
rencana tata ruang wilayah. Disisi lain dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021

1
Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Pasal 93 ayat 1 yang berbunyi Peninjauan kembali RTR
dilakukan 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima) tahunan. Sehingga cukup jelas bahwa pada saat
ini Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba sudah menginjak usia 5 tahun sejak
dikeluarkannya peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten Toba Samosir di Tahun 2017. Untuk itu
kemudian di kenal istilah “Peninjauan Kembali (PK) RTRW”, berdasarkan Permen ATR/BPN No.11
tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang,
peninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang adalah upaya untuk melihat kesesuaian antara
RTRW dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan
dinamika pembangunan, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang yang dituangkan kedalam bentuk
dokumen kajian.
Berdasarkan peraturan tersebut diatas pada Pasal 34 ayat (3) disebutkan bahwa hasil Kajian
PK dilakukan berdasarkan kriteria paling sedikit meliputi:
a. peluang kemajuan iklim investasi dan kemudahan berusaha; dan/atau
b. dinamika internal wilayah yang berimplikasi pada rencana perubahan pemanfaatan
ruang.
Beberapa hal yang menjadi dasar perlu direvisinya Perda RTRW adalah terjadi perubahan kebijakan
nasional dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah, dan/atau terjadi dinamika
internal wilayah yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasar, seperti bencana alam
skala besar atau pemekaran wilayah yang ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan.
Balige merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi, berada pada lintasan jalan arteri primer penghubung PKN Medan dan
PWK Balige, berbatasan dengan Kecamatan Laguboti dan Tampahan dan berbatasan dengan Danau
Toba. Balige juga termasuk dalam bagian wilayah Kawasan strategis Danau Toba yang berpotensi
dalam pengembangan pariwisata, maka mengingat pentingnya rencana tata ruang sebagai
instrumen dalam pengendalian pemanfaatan ruang perlu disusun Update dan Review Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba sehingga nantinya diharapkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten dapat menjadi kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, acuan bagi kegiatan
pemanfaatan ruang dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW, acuan bagi
kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Maksud Pekerjaan Jasa Konsultansi Review RTRW Kabupaten Toba adalah:
1. Mencapai Keseimbangan dan Keserasian yang pada prinsipnya merupakan upaya
keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang bagian-bagian
wilayah Kota

2
2. Mencapai Kelestarian Lingkungan Permukiman dan Kegiatan Kota yang merupakan
usaha hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungannya yang tercermin dari pola
intensitas penggunaan ruang bagian wilayah kota.
3. Meningkatkan daya guna dan hasil pelayanan yang merupakan upaya pemanfaatan
secara optimal yang tercermin dalam penetapan system kota dengan pengawasan
pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing masing bagian wilayah kota secara
terukur baik kualitas maupun kuantitas
4. Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya pembinaan,
pengendalian, pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing
bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitas

1.2.2 Tujuan
Tujuan Pekerjaan Jasa Konsultansi Review RTRW adalah: membuat dokumen materi teknis
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba, yang memuat peraturan zonasi dan
Ranperda RTRW Kabupaten Toba.

1.2.3 Sasaran
Pekeraan Jasa Konsultansi Review RTRW Kabupaten Toba adalah
1. Terumuskannya perbaikan RTRW Kabupaten Toba, kebijikan dan strategi
pengembangan wilayah kabupaten;
2. Tersusunnya rencana struktur ruang dan pola ruang yang sesuai dengan strategi
pengembangan wilayah kabupaten Toba dan dinamika perkembangan kabupaten ke
depan;
3. Tersusunnya arahan pemanfaatan ruang yang mengacu kepada pertumbuhan dan
perkembangan Kabupaten Toba selama 20 tahun kedepan;
4. Tersusunnya arahan pengendalian pemanfaatan ruang pengembangan Kabupaten
Toba yang sesuai dengan struktur ruang dan pola ruang.
5. Mewujudkan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman
dalam kawasan.
6. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan antar kawasan maupun dalam
kawasan
7. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsi kota, baik yang dilaksanakan
pemerintah, masyarakat/swasta.
8. Mendorong Investasi Masyarakat/Swasta di dalam kawasan
9. Terkoordinasinya Pembangunan Kawasan antara pemerintah dan Masyarakat/swasta

3
1.3 NORMA HUKUM
Norma-norma hukum yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Toba 2017-2037 ini adalah sebagai
berikut.
A. Undang-Undang (UU)
1. Pasal 18 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia,
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043),
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air,
7. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Jalan,
8. Undang Undang No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
10. Undang Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan,
11. Undang Undang No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
12. Undang Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup,
13. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
14. Undang Undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman,
15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
17. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
18. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran

4
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5214);
19. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang
20. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
B. Peraturan Pemerintah (PERMEN)
1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta
untuk Penataan Ruang Wilayah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4242);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
7. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 438;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran

5
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4532 ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5098);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5185);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
C. Peraturan Presiden (PERPRES)
1. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;
2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, sebagaimana diubah
beberapa kali terkahir dengan peraturan presiden;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana

6
Tata Ruang kawasan Danau Toba dan Sekitarnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 191);
D. Peraturan Menteri (PERMEN)
1. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kota;
4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman
Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di Wilayah
Perkotaan/Kota;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;

1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN


1.4.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
Lingkup wilayah perencanaan pada pekerjaan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba 2017-2037 adalah seluruh wilayah perairan dan wilayah daratan di
Kabupaten Toba yang meliputi 16 (enam belas) administrasi kecamatan.

1.4.2 Lingkup Subtansi


Struktur dan sistematika Pekerjaan Jasa Konsultansi Review RTRW Kabupaten Toba adalah

7
berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota meliputi struktur dan
sistematika tujuan dan sasaran pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan masalah kawasan, analisis ruang makro
dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang kawasan,
perumusan rencana tata ruang kawasan, perumusan konsep rencana RTRW, sebagaimana
digambarkan dalam uraian berikut;
1. Gambaran umum /profil wilayah Kabupaten Toba;
2. Analisa /kajian fisik dan lingkungan, sosial budaya, ekonomi, infrastruktur (prasarana,
sarana), kebencanaan;
3. Konsep tata ruang wilayah;
4. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Toba;
5. Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Toba;
6. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Toba;
7. Kawasan strategis Kabupaten Toba;
8. Arahan pemanfaatan ruang;
9. Pengendalian pemanfaatan ruang;
10. Naskah akademik rancangan peraturan daerah Kabupaten Toba; dan
11. Rancangan peraturan daerah Kabupaten Toba tentang RTRW Kabupaten Toba.

1.5 KELUARAN SUBSTANSI LAPORAN


Berdasarkan kerangka acuan kerja yang dikeluarkan oleh pemberi kerja, maka keluaran
substansi pelaporan yang diminta terdiri dari (a) laporan pendahuluan, (b) laporan antara, (c)
laporan akhir dan laporan penyerta yaitu laporan /buku kajian lingkungan hidup strategis,
laporan /buku ringkasan eksekutif, laporan /buku naskah akademik rancangan peraturan daerah
tentang RTRW Kabupaten Toba, laporan /buku rancangan peraturan daerah tentang RTRW
Kabupaten Toba, laporan /album peta. Berikut garis besar substansi dari masing-masing pelaporan
tersebut:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan Jasa Konsultansi RTRW ini berisikan uraian
tentang hasil analisis, evaluasi dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi
dan model analisa, langkah‐langkah/ jadwal pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi
pelaksanaan pekerjaan, rencana kegiatan, rencana survey dan kriteria/standar yang akan
digunakan. Laporan pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), diterbitkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan.
2. Laporan Antara

8
Laporan Antara terdiri dari Draft materi teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Toba disertai dengan draft rancangan peraturan daerah RTRW, album peta ukuran A3
(warna). Laporan Draft Akhir diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh)
hari kalender setelah dikeluarkan SPMK, Kemudian dilakukan diskusi pembahasan
bersama tim teknis serta stakeholder lainnya. Untuk pembahasan Draft Laporan
Rencana, Konsultan wajib mempersiapkan bahan pembahasan Draft Laporan Rencana
maupun berbentuk ringkasan (Ringkasan/Hand Out ekspose Draft Laporan Rencana)
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat Laporan Rencana dan Materi teknis. Laporan Akhir merupakan
hasil penyempurnaan dari laporan draft rencana, terdiri materi teknis Rencana Tata
Ruang Wilayah disertai dengan draft rancangan peraturan daerah RTRW, ringkasan
eksekutif, album peta ukuran A3 (warna) dan A1(warna), Rekaman File Digital (termasuk
seluruh data spasial/peta) lengkap dengan data project dan data isi (shp. File) dalam
Hardisc Eksternal disampaikan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah dikeluarkan SPMK, diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan
dan media penyimpan data (Hardisc Eksternal ).
4. Album Peta
Album Peta memuat: Ukuran A3 dan A1 (Full Color),yang berisikan Peta Orientasi, Peta
Batas Administrasi, peta guna Lahan, Peta Rawan Bencana, Peta Penetapan sebaran
Penduduk serta peta tematik lainnya yang dirasa perlu untuk ditampilkan dalam album
peta dengan ketentuan skala gambar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Album
Peta harus diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari kerja sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) Album.

1.6 SISTEMATIKA PELAPORAN PENDAHULUAN


Laporan pendahuluan pekerjaan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba
2017-2037 disajikan dengan sistematika sebagai berikut.
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab 1 berisikan uraian tentang latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, ruang
lingkup pekerjaan, norma hukum, keluaran substansi dan pelaporan, serta sistematika
penyajian laporan pendahuluan.
BAB 2 Tinjauan Kebijakan
Pada bab 2 berisikan uraian tentang tinjauan kebijakan terkait penataan ruang wilayah
Kabupaten Toba dari mulai kebijakan di tingkat nasional hingga kebijakan di tingkat
daerah, yang meliputi (a) kebijakan penataan ruang, (b) kebijakan pembangunan dan (c)
kebijakan sektoral.

9
BAB 3 Tinjauan Rekomendasi Peninjauan Kembali (PK) RTRW 2014-2034
Pada bab 3 berisikan uraian tentang tinjauan kronologi, hasil dan rekomendasi
Peninjauan Kembali (PK /Review) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba
2017-2037.

BAB 4 Pendekatan dan Metodologi


Pada bab 4 berisikan uraian tentang pendekatan dan metodologi yang digunakan
dalam proses dan penyelesaian pekerjaan Penyusunan Kembali (Revisi) Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Toba.
BAB 5 Gambaran Umum Wilayah
Pada bab 5 berisikan uraian tentang gambaran umum /profil wilayah perencanaan
(Kabupaten Toba) meliputi kondisi fisik dan lingkungan, kondisi penggunaan lahan
eksisting, kondisi sosial budaya dan demografi, kondisi perekonomian, kondisi
infrastruktur dan transportasi serta kondisi kebencanaan.
BAB 6 Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan
Pada bab 6 berisikan uraian tentang hal-hal yang terkait dengan manajerial pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi (a) organisasi pelaksana pekerjaan, (b) penjadwalan
pelaksanaan pekerjaan, (c) rencana tindak lanjut, (d) desain survei.

10

Anda mungkin juga menyukai