Anda di halaman 1dari 70

WALIKOTA PEKANBARU

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU


NOMOR….TAHUN ...........

TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI


BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN MARPOYAN DAMAI,
BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN TAMPAN, DAN
BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN PAYUNG SEKAKI
TAHUN 2019 – 2039

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ...,


Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor ... Tahun ...
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru
perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Bagian
Wilayah Perencanaan Marpoyan Damai, Bagian Wilayah
Perencanaan Tampan, dan Bagian Wilayah Perencanaan
Payung Sekaki Tahun 2019-2039.

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil Dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5103);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010
tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat
dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
8. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor … Tahun
… tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pekanbaru (Lembaran Daerah Kota Pekanbaru
Tahun 2019-2039 Nomor … Tambahan Lembaran
Daerah Kota … Nomor …).
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKABARU

Dan

WALIKOTA PEKANBARU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU TENTANG


RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI BAGIAN WILAYAH
PERENCANAAN MARPOYAN DAMAI, BAGIAN WILAYAH
PERENCANAAN TAMPAN, BAGIAN WILAYAH
PERENCANAAN PAYUNG SEKAKI TAHUN 2019 –
2039.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Pekanbaru.
2. Kepala Daerah adalah Walikota Pekanbaru.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pekanbaru.
4. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
7. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
8. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.

9. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur


ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
10. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang.
11. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disebut RTRW kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional,
RTRW Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi.
13. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.
14. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
15. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
16. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.
17. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
18. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
19. Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah
bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis
kabupaten/kota yang akan atau perlu disusun RDTRnya, sesuai
arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota yang
bersangkutan.
20. Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disebut Sub BWP
adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan
terdiri atas beberapa blok.
21. Pusat pelayanan kota merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial,
dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah BWP
dan/atau regional.
22. Subpusat pelayanan kota merupakan pusat pelayanan ekonomi,
sosial, dan/atau administrasi yang melayani sub BWP.
23. Pusat lingkungan kecamatan merupakan pusat pelayanan ekonomi,
sosial dan/atau administrasi lingkungan permukiman kecamatan.
24. Pusat lingkungan kelurahan merupakan pusat pelayanan ekonomi,
sosial dan/atau administrasi lingkungan permukiman kelurahan.
25. Pusat lingkungan RW merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial
dan/atau administrasi lingkungan permukiman rukun warga.
26. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh
batasan fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan,
saluran irigasi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau
yang belum nyata seperti rencana jaringan jalan dan rencana jaringan
prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota, dan memiliki
pengertian yang sama dengan blok peruntukan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
27. Subblok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan
perbedaan Subzona.
28. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan
karakteristik spesifik.
29. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan
karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan
karakteristik pada zona yang bersangkutan.
30. Zona Hutan Lindung (HL) adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
31. Zona Lindung Gambut (LG) adalah Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi
utama perlindungan dan keseimbangan tata air, penyimpan
cadangan karbon, dan pelestarian keanekaragaman hayati.
32. Zona Resapan Air (RA) adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan terhadap kawasan di bawahannya.
33. Zona Sempadan Sungai (SS) peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya
yang ada pada sungai dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.
34. Zona Sekitar Danau atau Waduk (DW) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas
sumber daya yang ada pada danau atau waduk dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuannya.
35. Zona Lindung pengaman jalur udara (JP) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan, penggunaan, dan pengendalian
atas kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas pesawat dengan
tujuan keselamatan.
36. Zona Hutan Kota (RTH-1) adalah suatu hamparan lahan yang
bertumbuhan pohon-pohon yang ompak dan rapat di dalam wilayah
perkotaan baik pada tanah Negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
37. Zona Taman Kota (RTH-2) adalah lahan terbuka yang yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
atau bagian wilayah kota.
38. Zona Taman Kecamatan (RTH-3) adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kecamatan.
39. Zona Taman Kelurahan (RTH-4) adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kelurahan.
40. Zona Taman RW (RTH-5) adalah Taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan
olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di
lingkungan RW tersebut.
41. Zona Taman RT (RTH-6) adalah Taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk
melayani kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.
42. Zona Pemakaman (RTH-7) adalah penyediaan ruang terbuka hijau
yang berfungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu
juga dapat berfungsi sebagai daerah resapan air, tempat
pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta
tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
43. Zona rumah kepadatan sangat tinggi (R-1) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan
untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang sangat
besar antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
44. Zona Rumah Kepadatan Tinggi (R-2) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk
tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
45. Zona Rumah Kepadatan Sedang (R-3) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk
tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir
seimbang antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
46. Zona Rumah Kepadatan Rendah (R-4) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan
untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil
antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
47. Zona Rumah Kepadatan Sangat Rendah (R-5) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang
difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan
yang sangat kecil antara jumlah bangunan rumah dengan luas
lahan.
48. Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K-1) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan
dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan
rekreasi dengan skala pelayanan kota.
49. Zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan
dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan
rekreasi dengan skala pelayanan BWP.
50. Zona Perdagangan dan Jasa Skala Sub-BWP (K-3) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
yang difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan
perdagangandan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha,
tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan sub BWP.
51. Zona Perkantoran (KT) adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan budidaya yang didungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat
bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas
umum/sosial pendukungnya.
52. Zona Kawasan Industri (KI) adalah adalah zona pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.
53. Zona Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKM) zona industri
dengan modal kecil dan tenaga kerja yang sedikit dengan peralatan
sederhana. biasanya merupakan industri yang dikerjakan per orang
atau rumah tangga, seperti industri roti, kompor minyak, makanan
ringan, minyak goreng curah dan lain-lain.
54. Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi
dayayang dikembangkan untuk melayani peduduk skala kota.
55. Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya
yang dikembangkan untuk melayani peduduk skala kecamatan.
56. Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan (SPU-3) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi
dayayang dikembangkan untuk melayani peduduk skala kelurahan.
57. Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi dayayang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala RW.
58. Zona Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1) adalah peruntukan
lahan budi daya yang terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang
berfungsi campuran antara perumahan dan perdagangan/jasa.
59. Zona perumahan dan perkantoran (C-2) adalah peruntukan lahan
budi daya yang terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang
berfungsi campuran antara perumahan dan perkantoran
60. Zona perkantoran dan perdagangan/jasa (C-3) peruntukan lahan
budi daya yang terdiri atas daratan dengan batas tertentu yang
berfungsi campuran antara perkantoran dan perdagangan/jasa.
61. Zona Pertanian (TAN) adalah peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan
mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan,
pengkandangan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan
komersial.
62. Zona Pembangkit Listrik (LIS) adalah Peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan
untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik.
63. Zona Pariwisata (PAR) peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan budi dayayang dikembangkan untuk mengembangkan
kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
64. Zona Pertahanan dan Keamanan (HAN) peruntukan tanah yang
merupakan bagian dari kawasan budi dayayang dikembangkan
untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan
dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam, termasuk tempat
latihan baik pada tingkat nasional, Kodam, Korem, Koramil, dan
sebagainya.
65. Zona Sektor Informal (SI) adalah Peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung unit-unit usaha dalam skala kecil
dan tidak berbadan usaha dengan kepemilikan individu atau
keluarga.
66. Zona Pergudangan (GU) adalah peruntukan ruang untukmelakukan
proses penyimpanan, pemeliharaan, dan pemindahan barang
67. Zona Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) adalah peruntukan
tanah yang terdiri atas daratan dengan batas batas tertentu yang
berfungsi untuk tempat pembuangan segala macam air buangan
(limbah) yang berasal dari limbah-limbah domestik, industri,
maupun komersial dan lain-lainnya.
68. Zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah peruntukan tanah di
daratan dengan batas-batas tertentu yang yang digunakan sebagai
tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir
perlakuan sampah.
69. Peraturan Zonasi Kota yang selanjutnya disebut PZ kota adalah
ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang
dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana
detail tata ruang.
70. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah
angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
71. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah
angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di
luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/
penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
72. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah
angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan
gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
73. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah
sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi
jalan; dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas
terluar muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau
jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan
terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara
massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan
tinggi listrik, jaringan pipa gas, dsb (building line).
74. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
75. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
non pemerintah lain dalam penyelenggaran penataan ruang.
76. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
77. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut
TKPRD adalah badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang di Kota Pekanbaru dan mempunyai fungsi
membantu tugas Walikota dalam koordinasi penataan ruang di
daerah.

Bagian Kedua
Bagian Wilayah Perencanaan
Pasal 2
(1) BWP meliputi 3 (tiga) Kecamatan, terdiri atas:
a. BWP Marpoyan Damai;
b. BWP Tampan; dan
c. BWP Payung Sekaki.
(2) Lingkup ruang BWP sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1),
meliputi:
a. BWP Marpoyan Damai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ayat
(1) huruf a berdasarkan aspek administratif dengan luas kurang
lebih 3.090,53 (tiga ribu sembilan puluh koma lima puluh tiga)
hektar, beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam bumi;
b. BWP Tampan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ayat (1) huruf
b berdasarkan aspek administratif dengan luas kurang lebih
5.500,73 (lima ribu lima ratus koma tujuh puluh tiga) hektar,
beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam bumi; dan
c. BWP Payung Sekaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Ayat
(1) huruf c berdasarkan aspek administratif dengan luas kurang
lebih 4.324,13 (empat ribu tiga ratus dua puluh empat koma tiga
belas) hektar, beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam
bumi.
(3) Batas-batas BWP sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) meliputi:
a. Batas-batas BWP Kecamatan Marpoyan Damai sebagaimana
dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf a meliputi:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukajadi;
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar;
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tampan.
b. Batas-batas BWP Kecamatan Tampan sebagaimana dimaksud
Pasal 1 Ayat (1) huruf b meliputi:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar;
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar;
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan
Damai; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tampan.
c. Batas-batas BWP Kecamatan Payung Sekaki sebagaimana
dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf c meliputi:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukajadi;
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar;
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tampan.
(4) BWP sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) terdiri atas:
a. BWP Marpoyan Damai sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
1. Kelurahan Tangkerang Tengah dengan luas kurang lebih 457,20
(empat ratus lima puluh tujuh koma dua puluh) hektar;
2. Kelurahan Wonorejo dengan luas kurang lebih 127,81 (seratus
dua puluh tujuh koma delapan puluh satu) hektar;
3. Kelurahan Tangkerang Barat dengan luas kurang lebih 535,35
(lima ratus tiga puluh lima koma tiga puluh lima) hektar;
4. Kelurahan Sidomulyo Timur dengan luas kurang lebih 705,94
(tujuh ratus lima koma sembilan puluh empat) hektar;
5. Kelurahan Maharatu dengan luas kurang lebih 820,05 (delapan
ratus dua puluh koma lima) hektar; dan
6. Kelurahan Perhentian Marpoyan dengan luas kurang lebih
444,19 (empat ratus empat puluh empat koma sembilan belas)
hektar.
b. BWP Tampan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf b
terdiri atas:
1. Kelurahan Air Putih dengan luas kurang lebih 656,32 (enam
ratus lima puluh enam koma tiga puluh dua) hektar;
2. Kelurahan Binawidya dengan luas kurang lebih 706,31 (tujuh
ratus enam koma tiga puluh satu) hektar;
3. Kelurahan Simpang Baru dengan luas kurang lebih 714,98
(tujuh ratus empat belas koma sembilan puluh delapan) hektar;
4. Kelurahan Delima dengan luas kurang lebih 575,56 (lima ratus
tujuh puluh lima koma lima puluh enam) hektar;
5. Kelurahan Tobek Godang dengan luas kurang lebih 464,07
(empat ratus enam puluh empat koma nol tujuh) hektar;
6. Kelurahan Sidomulyo Barat dengan luas kurang lebih 860,00
(delapan ratus enam puluh koma nol nol) hektar;
7. Kelurahan Sialangmunggu dengan luas kurang lebih 540,35
(lima ratus empat puluh koma tiga puluh lima) hektar;
8. Kelurahan Tuah Karya dengan luas kurang lebih 526,75 (lima
ratus dua puluh enam koma tujuh puluh lima) hektar; dan
9. Kelurahan Tuahmadani dengan luas kurang lebih 456,40
(empat ratus lima puluh enam koma empat puluh) hektar.
c. BWP Payung Sekaki sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf
c terdiri atas:
1. Kelurahan Labuh Baru Timur dengan luas kurang lebih 354,76
(tiga ratus lima puluh empat koma tujuh puluh enam) hektar;
2. Kelurahan Labuh Baru Barat dengan luas kurang lebih 758,53
(tujuh ratus lima puluh delapan koma lima puluh tiga) hektar;
dan
3. Kelurahan Bandarraya dengan luas kurang lebih 709,21 (tujuh
ratus sembilan koma dua puluh satu) hektar;
4. Kelurahan Sungai Sibam dengan luas kurang lebih 701,64
(tujuh ratus satu koma enam puluh empat) hektar;
5. Kelurahan Air Hitam dengan luas kurang lebih 798,87 (tujuh
ratus sembilan puluh delapan koma delapan puluh tujuh)
hektar;
6. Kelurahan Tampan dengan luas kurang lebih 396,13 (tiga ratus
sembilan puluh enam koma tiga belas) hektar; dan
7. Kelurahan Tirta Siak dengan luas kurang lebih 605,00 (enam
ratus lima koma nol nol) hektar.
(5) BWP sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) dibagi menjadi beberapa
Sub BWP yang terdiri atas:
a. BWP Marpoyan Damai sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1)
huruf a dibagi menjadi 6 (enam) Sub BWP yang terdiri atas:
1. Sub BWP Tangkerang Tengah terdiri atas Kelurahan
Tangkerang Tengah dengan luas kurang lebih 457,20 (empat
ratus lima puluh tujuh koma dua puluh) hektar;
2. Sub BWP Wonorejo terdiri atas Kelurahan Wonorejo dengan
luas kurang lebih 127,81 (seratus dua puluh tujuh koma
delapan puluh satu) hektar;
3. Sub BWP Tangkerang Barat terdiri atas Kelurahan Tangkerang
Barat dengan luas kurang lebih 535,35 (lima ratus tiga puluh
lima koma tiga puluh lima) hektar;
4. Sub BWP Sidomulyo Timur terdiri atas Kelurahan Sidomulyo
Timur dengan luas kurang lebih 705,94 (tujuh ratus lima
koma sembilan puluh empat) hektar;
5. Sub BWP Maharatu terdiri atas Kelurahan Maharatu dengan
luas kurang lebih 820,05 (delapan ratus dua puluh koma lima)
hektar; dan
6. Sub BWP Penghentian Marpoyan terdiri atas Kelurahan
Penghentian Marpoyan dengan luas kurang lebih 444,19
(empat ratus empat puluh empat koma sembilan belas) hektar.
b. BWP Tampan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf b
dibagi menjadi 9 (sembilan) Sub BWP yang terdiri atas:
1. Sub BWP Air Putih terdiri atas Kelurahan Air Putih dengan
luas kurang lebih 656,32 (enam ratus lima puluh enam koma
tiga puluh dua) hektar;
2. Sub BWP Binawidya terdiri atas Kelurahan Binawidya dengan
luas kurang lebih 706,31 (tujuh ratus enam koma tiga puluh
satu) hektar;
3. Sub BWP Simpang Baru terdiri atas Kelurahan Simpang Baru
dengan luas kurang lebih 714,98 (tujuh ratus empat belas
koma sembilan puluh delapan) hektar;
4. Sub BWP Delima terdiri atas Kelurahan Delima dengan luas
kurang lebih 575,56 (lima ratus tujuh puluh lima koma lima
puluh enam) hektar;
5. Sub BWP Tobek Godang terdiri atas Kelurahan Tobek Godang
dengan luas kurang lebih 464,07 (empat ratus enam puluh
empat koma nol tujuh) hektar;
6. Sub BWP Sidomulyo Barat terdiri atas Kelurahan Sidomulyo
Barat dengan luas kurang lebih 860,00 (delapan ratus enam
puluh koma nol nol) hektar;
7. Sub BWP Sialangmunggu terdiri atas Kelurahan
Sialangmunggu dengan luas kurang lebih 540,35 (lima ratus
empat puluh koma tiga puluh lima) hektar;
8. Sub BWP Tuah Karya terdiri atas Kelurahan Tuah Karya
dengan luas kurang lebih 526,75 (lima ratus dua puluh enam
koma tujuh puluh lima) hektar; dan
9. Sub BWP Tuahmadani terdiri atas Kelurahan Tuahmadani
dengan luas kurang lebih 456,40 (empat ratus lima puluh
enam koma empat puluh) hektar.
c. BWP Payung Sekaki sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf
c dibagi menjadi 7 (tujuh) Sub BWP yang terdiri atas:
1. Sub BWP Labuh Baru Timur terdiri atas Kelurahan Labuh
Baru Timur dengan luas kurang lebih 354,76 (tiga ratus lima
puluh empat koma tujuh puluh enam) hektar;
2. Sub BWP Labuh Baru Barat terdiri atas Kelurahan Labuh
Baru Barat dengan luas kurang lebih 758,53 (tujuh ratus lima
puluh delapan koma lima puluh tiga) hektar; dan
3. Sub BWP Bandarraya terdiri atas Kelurahan Bandarraya
dengan luas kurang lebih 709,21 (tujuh ratus sembilan koma
dua puluh satu) hektar;
4. Sub BWP Sungai Sibam terdiri atas Kelurahan Sungai Sibam
dengan luas kurang lebih 701,64 (tujuh ratus satu koma
enam puluh empat) hektar;
5. Sub BWP Air Hitam terdiri atas Kelurahan Air Hitam dengan
luas kurang lebih 798,87 (tujuh ratus sembilan puluh delapan
koma delapan puluh tujuh) hektar;
6. Sub BWP Tampan terdiri atas Kelurahan Tampan dengan luas
kurang lebih 396,13 (tiga ratus sembilan puluh enam koma
tiga belas) hektar; dan
7. Sub BWP Tirta Siak terdiri atas Kelurahan Tirta Siak dengan
luas kurang lebih 605,00 (enam ratus lima koma nol nol)
hektar.

BAB II
TUJUAN PENATAAN BWP
Pasal 2

(1) Penataan BWP Marpoyan Damai sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat


(1) huruf a bertujuan untuk mewujudkan kawasan bernilai tinggi
dengan pelayanan kegiatan transportasi udara, perdagangan, dan jasa
serta militer, yang didukung oleh pengembangan permukiman
perkotaan berbasis budaya lokal, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan;
(2) Penataan BWP Tampan sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1) huruf
b bertujuan untuk menciptakan kota hijau layak huni dengan sinergi
commercial – nature – Commonities in Harmony; dan
(3) Penataan BWP Payung Sekaki sebagaimana dimaksud Pasal 1 Ayat (1)
huruf c bertujuan untuk mewujudkan permukiman, wisata,
pergudangan, perdagangan dan jasa yang cerdas, hijau dan layak
huni (Smart, Green dan Liveable) menuju kota metropolitan yang
madani.

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
(1) Rencana struktur ruang terdiri atas:
a. rencana pengembangan pusat pelayanan;
b. rencana jaringan transportasi; dan
c. rencana jaringan prasarana.
(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
............., yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Bagian Kedua
Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

Pasal 4
(1) Rencana pengembangan pusat pelayanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a terdiri atas :
a. sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan (SPPK); dan
b. pusat lingkungan (PL), yang terdiri atas:
1. pusat lingkungan kecamatan;
2. pusat lingkungan kelurahan; dan/atau
3. pusat rukun warga.
(2) SPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas SPPK
Tampan yang terdapat di Sub BWP Tuah Karya
(3) PL kecamatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka1,
terdiri atas:
a. PL Kecamatan Marpoyan Damai yang terdapat di Sub BWP
Sidomulyo Timur;
b. PL Kecamatan Tampan yang terdapat di Sub BWP Simpang Baru;
dan
c. PL Kecamatan Payung Sekaki yang terdapat di Sub BWP Labuh
Baru Barat.
(4) PL kelurahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 2,
terdiri atas:
a. Kecamatan Maproyan Damai
1. PL Kelurahan Wonorejo yang terdapat di Sub BWP Wonorejo;
2. PL Kelurahan Tangkerang Tengah yang terdapat di Sub BWP
Tangkerang Tengah;
3. PL Kelurahan Tangkerang Barat yang terdapat di Sub BWP
Tangkerang Barat;
4. PL Kelurahan Sidomulyo Timur yang terdapat di Sub BWP
Sidomulyo Timur;
5. PL Kelurahan Perhentian Marpoyan yang terdapat di Sub BWP
Perhentian Marpoyan; dan
6. PL Kelurahan Maharatu yang terdapat di sub BWP Maharatu.
b. BWP Tampan
1. PL Kelurahan Delima yang terdapat di Sub BWP Delima;
2. PL Kelurahan Tobek Godang yang terdapat di Sub BWP Tobek
Godang;
3. PL Kelurahan Simpang Baru yang terdapat di Sub BWP
Simpang Baru;
4. PL Kelurahan Bina Widya yang terdapat di Sub BWP Bina
Widya;
5. PL kelurahan Air Putih yang terdapat di Sub BWP Air Putih;
6. PL kelurahan Tuah Madani yang terdapat di Sub BWP Tuah
Madani;
7. PL Kelurahan Sialang Munggu yang terdapat di Sub BWP
Sialang Munggu; dan
8. PL Kelurahan Sidomulyo Barat yang terdapat di Sub BWP
Sidomulyo Barat.
c. BWP Payung Sekaki
1. PL Kelurahan Labuh Baru Timur yang terdapat di Sub BWP
Labuh Baru Timur;
2. PL Kelurahan Labuh Baru Barat yang terdapat di Sub BWP
Labuh Baru Barat;
3. PL Kelurahan Bandarraya yang terdapat di Sub BWP
Bandarraya;
4. PL Kelurahan Sungai Sibam yang terdapat di Sub BWP Sungai
Sibam;
5. PL Kelurahan Air Hitam yang terdapat di Sub BWP Air Hitam;
6. PL Kelurahan Tampan yang terdapat di Sub BWP Tampan; dan
7. PL Kelurahan Tirta Siak yang terdapat di Sub BWP Tirta Siak;

Bagian Ketiga
Rencana Jaringan Transportasi

Pasal 5
Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi laut;dan
c. sistem jaringan transportasi udara;

Pasal 6
Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf a, terdiri atas:
a. sistem jaringan jalan;
b. sistem jaringan kereta api; dan
c. sistem jaringan sungai, danau, dan penyeberangan.

Pasal 7
(1) Sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a,
terdiri atas:
a. jaringan jalan nasional;
b. jaringan jalan provinsi;
c. jaringan jalan kabupaten/kota;
d. jalur pejalan kaki;
e. jalur sepeda;
f. jalan lainnya/khusus;
g. terminal penumpang;
h. terminal barang; dan
i. jembatan timbang.
(2) jaringan jalan nasional, sebagaimana dimaksud pada pa sa l 7 ayat (1)
huruf a, meliputi:
a. BWP Marpoyan Damai
1. jalan arteri primer, yaitu:
a) ruas jalan Sudirman mulai dari simpang jalan Nangka sampai
Simpang Tiga Bandara.
2. jalan kolektor primer yaitu:
a) ruas jalan Kaharudin Nasution mulai dari Simpang Tiga Bandara
sampai simpang jalan Soekarno Hatta (Arhanud).
b. Kecamatan Tampan
1. jalan arteri primer, yaitu:
a) ruas jalan H.R Subrantas mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
Batas Kota;
b) ruas jalan Air Hitam mulai dari jalan Garuda Sakti sampai jalan
SM Amin;
c) ruas jalan Garuda Sakti mulai dari jalan H.R Subrantas sampai
Batas Kota; dan
d) jalan Kubang Raya mulai dari Batas Kota sampai jalan H.R
Subrantas.

c. Kecamatan Payung Sekaki


1. jalan arteri primer, yaitu:
a) Jalan S.M Amin
b) Tuanku Tambusai
c) Riau Ujung – Pantai Cermin
d) Soekarno Hatta
e) Jalan Siak II
f) Jalan Riau
g) Jalan Riau
(3) Jaringan jalan provinsi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. Kecamatan Marpoyan Damai
1. jalan kolektor primer dua (JKP-2), terdiri atas:
a) ruas jalan Arifin Ahmad mulai dari simpang jalan Sudirman
sampai simpang jalan Soekarno Hatta;
b) ruas jalan Tuanku Tambusai mulai dari simpang jalan
Sudirman sampai simpang jalan Ahmad Dahlan;
c) ruas jalan Tuanku Tambusai mulai dari simpang jalan Ahmad
Dahlan sampai simpang SKA;
d) ruas jalan Soekarno Hatta mulai dari simpang SKA sampai
simpang jalan Adi Sucipto; dan
e) ruas jalan Soekarno Hatta mulai dari simpang SKA sampai
simpang jalan Kaharudin Nasution.
b. Kecamatan Tampan
1. jalan kolektor primer dua (JKP-2), terdiri atas:
a) ruas jalan H.R Subrantas mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Soekarno Hatta;
b) ruas jalan SM. Amin mulai dari jalan H.R Subrantas sampai
jalan Soekarno Hatta;
c) ruas jalan Tuanku Tambusai mulai dari jalan Garuda Sakti
sampai jalan SM. Amin;
d) ruas jalan Soekarno Hatta mulai dari jalan H.R subrantas
sampai jalan Kaharudin Nasution;
e) ruas jalan Soekarno Hatta mulai dari jalan H.R Subrantas
sampai jalan Tuanku Tambusai; dan
f) ruas jalan Naga Sakti mulai dari jalan SM. Amin sampai jalan
Bangau Sakti.
2. jalan kolektor primer tiga (JKP-3), terdiri atas:
a) ruas jalan Naga Sakti mulai simpang Jalan SM Amin sampai
Jalan Melati
c. Kecamatan Payung Sekaki
1. jalan kolektor primer dua (JKP-2), terdiri atas:
a) ruas jalan
b) ruas jalan Tuanku Tambusai mulai dari simpang jalan
Pembangunan sampai simpang SKA;
c) ruas jalan Tuanku Tambusai mulai dari simpang jalan Air Hitam
sampai simpang SKA;
d) ruas jalan Soekarno Hatta mulai dari simpang SKA sampai
simpang jalan Riau; dan
e) ruas jalan SM. Amin mulai dari jalan Tuangku Tambusai sampai
jalan Air Hitam;
f) ruas jalan Riau Ujung mulai dari simpang jalan Riau sampai
Tugu Gemar Menabung.
g) ruas jalan Riau Ujung mulai dari simpang jalan Soekarno Hatta
sampai Simpang Sungai Sail.

(4) Jaringan jalan kota, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf c, terdiri atas:
a. Kecamatan Marpoyan Damai
1. Ruas jalan sistem primer, yang terdiri atas:
a) jalan kolektor primer empat (JKP-4), terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
b) jalan lokal primer, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
c) jalan strategis kota, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
2. Ruas jalan sistem sekunder, yang terdiri atas:
a) jalan arteri sekunder, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
a) jalan kolektor terdiri atas:
1) ruas jalan Eco Green mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Bangau Raya;
2) ruas jalan Adi Sucipto mulai dari jalan Sudirman sampai
jalan Soekarno Hatta;
3) ruas jalan Alamanda mulai dari jalan Rencana Jalan
Belakang SMK Pertanian sampai jalan Rencana Terusan
Eco Green;
4) ruas jalan Arwana mulai dari jalan Paus sampai jalan
Gulama;
5) ruas jalan Bakti mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
dengan jalan Soekarno Hatta;
6) ruas jalan Bakti IV mulai dari jalan Bakti sampai jalan
Gulama;
7) ruas jalan Beledang mulai dari jalan Duyung sampai jalan
Gulama;
8) ruas jalan Belimbing mulai dari jalan Paus sampai jalan
Taskurun;
9) ruas jalan Cempedak mulai dari jalan Taskurun sampai
jalan Sudirman;
10) ruas jalan Duku / Taskurun mulai dari jalan Tuanku
Tambusai sampai jalan Garuda;
11) ruas jalan Duyung mulai dari jalan Tuanku Tambusai
sampai jalan Arwana;
12) ruas jalan Garuda mulai dari jalan Lion Air sampai jalan
Taskurun;
13) ruas jalan Gulama mulai dari jalan Beledang sampai jalan
Bakti IV;
14) ruas jalan Gulama mulai dari jalan Tuanku Tambusai
sampai jalan Beledang;
15) ruas jalan Handayani I mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai dengan jalan Inpres;
16) ruas jalan Handayani II mulai dari jalan Handayani sampai
jalan Soekarno Hatta;
17) ruas jalan Inpres mulai dari jalan Adi Sucipto smpai jalan
Kartama;
18) ruas jalan Kartama mulai dari jalan Kaharudin Nasution
sampai jalan Inpres;
19) ruas jalan Karya Mandiri mulai dari jalan Kartama sampai
jalan Lili;
20) ruas jalan Kasah mulai dari jalan Sudirman sampai dengan
jalan Merak;
21) ruas jalan Kayu Manis mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan NN 008;
22) ruas jalan Kereta Api mulai dari jalan Merak sampai jalan
Kereta Api Ujung;
23) ruas jalan Kereta Api Ujung mulai dari jala Kereta Api
sampai jalan Pinang;
24) ruas jalan Majalengka mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Rambutan;
25) ruas jalan Melati mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai jalan
Adi Sucipto;
26) ruas jalan Melayu mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Satria;
27) ruas jalan Melayu 1 mulai dari jalan Satria sampai jalan
Majalengka;
28) ruas jalan Merak mulai dari jalan Satria sampai jalan
Majalengka;
29) ruas jalan Merak Ujung mulai dari jalan Kasah sampai
jalan Baru 3;
30) ruas jalan NN 008 mulai dari jalan Kayu Manis sampai
jalan Inpres
31) ruas jalan Nurul Ikhlas mulai dari jalan Sudirman sampai
jalan Kereta Api Ujung;
32) ruas jalan Paus mulai dari jalan Tuanku Tambusai sampai
jalan Arifin Ahmad;
33) ruas jalan Pias mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Gulama;
34) ruas jalan Pinang mulai dari jalan Sudirman dampai jalan
Pisang;
35) ruas jalan Rambutan mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
jalan Adi Sucipto;
36) ruas jalan Rawa Indah mulai dari jalan Arifin Ahmad
sampai jalan Adi Sucipto;
37) ruas jalan Samping SMK Pertanian mulai dari jalan
Kaharudin Nasution sampai jalan Belakang SMK Pertanian;
38) ruas jalan Sidodadi mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Inpres;
39) ruas jalan Todak mulai dari jalan Tuanku Tambusai sampai
jalan Beledang;
40) ruas jalan Muhajirin I
41) ruas jalan Baru 1 mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Gulama;
42) ruas jalan Baru 3 mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
jalan Sudirman;
43) Jalan Rencana;
44) Rencana Jalan mulai dari jalan Alamanda sampai dengan
jalan Bangau Raya;
45) Rencana Jalan Belakang SMK Pertanian mulai dari jalan
Samping SMK Pertanian sampai jalan Alamanda.
c) jalan lokal terdiri atas:
1) ruas jalan Gabus mulai dari jalan Tuanku Tambusai
sampai jalan Selais;
2) ruas jalan Nila mulai dari jalan Paus sampai jalan
Terubuk;
3) ruas jalan Selais mulai dari jalan Duyung sampai jalan
Terubuk;
4) ruas jalan Serai mulai dari jalan Gulama sampai jalan
Soekarno Hatta;
5) ruas jalan Subayang mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
jalan Arwana;
6) ruas jalan Tapah mulai dari jalan Duyung sampai jalan
terubuk;
7) ruas jalan Tenggiri mulai dari jalan Paus sampai jalan
Terubuk;
8) ruas jalan Teripang mulai dari jalan Duyung sampai jalan
Terubuk;
9) ruas jalan Terubuk mulai dari jalan Tuanku Tambusai
sampai jalan Teripang;
10) ruas jalan Tilan mulai dari jalan Paus sampai jalan
Terubuk;
11) ruas jalan Bawal mulai dari jalan Paus sampai jalan Saus;
12) ruas jalan Cempedak I mulai dari jalan Cempedak sampai
jalan Kuini;
13) ruas jalan Kuini mulai dari jalan Tuanku Tambusai sampai
jalan Taskurun;
14) ruas jalan Manggis mulai dari jalan Tuanku Tambusai
sampai dengan jalan Belimbing;
15) ruas jalan Markisa mulai dari jalan Paus sampai jalan
Manggis;
16) ruas jalan Pisang mulai dari jalan Cempedak sampai jalan
Pinang;
17) ruas jalan Rambai mulai dari jalan Taskurun sampai jalan
Manggis;
18) ruas jalan Saus mulai dari jalan Belimbing sampai jalan
Bawal;
19) ruas jalan Bahana mulai dari jalan Garuda sampai jalan
Surya;
20) ruas jalan Cendrawasih mulai dari jalan Sudirman sampai
jalan Kereta Api;
21) ruas jalan Hadi Suwarno mulai dari jalan Garuda sampai
jalan Kasah Ujung;
22) ruas jalan Hanggar mulai dari jalan Garuda sampai jalan
Sembilang Indah I;
23) ruas jalan Kasah Ujung mulai dari jalan Merak sampai
jalan Hadi Sumarno;
24) ruas jalan Lion Air mulai dari jalan Paus sampai jalan
Garuda;
25) ruas jalan Madrasah mulai dari jalan Kereta Api sampai
jalan Seulawah;
26) ruas jalan Neraca mulai dari jalan Paus sampai jalan
Surya
27) ruas jalan Puyuh Mas mulai dari jalan Sudirman sampai
jalan Kereta Api;
28) ruas jalan Sembilang Indah mulai dari jalan Paus sampai
jalan Sembilang Indah I;
29) ruas jalan Sembilang Indah I mulai dari jalan Sembilang
Indah sampai jalan Hanggar;
30) ruas jalan Seulawah mulai dari jalan Garuda sampai jalan
Madrasah;
31) ruas jalan Surya mulai dari jalan Bahana sampai jalan
Neraca;
32) ruas jalan Wonosari mulai dari jalan Kereta Api sampai
jalan Wonosari Ujung;
33) ruas jalan Baru, mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
jalan Adi Sucipto;
34) ruas jalan Dirgantara mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Arifin Ahmad;
35) ruas jalan Dirgantara Timur mulai dari jalan Dirgantara
sampai jalan Arifin Ahmad;
36) ruas jalan Irkab mulai dari jalan Arifin Ahmad sampai
jalan Baru;
37) ruas jalan Muslimin mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Rimbo Permai;
38) ruas jalan Nurul Amal mulai dari jalan Adi Sucipto sampai
dengan jalan Rambutan 1;
39) ruas jalan Pala Raya mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Pala Raya Ujung;
40) ruas jalan Rambutan I mulai dari jalan Rambutan sampai
jalan Nurul Amal;
41) ruas jalan Rimbo Petai mulai dari jalan Muslimin sampai
jalan Handayani;
42) ruas jalan Satria mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Melayu;
43) ruas jalan Solensa mulai dari jalan Adi Sucipto sampai
jalan satria;
44) ruas jalan Suriah mulai dari jalan Kayu Manis sampai
jalan Pala Raya;
45) ruas jalan Walet mulai dari jalan Melati sampai jalan
Ikrab;
46) ruas jalan Pala Raya Ujung mulai dari jalan Inpres sampai
jalan Pala Raya;
47) ruas jalan Amanah mulai dari jalan Kaharudin Nasution
sampai jalan Pahlawan Kerja;
48) ruas jalan Pahlawan Kerja mulai dari jalam Kaharudin
Nasution sampai jalan Kartama;
49) ruas jalan Pinang Merah mulai dari jalan Kaharudin
Nasution sampai jalan Pahlawan Kerja;
50) ruas jalan Bangau Raya mulai dari jalan Eco Green sampai
jalan Merak Raya;
51) ruas jalan Berlian mulai dari jalan Blok K sampai jalan
Suasa;
52) ruas jalan Blok K, mulai dari jalan Lili sampai jalan
Berlian;
53) ruas jalan Camar Raya mulai dari jalan Merak Raya
sampai jalan Suasa;
54) ruas jalan Garuda Raya mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Merak Raya;
55) ruas jalan Karya Mandiri / Jalur 2 mulai dari jalan Karya
Mandiri sampai jalan Blok K;
56) ruas jalan Kuansing mulai dari jalan Kartama sampai gang
Muhajirin I;
57) ruas jalan Lili mulai dari jalan Alamanda sampai jalan
Blok K;
58) ruas jalan Merak Raya mulai dari jalan Garuda Raya
sampai jalan Camar Raya;
59) ruas jalan Sei Kelulut mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Kaharudin Nasution;
60) ruas jalan Sei Kelulut I, Mulai dari jalan Bangau Raya
sampai Jalan Eco Green;
61) ruas jalan Sidodadi I mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Sidodadi;
62) ruas jalan Suasa mulai dari jalan Camar Raya sampai
jalan Berlian.
d) jalan lingkungan, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
b. Kecamatan Tampan
1. Ruas jalan sistem primer, yang terdiri atas:
a) jalan kolektor primer empat (JKP-4), terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
b) jalan lokal primer, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
c) jalan strategis kabupaten, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................

2. Ruas jalan sistem sekunder, yang terdiri atas:


a) jalan arteri sekunder, terdiri atas:
1) ruas jalan ................
2) ruas jalan ................
3) ruas jalan ................
b) jalan kolektor terdiri atas:
1) ruas jalan Uka mulai dari jalan Garuda Sakti sampai Batas
Kampar;
2) ruas jalan Bangau Sakti mulai dari jalan Kamboja sampai
jalan Naga Sakti;
3) ruas jalan Widya UNRI mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Prof. Muktar Lutfi;
4) ruas jalan Bangau Sakti mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Naga Sakti;
5) ruas jalan Kamboja mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Bangau Sakti;
6) ruas jalan Prof. Muktar Lutfi mulai dari jalan SM Amin
sampai jalan Bina Widya;
7) ruas jalan Bina Widya mulai dari jalan Unri sampai jalan
Prof. Muktar Lutfi;
8) ruas jalan Melati Indah mulai dari jalan Rajawali Sakti
sampai jalan Rajawali;
9) ruas jalan Tiga Dara mulai dari jalan Rajawali Sakti sampai
Jalan H.R Subrantas;
10) ruas jalan Rajawali Sakti mulai dari jalan Rajawali sampai
jalan H.R subrantas;
11) ruas jalan Srikandi mulai dari jalan Lobak sampai jalan
Rajawali Sakti;
12) ruas jalan Lobak mulai dari jalan SM Amin sampai jalan
Soekarno Hatta
13) ruas jalan Cemara Gading mulai dari jalan Asem Jawa II
sampai jalan Soekarno Hatta
14) ruas jalan Cemara Kipas VII mulai dari jalan Seroja Arengka
sampai jalan Baru (V.2)
15) ruas jalan Melati Indah mulai dari jalan Rajawali sampai
jalan Delima
16) ruas jalan Delima mulai dari jalan H.R Subrantas sampai
jalan Lobak;
17) ruas jalan Rajawali Sakti mulai dari jalan H.R Subrantas
sampai jalan S.M Amin;
18) ruas jalan Melur mulai dari jalan Soebrantas sampai jalan
Karya Indah;
19) ruas jalan Melur Ujung mulai dari jalan Karya Indah sampai
jalan Karyawan;
20) ruas jalan Teropong mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Karya Indah;
21) ruas jalan Baru Blok VI-E mulai dari jalan Rowo Bening
sampai jalan Teropong;
22) ruas jalan Datuak Tunggul mulai dari jalan Purwodadi
sampai jalan Karya Indah;
23) ruas jalan Rowo Bening mulai dari jalan Soekarno Hatta
dampai jalan Matoa Indah;
24) ruas jalan Puja Kusuma mulai dari jalan Purwodadi sampai
jalan Eka Tunggal;
25) ruas jalan Purwodadi Ujung mulai dari jalan Cendrawasih
sampai jalan Angsana;
26) ruas jalan Purwodadi mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Cendrawasih;
27) ruas jalan Cipta Karya mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Datuak Tunggul;
28) ruas jalan Swakarya mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Taman Karya;
29) ruas jalan Budi Daya mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Kubang Raya;
30) ruas jalan Taman Karya mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Karya Mandiri;
31) ruas jalan Sukakarya mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Karya Mandiri;
32) ruas jalan Jati Mandiri mulai dari jalan Uka sampai jalan
Kabun / Sepakat;
33) ruas jalan TPU Tampan mulai dari jalan Uka sampai jalan
Baru Blok I-A;
34) ruas jalan Gang Mulya mulai dari jalan Garuda Sakti
sampai jalan Kabun/Sepakat;
35) ruas jalan Utama mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Baru Blok I-G;
36) ruas jalan Kabun/Sepakat mulai dari gang Mulya sampai
Batas Kabupaten Kampar;
37) ruas jalan Blok I-I mulai dari jalan TPU Tampan sampai
jalan Baru Blok I-G
38) ruas jalan Kamboja mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Bangau Sakti;
39) ruas jalan Ketitiran mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Blok II-D;
40) ruas jalan Blok II-C mulai dari jalan Air Hitam sampai jalan
Ketitiran;
41) ruas jalan Melati I mulai dari jalan Air Hitam sampai jalan
Garuda Sakti;
42) ruas jalan Blok II-D mulai dari jalan Ketitiran sampai jalan
Blok II sampai jalan Melati I;
43) ruas jalan Swadaya mulai dari jalan Pertanian sampai jalan
Srikandi;
44) ruas jalan Harapan Utama mulai dari jalan Harapan Utama
sampai jalan Rajawali Sakti
45) ruas jalan Pertanian mulai dari jalan Baru (lv.3) sampai
jalan Lobak;
46) ruas jalan Sekuntum mulai dari jalan Rajawali Sakti sampai
jalan Srikandi;
47) ruas jalan Wisma PGRI mulai dari jalan Lobak sampai jalan
Baru (lv.4) ;
48) ruas jalan Abadi mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Kamboja;
49) ruas jalan Kamboja mulai dari jalan H.R Subrantas sampai
jalan Abadi;
50) ruas jalan Seroja Arengka mulai dari jalan Kamboja sampai
jalan Cemara Gading;
51) ruas jalan Delima VIII mulai dari jalan Delima sampai jalan
Serasi;
52) ruas jalan Serasi Raya II mulai dari Jalan Serasi sampai
jalan Sambungan di Blok 5-02;
53) ruas jalan Asem Jawa mulai dari jalan Lobak sampai jalan
Cemara Gading;
54) ruas jalan Asam Jawa II mulai dari jalan Cemara Gading
sampai jalan Lobak;
55) ruas jalan Garuda I mulai dari jalan Delima sampai jalan
Baru Blok 5-04;
56) ruas jalan Syamsu Alimin mulai dari jalan Rajawali sampai
jalan Sambungan di Blok 5-02
57) ruas jalan Tiung mulai dari jalan S.M Amin sampai jalan
Rajawali;
58) ruas jalan Delima mulai dari jalan H.R Subrantas sampai
jalan Lobak;
59) ruas jalan Serasi mulai dari jalan Serasi Raya II
60) ruas jalan Karyawan mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Melur Satu;
61) ruas jalan Karya Indah mulai dari jalan Purwodadi sampai
jalan Melur Ujung;
62) ruas jalan Kasia Indah mulai dari jalan Datuak Tunggul
sampai jalan Teropong;
63) ruas jalan Matoa Raya mulai dari jalan Blok VI-B mulai dari
jalan Rowo Bening;
64) ruas jalan Cipta Karya UPT 1 mulai dari jalan Baru Blok VII
sampai jalan Baru Blok VII-E;
65) ruas jalan Cendrawasih mulai dari jalan Purwodadi sampai
jalan Purwodadi Ujung;
66) ruas jalan Sungkai mulai dari jalan Cipta Karya sampai
jalan Cipta Karya Upt I;
67) ruas jalan Persatuan mulai dari jalan Cendrawasih sampai
jalan Purwadadi Ujung;
68) ruas di Area Kampar;
69) ruas jalan Suka Ria mulai dari Sukakarya sampai jalan
Cipta Karya;
70) ruas Gang Bersama mulai dari jalan Cipta Karya sampai
jalan Puja Kusuma;
71) ruas jalan Angsana mulai dari jalan Cipta Karya sampai
jalan Purwodadi Ujung;
72) ruas jalan Datuak Tunggul mulai dari jalan Cendrawasih
sampai jalan Cipta karya ;
73) ruas jalan Suka Karya mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai Batas Kampar;
74) ruas jalan Karya Mandiri mulai dari jalan Taman Karya;
75) ruas jalan Lumba - Lumba mulai dari jalan Kubang Raya
sampai jalan Taman Karya;
76) ruas jalan Blok VIII-H mulai dari jalan Kubang Raya;
77) ruas jalan gang Gembira mulai dari jalan Taman Karya
sampai jalan Sukakarya;
78) ruas jalan Blok VIII-I mulai dari jalan Taman Karya sampai
jalan Swakarya;
79) ruas jalan Blok VIII-D mulai dari jalan Ikhlas sampai jalan
Taman Karya;
80) ruas jalan Manunggal mulai dari jalan H.R Subrantas
(Pekanbaru-Bangkinang) sampai jalan Suka Mulya I
81) ruas jalan Suka Mulya mulai dari jalan Manunggal sampai
jalan Manunggal;
82) ruas jalan Blok IX-E mulai dari jalan Manunggal sampai
jalan Blok IX-A (Perum Pinang Kencana)
83) ruas jalan Melayu mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Manunggal;
84) ruas jalan Buluh Cina mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Terusan Buluh Cina;
85) ruas jalan gang Mulya mulai dari jalan Garuda Sakti mulai
dari jalan Kabun/Sepakat;
86) ruas jalan gang Saudara Mulai dari jalan Kubang Raya
sampai jalan Manunggal;
87) ruas jalan Kabun/ Sepakat mulai dari gang Mulya sampai
Batas Kampar;
88) ruas jalan Terusan Buluh Cina Ujung mulai dari jalan
Soebrantas (Bangkinang-Pekanbaru) sampai jalan Buluh
Cina;
89) ruas jalan Blok IX (Arima Cluster) mulai dari jalan Kubang
Raya sampai jalan Tuah Karya Ujung;
90) ruas jalan Baru Blok I-A mulai dari jalan TPU Tampan
sampai jalan Baru Blok I-B;
91) ruas jalan Baru Blok I-G mulai dari jalan Utama sampai
jalan Blok I-I;
92) ruas jalan Baru Blok II-E mulai dari jalan Air Hitam sampai
jalan Naga Sakti;
93) ruas jalan Baru Blok IV,8 mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Pertanian;
94) ruas jalan Baru Blok IV,4 mulai dari jalan Wisma PGRI
samai jalan Baru (IV,3);
95) ruas jalan Baru Blok IV,3 mulai dari jalan Harapan Utama
sampai jalan Baru (IV,4);
96) ruas jalan Baru Blok V,1 mulai dari jalan Syamsu Alimin
sampai jalan Serasi Raya II;
97) ruas jalan Baru Blok V,2 mulai dari jalan Garuda I sampai
jalan Cemara Kipas VII;
98) ruas jalan Baru Blok VII-E mulai dari jalan Cipta Karya UPT
I sampai Batas Kampar;
99) ruas jalan Baru Blok VIII-A mulai dari jalan Budi Daya
sampai jalan Ikhlas;
100) ruas jalan Baru Blok VIII-C sampai jaln Taman Karya.
c) Jalan lokal terdiri dari
1) ruas jalan Surya Garuda mulai dari jalan Garuda Sakti;
2) ruas jalan Trilogi mulai dari jalan Uka;
3) ruas jalan Blok I-F mulai dari jalan Perumahan UNRI;
4) ruas jalan Mutiara Anggrek mulai dari jalan Jati Mandiri
sampai jalan Perumahan UNRI;
5) ruas jalan Blok I-D mulai dari jalan Mutiara Anggrek sampai
jalan Mutiara Anggrek;
6) ruas jalan Anggrek mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Kabun/Sepakat;
7) ruas jalan Blok I-A mulai dari jalan Uka sampai Batas
Kampar;
8) ruas jalan Blok I-E mulai dari jalan Kabun/Sepakat sampai
jalan Blok I-D;
9) ruas jalan Blok I-G mulai dari jalan Anggrek sampai jalan
Blok I-D;
10) ruas jalan Blok I-B mulai dari jalan Surya Garuda sampai
jalan Trilogi;
11) ruas jalan Perumahan UNRI;
12) ruas jalan Perumahan UNRI mulai dari jalan Garuda Sakti
sampai jalan Mutiara Anggek;
13) ruas jalan Melati III mulai dari jalan Melati I sampai jalan
Blok II-F;
14) ruas jalan Kayu Putih mulai dari jalan Melati I sampai jalan
Blok II-D;
15) ruas jalan Kayu Cendana mulai dari jalan Kayu Putih
sampai jalan Kayu Putih;
16) ruas jalan Melati II mulai dari jalan Melati I sampai jalan
Kamboja;
17) ruas jalan Blok II-A mulai dari jalan Air Hitam sampai jalan
Blok II-B;
18) ruas jalan Blok II-B mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Blok II-C;
19) ruas jalan Balam Kuansing mulai dari jalan Garuda Sakti
sampai jalan Blok II-D;
20) ruas jalan Blok II-G mulai dari jalan Melati sampai jalan
Balam Kuansing;
21) ruas jalan Blok II-F mulai dari jalan Bangau Sakti sampai
jalan Melati III
22) ruas jalan Mawar mulai dari jalan Bangau Sakti sampai
jalan Merpati Sakti;
23) ruas jalan gang Mesjid mulai dari jalan Bangau Sakti
sampai jalan Merpati Sakti;
24) ruas jalan gang Kampar mulai dari jalan Garuda Sakti
sampai jalan Merpati Sakti;
25) ruas jalan Teladan mulai dari jalan Garuda Sakti sampai
jalan Merpati Sakti;
26) ruas jalan Merpati Sakti mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Mawar;
27) ruas jalan Blok III mulai dari jalan SM Amin sampai jalan
Kutilang Sakti;
28) ruas jalan Balam Sakti mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Binakrida UNRI;
29) ruas jalan Merak Sakti mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Baraq;
30) ruas jalan Mayar Sakti mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Binakrida UNRI;
31) ruas jalan UNRI-Stadion Utama Riau mulai dari jalan Prof.
Muktar Lutfi sampai jalan Atlit Juara;
32) ruas jalan Kutilang Sakti mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Merak Sakti;
33) raus jalan Binakrida UNRI mulai dari jalan Bina Widya
UNRI sampai jalan Mayar Sakti;
34) ruas jalan Atlit Juara mulai dari jalan Naga Sakti sampai
jalan Naga Sakti;
35) ruas jalan UNRI mulai dari jalan Bangau Sakti samai jalan
Prof Mukhtar Lutfi;
36) ruas jalan Baraq mulai dari jalan Mayar Sakti sampai jalan
Merak Sakti;
37) ruas jalan Flamboyan V mulai dari jalan Flamboyan IV
sampai jalan Baru (lv.5)
38) ruas jalan Bima mulai dari jalan Bima sampai jalan Tuanku
Tambusai;
39) ruas jalan Wortel mulai dari jalan Baru (IV.7) sampai jalan
Lobak;
40) ruas jalan Srikaya mulai dari jalan Pertanian sampai jalan
Baru (lv.6)
41) ruas jalan Arjuna mulai dari jalan S.M Amin sampai jalan
Rajawali Sakti;
42) ruas jalan Rajawali Sakti mulai dari jalan Flamboyan IV
sampai jalan Rajawali;
43) ruas jalan Permadani III mulai dari jalan Srikandi sampai
jalan Baru (lv.6)
44) ruas jalan Permadi IV mulai dari jalan Baru (lv.v) sampai
jalan Skrikandi;
45) ruas jalan Pisang mulai dari jalan Pertanian
46) ruas jalan Serasi Indah Mulai dari jalan Rajawali sampai
jalan Serasi V;
47) ruas jalan Asem Jawa I mulai dari jalan Cemara Gading
sampai jalan Seroja Indah;
48) ruas jalan Garuda mulai dari jalan H.R Soebrantas sampai
jalan Garuda I;
49) ruas jalan Radio mulai dari jalan Delima III sampai jalan
Rajawali Sakti III
50) ruas jalan Seroja mulai dari jalan Cemara Gading sampai
jalan Kamboja;
51) ruas jalan Serasi ujung mulai dari jalan Radio sampai jalan
Delima VIII;
52) ruas jalan Wiraswasta mulai dari jalan Anggrek mulai dari
jalan Soekarno Hatta;
53) ruas jalan Rajawali Sakti mulai dari jalan Rajawali sampai
jalan Radio;
54) ruas jalan Serasi mulai dari jalan Melati Indah sampai jalan
Delima VIII
55) ruas jalan Seroja I mulai dari jalan Kamboja sampai jalan
Seroja;
56) ruas jalan Serasi V mulai dari jalan serasi sampai jalan
Serasi Indah;
57) ruas jalan Anggrek Ujung mulai dari jalan Kamboja sampai
jalan Anggrek;
58) ruas jalan Anggrek mulai dari jalan Kamboja sampai jalan
H.R Soebrantas;
59) ruas jalan H.Aji Asyeral mulai dari jalan Purwodadi sampai
jalan Ika I;
60) ruas jalan Ega III mulai dari jalan Melur sampai jalan
Marija;
61) ruas jalan Panam Indah mulai dari jalan Melur sampai jalan
Melur Satu;
62) ruas jalan Marija mulai dari jalan Ika I sampai jalan Ega III;
63) ruas jalan Marsan Barat mulai dari jalan Marsan Sejahtera
sampai jalan Ika I;
64) ruas jalan Ika I mulai dari jalan Marija sampai jalan Marsan
Barat;
65) ruas jalan Baru Blok VI-E mulai dari jalan Blok VI-F sampai
jalan Teropong;
66) ruas jalan Bunga Serasi mulai dari jalan Rawa Bening
sampai jalan Teropong;
67) ruas jalan Muhajirin mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Muhajirin II;
68) ruas jalan Baru Blok VI-B mulai dari jalam Blok VI-A
sampai jalan Blok VI-B;
69) ruas jalan Pelita mulai dari jalan Soekarno Hatta sampai
jalan Asoka Merah;
70) ruas jalan Muhajirin II mulai dari jalan Karya Indah sampai
jalan Teratai;
71) ruas jalan Teratai mulai dari jalan Muhajirin II sampai jalan
Matoa Raya;
72) ruas jalan Cempaka mulai dari jalan Melur sampai jalan
Marsan Sejahtera;
73) ruas jalan Rawa Bening mulai dari jalan Rowo Bening
sampai jalan Bunga Serai;
74) ruas jalan Blok VI-D mulai dari jalan Rowo Bening sampai
jalan Teropong;
75) ruas jalan Blok VI-F mulai dari jalan Rowo Bening I sampai
jalan Teropng;
76) ruas jalan Muhajirin II mulai dari jalan Muhajirin II sampai
jalan Baru Blok VI-C;
77) ruas jalan Blok VI-E mulai dari jalan Rowo Bening sampai
jalan Baru Blok VI-D;
78) ruas jalan Baru Blok VI-D mulai dari jalan Al Jihat sampai
jalan Blok VI-E;
79) ruas jalan Baru Blok VI-C mulai dari jalan Muhajirin II
sampai jalan Blok VI-C;
80) ruas jalan Blok VI-C mulai dari jalan Rowo Bening sampai
dari jalan Baru Blok VI-C;
81) ruas jalan Al Jihat mulai dari jalan Blok VI-C sampai jalan
Baru Blok VI-C;
82) ruas jalan Rawa Bening I mulai dari jalan Rowo Bening
sampai jalan Blok VI-F;
83) ruas jalan Melur Satu mulai dari jalan Cempaka 1 sampai
jalan Karyawan;
84) ruas jalan Cempaka 1 mulai dari jalan Melur Satu sampai
jalan Melur;
85) ruas jalan Marsan Sejahtera mulai dari jalan H.R
Soebrantas sampai jalan Marsan Timur;
86) ruas jalan Marsan Timur mulai dari jalan Melur sampai
jalan Marsan Sejahtera;
87) ruas jalan Asoka Merah mulai dari jalan Melur Satu sampai
jalan Pelita;
88) ruas jalan Blok VI-A mulai dari jalan Karya Indah sampai
jalan Baru Blok VI-B;
89) ruas jalan Pelita mulai dari jalan Melur Satu;
90) ruas jalan Ika I mulai dari jalan Marsan Sejahtera;
91) ruas jalan Putri Tujuh mulai dari jalan H.R Soebrantas;
92) ruas jalan Blok VII-E mulai dari jalan Cipta Karya;
93) ruas jalan Blok VII-F mulai dari jalan Karya Indah;
94) ruas jalan gang Graga mulai dari gang Kuindra sampai jalan
Eka Tunggal;
95) ruas jalan gang Dwi Guna mulai dari jalan Suka Karya;
96) ruas jalan Perum Griya Cipta mulai dari jalan Cipta Karya;
97) ruas jalan Blok VII-C mulai dari jalan Sukakarya;
98) ruas jalan Blok VII-H mulai dari jalan Cipta Karya sampai
jalan Perum Griya Cipta;
99) ruas jalan gang Sepakat mulai dari jalan Sukakarya;
100) ruas jalan Blok VII-B mulai dari jalan Purwodadi sampai
jalan Baru Blok VII
101) ruas jalan Cemara mulai dari jalan Angsana sampai jalan
Datuak Tunggul;
102) ruas jalan gang Kuindra mulai dari jalan Cipta Karya
sampai jalan Baru Blok VII;
103) ruas jalan Karya Indah mulai dari jalan Cipta Karya;
104) ruas jalan Blok VII-A mulai dari jalan Sukakarya sampai
gang Damai;
105) ruas jalan Eka Tunggal mulai dari jalan Puja Kusuma
sampai gang Graha;
106) ruas jalan Blok VII-D mulai dari jalan Karya Indah sampai
gang Auri;
107) ruas jalan Blok VII-G mulai dari jalan Cemara;
108) ruas jalan Eka Tunggal mulai dari jalan Purwodadi;
109) ruas jalan gang Auri mulai dari jalan Cipta Karya;
110) ruas jalan gang Damai mulai dari jalan Soebrantas sampai
jalan Cipta Karya;
111) ruas jalan Blok VII-I mulai dari Cipta Karya sampai jalan
Cemara;
112) ruas jalan Blok VII-E mulai dari jalan Puja Kusuma sampai
jalan Angsana;
113) ruas jalan Mutiara IV mulai jalan Taman Karya sampai
jalan Swakarya;
114) ruas jalan gang Rukun mulai dari jalan Guna Karya
sampai jalan Sukakarya;
115) ruas jalan gang Muchsin mulai dari jalan Soebrantas;
116) ruas jalan Blok VIII-N mulai gang Muchsin;
117) ruas jalan Taman Karya V mulai dari jalan Taman Karya
sampai jalan Swakarya;
118) ruas jalan Swakarya VII mulai dari jalan Taman Karya
sampai jalan Swakarya;
119) ruas jalan Blok VIII-O (Berumahan HSB) mulai dari jalan
Swakarya;
120) ruas jalan gang Seni mulai dari jalan Swakarya;
121) ruas jalan Saiyo mulai dari jalan Swakarya;
122) ruas jalan gang Seri V mulai dari gang Gembira sampai
jalan Saiyo;
123) ruas jalan Blok VII-P mulai dari jalan Graha;
124) ruas jalan gang Sulita mulai dari jalan Taman Karya;
125) ruas jalan Graha mulai dari jalan Graha sampai jalan Suka
Karya;
126) ruas jalan Dalihan Natolu mulai dari jalan Taman Karya;
127) ruas jalan gang Delima mulai dari jalan Ikhlas sampai
jalan Taman Karya;
128) ruas jalan Ikhlas mulai dari jalan H.R Soebrantas sampai
jalan Baru Blok VIII-B
129) ruas jalan Tuah Karya mulai dari jalan H.R Soebrantas
sampai jalan Kubang Raya;
130) ruas jalan gang H.Marlis mulai dari jalan Tuah Karya
sampai jalan Budi Daya;
131) ruas jalan Blok VIII mulai dari jalan Budi Daya sampai
jalan Ikhlas;
132) ruas jalan Kakap mulai dari jalan Kubang Raya sampai
jalan Taman Karya;
133) ruas jalan Blok VIII-F mulai dari jalan Lumba-Lumba;
134) ruas jalan Blok VIII-L mulai dari jalan Karya Mandiri
sampai jalan Dahilan Natolu
135) ruas jalan Blok VIII-J mulai dari jalan Swakarya;
136) ruas jalan Blok VIII-M mulai dari jalan Karya Mandiri;
137) ruas jalan Permata mulai dari jalan Swakarya;
138) ruas jalan Guna Karya mulai dari jalan H.R Soebrantas;
139) ruas jalan Blok VIII-D mulai dari jalan Lumba-Lumba;
140) ruas jalan gang Cemara II mulai dari jalan Saiyo;
141) ruas jalan Blok VIII-K mulai dari jalan Sukakarya;
142) ruas jalan Blok VIII-A mulai dari jalan Guna Karya;
143) ruas jalan Fajar mulai dari jalan Subrantas (Pekanbaru-
Bangkinang) sampai gang Sosial;
144) ruas jalan Yuda Karya mulai dari jalan Soebrantas
(Pekanbaru-Bangkinang)) sampai gang Saudara;
145) ruas jalan Kartika mulai dari jalan Soebrantas (Pekanbaru-
Bangkinang) sampai gang Sosial;
146) ruas jalan Blok IX-C mulai dari jalan Soebrantas
(Pekanbaru-Bangkinang) sampai gang Saudara;
147) ruas jalan gang Sosial mulai dari jalan Kubang Raya
sampai jalan Fajar;
148) ruas jalan Tuah Karya Ujung mulai dari jalan Kubang Raya
sampai jalan Blok IX (Arima Cluster);
149) ruas jalan Blok IX-A (Perum Pinang Kencana) mulai dari
jalan Tuah Karya Ujung sampai jalan Suka Mulya;
150) ruas jalan Blok IX-D mulai dari gang Saudara;
151) ruas jalan Blok IX-B (Perum Pinang Kencana) mulai dari
jalan Manunggal sampai jalan Blok IX-A (Perum Pinang
Kencana);
152) ruas jalan Blok IX-C mulai dari jalan Manunggal sampai
jalan Blok IX-A (Perum Piang Kencana);
153) ruas jalan Brotoseno mulai dari jalan Kubang Raya sampai
jalan Blok IX-A (Perum Pinang Kencana);
154) ruas jalan Blok IX-F mulai dari jalan Tuah Karya Ujung;
155) ruas jalan Blok IX-B mulai dari jalan Manunggal;
156) ruas jalan Prof.Ilyas Moh. Ali mulai dari jalan H.R
Soebrantas (Pekanbaru-Bangkinang) sampai jalan Senat;
157) ruas jalan Blok IX (Perum Puri Alam Permai) mulai dari
jalan Manunggal;
158) ruas jalan Melayu II mulai dari jalan H.R Soebrantas
(Pekanbaru-Bangkinang);
159) ruas jalan UIN mulai dari jalan Senat;
160) ruas jalan Senat mulai dari jalan Prof. Ilyas Moh. Ali;
161) ruas jalan Blok IX-A mulai dari jalan Kabun/Sepakat;
162) ruas jalan Blok I-H (Batas UIN) mulai dari jalan Buluh
Cina;
163) ruas jalan Baru Blok I-F mulai dari jalan TPU Tampan
sampai jalan Baru Blok I-D;
164) ruas jalan Baru Blok I-H mulai dari jalan Surya Garuda
sampai jalan Perumahan Unri;
165) ruas jalan Baru Blok I-C mulai dari jalan Blok I-D sampai
jalan Blok I-A;
166) ruas jalan Baru Blok I-D mulai dari jalan Uka sampai jalan
Baru Baru Blok I-A;
167) ruas jalan Baru I-E mulai dari jalan Uka Sampai jalan
Kabun/Sepakat;
168) ruas jalan Baru Blok II-B mulai dari jalan Melati I sampai
jalan Baru Blok II-D;
169) ruas jalan Baru Blok II-C mulai dari jalan Melati I sampai
jalan baru Blok II-D;
170) ruas jalan Baru Blok II-H mulai dari jalan Baru Blok II-D
sampai jalan Baru Blok II-J;
171) ruas jalan Baru Blok II-G mulai dari jalan S.M Amin
sampai jalan Baru Blok II-E;
172) ruas jalan Baru Blok II-F mulai dari jalan Tuanku
Tambusai Ujung sampai jalan Baru Blok II-G;
173) ruas jalan Baru Blok II-J mulai dari jalan Baru Blok II-G
sampai jalan Baru II-H;
174) ruas jalan Baru Blok II-I mulai dari jalan Naga Sakti
sampai jalan Baru Blok II-H;
175) ruas jalan Baru Blok II-A mulai dari jalan Baru Blok II-D
sampai jalan Baru Blok II-E;
176) ruas jalan Blok II-E mulai dari jalan Air Hitam sampai
jalan Blok II-E;
177) ruas jalan Baru Blok II-D mulai dari jalan Naga Sakti
sampai jalan Baru Blok II-E;
178) ruas jalan Baru (IV.5) mulai dari jalan Permadi IV sampai
jalan Flamboyan IV;
179) ruas jalan Baru (IV.7) mulai dari jalan Baru (IV,8) mulai
dari jalan Wortel;
180) ruas jalan Baru (IV.2) mulai dari jalan Baru Blok 4-01
sampai jalan Sekuntum;
181) ruas jalan Baru (IV.6) mulai dari jalan Srikaya sampai
jalan Pertanian;
182) ruas jalan Baru (IV.9) mulai dari jalan Soekarno Hatta
sampai jalan Wortel;
183) ruas jalan Baru (IV.1) mulai dari jalan Sekuntum sampai
jalan Rajawali Sakti;
184) ruas jalan Baru Blok VII-A mulai jalan Cipta Karya sampai
gang Sepakat;
185) ruas jalan Baru Blok VII-D mulai dari jalan Angsana;
186) ruas jalan Baru Blok-B mulai dari gang Dwi Guna;
187) ruas jalan Baru Blok-C mulai dari jalan Gelora sampai
jalan Blok VII-B;
188) ruas jalan Baru Blok VIII-D;
189) ruas jalan Baru Blok VIII-B mulai dari jalan Budi Daya;
190) ruas jalan Baru Blok VIII-C;
191) ruas jalan Baru Blok VIII-F;
192) ruas jalan Baru Blok VIII-G;
193) ruas jalan Baru Blok IX-C mulai dari jalan Manunggal
194) ruas jalan Baru Blok IX-A mulai dari jalan kabun /
Sepakat;
195) ruas jalan Baru Blok IX-B mulai dari jalan Blok I-H (Batas
UIN).
(5) jalur pejalan kaki, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
terdiri atas:
a. Kecamatan Marpoyan Damai
1. ruas jalan Sudirman;
2. ruas jalan tuanku Tambusai;
3. ruas jalan Paus;
4. ruas jalan Kaharudin Nasation;
5. ruas jalan Arifin Ahmad;
6. ruas jalan Soekarno Hatta;
7. ruas jalan Adi Sucipto; dan
8. ruas jalan Kartama.
9. Ruas jalan garuda
b.Kecamatan Tampan
1. ruas jalan H.R. Subrantas;
2. ruas jalan Air Hitam;
3. ruas jalan Garuda Sakti;
4. ruas jalan Kubang Raya;
5. ruas jalan H.R. Subrantas;
6. ruas jalan SM. Amin;
7. ruas jalan Tuanku Tambusai Ujung;
8. ruas jalan Soekarno-Hatta;
9. ruas jalan Naga Sakti;
10. ruas jalan Purwodadi;
11. ruas jalan Datuak Tunggul;
12. ruas jalan Sukakarya;
13. ruas jalan Cipta Karya;
14. ruas jalan Swakarya;
15. ruas jalan Taman Karya;
16. ruas jalan Uka;
17. ruas jalan Melati Indah;
18. ruas jalan Delima;
19. ruas jalan Rajawali Sakti;
20. ruas jalan Purwodadi;
21. ruas jalan Teropong;
22. ruas jalan Rowo Bening;
23. ruas jalan Matoa Raya;
24. ruas jalan Prof. Muktar Lutfi;
25. ruas jalan Kasia Indah.
c. Kecamatan Payung Sekaki:
1. ruas jalan Tuanku Tambusai;
2. ruas jalan Tuanku Tambusai Ujung;
3. ruas jalan Soekarno Hatta;
4. ruas jalan Air Hitam;
5. ruas jalan Riau Ujung;
6. ruas jalan SM Amin;
7. ruas jalan pedestrian Dharma Bakti;
8. ruas jalan Kayu Manis;
9. ruas jalan Pemuda;
10. ruas jalan Durian;
11. ruas jalan Jenderal;
12. ruas jalan Beringin.
(6) jalur sepeda, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
terdiri atas:
a. Kecamatan Marpoyan Damai
Pembangunan jalur sepeda pada kawasan perbelanjaan dan
pertokoan yang terintegrasi dengan korodior BRT (Bus Rapid
Transit)
1. ruas jalan Sudirman;
2. ruas jalan Tuanku Tambusai;
3. ruas jalan Paus;
4. ruas jalan Kaharudin Nasution;
5. ruas jalan Arifin Ahmad;
6. ruas jalan Soekarno Hatta;
7. ruas jalan Adi Sucipto; dan
8. ruas Jalan Kartama.
b. Kecamatan Tampan
1. ruas jalan H.R. Subrantas;
2. ruas jalan Air Hitam;
3. ruas jalan Garuda Sakti;
4. ruas jalan Kubang Raya;
5. ruas jalan H.R. Subrantas;
6. ruas jalan SM. Amin;
7. ruas jalan Tuanku Tambusai Ujung;
8. ruas jalan Soekarno-Hatta;
9. ruas jalan Naga Sakti;
10. ruas jalan Purwodadi;
11. ruas jalan Datuak Tunggul;
12. ruas jalan Sukakarya;
13. ruas jalan Cipta Karya;
14. ruas jalan Swakarya;
15. ruas jalan Taman Karya;
16. ruas jalan Uka;
17. ruas jalan Melati Indah;
18. ruas jalan Delima;
19. ruas jalan Rajawali Sakti;
20. ruas jalan Purwodadi;
21. ruas jalan Teropong;
22. ruas jalan Rowo Bening;
23. ruas jalan Matoa Raya;
24. ruas jalan Prof. Muktar Lutfi;
25. ruas jalan Kasia Indah.
c. Kecamatan payung Sekaki
1. ruas jalan Tuanku Tambusai;
2. ruas jalan Tuanku Tambusai Ujung;
3. ruas jalan Soekarno Hatta;
4. ruas jalan Air Hitam;
5. ruas jalan Riau Ujung;
6. ruas jalan SM Amin;
7. ruas jalan pedestrian Dharma Bakti;
8. ruas jalan Kayu Manis;
9. ruas jalan Pemuda;
10. ruas jalan Durian;
11. ruas jalan Jenderal;
12. ruas jalan Beringin.

(7) Terminal penumpang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf


g, terdiri atas :
a.terminal penumpang tipe A terdapat di Kecamatan Payung Sekaki di
Kelurahan Labuh Baru Barat;
b.terminal penumpang tipe C terdapat di Kecamatan Tampan di
Kelurahan Tuah Karya.

Pasal 8
(1) Sistem jaringan kereta api (KA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf b, terdiri atas:
a. Jaringan jalur KA; dan
b. stasiun KA.
(2) Jaringan jalur KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas:
a. jaringan jalur KA umum, terdiri atas:
1. jaringan jalur KA antarkota,terdiri atas: Jalur Pekanbaru - Muara
Lembu;
2. jaringan jalur KA perkotaan, meliputi : sistem transportasi masal
berbasis rel
b. Jaringan jalur KA khusus, terdiri atas:
1. ............................;
2. ............................;
3. ............................;
3) Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a. stasiun penumpang, terdiri atas: stasiun penumpang yang berada di
Kecamatan Tampan

Pasal 9
(1) Sistem jaringan transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf c, terdiri atas :
a. bandar udara; dan
b. ruang udara untuk penerbangan.
(2) Tatanan Kebandarudaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi Rencana Pengembangan Bandara Internasional Sultan Syarif
Kasim II.
(3) Rencana Pengembangan Bandara Internasional Sultan Syarif
Kasim II sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. Peningkatan atau perpanjangan landasan pacu Bandara Sultan
Syarif Kasim II;
b. Peningkatan kualitas pelayanan bandara;
c. Peningkatan fasilitas bandara; dan
d. Penataan ruang yang lebih ketat di sekitar kawasan bandara.
(4 ) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b terdiri atas:
a. ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara;
b. ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk
operasi penerbangan; dan
c. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.

Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana

Pasal 10
Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. sistem jaringan energi/Kelistrikan;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem jaringan prasarana lainnya

Paragraf 2
Sistem Jaringan Energi

Pasal 11
(1) Sistem jaringan energi/ kelistrikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf a, meliputi : jaringan infrastruktur
ketenagalistrikan.
(2) Jaringan infrastruktur ketenagalistrikan, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terdiri atas : infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan
sarana pendukungnya, terdiri atas:
1. jaringan transmisi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga
listrik antarsistem, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), yang terdiri
atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
b) saluran udara tegangan tinggi (SUTT), yang terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
2. jaringan distribusi tenaga listrik, terdiri atas:
a) saluran udara tegangan menengah (SUTM), terdapat di:
1) Pengembangan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
yang mengikuti pengembangan jaringan jalan di Kota
Pekanbaru;
2) ………………………
b) saluran udara tegangan rendah (SUTR), terdapat di:
1) Pengembangan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
yang mengikuti pengembangan jaringan jalan di Kota
Pekanbaru;
2) ………………………
c) saluran kabel tegangan menengah (SKTM), terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
d) saluran distribusi lainnya, terdapat di:
1) ………………………; dan
2) ………………………
3. gardu listrik, terdiri atas:
a) gardu induk, yang terdiri atas:
1) jalan taman Griya Melati; dan
2) ………………………
b) gardu hubung, yang terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
c) gardu distribusi, yang terdiri atas:
1) ………………………; dan
2) ………………………
(4) Sistem jaringan energi digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ....., yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 12
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 huruf b, terdiri atas :
a. sistem jaringan kabel; dan
b. sistem jaringan nirkabel.
(2) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi kabel
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : pengembangan
sistem jaringan kabel primer dan sekunder dibawah tanah diatur
mengikuti pola jaringan jalan
(3) Pengembangan sistem jaringan nirkabel sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengaturan zona-zona pembangunan tower-tower transmisi selular;
dan
b. Penyediaan dan pemanfaatan menara Base Transceiver Station
(BTS) secara bersama menjangkau seluruh wilayah Kota.
(4) Ketentuan mengenai pengaturan menara telekomunikasi
bersama lebih lanjut diatur dalam atau dengan Peraturan Walikota.
(5) Jaringan tetap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas ……..
(6) Jaringan bergerak, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. jaringan bergerak terestrial, terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
b. jaringan bergerak seluler, terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
c. jaringan bergerak satelit, terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
(4) Sistem jaringan telekomunikasi digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
....., yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 13
(1) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
…….. ayat (1) huruf d, terdiri atas :
a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara dan lintas provinsi;
b. sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota yang; dan
c. sistem jaringan sumber daya air kabupaten/kota.
(2) sistem jaringan sumber daya air lintas negara dan lintas Provinsi,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. ………………………; dan
2. ………………………
(3) sistem jaringan sumber daya air lintas kabupaten/kota, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. Sungai Sibam; dan
2. ………………………
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. Pintu air di Kecamatan Payung Sekaki ;
2. Pompa Banjir berada di Kecamatan Payung Sekaki;
3. Jaringan air baku untuk air bersih berada di Kecamatan Payung
Sekaki:
(4) sistem jaringan sumber daya air kabupaten/kota, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. sumber air, terdiri atas:
1. air permukaan, terdiri atas:
a. sungai ....... terdapat di ............
b. mata air ....... terdapat di ............
c. danau ...... terdapat di ............
d. embung ........... terdapat di ............
e. waduk ......... terdapat di ............
f. sumber air permukaan yang lain ..........
2. air tanah pada cekungan air tanah (CAT) kabupaten, terdiri
atas:
a. ………………………; dan
b. ………………………
b. prasarana sumber daya air, terdiri atas:
1. sistem jaringan irigasi, terdiri atas:
a) jaringan irigasi primer, terdapat di ...........
b) jaringan irigasi sekunder, terdapat di .......
2. sistem pengendalian banjir, terdiri atas:
a) ………………………; dan
b) ………………………
3. jaringan air baku untuk air bersih, terdiri atas:
a) ………………………; dan
b) ………………………
4. jaringan air bersih ke kelompok pengguna, terdiri atas:
a) ………………………; dan
b) ………………………
(5) Sistem jaringan sumber daya air digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
....., yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

Paragraf 5
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 14
(1) Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal …….. ayat (1) huruf e, terdiri atas:
a. sistem penyediaan air minum (SPAM);
b. sistem pengelolaan air limbah (SPAL);
c. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
d. sistem jaringan persampahan wilayah;
e. sistem jaringan evakuasi bencana; dan
f. sistem jaringan drainase.
(2) Sistem penyediaan air minum (SPAM), sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jaringan perpipaan, terdiri atas:
1. unit air baku, terdapat di .........
2. unit produksi, terdapat di .........
3. unit distribusi, terdapat di .........
4. unit pelayanan, terdapat di .........
b.bukan jaringan perpipaan, terdiri atas:
1. sumur dangkal, terdapat di .........
2. sumur pompa, terdapat di .........
3. bak penampungan air hujan, terdapat di .........
4. terminal air, terdapat di .........
5. bangunan penangkap mata air, terdapat di .........
(3) Sistem pengelolaan air limbah (SPAL), sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. BWP Marpoyan Damai.
1. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) setempat, meliputi:
a) subsistem pengolahan setempat, yang terdapat di …………….
b) subsistem pengangkutan, yang terdapat di …………………
c) subsistem pengolahan lumpur tinja, yang terdapat di ………
2. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) terpusat, meliputi:
a) subsistem pelayanan, yang terdiri atas:
1) pipa tinja, yang terdapat di …………..
2) pipa non tinja, yang terdapat di …………
3) bak perangkap lemak dan minyak dari dapur,
yang
4) terdapat di …………….
5) pipa persil, yang terdapat di …………….
6) bak kontrol, yang terdapat di …………...
7) lubang inspeksi, yang terdapat di …………...
b) subsistem pengumpulan yang terdiri atas:
1) pipa retikulasi, yang terdapat di ………..
2) pipa induk, yang terdapat di ………..
3) prasarana pelengkap, yang terdapat di ………..
3. subsistem pengolahan terpusat yang terdiri atas:
a) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) kota, sistem
pelayanan off site terpusat di Rejosari untuk melayani
kelurahan Wonorejo dan kelurahan Tangkerang Tengah.
b) Sistem pelayanan On Site, sistem pelayanan secara on site ini
akan dilakukan dengan pelayanan melalui intalasi
pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang rencana dibangun di
kecmatan tampan yang melayani kelurahan sidomulyo
Timur, Tangkerang Barat, Perhentian Marpoyan, dan
Maharatu.
b. BWP Tampan
1. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) setempat, meliputi:
a) subsistem pengolahan setempat, yang terdapat di …………….
b) subsistem pengangkutan, yang terdapat di …………………
c) subsistem pengolahan lumpur tinja, yang terdapat di ………
2. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) terpusat, meliputi:
a) subsistem pelayanan, yang terdiri atas:
1) pipa tinja, yang terdapat di …………..
2) pipa non tinja, yang terdapat di …………
3) bak perangkap lemak dan minyak dari dapur,
yang
4) terdapat di …………….
5) pipa persil, yang terdapat di …………….
6) bak kontrol, yang terdapat di …………...
7) lubang inspeksi, yang terdapat di …………...
b) subsistem pengumpulan yang terdiri atas:
1) pipa retikulasi, yang terdapat di ………..
2) pipa induk, yang terdapat di ………..
3) prasarana pelengkap, yang terdapat di ………..
3. subsistem pengolahan terpusat yang terdiri atas:
a)
c. BWP payung Sekaki
1. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) setempat, meliputi:
a) subsistem pengolahan setempat, yang terdapat di …………….
b) subsistem pengangkutan, yang terdapat di …………………
c) subsistem pengolahan lumpur tinja, yang terdapat di ………
2. Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) terpusat, meliputi:
a) subsistem pelayanan, yang terdiri atas:
1) pipa tinja, yang terdapat di …………..
2) pipa non tinja, yang terdapat di …………
3) bak perangkap lemak dan minyak dari dapur,
yang
4) terdapat di …………….
5) pipa persil, yang terdapat di …………….
6) bak kontrol, yang terdapat di …………...
7) lubang inspeksi, yang terdapat di …………...
b) subsistem pengumpulan yang terdiri atas:
1) pipa retikulasi, yang terdapat di ………..
2) pipa induk, yang terdapat di ………..
3) prasarana pelengkap, yang terdapat di ………..
3. ubsistem pengolahan terpusat yang terdiri atas:
a) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terdapat di
kelurahan Tirta Siak
(4) Sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di ..........
(5) Sistem jaringan persampahan wilayah, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. tempat penampungan sampah sementara (TPS), terdapat di .........
b. tempat pemroresan akhir sampah (TPA), terdapat di ..............
(6) Sistem jaringan evakuasi bencana, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e, terdiri atas:
a. BWP Marpoyan Damai
1. jalur evakuasi bencana rawan genangan / banjir di BWP
Marpoyan Damai terdapat di :
a) Kelurahan Tangkerang Tengah;
b) Kelurahan Tangkerang Barat;
c) Kelurahan Wonorejo;
d) Kelurahan Sidomulyo Timur;
e) Kelurahan Maharatu; dan
f) Kelurahan Perhentian Marpoyan.
b. BWP Tampan
c. BWP Payung Sekaki
(7) Sistem jaringan drainase, meliputi:
a. BWP Marpoyan Damai
1. saluran primer, yang terdapat di sungai Tangkerang dan Sungai
Kelulud
2. saluran sekunder, yang terdapat di …………..
3. saluran tersier, yang terdapat di …………..
4. saluran lokal, yang terdapat di …………..
5. bangunan peresapan (kolam retensi), yang terdapat di Sub BWP I
kelurahan Tangkerang Tengah, Sub BWP II Kelurahan Wonorejo,
Sub BWP III Kelurahan Tangkerang Barat, Sub BWP Kelurahan
Sidomulyo Timur, Sub BWP V kelurahan Maharatu dan Sub
BWP VI Kelurahan Perhentian Marpoyan.
6. bangunan tampungan (polder) beserta sarana
pelengkapnya
7. (sistem pemompaan dan pintu air), yang terdapat di …………..
b. BWP Tampan
1. saluran primer, yang terdapat di Sungai Air Hitam dan Sungai
Sibam
2. saluran sekunder, yang terdapat di
a) saluran drainase kiri dan kanan SM Amin (Arengka 2);
b) saluran drainase kiri dan kanan jalan subrantas;
c) saluran drainase kelurahan Sidomulyo Batar (Hulu Pasar Pagi
Arengka)
d) saluran drainase hulu waduk cipta karya kelurahan
sialangmungu;
e) saluran drainase dikelurahan Tuah Karya.
3. saluran tersier, yang terdapat di …………..
4. saluran lokal, yang terdapat di …………..
5. bangunan peresapan (kolam retensi), yang terdapat di BWP
tampan:
a) kelulurahan Air Putih seluas 0,85 (nol koma delapan puluh
lima) Hektar;
b) kelurahan Bina Widya seluas 4,50 (empat koma lima puluh)
Hektar;
c) kelurahan Simpang Baru seluar 4,36 (empat koma tiga
puluh enam) Hektar;
d) kelurahan Delima seluas 0,48 (nol koma empat puluh
delapan) Hektar;
e) Kelurahan Tobek Godang seluas 0,99 (nol koma sembilan
puluh sembilan) Hektar;
f) Kelurahan Sidomulyo Barat seluas 1,14 (satu koma empat
belas) Hektar;
g) Kelurahan Sialangmunggu seluas 1,47 (satu koma empat
puluh tujuh) Hektar;
h) Kelurahan Tuah Karya 0,57 (nol koma lima puluh tujuh)
Hektar; dan
i) Kelurahan ruahmadani 0,96 (nol koma sembilan puluh
enam) Hektar.
6. bangunan tampungan (polder) beserta sarana
pelengkapnya
7. (sistem pemompaan dan pintu air), yang terdapat di …………..
c. BWP Payung Sekaki
1.saluran primer, yang terdapat di saluran sekunder, yang
terdapat di
2. saluran tersier, yang terdapat di …………..
3. saluran lokal, yang terdapat di …………..
4. bangunan peresapan (kolam retensi), yang terdapat di
…………..
5.bangunan tampungan (polder) beserta sarana
pelengkapnya
6. (sistem pemompaan dan pintu air), yang terdapat di …………..

(8) Sistem jaringan prasarana lainnya, digambarkan dalam peta dengan


tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
....., yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.

BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 15
(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana zona lindung dan zona
budidaya.
(2) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran ...........
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua
Zona Lindung

Pasal 16
zona lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), terdiri
atas:
a. zona yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
(PB);
b. zona perlindungan setempat (PS);
c. zona ruang terbuka hijau kota (RTH);
d. zona konservasi (KS);
e. zona lindung geologi (GL);
f. zona rawan bencana alam yang tingkat kerawanan dan probabilitas
ancaman atau dampak paling tinggi (RB);
g. zona cagar budaya (CB); dan
h. zona ekosistem mangrove (EM).

Paragraf 1
Zona Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 17
(1) Zona yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya (RB) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a,
terdiri atas:
a. zona hutan lindung (HL);
b. zona lindung gambut (LG); dan
c. zona resapan air (RA)
(2) Zona hutan lindung (HL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, seluas …. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
(3) Zona lindung gambut (LG) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok
…….
(4) Zona resapan air (RA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
a. BWP Marpoyan Damai
b. BWP Tampan
c. BWP Payung Sekaki

Paragraf 2
Zona Perlindungan Setempat

Pasal 18

(1) Zona perlindungan setempat (PS) sebagaimana dimaksud dalam


Pasal .... huruf b, terdiri atas :
a. Zona sempadan pantai (SP);
b. Zona sempadan sungai (SS);
c. Zona sekitar danau atau waduk (DW);
d. Zona sekitar mata air (MA);
e. Zona lindung spiritual dan kearifan lokal
f. Zona Lindung pengaman jalur udara
(2) sempadan pantai (SP), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
(3) sempadan sungai (SS), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
yang terdapat di BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan BWP
Payung Sekaki sebagai berikut:
a. BWP Marpoyan Damai
sempadan sungai (SS), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, yang terdapat di BWP Marpoyan Damai Seluas 16,14 (enam
belas koma empat belas) Ha, terdapat di Sub BWP A, B, C, D, E,
dan F.
b. BWP Tampan
Sempadan sungai (SS) sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b
yang terdapat di BWP tampan seluas ...........Ha
1. Kelurahan Air Putih seluas 10, 34 (sepuluh koma tiga puluh
empat) Hektar;
2. Kelurahan Bina Widya seluas 3,19 (tiga koma sembilan belas)
Hektar;
3. Kelurahan Simpang Baru seluas 2,24 (dua koma dua puluh
empat) Hektar;
4. Kelurahan Delima seluas 9,52 (sembilan koma lima puluh dua)
Hektar;
5. Kelurahan Tobek Godang seluas 1,40 (satu koma empat puluh)
Hektar;
6. Kelurahan sialangmunggu seluas 4,03 (empat koma nol tiga)
Hektar; dan
7. Kelurahan Tuah Karya seluas 2, 68 (dua koma enam puluh
delapan) Hektar.
c. BWP Payung Sekaki
Sempadan sungai (SS) sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b
yang terdapat di BWP Payung Sekaki seluas ... Ha:
1. Kelurahan Labuh Baru Barat;
2. Kelurahan Labuh Baru Timur;
3. Kelurahan Air Hitam;
4. Kelurahan Sungai Sibam;
5. Kelurahan Bandar Raya;
6. Kelurahan Tampan; dan
7. Kelurahan Tirta Siak.

(4) kawasan sekitar danau atau waduk (DW), sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c, seluas ….. Ha, di Blok ......, Blok ………,
dan Blok …….
(5) kawasan sekitar mata air (MA), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, seluas ….. Ha, di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
(6) kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal (SL), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e, terdapat di Blok ......, Blok
………, dan Blok …….
(7) kawasan lindung pengaman jalur penerbangan di Sub BWP A, D dan
F dengan luas 64,35 (enam puluh empat koma tiga puluh lima)
hektar.

Paragraf 3
Zona Ruang Terbuka Hijau Kota

Pasal 19

(1) Zona ruang terbuka hijau kota (RTH) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 huruf c, terdiri atas :
a. Zona hutan kota (RTH-1);
b. Zona taman kota (RTH-2);
c. Zona taman kecamatan (RTH-3);
d. Zona taman kelurahan (RTH-4);
e. Zona taman RW (RTH-5);
f. Zona taman RT (RTH-6); dan/atau
g. Zona pemakaman (RTH-7).
(2) Zona hutan kota (RTH-1), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, di BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan BWP Payung
Sekaki:
a. BWP Marpoyan Damai
Sub zona hutan kota (RTH-1) direncanakan dengan luas ........H
Terdpat di kelurahan Maharatu
b. BWP Tampan

Sub zona hutan kota (RTH 1) direncanakan dengan luas 176,06 Ha


terdapat pada:
1. Blok I Kelurahan Air Putih seluas 32,43 Ha;
2. Blok III Kelurahan Simpang Baru 70,48 Ha:
3. Blok IV Kelurahan Delima, 18, 64 Ha ;
4. Blok VI Kelurahan Sidomulyo Barat seluas 23,49 Ha :
5. Blok VII Kelurahan Sialangmunggu seluas 14,81 Ha ;
6. Blok IX Kelurahan Tuah Madani seluas 16,20 Ha .
c. BWP Payung Sekaki
sub zona hutan kota direncanakan dengan luas .......... Ha terdapat
pada:
1. Kelurahan Air Hitam;
2. Kelurahan Bandarraya;
3. Kelurahan Labuh Baru Barat;
4. Kelurahan Sungai;
5. Kelurahan Sibam;
6. Kelurahan Tampan; dan
7. Kelurahan Tirta Siak.
(3) Zona taman kota (RTH-2), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, di BWP Marpoyan Damai, BWP Tmpan dan BWP Payung Sekaki :
i. BWP Marpoyan Damai
Sub Zona Taman Kota (RTH 2) Taman direncanakan dengan luas
54,72 Ha yang terletak pada Sub BWP:
1. Sub BWP I Kelurahan Tangkerang Tengah;
2. Sub BWP II Kelurahan Wonorejo;
3. Sub BWP III Kelurahan Tangkerang Barat;
4. Sub BWP IV Kelurahan Sidomulyo Timur;
5. Sub BWP V Kelurahan Maharatu; dan
6. Sub BWP Perhentian Marpoyan.
a. BWP Tampan
Sub Zona Taman Kota (RTH-2) Taman direncanakan dengan luas
92,45 Ha yang terletak pada blok:
1. Blok II Kelurahan Binawidya seluas 35,12 Ha;
2. Blok III Kelurahan Simpang Baru seluas 46 Ha;
3. Blok IV Kelurahan Delima seluas 5,5 Ha; dan
4. Blok V Kelurahan Tobek Godang seluas 5,7 Ha.
c. BWP Payung Sekaki
Sub Zona taman Kota (RTH-2) taman direncanakan terletak di :
a. Kelurahan Air Hitam;
b. Kelurahan Labuh Baru Barat;
c. Kelurahan Tampan.
(4) Zona taman kecamatan (RTH-3), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok
…….
(5) Zona taman kelurahan (RTH-4), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, yang terdapat di BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan
BWP Payung Sekaki.
a. BWP Marpoyan Damai
Subzona taman kelurahan (RTH 4) direncanakan dengan luas 0,58
terdapat pada sub BWP V Kelurahan Maharatu.
b. BWP Tampan
Subzona taman kelurahan (RTH 4) direncanakan dengan luas
12,67 terdapat pada blok:
1. Blok I Kelurahan Airputih seluas 1,57 Ha
2. Blok II Kelurahan Binawidya seluas 1,22 Ha
3. Blok IV Kelurahan Delima seluas 0,50
4. Blok VI Kelurahan Sidomulyo Barat seluas 2,29 Ha
5. Blok VII Kelurahan Sialangmunggu seluas 1,31 Ha
6. Blok VIII Kelurahan Tuah Karya seluas 2,83 Ha
7. Blok IX kelurahan Tuahmadani seluas 2, 96 Ha
c. BWP Payung Sekaki
Subzona taman kelurahan (RTH 4) direncanakan dengan luas
.....terdapat pada:
1. Kelurahan Air Hitam;
2. Kelurahan Labuh Baru Timur; dan
3. Kelurahan Tirta Siak.
(5) Zona taman RW (RTH-5), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, seluas ….. Ha, terdapat di:
a. BWP Marpoyan Damai
Zona taman RW (RTH-5), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, seluas 0,19 Ha, terdapat di ;
1. sub BWP V Kelurahan Maharatu seluas 0,07 Ha; dan
2. Sub BWP VI Kelurahan Perhentian Marpoyan seluas 0,12 Ha.
b. BWP Tampan
Subzona Taman RW (RTH 5) direncanakan dengan luas 15.58 Ha
yang terdapat pada blok :
1. Blok I Kelurahan Air Putih seluas 1,57 Ha;
2. Blok II kelurahan Bina Widya seluas 2,08 Ha;
3. Blok III Kelurahan Simpang Baru seluas 1,34 Ha;
4. Blok V kelurahan Tobek Godang Seluas 1,08 Ha;
5. Blok VI Kelurahan Sidomulyo Barat seluas 2,74 Ha;
6. Blok VII kelurahan Sialangmunggu seluas 2,57 Ha; dan
7. Blok IX kelurahan Tuah Madani seluas 4,16 Ha.
c. BWP Payung Sekaki.
Subzona Taman RW (RTH 5) direncanakan dengan luas ...............
Ha yang terdapat pada blok :
1. Kelurahan Bandaraya;
2. Kelurahan Labuh Baru Barat;
3. Kelurahan labuh Baru Timur;
4. Kelurahan Sungai Sibam;
5. Kelurahan Tampan; dan
6. Kelurahan Tirta Siak.
(6) Zona taman RT (RTH-6), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
f, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
a. BWP Marpoyan Damai
Zona taman RT (RTH-6), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f, seluas 0,72 Ha, terdapat di :
1. Sub BWP I Kelurahan Tangkerang Tengah seluas 0,65 Ha; dan
2. Sub BWP IV Kelurahan Sidomulyo Timur seluas 0,07 Ha.

b. BWP Tampan
Subzona Taman RT (RTH 6) direncanakan dengan luas 1.98 Ha yang
terdapat pada blok :
1. Blok I Kelurahan Airputih seluas 0,08 Ha;

2. Blok II Kelurahan Binawidya seluas 0,09 Ha;

3. Blok IV Kelurahan Delima seluas 0,39 Ha;

4. Blok V Kelurahan Tobek Godang seluas 0,36 Ha;

5. Blok VI Kelurahan Sidomulyo Barat seluas 0,26 Ha; dan

6. Blok VII Kelurahan Sialangmunggu seluas 0,71 Ha.


c. BWP Payung Sekaki

(8) Zona pemakaman (RTH-7), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf g, seluas 1,37 (satu koma tiga puluh tujuh) Ha, terdapat di
BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan BWP Payung Sekaki:
a. BWP Marpoyan Damai
Subzona Pemakaman (RTH 7), direncanakan dengan luas 2,95 Ha
yang terdapat pada sub BWP :
1. Sub BWP II kelurahan Wonorejo seluas 0,53 Ha;
2. Sub BWP IV Kelurahan Sidomulyo Timur seluas 0,63 Ha;
3. Sub BWP V kelurahan Maharatu seluas 1,41 Ha; dan
4. Sub BWP VI Kelurahan Perhentian Marpoyan seluas 0,38 Ha.
b. BWP Tampan
Subzona Pemakaman (RTH 7), direncanakan dengan luas 5.07 Ha
yang terdapat pada blok :
1. Blok I Kelurahan Airputih seluas 8,11 Ha;
2. Blok III Kelurahan Simpang Baru seluas 1,6 Ha;
3. Blok V Kelurahan Tobek Godang seluas 0,50; dan
4. Blok VII Kelurahan Sialangmunggu Seluas 0,68 Ha.
c. BWP Payung Sekaki
Subzona Pemakaman (RTH-7) direncanakan dengan luas ......... Ha
yang terdapat pada:
1. Kelurahan Labuh Baru Barat;
2. Kelurahan Sungai Sibam; dan
3. Kelurahan Tirta Siak.

Paragraf 4
Zona Konservasi

Pasal 20
(1) Zona konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………… huruf
d, terdiri atas :
a. zona suaka alam (SA);
b. zona pelestarian alam (PA);
c. zona taman buru (TB); dan
d. zona konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (WP3K).
(2) Zona suaka alam (SA), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
terdiri atas:
a. cagar alam (SA-1), yaitu Cagar Alam …. seluas ….. Ha, terdapat di
Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
b. suaka margasatwa (SA-2), yaitu Suaka Margasatwa ……. seluas
….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
(3) Zona pelestarian alam (PA), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdiri atas:
a. taman nasional (PA-1), seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok
………, dan Blok …….
b. taman hutan raya (PA-2), seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......,
Blok ………, dan Blok …….
c. taman wisata alam (PA-3), seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......,
Blok ………, dan Blok …….
(4) Zona taman buru (TB), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok ………, dan Blok …….
(5) Zona konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (WP3K),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. zona konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil (WP3K-1), terdiri
atas:
1. suaka pesisir, terdapat di .....................
2. suaka pulau kecil, terdapat di .....................
3. taman pesisir, terdapat di .....................
4. taman pulau kecil, terdapat di .....................
b. zona konservasi maritim (WP3K-2), terdiri atas:
1. daerah perlindungan adat maritim, terdapat di .....................
2. daerah perlindungan budaya maritim, terdapat di .....................
c. zona konservasi perairan (WP3K-3), terdapat di .............
Paragraf 5
Zona Lindung Geologi

Pasal 21
(1) Zona lindung geologi (GL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
............. huruf e, terdiri atas :
a. zona cagar alam geologi (GL-1); dan
b. zona yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (GL-2)
(2) Zona cagar alam geologi (GL-1), sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. zona keunikan batuan dan fosil, seluas ….. Ha, terdapat di Blok
......, Blok ………, dan Blok …….
b. zona keunikan bentang alam, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......,
Blok ………, dan Blok …….
c. zona keunikan proses geologi, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......,
Blok ………, dan Blok …….
(3) Zona yang memberikan perlindungan terhadap air tanah (GL-2),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. kawasan imbuhan air tanah, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......,
Blok ………, dan Blok …….
b. sempadan mata air, seluas ….. Ha, terdapat di Blok ......, Blok
………, dan Blok …….

Paragraf 6
Zona Rawan Bencana Alam

Pasal 22
(1) Zona rawan bencana alam (RB) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
………… huruf f, terdiri atas :
a. zona rawan bencana gerakan tanah tinggi, termasuk tanah
longsor;
b. zona rawan bencana letusan gunung api tinggi; dan
c. zona sempadan patahan aktif (active fault) pada kawasan rawan
bencana gempa bumi.
(2) zona rawan bencana gerakan tanah tinggi (RB-1), termasuk tanah
longsor, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat di
..................
(3) zona rawan bencana letusan gunung api tinggi (RB-2), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdapat di ..................
(4) zona sempadan patahan aktif (RB-3), pada kawasan rawan bencana
gempa bumi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di
..................

Paragraf 6
Zona Cagar Budaya

Pasal 23

(1) Zona cagar budaya (CB), sebagaimana dimaksud dalam Pasal


............. huruf g, terdiri atas:
a. .............;
b..............;
Paragraf 7
Zona Ekosistem Mangrove

Pasal 24
(1) Zona ekosistem mangrove (EM), sebagaimana dimaksud dalam Pasal
............. huruf h, terdiri atas :
a. .............;
b..............;
(2) jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di
BWP, lengkapi dengan lokasi blok (minimal Sub BWP)

Bagian Ketiga
Zona Budidaya

Pasal 25

Zona budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……… ayat (1), terdiri
atas:
a. zona perumahan (R);
b. zona perdagangan dan jasa (K);
c. zona perkantoran (KT);
d. zona sarana pelayanan umum (SPU);
e. zona industri (I);
f. zona campuran (C);
g. zona lainnya (L), yang terdiri atas:
1. zona hutan produksi (HP);
2. zona hutan rakyat (HR);
3. zona pertanian (TAN);
4. zona perikanan (IK);
5. zona pembangkit listrik (LIS);
6. zona pariwisata (PAR);
7. zona pertahanan dan keamanan (HAN);
8. zona ruang terbuka non hijau (RTNH);
9. zona sektor informal (SI);
10. zona pergudangan (GU);
11. zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
12. zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); dan
13. zona pengembangan nuklir (N).
Paragraf 1
Zona Perumahan

Pasal 26
(1) Zona perumahan (R) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf
a, terdiri atas:
a. zona perumahan kepadatan sangat tinggi (R-1);
b. zona perumahan kepadatan tinggi (R-2);
c. zona perumahan kepadatan sedang (R-3);
d. zona perumahan kepadatan rendah (R-4); dan
e. zona perumahan kepadatan sangat rendah (R-5).
(2) zona perumahan kepadatan sangat tinggi (R-1), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas …. Ha, terdapat di Blok …,
Blok …., dan Blok …..
(3) zona perumahan kepadatan tinggi (R-2), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok ….,
dan Blok …..
(4) zona perumahan kepadatan sedang (R-3), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, di BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan
BWP Payung sekaki sebagai Berikut;
a. BWP Marpoyan Damai
zona perumahan kepadatan sedang (R-3), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 731,64 (tujuh ratus tiga
puluh satu koma enam puluh empat) Ha, terdapat di Sub BWP A,
B dan C.
b. BWP Tampan
zona perumahan kepadatan sedang (R-3), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 3227, 38 Ha (tiga ribu dua
ratus dua puluh tujuh koma tiga puluh delapan) Ha, terdapat di
Blok I, Blok II, Blok III, Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII dan Blol
VIII.
c. BWP Payung Sekaki

(5) zona perumahan kepadatan rendah (R-4), sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, di BWP Marpoyan Damai, BWP
Tampan dan BWP Payung Sekaki sebagai Berikut;
a. BWP Marpoyan Damai
zona perumahan kepadatan rendah (R-4), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, seluas 677,30 (enam ratus
tujuh puluh tujuh koma tiga puluh) Ha, terdapat di Sub BWP D,
E, dan F.
b. BWP Tampan
zona perumahan kepadatan rendah (R-4), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, seluas 27,12 (dua puluh tujuh
koma dua belas) Ha, terdapat di Blok V
c. BWP Payung Sekaki
(6) zona perumahan kepadatan sangat rendah (R-5), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e, seluas …. Ha, terdapat di Blok …,
Blok …., dan Blok …..
Zona perumahan dapat dirinci berdasarkan tingkat
kemampuan/keterjangkauan kepemilikan rumah, yang meliputi: rumah
mewah (Rm), rumah menengah (Rh), rumah sederhana (Rs), dan rumah
sangat sederhana (Ra).

Paragraf 2
Zona Perdagangan dan Jasa

Pasal 27
(1) Zona perdagangan dan jasa (K) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
(27) huruf b, terdiri atas:
a. zona perdagangan dan jasa skala kota (K-1);
b. zona perdagangan dan jasa skala BWP (K-2); dan
c. zona perdagangan dan jasa skala sub BWP (K-3).
(2) zona perdagangan dan jasa skala kota (K-1), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, di BWP Marpoyan Damai, BWP Tampan dan
BWP Payung Sekaki sebagai Berikut:
a. BWP Marpoyan Damai
zona perdagangan dan jasa skala kota (K-1), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas 88,87 (delapan puluh
delapan koma delapan puluh tujuh) Ha, terdapat di Sub BWP I
dan Sub BWP II.
b. BWP Tampan
zona perdagangan dan jasa skala kota (K-1), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas 633,56 (enam ratus tiga
puluh tiga koma lima puluh enam) Ha, terdapat di Blok I, Blok II,
Blok III, Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, Blok VIII dan Blok IX.

c. BWP Payung Sekaki

(3) zona perdagangan dan jasa skala BWP (K-2), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, di BWP Marpoyan Damai, BWP tampan dan
BWP Payung Sekaki sebagai berikut:
a. BWP Marpoyan Damai
zona perdagangan dan jasa skala BWP (K-2), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas 193,90 (seratus sembilan
puluh tiga koma sembilan puluh) Ha, terdapat di Sub BWP I, Sub
BWP II, Sub BWP III, Sub BWP IV, Sub BWP V, dan Sub BWP VI.
b. BWP Tampan
zona perdagangan dan jasa skala BWP (K-2), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas 107,59 (seratus tujuh
koma lima puluh sembilan) Ha, terdapat di Blok I, Blok II, Blok II,
Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, dan Blok VIII.

c. BWP Payung Sekaki

(4) zona perdagangan dan jasa skala sub BWP (K-3),


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, di BWP Marpoyan
Damai, BWP Tampan dan BWP Payung Sekaki sebagai berikut:
a. BWP Marpoyan Damai
zona perdagangan dan jasa skala sub BWP (K-3), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 125,14 (sertus dua puluh
lima koma empat belas) Ha, terdapat Sub BWP I, Sub BWP II, Sub
BWP III, Sub BWP IV, Sub BWP V, dan Sub BWP VI.
b. BWP Tampan.

c. BWP Payung Sekaki

Paragraf 3
Zona Perkantoran

Pasal 28
(1) Zona perkantoran (KT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
huruf c, terdiri atas:
a. B W P M a r p o y a n D a m a i
Zona perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf c
terdapat Sub BWP I, Sub BWP II, Sub BWP III, Sub BWP IV, Sub
BWP V, dan Sub BWP VI dengan luas 30,41 (tiga puluh koma
empat puluh satu) hektar.

b. BWP Tampan
Zona perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf c
terdapat di Blok I, Blok III, Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, Blok
VIII, dan Blok XI dengan luas 30,71 (tiga puluh koma tujuh puluh
satu) hektar.

c. BWP Payung Sekaki

(2) jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP,


lengkapi dengan lokasi blok (minimal Sub BWP)
Paragraf 4
Zona Sarana Pelayanan Umum

Pasal 29
(1) Zona sarana pelayanan umum (SPU) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf d, terdiri atas:
a. zona sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1);
b. zona sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2);
c. zona sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3);
d. zona sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4)

(2) zona sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1), sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf a, di BWP Marpoyan Damai, BWP
Tampan dan BWP Payung Sekaki:
a. BWP Marpoyan Damai
Zona sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1) sebagai mana
dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas 231,25 (dua ratus tiga
puluh satu koma dua puluh lima) Ha terdapat Sub BWP I, Sub
BWP II, Sub BWP III, Sub BWP IV, Sub BWP V, dan Sub BWP VI.
b. BWP Tampan
Zona sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1) sebagai mana
dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas 357,41 (tiga ratus lima
puluh tujuh koma empat puluh satu)) Ha terdapat terdapat di
Blok II, Blok III, Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, Blok VIII dan
blok IX.
c. BWP Payung Sekaki

(2) zona sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2),


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdapat di BWP
Marpoyan Damai, BWP Tampan dan BWP Payung Sekaki:
a. BWP Marpoyan Damai
zona sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas 23,27 (dua
puluh tiga koma dua puluh tujuh) Hektar, terdapat di Sub BWP I,
Sub BWP II, Sub BWP III, Sub BWP IV, Sub BWP V, dan Sub BWP
VI.
b. BWP Tampan
zona sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, seluas 15,78 (lima
belas koma tujuh puluh delapan) Ha terdapat diBlok II, Blok III,
Blok IV, Blok V dan Blok IX.

c. BWP Payung Sekaki


(4) zona sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c,
a. BWP Marpoyan Damai
zona sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 6,63 (enam
koma enam puluh tiga ) Ha, terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II,
Sub BWP III, Sub BWP IV, sub BWP V, sub BWP VI.
b. BWP Tampan
zona sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3),
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 16,69 (enam
belas koma enam puluh sembilan) Ha terdapat di Blok I, Blok II,
Blok III, Blok IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, dan Blok IX.
c. BWP Payung Sekaki

(5) zona sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4), sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf d,
a. BWP Marpoyan Damai
zona sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, seluas 8,12 (delapan koma dua
belas) Ha, terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II, Sub BWP III, Sub
BWP IV, sub BWP V, sub BWP VI.
b. BWP Tampan
zona sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 14,59 (empat belas koma
lima puluh sembilan) Ha, terdapat di Blok I, Blok II, Blok III, Blok
IV, Blok V, Blok VI, Blok VII, Blok VIII, Blok IX.

c. BWP Payung Sekaki

Paragraf 5
Zona Industri

Pasal 30

(1) Zona industri (I) sebagaimana dimaksud dalam Pasal …………. huruf
e, terdiri atas:
a. Kawasan industri (KI); dan
b. zona sentra industri kecil menengah (SIKM)
(2) Kawasan industri (KI), sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(3) zona sentra industri kecil menengah (SIKM), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok ….,
dan Blok …..

Paragraf 6
Zona Campuran

Pasal 31
(1) Zona campuran (C) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………….
huruf f, terdiri atas:
a. zona perumahan dan perdagangan/jasa (C-1);
b. zona perumahan dan perkantoran (C-2); dan
c. zona perdagangan/jasa dan perkantoran (C-3)
(2) zona perumahan dan perdagangan/jasa (C-1), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, seluas …. Ha, terdapat di Blok …,
Blok …., dan Blok …..
a. BWP Marpoyan Damai

b. BWP Tampan
zona perdagangan/jasa dan perkantoran (C-1), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, seluas 69,66 Ha, terdapat di Blok II
dan Blok IV
c. BWP Payung Sekaki
zona perdagangan dan jasa dan perkantoran (C-1) sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf c seluas ....... Ha terdapat di Kelurahan Air
Hitam, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kelurahan labuh Baru Timur.
(3) zona perumahan dan perkantoran (C-2), sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok ….,
dan Blok …..
(4) zona perdagangan/jasa dan perkantoran (C-3), sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di:
Paragraf 7
Zona Hutan Produksi

Pasal 32
(1) zona hutan produksi (HP), sebagaimana dimaksud dalam Pasal
…………. huruf g angka 1, terdiri atas:
a. zona hutan produksi terbatas;
b. zona hutan produksi tetap; dan
c. zona hutan produksi yang dapat dikonversi.
(2) zona hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(3) zona hutan produksi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(4) zona hutan produksi yang dapat dikonversi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan
Blok …..

Paragraf 8
Zona Hutan Rakyat

Pasal 33
Zona hutan rakyat (HR) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………….
huruf g angka 2, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..

Paragraf 9
Zona Pertanian

Pasal 34
(1) Zona pertanian (TAN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal .......
huruf g angka 3, terdiri atas :
a. zona tanaman pangan (TAN-1);
b. zona hortikultura (TAN-2);
c. zona perkebunan (TAN-3); dan
d. zona peternakan (TAN-4).
(2) zona tanaman pangan (TAN-1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(3) zona hortikultura (TAN-2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(4) zona perkebunan (TAN-3) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(5) zona peternakan (TAN-4) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(6) zona pertanian tanaman pangan (TAN-1) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B), seluas .........................Ha.

Paragraf 10
Zona Perikanan

Pasal 35
(1) Zona perikanan (IK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal...........
huruf g angka 4, terdiri atas :
a. zona perikanan tangkap;
b. zona perikanan budidaya; dan
c. zona sarana penunjang perikanan.
(2) zona perikanan tangkap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(3) zona perikanan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, seluas …. Ha, terdapat di Blok …, Blok …., dan Blok …..
(4) zona sarana penunjang perikanan, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. zona terminal khusus (pelabuhan) perikanan, terdiri atas: ............
1. ............. terdapat di ........ seluas …… Ha;
2. ............. terdapat di ........ seluas …… Ha;
b. zona pelelangan ikan, terdapat di .......... seluas …… Ha

Paragraf 11
Zona Pembangkit Listrik

Pasal 36
(1) Zona pembangkit listrik (LI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
............. huruf g angka 5 terdiri atas :
a. zona pembangkit listrik …………..
b. zona pembangkit listrik …………..
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.

Paragraf 12
Zona Pariwisata

Pasal 37
(1) zona pariwisata (PAR) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............
huruf g angka 6, terdiri atas :
a. .......................;
b. .......................;
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.

Paragraf 13
Zona Pertahanan dan Keamanan

Pasal 38

(1) Zona pertahanan dan keamanan (HAN) sebagaimana dimaksud dalam


Pasal ............ huruf g angka 7 terdiri atas :
a. B W P M a r p o y a n D a m a i
Subzona Pertahanan dan Keamanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a terdapat di Sub BWP IV dan V dengan luas 606,35
(enam ratus tiga koma tiga puluh lima) hektar.
b. BWP Tampan
Subzona Pertahanan dan Keamanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a terdapat di Blok V dengan luas 3,95 (tiga koma
sembilan puluh lima) hektar.
c. BWP Payung Sekaki
Subzona Pertahanan dan Keamanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a terdapat di Kelurahan Labuh Baru Barat dengan luas
............. hektar.

(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.

Paragraf 14
Zona Ruang Terbuka Non Hijau

Pasal 39
(1) Zona ruang terbuka non hijau (RTNH) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal ............ huruf g angka 8 terdiri atas :
a. ……………………………….; dan
b. ……………………………….;
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.
Paragraf 15
Zona Sektor Informal

Pasal 40
(1) Zona sektor informal (SI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............
huruf g angka 9 terdiri atas :
a. ……………………………….; dan
b
Paragraf 16
Zona Pergudangan

Pasal 41
(1) Zona pergudangan (GU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ............
huruf g angka 10 terdiri atas :
a. BWP Marpoyan Damai.
Subzona pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
b terdapat di Sub BWP F dengan luas 30,98 (tiga puluh koma
embilan puluh delapan) hektar.
b. BWP Tampan.
Subzona pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
terdapat di Blok I, Blok II, Blok III, dan Blok IX dengan luas 73,44
(tujuh puluh tiga koma empat puluh empat) hektar.
c. BWP Payung Sekaki.

Paragraf 17
Zona Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pasal 42
(1) Zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ............ huruf g angka 11 terdiri atas :
a. ……………………………….; dan
b. ……………………………….;
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.

Paragraf 18
Zona Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Pasal 43
(1) Zona Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal ............ huruf g angka 12 terdiri atas :
a. ……………………………….; dan
b. ……………………………….;
(2) Jabarkan masing-masing huruf sesuai dengan yang ada di BWP.
Paragraf 19
Zona Pengembangan Nuklir

Pasal 44
(1) Zona Pengembangan Nuklir (N) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
............ huruf g angka 13 terdiri atas :
c. ……………………………….; dan
d. ……………………………….;

Pasal 45

(1) Pemanfaatan zona budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28-


46 (sebutkan pasal penetapan zona budidaya) agar memperhatikan
potensi rawan bencana alam dengan tingkat kerawanan, probabilitas
ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga sedang.
(2) Zona budidaya yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah
hingga sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. zona rawan abrasi pantai terdapat di Sub BWP ................;
b. zona rawan banjir terdapat di di Sub BWP .........................;
c. zona rawan kekeringan terdapat di di Sub BWP ............;
d. zona rawan tsunami di di Sub BWP ................. ;
e. zona rawan gempa di di Sub BWP ................. ;
f. dan lain-lain
(3) zona budidaya yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah
hingga sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digambarkan
dalam bentuk:
a. penampalan (overlay) pada peta rencana pola ruang; dan
b. peta kawasan rawan bencana alam yang dilengkapi dengan jalur
dan ruang evakuasi bencana.

BAB V
PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

Pasal 46
(1) Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan dasar
penyusunan RTBL yang akan ditetapkan dengan Peraturan
Walikota/Walikota.
(2) Rencana Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian 1 : 5.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal 47

(1) Rencana Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya


merupakan upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang
yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang
diprioritaskan.
(2) Lokasi Sub BWP prioritas terletak di Koridor Blok A.1, C.4, D.1, D.2,
dan D.4 dengan luas 1.846,70 (seribu delapan ratus empat puluh enam
koma tujuh puluh) hektar.
(3) Batas-batas wilayah Sub BWP prioritas terdiri atas:
a. sebelah utara berbatasan dengan Blok A.2, A.3, C.1, C.2, dan C.3;
b. sebelah selatan berbatasan dengan Blok D.3, E.2, dan E.3;
c. sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya; dan
d. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tampan.

Pasal 48
Fungsi Sub BWP prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 adalah
sebagai:

a. dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral; dan

b. dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program prioritas RDTR.

Pasal 49
(1) Rencana penanganan sebagian sub BWP A dilakukan melalui
pengembangan dan pengendalian zona perkantoran, permukiman
kepadatan sedang, perdagangan dan jasa, dan pengaman jalur
penerbangan;
(2) Rencana penanganan sub BWP B dilakukan melalui pengembangan dan
pengendalian perdagangan dan jasa, serta peningkatan prasarana
lingkungan perumahan;
(3) Rencana penanganan sub BWP C dilakukan melalui pengembangan dan
pengendalian perumahan, perdagangan dan jasa;
(4) Rencana penanganan sub BWP D dilakukan melalui pengembangan dan
pengendalian zona perdagangan dan jasa, pertahanan dan keamanan,
pengaman jalur penerbangan, dan permukiman kepadatan rendah;
(5) Rencana penanganan sub BWP E dilakukan melalui pengembangan dan
pengendalian zona perdagangan dan jasa, bandar udara Sultan Syarif
Kasim II, pertahanan dan keamanan, pengaman jalur penerbangan, dan
permukiman kepadatan rendah;
(6) Rencana penanganan sub BWP F dilakukan melalui pengembangan dan
pengendalian zona perdagangan dan jasa, pergudangan, pengaman jalur
penerbangan, dan permukiman kepadatan rendah;

Pasal 50
Rencana Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1 : 5.000
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai