Mengingat
Nomor
28
Tahun
2002
tentang
Bangunan
15
Tahun
2010
tentang
Nomor
Kawasan
PERATURAN
DAERAH
TENTANG
RENCANA
DETAIL TATA RUANG KOTA BEKASI TAHUN
2011-2031
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup, melakukan
kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
7.
8.
9.
10.
11.
Perencanaan
Tata
Ruang
adalah
suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi
penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
12.
13.
Pengendalian pemanfaatan
mewujudkan tertib tata ruang.
14.
15.
Wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional.
16.
17.
18.
19.
20.
RTH atau disingkat RTH adalah bagian dari Kota yang tidak
didirikan bangunan atau sedikit mungkin unsur bangunan, terdiri
dari unsur alam (antara lain vegetasi dan air) dan unsur binaan
antara lain taman kota, jalur hijau, pohon pohon pelindung tepi
jalan, hutan kota, kebun bibit, pot-pot kota, pemakaman, pertanian
kota yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan.
ruang
adalah
upaya
untuk
21.
22.
23.
24. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal
dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
25. Banjir adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
26. Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki
tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan atau atau kanan
palung sungai.
27. Koefisien
Tapak
Basement
(KTB)
adalah
angka
presentaseperbandingan luas tapak basement dengan luas tanah
perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan
rencana tata ruang dan tata bangunan yang ada.
28.
29.
30. KLB rata rata adalah besaran ruang yang dihitung dari nilai
KLB rata-rata pada suatu kawasan berdasarkan ketetapan nilai
KLB menurut pemanfaatan ruang yang sejenis.
31. Jarak Bebas Bangunan adalah jarak minimum yang
diperkenankan dari bidang terluar bangunan sampai batas
samping dan belakang yang sesuai dengan rencana kota.
32. Garis Sempadan Jalan, yang selanjutnya disebut GSJ, adalah
garis rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana kota.
33. Garis Sempadan Bangunan, yang selanjutnya disebut GSB,
adalah garis yang tidak boleh dilampaui oleh denah bangunan ke
arah GSJ yang ditetapkan dalam rencana kota.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Blok Peruntukan adalah sebidang lahan yg dibatasi sekurangkurangnya oleh batasan fisik yg nyata (spt jaringan jalan, sungai,
selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan (ekstra) tinggi, dan
43.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
57.
BAB II
RUANG LINGKUP WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Ruang lingkup wilayah Rencana Detail Tata Ruang Kota Bekasi
terdiri dari 5 BWP, meliputi :
11
12
13
15
16
b.
c.
d.
Penetapan
sub
bagian
diprioritaskan penanganannya;
wilayah
e.
f.
Peraturan zonasi.
perencanaan
yang
17
Bagian Kedua
Tujuan Penataan Ruang Kota Bekasi
Pasal 5
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Bekasi melalui RDTRK adalah
bertujuan mewujudkan Kota Bekasi sebagai tempat hunian dan
usaha kreatif yang nyaman dengan peningkatan kualitas lingkungan
hidup yang berkelanjutan.
Pasal 6
Tujuan penataan ruang, meliputi:
a. Tujuan penataan ruang BWP Pusat Kota adalah mewujudkan
kawasan BWP sebagai pusat aktivitas pemerintahan, sosial,
ekonomi dan rekreasi Kota Bekasi yang berwawasan
lingkungan, serta strategis bagi pertumbuhan ekonomi kota
dan regional.
b.
Tujuan penataan ruang BWP Bekasi Utara adalah
mewujudkan kawasan permukiman dan perdagangan yang
berwawasan lingkungan.
c.
d.
Tujuan
penataan
ruang
BWP
Mustikajaya
adalah
mewujudkan kawasan perdagangan dan jasa, permukiman
skala besar, dan kawasan industri dengan berlandaskan
kearifan alamiah dan lokal yang berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan.
e.
18
Bagian Ketiga
Rencana Pola Ruang Kota Bekasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 7
(1) Rencana pola ruang Kota Bekasi, meliputi :
a. Rencana Pola Ruang BWP Pusat Kota;
b. Rencana Pola Ruang BWP Bekasi Utara;
c. Rencana Pola Ruang BWP Pondok Gede;
d. Rencana Pola Ruang BWP Mustikajaya;
e. Rencana Pola Ruang BWP Jatisampurna;
(2)
(3)
Rencana
pengembangan
zona
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi:
a.
b.
c.
Zona RTH;
d.
Rencana
pengembangan
zona
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi:
a.
Zona perumahan;
b.
c.
Zona industri;
d.
Zona perkantoran;
e.
f.
Zona khusus;
g.
Zona lainnya;
h.
Zona campuran;
lindung
budidaya,
19
(5)
Bekasi
dalam
(6)
Peta
Rencana
Pola
Ruang
Kota
Bekasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran
21-25 Peraturan Daerah ini
Bagian Keempat
Zona Lindung BWP Pusat Kota
Paragraf 1
Zona Perlindungan Setempat
Pasal 8
(1)
b.
Sempadan Sungai;
a.
b.
c.
d.
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Danau
Danau
Danau
Danau
atau
atau
atau
atau
Situ
Situ
Situ
Situ
Rawalumbu;
Rawagede;
Karang Kitri;
Uwong.
20
Kelurahan Pekayon Jaya Sub Blok PKJ 002 dan PKJ 004, bagian
Tengah di Kelurahan Jakamulya Sub Blok JKM 001, di Kelurahan
Jaka Setia Sub Blok JKS 001 dan di Kelurahan Jakasampurna
Sub Blok JKM 004
(3) RTH Jalur Hijau Jalan meliputi :
a. RTH Jalur Hijau Jalan dengan arahan lokasi pada semua ruas
jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer dan Jalan
kolektor sekunder yang melintasi bagian wilayah perkotaan
kawasan pusat pelayanan kota;
b.
RTH Jalur Pedestrian akan diarahkan pada semua
ruas Jalan yang Jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor
primer dan Jalan kolektor sekunder yang melintasi bagian
wilayah perkotaan kawasan pusat pelayanan kota;
(4) RTH Fungsi tertentu meliputi:
a. RTH sempadan SUTET dengan arahan lokasi di Kecamatan
Bekasi Barat Kelurahan Bintara (BTJ) Sub Blok BTJ 001, BTJ
002, BTJ 004, Kelurahan Kota Baru (KBR) sub blok KBR 001,
KBR 002, KBR 003, Kelurahan Kranji (KRJ) sub blok
Kranji/KRJ, Kecamatan Bekasi Selatan Kelurahan Marga Jaya
(MGJ) sub blok MGJ 002, Kecamatan Bekasi Timur Kelurahan
Margahayu (MGH) sub blok MGH 001,MGH 003, MGH 004,
Kelurahan Bekasi Jaya (BKJ) sub blok BKJ 004, BKJ 005, BKJ
006, Kelurahan Duren Jaya (DRJ) sub blok DRJ 001, DRJ 002,
DRJ 003, Kelurahan Aren Jaya (ARJ) sub blok ARJ 001;
b. RTH sempadan jalan kereta yang melintasi Kelurahan Bekasi
Jaya, Aren Jaya, Duren Jaya, Kranji, dan Kota Baru
c. RTH Pemakaman, dengan arahan lokasi di Kecamatan Bekasi
Timur (Kelurahan Bekasi Jaya sub blok BKJ 006, Kelurahan
Duren Jaya sub blok DRJ 004), Kecamatan Rawalumbu
(Kelurahan Bojong Menteng Sub Blok BMT 004 dan BMT 005,
Kelurahn Jakasetia Sub Blok JKS 004, Kelurahan Pekayon Jaya
Sub Blok PKJ 003), Kecamatan Bekasi Barat (Kelurahan Bintara
Sub Blok BTR 002, Kelurahan Bintara Jaya Sub Blok BTJ 003,
Kelurahan Jaka Sampurna Sub Blok JSP 002, JSP005) dan
Rencana pengembangan Pemakaman di Kelurahan Bekasi Jaya
Sub Blok BKJ 005 dan Kelurahan Margahayu Sub Blok MGH
005.
d. RTH Rekreasi, meliputi kawasan Situ Rawa Gede, Rawalumbu,
Karang Kitri, Uwong, serta pada kawasan yang pada musim
hujan berfungsi sebagai tampungan air
Paragraf 2
22
Sekunder
(Saluran
Irigasi
ke
(2)
(3)
c.
d.
e.
f.
g.
Blencong;
h.
Zona RTH seluas kurang lebih 135.38 (seratus tiga puluh lima koma
tiga puluh delapan) Ha meliputi:
(1) RTH Lingkungan/Permukiman:
a. RTH Taman Lingkungan, diarahkan tersebar di pusat-pusat
kegiatan lingkungan di Zona perumahan;
b. RTH Taman Kelurahan, dengan arahan lokasi di Harapan Jaya (
HPJ) Sub Blok HPJ 004, HPJ 006, HPJ 005, Kelurahan Harapan
Mulya (HPM) Sub Blok HPM 001, Kelurahan Kaliabang Tengah
(KBT) Sub Blok KBT 001, KBT 003, Kelurahan Kalibaru (KLB)
Sub Blok 001, Kelurahan Medan Satria (MDS) Sub Blok MDS
001, Kelurahan Perwira (PRW) Sub Blok PRW 001, Kelurahan
Teluk Pucung (TLP) Sub Blok 001, TLP 002 dan TLP 004;
c. RTH Taman Kecamatan, dengan arahan lokasi di Kelurahan
Perwira (PRW) Sub Blok PRW 003 dan Kelurahan Harapan Jaya
(HPJ) Sub Blok HPJ 005;
(2)
(3)
24
25
KLB) Sub Blok KLB 004, Kelurahan Harapan Mulya (Blok HPM) Sub
Blok HPM 002, Kelurahan Perwira (Blok PRW) Sub Blok PRW 003.
Bagian Keenam
Zona Lindung BWP Pondok Gede
Paragraf 1
Zona Perlindungan Setempat
Pasal 14
(1)
b.
Sempadan Sungai
(2)
(3)
Garis
Garis
Garis
Garis
Garis
Garis
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Sempadan
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Sungai
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Bekasi;
Sunter;
Cakung;
Buaran;
Baru;
Cikeas.
Paragraf 2
Zona RTH
Pasal 15
RTH seluas kurang lebih 135,38 (seratus tiga puluh lima koma tiga
puluh delapan) Ha meliputi:
(1)
26
(3)
(4)
a. RTH Jalur Hijau Jalan dengan arahan lokasi pada semua ruas
jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer dan jalan
kolektor sekunder yang melintasi BWP Jatisampurna;
b. RTH Jalur Pedestrian dengan arahan lokasi pada semua ruas
jalan yang jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer
dan
jalan
kolektor
sekunder
yang
melintasi
BWP
Jatisampurna;
RTH Fungsi tertentu meliputi :
(2)
Paragraf 2
Zona Rawan Bencana
Pasal 16
Kawasan rawan bencana banjir seluas 250 Hektar meliputi :
Kelurahan Jati Cempaka (JTC) Sub Blok JTC 002, JTC 004, JTC
005, Kelurahan Jati Waringin (JTW) Sub Blok JTW 002, Kelurahan
Jatibening Baru (JBB) Sub Blok JBB 001, JBB 002, Kelurahan
Jatibening (JTB) Sub Blok JTB 003, Kelurahan Jatimakmur (JTM)
Sub Blok JTM 002, JTM 003, Kelurahan Jatiasih (JTA) Sub Blok
JTA 003, Kelurahan Jatiktramat (JTK) Sub Blok 001, JTK 002,
Kelurahan Jatirasa (JTR) Sub Blok JTR 001. JTR 002, Kelurahan
Jatimekar (JMR)
Sub Blok JMR 001, JMR 002, Kelurahan
Jatirahayu (JRH) Sub Blok JRH 001, 002, Kelurahan Jati warna
(JTN) Sub Blok JTN 001, JTN 002
Bagian Ketujuh
Zona Lindung BWP Mustikajaya
Paragraf 1
Zona Perlindungan Setempat
Pasal 17
(1)
a.
b.
Sempadan Sungai
28
(2)
(3)
c.
(2)
(3)
(1)
(2)
b.
Sempadan Sungai
RTH Lingkungan/Permukiman:
i.
ii.
iii.
b.
c.
31
ii.
d.
i.
ii.
iii.
32
Bagian Kesembilan
Zona Budidaya BWP Pusat Kota
Paragraf 1
Zona Perumahan
Pasal 22
Pengembangan zona perumahan Pengembangan zona perumahan
dengan luas kurang lebih 3.264,39 (tiga ribu dua ratus enam puluh
empat koma tiga puluh sembilan) Ha, meliputi:
a. Pengembangan Perumahan di BWP Pusat Kota diarahkan memiliki
kepadatan tinggi (R2) dengan luas kurang lebih 3.231,86 (tiga ribu
dua ratus tiga puluh satu koma delapan puluh enam) Ha,
kepadatan sedang (R3) dengan luas kurang lebih 0.78 (nol koma
tujuh puluh delapan) Ha, dan kepadatan rendah (R4) dengan luas
kurang lebih 1,75 (satu koma tujuh lima) Ha.
b. Pengembangan perumahan skala besar (Kasiba atau Lisiba) yang
dilakukan oleh pengembang diprioritaskan pada lahan yang telah
dikeluarkan izinnya.
c. Tipe atau jenis rumah yang dapat dikembangkan di BWP Pusat
Kota meliputi Rumah Tunggal, Rumah Kopel, Rumah deret, dan
Rumah susun;
d. Pengembangan perumahan oleh pengembang dalam melakukan
pembangunan zona perumahan wajib menyediakan prasarana,
sarana dan utilitas;
e. Hunian vertikal, dengan arahan lokasi di Kelurahan Margahayu
sub blok MGH 001, MGH 002, MGH 003 dan MGH 004,
Kelurahan Bekasi Jaya Sub Bok BKJ 004, BKJ 005, Kelurahan
Aren Jaya Sub Blok ARJ 003, ARJ 004, ARJ 005, ARJ 006,
Kelurahan Bojong Rawalumbu Sub Blok BRL 001, Duren Jaya,
Marga Jaya, Pekayon Jaya, Kayuringin Jaya, Kranji dan Kota
Baru, Sepanjang Jaya dan Pengasinan dan pembangunan
33
34
Paragraf 4
Zona Industri
Pasal 25
Zona industri dengan luas lebih kurang 151,25 (seratus lima puluh
satu koma duapuluh lima) Ha, dengan arahan lokasi di Kecamatan
Rawalumbu terutama pada koridor Jalan Siliwangi-Narogong, Jalan
Cipendawa, yaitu di Kelurahan Bojong Menteng (Jalan Prapatan) di
Sub Blok BMT 001, BMT 002, BMT 003, BMT 004.
Paragraf 5
Zona Perkantoran
Pasal 26
(1) Zona perkantoran di BWP Pusat Kota akan terbagi kedalam sub
zona pemerintahan skala kota, skala kecamatan dan skala
35
sarana Pendidikan
b.
sarana Peribadatan
c.
sarana Kesehatan
d.
e.
b.
c.
d.
Peningkatan
kualitas
peribadatan
rehabilitasi dan perawatan bangunan tempat ibadah;
pelayanan.
melalui
c.
d.
e.
Sarana
peribadatan
lainnya
yang
akan
dikembangkan disesuaikan dengan peraturan dan regulasi yang
berlaku pada masing-masing zona.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
lingkungan
setiap
Paragraf 7
Zona Lainnya
Pasal 28
(1)
38
kelurahan
(RTNH)
c.
d.
e.
f.
g.
h.
39
kepadatan rendah (R4) dengan luas kurang lebih 13,69 (tiga belas
koma enam puluh sembilan) Ha;
b.
c.
d.
e.
f.
(1)
skala pelayanan
b.
Zona
kecamatan;
skala
perdagangan
dan
jasa
pelayanan
40
c.
(2)
(3)
(4)
kawasan;
Zona
perdagangan
dan
jasa
skala
pelayanan
b.
b.
c.
41
Paragraf 3
Zona Campuran
Pasal 31
Zona campuran, dengan luas kurang lebih 418,99 (empat ratus
delapan belas dua koma sembilan puluh sembilan) Ha, dengan
arahan lokasi di
Kelurahan Pejuang sub blok PJG.003,
PJG.004,PJG.005, PJG.006 Kelurahan Harapan Mulya sub blok
HPM.001 dan Kelurahan Margamulya sub blok MRM.003. dan Medan
Satria Sub Blok KLB 004
Paragraf 4
Zona Industri
Pasal 32
Zona industri, dengan luas kurang lebih 396,47 (tiga ratus sembilan
puluh enam koma empat puluh tujuh) Ha, yang berlokasi di
Kelurahan Medan Satria dan Kali Baru, Kelurahan Harapan Jaya,
Teluk Pucung, Kalibaru, Margamulya, Kaliabang Tengah, dan Pejuang.
Paragraf 5
Zona Perkantoran
Pasal 33
(1)
(2)
(3)
42
a.
b.
Pos polisi dengan arahan lokasi di Jalan KaliabangPejuang, Jalan Perjuangan, Jalan Sultan Agung, Jalan Harapan
Indah;
c.
d.
Paragraf 6
Zona Sarana Pelayanan Umum
Pasal 34
(1)
(2)
Sarana pendidikan
b.
Sarana peribadatan
c.
Sarana kesehatan
d.
BKU KBT (sub blok KBT.002), Blok BKU TLP (sub blok TLP.001),
Blok BKU PRW (sub blok PRW. 003), Blok BKU MRM (sub blok
MRM.001), Blok HPM (sub blok HPM.001);
d. Sekolah Menengah Umum (SMU) diarahkan secara vertikal dan
dapat di padukan dengan SMP ataupun perguruan tinggi
diarahkan di BKU HPJ (sub blok HPJ.003, HPJ.004), Blok
KLB(sub blok KLB.001);
e. Perguruan Tinggi (PT) diarahkan di Blok HPJ (sub blok HPJ.
003), Blok TLP (sub blok TLP.004), Blok KLB (sub blok KLB.001)
ataupun arahan pengembangnya dengan meningkatkan
perguruan tinggi yang telah ada saat ini dan pengembangannya
dapat diarahkan secara vertikal.
(3)
(4)
Peningkatan
kualitas
peribadatan
rehabilitasi dan perawatan bangunan tempat ibadah;
melalui
b.
Peningkatan kapasitas
dengan cakupan pelayanan;
c.
d.
e.
peribadatan disesuaikan
b.
c.
blok;
44
(5)
d.
e.
f.
rekreasi,
sebagimana
45
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
Paragraf 2
Zona Perdagangan dan Jasa
Pasal 37
(1)
(2)
Zona
regional/kota;
perdagangan
dan
jasa
skala
pelayanan
b.
Zona
kecamatan;
perdagangan
dan
jasa
skala
pelayanan
c.
Zona
perdagangan
dan
jasa
skala
pelayanan
kawasan;
48
b.
(3)
pusat
perbelanjaan
modern
di
kecamatan
meliputi :
a.
Zona perdagangan dan jasa di Kelurahan
Jatiwaringin Sub Blok JTW 002, di Jalan Jatiwaringin Jalan
Jati Makmur dan Jalan Hankam di Kelurahan Jatiwaringin Sub
Blok JTW 002, JTW 004, Kelurahan Jatirahayu sub blok JRH
001, Koridor Jalan Jati Asih Jalan Jati Rasa Jalan Wibawa
Mukti Jalan Swatantra yaitu di Kelurahan Jatiasih sub Blok
JTA 001 dan JTA 003 serta Kelurahan Jatirasa sub blok JTR
001 dan JTR 002, Koridor Jalan Caman Jalan Dr Ratna di
Kelurahan Jatibening sub blok JTB 002, JTB 003 dan JTB 004;
b.
(4)
Jatiwaringin
Pembangunan
Zona campuran dengan luas kurang lebih 128,35 (seratus dua puluh
delapan koma tiga puluh lima) Ha, dengan arahan lokasi di Kelurahan
Jatiwaringin Sub Blok JTW 002, JTW 004, Kelurahan Jati Warna
Sub Blok JTW 002, JTW 004 dan Kelurahan Jatirahayu sub blok JRH
001.
Paragraf 4
Zona Industri
49
Pasal 39
Zona industri, dengan luas kurang lebih 0,74 (nol koma tujuh empat)
Ha, meliputi industri kecil atau rumah tangga dengan arahan lokasi
di Sub blok JTA 001, JTA 003, JBB 001, JBB 002, JBB 003, JTB 001,
JTB 002, JTB 003, JTB 004, JTC 002, JTC 003, JTC 005, JTK 001,
JTK 002, JTK 004, JTM 001, JRH 001, JTR 001, JTR 002, dan JTW
003;
Paragraf 4
Zona Perkantoran
Pasal 40
Zona pemerintahan dan perkantoran atau bangunan umum, dengan
luas kurang lebih 3,13 (tiga koma tiga belas) Ha, meliputi :
(1)
Zona perkantoran
dengan arahan lokasi yang
tersebar pada koridor Jalan utama dan Jalan lingkungan seperti
Jalan Jatiwaringin,Jalan Jatiasih, Jalan Hankam Raya, Jalan
Swatantra, Jalan Kemangsari, Jalan Pasar Kecapi, Jalan
Jatimekar;
(2)
b.
c.
50
i.
ii.
Sarana Pendidikan;
b.
Sarana Peribadatan;
c.
Sarana Kesehatan;
d.
Sarana
ayat (1) huruf a, meliputi :
Sarana
ayat (1) huruf b, meliputi :
a.
Peningkatan kualitas
peribadatan
rehabilitasi dan perawatan bangunan tempat ibadah;
melalui
51
iv.
b.
Peningkatan kapasitas
dengan cakupan pelayanan;
peribadatan disesuaikan
c.
d.
e.
kesehatan,
52
Penataan
dan
pengembangan
Zona
Lainnya,
meliputi :
a.
b.
c.
53
d.
e.
Bagian Keduabelas
Zona Budidaya BWP Mustikajaya
Paragraf 1
Zona Perumahan
Pasal 44
Zona perumahan dengan luas kurang lebih 2.298,51 (dua ribu dua
ratus Sembilan puluh delapan koma lima satu) Ha, meliputi :
a. Pengembangan untuk hunian kepadatan sedang (R3) dengan luas
kurang lebih 2.221,95 (dua ribu dua ratus dua puluh satu koma
Sembilan puluh lima) Ha dan hunian kepadatan tinggi (R2) dengan
luas kurang lebih 76,55 (tujuh puluh enam koma lima puluh lima)
Ha;
b. Rumah vertikal dengan arahan lokasi di Kelurahan Bantar Gebang
(BTG) Sub Blok BTG 001, BTG 002, BTG 003, dan BTG 004 dan
Cikiwul (CKW) Sub Blok CKW 001, CKW 002, dan CKW 003;
c. Pengembangan
perumahan
diarahkan
untuk
lebih
mengoptimalkan lahan-lahan kosong dengan intensitas yang lebih
tinggi dengan tata letak yang lebih teratur.
Paragraf 2
Zona Perdagangan dan jasa
Pasal 45
Zona perdagangan dan jasa, dengan luas kurang lebih 332,33 (tiga
ratus tiga puluh dua koma tiga puluh tiga) Ha, meliputi :
54
Paragraf 3
Zona Campuran
Pasal 46
Zona campuran dengan luas kurang lebih 65,50 (enam puluh lima
koma lima puluh) ha dengan arahan lokasi di Kelurahan Padurenan
dan Kelurahan Ciketing Udik.
Paragraf 4
Zona Industri
Pasal 47
Zona industri BWP Mustikajaya, dengan luas kurang lebih 777,35
(tujuh ratus tujuh puluh tujuh koma tiga puluh lima) Ha, dengan
55
(2)
(1)
(2)
Zona Sarana
Pelayanan Umum, dengan luas
kurang lebih 32,39 (tiga puluh dua koma tiga puluh sembilan) Ha,
meliputi :
a.
Sarana pendidikan;
b.
Sarana peribadatan;
c.
Sarana kesehatan;
d.
a. Taman
Kanak-kanak
(TK)
tidak
ditetapkan
secara
tegas
pengalokasiannya,
pengalokasian
Taman
Kanak-kanak
tidak
ditetapkan pada peta rencana sarana sosial dan umum karena
penyebarannya disebar ke seluruh unit lingkungan sesuai dengan
kebutuhan;
b. Sekolah Dasar (SD) di arahkan secara vertikal dan rencana
pengembangan SD diarahkan di setiap pusat lingkungan
pengembangan sarana SD ini dapat bersatu dengan TK dan
lokasinya berdekatan dengan balai pengobatan, taman, toko;
56
a.
Peningkatan kualitas
peribadatan
rehabilitasi dan perawatan bangunan tempat ibadah;
b.
Peningkatan kapasitas
dengan cakupan pelayanan;
c.
d.
e.
akan
disesuaikan
melalui
peribadatan disesuaikan
dengan
peraturan
dan
vertikal
dengan
rekreasi,
sebagaimana
57
terbuka
akan
dikembangkan
di
seluruh
blok
Paragraf 7
Zona Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Pasal 50
Rencana ruang terbuka non hijau, meliputi :
a. Plasa di kawasan perencanaan akan diarahkan di zona perdagangan
dan jasa, zona Pendidikan kawasan pemerintahan dan taman kota
serta taman lingkungan;
b. Parkir akan diarahkan
pergerakan yang tinggi ;
di
lokasi-lokasi
yang
memiliki
tingkat
Paragraf 3
Zona Campuran
Pasal 54
Zona campuran dengan luas kurang lebih 114,55 (seratus empat
belas koma lima puluh lima) ha dengan arahan lokasi di Jalan Trans
Yogie, Kelurahan Jatikarya dan Jatisampurna
Paragraf 4
59
Zona Industri
Pasal 55
Zona industri dengan luas kurang lebih 0,05 (nol koma nol lima) Ha,
meliputi Zona industri kecil eksisting dengan arahan lokasi di
Kelurahan Jatiraden sub blok JRE 003.
Paragraf 5
Zona Perkantoran Pemerintah
Pasal 56
(1)
Zona perkantoran pemerintah meliputi Kantor
Kelurahan, Kantor Kecamatan, Kantor Polisi atau Polisi Sektor,
Kantor Pos, Koramil, dan Pemadam Kebakaran, dengan luas
kurang lebih 1 (satu) Ha.
(2)
Rencana
pengembangan
zona
perkantoran
pemerintah BWP Jatisampurna adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan lahan untuk pengembangan pemerintahan,
pertahanan serta keamanan sesuai dengan kebutuhan dan
daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat;
Sarana peribadatan;
c.
Sarana kesehatan;
d.
Peningkatan kualitas
peribadatan
rehabilitasi dan perawatan bangunan tempat ibadah;
b.
Peningkatan kapasitas
dengan cakupan pelayanan;
c.
d.
e.
akan
disesuaikan
melalui
peribadatan disesuaikan
dengan
peraturan
dan
dengan
akan di
61
terbuka
akan
dikembangkan
di
seluruh
blok
Paragraf 7
Zona Lainnya
Pasal 58
(1) Penataan dan pengembangan Zona Lainya, dengan luas kurang
lebih 280.48 (dua rratus empat puluh delapan koma empat puluh
delapan) Ha meliputi :
b.
Zona Pariwisata
c.
Zona Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
d.
Zona Pertambangan
(3)
Zona Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 huruf a yaitu wisata air yang terletak di Kecamatan
Jatisampurna memiliki potensi wisata Situ Rawa Pulo di
Kelurahan Jati Karya dan Situ Rawa Dolar di Kelurahan
Jatimurni.
(4)
Zona Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 huruf b, meliputi :
a. Plasa diarahkan di zona perdagangan dan jasa, zona pendidikan zona
pemerintahan dan taman kota serta taman lingkungan.
b. Parkir diarahkan dilokasi-lokasi yang memiliki tingkat pergerakan
yang tinggi.
c. Penyediaan RTNH yang di kembangkan secara linier mengikuti
jaringan Jalan utama pembentuk struktur ruang BWP Jatisampurna.
(5)
62
Bagian Kelimabelas
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana
BWP Pusat Kota
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 60
(1)
(3)
Ha,
Pembangunan jalan;
Pengembangan jaringan jalan dan jalan kereta api;
Peningkatan kinerja simpang;
Pengembangan sistem angkutan umum;
Pengembangan terminal dan stasiun;
Manajamen dan rekayasa lalu lintas.
Pembangunan Jalan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
huruf a, meliputi :
a. Pembangunan jalan layang yang berfungsi sebagai tol
BECAKAYU (Bekasi Cawang Kampung Melayu), yang
direncanakan sepanjang Jalan Nur Ali atau Kalimalang-Jalan
Hasibuan-Veteran-Kemakmuran-Jalan Perjuangan-Jalan Agus
Salim dan bermuara di Kelurahan Duren Jaya;
b. Pembangunan Poros Utara Selatan jaringan baru
yaitu
jaringan poros Jalan Bintara 5. Rumija adalah 16 m 4 atau 2
UD;
c. Pembangunan jalan inspeksi sebagai jalan alternatif
yang
dapat mengalihkan arus lalu-lintas dari jalan utama dan
pembangunannya diarahkan di pinggir kali dan saluran yang
melintasi Kawasan Perencanaan dan dipinggir Jalan Tol Bekasi
Barat;
d. Pembangunan jalan lokal untuk meningkatkan akses antar
subblok yaitu jalan dari Jalan Pekayon Jaya melintasi sub blok
JKS.001, JKM.002, JKM.001, pembangunan jalan pada
subblok JSP.002, JSP.004, BTR.003, BRK.001, BRL.006 dan
BMT.005
Pengembangan Jaringan Jalan dan Jaringan Jalan
Kereta Api, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b,
meliputi :
a.
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Kemakmuran;
Bambu Kuning;
Caman;
Cemara;
Cipendawa;
Rawa Tembaga;
Pengasinan Tengah;
Mekarsari;
Bintara Jaya;
Trisatya-Dasadarma-Lumbu Barat;
Nangka;sz;
65
(5)
(6)
sebagaimana
yang
66
(9)
(1)
(2)
(1)
a.
b.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Paragraf 4
Rencana Pengembangan Jalur Pedestrian
Pasal 63
(1) Jalur Pedestrian yaitu ruang pejalan kaki di sisi jalan, di sisi
saluran air, ruang di bangunan, di RTH, dan ruang pejalan kaki di
atas tanah (jembatan penyebrangan)
(2) Pengembangan dan penataan ruang pejalan kaki di sisi jalan
sebagaimana di maksud ayat (1) di arahkan pada semua ruas
jalan utama pembentuk struktur ruang pusat kegiatan dengan
arahan lokasi di Jalan Jend. Ahmad Yani- JalanSultan Agung,
Jalan Sudirman-Jalan Ir. Juanda- Jalan Kartini- Jalan Hasibuan,
Jalan Cut Mutia, Jalan Siliwangi Narogong, Jalan Pekayon, Jalan
69
Pahlawan, Jalan Moh Yamin, Jalan H.Agus Salim, Jalan Noeer Ali,
Jalan Pondok Kopi.
(3) Pengembangan ruang pejalan kaki di sisi bangunan sebagimana
di maksud ayat (1) di arahkan pada pusat-pusat kegiatan strategis
(zona komersil, pusat pemerintahan dan perkantoran, zona
pendidikan, kesehatan, terminal)
(4) Pengembangan ruang pejalan kaki yang pada salah satu sisinya
berbatasan dengan badan air atau sungai sebagaimana di maksud
ayat (1) di arahkan pada jalur jalan yang melintasi badan air atau
sungai diantaranya dapat diterapkan pada Jalan Sersan Aswan,
Jalan Chairil Anwar, Jalan Kalimalang dan Jalan Hasibuan;
(5) Pengembangan ruang pejalan kaki diatas tanah (penyebrangan
diatas) dan Perencanaan jalur penyeberangan di bawah tanah
(terowongan) sebagimana di maksud ayat (1) di arahkan:
-
(2)
70
Pasal 65
Rencana pengembangan sarana pelengkap Jalan, meliputi :
a. Ramburambu lalu lintas, di arahkan di persimpangan Jalan
Ahmad Yani-Jalan Kalimalang, Jalan. Agus Salim-Jalan Ir Juanda,
Jl Ahmad Yani-Jalan Siliwangi, Jalan Ahmad Yani-Jalan Pekayon,
Jalan Pahlawan-Jalan Joyomartoni, Jalan Ahmad Yani-Jalan
Kartini;
b. Marka Jalan, jalan diarahkan pada Jalan-Jalan pembentuk
struktur ruang BWP Pusat Kota yaitu Jalan Pondok Kopi, Sultan
Agung-Jalan Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Juanda-Jalan
Siliwangi, Jalan Chairil Anwar, Jalan Kalimalang, Jalan Patriot,
Jalan Pemuda, Jalan Joyomartono, Jalan Pemuda, Jalan Pekayon
Jaya, Jalan Siliwangi, Jalan Kartini, Jalan Mayor Hasibuan, Jalan
Dewi Sartika, Jalan Cikunir, Jalan Sersan Aswan, Jalan H. Agus
Salim, Jalan Moh Yamin;
c. Lampu Lalu lintas, diarahkan pada Jalan Sudirman, Jalan H. Ir
Juanda, Jalan A. Yani, Jalan Kalimalang, Jalan Noer Ali, Jalan
Pahlawan Jalan Joyomartono, Jalan Moh Yamin, Jalan Pekayon
Jaya, Jalan Siliwangi, Jalan Pengairan, Jalan Pemuda, Jalan H.
Agus Salim, Jalan Patriot, Jalan Cikunir, Jalan Sultan Agung
d. Zebra Cross,di arahkan pada Jalan Sudirman, Jalan Ir.H. Juanda,
Jalan A. Yani, Jalan Kalimalang, Jalan Noer Ali, Jalan Pahlawan
Jalan Joyomartono, Jalan Moh Yamin, Jalan Pekayon Jaya, Jalan
Siliwangi, Jalan Pengairan, Jalan Pemuda, Jalan H. Agus Salim,
Jalan Patriot, Jalan Cikunir, Jalan Sultan Agung
e. Halte, di arahan pada Jalan A. Yani-Jalan Cut Mutia, Jalan
Hasibuan-Jalan Kartini, Jalan Chairil Anwar, Jalan Kalimalang,
Jalan Joyomartono, Jalan Siliwangi, Jalan Pekayon.
Bagian Keenambelas
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana BWP Bekasi Utara
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 66
(1) Pengembangan Jaringan Pergerakan dengan luas kurang lebih
401,77 (empat ratus satu koma tujuh puluh tujuh) Ha,
sebagaimana pasal 58 ayat (2) huruf a, terdiri atas:
a.
71
b.
c.
d.
e.
f.
ii.
(3)
Rawa Bugel
Prima Harapan Regensi
Duta Harapan
Taman Wisma Asri Raya
Kaliabang Bungur
Kaliabang Barat
Harapan Indah Boulevard
Harapan Indah dan
H. Saleh
Rencana peningkatan kinerja simpang sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1) huruf c, meliputi :
(4)
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
a.
b.
b.
c.
(6)
Pengembangan
transportasi
massal
berupa
Busway ataupun sistem angkutan transportasi massal dengan
rute dari DKI Jakarta - Harapan Indah - Jalan Sultan Agung Jalan Sudirman - Jalan Ahmad Yani - Jalan Cut Muthia - Jalan
Juanda - Jalan Nur Ali - Jalan Tol.
Rencana pembangunan terminal angkutan umum sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1) huruf e, meliputi pembangunan
terminal Tipe C yang lokasinya diarahkan di Kelurahan Teluk
Pucung di Blok TLP-02.
Paragraf 2
Rencana Pengembangan Transit Oriented Development (TOD)
73
Pasal 67
(1) Pengembangan TOD di arahkan pada lokasi yang berdekatan
dengan sarana transportasi massal (stasiun dan terminal)
lokasinya diarahkan di Komplek Perumahan Harapan Indah (CBD)
dan di Kelurahan Harapan Mulya pada lokasi yang direncanakan
untuk pengembangan zona komersil skala pelayanan kota di
komplek perumahan Summarecon.
(2) Peta Rencana Pengembangan Transit Oriented Development (TOD)
BWP Bekasi Utara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran 32 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
Rencana Pengembangan Sistem Perparkiran
Pasal 68
(1) Rencana Pengembangan Sistem Perparkiran, meliputi :
a.
b.
74
Paragraf 4
Rencana Pengembangan Jalur Pedestrian
Pasal 69
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
75
(6)
Bagian Ketujuhbelas
Rencana Pengembangan Prasarana BWP Pondok Gede
Paragraf 1
Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 71
(1)
Pengembangan jaringan
sarana dan prasarana
transportasi di BWP Pondok Gede dengan luas kurang lebih
76
ii.
77
pemberhentian
persimpangan
sehingga
yang
cukup
tidak
jauh
terkumpul
dari
lokasi
di
lokasi
persimpangan;
b. Memberlakukan pengaturan jam operasi untuk angkutan
barang sehingga tidak bercampur dengan angkutan penumpang
terutama pada jam-jam sibuk dengan tingkat kepadatan arus
lalulintas tinggi;
c. Memberlakukan pemisahan antara moda angkutan dalam kota
dan luar kota;
d. Penataan pelayanan angkutan paratransit yang berkualitas dan
terpadu dengan pelayanan angkutan umum lain. Angkutan
paratransit ini merupakan angkutan umum yang tidak
mempunyai lintasan dan waktu pelayanan yang tetap, misalnya
taksi, becak dan ojek.
(11) Peta rencana jaringan sarana dan prasarana transportasi BWP
Pondok Gede sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran 35 Peraturan Daerah ini.
79
Paragraf 2
Rencana Pengembangan Transit Oriented Development (TOD)
Pasal 72
(1)
(2)
Peta
rencana
pengembangan Transit
Oriented
Development (TOD) BWP Pondok Gede sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran 36 Peraturan Daerah
ini.
Paragraf 3
Rencana Pengembangan Sistem Perparkiran
Pasal 73
(1) Rencana Pengembangan Sistem Perparkiran, meliputi :
Gerbang pintu tol jatiasih JTA 002, Halteu di Pasar Jatiasih sub
blok JTR 001 dan zona perdagangan dan jasa di persimpangan
jalan caman dan Dr Ratna.
Bagian Kedelapanbelas
Rencana Pengembangan Prasarana
BWP Mustikajaya
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 76
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
83
pemberhentian
persimpangan
sehingga
yang
cukup
tidak
jauh
dari
lokasi
di
lokasi
terkumpul
persimpangan;
b. Memberlakukan pengaturan jam operasi untuk angkutan
barang sehingga tidak bercampur dengan angkutan penumpang
terutama pada jam-jam sibuk dengan tingkat kepadatan arus
lalulintastinggi;
c. Memberlakukan pemisahan antara moda angkutan dalam kota
dan luar kota;
d. Penataan pelayanan angkutan paratransit yang berkualitas dan
terpadu dengan pelayanan angkutan umum lain. Angkutan
paratransit ini merupakan angkutan umum yang tidak
mempunyai lintasan dan waktu pelayanan yang tetap, misalnya
taksi, becak dan ojek.
(9)
Paragraf 4
Rencana Pengembangan Sarana Pelengkap Jalan
Pasal 79
Rencana pengembangan sarana pelengkap Jalan, meliputi :
a. RambuRambu Lalu lintas, di arahkan di persimpangan Jalan
b. Marka Jalan, jalan di arahkan pada Jalan-Jalan pembentuk
struktur ruang BWP Mustikajaya yaitu Jalan Narogong Siliwangi,
Jalan Mustika sari, Jalan Pedurenan H. Djole, Jalan Bantar
Gebang I, Jalan Cimuning-JalanMustikajaya, Jalan Macem, Jalan
Cikiwul (pangkalan 2), Jalan Mawar, Jalan Caringin, Jalan Benda,
Jalan Tengah, Jalan Pangkalan Lima, Jalan Mandor Aren, Jalan
Pangkalan 6.
c. Lampu Lalu lintas, di arahakan di seluruh jalan yang berada di
BWP Mustika Jaya.
d. Zebra Cross, ditempatkan pada lokasi dengan intensitas
penyeberangan yang besar sedangkan bangkitan atau arus
lalulintas relatif rendah, pada pusat-pusat kegiatan strategis
seperti zona komersil, zona pendidikan, pusat perkantoran dll.
e. Halte, di arahkan pada Kelurahan Bantargebang Blok BTG Sub
Blok BTG 001, Pasar Pedurenan Kelurahan Pedurenan Blok PDR
sub Blok PDR 001, Kelurahan Cikiwul Blok CKW Sub Blok CKW
002, zona Pendidikan sub blok MKJ 005, zona perdagangan dan
jasa di sub blok MKS 001, zona perdagangan Sub Blok MKS 002,
zona Perumahan Sub Blok CMN 003, zona Perdagangan dan
Industri Sub Blok CKW 003, Kawasan Permukiman Sub Blok CKU
004.
Bagian Kesembilanbelas
Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana
BWP Jatisampurna
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan
Pasal 80
(1)
sebagaimana
yang
sebagaimana
yang
87
(4)
(5)
(6)
pemberhentian
persimpangan
sehingga
yang
cukup
tidak
jauh
terkumpul
dari
lokasi
di
lokasi
persimpangan;
b. Memberlakukan pengaturan jam operasi untuk angkutan
barang sehingga tidak bercampur dengan angkutan penumpang
terutama pada jam-jam sibuk dengan tingkat kepadatan arus
lalulintas tinggi;
c. Memberlakukan pemisahan antara moda angkutan dalam kota
dan luar kota;
d. Penataan pelayanan angkutan paratransit yang berkualitas dan
terpadu dengan pelayanan angkutan umum lain. Angkutan
paratransit ini merupakan angkutan umum yang tidak
mempunyai lintasan dan waktu pelayanan yang tetap, misalnya
taksi, becak dan ojek
(7)
a.
b.
(2)
(3)
(4)
Jalan Kalimanggis
Jalan Tarikolot
Jalan Anggrek X
Jalan Bambu I
Jalan Bambu II
Jalan Kelurahan
Jalan Sesak Cempli
Jalan Kresek
Jalan Cempaka
Jalan Cempaka I
Jalan Sepakat
Jalan At Taqwa
Jalan Bungur I
Jalan Bungur II
Gg. Kimaliun
Gg. Terusan Tarikolot
Gg. Nn
Peta rencana pengembangan sistem perparkiran BWP
Jatisampurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran 43 Peraturan Daerah ini.
Paragraf 3
89
Bagian Keduapuluh
Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan
Pasal 84
(1)
sub blok MKS 001, MKS 002, MKs 003 dan Kelurahan
Pedurenan (PDR) sub blok PDR 004.
(2) Rencana pengembangan jaringan energi listrik BWP Pusat Kota,
BWP Bekasi Utara, BWP Pondok Gede, BWP Mustikajaya, dan BWP
Jatisampurna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran 45-49 Peraturan Daerah ini.
Bagian Dua Puluh Satu
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 85
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 58 ayat (2) huruf c dikembangkan dengan memperhatikan
aspek kemudahan dalam berkomunikasi dan keterjangkauan oleh
semua lapisan masyarakat.
(2) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kota Bekasi
(BWP Pusat Kota, BWP Bekasi Utara, BWP Pondok Gede, BWP
Mustikajaya, dan BWP Jatisampurna),meliputi:
a. Memanfaatkan sentral telepon otomat (STO) yang sudah ada;
b. Pembangunan jaringan telekomunikasi mengikuti jaringan jalan
utama dan berhirarki sesuaidengan klasifikasi Jalan dengan
cakupan pelayanan ke seluruh pusat pelayanan dan wilayah
pengembangannya;
c. Pengembangan jaringan instalasi telekomunikasi di arahkan
dibawah tanah dengan mengikuti pola jaringan Jalan sisi
sebelah kanan, tidak satu jalur dengan jaringan pipa air bersih
dan dengan jaringan kabel listrik;
d. Kabel primer-sekunder bawah tanah tersebut hendaknya
ditempatkan dalam satu box utilitas telepon khusus;
e. Mengembangkan sistem telekomunikasi nirkabel (selular)
sebagai alternatif pengganti telekomunikasi sistem kabel,
melalui pembangunan Base Tranceiver Station (BTS) di seluruh
Kawasan Perencanaan;
f. Pembangunan tower BTS dibatasi dan menerapkan sistem
penggunaan tower bersama, yaitu pada satu tower BTS untuk
beberapa operator telepon seluler dengan pengelolaan secara
bersama pula (diarahkan agar satu tower untuk tiga operator)
dan mengatur jarak antar tower berdasarkan skala pelayanan
secara teratur dan tetap memperhatikan keindahan.
93
(3)
(1)
(1)
(2)
meliputi :
a.
b.
95
b.
baku berasal dari air permukaan, air tanah dan air hujan yaitu
dengan:
i.
ii.
iii.
(4)
(5)
(1)
97
ii.
iii.
kapasitas
Jatibening
Baru
di
Kelurahan
ii.
iii.
(5)
i.
ii.
iii.
(1)
meliputi:
100
ii.
iii.
ii.
iii.
a.
b.
102
(2)
103
104
(2)
Rencana
domestik;
penanganan
dan
pengolahan
limbah
b.
(3) Rencana penanganan dan pengelolaan air kotor atau limbah non
domestik sebagaimana di maksud ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengolahan limbah untuk kegiatan
non domestik seperti
limbah dari industri, sarana umum, perdagangan dan jasa,
pemerintahan di arahkan untuk memiliki instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) tersendiri sesuai dengan jenis dan
karakteristik limbah yang dihasilkan;
b. Untuk pengolahan limbah industri setiap industri wajib
memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersendiri,
sehingga limbah yang dibuang ke badan air penerima sudah
melalui proses pengolahan terlebih dahulu dengan kualitas
105
(2)
(3) Rencana penanganan dan pengelolaan air kotor atau limbah non
domestik sebagaimana di maksud ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengolahan limbah untuk kegiatan non domestik seperti
limbah dari industri, sarana umum, perdagangan dan jasa,
pemerintahan
di
arahkan
untuk
memiliki
instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) tersendiri sesuai dengan jenis
dan karakteristik limbah yang dihasilkan Kelurahan
Mustikajaya Sub Blok MKJ 005.
b. Pengolahan limbah industri wajib memiliki Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersendiri, sehingga limbah
yang dibuang ke badan air penerima sudah melalui proses
106
Pasal 96
(1) Rencana penanganan dan pengelolaan air kotor atau limbah di
BWP Jatisampurna, meliputi:
a. Rencana penanganan dan pengolahan limbah domestik;
b. Rencana penanganan dan pengolahan limbah non domestik.
(2) Rencana penanganan dan pengelolaan air kotor atau limbah
domestik sebagaimana di maksud ayat (1) huruf a meliputi:
a. Rencana penanganan
limbah domestik di arahkan pada
penggunaan tangki septic tank konvensional baik secara
individual maupun secara komunal;
b. Sistem septic tank individu, yaitu sistem penanganan air
limbah dengan membuat septic tank pada tiap-tiap rumah,
yang hanya melayani satu rumah;
c. Sistem septic tank komunal, dimana satu septic tank
digunakan bersama oleh beberapa keluarga atau rumah (15-20
rumah) secara kolektif yang disalurkan melalui saluran
tertutup dari setiap rumah ke septic tank komunal;
d. Selain itu penggunaan septic tank konvensional di kawasan
perencanaan diarahkan kepada penggunaan septic tank biofill.
(3) Rencana penanganan dan pengelolaan air kotor atau limbah non
domestik sebagaimana di maksud ayat (1) huruf b meliputi:
a. Pengolahan limbah untuk kegiatan
non domestik seperti
limbah dari industri, sarana umum, perdagangan dan jasa,
pemerintahan di arahkan untuk memiliki instalasi pengolahan
air limbah tersendiri sesuai dengan jenis dan karakteristik
limbah yang dihasilkan;
107
b.
c.
(2)
(3)
Pengembangan TPS
dan Sistem Pengelolaan Sampah
Terpadu (4R) di arahkan pada setiap sub blok.;
b.
Sistem
konvensional
pengangkutan, pembuangan).
(pewadahan,pengumpulan,
b.
108
(4)
(1)
(2)
(pewadahan,pengumpulan,
109
(2)
(pewadahan,pengumpulan,
110
Rencana
Pengelolaan
Mustikajaya, meliputi:
persampahan
di
BWP
(pewadahan,pengumpulan,
111
(2)
(3)
(pewadahan,pengumpulan,
112
ii.
(2)
Rencana
Pengendali
Banjir
di
BWP
Pusat
Kota,
meliputi:
a. Pengembalian
fungsi
situ-situ
sebagai
sistem
retensi
di
114
iii.
iv.
v.
Normalisasai
Kalibaru
yang
melintasi
Kelurahan
Jakamulya sub blok batas sub blok JKM.004, JKM.003,
JKM.004, Kelurahan Jakasetia yang melintasai batas sub
blok JKS.001, JKS.002, JKS.003 dan sub JKS.004;
vi.
vii.
115
(1)
Rencana Pengembangan
Bekasi Utara, meliputi:
Jaringan
Drainase
BWP
di
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Perjuangan
Sultan Agung-Jalan Sudirman
Pejuang-Jalan Kaliabang dan
Sasak Baru
Muchtar Tabrani
Bambu Runcing
Aleksindo
Ujung Harapan
Kaliabang Tengah
Kalibaru Timur
Kaliabang Hilir
Teluk Pucung
Taman Harapan Baru
Rawa Bugel
Prima Harapan Regensi
Duta Harapan
Taman Wisma Asri Raya
Kaliabang Bungur
Kaliabang Barat
116
meliputi:
Rencana
Pengendali
Banjir
BWP
Bekasi
Utara
117
Pasal 104
(1)
Rencana Pengembangan
Pondok Gede, meliputi:
Jaringan
Drainase
BWP
saluran
drainase
dan
juga
pada
kawasan-kawasan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Kemang Sari
Pasar Kecapi
Caman
Kamping Sawah/Legok
Kinca
Gampit
Suluki Cempaka
118
meliputi:
Rencana
Pengendali
Banjir
BWP
Pondok
Gede,
(3)
Pasal 105
(1) Rencana Pengembangan Jaringan Drainase BWP Mustikajaya,
meliputi:
a. Pembangunan jaringan drainase pada Jalan-Jalan yang belum
terdapat saluran drainase dan juga pada kawasan-kawasan
pengembangan baru di wajibkan membangun saluran drainase;
b. Pemeliharaan jaringan Drainase, program ini dilaksanakan
untuk daerah atau Jalan yang sudah ada jaringan saluran
drainasenya sehingga pekerjaan berupa perbaikan saluran yang
rusak dan penggalian endapan Lumpur atau tanah akibat
sedimentasi;
c. Pengembangan sistem drainase di BWP Mustikajaya sebaiknya
dilakukan dengan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
(SDBL).
d. Pengembangan jaringan drainase, meliputi :
i. Jaringan primer, meliputi saluran drainase tertutup dan di
arahkan pada jalan-jalan utama (jalan arteri primer dan
arteri sekunder) pembentuk struktur ruang BWP
Mustikajaya yaitu :
Jatiasih-Setu
Jalan Narogong - Jalan Siliwangi
Jalan Mustikasari
Jalan Peduren
Jalan H Djole
Jalan Bantar Gebang I
Jalan Cimuning-Mustikajaya
ii. Jaringan sekunder, meliputi saluran drainase tertutup,
meliputi :
Jalan
Jalan
Jalan
Jalan
Caringin
Benda
Tengah
Pangk. 5
120
121
(4)
(5)
(1) Rencana
Pengembangan
Gede,meliputi:
Jalur
Evakuasi
BWP
Pondok
125
Pengembangan
Jalur
Evakuasi
BWP
Mustikajaya
Rencana
Pengembangan
Jatisampurna meliputi:
Jalur
Evakuasi
BWP
126
130
penanganannya
Mustikajaya
atau
Bantargebang,
dengan
sudut
Jati
Sampurna,
dengan
sudut
kepentingan
Pasal 114
(1)
(2)
131
(4)
(5)
132
(2)
meliputi :
Arahan
pemanfaatan
ruang
a.
b.
di
Kota
Bekasi,
Prioritas
dan
tahapan
pengembangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, meliputi :
a.
Zona Perumahan;
Zona Perdagangan dan Jasa;
Zona Industri;
Zona Perkantoran;
Zona Sarana Pelayanan Umum;
Zona Pariwisata;
Zona RTNH;
Zona khusus;
Zona Lainnya.
133
b.
c.
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
Rencana TOD
(viii)
(ix)
(x)
(xi)
d.
e.
(3)
Pendanaan dan
dimaksud dalam ayat (1) huruf b:
a.
b.
Dana Perimbangan.
Penganggaran
sebagaimana
134
(1)
(2)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Paragraf 2
Kegiatan pemanfaatan dan penggunaan lahan
Pasal 117
(1)
(2)
Perumahan/hunian
Perdagangan dan jasa
Sarana pelayanan umum
Campuran
Perkantoran
Industri
b.
c.
d.
e.
f.
(1)
a.
b.
136
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Pasal 120
(1)
138
139
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
e.
i.
ii.
iii.
iv.
140
i.
Kegiatan penginapan, wisma di batasi luas lantai seluasluasnya 20% ( dua puluh presen) dari luas keseluruhan sub
zona perdagangan dan jasa skala regional dengan intensitas
pemanfaatan ruang sesuai yang telah di tetapkan dalam
RDTR dan peraturan zonasi (PZ);
ii.
Kegiatan bangunan perkantoran, bisnis professional, gedung
pertemuaan, klinik pengobatan, dan gudang tertutup di
batasi luas lantai seluas-luasnya 20% ( dua puluh presen)
dari luas keseluruhan sub zona perdagangan dan jasa skala
kawasan dengan intensitas pemanfaatan ruang sesuai yang
telah di tetapkan dalam RDTR dan peraturan zonasi (PZ);
iii.
Kegiatan Toserba, Supermarket, Pusat Perbelanjaan di batasi
jarak dengan kegiatan sejenis dan dengan pasar tradisional
sekurang-kurangnya 2500 meter (dua ribu lima ratus meter);
i.
Pada sub zona Perdagangan dan jasa skala
pelayaan Kecamatan (K-4), kegiatan pemanfaatan ruang yang di
izinkan bersyarat secara terbatas sebagai berikut;
i.
Kegiatan
mini market, di batasi jarak dengan kegiatan
sejenis dan dengan pasar tradisional sekurang-kurangnya
500 meter (lima ratus meter);
ii.
Kegiatan bangunan perkantoran, bisnis professional, gedung
pertemuaan, klinik pengobatan, dan gudang tertutup di
batasi luas lantai seluas-luasnya 20% ( dua puluh presen)
dari luas keseluruhan sub zona perdagangan dan jasa skala
kecamatandengan intensitas pemanfaatan ruang sesuai yang
telah di tetapkan dalam RDTR dan peraturan zonasi (PZ);
j.
Pada
zona
Campuran
(C),
kegiatan
pemanfaatan ruang yang di izinkan bersyarat secara terbatas
sebagai berikut;
i.
Kegiatan rumah susun di batasi luas lantai seluas-luasnya
30% ( dua puluh presen) dari seluruh luas lantai bangunan
sesuai dengan intensitas pemanfaatan ruang yang telah di
tetapkan dalam RDTR dan peraturan zonasi (PZ);
ii.
Kagiatan bangunan perkantoran, bisnis professional, gedung
pertemuaan dan gudang tertutup di batasi luas lantai seluasluasnya 20% ( dua puluh presen) dari luas keseluruhan zona
campuran skala kota dengan intensitas pemanfaatan ruang
sesuai yang telah di tetapkan dalam RDTR dan peraturan
zonasi (PZ);
iii.
Kegiatan Toserba, Supermarket, Pusat Perbelanjaan di batasi
jarak dengan kegiatan sejenis dan dengan pasar tradisional
sekurang-kurangnya 2500 meter ( dua ribu lima ratus meter);
142
k.
ii.
m.
pemanfaatan
ruang
bersyarat
beradasarkan
pembatasan
pengoperasiaan, intensitas pemanfaatan ruang dan/atau jumlah
pemanfaatan.
(2)
Setiap orang
yang akan melakukan kegiatan
pemanfaatan ruang dengan izin bersyarat sebagaimana di maksud
ayat (1), wajib memiliki izin pemanfaatan ruang, izin teknis
ada/atau rekomendasi dari SKPD dan/atau instansi terkait serta
mengikuti ketentuaan sebagai berikut:
a.
i.
145
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.
i.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.
j.
i.
ii.
iii.
iv.
151
v.
k.
i.
ii.
iii.
152
vi.
l.
i.
ii.
iii.
iv.
iii.
iv.
v.
n.
155
i.
kegiatan
terminal
Pasal 123
Kegiatan yang tercantum dalam pasal 117, pasal 118, pasal 125 dan
pasal 118 di sajikan dalam Tabel.pelaksaaan kegiatan dalam zona
dan sub zona pada Lampiranmerupakan bagian tidak terpisahkan
dalam peraturan daerah ini.
Paragraf 3
Ketentuan intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 124
(1)
157
Pada
Zona
Perdagangan
dan
Jasa
ketentuan
KDB
meliputi;
a. Sub zona perdagangan dan jasa skala pelayanan Regional dan
Kota (K-1) berada di jalan arteri dan koletor KDB paling besar
50% (lima puluh persen);
b. Sub zona perdagangan dan jasa skala pelayanan kawasan dan
kecamatan (K-2) berada di jalan arteri dan koletor KDB paling
besar 50% (lima puluh persen);
c. Sub zona perdagangan dan jasa skala pelayanan kelurahan dan
lingkungan (K-3) berada di jalan arteri dan koletor KDB paling
besar 50% (enam puluh persen);
(3)
Pada Zona Sarana Pelayanan Umum ketentuan KDB
meliputi;
a. Sub zona sarana pendidikan (SPU-1) berada di jalan arteri dan
kolektor KDB 50% (lima puluh persen) dan lokal KDB paling
besar 60% (enam puluh persen);
b. Sub zona sarana kesehatan (SPU-2) berada di jalan arteri dan
koletor KDB paling besar 50% (lima puluh persen) dan lokal KDB
paling besar 60% (enam puluh persen);
c. Sub zona sarana rekreasi dan olah raga (SPU-3) berada di jalan
arteri dan kolektor KDB paling besar 50% ( lima puluh persen)
dan lokal KDB paling besar 60% (enam puluh persen);
d. Sub zona sarana sosial budaya (SPU-4) berada di jalan arteri
KDB paling besar 50% dan berada di jalan kolektor dan lokal
KDB paling besar 60% (enam puluh persen);
e. Sub zona sarana peribadatan (SPU-5) berada di jalan arteri,
kolektor dan lokal KDB paling besar 60% (enam puluh persen);
(4)
Pada Zona Perkantoran ketentuan KDB meliputi;
158
159
160
161
Pasal 128
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang beradasarkan Koefisien
Daerah Hijau (KDH) sebagaimana di maksud pasal 116 ayat (1) huruf
d sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
162
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Paragraf 4
Ketentuan Tata Bangunan
Pasal 131
(1)
(2)
Ketentuaan
Pemanfaatan
ruang
di
dalam
sempadan sungai dan situ tidak diperkenankan kecuali
bangunan untuk mendukung pengelolaan fungsi sempadan
sungai.
166
c. Sarana
anatara lain meliputi sarana perniagaan atau
perbelanjaan, sarana pelayanan umum dan pemerintahan,
sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan,
sarana rekreasi dan olahraga, sarana pemakaman atau
tempat pemakaman, sarana pertamanan dan RTH, sarana
parkir
d. Tempat penampungan air dan/atau folder dan green belt.
Ketentuan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Pasal 136
(1)
171
(3)
172
173
1 Pasal 144
(1) TPZ pertampalan aturan atau overlay sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 139 ayat (2) huruf f, merupakan zona dengan dua
atau lebih aturan yang ditambahkan pada sub zona.
(2) TPZ pertampalan aturan atau overlay sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan pada KKOP dengan ketentuan pembatasan
tinggi bangunan, tinggi bangunan-bangunan dan jenis kegiatan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 7
Ketentuan Variansi Pemanfaatan Ruang
Pasal 145
(1) Aturan variansi pemanfaatan ruang merupakan aturan yang
berkaitan keluwesan atau kelonggaran aturan.
(2) Suatu pembangunan dapat dilakukan di kawasan yang fungsinya
tidak sesuai dengan pembangunan tersebut namun harus
mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditentukan, misalnya,
174
Paragraf 10
Ketentuan Insentif dan Disintensif
Pasal 146
Pemberian Insentif dan Disinsentif dalam Penataan Ruang memiliki
sasaran :
175
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
area-area
(3) Zona media reklame Kendali Sedang, zona ini rnerupakan areaarea yang menjadi pengawasan pemerintah daerah dalam
penataan reklame sedang pengelolaannya oleh pihak lain.
Pasal 149
Penataan Reklame meliputi :
(1) Penataan Reklame di ruang Jalan dan
(2) Penataan Reklame di zona peruntukan.
Pasal 150
(1) Penataan Reklame di Ruang Jalan sebagaimana dimaksud pasal
147 ayat (1), meliputi :
a. Penataan reklame di Rumaja;
b. Penataan reklame di Rumija;
c. Penataan reklame di Ruwasja;
d. Penataanreklame pada Fasilitas lalu lintas
(2) Penataaan reklame di Rumaja; sebagaimana dimaksud ayat 1
huruf a,Media reklame pada median jalan tidak dizinkan.
(3) Penataaan reklame di Rumija; sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf
b,
a. Media reklame yang diizinkan meliputi billboard, baligo dan
spanduk;
b. Penempatan Media reklame
diizinkan pada lokasi ruang
pengembangan manfaat jalan
177
Pasal 151
Penataan Reklame di Zona peruntukan
pasal 148 ayat (2) meliputi :
sebagaimana dimaksud
178
BAB III
Ketentuan Peralihan
Pasal 156
179
(1) RDTR Kota Bekasi memiliki jangka waktu 20 (dua puluh) tahun
sejak ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan dapat ditinjau 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun;
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan
dengan bencana alam skala besar dan atau atau perubahan batas
teritorial wilayah yang ditetapkan dengan Undang-Undang, RTRW
ini dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun.
(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada huruf a. juga
dilakukan apabila terjadi perubahan RTRW kota yang
mempengaruhi wilayah perencanaan RDTR atau terjadi dinamika
internal kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara
mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas
wilayah daerah.
BAB IV
PERAN MASYARAKAT
Pasal 157
Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat berupa:
(1) Masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
(2) Kerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau atau
sesama;
(3) Kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal
dan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
(4) Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam
pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di
dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) Kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan sumber daya alam; dan
(6) Kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pasal 156
180
RAHMAT EFFENDI
Diundangkan di Bekasi
pada tanggal
181
RAYENDRA SUKARMADJI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2012 NOMOR
SERI
182