BUPATI MALANG,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
9. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya.
10. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
11. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan penataan ruang.
12. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
13. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat.
14. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
15. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
17. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan program beserta
pembiayaannya.
18. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
19. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan
ruang.
20. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disebut RTRW adalah hasil
perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Malang.
21. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
22. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
23. Wilayah Pengembangan yang selanjutnya disebut WP adalah suatu wilayah yang
terdiri atas satu atau beberapa kecamatan yang memiliki satu kesatuan sistem
pelayanan sosial, ekonomi, dan masyarakat
24. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.
25. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
26. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan.
27. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
28. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agrobisnis.
29. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi.
30. Kawasan minapolitan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang
memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan
kemudahan memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan,
pasar ikan dan mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu
kelompok yang dipercaya oleh pemerintah.
31. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan
negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
32. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
33. Kawasan strategis daerah adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan
34. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
35. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
36. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan
sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
37. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
Pasal 2
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Bagian Pertama
Visi dan Misi
Pasal 3
Visi penataan ruang wilayah daerah adalah terwujudnya penataan ruang wilayah yang
produktif, seimbang dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat, sedangkan misi
penataan ruang wilayah daerah adalah:
a. Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan
sekaligus mengurangi kesenjangan wilayah;
b. Mewujudkan pola ruang yang selaras dan berkelanjutan;
c. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana
tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif; serta
d. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan perdesaan untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih produktif dan mandiri serta
berdaya-saing tinggi.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 4
Tujuan penataan ruang untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional
dengan:
a. Peningkatan pembangunan infrastruktur guna menunjang perkembangan ekonomi.
b. Peningkatan perkembangan ekonomi melalui sektor pertanian, investasi,
perdagangan, pariwisata dan industri.
c. Pengelolaan SDA dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
d. Terwujudnya tertib pembangunan berbasis tata ruang.
e. Terwujudnya masyarakat yang agamis, demokratis, dan sejahtera.
Bagian Ketiga
Sasaran
Pasal 5
Penyusunan RTRW, sesuai dengan sasaran penataan tata ruang wilayah Daerah,
yaitu:
a. Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat;
Bagian Keempat
Kebijakan dan Strategi
Paragraf 1
Umum
Pasal 6
(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ditetapkan kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah.
(2) Kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi: penetapan struktur ruang wilayah, penetapan pola ruang wilayah,
penetapan kawasan strategis, serta penetapan fungsi kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil.
Paragraf 2
Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Kebijakan dan strategi sistem perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b,
memuat:
a. Pengembangan perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan
perkotaan secara keseluruhan, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan perkotaan utama di daerah sebagai pusat pelayanan di
Perkotaan Ngantang, Perkotaan Tumpang, Perkotaan Turen, Perkotaan
Dampit, dan Perkotaan Kepanjen sebagai Pusat Kegiatan Lokal;
2. Mendorong dan mempersiapkan Perkotaan Lingkar Kota Malang sebagai
perkotaan satelit penunjang perkembangan Kawasan Perkotaan Malang;
3. Mendorong pengembangan Perkotaan Sendangbiru sebagai perkotaan dengan
fungsi utama pelabuhan dan industri; serta
4. Menjalin kerjasama antara TNI, Departemen Perhubungan, Pemerintah
Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Malang, Pemerintah Kota Malang,
dan Pemerintah Kota Batu untuk menunjang dan mempercepat perkembangan
Kawasan Perkotaan Malang.
b. Membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki di Malang Raya, dengan
strategi sebagai berikut:
1. Pemantapan pengembangan Kawasan Perkotaan Malang dan Perkotaan
Sendangbiru;
2. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Kepanjen sebagai Pusat Kegiatan
Lokal;
3. Pengembangan perkotaan pusat Wilayah Pengembangan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal promosi;
D:\DATA KANTOR\PERDA+SK\PERDA RTRW KAB Malang\RTRW perda.doc
14
Pasal 10
Kebijakan dan strategi penetapan fungsi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, memuat:
a. Penetapan kawasan perdesaan, yang meliputi:
1. Pengembangan produk unggulan perdesaan, dengan strategi sebagai berikut:
a) Pada kawasan perdesaan yang berpotensi sebagai pusat sentra produksi
dilengkapi dengan lumbung desa modern;
b) Pengembangan fungsi kawasan perdesaan sesuai potensi wilayah, yakni
perdesaan terletak di kawasan pegunungan untuk hutan lindung, hutan
produksi, perkebunan dan hortikultura, perdesaan di dataran rendah untuk
pertanian pangan, dan perdesaan pesisir pengembangan perikanan;
c) Peningkatan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil;
d) Mendorong ekspor hasil pertanian unggulan daerah; serta
e) Pengembangan fasilitas sentra produksi-pemasaran pada pusat kegiatan
ekonomi di Mantung - Pujon.
2. Penetapan kawasan lahan pertanian pangan, dengan strategi sebagai berikut:
a) Peningkatan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan nilai
produktivitas pertanian;
b) Pemberian insentif pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan pangan
berkelanjutan; serta
c) Pengendalian secara ketat kawasan yang telah ditetapkan sebagai lahan
pangan berkelanjutan.
3. Pengembangan sistem agropolitan pada kawasan potensial, dengan strategi
sebagai berikut:
a) Pengembangan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan
jaringan pemasaran;
b) Menetapkan prioritas pengembangan kawasan agropolitan dengan
mengarahkan pada Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Kecamatan
Poncokusumo, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan;
c) Peningkatan kemampuan permodalan melalui kerjasama dengan swasta
dan pemerintah; serta
d) Pengembangan sistem informasi dan teknologi pertanian.
b. Penetapan kawasan perkotaan, yang meliputi:
1. Pengembangan interaksi kawasan perkotaan sebagai kota satelit Kawasan
Perkotaan Malang, dengan strategi sebagai berikut:
Pasal 11
Paragraf 3
Kebijakan dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
6. Pada kawasan hutan produksi yang dikonversi harus dilakukan pengganti lahan
untuk pengembangan hutan setidaknya tanaman tegakan tinggi tahunan yang
berfungsi seperti hutan, seperti perkebunan karet, cengkeh dan komoditi
lainnya.
b. Pengembangan kawasan hutan rakyat, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan ruang untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan menunjang
kestabilan neraca sumber daya kehutanan; serta
2. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi utama kawasan.
c. Pengembangan kawasan pertanian, dengan strategi sebagai berikut:
1. Luasan sawah beririgasi teknis di daerah secara keseluruhan tidak boleh
berkurang;
2. Pada kawasan perkotaan yang alih fungi sawah tidak dapat dihindari harus
dilakukan pengembangan irigasi setengah teknis menjadi sawah beririgasi
teknis sehingga secara keseluruhan luas sawah beririgasi teknis tidak
berkurang;
3. Saluran irigasi tidak boleh diputus atau disatukan dengan drainase, dan
penggunaan bangunan sepanjang saluran irigasi harus dihindari;
4. Pada lahan yang ditetapkan sebagai lahan pangan berkelanjutan, pertanian
tanaman pangan diberikan insentif dan tidak boleh alih fungsi untuk peruntukan
lain;
5. Pengembangan lumbung desa modern;
6. Pengembangan hortikultura dengan pengolahan hasil dan melakukan upaya
ekspor;
7. Upaya pelestarian kawasan hortikultura dengan mengembangkan sebagian
lahannya untuk tanaman tegakan tinggi yang memiliki fungsi lindung;
8. Pengembalian lahan yang rusak atau alih komoditas menjadi perkebunan
seperti semula;
9. Peningkatan produktivitas dan pengolahan hasil perkebunan;
10. Pengembangan kemitraan dengan masyarakat;
11. Melakukan usaha kemitraan dengan pengembangan peternakan;
12. Pengembangan breeding centre;
13. Memelihara kualitas waduk dan sungai untuk pengembangan perikanan darat;
14. Pengembangan sistem minapolitan;
15. Pengembangan perikanan tangkap disertai pengolahan hasil ikan laut;
16. Penggunaan alat tangkap ikan laut yang ramah lingkungan; serta
17. Peningkatan kualitas ekosistem pesisir untuk menjaga mata rantai perikanan
laut.
d. Pengembangan kawasan pertambangan, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pengembalian rona alam melalui pengembangan kawasan hutan, atau
kawasan budidaya lain seperti tanaman jarak pada area bekas penambangan;
2. Peningkatan nilai ekonomis hasil pertambangan melalui pengolahan hasil
tambang;
3. Pencegahan Pertambangan Tanpa Izin (PETI);
4. Pada kawasan tambang bernilai ekonomis tinggi yang berada pada kawasan
lindung atau permukiman harus melakukan kajian kelayakan ekologis dan
lingkungan, ekonomis dan sosial bila akan dilakukan kegiatan penambangan;
serta
5. Penegakan pengelolaan lingkungan kawasan pertambangan.
e. Pengembangan kawasan peruntukan industri, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan home industry untuk
pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan laut;
2. Pengembangan industri yang mengolah bahan dasar hasil tambang;
3. Pengembangan zona industri polutif berjauhan dengan kawasan permukiman;
4. Pengembangan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan
kendedes;
5. Peningkatan kegiatan koperasi usaha mikro, kecil dan menengah serta menarik
investasi;
6. Pengembangan kawasan industri secara khusus; serta
7. Pengembangan kawasan industri yang ditunjang pelabuhan ekspor di Kawasan
Sendangbiru, sekaligus memberikan otoritas khusus pengelolaannya.
f. Pengembangan kawasan pariwisata, dengan strategi sebagai berikut:
1. Mengembangkan daya tarik wisata andalan prioritas;
2. Mengkaitkan kalender wisata dalam skala nasional;
3. Membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata;
4. Peningkatan promosi wisata;
5. Pengadaan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya; serta
6. Pengembangan Pusat Kerajinan Kendedes sebagai pintu gerbang wisata
Kabupaten Malang.
g. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan, dengan strategi
sebagai berikut:
1. Pengembangan permukiman perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik,
sosial-budaya dan ekonomi masyarakat perdesaan;
2. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perdesaan;
3. Peningkatan kualitas permukiman perkotaan;
4. Pengembangan perumahan terjangkau;
5. Penyediaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan; serta
6. Pengembangan Kasiba/Lisiba mandiri.
h. Pengembangan kawasan pendidikan, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan kawasan pendidikan pada kawasan perkotaan yang berfungsi
sebagai pusat orientasi kegiatan pendidikan; dan
2. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang yang sesuai dengan fungsi
utama.
i. Pengembangan ruang terbuka hijau, dengan strategi sebagai berikut:
1. Pengembangan ruang terbuka hijau mengacu pada neraca penyediaan ruang
terbuka hijau perkotaan, yaitu minimal 20% ruang terbuka hijau publik dan 10%
ruang terbuka hijau privat;
Pasal 15
Paragraf 4
Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis
Pasal 16
Kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis Daerah, yaitu memuat tentang:
a. Mengendalikan perkembangan ruang sekitar kawasan strategis Daerah, dengan
strategi sebagai berikut:
1. Penetapan batas pengaruh kawasan strategis Kabupaten Malang; dan
2. Penetapan pola pemanfaatan lahan, sesuai dengan fungsi dan peran masing-
masing kawasan.
b. Mempertahankan fungsi dan peran kawasan Militer Kostrad di Kecamatan
Singosari dan Jabung, Bandara Abdulrachman Saleh di Pakis, Gudang Amunisi di
Turen serta kawasan Latihan Militer di Kecamatan Lawang, Pagak dan Bantur,
serta Pangkalan Angkatan Laut Sendangbiru dengan strategi sebagai berikut:
1. Membatasi antara lahan terbangun di sekitar kawasan khusus dengan kawasan
lainnya yang belum terbangun sehingga diperoleh batas yang jelas dalam
pengelolaannya;
2. Pemberian hak pengelolaan kepada masyarakat atau pemerintah berdasarkan
kerjasama, harus sesuai ketentuan yang disepakati sehingga menguntungkan
kedua belah pihak; serta
3. Pengendalian kawasan sekitar secara ketat.
Paragraf 5
Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil
Pasal 17
Kebijakan dan strategi penetapan fungsi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, yaitu
memuat tentang:
a. Konservasi kawasan Pulau Sempu sesuai fungsinya sebagai kawasan lindung
(cagar alam), dengan strategi sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan menjaga kelestariannya;
2. Membatasi kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di Pulau
Sempu; serta
3. Mengembalikan berbagai kehidupan terutama satwa yang nyaris punah di
Pulau Sempu.
b. Optimalisasi pengembangan Kawasan Sendangbiru, dengan strategi sebagai
berikut:
1. Melakukan optimasi pola ruang Kawasan Sendangbiru sebagai kawasan
permukiman, pelabuhan dan industri dan kawasan lindung sehingga tetap
terjadi keseimbangan pengembangan kawasan;
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Umum
Pasal 18
Bagian Kedua
Penetapan Kawasan
Pasal 19
(1) Penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang ada di Daerah
berdasarkan pada karakteristik kondisi dan kegiatan sesuai peruntukan tanah dan
ruangnya.
(2) Kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 meliputi 147 (seratus
empat puluh tujuh) kawasan perkotaan dan 244 (dua ratus empat puluh empat)
kawasan perdesaan.
Bagian Ketiga
Sistem Perdesaan
Pasal 20
Bagian Keempat
Sistem Perkotaan
Pasal 21
Pasal 22
(1) Rencana pusat kegiatan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a,
meliputi:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berada di Kota Malang.
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Perkotaan Kepanjen,
c. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) berada di Perkotaan Ngantang, Perkotaan
Lawang, Perkotaan Tumpang, Perkotaan Dampit, Perkotaan Turen dan
Perkotaan Sendangbiru;
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah Ibukota Kecamatan lainnya yang tidak
termasuk perkotaan yang disebutkan di atas.
(2) Rencana sistem dan fungsi perwilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf b adalah 6 (enam) Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang:
a. Wilayah Pengembangan Lingkar Kota Malang
Wilayah Pengembangan Lingkar Kota Malang meliputi beberapa kecamatan di
sekeliling Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang, meliputi: Kecamatan
Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari,
Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan Tajinan, Kecamatan
Bululawang dan Kecamatan Pakis.
b. Wilayah Pengembangan Kepanjen
Wilayah Pengembangan Kepanjen meliputi Kecamatan Kepanjen, Kecamatan
Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan Kromengan, Kecamatan Pagak,
Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Donomulyo,
Kecamatan Gondanglegi, dan Kecamatan Pagelaran, dengan pusat di
Perkotaan Kepanjen.
c. Wilayah Pengembangan Ngantang
Wilayah Pengembangan Ngantang meliputi Kecamatan Ngantang, Kecamatan
Pujon dan Kecamatan Kasembon, dengan pusat pelayanan di Perkotaan
Ngantang.
d. Wilayah Pengembangan Tumpang
Wilayah Pengembangan Tumpang meliputi Kecamatan Tumpang, Kecamatan
Poncokusumo, Kecamatan Wajak dan Kecamatan Jabung, dengan pusat
pelayanan di Perkotaan Tumpang.
e. Wilayah Pengembangan Turen dan Dampit
Wilayah Pengembangan Turen dan Dampit terdiri dari Kecamatan Turen,
Kecamatan Dampit, Kecamatan Tirtoyudo dan Kecamatan Ampelgading,
dengan pusat pelayanan sosial di Turen dan pusat pelayanan ekonomi di
Dampit.
f. Wilayah Pengembangan Sumbermanjing Wetan
Wilayah Pengembangan Sumbermanjing Wetan meliputi Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Gedangan dan Bantur, dengan pusat pelayanan di
Perkotaan Sendangbiru.
(3) Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
21 huruf c adalah:
a. Pada Wilayah Pengembangan Lingkar Kota Malang, dengan fungsi
pengembangan sebagai pusat pelayanan di (Kota Malang) yaitu fasilitas pusat
perdagangan skala regional, pusat jasa skala Daerah, pusat kesehatan skala
Daerah, dan pusat olahraga dan kesenian regional - nasional;
b. Pada Wilayah Pengembangan Kepanjen, dengan fungsi pengembangan
sebagai pusat pelayanan dan ibukota Daerah yaitu fasilitas pusat perdagangan
skala Daerah, pusat jasa skala Daerah, pusat kesehatan skala Daerah, pusat
peribadatan Daerah, pusat perkantoran Daerah, dan pusat olahraga dan
kesenian regional - nasional;
Bagian Kelima
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Pasal 23
Sistem jaringan prasarana wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, meliputi:
a. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi meliputi: jalan,
kereta api, penyeberangan, laut, dan udara;
b. Rencana sistem jaringan prasarana telematika;
c. Rencana jaringan prasarana sumber daya air dan pemanfaatan sumber air tanah;
d. Rencana sistem jaringan prasarana energi; serta
e. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan.
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi
Pasal 24
Pasal 25
e. Kota Batu;
f. Kecamatan Pakisaji;
g. Kecamatan Bululawang;
h. Kecamatan Turen; serta
i. Kecamatan Kepanjen.
Paragraf 2
Rencana Pengembangan Transportasi Perkeretaapian
Pasal 26
Paragraf 3
Rencana Pengembangan Transportasi Laut
Pasal 27
Paragraf 4
Rencana Pengembangan Transportasi Udara
Pasal 28
Paragraf 5
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telematika
Pasal 29
Paragraf 6
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air dan
Pemanfaatan Sumber Air tanah
Pasal 30
(1) Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air dan pemanfaatan sumber air
tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c meliputi rencana sistem
jaringan sumber daya air, fungsi dan pelayanan prasarana sumber daya air,
pemanfaatan air tanah, dan pemanfaatan air sumber.
(2) Rencana sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi jaringan air bersih (PDAM) dan irigasi.
(3) Pengembangan prasarana sumber daya air untuk air bersih diarahkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah.
(4) Pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan irigasi dilakukan dengan peningkatan
jaringan sampai ke wilayah yang belum terjangkau, sedangkan irigasi dengan
peningkatan saluran dari sistem setengah teknis dan sederhana ditingkatkan
menjadi irigasi teknis.
(5) Upaya penanganan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih yaitu dengan
peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pipa, tandon, reservoir, dan
prasarana pendukung lainnya.
(6) Sistem jaringan sumber daya air utama adalah Daerah Aliran Sungai Brantas
sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional.
(7) Kebutuhan air irigasi pada wilayah Daerah dibagi menurut unit pelayanan lokal
(UPTD) yaitu UPTD Pujon, Malang, Singosari, Tumpang, Bululawang,
Gondanglegi, Turen, Kepanjen, dan Ngajum.
(8) Upaya penanganan untuk meningkatkan layanan fasilitas air bersih dilakukan
dengan cara:
a. Perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dan daerah resapan air;
b. Perluasan daerah aliran, baik itu saluran irigasi, serta Daerah Aliran Sungai;
c. Mencegah terjadinya pendangkalan terhadap saluran irigasi;
d. Pembangunan dan perbaikan pintu-pintu air.
(9) Pemanfaatan air sumber untuk kepentingan air minum dan irigasi atau untuk
berbagai pemanfaatan yang lainnya, yaitu sumber air di Wendit dan sumber
Maguan di Ngajum, dilakukan dengan cara:
a. Pengaturan dalam bentuk kerjasama dengan proporsi yang seimbang.
b. Pengaturan komposisi antar wilayah dan pengaturan untuk kebutuhan irigasi
sehingga tidak terjadi kekurangan air bagi sawah beririgasi teknis dan
setengah teknis.
(10) Pengembangan waduk, dam dan embung serta pompanisasi terkait dengan
pemanfaatan sumber air permukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dengan mempertimbangkan:
a. Daya dukung sumber daya air;
b. Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat;
c. Kemampuan pembiayaan; serta
d. Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.
(11) Pengembangan waduk, dam dan embung serta pompanisasi terkait dengan
pemanfaatan sumber air permukaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan meliputi:
a. Dam Selorejo di Kecamatan Ngantang;
b. Dam Sutami di Kecamatan Sumberpucung;
c. Dam Lahor di Kecamatan Sumberpucung;
d. Dam Trap Sewu di Kecamatan Tirtoyudo;
e. Bendungan Sengguruh di Kecamatan Kepanjen;
D:\DATA KANTOR\PERDA+SK\PERDA RTRW KAB Malang\RTRW perda.doc
37
Paragraf 7
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi
Pasal 31
(1) Rencana sistem jaringan prasarana energi sebagaimana tertuang dalam Pasal 23
huruf d meliputi energi listrik dan energi lainnya.
(2) Sumber daya energi adalah sebagian dari sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi dan atau energi baik secara langsung
maupun dengan proses konservasi atau transportasi.
(3) Pengembangan sarana untuk pengembangan listrik meliputi:
a. Pengembangan pembangkit listrik, PLTU Trap Sewu, PLTU Karangkates, dan
PLTU Sengguruh
b. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di
Kecamatan Kepanjen dan Kecamatan Pakis
(4) Pengembangan pelayanan energi listrik, meliputi:
a. Peningkatan daya energi listrik pada daerah-daerah pusat pertumbuhan dan
daerah pengembangan berupa pembangunan dan penambahan gardu-gardu
listrik;
b. Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang
belum terlayani, utamanya bagi sekitar 25,64 % Kepala Keluarga yang belum
memperoleh pelayanan energi listrik yang bersumber dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN); serta
Paragraf 8
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan
Pasal 32
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Bagian Pertama
Umum
Pasal 33
Rencana pola ruang wilayah menggambarkan rencana sebaran kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
Bagian Kedua
Rencana Pola Pelestarian Kawasan Lindung
Pasal 34
Pola ruang untuk kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, yaitu
meliputi:
a. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya;
b. Kawasan perlindungan setempat;
c. Kawasan suaka alam;
d. Kawasan pelestarian alam;
e. Kawasan bencana alam;
f. Kawasan lindung geologi; serta
g. Kawasan lindung lainnya.
Pasal 35
1. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi
melalui pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu
memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu
meresapkan air;
2. Perluasan kawasan lindung di wilayah Taman Nasional Bromo-Tengger-
Semeru dan Taman Hutan Raya R. Soeryo, terutama pada area yang
mengalami alih fungsi;
3. Pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa langka dan
dilindungi dapat lestari;
4. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
5. Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat yang
memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil buah bukan kayu,
sehingga pola ini memiliki kemampuan perlindungan seperti hutan
terutama di area gunung Anjasmoro, pegunungan Kawi dan Kelud; serta
6. Meningkatkan kegiatan pariwisata alam (misalnya mendaki gunung,
outbond, camping) terutama di Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
dan Taman Hutan Raya R. Soeryo, sekaligus menanamkan gerakan cinta
alam.
(3) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah daerah
yang memiliki kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan
tempat pengisian air bumi (akuiver) yang berguna sebagai penyedia sumber air
a. Terletak di Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Tumpang, Kecamatan
Jabung, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Singosari,
Kecamatan Dau dan Kecamatan Kasembon, hutan di Taman Nasional Bromo-
Tengger-Semeru (TN-BTS), hutan di Taman Hutan Raya R. Soeryo, Gunung
Anjasmoro, Pegunungan Kawi, dan hutan di daerah Kelud, seluas 38.688,46
Ha;
b. Peningkatan manfaat lindung pada kawasan resapan air dilakukan dengan
cara:
1. Pembuatan sumur-sumur resapan;
2. Pengendalian hutan dan tegakan tinggi pada wilayah-wilayah hulu; serta
3. Pengolahan sistem terasering dan vegetasi yang mampu menahan dan
meresapkan air.
c. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan resapan air, melalui:
1. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi
melalui pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan
perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke
dalam tanah;
2. Perluasan kawasan lindung di wilayah Taman Nasional Bromo-Tengger-
Semeru dan Taman Hutan Raya R. Soeryo terutama pada area yang
mengalami alih fungsi;
3. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
Pasal 36
(5) Kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah
kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting
mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
a. Meliputi mata air Wendit - Kecamatan Pakis, Sumber Maguan - Kecamatan
Ngajum, Sumber Jenon - Kecamatan Tajinan, Wringinsongo - Kecamatan
Tumpang, Ubalan - Kecamatan Turen, dan sumber air lainnya;
b. Kriteria penetapan kawasan sekitar mata air adalah perlindungan sekurang-
kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air; serta
c. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan sekitar mata air, melalui:
1. Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih
fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air;
2. Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum
atau irigasi;
3. Sumber air seperti di Wendit, Sumber Maguan, Sumber Jenon,
Wringinsongo, Ubalan, dan sumber air lainnya, selain sebagai sumber air
minum dan irigasi juga digunakan untuk pariwisata, peruntukkannya
diizinkan selama tidak mengurangi kualitas tata air yang ada. Penggunaan
sumber air untuk rekreasi dan renang, perlu dibuat kolam tersendiri;
4. Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup
tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi
terhadap air; serta
5. Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk
bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air.
(6) Kawasan sempadan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e adalah
kawasan sepanjang kanan-kiri saluran irigasi teknis dan setengah teknis, baik
irigasi bertangggul maupun tidak.
a. Terletak pada kecamatan yang memiliki saluran irigasi teknis dan setengah
teknis
b. Kriteria penetapan kawasan sempadan irigasi adalah:
1. Perlindungan pada irigasi teknis baik di dalam maupun di luar permukiman
ditetapkan minimum 10 meter kiri-kanan saluran;
2. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk
pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 4 meter;
3. Perlindungan pada irigasi setengah teknis baik di dalam maupun di luar
permukiman ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan saluran; serta
4. Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk
pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 3 meter.
c. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan sempadan irigasi, melalui:
1. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau sempadan saluran irigasi
sehingga dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan
kerusakan kualitas air irigasi;
2. Bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan dengan
pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;
Pasal 37
(1) Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf c, meliputi
kawasan cagar alam.
(2) Cagar alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kawasan suaka
alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan
ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami, meliputi:
a. Cagar Alam Pulau Sempu, di Kecamatan Sumbermanjing Wetan;
b. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan cagar alam, melalui:
1. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya;
2. Mempertahankan fungsi ekologis kawasan alami baik biota maupun
fisiknya melalui upaya pencegahan pemanfaatan kawasan pada kawasan
suaka alam dan upaya konservasi;
3. Peningkatan kegiatan konservasi dan rehabilitasi yang berguna untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang
disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia;
4. Pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai cagar alam yang mengalami
perubahan fungsi, maka dilakukan pembatasan pengembangan,
pengembalian rona awal, disertai pengawasan yang ketat terhadap
penetapan fungsi kawasan; serta
5. Kawasan cagar alam Pulau Sempu di Kecamatan Sumbermanjing Wetan
memiliki keanekaragaman satwa yang harus dilindungi. Mengingat lokasi
Pulau Sempu berhadapan dengan Sendangbiru yang akan dijadikan
pelabuhan nasional - internasional dan kawasan industri, maka pada tepi
Pantai Sendangbiru harus dilindungi dari berbagai pencemaran dan alih
fungsi lahan sehingga kelestarian satwa di Pulau Sempu tetap terjaga.
Pasal 38
Pasal 39
(1) Kawasan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf e, meliputi:
a. Kawasan rawan longsor; dan
b. Kawasan rawan banjir.
(2) Kawasan rawan longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdapat
di:
Pasal 40
(4) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, meliputi:
a. Sekitar pegunungan Semeru di Kecamatan Poncokusumo;
b. Sekitar Gunung Kelud di sebagian Kecamatan Ngantang;
c. Gunung Butak di sebagian Kecamatan Dau dan sebagian Kecamatan Wagir;
d. Gunung Bromo di sebagian Kecamatan Poncokusumo; serta
e. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan rawan bencana letusan gunung
berapi, meliputi:
1. Sekitar rawan bencana letusan gunung berapi harus diadakan
perlindungan dengan menyediakan saluran aliran lahar cair; serta
2. Pada kawasan yang diindikasikan sebagai kawasan terkena bencana
letusan gunung api sebagai kawasan bahaya I, bahaya II dan bahaya III,
serta kawasan aliran lahar dilarang untuk digunakan sebagai kegiatan
sehari-hari masyarakat terutama untuk permukiman.
(5) Kawasan rawan gempa bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
meliputi:
a. Kecamatan Gedangan;
b. Kecamatan Sumbermanjing Wetan;
c. Kecamatan Dampit;
d. Kecamatan Tirtoyudo; dan
e. Kecamatan Ampelgading.
f. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan rawan gempa bumi meliputi:
1. Penggunaan konstruksi kayu dalam mendirikan bangunan;
2. Tidak mendirikan bangunan/hunian di topografi kelerengan; dan
3. Penyediaan alat komunikasi untuk memperoleh informasi peringatan dini.
(6) Kawasan rawan gerakan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
meliputi:
a. Kecamatan Ampelgading;
b. Kecamatan Tirtoyudo; dan
c. Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
d. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan rawan gerakan tanah meliputi:
1. Tidak mendirikan bangunan maupun hunian pada area yang rawan
gerakan tanah; dan
2. Pengefektifan sistem peringatan dini jika sewaktu-waktu terjadi gerakan
tanah yang bisa mengancam keselamatan masyarakat.
(7) Kawasan yang terletak di zona patahan aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d, meliputi:
a. Kecamatan Gedangan;
b. Kecamatan Sumbermanjing Wetan;
c. Kecamatan Dampit;
d. Kecamatan Tirtoyudo; dan
e. Kecamatan Ampelgading.
(10) Kawasan sempadan mata air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
meliputi:
a. Mata air Wendit - Kecamatan Pakis, Sumber Maguan – Kecamatan Ngajum,
Sumber Jenon - Kecamatan Tajinan, Wringinsongo - Kecamatan Tumpang,
Ubalan - Kecamatan Turen, dan sumber air lainnya;
b. Kriteria penetapan kawasan sempadan mata air adalah sekurang-kurangnya
dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air; serta
c. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan sempadan mata air, melalui:
1. Perlindungan terhadap kawasan sempadan mata air dari berbagai
kegiatan dan bahan-bahan yang dapat menyebabkan kerusakan kualitas
dan mencemari sumber mata air maupun kondisi fisik kawasan
sekitarnya;
2. Penggunaan sumber air seperti di Wendit, Sumber Maguan, Sumber
Jenon, Wringinsongo, Ubalan, dan sumber air lainnya, selain sebagai
sumber air minum dan irigasi juga untuk pariwisata, diizinkan selama tidak
mengurangi kualitas tata air yang ada. Penggunaan sumber air untuk
rekreasi dan renang perlu dibuat kolam tersendiri;
3. Pengembangan tanaman keras, tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi,
dan penutup tanah (ground cover) untuk melindungi kawasan dari
pencemaran dan longsor;
4. Pengaturan penggunaan lahan, terutama bangunan di kawasan yang
tidak berhubungan langsung dengan konservasi mata air; serta
5. Pengawasan dan pengendalian secara ketat terhadap penggunaan lahan
yang berpeluang terhadap terjadinya alih fungsi lahan di sekitar
sempadan mata air.
Pasal 41
(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf g meliputi:
a. Kawasan pengungsian satwa;
b. Kawasan pantai berhutan bakau; dan
c. Kawasan hutan kota.
(2) Kawasan pengungsian satwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
adalah tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang perlu
dilakukan upaya konservasinya, meliputi:
a. Pulau Sempu di Kecamatan Sumbermanjing Wetan; serta
b. Kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru di Kecamatan Jabung,
Poncokusumo, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo;
c. Taman Hutan Raya R. Soeryo di Kecamatan Pujon, Kecamatan Karangploso,
Kecamatan Singosari, Kecamatan Ngantang, Kecamatan Kasembon dan
Kecamatan Lawang;
d. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan pengungsian satwa yaitu harus
dilakukan pelestarian kawasan, penelitian dan salah satu tujuan wisata alam.
(3) Kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah kawasan pelestarian alam yang dimaksudkan untuk melestarikan hutan
bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat
berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan
pengikisan air laut, serta pelindung usaha budidaya dibelakangnya, meliputi:
a. Sepanjang pantai di Kecamatan: Donomulyo, Bantur, Gedangan,
Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo dan Ampelgading.
b. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan pantai berhutan bakau yang
memiliki fungsi sebagai penyeimbang lingkungan pantai harus dilestarikan,
sehingga perlu diperluas melalui reboisasi bakau. Potensi kawasan ini juga
untuk tambak dan alih fungsi bakau untuk tambak direncanakan maksimum
20% dari total bakau yang ada.
(4) Kawasan hutan kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah
kawasan dalam wilayah perkotaan yang berfungsi untuk memperbaiki dan
menjaga iklim mikro maupun nilai estetika, peresapan air, keseimbangan dan
keserasian lingkungan fisik kota, serta mendukung pelestarian keanekaragaman
hayati Indonesia, yang diarahkan pada:
a. wilayah Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan, serta kawasan perkotaan
lainnya yang menjadi sasaran pengembangan perindustrian dan permukiman.
b. upaya penanganan/pengelolaan kawasan hutan kota dilakukan melalui
penataan, pemeliharaan dan pelestarian beragam jenis pohon dan tanaman
pada hutan kota agar indah, teratur dan estetis, sehingga fungsi hutan kota
sebagai paru-paru kota sekaligus sebagai pusat interaksi dapat terus dinikmati
oleh seluruh masyarakat.
Bagian Ketiga
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Pasal 42
Pola ruang untuk kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, meliputi:
a. Kawasan hutan produksi;
b. Kawasan hutan rakyat;
c. Kawasan pertanian;
d. Kawasan pertambangan;
e. Kawasan peruntukan industri;
f. Kawasan pariwisata;
g. Kawasan permukiman;
h. Kawasan pendidikan
i. Kawasan ruang terbuka hijau (RTH);
j. Kawasan sektor informal;
k. Kawasan andalan; serta
l. Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Pasal 43
(1) Kawasan hutan produksi seluas 45.239,90 Ha atau 13,51 % dari luas Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf a, terletak di 24 Kecamatan di
seluruh Daerah, yaitu:
a. Kecamatan Ampelgading;
b. Kecamatan Bantur;
c. Kecamatan Dampit;
d. Kecamatan Dau;
e. Kecamatan Donomulyo;
f. Kecamatan Gedangan;
g. Kecamatan Jabung;
h. Kecamatan Kalipare;
i. Kecamatan Karangploso;
j. Kecamatan Kasembon;
k. Kecamatan Lawang;
l. Kecamatan Ngajum;
m. Kecamatan Ngantang;
n. Kecamatan Pagak;
o. Kecamatan Pakisaji;
p. Kecamatan Poncokusumo;
q. Kecamatan Pujon;
r. Kecamatan Singosari;
s. Kecamatan Sumbermanjing Wetan;
t. Kecamatan Tirtoyudo;
u. Kecamatan Tumpang;
v. Kecamatan Wagir;
w. Kecamatan Wajak; serta
x. Kecamatan Wonosari.
(2) Upaya penanganan/pengelolaan kawasan hutan produksi, meliputi:
a. percepatan reboisasi terhadap tanah-tanah kosong yang ada di dalam
kawasan hutan produksi;
b. meningkatkan fungsi ekologi kawasan hutan produksi dengan menjaga
kerapatan dan penutupan tajuk yang optimal, dengan mengusahakan jenis-
jenis tanaman kayu-kayuan yang berdaun panjang serta penghasil getah dan
buah;
c. mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan
produksi melalui Pola Kemitraan Pengelolaan Hutan untuk membuka
kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar;
d. mengefektifkan pengelolaan hutan produksi melalui pembinaan,
pengendalian, dan pengawasan terhadap rencana dan realisasi pemanfaatan
hasil hutan; serta
Pasal 44
(1) Kawasan hutan rakyat adalah kawasan yang diarahkan untuk budidaya tanaman
kayu-kayuan, baik dengan pola hutan rakyat murni, campuran ataupun
agroforestry, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan
kelestarian sumber daya hutan, tanah, dan air, serta untuk mendukung kecukupan
luas kawasan berhutan, baik dalam skala DAS, Kabupaten, maupun Provinsi.
(2) Kawasan hutan rakyat seluas 33.664 Ha atau 9,70% dari luas Daerah
sebagaimana dimaksud Pasal 42 huruf b terletak di seluruh wilayah Kabupaten
Malang yang tersebar pada 33 Kecamatan.
(3) Arahan pengelolaan kawasan hutan rakyat meliputi:
a. Pembinaan kepada unit manajemen pengelolaan hutan rakyat berbasis
masyarakat agar mampu memenuhi tuntutan global atas pengelolaan hutan
lestari;
b. Rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan rakyat; serta
c. Pengembangan luasan hutan rakyat pada lahan marginal atau lahan kritis
yang secara teknis lebih sesuai bila dijadikan hutan rakyat.
Pasal 45
Pasal 46
5. Tanah urug;
6. Trass;
7. Sirtu.
d. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan pertambangan, meliputi:
1. Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan
geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan;
2. Pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi/ reklamasi
sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan, dengan melakukan
penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan lainnya, sehingga
menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau,
ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan hidup;
3. Setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan
mengamankan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/ reklamasi
lahan bekas penambangan;
4. Meminimalisasi penggunaan bahan bakar kayu untuk pembakaran kapur
dan batubata - genting, sebab dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan;
5. Pada kawasan yang teridentifikasi bahan tambang golongan B atau A
(migas) dan bernilai ekonomi tinggi, sementara pada bagian atas kawasan
penambangan adalah kawasan lindung atau kawasan budidaya sawah
yang tidak boleh alih fungsi, atau kawasan permukiman, maka eksplorasi
dan/atau eksploitasi tambang harus disertai AMDAL, kelayakan secara
lingkungan, sosial, fisik dan ekonomi terhadap pengaruhnya dalam jangka
panjang dan skala yang luas;
6. Menghindari dan meminimalisir kemungkinan timbulnya dampak negatif
dari kegiatan sebelum, saat dan setelah kegiatan penambangan,
sekaligus disertai pengendalian yang ketat; serta
7. Pemanfaatan lahan bekas tambang yang merupakan lahan marginal
untuk pengembangan komoditas lahan dan memiliki nilai ekonomi seperti
tanaman jarak pagar dan tanaman nilam.
Pasal 47
(3) Lokasi industri yang telah berkembang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, meliputi:
a. Industri di Kecamatan Singosari, Lawang dan Karangploso;
b. Industri gula di Kecamatan Bululawang dan Pakisaji; serta
c. Industri strategis gudang senjata Pindad di Kecamatan Turen.
(4) Home industry sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, meliputi:
a. Industri pengolahan tebu dan kelapa di Kecamatan Pakis;
b. Pengolahan kopi dan cengkeh di Kecamatan Wagir;
c. Pengolahan tebu, kelapa, dan melinjo di Kecamatan Kepanjen;
d. Industri marning di Kecamatan Turen;
e. Industri tikar mendong, tampar mendong dan keju di Kecamatan Wajak; serta
f. Beberapa industri lainnya.
(5) Arahan pengelolaan kawasan industri dan perdagangan, meliputi:
a. Pengembangan kawasan sentra industri kecil terutama pada kawasan
perdesaan dan perkotaan;
b. Pengembangan fasilitas perekonomian berupa koperasi pada setiap pusat
kegiatan perkotaan dan perdesaan;
c. Pengembangan ekonomi dan perdagangan dengan pengutamaan UKM; serta
d. Penetapan skenario ekonomi wilayah yang menunjukkan kemudahan dalam
berinvestasi dan penjelasan tentang kepastian hukum yang menunjang
investasi.
(6) Pengelolaan kawasan peruntukan industri, meliputi:
a. Kawasan industri yang akan dikembangkan di Daerah adalah di Kecamatan
Jabung, dengan memanfaatkan rencana jalan tembus Singosari - Jabung -
Pakis. Kawasan ini diprediksi akan memiliki tarikan kegiatan lain yang besar
sehingga diperlukan penataan kawasan industri secara khusus;
b. Kawasan industri yang dikembangkan di Sendangbiru akan didukung oleh
pelabuhan dan permukiman dalam skala besar. Secara keseluruhan kawasan
ini harus dikelola oleh lembaga secara khusus. Kawasan Industri Sendangbiru
beserta pelabuhan diarahkan pada kawasan zona khusus pengembangan,
dengan pola sejenis kawasan berikat;
c. Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek ekologis;
d. Pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau
sebagai penyangga antar fungsi kawasan;
e. Industri yang dikembangkan memiliki keterkaitan proses produksi mulai dari
industri dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk
berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan
lingkungan dan biaya aktifitas sosial; serta
f. Setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi
ramah lingkungan, dan harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap
kemungkinan adanya bencana industri.
Pasal 48
(5) Kawasan pariwisata minat khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
yaitu Arung Jeram di Kecamatan Kasembon.
(6) Pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:
a. Pengembangan wisata di Daerah dilakukan dengan membentuk wisata
unggulan Daerah antara lain adalah: Waduk Selorejo dan Wanawisata
Cobanrondo, Wisata Air Wendit, Wisata Ritual Gunung Kawi, Wisata Pantai
Balekambang dan Pantai Ngliyep. Di luar wisata ungulan tersebut juga banyak
potensi lain dan secara keseluruhan dikembangkan dengan membentuk zona
wisata, pengembangan wisata budaya dan dilengkapi akomodasi wisata;
b. Membentuk link wisata nasional;
c. Mengembangkan promosi wisata, kalender wisata dengan berbagai peristiwa
atau pertunjukan budaya, kerjasama wisata, dan peningkatan sarana-
prasarana wisata sehingga Daerah menjadi salah satu tujuan wisata;
d. Daya Tarik Wisata Alam dikembangkan dengan tetap menjaga dan
melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan daya tarik wisata;
e. Tidak melakukan pengrusakan terhadap daya tarik wisata alam seperti
menebang pohon;
f. Melestarikan perairan pantai, dengan memperkaya tanaman mangrove untuk
mengembangkan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang dan biota
laut, yang dapat dijadikan daya tarik wisata taman laut;
g. Tetap melestarikan tradisi petik laut/larung sesaji sebagai daya tarik wisata;
h. Menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;
i. Meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap benda bersejarah untuk
menambah koleksi budaya;
j. Pada daya tarik wisata yang tidak memiliki akses yang cukup, perlu
ditingkatkan pembangunan dan pengendalian pembangunan sarana dan
prasarana transportasi ke daya tarik-daya tarik wisata alam, budaya dan minat
khusus;
k. Merencanakan kawasan wisata sebagai bagian dari urban/regional design
untuk keserasian lingkungan; serta
l. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian daya tarik
wisata, dan daya jual/saing.
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
(1) Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 huruf i adalah area memanjang atau jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, meliputi:
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik yaitu taman kota, taman pemakaman
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai; serta
b. Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat yaitu kebun atau halaman rumah/gedung
milik masyarakat/ swasta yang ditanami tumbuhan.
(2) Proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan di wilayah Daerah
adalah paling sedikit 30 % dari luas kawasan perkotaan, yang diisi oleh tanaman
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. Pembagian
Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini terdiri dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik
paling sedikit 20 % dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat 10 %. Distribusi Ruang
Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan disesuaikan dengan sebaran penduduk
dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang
wilayah.
Pasal 52
(1) Kawasan bagi sektor informal Kabupaten Malang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 huruf j diarahkan pada:
a. kawasan perkotaan sebagai bagian dari penyediaan sarana, prasarana, dan
utilitas perkotaan; serta
b. kawasan yang menjadi sasaran pengembangan perindustrian dan
permukiman.
(2) Rencana pengelolaan kawasan bagi sektor informal meliputi:
a. Kawasan bagi sektor informal perlu ditunjang dengan penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung akses sektor informal, baik akses terhadap pasar,
informasi, maupun teknologi; serta
b. Pembinaan, penataan dan pengawasan kawasan sektor informal dilakukan
secara terprogram.
Pasal 53
Pasal 54
(1) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
huruf l, meliputi:
a. Zona konservasi atau lindung;
b. Zona pengembangan; serta
c. Zona pengembangan di darat.
(2) Zona konservasi atau lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi:
a. Suaka alam/cagar alam laut terdapat di Pulau Sempu;
b. Zona peka perubahan ekosistem pesisir terdapat di sepanjang pantai di
Kecamatan Tirtoyudo, Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Bantur,
Gedangan dan Donomulyo;
c. Upaya penanganan/pengelolaan zona konservasi atau lindung, meliputi:
1. Pulau Sempu berfungsi sebagai kawasan perlindungan ketat yang
membutuhkan habitat sebagai bagian dari pengelolaan, dan
penggunaannya terbatas hanya untuk kegiatan riset/penelitian, pendidikan
dan pengawasan; serta
2. Kawasan perlindungan terumbu karang perlu dilakukan pengendalian
fungsi kawasan, penetapan kawasan lindung di pantai serta pendidikan
lingkungan bagi masyarakat sekitar.
(3) Zona pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. Zona pengembangan umum, meliputi:
1. Kawasan perikanan, terdapat di seluruh kawasan perairan laut Daerah,
termasuk bagian ini adalah tambak ikan atau udang;
2. Kawasan pariwisata, meliputi sepanjang pesisir pantai di Daerah,
sedangkan untuk Pulau Sempu terbatas hanya untuk kegiatan
riset/penelitian dan pendidikan;
3. Kawasan industri, saat ini masih belum dikembangkan maka akan
dikembangkan kawasan industri di Sendangbiru; serta
4. Perhubungan dan komunikasi, berupa jalur-jalur pelayaran, fasilitas
berlabuh permanen, penambatan jangkar dan alat bantu pelayaran.
b. Zona pengembangan khusus, yaitu:
1. Zona pengembangan khusus diprioritaskan di Kawasan Sendangbiru; dan
2. Upaya penanganan/pengelolaan zona pengembangan untuk
mengantipasi dampak yang ditimbulkan akibat tingginya aktivitas di
kawasan tersebut adalah dengan pembatasan pengembangan kawasan
demi kelestarian ekosistem alam, dan pada kawasan ini diberi kawasan
penyangga minimal selebar 500 meter ke arah laut.
(4) Zona pengembangan di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
meliputi:
a. Permukiman, terdapat di sepanjang selatan Daerah yang merupakan
permukiman nelayan; serta
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH
Pasal 55
(2) Kawasan strategis hankam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi:
a. Kawasan strategis Militer di Kecamatan Singosari dan Jabung;
b. Kawasan strategis sekitar Bandara Abdulrahman Saleh di Kecamatan Pakis;
c. Kawasan strategis gudang amunisi di Kecamatan Turen;
d. Kawasan strategis latihan militer di Kecamatan Bantur, Pagak, Lawang dan
pangkalan angkatan laut Sendangbiru;
e. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan strategis hankam, meliputi:
1. Membatasi perkembangan di sekitarnya untuk kegiatan yang menarik
pergerakan dalam skala besar;
2. Membatasi pengembangan sesuai dengan aturan keselamatan
penerbangan;
3. Khusus untuk kompleks militer, pengembangan kawasan sekitar perlu ada
pembatasan, salah satunya dengan pelarangan penggunaan lahan yang
memiliki intensitas kegiatan tinggi dan menimbulkan multiplier effect.
Intensitas kegiatan pada kawasan terbangun harus dikendalikan dan
dibatasi secara ketat, yang meliputi ruang utama (kawasan militer), ruang
bebas hambatan dan ruang radius pengaman (ruang transisi).
(3) Kawasan strategis ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
1. Kawasan pengembangan Sendangbiru;
2. Kawasan Agropolitan Poncokusumo dan Pujon;
3. Kawasan Perkotaan Malang; dan
4. Kawasan Minapolitan di Kecamatan Wajak;
5. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan strategis ekonomi, meliputi:
a. Pengembangan ekonomi tinggi di Kawasan Sendangbiru memicu
tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan
pengembangan, sehingga perlu adanya pembatasan pengembangan
kawasan demi kelestarian ekosistem alam;
b. Penyediaan fasilitas perkotaan pendukung Kawasan Perkotaan Malang;
serta
c. Penyediaan fasilitas perkotaan pendukung Kawasan Minapolitan.
(4) Kawasan strategis sosio-kultural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
meliputi:
a. Kawasan Candi Singosari, Candi Jago, dan Candi Kidal;
b. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan strategis sosio-kultural, meliputi:
1. Zonasi kawasan pengembangan di sekitar candi; serta
2. Pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di
sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan
bentukan geologi tertentu dengan membuat ketentuan-ketentuan yang
perlu perhatian
(5) Kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, meliputi:
a. Kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru;
b. Kawasan Tahura R. Soeryo; dan
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Pertama
Umum
Pasal 56
Bagian Kedua
Pemanfaatan Ruang Wilayah
Paragraf 1
Perumusan Kebijakan Strategis Operasionalisasi
Pasal 57
(1) Penataan ruang sesuai dengan RTRW dilaksanakan secara sinergis dengan
Peraturan Daerah lain yang ada di Daerah.
(2) Penataan ruang dilaksanakan secara menerus dan sinergis antara perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Pasal 58
(1) Koordinasi penataan ruang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) Daerah.
(2) Struktur organisasi tugas dan kewenangan Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD) Daerah ditetapkan oleh Keputusan Bupati Malang.
(3) Tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD):
a. Merumuskan kebijakan pemanfaatan ruang di wilayah;
b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah dan daerah serta keserasian antar sektor;
c. Memanfaatkan segenap sumber daya yang tersedia secara optimal untuk
mencapai hasil pembangunan secara maksimal;
Paragraf 2
Prioritas dan Tahapan Pembangunan
Pasal 59
Paragraf 3
Optimalisasi Aset
Pasal 60
BAB VII
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
(10) Peraturan zonasi kawasan lindung, kawasan budidaya dan sistem jaringan
prasarana wilayah ditetapkan pada Lampiran II yang tidak terpisahkan dengan
Peraturan Daerah.
Pasal 64
(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 adalah perizinan yang terkait
dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.
(2) Dalam hal kegiatan perizinan mencakup kegiatan:
a. Izin lokasi/fungsi ruang;
b. Izin pemanfaatan ruang; dan
c. Kualitas ruang.
(3) Penjabaran dari setiap butir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan diatur
dalam Peraturan Daerah secara tersendiri diantaranya dalam bentuk Izin
Mendirikan Bangunan (IMB).
Pasal 65
(1) Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 adalah
insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, sedangkan
disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
(2) Pemberian insentif dapat berbentuk:
a. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
ruang, dan urun saham;
b. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c. Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
d. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau Pemerintah
Daerah.
(3) Pemberian disinsentif dapat berbentuk:
a. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan
ruang; dan/atau
b. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
(4) Penjabaran dari setiap butir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) akan
diatur dalam Peraturan Daerah secara tersendiri.
Pasal 66
Dalam proses penataan ruang Daerah, pemerintah dan masyarakat wajib berlaku tertib
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 67
BAB VIII
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang, selain dari Lembaran Daerah masyarakat
juga dapat mengetahui rencana tata ruang yang telah ditetapkan melalui
pengumuman atau penyebarluasan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Kewajiban untuk menyediakan media pengumuman atau penyebarluasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penempelan/
pemasangan peta rencana tata ruang yang bersangkutan pada tempat-tempat
umum dan juga pada media massa, serta melalui pembangunan sistem informasi
tata ruang.
Pasal 71
(1) Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 huruf b, pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah
yang berlaku.
(2) Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumber daya alam yang
terkandung di dalamnya, menikmati manfaat ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan
atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan
kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.
D:\DATA KANTOR\PERDA+SK\PERDA RTRW KAB Malang\RTRW perda.doc
77
Pasal 72
(1) Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan
status semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan RTRW
Daerah diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang
berkepentingan.
(2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 73
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Daerah, masyarakat wajib berperan serta
dalam memelihara kualitas ruang, mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan,
dan ikut serta dalam pembangunan sistem informasi masyarakat.
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (2) dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah
Pasal 77
Pasal 78
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 79
(1) Setiap orang yang tidak mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
diancam dengan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang penataan ruang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Setiap orang yang melakukan kegiatan pemanfaatan ruang sehingga
mengakibatkan ketidaksesuaian fungsi ruang sesuai rencana tata ruang diancam
pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
penataan ruang.
(4) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah kejahatan.
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 80
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberikan
wewenang untuk melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang penataan ruang agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan di
bidang penataan ruang;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang penataan ruang;
d. memeriksa buku-buku catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
tindak pidana di bidang penataan ruang;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang penataan ruang;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas
orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang penataan
ruang;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang penataan ruang menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 81
(1) RTRW memiliki jangka waktu 20 (dua puluh) tahun semenjak ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
(2) RTRW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan gambar peta
dengan skala 1:50.000 tercantum dalam Lampiran III.
(3) RTRW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi Buku RTRW dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 82
RTRW akan digunakan sebagai pedoman pembangunan dan menjadi rujukan bagi
penyusunan RPJP dan RPJMD.
Pasal 83
Pasal 84
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 85
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, semua peraturan pelaksanaan yang
berkaitan dengan penataan ruang yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka semua rencana terkait
pemanfaatan ruang dan sektoral yang berkaitan dengan penataan ruang Daerah
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan RTRW.
Pasal 86
Pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 87
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Malang
Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 88
Ditetapkan di Malang
pada tanggal 2010
BUPATI MALANG,
SUJUD PRIBADI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya laporan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Malang (2010-2030) dapat terselesaikan dengan baik, serta telah disahkan
melalui Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun akan dijadikan sebagai masukan untuk
kepentingan penyempurnaan di masa mendatang. Pada akhirnya, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.
Penyusun
i
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum .......................................................................................... I-2
1.2 Profil Wilayah Kabupaten Malang ...................................................... I-8
1.2.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Malang ...................... I-8
1.2.2 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ............................ I-9
1.2.2.1 Jumlah Penduduk ............................................................ I-9
1.2.2.2 Potensi Bencana Alam ..................................................... I-14
1.2.2.3 Potensi Sumber Daya Alam ............................................ I-14
1.2.2.4 Potensi Ekonomi Wilayah ............................................... I-16
1.3 Isue – Isue Strategis Wilayah Kabupaten Malang ............................. I-17
1.4 Ketentuan Umum ................................................................................... I-17
1.5 Waktu Perencanaan ............................................................................... I-20
1.6 Visi dan Misi Penataan Ruang.............................................................. I-21
1.7. Sistematika Penyajian ............................................................................ I-28
ii
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
iii
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
iv
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
v
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
vi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
DAFTAR TABEL
vii
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
DAFTAR GAMBAR
viii
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
ix
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
DAFTAR PETA
x
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
xi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
47. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang;
48. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
49. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
50. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenanganan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;
51. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan;
52. Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum
Pengaturan mengenai Desa;
53. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
54. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
55. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
56. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
57. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
58. Peraturan Pemerintah RI No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
59. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;
60. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten / Kota;
61. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas
Bumi;
62. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber
Daya Ikan;
63. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pemindahan
Ibukota Kabupaten Malang Dari Wilayah Kota Malang ke Wilayah
Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang;
64. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
I-4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
81. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat
dalam Penataan Ruang;
82. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
83. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
84. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
85. Peraturan Menteri Agraria No. 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;
86. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
87. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan
Rawan Gempa Bumi;
88. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan
Perkotaan;
89. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2009 tentang
Rancangan Peraturan Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
90. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
91. Peraturan Kepala BPN No. 2 Tahun 1993, tentang Tata Cara bagi
Perusahaan untuk Memperoleh Pencadangan Tanah, Ijin Lokasi,
Pemberian Perpanjangan dan Pembaharuan Hak Atas Tanah serta
Penerbitan Sertifikatnya
92. Keputusan Menteri Pertanian No. 837/Kpts/UM/1980 dan No.
683/Kpts/UM/II/1981 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
93. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
I-6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
108. Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 38 Tahun
1988 tentang Penetapan Lokasi/Letak Tempat dan Pembebasan Tanah
untuk Usaha/Kegiatan Bukan Pertanian;
109. Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 11 Tahun 2003 tentang RTRW
Kabupaten Malang;
110. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan;
111. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2005-2025.
112. Keputusan Bupati Malang No. 12 Tahun 2004 tentang Izin Lokasi.
I-8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I-9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk Menurut Kawasan Perkotaan-Perdesaan di Kabupaten Malang Tahun 2006
Tahun
No Kecamatan Perwilayahan
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Donomulyo Perkotaan 17.541 15.906 15.906 20.961 23.489 26.016
1
Perdesaan 53.065 53.620 53.620 53.644 53.655 53.667
Kalipare Perkotaan 35.225 35.182 39.200 39.165 39.148 39.130
2
Perdesaan 27.028 27.057 27.695 27.675 27.665 27.655
Pagak Perkotaan 23.854 23.876 23.980 24.067 24.111 24.154
3
Perdesaan 26.069 26.042 26.029 26.119 26.164 26.209
Bantur Perkotaan 13.105 13.372 13.274 13.267 13.264 13.260
4
Perdesaan 56.535 57.689 57.674 57.697 57.708 57.719
Gedangan Perkotaan 28.207 28.209 28.236 27.007 26.393 25.778
5
Perdesaan 24.293 24.378 24.378 24.629 24.754 24.879
Sumbermanjing Perkotaan 22.538 23.165 23.664 24.260 24.558 24.856
6
Perdesaan 64.353 65.169 68.266 68.934 69.267 69.601
Dampit Perkotaan 40.968 41.041 41.147 41.005 40.934 40.863
7
Perdesaan 78.798 76.137 76.152 76.376 76.487 76.599
Tirtoyudo Perkotaan 12.416 12.593 12.403 12.432 12.447 12.461
8
Perdesaan 47.693 48.221 48.763 49.764 50.265 50.765
9 Ampelgading Perkotaan 12.727 13.186 13.644 13.870 13.982 14.095
I - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Tahun
No Kecamatan Perwilayahan
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Perdesaan 39.116 40.578 42.039 42.470 42.685 42.900
Poncokusumo Perkotaan 29.393 29.659 29.924 26.805 25.245 23.685
10
Perdesaan 51.934 56.599 61.263 61.596 61.763 61.929
Wajak Perkotaan 30.684 31.556 32.427 33.342 33.800 34.257
11
Perdesaan 46.412 46.029 47.491 48.743 49.369 49.995
Turen Perkotaan 38.224 39.201 40.799 40.861 40.891 40.922
12
Perdesaan 66.029 65.525 67.324 67.604 67.744 67.884
13 Bululawang Perkotaan 29.570 29.629 29.688 29.664 29.651 29.639
Perdesaan 31.643 31.217 30.791 30.903 30.958 31.014
Gondanglegi Perkotaan 26.636 28.763 30.890 31.296 31.498 31.701
14
Perdesaan 19.092 20.364 21.636 21.825 21.920 22.014
Pagelaran Perkotaan 7.722 7.623 8.206 8.207 8.208 8.208
15
Perdesaan 54.577 54.378 56.373 57.231 57.660 58.089
16 Kepanjen Perkotaan 90.988 90.955 89.684 91.365 92.206 93.046
Sumberpucung Perkotaan 28.578 28.590 28.601 28.546 28.518 28.490
17
Perdesaan 26.346 26.404 26.461 26.559 26.608 26.657
Kromengan Perkotaan 21.006 21.002 21.086 21.171 21.213 21.255
18
Perdesaan 17.548 17.443 17.549 17.654 17..707 17.760
19 Ngajum Perkotaan 21.422 21.485 21.676 21.581 21.628 21.604
I - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Tahun
No Kecamatan Perwilayahan
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Perdesaan 27.561 27.635 27.589 27.612 27.601 27.606
Wonosari Perkotaan 19.564 19.963 20.502 20.490 20.484 20.478
2-
Perdesaan 26.681 27.226 25.328 25.297 25.281 25.265
Wagir Perkotaan 19.229 19.225 19.234 19.216 19.206 19.197
21
Perdesan 52.584 52.734 52.434 53.034 53.333 53.633
Pakisaji Perkotaan 29.867 30.217 29.174 29.943 30.327 30.711
22
Perdesaan 34.405 40.406 39.028 41.288 42.417 43.547
Tajinan Perkotaan 16.310 17.446 16.695 17.223 17.486 17.750
23
Perdesaan 30.510 30.460 30.501 30.574 30.610 30.646
Tumpang Perkotaan 28.994 29.128 29.262 29.882 30.191 30.501
24
Perdesaan 42.263 41.978 41.692 42.631 43.101 43.570
Pakis Perkotaan 23.670 23.949 24.227 24.895 25.229 25.563
25
Perdesaan 79.534 80.339 81.143 84.744 86.545 88.345
Jabung Perkotaan 22.345 22.397 22.449 23.117 23.450 23.784
26
Perdesaan 43.359 43.470 43.580 44.532 45.007 45.483
Lawang Perkotaan 49.038 50.039 50.206 52.326 53.386 54.446
27
Perdesaan 36.519 37.264 36.510 37.351 37.770 38.190
Singosari Pekotaan 49.608 49.258 45.854 48.347 49.594 50.840
28
Perdesan 90.006 87.959 74.352 90.623 92.722 94.821
I - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Tahun
No Kecamatan Perwilayahan
2001 2002 2003 2004 2005 2006
Karangploso Perkotaan 13.129 11.617 11.656 11.705 11.729 11.753
29
Perdesaan 45.474 41. 578 41.047 42.474 43.188 43.901
Dau Perkotaan 15.097 15.663 16.701 18.682 19.673 20.663
30
Perdesaan 32.302 32.034 34.220 35.170 35.644 36.119
Pujon Perkotaan 24.837 24.960 25.082 25.577 25.825 26.072
31
Perdesaan 35.902 35.202 34.501 35.507 36.010 36.513
Ngantang Perkotaan 16.806 18.121 17.935 18.180 18.303 18.425
32
Perdesaan 35.706 37.623 36.476 37.038 37.319 37.600
Perkotaan 9.328 9.421 9.678 9.703 9.716 9.728
33 Kasembon
Perdesaan 19.331 19.484 20.210 20.285 20.323 20.360
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2007
I - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Potensi bencana yang ada di Kabupaten Malang salah satunya adalah potensi
bencana letusan gunung berapi yang berada di sekitar pegunungan Semeru
karena gunung tersebut masih aktif, yaitu di Kecamatan Poncokusumo
khususnya di Desa Ngadas dan Gubugklakah; sekitar Gunung Kelud, yaitu di
sebagian Kecamatan Ngantang; Gunung Butak yang terdapat di sebagian
Kecamatan Dau dan sebagian Kecamatan Wagir; Gunung Bromo yang terdapat
di sebagian Kecamatan Poncokusumo; serta Gunung Mahameru yang terdapat
di sebagian Kecamatan Ampelgading, karena kondisi gunung-gunung tersebut
masih aktif. Sekitar wilayah ini harus diadakan perlindungan dengan
penyediaan saluran aliran lahar cair.
Selain potensi bencana letusan gunung berapi terdapat juga bencana tanah
longsor yang terdapat hampir di semua kecamatan di Kabupaten Malang,
khususnya di Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan
Donomulyo, Kecamatan Dau, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang,
Kecamatan Kasembon, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Pagak, Kecamatan
Bantur, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Sumbermanjingwetan, Singosari,
Kecamatan Jabung, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Kromengan, dan
Kecamatan Pakisaji.
Dari kedua potensi bencana alam tersebut terdapat juga beberapa kecamatan
yang memiliki potensi rawan banjir diantaranya berada di sekitar DAS Brantas,
DAS Metro dan DAS Lesti. Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain
disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan resapan air, dan semakin
rusaknya hutan dan kawasan konservasi di wilayah hulu.
I - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana
tata ruang.
13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang.
15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola
pemanfaatan ruang.
16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
17. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.
18. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang
mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
19. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau
budidaya, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.
b. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
20. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
21. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian
dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya
I - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Batas Laut
I - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
No.Peta
No. Peta: :1.2
1.2
I - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Malang
II - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Strategi :
a. Penetapan Kepanjen sebagai ibukota Kabupaten Malang;
b. Penetapan Perkotaan Sendangbiru sebagai perkotaan pelabuhan dan
industri; serta
c. Pengembangan perkotaan sebagai pusat pelayanan sosial - ekonomi
bagi area yang lebih luas.
3. Kebijakan (3) Pengembangan kawasan perkotaan ibukota kecamatan.
Strategi :
a. Pemenuhan fasilitas perkotaan sesuai skala pelayanan ibukota
kecamatan; dan
b. Peningkatan interaksi kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan
ibukota kecamatan.
II - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
2.5 Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Kawasan Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
II - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
II - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
2.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Malang .............................................. 1
2.2 Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Malang
3
2.2.1 Kebijakan dan Strategi Sistem Perdesaan.................................................................. 3
2.2.2 Kebijakan dan Strategi Sistem Perkotaan .................................................................. 4
2.2.3 Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Kawasan Perdesaan dan Kawasan
Perkotaan ..................................................................................................................................... 5
2.2.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah ...... 7
2.3 Kebijakan dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah Kabupaten ................... 14
2.3.1 Kebijakan dan Strategi Pelestarian Kawasan Lindung .......................................... 14
2.3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya ................................ 17
2.3.3 Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya .............. 21
2.4 Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis Daerah ............................. 23
2.4 Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil 24
II - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Mentaraman
Desa Purwodadi
Desa Kalipare
Desa Sumberpetung
Perkotaan
Desa Sukowilangun
Desa Argowinangun
2 KALIPARE Desa Arjosari
Desa Tumpakrejo
Perdesaan Desa Putukrejo
Desa Kalirejo
Desa Kaliasri
Desa Pagak
Perkotaan Desa Sempol
Desa Sumbermanjing Kulon
Desa Pandanrejo
3 PAGAK
Desa Sumberkerto
Perdesaan Desa Sumberejo
Desa Gampingan
Desa Tlogorejo
Desa Wonorejo
Perkotaan
Desa Bantur
Desa Sumberbening
Desa Srigonco
Desa Pringgondani
4 BANTUR
Desa Wonokerto
Perdesaan
Desa Bandungrejo
Desa Rejoyoso
Desa Karangsari
Desa Rejosari
Desa Gedangan
Perkotaan Desa Sumberrejo
Desa Segaran
Desa Tumpakrejo
5 GEDANGAN
Desa Sindurejo
Perdesaan Desa Gajahrejo
Desa Sidodadi
Desa Girimulyo
Desa Sumbermanjing Wetan
Desa Harjokuncaran
Perkotaan
Desa Argotirto
Desa Ringinsari
Desa Sitiharjo
Desa Tambakrejo
SUMBERMANJING- Desa Kedungbanteng
6
WETAN Desa Tambakasri
Desa Tegalrejo
Perdesaan
Desa Druju
Desa Sumberagung
Desa Ringinkembar
Desa Sekarbanyu
Desa Klepu
Kelurahan Dampit
7 DAMPIT Perkotaan
Desa Pamotan
III - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Sukodono
Desa Srimulyo
Desa Baturetno
Desa Bumirejo
Desa Sumbersuko
Perdesaan
Desa Amadanom
Desa Majang Tengah
Desa Rembun
Desa Pojok
Desa Jambangan
Desa Gandungsari
Perkotaan Desa Tirtoyudo
Desa Tlogosari
Desa Purwodadi
Desa Pujiharjo
Desa Sumbertangkil
8 TIRTOYUDO Desa Kepatihan
Desa Jagomulyan
Perdesaan
Desa Sukorejo
Desa Ampelgading
Desa Tamankuncaran
Desa Wonoagung
Desa Tamansatriyan
Desa Tirtomoyo
Perkotaan Desa Tirtomarto
Desa Tawangagung
Desa Lebakharjo
Desa Wirotaman
Desa Tamanasri
9 AMPELGADING Desa Sonowangi
Desa Purwoharjo
Perdesaan
Desa Sidorenggo
Desa Simojayan
Desa Arjoyuwono
Desa Mulyoasri
Desa Tamansari
Desa Wonomulyo
Desa Wonorejo
Perkotaan Desa Karangnongko
Desa Poncokusumo
Desa Belung
Desa Watesbelong
Desa Dawuhan
Desa Ngades
PONCOKUSUMO
10 Desa Gubukklakah
Desa Samberrejo
Desa Pandansari
Perdesaan
Desa Ngadireso
Desa Karanganyar
Desa Jambesari
Desa Pajaran
Desa Argosuko
Desa Ngebruk
III - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Wringinanom
Desa Wajak
Desa Blayu
Perkotaan Desa Sukoanyar
Desa Sukolilo
Desa Kidangbang
Desa Wonoayu
11 WAJAK Desa Bambang
Desa Bringin
Desa Dadapan
Perdesaan
Desa Patokpicis
Desa Codo
Desa Sumberputih
Desa Ngembal
Desa Turen
Desa Sedayu
Desa Talok
Perkotaan
Desa Kedok
Desa Pagedangan
Desa Tanggung
Desa Kemulan
Desa Tawangrejeni
12 TUREN Desa Sawahan
Desa Undaan
Desa Gedogwetan
Perdesaan Desa Gedogkulon
Desa Jeru
Desa Sanankerto
Desa Sananrejo
Desa Talangsuko
Desa Tumpuk Renteng
Desa Wadanpuro
Desa Bululawang
Desa Lumbangsari
Perkotaan
Desa Krebet
Desa Krebetsenggrong
Desa Gading
Desa Sukonolo
13 BULULAWANG
Desa Bakalan
Desa Sudimoro
Desa Kasri
Perdesaan
Desa Pringo
Desa Kasembon
Desa Kuwolu
Desa Sempalwadak
Desa Gondanglegi Wetan
Desa Gondanglegi Kulon
Perkotaan
Desa Putat Kidul
Desa Putat Lor
14 GONDANGLEGI
Desa Sepanjang
Desa Sukasari
Perdesaan
Desa Sukorejo
Desa Bulupitu
III - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Panggungrejo
Desa Ganjaran
Desa Urek-urek
Desa Ketawang
Desa Putukrejo
Desa Sumberjaya
Desa Banjarrejo
Perkotaan
Desa Pagelaran
Desa Kademangan
Desa Suwaru
Desa Balearjo
15 PAGELARAN
Desa Kanigoro
Perdesaan
Desa Clumprit
Desa Sidorejo
Desa Karangsuko
Desa Brongkal
Kelurahan Kepanjen
Kelurahan Cempokomulyo
Kelurahan Panarukan
Kelurahan Ardirejo
Desa Dilem
Desa Ngadilangkung
Desa Mojosari
Desa Jatirejoyoso
Desa Curungrejo
16 KEPANJEN Perkotaan
Desa Sukoraharjo
Desa Kedungpendaringan
Desa Tegalsari
Desa Panggungrejo
Desa Mangunrejo
Desa Kemiri
Desa Jenggolo
Desa Sengguruh
Desa Talangagung
Desa Karangkates
Desa Sumberpucung
Perkotaan
Desa Jatiguwi
17 SUMBERPUCUNG Desa Ngebruk
Desa Sambigede
Perdesaan Desa Senggreng
Desa Teryang
Desa Kromengan
Perkotaan
Desa Ngadirejo
Desa Slorok
18 KROMENGAN Desa Jatikerto
Perdesaan Desa Jambuwer
Desa Peniwen
Desa Karangrejo
Desa Ngajum
Perkotaan
Desa Palaan
19 NGAJUM Desa Balesari
Perdesaan Desa Maguan
Desa Ngasem
III - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Banjarsari
Desa Kranggan
Desa Kesamben
Desa Wonosari
Perkotaan Desa Kebobang
Desa Sumbertempur
Desa Plandi
20 WONOSARI
Desa Plaosan
Perdesaan Desa Sumberdem
Desa Kluwut
Desa Bangelan
Desa Parangargo
Perkotaan Desa Sitirejo
Desa Mendalanwangi
Desa Sumbersuko
Desa Gondowangi
Desa Pandanrejo
21 WAGIR
Desa Petungsewu
Perdesaan Desa Sidorahayu
Desa Sukodadi
Desa Jedong
Desa Dalisodo
Desa Pandanlandung
Desa Kebonagung
Desa Pakisaji
Desa Genengan
Perkotaan
Desa Karangpandan
Desa Kendalpayak
PAKISAJI Desa Karangduren
22
Desa Parmanu
Desa Glanggang
Desa Sutojayan
Perdesaan
Desa Wonokerso
Desa Jatisari
Desa Wadung
Desa Tajinan
Desa Sumbersuko
Desa Randugading
Perkotaan
Desa Gunungasri
Desa Tambakasri
Desa Tangkilsari
23 TAJINAN
Desa Jambearjo
Desa Jatisari
Desa Pandanmulyo
Perdesaan
Desa Ngawonggo
Desa Purwosekar
Desa Gunungronggo
Desa Tumpang
Desa Malangsuko
Perkotaan Desa Jeru
24 TUMPANG
Desa Wringinsongo
Desa Tulusbesar
Perdesaan Desa Bokor
III - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Kidal
Desa Benjor
Desa Duwet
Desa Pandanajeng
Desa Kambingan
Desa Slamet
Desa Ngingit
Desa Pulungdowo
Desa Duwetkrajan
Desa Pakisjajar
Desa Bunutwetan
Desa Pakiskembar
Desa Asrikaton
Perkotaan Desa Saptorenggo
Desa Ampeldento
Desa Tirtomoyo
PAKIS
25 Desa Mangliawan
Desa Sekarpuro
Desa Sumberkradenan
Desa Kedungrejo
Desa Banjarrejo
Perdesaan
Desa Puncangsono
Desa Sumberpasir
Desa Sukoanyar
Desa Sukolilo
Perkotaan Desa Jabung
Desa Kemantren
Desa Kemiri
Desa Slamparejo
Desa Argosari
Desa Gadingkembar
JABUNG
26 Desa Sidomulyo
Desa Sidorejo
Perdesaan
Desa Kenongo
Desa Sukopuro
Desa Pandansari Lor
Desa Ngadirejo
Desa Taji
Desa Gunungjati
Kelurahan Lawang
Kelurahan Kalirejo
Perkotaan Desa Bedali
Desa Mulyoarjo
Desa Turirejo
Desa Srigading
27 LAWANG
Desa Sidodadi
Desa Ketindan
Perdesaan Desa Sumberngepoh
Desa Sumberporong
Desa Sidoluhur
Desa Wonorejo
Desa Banjararum
28 SINGOSARI Perkotaan
Desa Watugede
III - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Kelurahan Pagentan
Kelurahan Losari
Desa Candirenggo
Desa Lang-lang
Desa Tunjungtirto
Desa Dengkol
Desa Wonorejo
Desa Baturetno
Desa Tamanharjo
Perdesaan
Desa Purwoasri
Desa Klampok
Desa Gunungrejo
Desa Ardimulyo
Desa Randuagung
Desa Toyomarto
Desa Grimoyo
Desa Donowarih
Perkotaan Desa Ngijo
Desa Tegalgondo
Desa Kepoharjo
29 KARANGPLOSO
Desa Ngenep
Desa Ampeldento
Perdesaan Desa Bucek
Desa Tawangargo
Desa Giripurno
Desa Mulyoagung
Desa Sumbersekar
Desa Kalisongo
Perkotaan
Desa Karangwidoro
Desa Tegalweru
30 DAU
Desa Landungsari
Desa Kucur
Desa Petungsewu
Perdesaan
Desa Selorejo
Desa Gading Kulon
Desa Pandesari
Desa Ngroto
Perkotaan
Desa Pujon Kidul
Desa Pujon Lor
Desa Bendosari
31 PUJON
Desa Sukomulyo
Desa Ngabab
Perdesaan
Desa Tawangsari
Desa Mandiredo
Desa Wirurejo
Desa Waturejo
Desa Sumberagung
Perkotaan
Desa Kaumrejo
Desa Jombok
32 NGANTANG
Desa Pagersari
Desa Sidodadi
Perdesaan
Desa Banjarrejo
Desa Purworejo
III - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Ngantru
Desa Banturejo
Desa Pandansari
Desa Mulyorejo
Desa Tulungrejo
Desa Kasembon
Perkotaan
Desa Sukosari
Desa Pondokagung
33 KASEMBON
Desa Bayem
Perdesaan
Desa Pait
Desa Wonoagung
Sumber : Hasil Rencana 2007
III - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Dusun PKL
1 3 PPL 5
2 Desa 4 PPK
III - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
1. Pertanian;
2. Perikanan laut;
3. Perindustrian;
4. Pariwisata; serta
5. Kehutanan.
F. Wilayah Pengembangan Sumbermanjing Wetan.
Wilayah Pengembangan ini meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Gedangan dan Bantur, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sendangbiru.
Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat Wilayah Pengembangan
Sumbermanjing Wetan dan sekitarnya adalah :
1. Pusat (kawasan) industri besar;
2. Pusat transportasi (laut);
3. Pusat kesehatan regional;
4. Pusat perdagangan dan jasa skala nasional; serta
5. Pusat pelayanan umum regional.
6. Pusat Kegiatan Latihan Militer
Kegiatan utama yang ada pada Wilayah Pengembangan ini diarahkan pada
pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perikanan laut;
3. Pertambangan;
4. Perindustrian;
5. Pariwisata;
6. Kehutanan; dan
7. Pelabuhan umum
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana Struktur Ruang Wilayah di
Kabupaten Malang dapat dilihat di Peta 3.3. Adapun kebutuhan pengembangan
fasilitas perkotaan di Kabupaten Malang dijabarkan dalam Tabel 3.2. berikut :
III - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
.
2 Wilayah Kepanjen (sebagai Pusat Pusat Jasa Skala Akademi Pusat Pusat Peribadatan Pusat Pusat Olahraga
Pengembangan Pusat Pelayanan Perdagangan Kabupaten, meliputi (Sekolah Kesehatan Kabupaten, Perkantoran dan Kesenian
Kepanjen dan Ibukota Skala Kabupaten, Bank, Hotel, Show Kejuruan) dan Skala meliputi Masjid, Kabupaten, Regional -
Kabupaten) meliputi Pasar Room, Pusat Pendidikan Kabupaten, Islamic Centre, meliputi Nasional, meliputi
Regional, Pasar Informasi, Jasa Tinggi. meliputi Gereja. Perkantoran Sport Centre,
Induk/Pasar Notariat, Money Rumah Sakit Pemerintah Gedung
Khusus, Changer. Umum kelas dan Swasta. Pertunjukan -
Mall/Department B, Rumah Convention Centre.
Strore, Pusat Sakit Swasta (Festival Seni dan
Perbelanjaan, dengan Budaya).
Ruko. Kemampuan
Perawatan
Khusus.
Gondanglegi Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Hasil Pertanian (Industri Hasil
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Pertanian), Home Industry
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Rokok, Batu Bata, Gula Mini,
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Genteng, Tahu, Tempe,
Pegadaian, Keramik.
Penginapan (Motel,
Losmen).
Wonosari Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Obyek Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Wisata Gunung Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Kawi, Kraton, Hasil Pertanian)
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Kolam Pemandian, Industri Pengolah Hasil
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Wisata Budaya Perkebunan Utama.
Pegadaian, Tradisional Anyaman Keranjang Pakaian
III - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
3 Wilayah Ngantang (Pusat Pusat Perbankan, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Stadion dan Pusat pariwisata Malang
Pengembangan Pelayanan) perdagangan penginapan (motel, Diploma Rawat Inap, skala kecamatan, pemerintah fasilitas olahraga bagian Barat;
Ngantang skala kecamatan, hotel), money Rumah Sakit seperti Masjid, skala lainnya Pusat industri pengolahan
meliputi Pasar, changer, pegadaian, C. Gereja, Pura. kecamatan dan pemasaran hasil
Pertokoan, Ruko, jasa pengiriman dan dan swasta pertanian;
Pasar Hewan, jasa umum lainnya. (kantor pos Sub terminal agribisnis.
Pasar agro. dan giro) Pusat sistem agropolitan dan
pengembangan kawasan
perdesaan.
Pujon Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Wisata Pusat Industri/Pemasaran
produksi dan Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Coban Rondo, Hasil Pertanian (Industri
pemasaran hasil Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Dewi Sri Hasil Pertanian), Pusat
III - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
4 Wilayah Tumpang (Pusat Pusat Perbankan, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Stadion dan Pusat Industri/Pemasaran
Pengembangan Pelayanan) perdagangan penginapan (motel, Diploma Rawat Inap skala kecamatan, pemerintah fasilitas olahraga Hasil Pertanian (Industri
Tumpang skala kecamatan, hotel), money Rumah Sakit seperti Masjid, skala lainnya, Wisata Hasil Pertanian), Industri
meliputi Pasar, changer, pegadaian, tipe C, Gereja, Pura. kecamatan Candi Jago, Candi Tempe, Genteng, Batubata,
Pertokoan, Ruko, jasa pengiriman dan RS Bersalin dan swasta Kidal, Taman Selai Pisang, Bihun, Tapioka,
Pasar Hewan, jasa umum lainnya. (kantor pos Burung Jeru, Susu Kemasan, Royal Jelly
Pasar Wisata dan giro) Sanggar Seni Madu.
Mangun Dharma
Poncokusumo Pasar, toko, Pasar Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Coban Pusat Industri/Pemasaran
agro. Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pelangi, Desa Hasil Pertanian (Industri
Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Wisata Ngadas, Hasil Pertanian)
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Agrowisata Kebun Pusat sistem agropolitan dan
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Apel pengembangan kawasan
Pegadaian, perdesaan.
Penginapan (Motel, Industri Tikar Mendong,
Losmen). Batu Bata.
Wajak Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Hasil Pertanian), Industri
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Keju, Tikar Mendong,
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Pusat Pengembangan Hasil
Pegadaian, Perikanan Darat
Penginapan (Motel, (Minapolitan)
Losmen).
Jabung Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Umbulan, Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Air Terjun Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Kalijahe, Tari Hasil Pertanian), Industri
III - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
5 Wilayah Turen (Pusat Pusat Penginapan (motel, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Pusat hiburan dan Pusat industri strategis (PT
Pengembangan Pelayanan Sosial) perdagangan hotel), jasa Perguruan Tinggi Rawat Inap, skala kecamatan, Pemerintah rekreasi skala PINDAD), Home Industry
Dampit skala pengiriman dan jasa Rumah Sakit seperti Masjid, dan swasta kecamatan - lokal Marning, Industri Tapioka,
kecamatan/lokal, umum lainnya. B Gereja, Pura. skala Pandai besi, Sangkar burung,
seperti Pasar, Kecamatan Kerupuk.
Pertokoan, Ruko, (kantor pos Pengembangan pusat
dan lain-lain. dan giro) peternakan unggulan pada
kawasan pusat produksi
hasil ternak.
Dampit (Pusat Pusat Perbankan, money SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Pusat hiburan dan Pusat industri
Pelayanan perdagangan dan changer, pegadaian, Diploma Rawat Inap, skala kecamatan, Pemerintah rekreasi skala pengolahan/pemasaran hasil
Ekonomi) jasa skala dan jasa umum Rumah Sakit seperti Masjid, dan swasta lokal, wisata pertanian dan industri
regional, seperti lainnya. C Gereja, Pura. skala Sumber Air perikanan.
Pasar, Pertokoan, Kecamatan - Pamotan dan Pengembangan pusat
Ruko, Pasar lokal Sumber Bantal peternakan unggulan pada
Hewan, dan lain- kawasan pusat produksi
lain. hasil ternak.
Home Industry Klompen,
Alat Dapur, Sangkar Burung,
Pengepakan Udang,
Penyulingan Minyak Aksiri,
Pengepakan Udang Beku
Tirtoyudo Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, wisata Pusat Industri/ Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pantai Sipelot dan Hasil Pertanian (Industri
Hewan, , Pasar Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Lenggosono Hasil Pertanian), Pusat
agro. Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Pemasaran Pertanian
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Industri pengolah hasil
Pegadaian, perkebunan utama.
Penginapan (Motel, Pusat sistem agropolitan dan
Losmen). pengembangan kawasan
perdesaan.
Home Industry Keripik
Singkong - Pisang.
III - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
6 Wilayah Pusat Pelayanan Pusat Pusat Jasa Skala Pusat Pusat Pusat Pelayanan Pusat Industri/Pemasaran
Pengembangan dan Perkotaan Perdagangan Nasional, meliputi Kesehatan Pengelola Umum Regional, Hasil Pertanian (Industri Hasil
Sumbermanjing Pelabuhan di Skala Nasional, Show Room, Hotel. Regional, Kota meliputi Stadion, Pertanian), Pusat Pemasaran
Wetan Sendangbiru meliputi Mall, meliputi Pelabuhan, GOR, Gedung Pertanian
Pertokoan, Rumah Sakit meliputi Pertunjukkan,
Pasar, Ruko, kelas A Perkantoran Hiburan.
Trade Centre; dengan Pengelola;
Pusat Industri Standar Perkantoran
Besar Dan Pelayanan Swasta.
Strategis Nasional.
Nasional
(Kawasan
Industri);
Pusat Industri
Perikanan
(Industri
Pengolah Ikan,
Pasar Ikan).
Sumbermanjing Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Wisata Pusat Industri/Pemasaran
Wetan Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pantai Hasil Pertanian (Industri
Hewan, Pasar Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Sendangbiru, Hasil Pertanian)
agro. Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Tamban, Industri pengolah hasil
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Tambakasri, Rawa perkebunan utama.
Pegadaian, indah Pusat sistem agropolitan dan
Penginapan (Motel, pengembangan kawasan
Losmen). perdesaan.
Industri Tapioka, Kerupuk,
Batik Sutera, Pengolahan
Ikan Laut, Alat Dapur,
Penyulingan Minyak Aksiri.
III - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Kota Malang sebagai Kota Besar menunjukkan adanya penyatuan antar Kota
Malang dengan sekitarnya, terutama pada kecamatan : Singosari, Lawang,
Karangploso, Dau, Wagir, Pakisaji, Tajinan, Tumpang, Turen, Bululawang, dan
Pakis. Perkembangan selanjutnya menunjukkan adanya perkembangan kawasan
yang linier dan memusat pada kawasan perkotaan kecamatan ternyata
menunjukan adanya penyatuan antara Malang - Kepanjen, Malang - Bululawang
- Gondanglegi, Malang - Bululawang - Turen, Malang - Pakis - Tumpang, dan
Malang - Batu.
Secara keseluruhan pola ini menunjukkan adanya inti pengembangan dan
pusat pelayanan sekitar yang menyatu menjadi Perkotaan Malang, dan secara
keseluruhan jumlah penduduk Perkotaan Malang pada tahun 2006 telah
mencapai 1.174.726 jiwa. Perkembangan ini menjadikan Kota Malang dan
sekitarnya akan berkembang menjadi Kawasan Perkotaan Malang.
Perkembangan kawasan tersebut memiliki inti di Kota Malang dan sebagai
satelit utama adalah : Kota Batu, Perkotaan Lawang, Perkotaan Tumpang,
Perkotaan Turen dan Perkotaan Kepanjen. Perkotaan Kecamatan lain di sekitar
Malang akan menjadi pusat kegiatan skala kecamatan. Jumlah penduduk untuk
masing-masing kota/perkotaan tersebut, yaitu :
1. Kota Malang = 780.863 Jiwa
2. Kota Batu = 166.948 Jiwa
3. Perkotaan Kepanjen = 93.046 Jiwa
4. Perkotaan Lawang = 54.446 Jiwa
5. Perkotaan Tumpang = 38.501 Jiwa
6. Perkotaan Turen = 40.922 Jiwa
Dalam pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ini memiliki fungsi
antara kawasan inti (Kota Malang) dengan perkotaan satelitnya yang harus
diemban adalah sebagai berikut :
1. (Kota Malang, memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan kota,
perdagangan dan jasa, industri, pendidikan dan pusat pelayanan
pariwisata);
III - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
1. Jalan Tol
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang
RTRWN disebutkan bahwa akan dikembangkan jalan bebas hambatan
antar kota yaitu jalan tol Gempol – Pandaan, jalan tol Pandaan – Malang
yang merupakan perpanjangan jalan tol Surabaya – Gempol diteruskan
ke jalan tol Pandaan – Malang dengan jalur yang akan direncanakan
melalui jalan tol Pandaan – Purwodadi – Lawang – Singosari – Pakis –
Kepanjen.
Jalan tol ini memiliki hubungan dengan Perkotaan Malang yang
berhubungan dengan Terminal Arjosari dan Stasiun Kota Baru. Rencana
jalan ini akan melalui bagian Timur dari jalan arteri primer yang ada
pada saat ini. Gerbang tol direncanakan di Kecamatan Lawang dan
Kecamatan Singosari yang berhubungan dengan jalan kolektor primer
menuju ke arah Batu, serta akhiran tol di Kecamatan Kepanjen. Status
jalan tol ini adalah sebagai Jalan Nasional.
2. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan secara
berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer ini juga
melayani angkutan untama yang merupakan tulangpunggung
transportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang utama
(pelabuhan utama dan/atau bandar udara kelas utama).
Ketentuan teknis tentang jalan arteri sistem primer dijelaskan dalam Pasal
13 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan
bahwa:
a. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal
60 km / jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter;
b. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari
volume lalu lintas rata-rata;
c. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal;
d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi;
III - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Milik Jalan, dan Ruang Pengawasan Jalan. Ruang Manfaat Jalan meliputi
badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang Milik Jalan
meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan. Ruang Pengawasan Jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik
jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
1. Ruang Manfaat Jalan
Dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa Ruang Manfaat Jalan :
a. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;
b. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri;
serta
c. Hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah,
bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar (hanya diperuntukkan bagi lalu
lintas pejalan kaki), lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian,
gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
2. Ruang Milik Jalan
Dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa :
a. Ruang Milik Jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan;
b. Ruang Milik Jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu;
c. Ruang Milik Jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran
jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan;
d. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai lansekap jalan; serta
e. Penggunaan ruang terbuka pada ruang milik jalan untuk ruang
terbuka hijau dimungkinkan selama belum dimanfaatkan untuk
keperluan ruang manfaat jalan.
III - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Badan
Jalan
No Fungsi Jalan Rumaja Rumija Ruwasja
Minimal
(M)
A ARTERI PRIMER DAN SEKUNDER 11
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 11 25 15
2 Pemanfaatan Lalu Lintas di Luar 11 25 15
Pusat Kegiatan
B KOLEKTOR PRIMER DAN 9
SEKUNDER
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 9 25 10 (P); 5 (S)
2 Kegiatan Usaha 9 25 10 (P); 5 (S)
3 Pendidikan 9 25 10 (P); 5 (S)
C LOKAL PRIMER DAN SEKUNDER 7,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 7,5 15 7 (P); 3 (S)
2 Kegiatan Usaha 7,5 15 7 (P); 3 (S)
3 Pendidikan 7,5 15 7 (P); 3 (S)
D LINGKUNGAN 6,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 6,5 11 5 (P); 2 (S)
2 Kegiatan Usaha 6,5 11 5 (P); 2 (S)
3 Pendidikan 6,5 11 5 (P); 2 (S)
Sumber : Sesuai Undang-Undang No.38 Tahun 2004 dan PP No.34 Tahun 2006
KETERANGAN :
P = Primer, S = Sekunder
Jalan Kabupaten Terdiri atas :
a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi;
b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota
kecamatan dengan desa, dan antar desa;
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota;
d. Jalan strategis kabupaten.
B. Terminal
Pada dasarnya terminal berfungsi sebagai tempat persinggahan
kendaraan/angkutan umum yang juga berfungsi mengatur pergerakan orang
dan barang. Hingga tahun 2006 terdapat 7 terminal di Kabupaten Malang
III - 41
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 42
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 43
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
D. Kereta Api
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan perkerataapian adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang
kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang disusun dalam
satu sistem. Sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat bergerak di
atas jalan rel. Prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api
termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan.
Sedangkan fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang
melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan
kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api.
Sistem pergerakan transportasi kereta api di Kabupaten Malang digunakan
untuk melayani pergerakan yang menghubungkan antara Kabupaten Blitar -
Malang - Surabaya, Kabupaten/Kota Malang - Jakarta melalui Kabupaten
Blitar. Selain itu, transportasi perkeretaapian mempunyai potensi yang cukup
besar untuk angkutan barang. Angkutan barang juga berpengaruh positif
terhadap moda jalan dengan cara mengurangi beban lalu lintas angkutan
jalan. Untuk meningkatkan peran perkeretaapian dalam angkutan barang di
Kabupaten Malang perlu dikembangkan dry port di Lawang, pembangunan
terminal barang, serta konservasi dan revitalisasi rel mati.
Selain pengembangan upaya-upaya di atas rencana pengembangan jalur
perkeretaapian juga mengembangkan jalur kereta api ganda (double track) di
Kecamatan Lawang – Singosari – Kota Malang – Pakisaji – Kepanjen.
Serta adanya pengembangan kereta komuter dengan mengunakan jalur yang
ada, yakni menggunakan jalur : Lawang - Singosari- Kota Malang - Pakisaji -
Kepanjen - Sumberpucung (Karangkates).
Dalam UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk
kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah
menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api yang meliputi daerah
manfaat jalan, daerah milik jalan dan daerah pengawasan jalan termasuk
bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya. Hal ini berarti badan
penyelenggara dalam memanfaatkan jalur tersebut tidak boleh
III - 44
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 45
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 46
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I II II I
23.00 meter
BAB V - 34
III - 47
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 48
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 49
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 50
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 51
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Rencana Pelabuhan
Umum Sendang Biru
III - 52
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 53
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 54
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Malang. Karena kedua wilayah ini memiliki kota yang termasuk dalam Kawasan
Perkotaan Malang yang memiliki tingkat kegiatan yang sangat tinggi sehingga
membutuhkan pelayanan BTS yang besar.
Arahan pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi telepon untuk
rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon seluler, sedangkan arahan
pengembangan prasarana informatika yaitu upaya tersedianya jaringan yang
memberi layanan informasi berbasis teknologi internet dalam bentuk warung
internet (Warnet), serta peningkatan sistem informasi pengembangan daerah di
Kabupaten Malang. Lebih jelasnya lihat Peta 3.10. tentang Rencana Pemanfaatan
Tower Bersama.
3.4.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air dan Pemanfaatan
Sumber Air Tanah
Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air dan pemanfaatan sumber
air tanah meliputi rencana sistem jaringan sumber daya air, fungsi dan
pelayanan prasarana sumber daya air, pemanfaatan air tanah dan pemanfaatan
air sumber.
A. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Salah satu sistem jaringan sumber daya air yang ada di Kabupaten Malang
adalah Sungai Brantas yang juga merupakan wilayah sungai strategis
nasional. Sistem jaringan pengairan meliputi jaringan air bersih (PDAM) dan
irigasi. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan irigasi dilakukan dengan
peningkatan jaringan sampai ke wilayah yang belum terjangkau, sedangkan
irigasi dengan peningkatan saluran dari sistem setengah teknis dan
sederhana ditingkatkan menjadi irigasi teknis.
B. Fungsi dan Pelayanan Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan layanan air bersih bagi masyarakat yang ada di Kabupaten
Malang sangat perlu dilakukan mengingat fungsi dari air bersih tersebut
yang sangat penting. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, perlu
adanya peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pipa, tandon,
reservoir, dan prasarana pendukung lainnya. Irigasi memiliki peranan
penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi pertanian. Sistem
jaringan sumber daya air utama adalah Daerah Aliran Sungai Brantas sebagai
III - 55
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 56
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 57
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 58
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 59
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 60
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 61
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 62
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 63
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 64
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Metro dengan kapasitas produksi sebesar 2x50 KWh atau sekitar 100 ribu watt
daya listrik dan akan disalurkan kepada warga Dusun Tegaron Desa
Panggungrejo Kec.Kepanjen yang berjumlah 800 KK, serta direncanakan lagi
akan dikembangkan di Wendit Kecamatan Pakis.
Beberapa peluang desa mandiri energi yang ada di Kabupaten Malang
akan dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun Desa
mandiri energi penghasil biogas adalah desa-desa dengan potensi ternak besar
karena biasanya sumber pembuatan dari biogas adalah kotoran ternak.
III - 65
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
c. Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan
cara mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses
pembakaran.
d. Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah
organik agar dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola
sampah menjadi pupuk.
e. Pemanfaatan Ulang (Recycling)
Pemanfaatan ulang adalah cara pengolahan sampah anorganik agar
dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah menjadi
barang yang bernilai ekonomis.
A. Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Perkotaan
Untuk penanganan masalah persampahan perkotaan di Kabupaten Malang
diperlukan sebuah wadah penampungan sampah yang dihasilkan
masyarakat perkotaan. Arahan penanganan persampahan di wilayah
perkotaan Kabupaten Malang diperlukan sebuah Tempat Pemrosesan Akhir
skala regional untuk menampung dan mengelola sampah yang ada. Tempat
Pemrosesan Akhir Regional ini direncanakan di Kecamatan Wagir berbatasan
langsung dengan TPA Supiturang milik Kota Malang, dan Tempat
Pemrosesan Akhir di Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen. Direncanakan
pula tempat pembuangan limbah industri B3 dan non B3 di kawasan Industri
Jabung dan Sumbermanjing Wetan.
Dalam pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir regional di Wilayah
Kabupaten Malang, maka kriteria yang harus dipenuhi antara lain :
1. Kondisi geologi
a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta
b. Tidak boleh di zona bahaya geologi.
2. Kondisi hidrogeologi
a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m;
b. Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10- 6cm/det;
c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di
hilir aliran; serta
III - 66
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 67
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 68
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 69
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
3.1 Kriteria dan Rencana Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan .. 1
Perkotaan ......................................................................................................................................... 5
3.2 Sistem Perdesaan.............................................................................................................. 9
3.3 Sistem Perkotaan ............................................................................................................ 12
3.3.1 Pusat Kegiatan Perkotaan ..................................................................................... 12
3.3.2 Rencana Sistem Perwilayahan .............................................................................. 13
3.3.3. Pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ................................................. 29
3.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah ........................................................... 32
3.4.1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi .................. 32
3.4.1.1. Transportasi Darat ..................................................................................................... 32
3.4.1.2. Rencana Pengembangan Transportasi Laut .......................................................... 50
3.4.1.3. Rencana Pengembangan Transportasi Udara ....................................................... 50
3.4.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air dan Pemanfaatan
Sumber Air Tanah ....................................................................................................................... 55
3.4.3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi .......................................................... 62
3.4.4. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan ................................................ 65
3.4.5.1. Rencana Persampahan .............................................................................................. 65
3.4.5.2. Kebutuhan Sanitasi ................................................................................................... 67
III - 70
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 71
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Mentaraman
Desa Purwodadi
Desa Kalipare
Desa Sumberpetung
Perkotaan
Desa Sukowilangun
Desa Argowinangun
2 KALIPARE Desa Arjosari
Desa Tumpakrejo
Perdesaan Desa Putukrejo
Desa Kalirejo
Desa Kaliasri
Desa Pagak
Perkotaan Desa Sempol
Desa Sumbermanjing Kulon
Desa Pandanrejo
3 PAGAK
Desa Sumberkerto
Perdesaan Desa Sumberejo
Desa Gampingan
Desa Tlogorejo
Desa Wonorejo
Perkotaan
Desa Bantur
Desa Sumberbening
Desa Srigonco
Desa Pringgondani
4 BANTUR
Desa Wonokerto
Perdesaan
Desa Bandungrejo
Desa Rejoyoso
Desa Karangsari
Desa Rejosari
Desa Gedangan
Perkotaan Desa Sumberrejo
Desa Segaran
Desa Tumpakrejo
5 GEDANGAN
Desa Sindurejo
Perdesaan Desa Gajahrejo
Desa Sidodadi
Desa Girimulyo
Desa Sumbermanjing Wetan
Desa Harjokuncaran
Perkotaan
Desa Argotirto
Desa Ringinsari
Desa Sitiharjo
Desa Tambakrejo
SUMBERMANJING- Desa Kedungbanteng
6
WETAN Desa Tambakasri
Desa Tegalrejo
Perdesaan
Desa Druju
Desa Sumberagung
Desa Ringinkembar
Desa Sekarbanyu
Desa Klepu
Kelurahan Dampit
7 DAMPIT Perkotaan
Desa Pamotan
III - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Sukodono
Desa Srimulyo
Desa Baturetno
Desa Bumirejo
Desa Sumbersuko
Perdesaan
Desa Amadanom
Desa Majang Tengah
Desa Rembun
Desa Pojok
Desa Jambangan
Desa Gandungsari
Perkotaan Desa Tirtoyudo
Desa Tlogosari
Desa Purwodadi
Desa Pujiharjo
Desa Sumbertangkil
8 TIRTOYUDO Desa Kepatihan
Desa Jagomulyan
Perdesaan
Desa Sukorejo
Desa Ampelgading
Desa Tamankuncaran
Desa Wonoagung
Desa Tamansatriyan
Desa Tirtomoyo
Perkotaan Desa Tirtomarto
Desa Tawangagung
Desa Lebakharjo
Desa Wirotaman
Desa Tamanasri
9 AMPELGADING Desa Sonowangi
Desa Purwoharjo
Perdesaan
Desa Sidorenggo
Desa Simojayan
Desa Arjoyuwono
Desa Mulyoasri
Desa Tamansari
Desa Wonomulyo
Desa Wonorejo
Perkotaan Desa Karangnongko
Desa Poncokusumo
Desa Belung
Desa Watesbelong
Desa Dawuhan
Desa Ngades
PONCOKUSUMO
10 Desa Gubukklakah
Desa Samberrejo
Desa Pandansari
Perdesaan
Desa Ngadireso
Desa Karanganyar
Desa Jambesari
Desa Pajaran
Desa Argosuko
Desa Ngebruk
III - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Wringinanom
Desa Wajak
Desa Blayu
Perkotaan Desa Sukoanyar
Desa Sukolilo
Desa Kidangbang
Desa Wonoayu
11 WAJAK Desa Bambang
Desa Bringin
Desa Dadapan
Perdesaan
Desa Patokpicis
Desa Codo
Desa Sumberputih
Desa Ngembal
Desa Turen
Desa Sedayu
Desa Talok
Perkotaan
Desa Kedok
Desa Pagedangan
Desa Tanggung
Desa Kemulan
Desa Tawangrejeni
12 TUREN Desa Sawahan
Desa Undaan
Desa Gedogwetan
Perdesaan Desa Gedogkulon
Desa Jeru
Desa Sanankerto
Desa Sananrejo
Desa Talangsuko
Desa Tumpuk Renteng
Desa Wadanpuro
Desa Bululawang
Desa Lumbangsari
Perkotaan
Desa Krebet
Desa Krebetsenggrong
Desa Gading
Desa Sukonolo
13 BULULAWANG
Desa Bakalan
Desa Sudimoro
Desa Kasri
Perdesaan
Desa Pringo
Desa Kasembon
Desa Kuwolu
Desa Sempalwadak
Desa Gondanglegi Wetan
Desa Gondanglegi Kulon
Perkotaan
Desa Putat Kidul
Desa Putat Lor
14 GONDANGLEGI
Desa Sepanjang
Desa Sukasari
Perdesaan
Desa Sukorejo
Desa Bulupitu
III - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Panggungrejo
Desa Ganjaran
Desa Urek-urek
Desa Ketawang
Desa Putukrejo
Desa Sumberjaya
Desa Banjarrejo
Perkotaan
Desa Pagelaran
Desa Kademangan
Desa Suwaru
Desa Balearjo
15 PAGELARAN
Desa Kanigoro
Perdesaan
Desa Clumprit
Desa Sidorejo
Desa Karangsuko
Desa Brongkal
Kelurahan Kepanjen
Kelurahan Cempokomulyo
Kelurahan Panarukan
Kelurahan Ardirejo
Desa Dilem
Desa Ngadilangkung
Desa Mojosari
Desa Jatirejoyoso
Desa Curungrejo
16 KEPANJEN Perkotaan
Desa Sukoraharjo
Desa Kedungpendaringan
Desa Tegalsari
Desa Panggungrejo
Desa Mangunrejo
Desa Kemiri
Desa Jenggolo
Desa Sengguruh
Desa Talangagung
Desa Karangkates
Desa Sumberpucung
Perkotaan
Desa Jatiguwi
17 SUMBERPUCUNG Desa Ngebruk
Desa Sambigede
Perdesaan Desa Senggreng
Desa Teryang
Desa Kromengan
Perkotaan
Desa Ngadirejo
Desa Slorok
18 KROMENGAN Desa Jatikerto
Perdesaan Desa Jambuwer
Desa Peniwen
Desa Karangrejo
Desa Ngajum
Perkotaan
Desa Palaan
19 NGAJUM Desa Balesari
Perdesaan Desa Maguan
Desa Ngasem
III - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Banjarsari
Desa Kranggan
Desa Kesamben
Desa Wonosari
Perkotaan Desa Kebobang
Desa Sumbertempur
Desa Plandi
20 WONOSARI
Desa Plaosan
Perdesaan Desa Sumberdem
Desa Kluwut
Desa Bangelan
Desa Parangargo
Perkotaan Desa Sitirejo
Desa Mendalanwangi
Desa Sumbersuko
Desa Gondowangi
Desa Pandanrejo
21 WAGIR
Desa Petungsewu
Perdesaan Desa Sidorahayu
Desa Sukodadi
Desa Jedong
Desa Dalisodo
Desa Pandanlandung
Desa Kebonagung
Desa Pakisaji
Desa Genengan
Perkotaan
Desa Karangpandan
Desa Kendalpayak
PAKISAJI Desa Karangduren
22
Desa Parmanu
Desa Glanggang
Desa Sutojayan
Perdesaan
Desa Wonokerso
Desa Jatisari
Desa Wadung
Desa Tajinan
Desa Sumbersuko
Desa Randugading
Perkotaan
Desa Gunungasri
Desa Tambakasri
Desa Tangkilsari
23 TAJINAN
Desa Jambearjo
Desa Jatisari
Desa Pandanmulyo
Perdesaan
Desa Ngawonggo
Desa Purwosekar
Desa Gunungronggo
Desa Tumpang
Desa Malangsuko
Perkotaan Desa Jeru
24 TUMPANG
Desa Wringinsongo
Desa Tulusbesar
Perdesaan Desa Bokor
III - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Kidal
Desa Benjor
Desa Duwet
Desa Pandanajeng
Desa Kambingan
Desa Slamet
Desa Ngingit
Desa Pulungdowo
Desa Duwetkrajan
Desa Pakisjajar
Desa Bunutwetan
Desa Pakiskembar
Desa Asrikaton
Perkotaan Desa Saptorenggo
Desa Ampeldento
Desa Tirtomoyo
PAKIS
25 Desa Mangliawan
Desa Sekarpuro
Desa Sumberkradenan
Desa Kedungrejo
Desa Banjarrejo
Perdesaan
Desa Puncangsono
Desa Sumberpasir
Desa Sukoanyar
Desa Sukolilo
Perkotaan Desa Jabung
Desa Kemantren
Desa Kemiri
Desa Slamparejo
Desa Argosari
Desa Gadingkembar
JABUNG
26 Desa Sidomulyo
Desa Sidorejo
Perdesaan
Desa Kenongo
Desa Sukopuro
Desa Pandansari Lor
Desa Ngadirejo
Desa Taji
Desa Gunungjati
Kelurahan Lawang
Kelurahan Kalirejo
Perkotaan Desa Bedali
Desa Mulyoarjo
Desa Turirejo
Desa Srigading
27 LAWANG
Desa Sidodadi
Desa Ketindan
Perdesaan Desa Sumberngepoh
Desa Sumberporong
Desa Sidoluhur
Desa Wonorejo
Desa Banjararum
28 SINGOSARI Perkotaan
Desa Watugede
III - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Kelurahan Pagentan
Kelurahan Losari
Desa Candirenggo
Desa Lang-lang
Desa Tunjungtirto
Desa Dengkol
Desa Wonorejo
Desa Baturetno
Desa Tamanharjo
Perdesaan
Desa Purwoasri
Desa Klampok
Desa Gunungrejo
Desa Ardimulyo
Desa Randuagung
Desa Toyomarto
Desa Grimoyo
Desa Donowarih
Perkotaan Desa Ngijo
Desa Tegalgondo
Desa Kepoharjo
29 KARANGPLOSO
Desa Ngenep
Desa Ampeldento
Perdesaan Desa Bucek
Desa Tawangargo
Desa Giripurno
Desa Mulyoagung
Desa Sumbersekar
Desa Kalisongo
Perkotaan
Desa Karangwidoro
Desa Tegalweru
30 DAU
Desa Landungsari
Desa Kucur
Desa Petungsewu
Perdesaan
Desa Selorejo
Desa Gading Kulon
Desa Pandesari
Desa Ngroto
Perkotaan
Desa Pujon Kidul
Desa Pujon Lor
Desa Bendosari
31 PUJON
Desa Sukomulyo
Desa Ngabab
Perdesaan
Desa Tawangsari
Desa Mandiredo
Desa Wirurejo
Desa Waturejo
Desa Sumberagung
Perkotaan
Desa Kaumrejo
Desa Jombok
32 NGANTANG
Desa Pagersari
Desa Sidodadi
Perdesaan
Desa Banjarrejo
Desa Purworejo
III - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Ngantru
Desa Banturejo
Desa Pandansari
Desa Mulyorejo
Desa Tulungrejo
Desa Kasembon
Perkotaan
Desa Sukosari
Desa Pondokagung
33 KASEMBON
Desa Bayem
Perdesaan
Desa Pait
Desa Wonoagung
Sumber : Hasil Rencana 2007
III - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Dusun PKL
1 3 PPL 5
2 Desa 4 PPK
III - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
1. Pertanian;
2. Perikanan laut;
3. Perindustrian;
4. Pariwisata; serta
5. Kehutanan.
F. Wilayah Pengembangan Sumbermanjing Wetan.
Wilayah Pengembangan ini meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Gedangan dan Bantur, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sendangbiru.
Fungsi dan peranan perkotaan sebagai pusat Wilayah Pengembangan
Sumbermanjing Wetan dan sekitarnya adalah :
1. Pusat (kawasan) industri besar;
2. Pusat transportasi (laut);
3. Pusat kesehatan regional;
4. Pusat perdagangan dan jasa skala nasional; serta
5. Pusat pelayanan umum regional.
6. Pusat Kegiatan Latihan Militer
Kegiatan utama yang ada pada Wilayah Pengembangan ini diarahkan pada
pengembangan kegiatan :
1. Pertanian;
2. Perikanan laut;
3. Pertambangan;
4. Perindustrian;
5. Pariwisata;
6. Kehutanan; dan
7. Pelabuhan umum
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana Struktur Ruang Wilayah di
Kabupaten Malang dapat dilihat di Peta 3.3. Adapun kebutuhan pengembangan
fasilitas perkotaan di Kabupaten Malang dijabarkan dalam Tabel 3.2. berikut :
III - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
.
2 Wilayah Kepanjen (sebagai Pusat Pusat Jasa Skala Akademi Pusat Pusat Peribadatan Pusat Pusat Olahraga
Pengembangan Pusat Pelayanan Perdagangan Kabupaten, meliputi (Sekolah Kesehatan Kabupaten, Perkantoran dan Kesenian
Kepanjen dan Ibukota Skala Kabupaten, Bank, Hotel, Show Kejuruan) dan Skala meliputi Masjid, Kabupaten, Regional -
Kabupaten) meliputi Pasar Room, Pusat Pendidikan Kabupaten, Islamic Centre, meliputi Nasional, meliputi
Regional, Pasar Informasi, Jasa Tinggi. meliputi Gereja. Perkantoran Sport Centre,
Induk/Pasar Notariat, Money Rumah Sakit Pemerintah Gedung
Khusus, Changer. Umum kelas dan Swasta. Pertunjukan -
Mall/Department B, Rumah Convention Centre.
Strore, Pusat Sakit Swasta (Festival Seni dan
Perbelanjaan, dengan Budaya).
Ruko. Kemampuan
Perawatan
Khusus.
Gondanglegi Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Hasil Pertanian (Industri Hasil
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Pertanian), Home Industry
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Rokok, Batu Bata, Gula Mini,
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Genteng, Tahu, Tempe,
Pegadaian, Keramik.
Penginapan (Motel,
Losmen).
Wonosari Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Obyek Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Wisata Gunung Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Kawi, Kraton, Hasil Pertanian)
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Kolam Pemandian, Industri Pengolah Hasil
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Wisata Budaya Perkebunan Utama.
Pegadaian, Tradisional Anyaman Keranjang Pakaian
III - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
3 Wilayah Ngantang (Pusat Pusat Perbankan, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Stadion dan Pusat pariwisata Malang
Pengembangan Pelayanan) perdagangan penginapan (motel, Diploma Rawat Inap, skala kecamatan, pemerintah fasilitas olahraga bagian Barat;
Ngantang skala kecamatan, hotel), money Rumah Sakit seperti Masjid, skala lainnya Pusat industri pengolahan
meliputi Pasar, changer, pegadaian, C. Gereja, Pura. kecamatan dan pemasaran hasil
Pertokoan, Ruko, jasa pengiriman dan dan swasta pertanian;
Pasar Hewan, jasa umum lainnya. (kantor pos Sub terminal agribisnis.
Pasar agro. dan giro) Pusat sistem agropolitan dan
pengembangan kawasan
perdesaan.
Pujon Pasar, toko, sentra Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Wisata Pusat Industri/Pemasaran
produksi dan Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Coban Rondo, Hasil Pertanian (Industri
pemasaran hasil Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Dewi Sri Hasil Pertanian), Pusat
III - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
4 Wilayah Tumpang (Pusat Pusat Perbankan, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Stadion dan Pusat Industri/Pemasaran
Pengembangan Pelayanan) perdagangan penginapan (motel, Diploma Rawat Inap skala kecamatan, pemerintah fasilitas olahraga Hasil Pertanian (Industri
Tumpang skala kecamatan, hotel), money Rumah Sakit seperti Masjid, skala lainnya, Wisata Hasil Pertanian), Industri
meliputi Pasar, changer, pegadaian, tipe C, Gereja, Pura. kecamatan Candi Jago, Candi Tempe, Genteng, Batubata,
Pertokoan, Ruko, jasa pengiriman dan RS Bersalin dan swasta Kidal, Taman Selai Pisang, Bihun, Tapioka,
Pasar Hewan, jasa umum lainnya. (kantor pos Burung Jeru, Susu Kemasan, Royal Jelly
Pasar Wisata dan giro) Sanggar Seni Madu.
Mangun Dharma
Poncokusumo Pasar, toko, Pasar Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Coban Pusat Industri/Pemasaran
agro. Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pelangi, Desa Hasil Pertanian (Industri
Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Wisata Ngadas, Hasil Pertanian)
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Agrowisata Kebun Pusat sistem agropolitan dan
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Apel pengembangan kawasan
Pegadaian, perdesaan.
Penginapan (Motel, Industri Tikar Mendong,
Losmen). Batu Bata.
Wajak Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Hasil Pertanian), Industri
Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Keju, Tikar Mendong,
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Pusat Pengembangan Hasil
Pegadaian, Perikanan Darat
Penginapan (Motel, (Minapolitan)
Losmen).
Jabung Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Umbulan, Pusat Industri/Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Air Terjun Hasil Pertanian (Industri
Hewan. Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Kalijahe, Tari Hasil Pertanian), Industri
III - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
5 Wilayah Turen (Pusat Pusat Penginapan (motel, SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Pusat hiburan dan Pusat industri strategis (PT
Pengembangan Pelayanan Sosial) perdagangan hotel), jasa Perguruan Tinggi Rawat Inap, skala kecamatan, Pemerintah rekreasi skala PINDAD), Home Industry
Dampit skala pengiriman dan jasa Rumah Sakit seperti Masjid, dan swasta kecamatan - lokal Marning, Industri Tapioka,
kecamatan/lokal, umum lainnya. B Gereja, Pura. skala Pandai besi, Sangkar burung,
seperti Pasar, Kecamatan Kerupuk.
Pertokoan, Ruko, (kantor pos Pengembangan pusat
dan lain-lain. dan giro) peternakan unggulan pada
kawasan pusat produksi
hasil ternak.
Dampit (Pusat Pusat Perbankan, money SMU, SMK, Puskesmas Pusat peribadatan Perkantoran Pusat hiburan dan Pusat industri
Pelayanan perdagangan dan changer, pegadaian, Diploma Rawat Inap, skala kecamatan, Pemerintah rekreasi skala pengolahan/pemasaran hasil
Ekonomi) jasa skala dan jasa umum Rumah Sakit seperti Masjid, dan swasta lokal, wisata pertanian dan industri
regional, seperti lainnya. C Gereja, Pura. skala Sumber Air perikanan.
Pasar, Pertokoan, Kecamatan - Pamotan dan Pengembangan pusat
Ruko, Pasar lokal Sumber Bantal peternakan unggulan pada
Hewan, dan lain- kawasan pusat produksi
lain. hasil ternak.
Home Industry Klompen,
Alat Dapur, Sangkar Burung,
Pengepakan Udang,
Penyulingan Minyak Aksiri,
Pengepakan Udang Beku
Tirtoyudo Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, wisata Pusat Industri/ Pemasaran
Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pantai Sipelot dan Hasil Pertanian (Industri
Hewan, , Pasar Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Lenggosono Hasil Pertanian), Pusat
agro. Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Pemasaran Pertanian
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Industri pengolah hasil
Pegadaian, perkebunan utama.
Penginapan (Motel, Pusat sistem agropolitan dan
Losmen). pengembangan kawasan
perdesaan.
Home Industry Keripik
Singkong - Pisang.
III - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
6 Wilayah Pusat Pelayanan Pusat Pusat Jasa Skala Pusat Pusat Pusat Pelayanan Pusat Industri/Pemasaran
Pengembangan dan Perkotaan Perdagangan Nasional, meliputi Kesehatan Pengelola Umum Regional, Hasil Pertanian (Industri Hasil
Sumbermanjing Pelabuhan di Skala Nasional, Show Room, Hotel. Regional, Kota meliputi Stadion, Pertanian), Pusat Pemasaran
Wetan Sendangbiru meliputi Mall, meliputi Pelabuhan, GOR, Gedung Pertanian
Pertokoan, Rumah Sakit meliputi Pertunjukkan,
Pasar, Ruko, kelas A Perkantoran Hiburan.
Trade Centre; dengan Pengelola;
Pusat Industri Standar Perkantoran
Besar Dan Pelayanan Swasta.
Strategis Nasional.
Nasional
(Kawasan
Industri);
Pusat Industri
Perikanan
(Industri
Pengolah Ikan,
Pasar Ikan).
Sumbermanjing Pasar, Pertokoan, Jasa Sosial - SMU, SMK Puskesmas Pusat Peribadatan Perkantoran Stadion, Wisata Pusat Industri/Pemasaran
Wetan Ruko, Pasar Ekonomi Skala Rawat Inap Skala Kecamatan / Skala Pantai Hasil Pertanian (Industri
Hewan, Pasar Kecamatan, seperti Lokal, seperti Kecamatan Sendangbiru, Hasil Pertanian)
agro. Jasa Koperasi Masjid, Musholla, Tamban, Industri pengolah hasil
Simpan Pinjam, Gereja, Pura. Tambakasri, Rawa perkebunan utama.
Pegadaian, indah Pusat sistem agropolitan dan
Penginapan (Motel, pengembangan kawasan
Losmen). perdesaan.
Industri Tapioka, Kerupuk,
Batik Sutera, Pengolahan
Ikan Laut, Alat Dapur,
Penyulingan Minyak Aksiri.
III - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Kota Malang sebagai Kota Besar menunjukkan adanya penyatuan antar Kota
Malang dengan sekitarnya, terutama pada kecamatan : Singosari, Lawang,
Karangploso, Dau, Wagir, Pakisaji, Tajinan, Tumpang, Turen, Bululawang, dan
Pakis. Perkembangan selanjutnya menunjukkan adanya perkembangan kawasan
yang linier dan memusat pada kawasan perkotaan kecamatan ternyata
menunjukan adanya penyatuan antara Malang - Kepanjen, Malang - Bululawang
- Gondanglegi, Malang - Bululawang - Turen, Malang - Pakis - Tumpang, dan
Malang - Batu.
Secara keseluruhan pola ini menunjukkan adanya inti pengembangan dan
pusat pelayanan sekitar yang menyatu menjadi Perkotaan Malang, dan secara
keseluruhan jumlah penduduk Perkotaan Malang pada tahun 2006 telah
mencapai 1.174.726 jiwa. Perkembangan ini menjadikan Kota Malang dan
sekitarnya akan berkembang menjadi Kawasan Perkotaan Malang.
Perkembangan kawasan tersebut memiliki inti di Kota Malang dan sebagai
satelit utama adalah : Kota Batu, Perkotaan Lawang, Perkotaan Tumpang,
Perkotaan Turen dan Perkotaan Kepanjen. Perkotaan Kecamatan lain di sekitar
Malang akan menjadi pusat kegiatan skala kecamatan. Jumlah penduduk untuk
masing-masing kota/perkotaan tersebut, yaitu :
1. Kota Malang = 780.863 Jiwa
2. Kota Batu = 166.948 Jiwa
3. Perkotaan Kepanjen = 93.046 Jiwa
4. Perkotaan Lawang = 54.446 Jiwa
5. Perkotaan Tumpang = 38.501 Jiwa
6. Perkotaan Turen = 40.922 Jiwa
Dalam pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ini memiliki fungsi
antara kawasan inti (Kota Malang) dengan perkotaan satelitnya yang harus
diemban adalah sebagai berikut :
1. (Kota Malang, memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan kota,
perdagangan dan jasa, industri, pendidikan dan pusat pelayanan
pariwisata);
III - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
1. Jalan Tol
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang
RTRWN disebutkan bahwa akan dikembangkan jalan bebas hambatan
antar kota yaitu jalan tol Gempol – Pandaan, jalan tol Pandaan – Malang
yang merupakan perpanjangan jalan tol Surabaya – Gempol diteruskan
ke jalan tol Pandaan – Malang dengan jalur yang akan direncanakan
melalui jalan tol Pandaan – Purwodadi – Lawang – Singosari – Pakis –
Kepanjen.
Jalan tol ini memiliki hubungan dengan Perkotaan Malang yang
berhubungan dengan Terminal Arjosari dan Stasiun Kota Baru. Rencana
jalan ini akan melalui bagian Timur dari jalan arteri primer yang ada
pada saat ini. Gerbang tol direncanakan di Kecamatan Lawang dan
Kecamatan Singosari yang berhubungan dengan jalan kolektor primer
menuju ke arah Batu, serta akhiran tol di Kecamatan Kepanjen. Status
jalan tol ini adalah sebagai Jalan Nasional.
2. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan secara
berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer ini juga
melayani angkutan untama yang merupakan tulangpunggung
transportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang utama
(pelabuhan utama dan/atau bandar udara kelas utama).
Ketentuan teknis tentang jalan arteri sistem primer dijelaskan dalam Pasal
13 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan
bahwa:
a. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal
60 km / jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter;
b. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari
volume lalu lintas rata-rata;
c. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal;
d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi;
III - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Milik Jalan, dan Ruang Pengawasan Jalan. Ruang Manfaat Jalan meliputi
badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang Milik Jalan
meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan. Ruang Pengawasan Jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik
jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
1. Ruang Manfaat Jalan
Dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa Ruang Manfaat Jalan :
a. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya;
b. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri;
serta
c. Hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah,
bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar (hanya diperuntukkan bagi lalu
lintas pejalan kaki), lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian,
gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.
2. Ruang Milik Jalan
Dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan,
dijelaskan bahwa :
a. Ruang Milik Jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan;
b. Ruang Milik Jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu;
c. Ruang Milik Jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran
jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan;
d. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai lansekap jalan; serta
e. Penggunaan ruang terbuka pada ruang milik jalan untuk ruang
terbuka hijau dimungkinkan selama belum dimanfaatkan untuk
keperluan ruang manfaat jalan.
III - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Badan
Jalan
No Fungsi Jalan Rumaja Rumija Ruwasja
Minimal
(M)
A ARTERI PRIMER DAN SEKUNDER 11
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 11 25 15
2 Pemanfaatan Lalu Lintas di Luar 11 25 15
Pusat Kegiatan
B KOLEKTOR PRIMER DAN 9
SEKUNDER
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 9 25 10 (P); 5 (S)
2 Kegiatan Usaha 9 25 10 (P); 5 (S)
3 Pendidikan 9 25 10 (P); 5 (S)
C LOKAL PRIMER DAN SEKUNDER 7,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 7,5 15 7 (P); 3 (S)
2 Kegiatan Usaha 7,5 15 7 (P); 3 (S)
3 Pendidikan 7,5 15 7 (P); 3 (S)
D LINGKUNGAN 6,5
1 Perumahan (Rumah Tinggal) 6,5 11 5 (P); 2 (S)
2 Kegiatan Usaha 6,5 11 5 (P); 2 (S)
3 Pendidikan 6,5 11 5 (P); 2 (S)
Sumber : Sesuai Undang-Undang No.38 Tahun 2004 dan PP No.34 Tahun 2006
KETERANGAN :
P = Primer, S = Sekunder
Jalan Kabupaten Terdiri atas :
a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi;
b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota
kecamatan dengan desa, dan antar desa;
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota;
d. Jalan strategis kabupaten.
B. Terminal
Pada dasarnya terminal berfungsi sebagai tempat persinggahan
kendaraan/angkutan umum yang juga berfungsi mengatur pergerakan orang
dan barang. Hingga tahun 2006 terdapat 7 terminal di Kabupaten Malang
III - 41
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 42
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 43
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
D. Kereta Api
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan perkerataapian adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang
kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang disusun dalam
satu sistem. Sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat bergerak di
atas jalan rel. Prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api
termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan.
Sedangkan fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang
melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan
kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api.
Sistem pergerakan transportasi kereta api di Kabupaten Malang digunakan
untuk melayani pergerakan yang menghubungkan antara Kabupaten Blitar -
Malang - Surabaya, Kabupaten/Kota Malang - Jakarta melalui Kabupaten
Blitar. Selain itu, transportasi perkeretaapian mempunyai potensi yang cukup
besar untuk angkutan barang. Angkutan barang juga berpengaruh positif
terhadap moda jalan dengan cara mengurangi beban lalu lintas angkutan
jalan. Untuk meningkatkan peran perkeretaapian dalam angkutan barang di
Kabupaten Malang perlu dikembangkan dry port di Lawang, pembangunan
terminal barang, serta konservasi dan revitalisasi rel mati.
Selain pengembangan upaya-upaya di atas rencana pengembangan jalur
perkeretaapian juga mengembangkan jalur kereta api ganda (double track) di
Kecamatan Lawang – Singosari – Kota Malang – Pakisaji – Kepanjen.
Serta adanya pengembangan kereta komuter dengan mengunakan jalur yang
ada, yakni menggunakan jalur : Lawang - Singosari- Kota Malang - Pakisaji -
Kepanjen - Sumberpucung (Karangkates).
Dalam UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk
kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah
menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api yang meliputi daerah
manfaat jalan, daerah milik jalan dan daerah pengawasan jalan termasuk
bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya. Hal ini berarti badan
penyelenggara dalam memanfaatkan jalur tersebut tidak boleh
III - 44
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 45
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 46
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
I II II I
23.00 meter
BAB V - 34
III - 47
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 48
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 49
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 50
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 51
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Rencana Pelabuhan
Umum Sendang Biru
III - 52
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 53
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 54
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Malang. Karena kedua wilayah ini memiliki kota yang termasuk dalam Kawasan
Perkotaan Malang yang memiliki tingkat kegiatan yang sangat tinggi sehingga
membutuhkan pelayanan BTS yang besar.
Arahan pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi telepon untuk
rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon seluler, sedangkan arahan
pengembangan prasarana informatika yaitu upaya tersedianya jaringan yang
memberi layanan informasi berbasis teknologi internet dalam bentuk warung
internet (Warnet), serta peningkatan sistem informasi pengembangan daerah di
Kabupaten Malang. Lebih jelasnya lihat Peta 3.10. tentang Rencana Pemanfaatan
Tower Bersama.
3.4.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air dan Pemanfaatan
Sumber Air Tanah
Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air dan pemanfaatan sumber
air tanah meliputi rencana sistem jaringan sumber daya air, fungsi dan
pelayanan prasarana sumber daya air, pemanfaatan air tanah dan pemanfaatan
air sumber.
A. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Salah satu sistem jaringan sumber daya air yang ada di Kabupaten Malang
adalah Sungai Brantas yang juga merupakan wilayah sungai strategis
nasional. Sistem jaringan pengairan meliputi jaringan air bersih (PDAM) dan
irigasi. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan irigasi dilakukan dengan
peningkatan jaringan sampai ke wilayah yang belum terjangkau, sedangkan
irigasi dengan peningkatan saluran dari sistem setengah teknis dan
sederhana ditingkatkan menjadi irigasi teknis.
B. Fungsi dan Pelayanan Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan layanan air bersih bagi masyarakat yang ada di Kabupaten
Malang sangat perlu dilakukan mengingat fungsi dari air bersih tersebut
yang sangat penting. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, perlu
adanya peningkatan sarana dan prasarana pendukung seperti pipa, tandon,
reservoir, dan prasarana pendukung lainnya. Irigasi memiliki peranan
penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi pertanian. Sistem
jaringan sumber daya air utama adalah Daerah Aliran Sungai Brantas sebagai
III - 55
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 56
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 57
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 58
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 59
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 60
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 61
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 62
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 63
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 64
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Metro dengan kapasitas produksi sebesar 2x50 KWh atau sekitar 100 ribu watt
daya listrik dan akan disalurkan kepada warga Dusun Tegaron Desa
Panggungrejo Kec.Kepanjen yang berjumlah 800 KK, serta direncanakan lagi
akan dikembangkan di Wendit Kecamatan Pakis.
Beberapa peluang desa mandiri energi yang ada di Kabupaten Malang
akan dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun Desa
mandiri energi penghasil biogas adalah desa-desa dengan potensi ternak besar
karena biasanya sumber pembuatan dari biogas adalah kotoran ternak.
III - 65
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
c. Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan
cara mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses
pembakaran.
d. Pembuatan Kompos (Composting)
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah
organik agar dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola
sampah menjadi pupuk.
e. Pemanfaatan Ulang (Recycling)
Pemanfaatan ulang adalah cara pengolahan sampah anorganik agar
dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah menjadi
barang yang bernilai ekonomis.
A. Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Perkotaan
Untuk penanganan masalah persampahan perkotaan di Kabupaten Malang
diperlukan sebuah wadah penampungan sampah yang dihasilkan
masyarakat perkotaan. Arahan penanganan persampahan di wilayah
perkotaan Kabupaten Malang diperlukan sebuah Tempat Pemrosesan Akhir
skala regional untuk menampung dan mengelola sampah yang ada. Tempat
Pemrosesan Akhir Regional ini direncanakan di Kecamatan Wagir berbatasan
langsung dengan TPA Supiturang milik Kota Malang, dan Tempat
Pemrosesan Akhir di Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen. Direncanakan
pula tempat pembuangan limbah industri B3 dan non B3 di kawasan Industri
Jabung dan Sumbermanjing Wetan.
Dalam pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir regional di Wilayah
Kabupaten Malang, maka kriteria yang harus dipenuhi antara lain :
1. Kondisi geologi
a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta
b. Tidak boleh di zona bahaya geologi.
2. Kondisi hidrogeologi
a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m;
b. Tidak boleh keluasan tanah lebih besar 10- 6cm/det;
c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di
hilir aliran; serta
III - 66
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 67
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 68
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 69
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
3.1 Kriteria dan Rencana Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan .. 1
Perkotaan ......................................................................................................................................... 5
3.2 Sistem Perdesaan.............................................................................................................. 9
3.3 Sistem Perkotaan ............................................................................................................ 12
3.3.1 Pusat Kegiatan Perkotaan ..................................................................................... 12
3.3.2 Rencana Sistem Perwilayahan .............................................................................. 13
3.3.3. Pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ................................................. 29
3.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah ........................................................... 32
3.4.1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi .................. 32
3.4.1.1. Transportasi Darat ..................................................................................................... 32
3.4.1.2. Rencana Pengembangan Transportasi Laut .......................................................... 50
3.4.1.3. Rencana Pengembangan Transportasi Udara ....................................................... 50
3.4.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air dan Pemanfaatan
Sumber Air Tanah ....................................................................................................................... 55
3.4.3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi .......................................................... 62
3.4.4. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan ................................................ 65
3.4.5.1. Rencana Persampahan .............................................................................................. 65
3.4.5.2. Kebutuhan Sanitasi ................................................................................................... 67
III - 70
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
III - 71
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
sehingga memenuhi untuk penerbangan Boeing 737 seri 300. Untuk ini
diperlukan pengamanan sepanjang jalur sejajar landasan pacu (run way) dan
kebisingan.
Rencana pengembangan kawasan bandara antara lain meliputi
pembatasan area keselamatan penerbangan dari penggunaan tanah yang
mengganggu penerbangan dan pembatasan ketinggian bangunan, serta
peningkatan infrastruktur pendukung agar terjadi peningkatan kelas bandara ke
tingkat yang lebih baik sehingga dapat setara dengan bandara lainnya.
Dengan melihat kondisi eksisting, pada jarak sejajar landasan pacu sejauh
3000 - 4000 m, merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan tidak
terbangun berupa tegalan. Pada ruang ini kawasan terbangun berupa kawasan
perumahan penduduk sebesar < 10%. Kebisingan yang terjadi masih dapat
diatasi dengan diadakannnya buffer zone (pohon) di sekitar Bandara
Abdulrahman Saleh, yang bertujuan untuk meredam kebisingan.
V-5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V-8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Fungsi : industri&
permukiman
V-9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
5.1. Penetapan Kawasan Strategis ........................................................................................ 1
5.2. Kawasan Strategis Hankam ........................................................................................... 4
5.2.1 Kawasan Strategis Militer di Kecamatan Singosari dan Jabung ........................ 4
5.2.2 Kawasan Strategis Sekitar Bandara Abdulrahman Saleh di Kecamatan Pakis
4
5.2.3 Kawasan Strategis Gudang Amunisi di Kecamatan Turen ................................ 6
5.2.4 Kawasan Strategis Latihan Militer di Bantur, Pagak, Lawang dan Pangkalan
Angkatan Laut di Sendangbiru ............................................................................................ 6
5.3. Kawasan Strategis Ekonomi ........................................................................................... 7
5.3.1 Kawasan Pengembangan Sendangbiru ................................................................. 7
5.3.2 Pengembangan Kawasan Agropolitan Poncokusumo dan Pujon ..................... 8
5.3.3 Pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ....................................................... 8
5.3.4 Pengembangan Malang Minapolitan .................................................................... 9
5.4. Kawasan Strategis Sosio-kultural ............................................................................... 10
5.5. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup ........................................... 11
Peta 5.1 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Malang ............................................................ 12
5.1. Penetapan Kawasan Strategis ............................................ Error! Bookmark not defined.
5.2. Kawasan Strategis Hankam ................................................ Error! Bookmark not defined.
5.2.1 Kostrad di Kecamatan Singosari dan Kecamatan Jabung ......... Error! Bookmark not
defined.
5.2.2 Bandara Abdulrahman Saleh di Kecamatan Pakis ...... Error! Bookmark not defined.
5.2.3 Gudang Amunisi di Kecamatan Turen .......................... Error! Bookmark not defined.
5.2.4 Latihan Militer di Bantur, Pagak, Lawang dan Pangkalan Angkatan Laut di
Sendangbiru ................................................................................. Error! Bookmark not defined.
5.3. Kawasan Strategis Ekonomi ............................................... Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Pengembangan Kawasan Sendangbiru.......................... Error! Bookmark not defined.
5.3.2 Pengembangan Malang dan Sekitarnya ........................ Error! Bookmark not defined.
5.3.3 Pengembangan Kawasan Perkotaan Malang ................ Error! Bookmark not defined.
5.3.4 Pengembangan Malang Minapolitan ............................. Error! Bookmark not defined.
5.4. Kawasan Strategis Sosio-kultural ..................................... Error! Bookmark not defined.
5.5. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup.. Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. 1 Ruang Bebas Hambatan pada Kawasan Bandara Abdulrahman Saleh ....... 5
Gambar 5. 2 Kawasan Perumahan Pengaruh Keberadaan Bandara pada Ruang Bebas
Hambatan di Saptorenggo ........................................................................................................... 6
Gambar 5. 3 Kawasan Perdagangan dan Pusat Pelayanan Pengaruh Keberadaan
Bandara Pada Ruang Bebas Hambatan ..................................................................................... 6
Gambar 5. 4 Arahan Zonasi Kawasan Pesisir Sendangbiru ................................................. 7
Gambar 5. 5 Rencana Pengembangan ...................................................................................... 9
V - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
V - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
2. Sistem Perkotaan
Yaitu pembentukan pusat kegiatan perkotaan secara berjenjang dan
bertahap sesuai pengembangan perkotaan. Prioritas pembangunan sistem
perkotaan di Kabupaten Malang meliputi :
a. Mempercepat pengembangan Perkotaan Perkotaan Malang Malang
melalui kerjasama dengan daerah lain khususnya Kota Malang;
b. Mempercepat perkembangan Kepanjen sebagai ibukota kabupaten
melalui pengembangan pusat pemerintahan, pengembangan
perumahan dan infrastruktur penunjang; serta
c. Mendorong dan mempercepat pengembangan perkotaan
Sendangbiru sebagai kota pelabuhan dan industri melalui promosi,
kerjasama dalam penyediaan tanah, dan pengembangan pelabuhan.
3. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
a. Pengembangan sistem jaringan jalan raya melalui percepatan realisasi
jalan tol, Jalan Lingkar Timur, Jalan Lintas Selatan, serta jalan yang
menghubungkan Malang - Kepanjen;
b. Pengembangan sistem transportasi kereta api melalui peningkatan
pelayanan kereta api di Kabupaten Malang; serta
c. Pengembangan sistem transportasi udara melalui peningkatan
pelayanan Bandara Abdulrahman Saleh, dengan perpanjangan dan
pengembangan landasan pacu.
VI - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
kepada Lembaga Pemerintah atau yang ditunjuk. Sistem penggadaian lahan ini
mengacu pada konsep “future value” sebagai optimalisasi aset pemerintah
Kabupaten Malang.
VI - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kecamatan Jabung Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan
Pasar Kabupaten
Malang
d. Program Pengembangan Kecamatan APBD Dinas Pertanian dan
Pariwisata Poncokusumo, Kabupaten Perkebunan
Kecamatan Wajak, Malang Kabupaten Malang,
Kecamatan Dinas Bina Marga
Tumpang, dan √ √ √ Kabupaten Malang,
Kecamatan Jabung Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan
Pasar Kabupaten
Malang
2 Perwujudan Pusat Kegiatan Perkotaan
2.1. Pengembangan pusat kegiatan APBN Kementerian
perkotaan Kota Malang APBD Pekerjaan Umum
a. Pengembangan atau Provinsi Dinas Pekerjaan
peningkatan fungsi Perkotaan Jawa Timur Umum Bina Marga
√ √ √ √ √ √
Malang Sebagai PKN APBD Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Dinas Bina Marga
Malang Kabupaten Malang
b. Pengembangan atau Kepanjen APBD Dinas Pekerjaan
peningkatan fungsi Perkotaan (Pelayanan Skala Provinsi Umum Bina Marga
Kepanjen sebagai Ibu Kota Kabupaten) Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
Kabupaten √ √ √ √ √ √ APBD Dinas Bina Marga
Kabupaten Kabupaten Malang
Malang
c. Pengembangan atau Perkotaan APBD Dinas Pekerjaan
peningkatan fungsi perkotaan Ngantang, Provinsi Umum Bina Marga
sebagai pusat wilayah Perkotaan Lawang, Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
pengembangan perkotaan APBD Dinas Bina Marga
Tumpang, Kabupaten Kabupaten Malang
√ √ √ √ √ √
Perkotaan Dampit, Malang
Perkotaan Turen
dan Perkotaan
Sumbermanjing
VI - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Wetan
VI - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten Malang
Penetapan fungsi kawasan perdesaan dan
3
kawasan perkotaan
3.1. Penetapan fungsi kawasan perdesaan
APBD Dinas Pertanian dan
a. Pengembangan sentra produksi-
Kabupaten Perkebunan
pemasaran pada pusat kegiatan Kecamatan Pujon √
Malang Kabupaten Malang
ekonomi Pasar Mantung
b. Pengembangan produk Kecamatan Pujon,
unggulan, pengolahan dan Kecamatan
perluasan jaringan Ngantang,
APBD Dinas Pertanian dan
Kecamatan
Kabupaten Perkebunan
Poncokusumo, √ √ √
Malang Kabupaten Malang
Kecamatan
Sumbermanjing
Wetan
3.2. Penetapan fungsi kawasan perkotaan Dinas Pekerjaan Umum
a. Interaksi Perkotaan Malang Cipta Karya dan Tata
Kota Batu, Ruang Provinsi Jawa
APBD
Perkotaan Lawang, Timur
Kabupaten
Perkotaan Dinas Cipta Karya dan
Tumpang, Malang
Tata Ruang Kabupaten
Perkotaan
√ √ APBD
Malang, Dinas
Kepanjen, dan Provinsi
Perhubungan,
Perkotaan Turen Jawa Timur
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
Malang
b. Kepanjen sebagai Ibukota Perkotaan APBN Badan Perencanaan dan
Kabupaten Kepanjen √ √ √ √ √ √ APBD Pembangunan
Provinsi Nasional, Kementerian
Jawa Timur Perhubungan,
VI - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
APBD Kementerian Kelautan
Kabupaten dan Perikanan,
Malang Kementerian
Lingkungan Hidup,
Kementerian
Perumahan Rakyat,
Badan Pertanahan
Nasional, Kementerian
Perindustrian,
Kementerian
Perdagangan, PT
Pelabuhan Indonesia,
Perum Perhutani
Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi
Jawa Timur, Dinas
Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Timur,
Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Timur,
Dinas Permukiman
Provinsi Jawa Timur,
Badan Pertanahan
Nasional Provinsi,
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
VI - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
Malang, Dinas Bina
Marga Kabupaten
Malang, Dinas
Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Malang,
Kantor Perumahan
Kabupaten Malang,
Kantor Pertanahan
Kabupaten Malang,
Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar
c. Sendangbiru sebagai kota Perkotaan Kementerian Kelautan
pelabuhan dan industri Sendangbiru dan Perikanan,
Kementerian
Lingkungan Hidup,
Kementerian
Perumahan Rakyat,
Badan Pertanahan
Nasional, Kementerian
Perindustrian,
APBN
Kementerian
APBD
Perdagangan, Badan
Provinsi
√ √ √ √ √ √ √ √ Perencanaan dan
Jawa Timur
Pembangunan
APBD Nasional, Kementerian
Kabupaten Perhubungan, PT
Malang Pelabuhan Indonesia,
Perum Perhutani,
Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi
Jawa Timur, Dinas
Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Timur,
Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Timur,
VI - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Permukiman
Provinsi Jawa Timur,
Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Jawa
Timur, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi
Jawa Timur, Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur
Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
Malang, Kantor
Perumahan Kabupaten
Malang, Kantor
Pertanahan Kabupaten
Malang, Dinas
Perindustrian,
Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
d. Pengembangan perkotaan Seluruh Ibu Kota APBD Dinas Pekerjaan Umum
Ibukota Kecamatan Kecamatan Provinsi Bina Marga Provinsi
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Jawa Timur
APBD Dinas Bina Marga
Kabupaten Kabupaten Malang,
VI - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
4.1. Transportasi
a. Transportasi Jalan Raya
1. Pengembangan jalan Kementerian Pekerjaan
penghubung desa dan kota Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi
Jawa Timur
APBN
APBD Dinas Bina Marga
√ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Malang,
Provinsi
Jawa Timur Kantor Pertanahan
Kabupaten Malang,
APBD
Badan Perencanaan
Kabupaten
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
2. Jalan tol : Surabaya - Jalur yang melalui Kementerian Pekerjaan
Gempol - Pandaan - Malang lawang-pakis- Umum, Dinas
- Kepanjen tajinan- Pekerjaan Umum Bina
bululawang- Marga Provinsi Jawa
APBN
Gondanglegi- Timur, Dinas Bina
kepanjen. APBD
Marga Kabupaten,
√ √ √ √ √ √ Provinsi
Badan Pertanahan
Jawa Timur
Nasional Kabupaten
APBD Malang, Badan
Kabupaten
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
VI - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Tata Ruang Kabupaten
Malang, Bagian
Pertanahan Kabupaten
Malang
3. Jalan arteri primer Surabaya Jalan arteri primer Kementerian Pekerjaan
- Malang - Turen - yang melalui Umum
Sendangbiru dan JLS Lawang-Kota Dinas Pekerjaan Umum
Malang- APBN Bina Marga Provinsi
Bululawang- APBD Jawa Timur
Turen- Provinsi Dinas Bina Marga
Sumbermanjing √ √ √ Jawa Timur Kabupaten, Kantor
Wetan APBD Pertanahan Kabupaten
Kabupaten Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
4. Jalan kolektor primer Jalan Kolektor Kementerian Pekerjaan
Malang-Kediri yang melalui Kota Umum
Malang- Dinas Pekerjaan Umum
Kecamatan APBN Bina Marga Provinsi
Karangploso-Kota APBD Jawa Timur
Batu-Kecamatan Provinsi Dinas Bina Marga
Pujon-Kecamatan √ √ Jawa Timur Kabupaten, Kantor
Ngantang- APBD Pertanahan Kabupaten
KecamatanKasemb Kabupaten Malang, Badan
on Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
5. Jalan kolektor primer Jalan kolektor yang APBN Kementerian Pekerjaan
Malang-Blitar melalui Kota APBD Umum
Malang- Provinsi Dinas Pekerjaan Umum
Kecamatan √ √ Jawa Timur Bina Marga Provinsi
Pakisaji- APBD Jawa Timur
Kecamatan Kabupaten Dinas Bina Marga
VI - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kepanjen- Kabupaten, Kantor
KecamatanSumber Pertanahan Kabupaten
pucung-Kota Blitar Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
6. Jalan kolektor primer Jalan kolektor Kementerian Pekerjaan
Malang-Lumajang Primer yang Umum
melalui Kota Dinas Pekerjaan Umum
Malang- APBN Bina Marga Provinsi
Bululawang- APBD Jawa Timur
Turen-Tirtoyudo- Provinsi Dinas Bina Marga
Ampelgading- √ √ Jawa Timur Kabupaten, Kantor
Kabupaten APBD Pertanahan Kabupaten
Lumajang Kabupaten Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang.
7. Jalan kolektor sekunder Jalan kolektor Kementerian Pekerjaan
Malang- Perkotaan sekunder melalui Umum
Sendangbiru Bululawang- Dinas Pekerjaan Umum
Gondanglegi- Bina Marga Provinsi
Bantur- Jawa Timur
APBN
Balekambang- Dinas Bina Marga
Jalan Lintas APBD
Kabupaten, Kantor
√ √ Provinsi
Selatan (JLS)- √ Pertanahan Kabupaten
Jawa Timur
Sendangbiru Malang, Badan
APBD
Perencanaan
Kabupaten
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
8. Jalan kolektor sekunder Jalan kolektor √ √ √ APBN Kementerian Pekerjaan
VI - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang-Kota Batu sekunder melalui APBD Umum
Karangploso- Provinsi Dinas Pekerjaan Umum
Giripurno Jawa Timur Bina Marga Provinsi
APBD Jawa Timur
Kabupaten Dinas Bina Marga
Kabupaten, Kantor
Pertanahan Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
9. Jalan kolektor sekunder Jalan kolektor Kementerian Pekerjaan
Malang-Perkotaan sekunder melalui Umum
Sendangbiru Dampit - Klepu - Dinas Pekerjaan Umum
Tegalrejo - Bina Marga Provinsi
Sidomulyo - Jawa Timur
APBN
Sendangbiru Dinas Bina Marga
APBD
√ √ Provinsi Kabupaten, Kantor
√ Pertanahan Kabupaten
Jawa Timur
Malang, Badan
APBD
Perencanaan
Kabupaten
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
10. Jalan Lintas Timur Jalan yang APBN Kementerian Pekerjaan
melintasi Turen- APBD Umum
Wajak- √ √ √ √ √ √ √ √ Provinsi Dinas Pekerjaan Umum
Poncokusumo- Jawa Timur Bina Marga Provinsi
Tumpang-Pakis APBD Jawa Timur
Kabupaten Dinas Bina Marga
VI - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten, Kantor
Pertanahan Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang
11. Jalan sirip/tembus internal Kementerian Pekerjaan
dan eksternal Umum
Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Provinsi
Jawa Timur
APBN Dinas Bina Marga
Kabupaten, Kantor
APBD
Pertanahan Kabupaten
Provinsi
Malang, Badan
√ √ Jawa Timur
Perencanaan
APBD
Pembangunan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kabupaten
Malang, Bagian
Pertanahan Kabupaten
Malang
12. Perbaikan terminal Kecamatan
Gondanglegi, Dinas Perhubungan,
Kecamatan Komunikasi dan
APBD
Dampit, Informatika Kabupaten
Kabupaten
Kecamatan √ √ √ Malang, Dinas Cipta
Malang
Singosari, dan Karya dan Tata Ruang
Kecamatan Kabupaten Malang
Tumpang
13. Pemindahan dan Kecamatan Turen APBD Dinas Perhubungan,
VI - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
peningkatan APK menjadi Kabupaten Komunikasi dan
terminal tipe C di Desa √ √ √ Malang Informatika Kabupaten
Talok Kecamatan Turen Malang, Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Malang
14. Pemindahan dan Kecamatan Dinas Perhubungan,
peningkatan terminal tipe C Kepanjen Komunikasi dan
APBD
Talangagung menjadi Informatika Kabupaten
Kabupaten
terminal tipe B di Desa √ √ √ Malang, Dinas Cipta
Malang
Ngadilangkung Kecamatan Karya dan Tata Ruang
Kepanjen Kabupaten Malang
15. Infrastruktur pendukung Kecamatan
Dinas Perhubungan,
terminal Gondanglegi
Komunikasi dan
Kecamatan Dampit APBD
Informatika Kabupaten
Kecamatan Kabupaten
Malang, Dinas Cipta
Singosari √ √ √ Malang
Karya dan Tata Ruang
Kecamatan
Kabupaten Malang
Tumpang
b. Transportasi Kereta Api PT Kereta Api
1. Pengembangan jaringan Jalur Kereta Api Indonesia
double track Yang Melalui Dinas Perhubungan,
BUMN
Kepanjen-Pakisaji- √ √ Komunikasi, dan
Kota Malang- Informatika Kabupaten
Singosari-Lawang Malang
2. Pengembangan jalur KA Jalur Kereta Api PT Kereta Api
komuter Yang Melalui Indonesia
Kepanjen-Pakisaji- Dinas Perhubungan,
BUMN
Kota Malang- √ √ Komunikasi, dan
Singosari-Lawang Informatika Kabupaten
Malang
3. Pengembangan Dry Port Perkotaan Lawang Kementerian Pekerjaan
Umum
APBN
Dinas Pekerjaan Umum
APBD
Bina Marga Provinsi
Provinsi
√ Jawa Timur, Dinas
Jawa Timur
Perhubungan Provinsi
Jawa Timur
VI - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten
Malang
c. Transportasi Laut Kementerian Pekerjaan
1. Sarana pendukung Perkotaan Umum
Pangkalan kendaraan Sendangbiru Dinas Pekerjaan Umum
angkutan barang Kecamatan Bina Marga Provinsi
Sumbermanjing Jawa Timur, Dinas
Wetan APBD Perhubungan Provinsi
Kabupaten Jawa Timur
√
Malang Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten
Malang
2. Pengembangan pelabuhan Sendangbiru Dinas Bina Marga
umum Kabupaten Malang,
APBD
Dinas Perhubungan,
Kabupaten
Komunikasi, dan
√ √ Malang
Informatika Kabupaten
Malang
3. Prasarana pendukung Perkotaan Kementerian
Terminal barang dan Sendangbiru Perhubungan
penumpang Kecamatan Dinas Pekerjaan Umum
Sumbermanjing Bina Marga Provinsi
Wetan APBN Jawa Timur, Dinas
APBD Perhubungan Provinsi
Provinsi Jawa Timur
√ √
Jawa Timur Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
VI - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang
4. Pengembangan jalan Perkotaan Kementerian Pekerjaan
internal Sendangbiru Umum
Kecamatan Dinas Pekerjaan Umum
Sumbermanjing Bina Marga Provinsi
Wetan Jawa Timur, Dinas
APBN
Perhubungan Provinsi
APBD
Jawa Timur
√ √ Provinsi
Dinas Bina Marga
Jawa Timur
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
Malang
5. Halte di sepanjang jalur Perkotaan Kementerian Pekerjaan
angkutan umum Sendangbiru Umum
Kecamatan Dinas Pekerjaan Umum
Sumbermanjing Bina Marga Provinsi
Wetan Jawa Timur, Dinas
APBN
Perhubungan Provinsi
APBD
Jawa Timur
Provinsi
√ √ Dinas Bina Marga
Jawa Timur
Kabupaten Malang,
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika Kabupaten
Malang
6. Prasarana penunjang Perkotaan Kementerian Pekerjaan
ekspor-impor Sendangbiru Umum
Kecamatan Dinas Pekerjaan Umum
Sumbermanjing APBN Bina Marga Provinsi
Wetan APBD Jawa Timur, Dinas
Provinsi Perhubungan dan
√ √
Jawa Timur Pariwisata Provinsi
Jawa Timur
Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang,
VI - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Pedagangan,
Perindustrian dan Pasar
Kabupaten Malang
4.2. Transportasi Udara Dinas Bina Marga
a. Peningkatan jalan menuju Kecamatan Jabung Kabupaten Malang,
APBD
bandara √ √ √ √ √ √ Dinas Perhubungan,
Kabupaten
Komunikasi dan
Malang
Informatika Kabupaten
Malang
b. Peningkatan panjang landasan Kecamatan Jabung Dinas Bina Marga
pacu Kabupaten Malang,
APBD
√ √ √ √ √ √ Dinas Perhubungan,
Kabupaten
Komunikasi dan
Malang
Informatika Kabupaten
Malang
4.3. Prasarana Telematika
a. Penyediaan tower BTS (Base √ √ √ √ √ √ √ √
Swasta Swasta
Transceiver Station) secara
bersama
b. Pengadaan sistem internet, 3G √ √ √ √ √ √ √ √
Swasta Swasta
dan GPS
4.4. Prasarana Pengairan a. Waduk Kali
a. Pengembangan waduk, Genteng di
bendung, cek dam kecamatan
Dampit
b. Bendungan
Sengguruh di APBD
Dinas Pekerjaan Umum
Kecamatan Provinsi
Pengairan Provinsi
Kepanjen Jawa Timur
Jawa Timur
c. Bendungan √ √ APBD
Karangkates di Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang
Kecamatan Malang
Sumberpucung
d. Dam Selorejo
di kecamatan
Ngantang;
e. Dam Sutami di
VI - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kecamatan
Sumberpucung
f. Dam Lahor di
Kecamatan
Sumberpucung
g. Dam Trap
Sewu di
Kecamatan
Tirtoyudo
b. Penanaman pohon pencegah APBD
√ √ √ √ √ √ Dinas Pengairan
longsor Kabupaten
Kabupaten Malang
Malang
c. Pembangunan dan perbaikan APBD
Dinas Pengairan
pintu air Kabupaten
Kabupaten Malang
√ √ Malang
4.5. Prasarana Energi/listrik
a. Penambahan dan perbaikan Perusahaan Listrik
BUMN
jaringan Negara
√ √
b. Peningkatan infrastruktur
Perusahaan Listrik
pendukung BUMN
√ √ Negara
c. Pengembangan sumber listrik Perusahaan Listrik
(PLTA baru)
√ √ BUMN
Negara
4.6. Prasarana lingkungan Kecamatan Wagir Kementerian Pekerjaan
Pengadaan Tempat Pemrosesan APBN Umum
Akhir regional APBD Dinas Pekerjaan
Provinsi Umum, Dinas Cipta
Jawa Timur, Karya dan Tata Ruang
√ √ √ √ √ √ APBD Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Dinas Cipta Karya dan
Malang Tata Ruang Kabupaten
APBD Malang
(Kota Dinas Kebersihan dan
Malang) Pertamanan (Kota
Malang)
B. Perwujudan Pola Ruang
VI - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
VI - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
4. Pegunungan Kawi Kecamatan Dinas Kehutanan
Wonosari dan Provinsi Jawa Timur
Kecamatan APBD Badan Perencanaan
Ngajum
Provinsi Pembangunan
√ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Kabupaten Malang,
APBD Dinas Kehutanan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
5. Gunung Kelud Kecamatan Dinas Kehutanan
Ngantang Provinsi Jawa Timur
APBD Badan Perencanaan
Provinsi Pembangunan
√ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Kabupaten Malang,
APBD Dinas Kehutanan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
b. Memelihara habitat dan keaslian Kecamatan Dinas Kehutanan
ekosistem Poncokusumo APBD Provinsi Jawa Timur
1. Taman Nasional Bromo Provinsi Badan Perencanaan
Tengger Semeru (TN-BTS) √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Pembangunan
APBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Dinas Kehutanan
Malang Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
VI - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Hidup Kabupaten
Malang
2. Taman Hutan Raya R. Kecamatan Pujon Dinas Kehutanan
Soeryo Provinsi Jawa Timur
APBD Badan Perencanaan
Provinsi Pembangunan
Jawa Timur Kabupaten Malang,
√ √ √ √ √ √ √
APBD Dinas Kehutanan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
3. Gunung Kawi Kecamatan Dinas Kehutanan
Wonosari dan Provinsi Jawa Timur
Kecamatan APBD Badan Perencanaan
Ngajum Provinsi Pembangunan
√ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Kabupaten Malang,
APBD Dinas Kehutanan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
4. Gunung Kelud Kecamatan Dinas Kehutanan
Ngantang Provinsi Jawa Timur
APBD Badan Perencanaan
Provinsi Pembangunan
Jawa Timur Kabupaten Malang,
√ √ √ APBD Dinas Kehutanan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
1.2. Kawasan Perlindungan Setempat
a. Perlindungan hutan bakau
(mangrove)
VI - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
VI - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
VI - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
2. Pantai Tambakasri Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa
Timur, Dinas
Perikanan dan
Kelautan Provinsi
Jawa Timur, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi
APBD
Jawa Timur
Provinsi
Dinas Kehutanan
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Malang,
APBD
Badan Lingkungan
Kabupaten
Hidup Kabupaten
Malang
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
3. Pantai Wonogoro Dinas Kehutanan
APBD
Provinsi Jawa Timur,
Provinsi
Badan Lingkungan
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ Hidup Provinsi Jawa
APBD
Timur, Dinas
Kabupaten
Perikanan dan
Malang
Kelautan Provinsi
VI - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Jawa Timur, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi
Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
4. Pantai Tamban Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa
Timur, Dinas
Perikanan dan
Kelautan Provinsi
APBD
Jawa Timur, Dinas
Provinsi
Kebudayaan dan
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ Pariwisata Provinsi
APBD Jawa Timur
Kabupaten
Dinas Kehutanan
Malang
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
VI - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
5. Pantai Kondang Iwak Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa
Timur, Dinas
Perikanan dan
Kelautan Provinsi
Jawa Timur, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi
APBD
Jawa Timur
Provinsi
Jawa Timur Dinas Kehutanan
√ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Malang,
APBD
Badan Lingkungan
Kabupaten
Hidup Kabupaten
Malang
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
c. Perlindungan rumput laut atau
padang lamun
1. Pantai Kondangmerak APBD Dinas Kehutanan
√ √ √ √ √ √ √ Provinsi Provinsi Jawa Timur,
Jawa Timur Badan Lingkungan
VI - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
APBD Hidup Provinsi Jawa
Kabupaten Timur, Dinas
Malang Perikanan dan
Kelautan Provinsi
Jawa Timur, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi
Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
d. Perlindungan kawasan estuaria Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa
Timur, Dinas
APBD
Perikanan dan
Provinsi
Kelautan Provinsi
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur, Dinas
APBD Kebudayaan dan
Kabupaten
Pariwisata Provinsi
Malang
Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
VI - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang
e. Perlindungan sungai besar di
luar kawasan permukiman
1. Sungai Brantas Kementerian
Pekerjaan Umum
APBN Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
2. Sungai Lesti Kementerian
Pekerjaan Umum
Dinas Pengairan
APBN
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
3. Sungai Metro Kementerian
Pekerjaan Umum
APBN Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
4. Kali genteng Kementerian
Pekerjaan Umum
Dinas Pengairan
APBN
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
5. Kali Sumber Bulus Kementerian
Pekerjaan Umum
APBN Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
6. Kali rejo √ √ √ √ √ √ √ √ APBN Kementerian
VI - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
APBD Pekerjaan Umum
Provinsi Dinas Pengairan
Jawa Timur Provinsi Jawa Timur,
APBD Badan Perencanaan
Kabupaten Pembangunan Daerah
Malang Provinsi Jawa Timur
Dinas Pengairan
Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
7. Kali Manjing Kementerian
Pekerjaan Umum
APBN Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
f. Perlindungan anak-anak sungai Kementerian
di luar permukiman Pekerjaan Umum
Dinas Pengairan
APBN
Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
g. Perlindungan sekitar waduk
VI - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
VI - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
APBD Pembangunan Daerah
Kabupaten Provinsi Jawa Timur,
Malang Perum Jasa Tirta
Dinas Pengairan
Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
5. Waduk Trap Sewu Kecamatan Dinas Pengairan
Tirtoyudo Provinsi Jawa Timur,
APBD Badan Perencanaan
Provinsi Pembangunan Daerah
Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √
APBD Dinas Pengairan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
6. Waduk Kali Genteng Kecamatan Dampit Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
APBD Badan Perencanaan
Provinsi Pembangunan Daerah
Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √
APBD Dinas Pengairan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 41
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perhutani, PDAM
Kabupaten Malang
2. Mata Air Maguan Kecamatan Dinas Pengairan
Ngajum Provinsi Jawa Timur,
Badan Perencanaan
APBD
Pembangunan Daerah
Provinsi
Provinsi Jawa Timur
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Dinas Pengairan
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perhutani
3. Mata Air Jenon Kecamatan Tajinan Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Perencanaan
APBD
Pembangunan Daerah
Provinsi
Provinsi Jawa Timur
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Dinas Pengairan
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perhutani
4. Mata Air Wringinsongo Kecamatan Dinas Pengairan
Tumpang Provinsi Jawa Timur,
APBD
Badan Perencanaan
Provinsi
Pembangunan Daerah
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Pengairan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Perencanaan
Pembangunan
VI - 42
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang,
Perhutani, PDAM
Kabupaten Malang
5. Mata Air Ubalan Kecamatan Turen Dinas Pengairan
Provinsi Jawa Timur,
Badan Perencanaan
APBD Pembangunan Daerah
Provinsi Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √
Jawa Timur Dinas Pengairan
APBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Badan Perencanaan
Malang Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perhutani, PDAM
Kabupaten Malang
i. Perlindungan sekitar saluran APBD
irigasi atau sempadan saluran Provinsi Dinas Pengairan
irigasi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √
APBD Dinas Pengairan
Kabupaten Kabupaten Malang
Malang
VI - 43
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
2. Wanawisata Coban Rondo Kecamatan Pujon Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Kabupaten Malang,
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
APBD
Hidup Kabupaten
√ √ √ √ Kabupaten
√ √ Malang, Dinas
√ Malang
Kebudayaan dan
Perhutani
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
3. Coban Pelangi Kecamatan Dinas Peternakan dan
Poncokusumo Kesehatan Hewan
Kabupaten Malang,
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
APBD
Hidup Kabupaten
√ √ √ √ Kabupaten
√ √ √ Malang, Dinas
Malang
Kebudayaan dan
Perhutani Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
4. Coban Glotak Kecamatan Wagir Dinas Peternakan dan
APBD
Kesehatan Hewan
√ √ √ √ √ Kabupaten
√ √ Kabupaten Malang,
Malang
Dinas Kehutanan
Perhutani
Kabupaten Malang,
VI - 44
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
VI - 45
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
c. Perlindungan objek wisata alam Kementerian
1. Coban Rondo Kecamatan Pujon Lingkungan Hidup
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
APBN Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
APBD
√ √ √ √ √ Malang, Dinas
Kabupaten
√ √ Kebudayaan dan
Malang
Pariwisata Kabupaten
Perhutani Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
2. Coban Glotak Kecamatan Wagir Kementerian
Lingkungan Hidup
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
APBN Badan Lingkungan
APBD Hidup Kabupaten
√ √ √ √
Kabupaten Malang, Dinas
√ √ √
Malang Kebudayaan dan
Perhutani Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 46
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Perum Perhutani
3. Coban Jahe Kecamatan Jabung Kementerian
Lingkungan Hidup
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
APBN Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
APBD
√ √ √ √ Malang, Dinas
Kabupaten
√ √ √ Kebudayaan dan
Malang
Pariwisata Kabupaten
Perhutani Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
Perum Perhutani
d. Perlindungan Cagar budaya Dinas Kebudayaan
1. Candi Kidal , Candi Badut Kecamatan dan Pariwisata
di Kecamatan Dau dan Tumpang Kabupaten Malang,
APBD
Pesarean Gunung Kawi, √ √ √ √ Badan Perencanaan
Kabupaten
Petilasan Gunung Kawi di √ √ √ Pembangunan
Malang
Kecamatan Wonosari, serta Kabupaten Malang
pelestarian bangunan pabrik
gula
2. Candi Jago Kecamatan Dinas Kebudayaan
Tumpang dan Pariwisata
APBD
√ √ √ √ Kabupaten Malang,
√ Kabupaten
√ √ Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang
3. Candi Singosari dan Stupa Kecamatan Dinas Kebudayaan
Sumberawan Singosari dan Pariwisata
APBD
√ √ √ √ Kabupaten Malang,
√ Kabupaten
√ √ Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang
1.5. Kawasan Rawan Bencana Alam √ √ √ √ √ APBD Satuan Koordinasi
a. Perlindungan kawasan rawan Kecamatan Kabupaten Lapangan Tanggap
VI - 47
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
longsor dengan melakukan Ampelgading, √ √ Malang Darurat Bencana
reboisasi Kecamatan Daerah Kabupaten
Poncokusumo, Malang, Badan
Kecamatan Perencanaan
Donomulyo, Pembangunan
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,
Kecamatan Pujon, Badan Lingkungan
Kecamatan Hidup Kabupaten
Ngantang, Malang, Dinas Cipta
Kecamatan Karya dan Tata
Kasembon, Ruang Kabupaten
Kecamatan Malang, Dinas
Kalipare, Kehutanan Kabupaten
Kecamatan Pagak, Malang
Kecamatan Bantur,
Kecamatan
Gedangan,
Kecamatan
Sumbermanjing
Wetan, Kecamatan
Singosari,
Kecamatan Jabung,
Kecamatan
Tirtoyudo,
Kecamatan
Kromengan, dan
Kecamatan
Pakisaji
b. Perlindungan pengelolaan APBD Satuan Koordinasi
kawasan konservasi Kabupaten Lapangan Tanggap
1. DAS Brantas (Kota Batu), Malang Darurat Bencana
Kecamatan Dau, Daerah Kabupaten
√ √ √ √ √ √ √
(Kota Malang), Malang, Badan
Kecamatan Perencanaan
Pakisaji, Pembangunan
Kecamatan Kabupaten Malang,
Kepanjen, Dinas Pengairan
VI - 48
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kecamatan Kabupaten Malang,
Kromengan, Badan Lingkungan
Kecamatan Hidup Kabupaten
Kalipare, Malang
(Kabupaten Blitar)
2. DAS Metro Kecamatan APBD Satuan Koordinasi
Kepanjen Kabupaten Lapangan Tanggap
Malang Darurat Bencana
Daerah Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
√ √ √ √ √ √ √ Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Pengairan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
3. DAS Lesti APBD Satuan Koordinasi
Kabupaten Lapangan Tanggap
Malang Darurat Bencana
Daerah Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
√ √ √ √ √ √ √ Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Pengairan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
1.6. Kawasan Lindung Geologi APBD Satuan Koordinasi
a. Konservasi kawasan rawan Kecamatan Kabupaten Lapangan Tanggap
letusan gunung berapi Ngantang, √ √ √ √ √ √ √ Malang Darurat Bencana
√
Kecamatan Daerah Kabupaten
Poncokusumo, Malang, Badan
Kecamatan Wagir, Perencanaan
VI - 49
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
dan Kecamatan Pembangunan
Dau Kabupaten Malang,
Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
Kabupaten Malang
b. Konservasi kawasan rawan Kecamatan APBD Satuan Koordinasi
gempa bumi Gedangan, Kabupaten Lapangan Tanggap
Kecamatan Malang Darurat Bencana
Sumbermanjing Daerah Kabupaten
Wetan, Kecamatan Malang, Badan
√ √ √ √ √ √ √
Dampit, √ Perencanaan
Kecamatan Pembangunan
Tirtoyudo, dan Kabupaten Malang,
Kecamatan Dinas Energi dan
Ampelgading Sumber Daya Mineral
Kabupaten Malang
c. Konservasi kawasan rawan Kecamatan APBD Satuan Koordinasi
gerakan tanah Ampelgading, Kabupaten Lapangan Tanggap
Kecamatan Malang Darurat Bencana
Tirtoyudo, dan Daerah Kabupaten
Kecamatan Malang, Badan
√ √ √ √ √ √ √
Sumbermanjing √ Perencanaan
Wetan Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
Kabupaten Malang
d. Konservasi kawasan zona Kecamatan APBD Satuan Koordinasi
patahan aktif Gedangan, Kabupaten Lapangan Tanggap
Kecamatan Malang Darurat Bencana
Sumbermanjing Daerah Kabupaten
Wetan, Kecamatan √ √ √ √ Malang, Badan
√
Dampit, √ √ √ Perencanaan
Kecamatan Pembangunan
Tirtoyudo, dan Kabupaten Malang,
Kecamatan Dinas Energi dan
Ampelgading Sumber Daya Mineral
VI - 50
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang
e. Konservasi kawasan rawan Seluruh pantai APBD Satuan Koordinasi
tsunami selatan Kabupaten Kabupaten Lapangan Tanggap
Malang Malang Darurat Bencana
Daerah Kabupaten
Malang, Badan
√ √ √ √ √ √ √
√ Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
Kabupaten Malang
f. Perlatihan/simulasi peringatan APBD Satuan Koordinasi
dini terhadap kawasan rawan Kabupaten Lapangan Tanggap
bencana alam geologi Malang Darurat Bencana
Daerah Kabupaten
Malang, Badan
√ √ √ √ √ √ √
√ Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral
Kabupaten Malang
g. Perlindungan kawasan imbuhan Kementerian
air tanah Kehutanan
1. Taman Nasional Bromo Kecamatan Dinas Kehutanan
Tengger Semeru (TN-BTS) Poncokusumo Provinsi Jawa Timur,
APBN
Balai Konservasi
APBD
Sumber Daya Air
Provinsi
Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur
Dinas Kehutanan
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
VI - 51
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang
2. Taman Hutan Raya R. Kecamatan Pujon Kementerian
Soeryo Kehutanan
Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
APBN Balai Konservasi
APBD Sumber Daya Air
Provinsi Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Dinas Kehutanan
APBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Badan Perencanaan
Malang Pembangunan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
3. Gunung Kawi Kecamatan Kementerian
Wonosari dan Kehutanan
Kecamatan Dinas Kehutanan
Ngajum APBN
Provinsi Jawa Timur
APBD
Dinas Kehutanan
Provinsi
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
APBD
Pembangunan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
4. Gunung Kelud Kecamatan Kementerian
Ngantang APBN Kehutanan
APBD Dinas Kehutanan
Provinsi Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Dinas Kehutanan
APBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Badan Perencanaan
Malang Pembangunan
Kabupaten Malang,
VI - 52
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
VI - 53
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Hidup Kabupaten
Malang
4. Mata Air Wringinsongo Kecamatan Dinas Pekerjaan
Tumpang Umum Pengairan
Provinsi Jawa Timur
APBD
Provinsi Dinas Pengairan
Kabupaten Malang,
Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Badan Perencanaan
APBD
Pembangunan
Kabupaten
Kabupaten Malang,
Malang
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
5. Mata Air Ubalan Kecamatan Turen Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan
Provinsi Jawa Timur
APBD Dinas Pengairan
Provinsi Kabupaten Malang,
Jawa Timur Badan Perencanaan
√ √ √ √ √ √ √ √
APBD Pembangunan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang
VI - 54
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
b. Perlindungan kawasan pantai Kecamatan Dinas Kelautan dan
berhutan bakau Donomulyo, APBD Perikanan Kabupaten
Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Dinas
Kecamatan Malang Kehutanan Kabupaten
Gedangan, Malang, Badan
√ √ √ √
Kecamatan Perencanaan
√ √ √
Sumbermanjing Pembangunan
Wetan, Kecamatan Kabupaten Malang,
Tirtoyudo dan Dinas Kebudayaan
Kecamatan dan Pariwisata
Ampelgading Kabupaten Malang
c. Penyediaan hutan kota Dinas Kehutanan
APBD Kabupaten Malang,
Kabupaten Dinas Kelautan dan
√ √ √ √ Malang Perikanan Kabupaten
√ √ √ √
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 55
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Gedangan,
Kecamatan Jabung,
Kecamatan
Kalipare,
Kecamatan
Karangploso,
Kecamatan
Kasembon,
Kecamatan
Lawang,
Kecamatan
Ngajum,
Kecamatan
Ngantang,
Kecamatan Pagak,
Kecamatan
Pakisaji,
Kecamatan
Poncokusumo,
Kecamatan Pujon,
Kecamatan
Singosari,
Kecamatan
Sumbermanjing
Wetan, Kecamatan
Tirtoyudo,
Kecamatan
Tumpang,
Kecamatan Wagir,
Kecamatan Wajak
dan Kecamatan
Wonosari
b. Pengembangan aneka produk Tanaman coklat, Dinas Kehutanan
APBD
olahan akasia, mahoni, Kabupaten Malang,
√ √ √ √ √ √ √ √ Kabupaten
dan mlinjo di Dinas Pertanian dan
Malang
Kecamatan Perkebunan
Donomulyo, Perhutani
Kabupaten Malang,
VI - 56
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
tanaman cengkeh Badan Perencanaan
dan kopi di Pembangunan
Kecamatan Kabupaten Malang,
Ampelgading, Perum Perhutani
tanaman coklat di
Kecamatan
Dampit, tanaman
jati dan sengon di
Kecamatan
Kalipare, tanaman
coklat di
Kecamatan
Kasembon,
tanaman nangka
dan alpukat di
Kecamatan Pujon,
tanaman-tanaman
kuat, pohon dan
kayu di Kecamatan
Sumberpucung,
tanaman coklat di
Kecamatan
Tirtoyudo, serta
tanaman alpukat
dan durian di
Kecamatan
Wonosari
c. Mengembangkan hutan rakyat Tersebar hampir di Dinas Kehutanan
seluruh kecamatan APBD Kabupaten Malang,
di Kabupaten √ √ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Badan Perencanaan
Malang Malang Pembangunan
Perhutani Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
2.2. Pengembangan kawasan hutan APBD Dinas Kehutanan
rakyat √ √ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Kabupaten Malang,
a. Rehabilitasi dan konservasi Tersebar hampir di Malang Badan Perencanaan
kawasan hutan rakyat seluruh kecamatan Perhutani Pembangunan
VI - 57
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
di Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Perum Perhutani
2.3. Pengembangan kawasan pertanian Tanaman Sawi di Dinas Pertanian dan
dan pengolahan hasil produksi Kecamatan Turen, Perkebunan Provinsi
berorientasi peningkatan nilai Kol di Kecamatan Jawa Timur
ekonomi dan ekspor Poncokusumo, APBD Dinas Pertanian dan
a. Pengembangan hortikultura duku di Kecamatan Provinsi Perkebunan
untuk ekspor Singosari, Jawa Timur Kabupaten Malang,
√ √ √ √ √ √ √ √
klengkeng di APBD Dinas Perdagangan,
Kecamatan Kabupaten Perindustrian, dan
Tumpang, Apel di Malang Pasar Kabupaten
Kecamatan Swasta Malang, Badan
Poncokusumo Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
b. Pengembangan breeding centre Kecamatan Dinas Pertanian dan
Singosari dan Perkebunan Provinsi
Kecamatan Jawa Timur
Ngajum APBD Dinas Pertanian dan
Provinsi Perkebunan
Jawa Timur Kabupaten Malang,
√ √ √ √ √ √ √ √
APBD Dinas Perdagangan,
Kabupaten Perindustrian, dan
Malang Pasar Kabupaten
Swasta Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
c. Pengembangan Industri Kecamatan Wajak Dinas Pertanian dan
Perikanan APBD Perkebunan Provinsi
Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √
Jawa Timur Dinas Pertanian dan
√ √ √ √ APBD Perkebunan
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Dinas Perdagangan,
Swasta Perindustrian, dan
Pasar Kabupaten
VI - 58
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
2.4. Pengembangan kawasan Kecamatan
pertambangan berwawasan Donomulyo,
lingkungan Kecamatan Pagak,
a. Pengembangan Pertambangan Kecamatan
Unggulan Gedangan,
Kecamatan
Dampit, Dinas Energi dan
Kecamatan Sumber Daya Mineral
Ampelgading, √ √ √ √ Kabupaten Malang,
√ √ Swasta
Kecamatan Badan Lingkungan
Kalipare, Hidup Kabupaten
Kecamatan Bantur, Malang
Kecamatan
Sumbermanjing
Wetan dan
Kecamatan
Tirtoyudo
VI - 59
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Ngliyep di Malang
Selatan
b. Mengkaitkan kalender wisata Wisata Wendit di
nasional Malang Timur,
APBD Dinas Kebudayaan
Pantai √ √ √ √
√ √ √ √ Kabupaten dan Pariwisata
Balekambang dan
Malang Kabupaten Malang
Ngliyep di Malang
Selatan
c. Pengadaan kegiatan festival Wisata Wendit di
wisata atau gelar seni budaya Malang Timur,
APBD Dinas Kebudayaan
Pantai √ √ √ √
√ √ √ √ Kabupaten dan Pariwisata
Balekambang dan
Malang Kabupaten Malang
Ngliyep di Malang
Selatan
2.7. Pengembangan kawasan Badan Perencanaan
permukiman Pembangunan
a. Pengembangan kawasan Kabupaten Malang,
permukiman perdesaan Dinas Cipta Karya
APBD dan Tata Ruang
√ √ √ √ √ √ √ √ Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten
Malang, Kantor
Perumahan
Kabupaten Malang
b. Pengembangan kawasan Badan Perencanaan
permukiman perkotaan Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
APBD dan Tata Ruang
√ √ √ √
√ √ √ √ Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten
Malang, Kantor
Perumahan
Kabupaten Malang
c. Pengembangan permukiman √ √ √ √ √ √ √ √ APBD Badan Perencanaan
VI - 60
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
kawasan khusus Kabupaten Pembangunan
Malang Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang,
Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten
Malang, Kantor
Perumahan
Kabupaten Malang
2.8. Pengembangan kawasan pendidikan Badan Perencanaan
APBD Pembangunan
√ √ √ Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Dinas Pendidikan
Kabupaten Malang
2.9. Pengembangan ruang terbuka hijau Badan Perencanaan
a. Penyediaan ruang terbuka hijau Pembangunan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
APBD Hidup Kabupaten
√ √ √ √
√ √ √ √ Kabupaten Malang, Dinas
Malang Kehutanan Kabupaten
Malang, Dinas Cipta
Karya dan Tata
Ruang Kabupaten
Malang
2.10. Pengembangan kawasan sektor Badan Perencanaan
informal Pembangunan
a. Penyediaan kawasan sektor APBD Kabupaten Malang,
informal √ √ √ Kabupaten Dinas Perindustrian,
Malang Perdagangan dan
Pasar Kabupaten
Malang
2.11. Pengembangan kawasan andalan APBD Badan Perencanaan
a. Pengembangan Kawasan Provinsi Pembangunan Daerah
√ √ √
Andalan Malang Utara Wilayah Jawa Timur Provinsi Jawa Timur
Pengembangan APBD Badan Perencanaan
VI - 61
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Ngantang Kabupaten Pembangunan
Malang Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang,
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Dinas Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang
b. Pengembangan Kawasan Andalan Wilayah Badan Perencanaan
Malang Tengah Pengembangan Pembangunan Daerah
Kepanjen Provinsi Jawa Timur
Badan Perencanaan
Pembangunan
APBD
Kabupaten Malang,
Provinsi
Jawa Timur Dinas Cipta Karya
√ √ √ dan Tata Ruang
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Dinas Kebudayaan
Malang
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Dinas Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang
c. Pengembangan Kawasan Wilayah Badan Perencanaan
Andalan Malang Timur Pengembangan Pembangunan Daerah
Tumpang Provinsi Jawa Timur
APBD
Provinsi Badan Perencanaan
Pembangunan
Jawa Timur
√ √ √ Kabupaten Malang,
APBD
Dinas Cipta Karya
Kabupaten
dan Tata Ruang
Malang
Kabupaten Malang,
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
VI - 62
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang,
Dinas Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang
d. Pengembangan Kawasan Wilayah Badan Perencanaan
Andalan Malang Timur Selatan Pengembangan Pembangunan Daerah
Turen dan Dampit Provinsi Jawa Timur
Badan Perencanaan
Pembangunan
APBD
Kabupaten Malang,
Provinsi
Dinas Cipta Karya
Jawa Timur
√ √ √ dan Tata Ruang
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Dinas Kebudayaan
Malang
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Dinas Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang
e. Pengembangan Kawasan Wilayah Badan Perencanaan
Andalan Malang Selatan Pengembangan Pembangunan Daerah
Sumbermanjing Provinsi Jawa Timur
Wetan Badan Perencanaan
Pembangunan
APBD
Kabupaten Malang,
Provinsi
Jawa Timur Dinas Cipta Karya
√ √ √ dan Tata Ruang
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Dinas Kebudayaan
Malang
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Dinas Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang
2.12. Pengembangan kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil
a. Pengelolaan zona konservasi atau
VI - 63
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
lindung
1. Pulau Sempu Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
Dinas Perikanan dan
Kelautan Provinsi
APBN Jawa Timur
APBD Dinas Kelautan dan
Provinsi Perikanan Kabupaten
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Malang, Badan
APBD Lingkungan Hidup
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
Kabupaten Malang
2. Kawasan terumbu karang Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
Dinas Perikanan dan
APBN
Kelautan Provinsi
APBD
Jawa Timur
Provinsi
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
APBD
Malang, Badan
Kabupaten
Lingkungan Hidup
Malang
Kabupaten Malang,
Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 64
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Provinsi Perikanan
Jawa Timur Dinas Perikanan dan
APBD Kelautan Provinsi
Kabupaten Jawa Timur
Malang Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 65
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
4. Perhubungan dan Kementerian
komunikasi Perhubungan
APBN Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Timur
APBD
Provinsi Dinas Perhubungan,
√ √ √ √ √ √ √ √ Komunikasi dan
Jawa Timur
Informatika
APBD
Kabupaten Malang,
Kabupaten
Badan Perencanaan
Malang
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 66
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang,
Kantor Pertanahan
Kabupaten Malang
2. Pariwisata Kementerian
Kebudayaan dan
Pariwisata
APBN, Dinas Kebudayaan
APBD dan Pariwisata
Provinsi Provinsi Jawa Timur
√ √ √ √ √ √ √ √ Jawa Timur Dinas Kebudayaan
APBD dan Pariwisata
Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Badan Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 67
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kabupaten Malang
VI - 68
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
2. Pengadaan RTH Kecamatan Bantur, Dinas Perhubungan,
Kecamatan Pagak Komunikasi dan
dan Kecamatan APBD Informatika
√ √ √ √
Lawang √ Kabupaten Kabupaten Malang,
Malang Dinas Bina Marga
Kabupaten Malang
VI - 69
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang, Dinas
Pertanian dan
Perkebunan
Kabupaten Malang,
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang
VI - 70
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan
Informatika
Kabupaten Malang,
Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang
Kabupaten Malang
VI - 71
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
VI - 72
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Provinsi Jawa Timur,
Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
VI - 73
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Perum Perhutani
VI - 74
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Timur, Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur,
Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Timur,
Balai Konservasi
Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
VI - 75
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Provinsi Jawa Timur,
Balai Konservasi
Sumber Daya Air
Provinsi Jawa Timur
Dinas Kehutanan
Kabupaten Malang,
Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten
Malang, Dinas
Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
VI - 76
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Malang, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Kabupaten Malang,
Perum Perhutani
VI - 77
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
Kromengan, Hidup Kabupaten
Kecamatan Malang, Badan
Kalipare, Perencanaan
(Kabupaten Blitar) Pembangunan
Kabupaten Malang
VI - 78
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAP I (2010-2014) Tahap Tahap Tahap
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI II III IV
DANA PELAKSANA
2010 2011 2012 2013 2014 (2015- (2020- (2025-
2019) 2024) 2029)
VI - 79
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 80
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 81
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Peta 6. 3 Peta Indikasi Program Tahap III (5 Tahun Ketiga) Kabupaten Malang
VI - 82
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 83
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VI - 84
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
6.1 Perumusan Kebijakan Strategis Operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis ..........................................................................1
6.1.1 Kelembagaan Penataan Ruang Daerah (BKPRD) .....................................................1
6.1.2 Penataan Ruang .............................................................................................................4
6.2 Prioritas dan Tahapan Pembangunan ........................................................................6
6.3 Optimalisasi Aset Pemerintah Kabupaten Malang ..................................................9
VI - 85
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Setiap rencana detail dan strategis tersebut dijelaskan kegiatan yang harus
ada, boleh dan tidak boleh ada pada setiap zona. Adapun indikasi arahan terkait
peraturan zonasi adalah sebagai berikut:
1. Indikasi Arahan Peraturan zonasi sebagai kelengkapan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perkotaan
Peraturan ini pada dasarnya disusun untuk setiap zona seperti tertuang
dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan di Kabupaten
Malang. Dengan demikian peraturan zonasi ini hanya akan berlaku pada
setiap zona peruntukan sesuai RDTR Kawasan Perkotaan masing-masing
ibu kota kecamatan, dengan arahan sebagai berikut:
Pada setiap rencana kawasan terbangun dengan fungsi: perumahan,
perdagangan-jasa, industri, dan berbagai peruntukan lainnya, maka
harus ditetapkan besaran dan/atau luasan ruang setiap zona dan fungsi
utama zona tersebut;
Pada setiap kawasan perkotaan harus mengupayakan untuk
mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun
melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi masing-masing ibukota
kecamatan dengan tetap menjaga harmonisasi intensitas ruang yang ada;
Pada setiap lingkungan permukiman yang dikembangkan harus
disediakan sarana dan prasarana lingkungan yang memadai sesuai
kebutuhan masing-masing;
Pada setiap pusat-pusat kegiatan masyarakat harus dialokasikan
kawasan khusus pengembangan sektor informal;
VII - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
zona harus tetap, dalam arti perubahan hanya boleh dilakukan sebagian saja,
yakni maksimum 25% dari luasan zona yang ditetapkan;
Dalam pengaturan zona tidak boleh dilakukan perubahan secara keseluruhan
fungsi dasarnya;
Penambahan fungsi tertentu pada suatu zona tidak boleh dilakukan untuk
fungsi yang bertentangan, misalnya permukiman digabung dengan industri
polutan;
Khusus pada kawasan terbangun tidak boleh melakukan kegiatan
pembangunan di luar area yang telah ditetapkan sebagai bagian dari rumija
atau ruwasja, termasuk melebihi ketinggian bangunan seperti yang telah
ditetapkan, kecuali diikuti ketentuan khusus sesuai dengan kaidah desain
kawasan, seperti diikuti pemunduran bangunan, atau melakukan kompensasi
tertentu yang disepakati oleh stakeholder terkait;
Pada lahan yang telah ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau perkotaan
terutama bagian dari RTH kawasan Perkotaan tidak boleh dilakukan alih
fungsi lahan;
Pada lahan yang telah ditetapkan sebagai bagian dari lahan pangan
berkelanjutan di kawasan Perkotaan tidak boleh dilakukan alih fungsi lahan;
Pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan untuk keselamatan
penerbangan baik terkait fungsi ruang, intensitas ruang maupun ketinggian
bangunan yang telah dietapkan tidak boleh melakukan pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan zona masing-masing; serta
Pada kawasan yang telah ditetapkan batas ketinggian untuk alat komunikasi
dan jaringan pengaman SUTT tidak boleh melakukan kegiatan pembangunan
dalam radius keamanan dimaksud.
VII - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
sempadan sungai dan waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan sempadan
irigasi, cagar alam, taman nasional, taman hutan raya, objek wisata alam, cagar
budaya, kawasan rawan longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan letusan
gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah,
kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami, kawasan
imbuhan air tanah, kawasan sempadan mata air, kawasan pengungsian satwa,
memperhatikan :
VII - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
abrasi;
air;
rekreasi; dan
perundang-undangan.
memperhatikan:
VII - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
mata air.
memperhatikan:
atas;
perundang-undangan;
ekosistem
pengawasan ketat;
VII - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
penyangga.
dan
10. Peraturan zonasi untuk daya tarik wisata alam disusun dengan
memperhatikan :
alam; dan
atas.
memperhatikan :
dan
memperhatikan :
VII - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
14. Peraturan zonasi untuk kawasan rawan letusan gunung berapi disusun
dengan memperhatikan :
15. Peraturan zonasi untuk kawasan rawan gempa bumi disusun dengan
memperhatikan :
VII - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
16. Peraturan zonasi untuk kawasan rawan gerakan tanah disusun dengan
memperhatikan :
dan
pengetahuan.
17. Peraturan zonasi untuk kawasan yang terletak di zona patahan aktif disusun
dengan memperhatikan :
memperhatikan :
VII - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
19. Peraturan zonasi untuk kawasan imbuhan air tanah disusun dengan
memperhatikan :
20. Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan
memperhatikan :
mata air.
memperhatikan :
22. Peraturan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau disusun dengan
memperhatikan:
VII - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
memperhatikan:
rekreasi;
peruntukan sektor informal, kawasan andalan, dan kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil.
dengan memperhatikan :
memperhatikan :
VII - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
memperhatikan :
rendah; dan
utama.
mempertimbangkan :
manfaat; dan
mempertimbangkan :
peruntukan industri.
mempertimbangkan :
dan
VII - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
pariwisata.
mempertimbangkan :
memperhatikan :
pendidikan.
memperhatikan :
atas; dan
dengan memperhatikan :
VII - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
perkotaan;
kawasan andalan;
andalan;
kawasan;
rawan bencana
12. Peraturan zonasi untuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil disusun
dengan memperhatikan :
VII - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
perundang-undangan;
laut; dan
berlaku;
tinggi;
ruangnya dibatasi;
memperhatikan :
VII - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
transportasi perkeretaapian;
kawasan pelabuhan;
berlaku.
VII - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
undangan;
6. Peraturan zonasi untuk instalasi jaringan pada jalan nasional adalah sebagai
berikut:
a. Peraturan zonasi untuk jaringan pipa minyak dan gas bumi disusun
undangan.
memperhatikan:
VII - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
nasional.
memperhatikan :
VII - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Menurut Surat Keputusan Bupati Malang No. 12 Tahun 2004 tentang Izin
Lokasi berisikan tentang Tugas Tim Koordinasi Penetapan Izin Lokasi. Tim
Koordinasi bertugas melakukan penilaian terhadap lokasi yang dimohon sesuai
tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja dengan uraian sebagai
berikut :
A. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
1. Memberikan pertimbangan teknis dan pengawasan dalam hal
pemanfaatan lokasi yang dimohon menurut Rencana Detail Tata Ruang
Kota dan/atau Rencana Tata Ruang Perkotaan dan Perdesaan serta
pengembangannya sesuai peruntukkan kawasan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah; serta
2. Hal-hal lain terkait dengan RDTRK dan/atau RTR Perkotaan dan
Perdesaan serta pengembangannya sesuai peruntukkan kawasan dalam
RTRK dan Site Plan.
B. Kantor Pertanahan
1. Memberikan pertimbangan teknis dan pengawasan penatagunaan tanah
dalam rangka pemberian Izin Lokasi mengenai aspek penguasaan hak
atas tanah dan teknis penatagunaan tanah yang meliputi keadaan tanah
yang meliputi keadaan tanah serta penguasaan tanah bersangkutan,
penilaian fisik wilayah, penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah serta
kemampuan tanah; serta
2. Hal-hal lain terkait dengan penatagunaan tanah.
C. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Memberikan pertimbangan sesuai dengan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Rencana Strategis (Renstra) dan Tata Ruang secara komprehensif
dan terintegrasi; serta
2. Hal-hal lain terkait dengan Perencanaan dan pengendalian tata ruang
wilayah secara makro.
D. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
1. Memberikan pertimbangan teknis terhadap keselamatan dan keamanan
pemakai jalan akibat perubahan peruntukkan tata guna lahan jalur lalu
lintas utama; serta
VII - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Menurut Surat Keputusan Bupati Malang No. 12 Tahun 2004 tentang Izin
Lokasi berisikan tentang Tata Cara Pemberian Izin Lokasi, dengan uraian sebagai
berikut :
A. Pengajuan Permohonan Izin Lokasi
1. Untuk mendapatkan Izin Lokasi, permohonan kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
VII - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
2001 tentang Pajak dan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang
Retribusi.
10. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah diperlukan adanya pelaksanaan
pembangunan dengan pengaturan keserasian penataan lokasi bagi
pentingnya pembangunan yang disesuaikan dengan RTRK.
11. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 7 Tahun 1998
tentang Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) yang dikelola
oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang pada Bidang
Tata Ruang. Diharapkan mampu meningkatkan PAD (Pendapatan Asli
Daerah) Kabupaten Malang untuk perlu adanya Sosialisasi Perizinan
terhadap semua instansi.
VII - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Selain ketentuan menurut undang – undang penataan tata ruang seperti yang
dijelaskan di atas, terdapat juga ketentuan insentif disinsentif menurut pedoman
penyusunan RTRW Kabupaten oleh Permen PU No. 16/PRT/M/2009, yang
menyebutkan bahwa:
A Ketentuan Pemberian Insentif
1. Ketentuan pemberian insentif adalah ketentuan yang mengatur tentang
pemberian imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan
kegiatan yang didorong perwujudannya dalam rencana tata ruang;
2. Ketentuan pemberian insentif berfungsi sebagai:
a) Perangkat untuk mendorong kegiatan dalam pemanfaatan ruang
pada promoted area yang sejalan dengan rencana tata ruang; dan
b) Katalisator perwujudan pemanfaatan ruang
3. Ketentuan pemberian insentif disusun berdasarkan:
a) Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah kota
dan/atau rencana detail tata ruang wilayah kabupaten;
b) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten; dan
c) Peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.
4. Ketentuan insentif dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa
dalam wilayah kabupaten dan kepada pemerintah daerah lainnya, dapat
diberikan dalam bentuk:
a) Pemberian kompensasi;
b) Subsidi silang;
c) Penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau
d) Publisitas atau promosi daerah.
5. Ketentuan insentif dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat umum
(investor, lembaga komersial, perorangan, dan lain sebagainya), dapat
diberikan dalam bentuk:
a) Pemberian kompensasi;
b) Pengurangan retribusi;
c) Imbalan;
d) Sewa ruang dan urun saham;
e) Penyediaan prasarana dan sarana;
f) Penghargaan; dan/atau
VII - 41
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
g) Kemudahan perizinan.
6. Ketentuan insentif dimaksud harus dilengkapi dengan besaran dan jenis
kompensasi yang dapat diberikan.
B Ketentuan Pemberian Disinsentif
1. Ketentuan pemberian disinsentif adalah ketentuan yang mengatur
tentang pengenaan bentuk-bentuk kompensasi dalam pemanfaatan
ruang;
2. Ketentuan pemberian disinsentif berfungsi sebagai perangkat untuk
mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang
tidak sejalan dengan rencana tata ruang (atau pada non-promoted area);
3. Ketentuan pemberian disinsentif disusun berdasarkan:
a) Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah kabupaten;
b) Ketentuan umum peraturan zonasi kabupaten; dan
c) Peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.
4. Ketentuan disinsentif dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah
desa dalam wilayah kabupaten dan kepada pemerintah daerah lainnya,
dapat diberikan dalam bentuk:
a) Pengenaan retribusi yang tinggi; dan/atau
b) Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.
5. Ketentuan disinsentif dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat
umum (investor, lembaga komersial, perorangan, dan lain sebagainya),
dapat diberikan dalam bentuk:
a) Pengenaan pajak/retribusi yang tinggi;
b) Pemberian persyaratan khusus dalam proses perizinan; dan/atau
c) Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur.
6. Ketentuan disinsentif dimaksud harus dilengkapi dengan besaran dan
jenis kompensasi yang dapat diberikan.
VII - 42
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Tahun 2007 Bab XI Pasal 69 - 75, diuraikan secara jelas tentang ketentuan pidana
atau sanksi bagi pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang. Bentuk-bentuk
ketentuan pidana tersebut antara lain mengatur bahwa :
A. Pasal 69
Pasal 69, berisikan ketentuan bahwa :
1. Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a yang mengakibatkan
perubahan fungsi ruang, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
B. Pasal 70
Pasal 70, berisikan ketentuan bahwa :
1. Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
perubahan fungsi ruang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
VII - 43
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 44
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 45
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
a) Peringatan tertulis;
Peringatan tertulis diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam
penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang melalui penerbitan surat
peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.
b) Penghentian sementara kegiatan;
Penghentian kegiatan sementara dilakukan melalui langkahlangkah
sebagai berikut:
1. Penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementara dari
pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran
pemanfaatan ruang;
2. Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan
sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban dengan
menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi penghentian
sementara secara paksa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang;
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban dengan
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi
penghentian kegiatan pemanfaatan ruang dan akan segera dilakukan
tindakan penertiban oleh aparat penertiban;
4. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang
berwenang melakukan penertiban dengan bantuan aparat penertiban
melakukan penghentian kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa;
dan
5. Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang
berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan
ruang yang dihentikan tidak beroperasi kembali sampai dengan
terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk menyesuaikan
pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata ruang dan/atau
ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.
c) Penghentian sementara pelayanan umum;
Penghentian sementara pelayanan umum dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementara pelayanan
umum dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban
VII - 46
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 47
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 48
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
f) Pembatalan izin;
Pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara
pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan
pola pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang berlaku;
2. Memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal
rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal
akibat pembatalan izin;
3. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
4. Memberitahukan kepada pemegang izin tentang keputusan
pembatalan izin;
5. Menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang
memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan
6. Memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin
yang telah dibatalkan.
g) Pembongkaran bangunan;
Pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran
bangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban
pelanggaran pemanfaatan ruang;
2. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang
disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban
mengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pembongkaran
bangunan;
3. Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi
pembongkaran bangunan yang akan segera dilaksanakan; dan
4. Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang
berwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat
penertiban melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.
VII - 49
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 50
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VII - 51
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
7 .........................................................................................................................................................1
7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi ........................................................ 1
7.1.1 Peraturan Zonasi untuk Kawasan Lindung ........................................ 13
7.1.2 Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya ................................................ 20
7.1.3 Peraturan Zonasi Sistem Prasarana Wilayah ..................................... 24
7.2 Ketentuan Perizinan ............................................................................... 27
7.2.1 Izin Lokasi/Fungsi Ruang.................................................................. 28
7.2.1.1 Penetapan Izin Lokasi ................................................................ 30
7.2.1.2 Pemberian Izin Lokasi ............................................................... 31
7.2.2 Izin Pemanfaatan Ruang .................................................................... 35
7.2.2.1 Dasar Hukum Izin Pemanfaatan Ruang..................................... 36
7.2.2.2 Latar Belakang Izin Pemanfaatan Ruang .................................. 36
7.2.2.3 Proses Pengurusan Izin Pemanfaatan Ruang ............................. 38
7.3 Ketentuan Insentif dan Disinsentif ........................................................ 39
7.4 Arahan Sanksi ........................................................................................ 42
VII - 52
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VIII - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VIII - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VIII - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
VIII - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
ruang.
VIII - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN MALANG
Contents
8.1. Hak Masyarakat................................................................................................................ 1
8.2. Kewajiban Masyarakat ................................................................................................... 2
8.3. Sanksi Administratif ....................................................................................................... 3
8.4. Peran Serta Masyarakat ................................................................................................... 4
VIII - 6