Anda di halaman 1dari 11

KONDISI FISIK JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN VETERAN

MALANG DALAM KONTEKS KENYAMANAN SPASIAL

Nailla Agitayanto Kirana Sakti1 dan Sigmawan Tri Pamungkas2


1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Alamat Email penulis: naillakiranaa@yahoo.com

ABSTRAK
Sebagian besar Jalan Veteran memiliki fungsi pendidikan serta perdagangan dan jasa.
Fungsi lingkungan yang beragam ini membuat aktivitas yang terjadi juga beragam,
aktivitas yang beragam ini tentunya dapat menimbulkan permasalahan secara spasial.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik jalur pejalan kaki pada koridor
Jalan Veteran Malang dalam konteks kenyamanan spasial. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah eksploratoris sekuensial, yang dilakukan dalam dua
tahap: tahap pertama merupakan observasi lapangan dan tahap kedua adalah
penilaian berdasarkan pengguna jalur pejalan kaki dengan menggunakan
kuisioner, yang melibatkan sebanyak 150 responden pada jalur pejalan kaki di
tepi maupun median jalan pada koridor Jalan Veteran. Elemen penelitian
(sirkulasi, perabot jalan, dan aksesibilitas) pada kawasan studi tersebut
dianalisis secara evaluatif. Untuk memperoleh rekomendasi kondisi yang ideal
dan rasional menggunakan kesimpulan analisis data yang sebelumnya dibuat
dalam sintesis data. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kondisi fisik jalur
pejalan kaki pada koridor Jalan Veteran Malang belum diterapkan sebagaimana
mestinya sehingga mempengaruhi kenyamanan spasial pengguna. Sehingga
perlu dilakukan peningkatan mengenai elemen-elemen fisik pada jalur pejalan
kaki tersebut agar koridor JalanoVeteran Malangodapat menjadi kawasan yang
nyaman secara spasial khususnya bagi para pejalan kaki.
Kata kunci: kondisi fisik, jalur pejalan kaki, kenyamanan spasial.

ABSTRACT

Most of VeteranoStreet has education and trade and serviceofunctions. Thisodiverse


environmental function makes the activities which occur are also diversem it can certainly
cause spatial problems. Thisoresearchowas conducted toodetermine theophysical
condition of pedestrianopath in Malang Veteran Street corridor in the context of spatial
comfort. Method used in this research is sequentialoexploratory, which wasocarried out in
two stages: the first stage was field observation and the second was an assessment based
on pedestrian path users using aoquestionnaire, which involvedoas many as 150
respondents in the pedestrian path at the edge or median of the road at Veteran Street
corridor, research elements (circulation, roadofurniture, and accessibility) in the study
area were evaluated evaluatively. To obtainorecommendations for ideal and rational
conditions theoconclusions of data analysisopreviously madeoin data synthesis
wereoused. The result of the studyomentioned that the physical condition of the
pedestrian path in Malang Veteran Street corridor has not been implemented properly so
that itoaffected the user’s spatial comfort. Thus, itois necessary tooimprove physical
elementsoof the pedestrian path so thatoMalang Veteran Street corridorocan be spatially
comfortable areaoespecially for pedestrians.

Keywords: physical condition, pedestrian ways, spatial comfort.

1. Pendahuluan

Jalan Veteranomemiliki fungsiopelayananoprimer sebagaiopendidikan, perdagangan


dan jasa, industriobesar/menengah danokecil serta wisataobudaya dan fungsiopelayanan
sekunder sebagai perumahan, perkantoran, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau yang
menjadikan kawasanoini memilikiotingkat mobilitas yangocukup tinggi. Kenyamanan
mobilitas pada suatuokawasan tentunya tidak terlepas dari pengaruh elemen-elemen fisik
yang tersedia, dan kualitas dari elemen-elemen tersebutoyang menentukan kenyamanan
para pengguna jalan saatnmelintasiokawasan tersebut. Jalan Veteran sebagian besar
memiliki fungsinpendidikanoserta perdagangan danojasa. Fungsi lingkunganoyang
beragam ini membuat aktivitas yangoterjadi juga beragam, aktivitasoyang beragam
seringkali memicuopermasalahan secaraospasial. Parkir kendaraan bermotor, aktivitas
pedagang kaki lima (PKL) yang tidak tertibosering kali menjadi
penyebaboketidaknyamanan pada jaluropejalan kaki, danoperabot jalan yangomasih
kurang dapatomempengaruhi kenyamananoaktivitas berjalanokaki.
Pada penelitianoinindidukung oleh beberapa teori. Disebutkan oleh Carr, et al.
(dalam Carmona, dkk. 2003: 88), salah satu unsuroyang terkandung agar bentukofisik
koridor dapatoberperan secara baikoyaitu unsurocomfort (kenyamanan). Menurutoteori
Untermann (1984) unsuroyang mempengaruhiokenyamanan yaitu kemudahan
aksesibilitas pengguna yang bebas tanpa gangguannfisik dan tersedianyaofasilitas lain di
jalur pejalan kaki tersebut. Kemudianoterdapat teori lain yang dipakai berdasarkan Rustam
Hakim (2003), kenyamanan yang ditentukan oleh beberapa unsur yaitu sirkulasi, iklim,
bentuk, aksesibilitas, dan penerangan. Penelitiannini bertujuan untuk mengetahui kondisi
fisik jalur pejalan kaki pada koridor Jalan Veteran Malang dalam konteks kenyamanan
spasial. Hasil dari penelitian iniodapatnmenjadiokontribusi terhadapobeberapa pihak.

2. Metode

Penelitian ini dilakukan pada jalur pejalan kaki di sepanjang koridor Jalan Veteran
Malang, yang berada pada tepi jalan maupun median jalan yang berupa jaluropenyebrangan
(Gambar 1). Waktu penelitian yaitundilakukan pada pagi, siang, sore, dannmalam hari,
serta dilakukan pada hari kerja maupun hari libur. Penelitianodilakukanountuk mengetahui
kondisi fisik jaluropejalan kaki padaokoridor Jalan VeteranoMalang dalamnkonteks
kenyamananospasial.
Gambar 1. Lokasi penelitian pada kawasan studi Jalan Veteran Malang

Terdapat tiga elemen yang digunakan, yang didapat dari teori-teori dan standar-
standar, yaitu:

Tabel 1. Elemen penelitian


Elemen Variabel Indikator
 Lebar;
 Ketinggian;
Dimensi
 Panjang jalur;
Sirkulasi  Kemiringan.
 Kenyamanan pejalan kaki mengenai penempatan
Penempatan fungsi fungsi terhadap adanya aktivitas lain yang menempati
jalur pejalan kaki.
 Penempatan papan rambu;
Papan rambu
 Material papan rambu yang digunakan.
 Vegetasi sebagai peneduh;
Vegetasi  Penempatan vegetasi;
 Percabangan vegetasi yang tidak menghalangi.
Tempat duduk  Penempatan tempat duduk
Perabot jalan  Penempatan bollard;
Pagar pengaman
 Kondisi bollard;
(bollard)
 Tinggi bollard sebagai pengaman.
Tempat sampah  Penempatan tempat sampah
 Penempatan lampu penerangan yang merata;
Lampu penerangan
 Kualitas penerangan dalam kondisi gelap.
Shelter/halte  Penempatanoshelter/halte
 Kondisi materialojalur pejalan kaki;
Material
 Kondisi jalur pejalanokaki.
Aksesibilitas  Kondisi zebra cross sebagai alat bantu penyebrangan;
Jalur penyebrangan  Kemudahan untuk menyebrang;
 Kondisi rambu penyebrangan.
Elemen Variabel Indikator
 Lebar jalur pejalan kaki memungkinkan digunakan
oleh jalur difabel;
 Keberadaan ubin bermotif untuk difabel;
 Kondisi jalur pemandu;
 Keberadaan ramp pada setiap persimpangan jalur
pejalan kaki;
Jalur difabel
 Keberadaan ubin bertekstur pada awalan dan akhiran
ramp;
 Keberadaan ubin bertekstur bulat sebagai perubahan
kondisi jalur pejalan kaki;
 Keberadaan dan kondisi pegangan tangan untuk
difabel.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksploratoris sekuensial. Tahap
pengumpulan datanya dibagi atas dua, dilakukan dengan mengumpulkan data kualitatif
terlebih dahulu (observasi) kemudian dianalisis, dan diikuti dengan mengumpulkan data
kuantitatif menggunakannkuisioner yang didasarkan pada hasil dari tahap pertama.
Analisisodata kualitatif dilakukan untukomenggambarkanndanomengevaluasiokondisi
eksisting dari jaluropejalan kaki pada koridoroJalan VeteranoKotaoMalang. Pada penelitian
ini data akan dianalisis dengan pendekatan deskriptif. Analisis kuantitatif dalam penelitian
ini berupa pembahasan mengenai penilaian masyarakat terhadap kondisi fisik tiap elemen
yang ada pada kawasan studi. Subjekopada penelitianoini adalah 150 responden yang
tersebar pada lima zona yangosudah ditentukan, yakninpejalan kaki yang melintas pada
jalur pejalanokaki di kawasan studi. Kuisioner yang disebarkan merupakan kuisioner
terbuka dan tertutup berdasarkannjenis pertanyaan yang diajukan, antara lain berupa
pertanyaan yang menggunakan Likert Scale (skor 1: Tidak Setuju; sampai dengan skor 5;
Sangat Setuju), multiple choice, dan pertanyaan dengan jawaban essay untuk mengetahui
saran yang diberikan oleh responden.
Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu
analisis kualitatif yang akan dianalisisnlebih lanjut berdasarkan teori, standar, dan
peraturan yang berlaku. Kemudian untuk tahap kedua, yaitu metode untuk menganalisis
data kuisioner yaitu dengan membuat kesimpulan berdasarkan skala penilaian yang telah
dipilih oleh responden dalam mengisi kuisioner dengan menggunakan metode pengolahan
analisis statistika deskriptif, yaitu metode yang berkaitanndengan penyajian data sehingga
dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Pada penelitian ini terdapat dua tahap yaitu
menentukan nilai mean untuknmasing-masing indikator penilaian. Kemudianopenentuan
rentangomenggunakanorumus sturgess, danotahap selanjutnya adalahotahap
pengelempokan mengenai kondisi fisik jalur pejalan kaki pada koridor Jalan Veteran Kota
Malang dalam konteks kenyamananospasial penggunaoberdasarkan tiga kategori “rendah”,
“sedang”, dan “tinggi”.
Perbandingan antaraoteori yang ada dengan hasiloanalisis adalah cara untuk
mengevaluasi penelitian, untukomengetahui penerapan aspekokenyamanan pada jalur
pejalan kaki tersebut. Kemudianodilakukan sintesis dataountuk memperoleh kesimpulan
bagaimana penerapan aspekokenyamananotersebut pada Jalan Veteran Malang.
3. Hasil dan Pembahasan

Area koridor Jalan Veteran merupakan area yang berada di pusat kota Malang. Di
sekitarnya berdiri bangunan-bangunan pendidikan, bangunan komersial berupa pusat
perbelanjaan, dan terdapatobangunan denganofungsi-fungsinlainnya seperti bangunan
kantor atau tempat peribadatan. Fungsiojalan pada Jalan Veteranomasuk ke dalam kategori
Kolektor Sekunder I (RencanaoInduk Jaringan Jalan Kota Malang, 2012). Areaoyang
merupakan area pendidikan dan tersedianya pusat perbelanjaan menjadikan area ini
sebagai pusat keramaian warga dari mulai hari senin hingga minggu pada jam-jam tertentu.
Berdasarkanohasil perhitungan interval yang telah dilakukan, didapatkan rentang
nilai untuk tiap-tiap kategori mengenai tingkat kenyamanan yang berfungsi sebagai
penentu anggota kelompok dari aspek kondisi fisik jalur pejalannkaki pada koridor Jalan
Veteran Kota Malang dalam konteksokenyamanan spasial pengguna, berdasarkan nilai
meanopada setiapoindikator. Berikut adalahnhasil penilaian kualitasoberdasarkan
variabel-variabelopenelitian.

Tabel 2. Kategori Tingkat Kenyamanan Variabel Kondisi Fisik Jalur Pejalan Kaki

Variabel Nilai mean Kategori


Sirkulasi
Dimensi 3,54 Tinggi
Penempatan fungsi 3,39 Tinggi
Perabot Jalan
Papan rambu 3,86 Tinggi
Vegetasi 3,64 Tinggi
Tempat duduk 3,73 Tinggi
Pagar pengaman (bollard) 2,42 Sedang
Tempat sampah 3,58 Tinggi
Lampu penerangan 3,13 Sedang
Shelter/halte 3,11 Sedang
Aksesibilitas
Material 3,03 Sedang
Jalur penyebrangan 3,04 Sedang
Jalur difabel 2,61 Sedang

Hasil dari penilaian variabel-variabel yang telah dilakukan didapatkan hasil untuk
aspek kondisiofisik jaluropejalan kaki pada koridor Jalan Veteran Kota Malang dalam
konteks kenyamanan spasial pengguna, variabel-variabel tersebut terbagi menjadi dua
nilai, yaitu nilai tingkat kenyamanan tinggindan sedang. Variabel paling tinggi yaitu papan
rambu dengan nilai 3,86 dan paling rendah adalah variabel pagar pengaman (bollard)
dengan nilai 2,42 berdasarkan pada penilaian para pengguna jalur pejalan kaki pada
koridor Jalan Veteran Kota Malang.
Selanjutnya penilaian kondisi fisik jalur pejalan kakinpada koridor Jalan Veteran
Malang dalam konteks kenyamanan spasial yang dilakukan dengan penilaian mean scoring
dari seluruh indikator pembentuk elemen. Kategori kualitas dari setiap elemen
menggunakan interval penilaian yang sudah terbentuk sebelumnya, berikut merupakan
hasil penilaian berdasarkan elemen.
Tabel 3. Hasil Penilaian Elemen Penelitian

Elemen Nilai mean Kategori


Sirkulasi 3,47 Tinggi
Perabot jalan 3,35 Tinggi
Aksesibilitas 2,89 Sedang

Hasil dari penilaian yang sudah dilakukan didapatkan penilaian dengan kategori
tingkat kenyamanan tinggi untuk elemen sirkulasi dengan nilai mean sebesar 3,47 dan
perabot jalan dengan nilai meannsebesar 3,35. Untuk elemen aksesibilitas didapatkan
penilaian dengan kategori tingkat kenyamanan sedang dengan nilai mean sebesar 2,89.
Pembahasan dibagiomenjadi tiga, disesuaikan dengan variabelnpenelitian yang telah
ditentukan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi elemen-elemen fisik yang
telah diterapkan pada kawasan jalur pejalan kaki tersebutosehingga para pejalan kaki
dapatomerasaonyaman secaraospasial.
Tabel 4. Analisis Elemen Sirkulasi Jalur Pejalan Kaki Koridor Jalan Veteran Malang

Kondisi Aktual Analisis dan Sintesis


Dimensi
Analisis:
Dimensi kenyamananopejalan kaki berdasarkan
Permen PU No. 03 tahun 2014 mengenai jalur pejalan
kaki yang merupakan ruang yang diperlukan untuk
berjalan kaki bagi para pejalan kaki difabel maupun
tidak. Kemiringan maksimal ramp pada jalur pejalan
kaki adalah 7o dengan permukaan yang rata, namun
pada kondisi aktual ramp yang tersedia cukup curam
dan tidak memiliki permukaan rata yang cukup baik.
Sintesis:
Sehingga kondisi ini diperlukan adanya perbaikan.
Didukung oleh pendapat responden berupa “perbaiki
ramp pada persimpangan jalur pejalan kaki” yang
didapat dari kuisioner essay yang diberikan.

Penempatan fungsi
Analisis:
Penempatan fungsi berdasarkan teori Untermann
(1984) yaitu diindikasikan melalui kedekatan dengan
fasilitas yang dibutuhkan dan berdasarkan Permen
PU No. 03 tahun 2014 mengenai fasilitas apapun di
atas jalur pejalan kaki tidak mengganggu arus dan
sirkulasi para pejalan kaki.
Sintesis:
Sehingga untuk kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan dengan merubah letak elemen serta
menertibkan beberapa aktivitas yang muncul seperti
parkir kendaraan yang tidak pada tempatnya, yang
mengganggu sirkulasi pejalan kaki. Didukung oleh
pendapat responden berupa “terdapat beberapa
elemen yang menghalangi jalur pejalan kaki yang
harus diperbaiki” yang didapat dari kuisioner essay
yang diberikan
Tabel 5. Analisis Elemen Perabot Jalan Jalur Pejalan Kaki Koridor Jalan Veteran Malang

Kondisi Aktual Analisis dan Sintesis


Papan Rambu

Analisis: Berdasarkanoteori Hakim (2003) dan


standar dari Permen PU No. 03 tahun 2014
mengenaioelemen perabot jalannsebagai pendukung
khususnya papan rambu bahwaoelemen ini penting
sebagai kualitas kondisi fisik jalur pejalan kaki pada
koridor Jalan Veteran Kota Malang dalam konteks
kenyamanan spasial pengguna.
Sintesis: Sehingga pada kondisi ini tidak diperlukan
adanya perbaikan.

Vegetasi

Analisis: Menurut Tanan & Suprayoga (2015) dan


teori Hakim (2003), vegetasioyang bertindak sebagai
peneduh berada pada jalur pejalan kaki, harus dapat
mendorong kegiatan perpindahan pejalan kaki,
sehinggantidak mengganggu aktivitas pejalan kaki.
Salah satu hal yangoperlu diperhatikan pada vegetasi
adalah percabangan yang dimiliki harus beradaodi
atas tanah minimal 2 meter diukur dari atas
permukaan tanah, sehingga pejalan kaki
memilikioruangogerak.
Sintesis: Sehingga kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan. Didukung oleh pendapat responden
berupa “tambahkan vegetasi sebagai peneduh” yang
didapat dari kuisioner essay yang diberikan

Tempat Duduk

Analisis: Berdasarkan teori Hakim (2003) dan


standar dari Permen PU No. 03 tahun 2014 mengenai
elemenoperabot jalan tempat duduk atau
tempatoistirahat diletakkan pada luar ruang bebas
jalur pejalan kaki.
Sintesis: Pada kondisi ini tidak diperlukan adanya
perbaikan karena tidak terdapat masalah mengenai
kenyamanan spasial.
Pagar Pengaman (bollard)

Analisis: Berdasarkan teori Hakim (2003) dan


standar dari Permen PUoNo. 03 tahun 2014
mengenaioelemen perabotojalan pagar pengaman
(bollard) ditempatkan pada pada luar ruang bebas
jalur pejalan kaki di area yang memerlukan
perlindungan pada titik tertentu, dengan ukuran yang
telah ditentukan oleh standar tersebut yakni
memiliki ketinggian 0,9 m.
Sintesis: Sehingga kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan. Didukungooleh pendapat responden
berupa “diberi pengaman (bollard) agar kendaraan
tidak naik ke jalur pejalan kaki” yangodidapat dari
kuisioner essayoyang diberikan.

Tempat Sampah

Analisis: Berdasarkan teori Hakim (2003) dan


standar dari PermenoPU No. 03 tahun 2014
mengenai elemenoperabot jalan tempat sampah,
tempat sampah diletakkan pada luar ruang bebas
jalur pejalanokaki.
Sintesis: Pada kondisi ini tidak diperlukan adanya
perbaikanokarena tidak terdapat masalah mengenai
kenyamanan spasial.

Lampu Penerangan

Analisis: Penerangan lainnya Berdasarkan teori


Untermann (1984) danoHakim (2003), serta Permen
PU No. 03otahun 2014 lampu penerangan yang baik
adalah penerangannyang memiliki pencahayaan
berkisar antara 50 – 150 lux, dan jarak
antarolampuopeneranganomaksimal 10 m.
Sintesis: Sehingga kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan. Didukung oleh pendapat responden
berupa “menambahkanolampu penerangan” yang
didapatodariokuisioneroessay yang diberikan.
Shelter/halte

Analisis: Berdasarkan Permen PU No. 03 tahun 2014,


shelter/halte busoterletak pada luar ruangnbebas
jalur pejalan kaki dengan jarako300 m antar
shelter/halte bus yang berada pada titik potensial
kawasan, denganodimensi yang dimiliki dibuat
sesuaiodenganokebutuhan.
Sintesis: Sehingga pada kondisi ini tidak diperlukan
adanyaoperbaikan.

Tabel 6. Analisis Elemen Aksesibilitas Jalur Pejalan Kaki Koridor Jalan Veteran Malang

Kondisi Aktual Analisis dan Sintesis


Material
Analisis: Kenyamanan pejalan kaki berdasarkan
teori Untermann (1984) diwujudkan dengan
penempatan pedestrian, struktur, otekstur, dan pola
perkerasan. Berdasarkan Permen PU No. 03 tahun
2014 mengenaiopenataan jalurnpejalan kaki, yang
termasuk ke dalam kenyamananospasial pejalan kaki
terhadap material yaitu material yang digunakan
tidak licin (saat turun hujan) danntidak berlubang,
dan memiliki perbedaan tekstur material khusus
pengguna difabel.
Sintesis: Sehingga kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan. Didukung oleh pendapat responden
berupa “perbaiki ubin pada jalur pejalan kaki karena
licin ketika hujan dan rusak” yang didapat dari
kuisioner essay yang diberikan.
Jalur Penyebrangan
Analisis: Undang-undang nomor 22 Tahun 2009
menyatakan hak danokewajiban pejalan kaki dalam
berlaluolintas bahwa pejalan kaki berhak
menyebrang di tempat yang dipilih dengan
memperhatikan keselamatannya. Kenyamanan
pejalan kaki untuk menyebrang terdapat pada
teorioUntermann (1984) dan pada standar yang
dikeluarkan oleh Permen PU No. 03 tahun 2014.
Sintesis: Sehingga kondisi ini diperlukan adanya
perbaikan. Didukung oleh pendapat responden
berupa “diberi rambu penyebrangan agar dapat
menyebrang lebih aman” dan “perjelas keberadaan
zebra cross” yang didapat dari kuisioner essay yang
diberikan.
Jalur Difabel
Analisis: Berdasarkanostandar dari Permen PU No.
30 tahun 2006oserta teorioUntermann (1984)
kenyamanan untuk fasilitas jalurndifabeloterdiri dari
ramp, jaluropemandu, dan pegangan tangan. Ramp
merupakan bidangnmiring yang berfungsi sebagai
media alternatif bagi pengguna yang tidak dapat
menggunakanotangga. Pegangan tangan yang tidak
diperbolehkan memiliki permukaan licin untuk
membantu para pengguna jalur pejalan kaki.
Peletakan ubin pemandu di sepanjang jalur pejalan
kaki. Kemudian tekstur atau motif ubin pemandu
untuk memberikan informasinatau peringatan
mengenai perubahan kondisi atau jalanountuk para
jaluropejalanokakiodifabel.
Sintesis: Sehingga pada kondisi ini diperlukan
adanya perbaikan. Didukung juga oleh pendapat
responden berupa “perbaiki jalur untuk pengguna
difabel” yang didapat dari kuisioner essay yang
diberikan.

4. Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kondisi fisik pada jalur pejalan
kaki di koridor Jalan Veteran Malang untuk elemen sirkulasi belum sesuai dengan standar
untuk variabel kemiringan jalur (ramp), karena kondisi ramp tersebut masih cukup curam
dan belum tersedia di beberapa persimpangan. Kemudian untuk variabel penempatan
fungsi, masih terdapat elemen-elemen yang menghalangi jalur pejalan kaki seperti
penempatan vegetasi atau tiang listrik, juga terdapat aktivitas lain seperti parkir kendaraan
bermotor yang mengurangi lebar pejalan kaki yang mempengaruhi kenyamanan pada jalur
pejalan kaki tersebut.
Kemudian pada elemen perabot jalan terdapat variabel yangomemiliki penilaian
baik yaitu papan rambu dan shelter/halte. Untuk variabel papan rambu masuk ke dalam
kategori tinggi karena penempatan papanorambu tersebut sudah sesuai dengan standar
dengan tidak menghalangi jalur pejalan kaki serta memiliki kondisi material yang
baikokarena tidak silau yang tidak menggangguokenyamanan pengguna. Terdapatokategori
penilaian tinggi yaitu untuk variabel vegetasi, tempat duduk, dan tempatnsampah. Pada
variabel vegetasiodinilai cukup baik karena kurangnya peneduh pada beberapa titik di
kawasan studi, kemudian untuk variabel tempat duduk yakni karena kurang meratanya
persebaran tempat duduk tersebut atau belum sesuai dengan standar mengenai
ketersediaan tempat duduk. Tempat sampah pada kawasan ini sudah nyaman secara
spasial karena tidak menghalangi jalur pejalan kaki. Terdapatotiga variabelnyang masuk ke
dalam kategori sedang, yaitu variabel pagar pengaman (bollard), lampuopenerangan,
danoshelter/halte. Untuk bollard dinilai kurang baikokarena belum memenuhi standar yang
ada, bahkan tidak tersedia bollard padaobeberapa zona yangomenyebabkan kendaraan
bermotor dapatnnaik ke trotoar dan mengurangi kenyamanan spasial para penggunanya.
Kemudian terdapat variabel lampuopeneranganoyang dinilai kurang baik karena belum
sesuai dengan standar yang adaobahkan pada beberapa zona lampu penerangan yang ada
tidak berfungsi/tidak menyala. Variabel shelter/halte sudah memenuhi standar yang ada
karena berada pada ruang bebas pejalan kaki.
Pada elemen aksesibilitas memiliki tiga variabel dimana ketiga variabel tersebut
masuk ke dalam kategori sedang. Variabel tersebut yaitu material, jalur penyebrangan, dan
jalur difabel. Untuk variabel material dinilai kurang baik karena masih terdapat banyak
lubang pada jalur pejalan kaki tersebut dan material yang digunakan terasa licin apabila
turun hujan. Pada jalur penyebrangan dinilai kurang baik karena tidak tersedianya zebra
cross dan rambu penyebrangan pada beberapaojalur penyebrangan. Yang terakhir adalah
variabel jalurodifabel yang memiliki penialai kurang baik karena jalur pejalan kaki pada
koridor Jalan Veteran tersebut belum ramah difabel. Tidak terdapatoramp yangosesuai
denganostandar bahkanobeberapa persimpangan tidak memiliki ramp, material jalur
pemandu yang rusakoatau terputus, tidakoterdapat peganganotangan yangoberfungsi
untuk membantu para pejalan kaki difabel, dan perbedaan tekstur sebagai penanda
mengenaioperubahan kondisi atauoperubahanojalan belum ada pada kawasan ini.
Hasiloyangodiperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kondisi fisik jalur pejalan
kaki pada koridor Jalan Veteran Malang memerlukan beberapa rekomendasi desain untuk
memperbaiki kualitasnya, yang dapatomeningkatkanokenyamanan para penggunanya
secara spasial. Hal itu dapat terlihat dari penilaian responden bahwa beberapa variabel
masih dinilai cukup baik danokurang baik, serta saran yang diberikan para responden dari
pertanyaan essay tersebut dapat menjadi masukan danopendukung yang digunakan untuk
memperkuat analisis yang dapat berperanojuga sebagai bantuan untuk membuat
rekomendasi. Mengenainadanya perubahan-perubahannfisik yangnterjadinselama
penelitian ininberlangsung, penelitiannmaupun kajian selanjutnya dapatnmengkaji dan
menjadikannpenelitian ini sebagainlandasan dan jugandapat menggunakan elemen-elemen
yangnada padanpenelitiannini.

Daftar Pustaka

Carmona, M. et al. 2003. Public Spaces – Urban Spaces, The Dimension of Urban Design.
London: Architectural Press.
Hakim, Rustam. 2003. KomponenoPerancangan ArsitekturoLansekap: Prinsip-unsur dan
Aplikasi Desain. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pemerintah Kota Malang. 2012. Rencana Induk Jaringan Kota Malang. Malang: Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
PemerintahnIndonesia. 2009. Undang-Undangnnomor 22 tahun 2009ntentang LalunLintas
dan AngkutannJalan. Jakarta: SekretariatnNegara.
Peraturan Menteri Pekerjaan UmumoNomor 03 tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, danoPemanfaatan Prasaranaodan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di
KawasanoPerkotaan. Jakarta: DepartemenoPekerjaan Umum.
Peraturan Menteri PekerjaanoUmumoNomor 30 tahun 2006 tentang PedomanoTeknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedungodan Lingkungan. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.
Tanan, N. & Suprayoga, G. B. 2015. Fasilitas Pejalan Kaki dalam Mendukung Program
Pengembangan Kota Hijau. Jurnal HPJI. Vol. 1, No. 1.
Untermann, Richard. 1984. Accomodatingothe Pedestrian: Adapting Towns and
Neighborhoodsofor Walking and Bicycling. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Anda mungkin juga menyukai