Anda di halaman 1dari 8

PENILAIAN KUALITAS JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MAKAM BUNG KARNO

Septa Dwi Antoko, Johannes Parlindungan Siregar, Deni Agus Setyono


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: septadwi14@gmail.com

ABSTRAK

Jalur pejalan kaki merupakan salah satu aspek pendukung kegiatan berjalan kaki yang membuat pejalan kaki
merasa nyaman ketika berjalan kaki. Jalur pejalan kaki adalah suatu area yang digunakan untuk berbagai
aktivitas berjalan kaki. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan tingkat walkability, mengukur
tingkat pelayanan jalur pejalan kaki, dan melakukan penilaian sarana prasarana serta menilai persepsi
pengguna ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung tingkat walkability,
menghitung level of service jalur pejalan kaki, menilai sarana prasarana dan skoring terhadap persepsi pejalan
kaki. Kajian penilaian kualitas jalur pejalan kaki menunjukkan hasil bahwa zona 1 dan 2 masuk dalam tingkat
walkability sedang sedangkan zona 3 masuk dalam tingkat walkability tinggi. Jalur pejalan kaki yang paling
banyak dilewati pejalan kaki adalah jalur pejalan kaki Jalan Ir Soekarno zona 1, Jalan Ir Soekarno zona 2, Jalan
Kalasan, Jalan Moh Hatta dan Jalan RA Kartini. Sarana dan prasarana jalur pejalan kaki di kawasan Makam Bung
Karno secara keseluruhan masih belum memenuhi standar. Berdasarkan persepsi pejalan kaki di kelima jalur
pejalan kaki tersebut didapatkan bahwa pejalan kaki menganggap nyaman terhadap kriteria kenyamanan,
aksesibilitas, keselamatan, keindahan, kemudahan dan interaksi.

Kata Kunci : Pejalan-kaki, Jalur-pejalan-kaki, Walkability, Sarana-dan-prasarana, Persepsi.

ABSTRACT

Pedestrian sidewalk is one of supporting aspects of walking that makes pedestrians feel comfortable when
walking. The pedestrian sidewalk is an area that is used for various walking activities. The research objectives
are to identifiy variation the level of walkability, measure the service level of pedestrian sidewalk, assess
facilities and user perceptions of space. Metodology of this research are calculating the level of walkability,
calculating the level of service for pedestrian sidewalk, assessing infrastructure and scoring the perceptions of
pedestrians. The assessment of quality of pedestrian sidewalk show that zones 1 and 2 are included in the
moderate walkability level, while zone 3 is included in high walkability level. The pedestrian sidewalk that are
most traversed by pedestrians are the pedestrian sidewalk at Ir Soekarno zone 1 Street, Ir Soekarno zone 2
Street, Kalasan Street, Moh Hatta Street, RA Kartini Street. The facilities and infrastructure of the pedestrian
paths in Makam Bung Karno area as a whole still dont meet the standards. Based on perceptions of pedestrians
in the five pedestrian sidewalk, it was found that pedestrians considered comfortable with the criteria of
comfort, accessibility, safety, beauty, ease and interaction.

Keywords: Pedestrian, Pedestrian-Sidewalk, facilities-and-infrastructure, perceptions.

memfasilitasi orang berjalan kaki untuk berbagai


PENDAHULUAN
tujuan dan alasan (Nyagah, 2015).
Jalur pejalan kaki atau yang biasa disebut Kota Blitar merupakan salah satu kota
trotoar merupakan suatu area yang digunakan yang menjadi tujuan wisatawan. Salah satu yang
untuk berbagai aktivitas berjalan kaki (Effendi, menjadi tujuan wisata adalah Makam Bung
2013). Jalur pejalan kaki dan kondisi lingkungan Karno, Presiden Republik Indonesia yang
merupakan komponen penting untuk pertama. Daya tarik wisata yang ada di Makam
mendukung kegiatan berjalan kaki. Jalur pejalan Bung Karno adalah ziarah ke Makam Bung Karno
kaki membahas dari sisi prasarana dan dan berjalan di citywalk. Adanya city walk bukan
sarananya. Kondisi lingkungan menyangkut berarti jalur pejalan kaki di kawasan Makam
tentang lingkungan disekitar jalur pejalan kaki Bung Karno memiliki kualitas yang baik, terbukti
seperti guna lahan yang ada di area tersebut. dari kurangnya pejalan kaki yang berjalan di City
Kondisi lingkungan dapat dinilai menggunakan Walk. Selain itu juga dikarenakan salah satu
walkability. Walkabiility merupakan indikator parkir di kawasan Makam Bung Karno berada di
mengenai kemampuan suatu lingkungan dalam

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 67
PENILAIAN KUALITAS JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MAKAM BUNG KARNO

PIPP yang mana jarak antara lokasi parkir yang Metode Pengumpulan Data
ada di PIPP dengan Makam Bung Karno berkisar
Metode pengumpulan data pada
antara 900 meter yang mana jarak tersebut
penelitian menggunakan survei primer dan
melebihi jarak nyaman berjalan kaki (Dobesova
survei sekunder. Survei primer dilakukan dengan
dan Tomas Krivka, 2012), serta terdapat
observasi terhadap pejalan kaki, observasi guna
penyalahgunaan trotoar di area Makam Bung
lahan, observasi sarana prasarana jalur pejalan
Karno yang berupa pedagang kaki lima, penjual
kaki dan penyebaran kuesioner terhadap pejalan
cinderamata dan penjual buah. Masalah lain
kaki yang melintas di jalur pejalan kaki yang
yang dapat ditemui di Makam Bung Karno
ditentukan. Survei sekunder diperoleh dari
adalah kenyamanan juga ditemui di jalur pejalan
literatur atau instansi yang terkait mengenai
kaki di kawasan Makam Bung Karno seperti tidak
data seperti guna lahan dan perencanaan di
adanya peneduh atau jalur hijau.
citywalk.
Pengukuran tingkat walkability yang
digunakan untuk mendapatkan potensi ruang Metode Pengambilan Sampel
pejalan kaki menggunakan pendekatan indeks Populasi dari penelitian ini adalah pejalan
walkability dengan memperhatikan konektivitas, kaki yang melewati jalur pejalan kaki kawasan
kepadatan permukiman, entropi dan floor area Makam Bung Karno, dikarenakan populasinya
ratio (Dobesova dan Tomas Krivka, 2012). pejalan kaki maka populasi tidak diketahui
Potensi ruang yang didapatkan akan jumlahnya. Penentuan pengambilan sampel
dibandingkan dengan aspek pengguna ruang menggunakan linier time function karena
yang di dalamnya terdapat fasilitas pejalan kaki populasi tidak diketahui secara pasti jumlahnya.
dan persepsi kenyamanan pengguna ruang. Berikut rumus linier time function (Sari, 1993).
Perbandingan tersebut diperlukan karena tidak T = t0 + t1.n
di semua tempat yang memiliki nilai tingkat Keterangan:
walkability yang menyatakan tingkat T = waktu yang tersedia untuk penelitian
kenyamanan sama dengan persepsi kenyamanan t0 = waktu tetap
pejalan kaki. t1 = waktu yang digunakan setiap
sampel
METODE PENELITIAN
n = jumlah sampel
Variabel Penelitian Waktu pengambilan sampel adalah 10
jam, dimulai dari pukul 09.00 – 19.00. Waktu
Variabel walkability didapatkan dari teori
tetap penelitian adalah 4 jam, ketika jam 09.00 –
Dobesova dan Tomas Krivka (2012) sedangkan
10.00, 13.00 – 14.00, 16.00 – 17.00, dan 18.00 –
variabel LOS, fasilitas dan statistik deskriptif
19.00. Waktu untuk kuesioner sekitar 15 menit
didapatkan dari standar yang ada di Permen PU
atau 0,25 jam
No. 3 tahun 2014.
T = t0 + t1.n
Tabel 1. Variabel Penelitian
Komponen Analisis Sumber Variabel 10 = 4 + 0,25.n
Indeks walkability Dobesova dan Konektivitas 0,25n = 6
Tomas Krivka Entropi n = 24
(2012)
Kepadatan permukiman
Metode Analisis Data
Floor area ratio
LOS Pejalan Kaki Permen PU Arus pejalan kaki Analisis Indeks Walkability
N0.3 Tahun Kecepatan pejalan kaki Pengukuran walkability menurut
2014
Kepadatan pejalan kaki Dobesova dan Krivka (2012) dilakukan dengan
Ruang pejalan kaki menghitung nilai setiap faktor indeks walkability
Analisis fasilitas Permen PU Sarana dan prasarana yang diantaranya adalah nilai konektivitas jalan,
jalur pejalan kaki N0.3 Tahun jalur pejalan kaki
2014 entropi, kepadatan permukiman dan floor area
Analisis statistik Permen PU Kenyamanan ratio (FAR).
deskriptif N0.3 Tahun Aksesibilitas 1. Konektivitas jalan
2014 Keselamatan ∑ perpotongan ruas jalan
Keindahan Konektivitas =
1 Km2 wilayah
Kemudahan
Interaksi 2. Entropi
− ∑𝑘
𝑖=1(𝑃𝑖).(𝑙𝑛𝑃𝑡)
H(S) = ln 𝑘

68 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Septa Dwi Antoko, Johannes Parlindungan Siregar, Deni Agus Setyono

Keterangan: ini digunakan untuk menilai persepsi pejalan kaki


H(S) = indeks entropi berdasarkan parameter kenyamanan,
Pi = rasio luas kategori penggunaan lahan aksesibilitas, keselamatan, keindahan,
terhadap luas total seluruh kategori kemudahan dan interaksi.
k = jumlah kategori penggunaan lahan yang
Rekomendasi Penyediaan Fasilitas Jalur Pejalan
ada
Kaki
3. Kepadatan Permukiman
Indeks kepadatan permukiman= Rekomendasi didapatkan dari hasil
∑ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ analisis fasilitas jalur pejalan kaki yang hasilnya
∑ luas kawasan permukiman adalah kebutuhan sarana prasarana jalur pejalan
4. Floor area ratio kaki. Rekomendasi ini meliputi penyediaan atau
∑ luas toko retail
Floor area ratio = ∑ luas kawasan komersil perbaikan prasarana jalur pejalan kaki.

Analisis Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis tingkat pelayanan (Level of Gambaran Umum Kawasan Makam Bung Karno
Service/LOS) jalur pejalan kaki berguna untuk
melihat tingkat pelayanan jalur pejalan kaki Kawasan Makam Bung Karno memiliki dua
berdasarkan yang ada di Permen PU No 3 tahun titik utama yaitu Makam Bung Karno itu sendiri
2014 tentang pedoman perencanaan, sebagai daya tarik utama dan PIPP (pusat
penyediaan, dan pemanfaatan prasarana dan informasi pariwisata dan perdagangan). City
sarana jaringan pejalan kaki di kawasan walk terletak di Jalan Ir. Soekarno depan Makam
perkotaan. Bung Karno. Jalur pedestrian yang ada di
a. Arus pejalan kaki kawasan makam bung karno terdapat di koridor
𝑁𝑚 Jalan Ir. Soekarno, Jalan Dr. Mohammad Hatta,
Q=
𝑊𝐸 Jalan borobudur, Jalan Wr. Soepratman, Jalan
b. Kecepatan pejalan kaki Dr. Wahidin, Jalan RA Kartini, Jalan S Supriadi,
𝐿
Vi = 𝑡 Jalan Kalasan dan Jalan Hasanudin.
1
Vs = 1
𝑛 ∑𝑛
𝑖=1 𝑉𝑖
c. Kepadatan pejalan kaki
𝑄
D = 𝑉𝑠
d. Ruang pejalan kaki
𝑉𝑠 1
S= 𝑄 =𝐷

Analisis Fasilitas Jalur Pejalan Kaki


Analisis fasilitas jalur pejalan kaki
dilakukan dengan mendata sarana prasarana
jalur pejalan kaki di kawasan studi. Sarana
prasarana jalur pejalan kaki yang ada akan
dianalisis dengan membandingkan antara
eksisting dan standar. Standar yang digunakan
adalah Permen PU no. 3 tahun 2014 tentang
pedoman perencanaan, penyediaan, dan
pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan
pejalan kaki di kawasan perkotaan.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk
menganalisis persepsi pejalan kaki yang
didapatkan dengan menggunakan kuesioner
sehingga memperoleh data ordinal. Data ordinal
yang telah didapatkan selanjutnya akan dicari Gambar 1. Peta Pembagian Zona Kawasan
rata-rata (mean) dari keseluruhan data. Analisis Makam Bung Karno

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 69
PENILAIAN KUALITAS JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MAKAM BUNG KARNO

Guna Lahan Kawasan Makam Bung Karno Analisis Indeks Walkability


Guna lahan yang terdapat di kawasan 1. Indeks konektivitas
makam Bung Karno terbagi menjadi 7 guna Indeks konektivitas dilakukan dengan
lahan yaitu perdagangan dan jasa, permukiman, menghitung banyaknya persimpangan
ruang terbuka hijau, sosial budaya, perkantoran, pada masing-masing zona.
peribadatan dan pendidikan. Pengkategorian Tabel 2. Perhitungan Konektivitas
jenis guna lahan mengikuti analisis indeks Zona Persimpangan Jumlah Perhitungan Total
Persimpanga
walkability menurut Debosova dan Krivka n
(2012), dibagi menjadi 8 jenis yaitu Pertigaan 17 51
1 75
commercial,living ,service, industrial, intitutional, Perempatan 6 24
Pertigaan 23 69
recreational, other dan water. 2
Perempatan 7 28
97
Guna lahan yang ada di kawasan Pertigaan 43 129
3 157
penelitian adalah commercial, living ,service, Perempatan 7 28
Sumber : Hasil Analisis, 2020
institutional, recreational dan other. Guna lahan
2. Indeks entropi
commercial di Kawasan Makam Bung Karno yang
Indeks entropi didapatkan dengan
adalah perdagangan dan jasa yang meliputi toko,
dengan menghitung luas masing-masing
pasar, dan penyedia layanan jasa. Guna lahan
kategori guna lahan yang ada di kawasan
living adalah permukiman warga yang terdapat
penelitian yakni living, other,
di Kawasan Makam Bung Karno. Guna lahan
recreational, commercial, institutional
other adalah berupa sawah, kebun dan RTH.
dan service.
Guna lahan recreational adalah guna lahan sosial
Tabel 3. Perhitungan Entropi
budaya yang berupa tempat wisata dalam hal ini 𝒌
Zo
Makam Bung Karno dan tempat olahraga. Guna − ∑ (𝑷𝒊). (𝒍𝒏𝑷𝒊) ln k Hasil indeks entropi
na 𝒊=𝟏
lahan service yang dimaksud adalah berupa 1 0,483908 1,386294 0,349066
2 0,4884 1,386294 0,352306
perkantoran dan tempat peribadatan. Guna
3 0,998785 1,791759 0,557433
lahan institutional adalah tempat pendidikan. Sumber : Hasil Analisis, 2020
3. Indeks kepadatan permukiman
Indeks kepadatan permukiman dapat
dihitung dengan mengetahui luas persil
permukiman pada masing-masing zona
dibagi dengan luas total guna lahan
permukiman. Berikut adalah
perhitungan kepadatan permukiman.
Tabel 4. Perhitungan Kepadatan Permukiman
Luas Hasil Indeks
Luas Kawasan
Zona Bangunan Kepadatan
Permukiman
Rumah Permukiman
1 47446,4 183340,20 0,26
2 95192,9 341369,09 0,28
3 101650 310404 0,33
Sumber : Hasil Analisis, 2020
4. Indeks floor area ratio
Indeks FAR dapat dihitung dengan
mengetahui luas toko pada masing-
masing zona lalu dibagi dengan luas total
guna lahan perdagangan dan jasa pada
masing-masing zona. Berikut adalah
perhitungan dari floor area ratio yang
ada di kawasan penelitian.
Tabel 5. Perhitungan Floor Area Ratio
Luas Kawasan Hasil Indeks
Zona Luas Toko
Komersil FAR
1 5015,22 14979,60 0,33
Gambar 2. Peta Guna Lahan Kawasan Makam 2 9275,44 32448,77 0,29
Bung Karno 3 10882,8 23414,16 0,46
Sumber : Hasil Analisis, 2020

70 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Septa Dwi Antoko, Johannes Parlindungan Siregar, Deni Agus Setyono

5. Indeks walkability Analisis Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki


WAI = (2*Konektivitas)+ Indeks entropi
Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki dapat
+floor area ratio+Indeks kepadatan permukiman.
dihitung dengan mengetahui arus pejalan kaki,
Tabel 6. Perhitungan Indeks Walkability
Indeks Klasifik
kecepatan pejalan kaki, kepadatan dan ruang
Inde pejalan kaki. Analisis tingkat pelayanan jalur
Indeks Kepadat Inde Indeks asi
Zo ks
Konekti an ks Walkab Indeks pejalan kaki di kawasan Makam Bung Karno
na Entr
vitas Permuki FAR ility walkab
opi
man ility dilakukan ketika weekday dan weekend.
1 150 0,35 0,26 0,33 150,94 Sedang Selanjutnya disesuikan dengan Permen PU no.3
2 194 0,35 0,28 0,29 194,92 Sedang tahun 2014.
3 314 0,56 0,33 0,46 315,35 Tinggi
Sumber : Hasil Analisis, 2020
Tabel 7. Tingkat Pelayanan
Indeks walkability yang dihasilkan di Z Tingkat
Nama o Pelayanan
kawasan penelitian masuk dalam kategori No
Jalan n
Sisi Waktu
Weeda Weeke
sedang sampai tinggi yang berarti kawasan a y nd
penelitian ber-ciri kota yang kompak dimana Pagi A A
aktivitas masyarakat dapat dilakukan dengan Siang A A
berjalan kaki. Nilai indeks walkability yang tinggi 1 CityWalk
Sore A A
berarti lingkungan yang ada di kawasan tersebut Malam A A
mendorong masyarakatnya untuk berjalan kaki. Pagi A A
indeks walkability sedang sampai tinggi juga Siang A A
Timur
berarti seluruh jalur pejalan kaki berpotensi Sore A A
Malam A A
memiliki volume pejalan kaki besar. Tingkat Jalan 2
Ir. Pagi A A
walkability sedang di zona 1 dan 2 dapat 1
Soekar Siang A A
Barat
disebabkan oleh kurang tersedianya jalur pejalan no Sore A A
kaki disana. Malam B B
Pagi A A
Data Aktivitas Jalur Pejalan Kaki Siang A A
Timur
Sore A A
Pengambilan data dilakukan pada 3
Malam A A
Pagi A A
weekday dan weekend saat yaitu pagi (09.00 –
Siang A A
10.00), siang (13.00 – 14.00), sore (16.00 – Barat
Sore A A
17.00), dan malam (18.00 – 19.00). Berikut Malam A A
adalah grafik jumlah pejalan kaki. Pagi B B
Jalan Siang B B
2 Kalasa 1 Utara
Sore B B
n
Malam B B
Pagi A A
Siang A A
Utara
Jalan Sore A A
Wr. Malam A A
3 2
Suprat Pagi A A
man Siang A A
Selatan
Sore A A
Malam A A
Pagi A B
Siang B B
Gambar 3. Jumlah Pejalan Kaki Weekday Utara
Sore B A
Jalan
Malam A B
4 Moh 2
Pagi A A
Hatta
Siang A A
Selatan
Sore A A
Malam A A
Pagi A A
Jalan S Siang A A
5 Supria 3 Utara
Sore A A
di
Malam A A
Pagi B B
Jalan Siang B B
6 RA 3 Utara Sore A A
Gambar 1. Jumlah Pejalan Kaki Weekend Kartini
Malam A A

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 71
PENILAIAN KUALITAS JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MAKAM BUNG KARNO

Z Tingkat hijau/pohon, kecuali di citywalk dan


Nama o Pelayanan Jalan Borobudur zona 2.
No Sisi Waktu
Jalan n Weeda Weeke
a 3. Lampu penerangan
y nd
Jalan Pagi A A Lampu penerangan sebagian besar
Dr Siang A A sudah terdapat di kawasan penelitian,
7 3 Timur
Wahidi Sore A A hanya saja terdapat 3 jalur pejalan kaki
n Malam A A
Pagi A A
yang tidak memiliki lampu penerangan
Siang A A yakni di Jalan Kalasan, Jalan S Supriadi
Utara
Sore A A dan Jalan Hasanudin.
Malam A A
Jalan 1
Pagi A A
4. Tempat duduk
8 Borobu Tempat duduk di kawasan penelitian
Siang A A
dur Selatan
Sore A A terdapat di city walk, Jalan Ir Soekarno
Malam A A
zona 3 dan Jalan S Supriadi.
Pagi A A
2 Timur 5. Pagar pengaman
Siang A A
Sore A A Pagar pengaman di kawasan penelitian
Malam A A hanya terdapat di citywalk dengan tinggi
Pagi A A
Siang A A 120 cm dan sudah memenuhi standar
Barat
Sore A A guna melindungi pejalan kaki.
Malam A A 6. Tempat sampah
Pagi A A
Siang A A
Tempat sampah di kawasan penelitian
Timur
Sore A A terdapat di citywalk, Jalan Ir Soekarno
Jalan
9 Hasanu 3
Malam A A zona 2, Jalan Ir Soekarno zona 3, Jalan
Pagi A A
din
Siang A A
Moh Hatta, Jalan Borobudur zona 2, dan
Barat Jalan S Supriadi.
Sore A A
Malam A A 7. Signage
Kinerja jalur pejalan kaki di kawasan Signage di kawasan penelitian terdapat
penelitian secara keseluruhan ketika weekday di citywalk, Jalan Moh Hatta, Jalan Ir
maupun weekend tidak mengalami perbedaan Soekarno zona 3 dan Jalan S Supriadi.
secara signifikan dengan tingkat pelayanan jalur 8. Shelter
pejalan kaki A sampai B. Tingkat pelayanan jalur Shelter di kawasan penelitian terdapat di
pejalan kaki B terdapat di jalur pejalan kaki Jalan citywalk, Jalan Ir Soekarno zona 3, Jalan
Ir Soekarno zona 2, Jalan Kalasan, Jalan Moh RA Kartini dan Jalan S Supriadi.
Hatta dan Jalan RA Kartini. Terdapat satu jalur 9. Fasilitas difabel
pejalan kaki yang memiliki tingkat pelayanan A Fasilitas difabel terdapat di citywalk,
tetapi sering dilewati oleh pejalan kaki yakni di Jalan Borobudur zona 1, Jalan Ir
citywalk. Citywalk memiliki lebar 10 meter dan Soekarno zona 2, Jalan Ir Soekarno zona
tanpa halangan apapun sehingga tidak 3, Jalan Moh Hatta dan Jalan RA Kartini.
mempengaruhi tingkat pelayanan meskipun jalur
ini banyak dilintasi pejalan kaki. Persepsi Pejalan Kaki

Analisis Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Persepsi pejalan kaki dilakukan di jalur
pejalan kaki Citywalk, Jalan Ir Soekarno zona 2,
Analisis fasilitas jalur pejalan kaki di Jalan Moh Hatta, Jalan Kalasan dan Jalan RA
kawasan Makam Bung Karno dilakukan dengan Kartini. Hasil dari penilaian persepsi pejalan kaki
membandingan kondisi eksisting dan standar didapatkan bahwa pejalan kaki menganggap
yang ada di Permen PU No.3 tahun 2014. nyaman terhadap semua kriteria kenyamanan,
1. Drainase aksesibilitas, keselamatan, keindahan,
Sebagian besar drainase sudah kemudahan dan interaksi.
memenuhi standar, akan tetapi terdapat
drainase yang tidak memenuhi standar Kualitas Jalur Pejalan Kaki
yakni di Jalan Hasanudin. Penilaian kualitas jalur pejalan kaki
2. Jalur hijau/pohon memperhatikan beberapa faktor yakni
Jalur pejalan kaki di kawasan penelitian persimpangan, guna lahan, lalu lintas, persepsi
sebagian besar sudah terdapat jalur dan design jalur pejalan kaki yang didalamnya
terdapat fasilitas jalur pejalan kaki.

72 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Septa Dwi Antoko, Johannes Parlindungan Siregar, Deni Agus Setyono

Tabel 8. Rangkuman Analisis Masing-Masing Zona


Analisis Zona 1 Zona 2 Zona 3
Indeks walkability Tingkat walkability sedang. Tingkat walkability sedang. Tingkat walkability tinggi.
Tingkat pelayanan jalur Zona 1 memiliki 3 jalur pejalan Zona 2 memiliki 4 jalur Zona 3 memiliki 5 jalur pejalan
pejalan kaki kaki yakni Jalan Ir Soekarno pejalan kaki yakni Jalan Ir kaki yakni Jalan Ir Soekarno zona
zona 1, Jalan Kalasan dan Jalan Soekarno zona 2, Jalan Wr 3, Jalan S Supriadi, Jalan RA
Borobudur zona 1. Hanya Supratman, Jalan Moh Hatta Kartini, Jalan Dr Wahidin dan
terdapat satu jalur pejalan kaki dan Jalan Borobudur zona 2. Jalan Hasanudin. Tingkat
dengan tingkat pelayanan B Tingkat pelayanan B di zona pelayanan B di zona 3 terdapat
yakni Jalan Kalasan. Jalur 2 terdapat di jalur pejalan di Jalan RA Kartini dan
pejalan kaki Jalan Ir Soekarno kaki Jalan Ir Soekarno zona 2 selebihnya masuk dalam tingkat
zona 1 meskipun masuk dalam dan Jalan Moh Hatta, pelayanan A.
tingkat pelayanan A akan sedangkan selebihnya
tetapi banyak dilalui oleh termasuk dalam tingkat
pejalan kaki. pelayanan A.
Fasilitas jalur pejalan kaki Kondisi fasilitas jalur pejalan Kondisi fasilitas jalur pejalan Kondisi fasilitas jalur pejalan kaki
kaki di zona 1 yang paling kaki di zona 2 yang paling di zona 3 yang paling baik
buruk adalah di Jalan Kalasan baik terdapat di Jalan Moh terdapat di Jalan Ir Soekarno
sedangkan yang paling baik Hatta dan yang paling buruk zona 3 dan yang paling buruk
adalah di Jalan Ir Soekarno ada di Jalan Borobudur zona ada di Jalan Hasanudin.
zona 1. 2.
Persepsi pejalan kaki Pejalan kaki yang melewati Pejalan kaki yang melewati Pejalan kaki yang melewati jalur
jalur pejalan kaki Jalan Ir jalur pejalan kaki Jalan Ir pejalan kaki Jalan RA Kartini
Soekarno zona 1 dan Jalan Soekarno zona 2 dan Jalan menganggap nyaman terhadap
Kalasan menganggap nyaman Moh Hatta menganggap kriteria kenyamanan,
terhadap kriteria kenyamanan, nyaman terhadap kriteria aksesibilitas, keselamatan,
aksesibilitas, keselamatan, kenyamanan, aksesibilitas, keindahan, kemudahan,
keindahan, kemudahan dan keselamatan, keindahan, interaksi.
interaksi. kemudahan dan interaksi.
Kualitas jalur pejalan kaki di zona 1 kurang menarik minat dari pejalan kaki, hal
secara garis besar cukup bagus karena memiliki tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
tingkat walkability sedang yang artinya fasilitas jalur pejalan kaki yang memenuhi
lingkungan di zona 1 masih kurang walkable standar di zona 2. Kualitas jalur pejalan kaki di
untuk pejalan kaki atau lingkungan disana masih zona 2 apabila dilihat dari aspek lalu lintas yakni
kurang menarik minat dari pejalan kaki, hal berdasarkan analisis tingkat pelayanan jalur
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pejalan kaki maka dapat dikatakan bahwa jalur
fasilitas jalur pejalan kaki yang memenuhi pejalan kaki di zona 2 sudah cukup baik dengan
standar di zona 1 sebagaimana hasil analisis tingkat pelayanan A sampai B yang artinya jalur
fasilitas jalur pejalan kaki yang menyebutkan pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman
bahwa fasilitas di Jalan Borobudur zona 1 dan tanpa merasa terganggu akan tetapi perlu
Jalan Kalasan masih banyak yang belum adanya perhatian khusus pada jalur dengan
memenuhi standar. Kualitas jalur pejalan kaki di tingkat pelayanan B karena terdapat PKL disana.
zona 1 apabila dilihat dari aspek lalu lintas yakni Aspek terakhir dalam menilai kualitas jalur
berdasarkan analisis tingkat pelayanan jalur pejalan kaki adalah persepsi yang mana
pejalan kaki maka dapat dikatakan bahwa jalur berdasarkan hasil persepsi pejalan kaki di zona 2
pejalan kaki di zona 1 sudah cukup baik dengan menunjukkan bahwa pejalan kaki yang melintas
tingkat pelayanan A sampai B yang artinya jalur di zona 2 merasa nyaman terhadap kondisi jalur
pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman akan pejalan kaki yang ada.
tetapi perlu adanya perhatian khusus pada jalur Kualitas jalur pejalan kaki di zona 3
dengan tingkat pelayanan B karena terdapat PKL sudah bagus karena memiliki tingkat walkability
disana. Aspek terakhir dalam menilai kualitas tinggi yang artinya lingkungan jalur pejalan kaki
jalur pejalan kaki adalah persepsi yang mana di zona 3 walkable atau nyaman untuk kegiatan
berdasarkan hasil persepsi pejalan kaki di zona 1 berjalan kaki karena memiliki keragaman guna
menunjukkan bahwa pejalan kaki yang melintas lahan yang tinggi sehingga memungkinkan
di zona 1 merasa nyaman terhadap kondisi jalur masyarakat yang ada disana untuk melakukan
pejalan kaki yang ada. kegiatannya dalam satu area dan area tersebut
Kualitas jalur pejalan kaki di zona 2 dapat melayani kegiatan masyarakat
secara garis besar cukup bagus karena memiliki didalamnya. Kualitas jalur pejalan kaki apabila
tingkat walkability sedang yang artinya dilihat dari tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di
lingkungan di zona 2 masih kurang walkable zona 3 maka didapatkan hasil bahwa tingkat
untuk pejalan kaki atau lingkungan disana masih pelayanan jalur pejalan kaki di zona 3 cukup baik

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 73
PENILAIAN KUALITAS JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN MAKAM BUNG KARNO

dengan tingkat pelayanan A sampai B yang sudah bagus karena walkability di kawasan
artinya jalur pejalan kaki dapat berjalan dengan Makam Bung Karno masuk dalam tingkat
nyaman tanpa merasa terganggu akan tetapi sedang sampai tinggi yang menunjukkan
perlu adanya perhatian khusus pada jalur jalur pejalan kaki di Kawasan Makam Bung
dengan tingkat pelayanan B karena terdapat PKL Karno walkable atau nyaman bagi pejalan
disana. Kualitas jalur pejalan kaki di zona 3 kaki.
dilihat dari aspek design jalur pejalan kaki yang 2. Kualitas jalur pejalan kaki dilihat dari aspek
dinilai menggunakan analisis fasilitas jalur lalu lintas yang dibahas menggunakan
pejalan kaki maka didapatkan hasil bahwa analisis tingkat pelayanan jalur pejalan kaki
fasilitas jalur pejalan kaki di zona masih banyak didapatkan kesimpulan bahwa kualitas jalur
yang belum memenuhi standar akan tetapi pejalan kaki di kawasan Makam Bung Karno
berdasarkan hasil persepsi pejalan kaki di zona 3 sudah bagus karena jalur pejalan kaki di
menunjukkan bahwa pejalan kaki yang melintas kawasan Makam Bung Karno sebagian besar
di zona 3 merasa nyaman terhadap kondisi jalur memiliki tingkat pelayanan A yang artinya
pejalan kaki yang ada. pejalan kaki dapat berjalan dengan bebas
dan cepat tanpa menimbulkan gangguan.
Rekomendasi
Terdapat 5 jalur pejalan kaki dengan tingkat
Rekomendasi didasarkan pada hasil pelayanan B yang disebabkan oleh PKL
analisis yang telah dilakukan sebelumnya yakni sehingga perlu penataan agar lebar efektif
analisis indeks walkability, analisis tingkat jalur pejalan kaki menjadi normal.
pelayanan jalur pejalan kaki, analisis fasilitas 3. Kualitas jalur pejalan kaki dilihat dari aspek
jalur pejalan kaki dan persepsi pejalan kaki. design jalur pejalan kaki dan persepsi di
1. Rokemendasi yang dapat dilakukan di zona kawasan Makam Bung Karno cukup bagus.
1 adalah penambahan jalur pejalan kaki di Design jalur pejalan kaki dibahas
zona 1, penambahan sarana prasarana jalur menggunakan analisis fasilitas jalur pejalan
pejalan kaki di zona 1 sesuai dengan kaki yang hasilnya adalah sebagian besar
standar, penataan PKL pada jalur pejalan jalur pejalan kaki di kawasan Makam Bung
kaki dengan tingkat pelayanan B, Karno masih belum memenuhi standar
penambahan vegetasi, penambahan sehingga perlu pemenuhan fasilitas jalur
prasarana penyeberangan dan penambahan pejalan kaki agar sesuai dengan standar,
fasilitas difabel. akan tetapi apabila dilihat dari aspek
2. Rekomendasi yang dapat dilakukan di zona persepsi maka didapatkan hasil bahwa
2 adalah penambahan jalur pejalan kaki di pejalan kaki menganggap nyaman terhadap
zona 2, penambahan sarana prasarana jalur kondisi jalur pejalan kaki yang ada sekarang.
pejalan kaki di zona 2 sesuai dengan
standar, penataan PKL pada jalur pejalan DAFTAR PUSTAKA
kaki dengan tingkat pelayanan B,
Dobesova, and Tomas Krivka. 2012. Walkability
penambahan vegetasi, penambahan
Index in the Urban Planning : A Case Study
prasarana penyeberangan dan penambahan
in Olomouc City. Czech Republic: Palacky
fasilitas difabel.
University
3. Rekomendasi yang dapat dilakukan di zona
Effendi, Effantra. 2013. Pemanfaatan Sig Untuk
3 adalah penambahan sarana prasarana
Pemetaan Penyalahgunaan Pemanfaatan
jalur pejalan kaki di zona 3 sesuai dengan
Trotoar Di Kota Blitar. Malang: Universitas
standar, penataan PKL pada jalur pejalan
Negeri Malang
kaki dengan tingkat pelayanan B, dan
Nyagah, Peris. 2015. A Multi Procedural
penambahan fasilitas difabel.
Approach to Evaluating Walkability and
Pedestrian. Nevada: University of Nevada
KESIMPULAN
Permen PU no.3 tahun 2014 tentang Pedoman
1. Kualitas jalur pejalan kaki dilihat dari aspek Perencanaan, Penyediaan, dan
persimpangan dan guna lahan yang dibahas Pemanfaatan Prasana dan Sarana Jaringan
menggunakan analisis indeks walkability Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan
didapatkan kesimpulan bahwa kualitas jalur Sari, E.S. 1993. Audience Research. Yogyakarta:
pejalan kaki di kawasan Makam Bung Karno Andi Offset

74 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021

Anda mungkin juga menyukai