Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

IDENTIFIKASI TINGKAT KENYAMANAN PEJALAN KAKI


STUDI KASUS JALAN KEDOYA RAYA ± ARJUNA SELATAN

Chaerul Muchtar
Jurusan Teknik Planologi ± Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta 11510
chaerul.muchtar@gmail.com

Abstrak
Kegiatan pengaturan penyelesaian masalah fisik kota merupakan bagian tak terpisahkan dari
sebuah rencana perkembangan suatau kota. Hal ini di perlukan untuk meningkatkan kualitas kota,
baik secara ekonomi maupun estetis. Pengadaan penyediaan suatu fasilitas sarana dan prasarana
dengan kondisi yang tidak terpelihara dengan baik, seperti jalur pejalan kaki dan penghijauan,
dapat menyebabkan fungsi dan kualitas suatu kawasan menurun. Hal tersebut dapat menurunkan
daya tarik kawasan itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka di perlukan upaya
perbaikan kualitas kawasan agar dapat mempertahankan ciri khas yang akan dimilikinya dan
mampu memberikan vitalitas baru pada kawasan. Untuk memperoleh gambar yang menyeluruh
mengenai permasalahan yang terdapat di trotoar disepanjang Jalan Kedoya Raya ± Jl. Arjuna
Selatan (Super Indo sampai dengan Perumahan Tanjung Duren), maka di lakukan pengamatan
kondisi fisik trotoar beserta fasilitas pendukungnya dan dengan melakukan penyebaran koesioner
berdasarkan pendapat pejalan kaki terhadap tingkat kenyamanan saat melakukan aktifitas berjalan
di lokasi studi. Sehingga terientifikasinya permasalahan dan kebuthan terhadap ruang dan fasilitas
yang ada di pedestrian pada lokasi studi. Metode analisa data yang digunakan dalam menganalisa
adalah perbandingan kondisi eksisting dengan standar dan penilian berdasarkan persepsi pejalan
kaki. Berdasarkan pengamatan, di ambil beberapa kesimpulan yaitu: kondisi trotoar di lokasi studi
saat ini belum memenuhui standar yang layak dan belum mengakomodasikan kebutuhan akan
fasilitas penukung untuk kenyamanan, keamanan dan keselamatan lalu lintas pejalan kaki
termasuk pejalan kaki dengan keterbatasan fisik dan stamina, serta terdapatnya fungsi lain oleh
keberadaan pedangan kaki lima, pangkalan ojek dan parkir kendaraan yang menggunakan ruang
gerak bebas pejalan kaki. Hal ini dapat di lihat pada hasil koesioner berdasarkan pendapat pejalan
kaki (pada ke 2 zona pengambilan sampel populasi) mengenai persepsi pejalan kaki tentang
kenyamanan yang di tinjau dari seluruh faktor, adalah di peroleh bahwa dari jumlah responden
sebanyak 100 pejalan kaki, di zona A kondisi kenyamanan pedestrian 47% di bandingkan dengan
41% responden pada zona B. Menyatakan bahwa kondisi kualitas kurang baik. Dari penelitian ini
bahwa faktor-faktor yang meliputi, Aspek Fisik dan Non Fisik benar-benar merupakan unsur-
unsur pokok yang menunjang rasa kenyamanan pejalan kaki dalam pemanfataan jalur trotoar Jalan
di lokasi studi

Kata Kunci: Tingkat Kenyamanan, Pejalan Kaki, Trotoar

Pendahuluan lamatan berlalu lintas yang pada akhirnya mem-


Kemudahan pencapaian (aksesibilitas) ka- bawa kesemerawutan lalu lintas.
wasan dari dan ke berbagai wilayah di Ibu Kota ini, Kenyamanan merupakan salah satu nilai
telah menyebabkan meningkatnya mobilitas ke- vital yang selayaknya harus dinikmati oleh manusia
giatan kawasan cukup pesat, baik pada siang mau- ketika melakukan aktifitas-aktifitas di dalam suatu
pun malam hari. Mobilitas yang ada tidak hanya ruang. Kenyamanan dapat pula dikatakan sebagai
kendaraan bermotor tetapi juga pejalan kaki. Lokasi kenikmatan atau kepuasan manusia dalam melaksa-
ini memiliki potensi pergerakan yang tidak sedikit. nakan kegiatannya (Sukoco, Eko. 2002). Adapun
Sebagian besar pejalan kaki pada lokasi studi ini aspek-aspek yang mempengaruhi kenyamanan
dibangkitkan oleh kawasan perkantoran, perdanga- antara lain : Fisik dan Non Fisik. ³ EDKZD WURWRDU
ngan, pendidikan. Arus pejalan kaki di lokasi studi atau jalur pejalan kaki seharusnya memenuhi kri-
ini mengikuti pola jaringan jalan yang dilengkapai teria bisa digunakan oleh kelompok masyarakat, ter-
dengan fasilitas yang kurang memadai baik trotoar masuk warga yang sudah lanjut usia, penyadang ca-
maupun pengadaan fasilitas lain. Kondisi yang ku- cat, perempuan (yang sedang mengandung) dan
rang mementingkan pejalan kaki serta tidak mem- anak-anak. Bermacam standar dan peraturan telah
pertimbangakan kenyamanan, kemudahan dan kese- dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Derektorat
Jenderal Bina Marga melalui Surat Keputusan
153 Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

Menteri Pekerjaan Umum No.60/KPTS/1990 ter- 3. Pendekatan lapangan, dengan melakukan


selenggara 03 fenruari 1990 tentang Ketertiban observasi langsung. Observasi lapangan dila-
Umum yang dilakukan dengan Surat Instuksi Wakil kukan guna mengetahui, lingkungan dan perma-
Gubernur KDKI Bidang Pemerintahan No. 149 salahan akual jalur pedestrian di sepanjang jalan
tahun 1990 tentang penertiban Kendaraan yang Kedoya Raya sampai dengan Jalan Arjuna
parkir di atas trotoar, Taman/jalur hijau dan tempat- Selatan.
tempat yang terhalang lainya di Wilayah DKI
Adapun diagram aliran yang dipakai sebagai meto-
Jakarta, dan undang-undang No. 14 tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Semua dologi penelitian adalah seperti tampak dibawah ini.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengembalikan
fungsi trotoar yang sebenarnya, sehingga diharap- Pemahaman Teori
kan akan terciptanya suasana aman, nyaman dan ƒ Hubungan pedestrian dengan pejalan kaki dan ruang kota
ƒ Kebijakan/perundang-undangan tentang jalan dan pejalan kaki
menyenangkan bagi pemakai prasarana tersebut, ƒ Kriteria Jalur Pedestrian dari Berbagai Rujukan Standar.
perlu adanya jalur pedestrian yang memadai baik
kualitas maupun kuntitas yang sesuai dengan
standar dan kriteria tertentu.
ƒ Pengamatan Kondisi Pedestrian
Ruang Lingkup Materi ƒ Wawancara Langsung

Kajian yang dilakukan dalam studi ini


dibatasi oleh aspek persepsi pengguna pedestrian
dan penilaian kondisi berdasarkan standar pedes- Identifikasi Permasalahan Pedestrian di Jalan Kedoya Raya t Jl. Arjuna Selatan
trian sebagai ruang publik bagi pejalan kaki. Pada ƒ Menurunya kualitas sarana dan prasarana pedestrian
ƒ Beralih fungsi menjadi aktifitas lain
studi ini dibahas mengenai : ƒ Kurangnya Perencanaan dan Pengawasan Aparat Kerkait dalam
1. Kebijakan pemerintah daerah berkaitan dengan penyediaan Prasarana Pedestrian

jalur pedestrian jalan Kedoya Raya sampai


dengan Jalan Arjuna Selatan, Kajian ini sebagai
bahan pertimbangan dalam menemukan dan
Analisis
memecahkan masalah.
2. Identifikasi Permasalahan eksisting.
3. Analisis aspek fisik dan peraturan, di mana
aspek ini menjadi pertimbangan dalam keterse-
diaan dan penyediaan fasilitas prasarana pedes- Aspek Fisik Aspek Non Fisik
trian berdasarkan kriteria kenyamanan dalam ƒ Prasarana
pemanfaatan pedestrian. a. Penempatan trotoar Keselamatan dan
b. Dimensi trotoar keamanan
4. Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas c. Lapisan Permukaan
kenyamanan penguna jalur pedestrian d. Kemiringan / Ramp teri jalan 1. Fungsi trotoar
e. Jembatan penyebrangan dan zebra 2. Pejalan kaki
cross 3. Pemeliharaan dan
ƒ Sarana perawatan
Metode Pendekatan Studi a. Struktur drainase
Metode pendekatan yang dilakukan dalam b. Penerangan
c. Tempat istirahat/tempat duduk
penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase d. Halte
yang didasarkan untuk mengetahui keadaan sesuatu e. Rambu-rambu
f. Jalur Taman
yang bersifat kualitatif dengan penafsiran persentase g. Kebersihan
data kuantitatif melalui metode pengumpulan data
yakni berupa angket (kuesioner), dimana studi ini
ditinjau berdasarkan kriteria pengembangan. Ada-
pun pendekatan yang dilakukan dalam mencapai tu-
Kesimpulan dan Saran
juan studi yaitu:
1. Pendekatan teori, pendekatan ini digunakan
untuk menganalisa masalah dengan merujuk pa-
Metode Pengumpulan Data
da teori-teori yang telah belaku tentang aspek-
Data yang dikumpulkan terdiri dari data pri-
aspek yang mempengaruhi jalur pedestrian di
mer dan sukunder :
kawasan studi.
1. Metode pengumpulan data adalah cara yang
2. Tinjauan kebijakan/peraturan-peraturan, tin-
ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan
jauan ini digunakan untuk menganalisa masalah
data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan da-
dengan merujuk pada kebijakan pemerintah
ta yang digunakan dalam penelitian ini adalah
setempat yang diberlakukan diwilayah tersebut.
melalui pengumpulan data primer yang dila-
Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010 154
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

kukan melalui survey primer yaitu teknik i. Bagi alternatif jawaban yang memilih
dokumentasi, angket atau kuesioner, dan teknik sangat baik (SB), akan memperoleh skor
wawancara (interview). 4.
2. Data Sekunder, merupakan data yang didapat ii. Bagi alternatif jawaban yang memilih
dari berbagai artikel media cetak, tinjuan pus- baik (B), akan memperoleh skor 3.
taka dari berbagai perpustakaan, yaitu Institute iii. Bagi alternatif jawaban yang memilih
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri kurang (K), akan memperoleh skor 2.
Semarang (UNNES), Universitas Teknologi iv. Bagi alternatif jawaban yang memilih
Indonesia (ITI), serta hasil studi, laporan, stan- sangat kurang (SB), akan memperoleh
dard dan peraturan-peraturan dari berbagai skor 1
dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum, 3. Menjumlahkan skor yang telah diperoleh dari
Dinas Petamanan dan Dinas Perhubungan DKI tiap-tiap responden
Jakarta. 4. Mencari prosentase skor yang telah diperoleh
dengan menggunakan rumus :
Metode Analisa Data
Metode analisa yang digunakan dalam n
%= x 100%
mencapai tujuan studi adalah sebagai berikut : N
1. Analisis kondisi pedestrian Dengan keterangan :
Dalam hal ini kondisi trotoar dibagi menjadi 2
n = Jumlah skor responden
aspek, yaitu aspek fisik dan non fisik. Aspek
fisik dengan mengambarkan kondisi fisik pedes- N = Jumlah skor maksimal
trian saat ini, berdasarkan penempatan trotoar,
Hasil kuantitatif dari perhitungan rumus tersebut di
dimensi, struktur dan kemiringan, tangga, ramp
atas selanjutnya diubah menjadi perhitungan dengan
tepi jalan, struktur darainase, perlengkapan tro-
kalimat yang bersifat kualitatif. Adapun langkah-
toar (fasilitas yang tersedia), elemen lansekap
langkah yang ditempuh untuk menentukan kriteria
dan lain-lain. Sedanglan aspek non fisik dengan
kenyamanan pejalan kaki adalah :
mengambarkan kondisi jalur pedestrian lokasi
a. Menentukan skor maksimal yang diperoleh dari
studi berdasarkan fungsi trotoar sebenarnya,
hasil perkalian antara skor tertinggi, jumlah
pengguna trotoar, dan pemeliharaan terhadap
item, jumlah responden. Skor maksimal tingkat
trotoar.
kenyamanan pejalan kaki adalah : 4 x 28 x 50 =
Metode yang digunakan dalam menganalisa
5600
yaitu perbandingan kondisi trotoar saat ini
b. Menentukan skor minimal yang diperoleh dari
terhadap standar kebijakan perundang-undangan
hasil perkalian antara skor terendah, jumlah
pemerintah.
item, jumlah responden. Skor minimal tingkat
2. Analisis Persepsi pejalan kaki terhadap ting- kenyamanan pejalan kaki adalah : 1 x 28 x 50 =
kat kenyamanan pedestrian. 1400
Untuk membahas hasil penelitian dengan des-
c. Menetapkan rentang skor, yakni antara skor
kripsi persentase, terlebih dahulu mengkua-
maksimal dikurangi skor minimal. Rentang skor
litatifkan skor pada jawaban melalui angket. Su-
yang dimaksud adalah : 5600 ± 1400 = 4200.
paya memudahkan dalam menganalisis data, per-
d. Menetapkan interval kelas. Interval kelas
lu diketahui skor yang diperoleh responden dari
diperoleh dari rentang skor dibagi jenjang
hasil pengisian angket yang diberikan. Oleh
kriteria.
karena itu ditentukan penetapan hasil skor-
Interval kelas
nya.(Sudjana,Nana.1996) = Rentang skor = 4200 = 1050
1. Menjumlah skor yang telah diperoleh dari Jenjang kriteria 4
tiap-tiap responden.
e. Menetapkan persentase maksimal, yaitu 100%
2. Menentukan skor jawaban responden de-
f. Menetapkan persentase minimal. Persentase
ngan ketentuan yang telah ditetapkan. Ada-
minimal diperoleh dari skor minimal dibagi
pun penentuan skor angket adalah sebagai
skor maksimal dikalikan 100% Persentase
berikut : 1400 x 100% = 25%
minimal = 5600
a. Masing-masing alternatif jawaban tiap
item soal di skor sesuai dengan tingkat g. Menetapkan rentang persentase, yaitu diperoleh
alternatif jawaban item. Lihat tabel 3.3 dari persentase maksimal dikurangi persentase
b. Setiap kode jawaban diberi skor yang minimal. Dengan demikian maka rentang
berwujud angka berskala empat, yakni : persentase adalah : Rentang persentase adalah :
100% - 25% = 75%
155 Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

h. Menetapkan interval kelas persentase, yaitu hasil pengamatan ditemui kendala atau perma-
rentang persentase dibagi kriteria. Dengan salahan yang mempersulit pejalan kaki pada be-
demikian interval kelas persentase adalah : berapa kriteria, antara lain :
Interval kelas persentase = 75 x 100% = 1. Penempatan Trotoar
18,75% Penempatan trotoar disepanjang Jalan Kedoya
i. Menetapkan kriteria, yakni Sangat Baik (SB), Raya sampai dengan Jalan Arjuna Selatan yaitu
Baik (B), Kurang (K), dan Sangat kurang(SK). zona A dan B pada lokasi studi penempatan
Yakni sebagai berikut : trotoar umunya sudah dilengkapi dengan trotoar,
Dari penentuan ke empat skor tersebut sehingga tidak ditemui kesalahan dalam aspek
kemudian di tentukan kisaran interval kelasnya ini. Penempatan trotoar dilokasi studi sudah
berdasarkan besaran presentase penemuan memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku,
indikator oleh responden, presentase pemenuan yaitu trotoar berada pada sisi luar bahu jalan atau
indikator kemampuan terbesar pada penelitian di luar jalur lalu lintas, dan dibuat sejajar dengan
ini adalah 100 % dan terkecil adalah 25 %, jalan
sehingga nilai tiap intervalnya adalah 18,75 % 2. Dimensi Trotoar
Pembagian kelas tingkat serta nilai intervalnya Masalah utama yang ditemui dalam aspek ini
dapat dilihat pada table 1 berikut ini . adalah terjadinya penyempitan ruang gerak bagi
Tabel 1 pejalan kaki pada trotoar. Hal tersebut terutama
Pembagian kategori tingkat kenyamanan di sebabkan oleh 2 hal yaitu :
Kategori tingkat ƒ Penggunaan trotoar oleh fungsi-fungsi lain.
Interval Skor Interval % ƒ Penempatan perlengkapan trotoar yang
kenyamanan
berada di ruang gerak bebas pejalan kaki.
Jika ditinjau dari tingkat kualitas jalur
Sangat Baik 4550 s.d 5600 81,25 s.d 100
pedestrian, kondisi tersebut mereduksi kualitas
Baik 3500 s.d 4550 62,5 s.d 81,25
trotoar dalam faktor kenyamanan, keselamatan
dan kenikmatan berjalan.
Kurang 2450 s.d 3500 43,75 s.d 62,5 3. Lapisan Permukaan
Masalah yang ditemui dalam aspek ini adalah
Sangat Kurang 1400 s.d 2450 25 s.d 43,75 kerusakan pada lapisan permukaan trotoar, yaitu
permukaan yang bergelombang dan pecah,
Sumber : Hasil Analisis ditemui di sepanjang jalan kedoya raya, di
bawah jembatan fly over jalan panjang, dijalan
Keterangan : Arjuna Utara di depan kelinik Nusantara, Graha
Rentang Skor : 1050
Rentang % : 8,75 %
Matapel, Kantor Pajak Kecamatan Kembangan
pada zona A. sedangkan di zona B hampir semua
Identifikasi dan Analisis Permasalahan lapisan permukaan bergelombang dan pecah. Hal
Identifikasi dan analisis permasalahan ini disebabkan beratnya beban yang diterima
dimaksudkan untuk memperoleh suatu gambaran trotoar akibat tingginya intensitas pengunaan
kondisi kenyamanan pejalan kaki berdasarkan kri- trotoar oleh pejalan kaki selain itu terbukanya
eria pengembangan di lokasi studi dengan metode penutup saluran air pembuangan dari jalan
penelitian yang telah diperoleh (lihat subbab 3). kendaraan bermotor. Maka kondisi tersebut
Adapun hasil analisis ini di perkuat dengan hasil mengakibatkan terjadinya genangan air di
koesioner berdasarkan persepsi pejalan kaki di beberapa tempat.
wilayah studi dari jumlah responden secara kese- 4. Kemiringan dan Ramp Tepi jalan
luruhan, sebanyak 100 orang pejalan kaki (dalam 2 Pada aspek kemiringan ini tidak di temui
zona pengambilan sampel, yakni Zona A di jalan kesalahan, berdasarkan kondisi eksisting
Kedoya Raya-Arjuna Utara dan B di Jalan Arjuna lapangan, lapisan permukaan umumnya tidak
Utara ±Arjuna Selatan) memiliki kemiringan, karena di sepanjang
trotoar lokasi studi bahan material yang
digunakan adalah paving blok sehingga tidak
Analisis Aspek Fisik
memerlukan kemiringan.
Kondisi umum trotoar di kota-kota besar,
umumnya belum memenuhi syarat standar yang la- Sedangkan ramp tepi jalan di lokasi studi
yak untuk kenyamanan berlalu-lintas pejalan kaki. masalah utama yang ditemui adalah :
Kondisi tersebut menimbulkan kesan fasilitas pe- a. Trotoar yang terputus
jalan kaki dibuat hanya sebagai prasyarat keleng- b. Tidak tersedianya Kemiringan atau ramp
kapan stuktur jalan dan masih jauh dari ideal. Dari tepi jalan
Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010 156
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

5. Jembatan Penyeberangan dan Zebra cross Masalah yag ditemui adalah tidak mema-
Selain trotoar, salah satu faslitas yang diperun- dainya rambu-rambu untuk pejalan kaki
tukkan bagi pejalan kaki adalah fasilitas termasuk pejalan kaki dengan keterbatasan
penyeberangan. Fungsi utama dari fasilitas fisik disepanjang trotoar lokasi studi.
penyebrangan adalah untuk mengkonsentrasikan Sementara itu, didepan pertokoan kedoya
pejalan kaki yang akan menyeberang. penempatan rambu tidak tepat (terhalang
Permasalahan yang ditemui adalah : oleh ranting pohon).
ƒ Kurangnya penyediaan sarana Hal tersebut disebabkan karena kurangnya
penyebrangan perhatian dan pemantuan pemerintah terha-
ƒ Kurangnya perawatan dap kondisi dan kebutuhan informasi peng-
6. Stuktur drainase guna trotoar. Sementara itu jika ditinjau dari
Permasalahan yang ditemui pada struktur tingkat kualitas jalur pedestrian, kondisi ini
drainase adalah penutup saluran drainase yang menggurangi kualitas trotoar dalan faktor
sudah rusak (berlubang) dan menonjol keluar. kemudahan pencapaian tujuan.
Kondisi tersebut dapat ditemui di depan Uni- 8. Jalur taman
versitas indonusa esa unggul, depan perumahan Permasalahan yang ditemui adalah :
Tanjung Duren. Kondisi ini mereduksi kualitas ƒ Kurangnya pepohonan
trotoar dalam faktor kenyamanan, keselamatan ƒ Tidak tersedianya pemisah jalan kondisi
dan kenikmatan berjalan. ini mereduksi kualitas trotoar dalam
Kedua masalah tersebut disebabkan karena faktor kenyamanan, keselamatan dan
kondisi yang sudah rapuh akibat tidak ada keindahan
perbaikan. Hal ini terjadi karena tidak adanya Kurangnya pepohonan disepajang trotoatar,
pemantauan terhadap pembenahan dari dinas disebabkan karena penanaman pohon yang
yang bertanggung jawab terhadap trotoar. Oleh hanya terbatas pada kontinuitas satu segmen
karena itu, perlunya tindakan yang serius oleh saja, tidak seluruhnya segmen sebagai satu
pemerintah dalam perbaikan struktur drainase. kesatuan karakter yang utuh. Hal ini dikarenakan
7. Kelengkapan Fasilitas trotoar dana untuk penanaman pohon sepanjang trotoar
a. Penerangan belum tersedia. Untuk memberikan keteduhan
Masalah yang ditemui adalagh tidak disepanjang trotoar, sebaiknya dipilih jenis
tersedianya lampu trotoar disepanjang pohon yang berfungsi sebagai tanaman peneduh
strotoar dilokasi studi. Tidak tersedianya atau pelindung.
lampu penerangan dikarenakan dinas 9. Kebersihan
penerangan jalan umum belum terlibat Masalah yang ditemui adalah kurangnya
dalam penyediaan lampu trotoar. Dan penyediaan tempat sampah, dalam penyedian
berdasarkan hasil wawancara hal ini sarana tempat sampah pada daerah studi sangat
sebabkan dana anggaran untuk penyediaan jarang di temui, hanya ada di beberapa tempat
lampu trotoar belum tersedia. yang menyediakan tempat pembuangan sampah
b. Tempat duduk diantaranya di depan restoran AW di jalan
Masalah yang ditemui adalah tidak Kedoya Raya dan di depan klinik Nusantara di
tersedianya tempat duduk dan istirahat jalan Arjuna Utara, hal tersebut mengakibatkan
disepanjang trotoar lokasi studi. Dan jika terjadinya penumpukan sampah dibeberapa
ditinjau dari tingkat kualitas jalur tempat yang dapat menyumbat mengalinya air
pedestrian, factor yang berpengaruh pada pada drainase, hal ini disebabkan karena
kegiatan berjalan adalah kemudahan kurangnya perhatian pemerintah dalam
pencapaian tujuan (kenikmatan) dan penyediaan sarana tempat sampah.
kesehatan.
c. Halte Aspek non fisik
Masalah yang ditemui adalah : Dari hasil pengamatan, ditemui
1. Kurang memadainya jumlah halte permasalahan yang menggangu pejalan kaki pada
2. Tidak tersedianya fasilitas penunjang aspek non fisik, antara lain :
halte, seperti lampu penerangan, rute 1. Fungsi trotoar
bus, telpon umum, tempat sampa dll. Masalah utama yang ditemui adalah adanya
Kondisi tersebut mengurangi kualitas berubahnya fungsi trotoar. Hal ini di sebabkan
trotoar dalam faktor kenyanaman dan oleh:
kemudahan pencapaian tujuan. ƒ Keberadaan pedangang
d. Rambu-rambu
157 Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

ƒ Keberadaan pangkalan ojek diatas kurangnya kualitas kenyamanan terhadap kondisi


trotoar dan penyediaan fasilitas trotoar di lokasi studi.
Adanya perubahan fungsi tersebut disebabkan Kesimpulan
karena tidak adanya sanksi yang tegas bagi Setelah melakukan pengamatan,
orang yang berjualan ditrotoar, pangkalan ojek mengidentifikasi dan menganalisa masalah serta
dan pengendara yang menggunakan trotoar merumuskan kriteria pengembangan pedestrian
sebagai lahan parkir, serta tidak adanya dilokasi studi, maka kesimpulan yang didapat
koordinasi pemantauan dalam upaya penegakan adalah sebagai berikut : Dari 100 responden pada
hukum dalam hal kebijakan yang terkait adalah kedua zona, di zona A kondisi kenyamanan
Perda No 11 tahun 1988 dan Perda No. 6 tahun pedestrian 47% di bandingkan dengan 41%
1999. responden pada zona B. Menyatakan bahwa kondisi
2. Pejalan Kaki kualitas kurang baik. Kondisi fisik pedestrian sangat
Masalah utama yang di temui di sepanjang menunjang terciptanya rasa kenyamanan bagi
trotoar lokasi studi adalah adanya penggunaan pejalan kaki.
sepeda motor dan pelaku komersial. Adanya
pelaku komersial dapat menggangu dan Daftar Pustaka
menghambat pergerakan pejalan kaki, sedangkan Arikunto, Suharsimi, ´Prosedur Penelitian Pendekatan
adanya penggunaan sepeda motor dapat Partek´ (GLVL 9 Rineka Cipta, Jakarta, 2002.
membahayakan keselamatan pejalan kaki
terhadap ancaman arus lalu lintas kendaraan Chiara, joseph De dan Lee E, ´Koppleman´ Standar
Perencanaan Tapak, 1990.
bermotor. Aktifitas tersebut disebabkan karena
kurang ketegasan hukum dan pemantauan bagi )LWULDQWR $GLW\D : ´Mewujudkan Aksesibilitas Ruang
pengguna trotoar selain pejalan kaki. Publik´ Kompas,13 juni 2004.
3. Perawatan
Berdasarkan pengamatan, masalah yang ditemui Fruit, John J, ´Pedestrian Transpotation dalam Public
adalah kurangnya perawatan kondisi trotoar saat Transportation: Planning, Operation and
ini. Hal ini disebabkan karena 2 (dua) hal, yaitu : 0DQDJHPHQW´ 3UHQWLFH +DOO ,QF /RQGRQ
1. tidak ada tindak lanjut dari instansi yang 1979.
bertanggung jawab dalam pemeliharaan
terhadap kerusakan trotoar. +DNLP 5XVWDP +DUGL 8WRPR ´Komponen Perencanaan
Arsitektur Lansekap´ %XPL $NVDUD -DNDUWD
2. Tidak adanya koordinasi yang baik antara
2003.
instansi-instansi yang terlibat dalam
pemeliharaan trotoar, sehingga terjalinya Lynch, Kevin. The Image Of The City.1969.
kerjasama yang baik antar instansi.
Instansi-instasi terkait masih berjalan Oregon Departement Of Transportation, ´Oregon Bicylce
masing-masing dalam hal perencanaan, And Pedestrian Plan´ Portland, 1995.
pembiayaan, pelaksanaan maupun
pemeliharaan terhadap trotoar. Sugiyono, ´Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R & D´, Alfabeta, Bandung, 2008.
Analisis Deskripti Prosentase Tingkat Kenya-
manan yang Ditinjau dari Aspek fisik dan Non- Sudjana, Nana, ´Metode Statistik´ Tarsito, Bandung,
1996.
Fisik)
Persepsi kenyamanan perjalanan para Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
pejalan kaki di jalur trotoar di sepanjang Jalan pengembangan Bahasa, ´Kamus Besar Bahasa
Kedoya Raya ±Jl. Arjuna Selatan, dapat ditunjukkan Indonesia´ Edisi Kedua, Departemen
dari perhitungan analisis deskriptif prosentase (lihat Pendidikan dan kebudayaan, Balai Pustaka,
tabel 6.2) yang menunjukan bahwa dari jumlah Jakarta, 1991.
responden sebanyak 100 orang pejalan kaki (dalam
2 zona pengambilan sampel), maka hasil analisis Transportation Research Board ± Nasional Research
frekuensi tertinggi diketahui responden di zona A Cuncil. Highway Capacity Manual. Wasinghon
\DQJ PHQ\DWDNDQ ³NRQGLVL NHQ\DPDQDQ SHGHVWULDQ´ DC,1985.
47% dibandingkan dengan 41% responden pada
Washington State Departemen Of Transportation.
zona B. Total responden dimasing-masing zona Pedestrian Facilities Guidebook. Washington,
\DQJ PHPLOLK ³NRQGLVL NHQ\DPDQDQ SHGHVWULDQ´ 1997.
kurang dari 50% maka dapat diambil kesimpulan
kenyamanan pedestrian pada kedua zona adalah
Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010 158
Identifikasi Tingkat Kenyamanan Pejalan Kaki : Studi Kasus Jalan Kedoya Raya ² Arjuna Selatan

Unterrman, Richard K. Changing Desingn Standards For Undang-undang No.14 Tahun 1992 Tentang lalu Lintas
Steets And Road. 1984. dan Angkutan Jalan.

Zahnd, Markus. Perancangan Kota Terpadu. 1999. Hutauruk, Rouliana. Studi Penataan Kawasan Pejalan
Kaki di Pusat Kota Bandung Dengan Alternatif
Tricaahyono, Dodie. Pedestrian Menuntut Perhatian. Pedestrian Mall. Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Majalah Kota, No. 2/Tahun I/Mater-April,1989. Planologi. Bandung : ITB,1999.

Direktorat Jendral Bina Marga. Tata Cara Perencanaan Rumawan, Intan.. Perumusan Materi Pokok Peraturan
Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan. Perundang-Undangan Tentang Pejalan Dalam
Departemen Pekerjaan Umum 1995. Kota Di Indonesia. Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Planologi. Bandung : ITB,1999.
Direktorat Bina Teknik. Tata Cara Perencanaan Jembatan
Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Sukoco,Eko. 2002. Analisis Penyalagunaan Prasarana
Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum, 1995. Jalan Di Kawasan Sekitar Pasar Johar. Skripsi
Direktorat Bina Marga. Petunjuk Perencanaan Trotoar. FT Unnes
Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Departemen
Pekerjaan Umum, 1990

Keputusan Mentri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993


Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.

Peraturan Daerah No.11 Tahun 1988 Tentang Ketertiban


Umum Dalam Wilayah DKI Jakarta.

Peraturan Daerah No.6 Tahun 1999 Tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah daerah khusus Ibu Kota
jakarta.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

159 Jurnal PLANESATM Volume 1, Nomor 2, November 2010

Anda mungkin juga menyukai