Skripsi
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Program Studi Diploma IV
Guna Memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan
Oleh :
DIANGGA REGGY ANGGORO
Notar : 1701020
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Bandung berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten
Bandung terletak di cekungan Bandung dengan ciri dataran tinggi luas
dibagian tengah yang dikelilingi pegunungan disebelah barat, utara, selatan
dan timurnya. Kabupaten Bandung merupakan kawasan yang sering terkena
banjir setiap musim hujan dikarenakan aliran sungai yang ada diseluruh
cekungan Bandung bermuara ke sungai Citarum ditambah drainase yang
buruk, pencemaran sungai yang parah dan sungai yang dangkal sehingga
dapat mengganggu aktivitas transportasi di sekitarnya.
Pasar Majalaya memiliki cakupan wilayah yang cukup luas meliputi beberapa
ruas jalan. Ruas – ruas jalan tersebut didominasi oleh jalan 2/2 UD dengan
lebar jalan terkecil 5 m. Di samping kiri kanan jalan terdapat banyak lapak
pedagang dan parkir on street. Terdapat fasilitas pejalan kaki seperti trotoar,
namun pembangunannya tidak konsisten sehingga sangat tidak memadai bila
digunakan. Serta fungsionalitas nya dirubah oleh para pedagang pasar untuk
dijadikan lapak bagi mereka dan juga sebagai tempat pembuangan sampah.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Melihat permasalahan di wilayah studi, maka dapat diidentifikasikan masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Pembuatan trotoar pejalan kaki yang tidak merata sehingga trotoar tidak
saling terhubung mengakibatkan masyarakat enggan menggunakannya.
2. Keberadaan lapak pedagang pada trotoar hingga memakan badan jalan
yang mengurangi lebar jalan efektif dari 7 m hingga 5 m
3. Adanya potensi resiko keselamatan bagi pejalan kaki karena tidak ada
fasilitas pejalan kaki.
4. adanya
C. RUMUSAN MASALAH
Seiring dengan bertambahnya pergerakan dari dan ke kawasan Pasar
Majalaya, maka dapat menimbulkan permasalahan pada tingkat pelayanan
pejalan kaki di sekitar pasar Majalaya.
D. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam penulisan ini dilakukan agar pembahasan di
dalam penulisan ini tidak menyimpang dari tema disajikan. Pembatasan
masalah juga dilakukan untuk mempersempit wilayah penelitian agar
permasalahan yang akan dikaji dapat dianalisis lebih dalam sehingga strategi
pemecahan masalah dapat dikerjakan secara sistematis.
1. Daerah studi meliputi ruang pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya
Kabupaten Bandung.
2. Analisis peningkatan pelayanan, menganalisa kebutuhan pejalan kaki,
dengan dibatasi penelitian baik itu volume dan inventarisasi ketersediaan
fasilitas yang telah tersedia dan perlu di lakukan perbaikan
3. Evaluasi dilakukan pada lokasi permasalahan yang ada pada ruang
pejalan kaki di ruas jalan Kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung
dengan tahun dasar 2020.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari analisa dan optimalisasi kinerja fasilitas pejalan kaki kawasan
Pasar Majalaya adalah untuk memberikan solusi peningkatan kualitas
pelayanan bagi pengguna fasilitas pejalan kaki, yaitu tersedianya prasarana
jalan dan ruang yang memadai dengan tingkat pelayanan yang memenuhi
standar kelayakan, sehingga diharapkan mampu melayani pejalan kaki
sebagai akibat dari kegiatan pasar. Skripsi ini juga dimaksudkan untuk
mengetahui langkah pemecahan masalah yang tepat untuk mengoptimalkan
kinerja sarana pedestrian di kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
G. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian pada lokasi Kawasan Pasar Majalaya Kabupaten Bandung ini belum
pernah dilakukan. Tetapi penelitian sejenis sudah pernah dilaksanakan pada
lokasi berbeda dan terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian
sebelumnya
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar penulisan laporan penelitian sistematis, maka sistematika penulisan
terbagi dalam 4 bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai teori-teori perkembangan kota, jaringan
jalan, dan optimalisasi fasilitas pejalan kaki.
BAB III GAMBARAN UMUM
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sementara kewajiban pejalan kaki diatur pada pasal 132, Nomor 22 tahun
2009, yaitu :
Sasaran optimalisasi fasilitas pejalan kaki sesuai dengan tujuan diatas adalah:
Terdapat tiga strategi optimasi fasilitas pejalan kaki secara umum yang dapat
dikombinasikan sebagai bagian dari rencana optimasi fasilitas pejalan kaki,
yaitu :
A. Zebra Cross
Zebra cross di jalan raya ini dianggap sebagai tempat yang aman bagi para
pejalan kaki untuk menyeberang jalan dari satu sisi ke sisi lainnya yang
berseberangan. Para penyeberang ini juga dilindungi undang – undang nomor
22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dalam undang – undang
itu pasal 131, disebutkan bahwa pejlan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas
B. Jembatan Penyeberangan
fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau
menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang
dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bis (seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk
memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda,
tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. Langkah
lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi
penderita cacat adalah dengan menggunakan tangga berjalan ataupun
dengan menggunakan lift.
Pembangunan jembatan penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
C. Pellican Crossing
Perbedaan antara pelican crossing dengan zebra cross yaitu, zebra cross tidak
memberikan keleluasaan terhadap pengguna fasilitas penyeberangan untuk
mengatur lampu yang memberi tanda agar kendaraan berhenti di belakang
garis.
D. Trotoar
Leber trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Trotoar
perlu ditinjau baik kapasitas, kondisi, dan kegunaannya apabila terdapat
pejalan kaki yang menggunakan jalur lintas kendaraan.
Tabel II.1 Lebar trotoar yang dibutuhkan sesuai dengan penggunaan lahan
disekitarnya.
Lebar
Penggunaan Lahan
No Minimum
Sekitarnya
(m)
1 Perumahan 1.50
2 Perkantoran 2.00
3 Industri 2.90
4 Sekolah 2.00
5 Pertokoan / perbelanjaan 2.00
Lebar
Penggunaan Lahan
No Minimum
Sekitarnya
(m)
7 Jembatan/Trowongan 1.00
Sumber : Pedoman Teknis Perencanaan Spesifikasi Trotoar, 1991
Menurut Ahmad Munawar (2004), ada dua pergerakan yang dilakukan pejalan
kaki, meliputi pergerakan menyusuri sepanjang kiri kanan jalan dan
pergerakan memotong jalan pada ruas jalan (menyeberang jalan).
1. Pergerakan Menyusuri
a. Kriteria penyediaan lebar trotoar berdasarkan lokasi
Kriteria penyediaan lebar trotoar berdasarkan lokasi menurut
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 1993 dapat dilihat
pada Tabel II.5.
Lebar
No Lokasi
Minimum (m)
Jalan di daerah perkotaan atau kaki
1 4 meter
lima
Wilayah Industri :
3
a. Pada jalan primer 3 meter
Wilayah Pemukiman :
5
a. Pada jalan primer 2,75 meter
𝐏
Wd = +N ................................................................. II.20
𝟑𝟓
Sumber: Munawar, 2004
Dimana:
Wd = Lebar Trotoar Yang Dibutuhkan (meter)
P = Arus Pejalan Kaki (orang/menit)
N = Nilai Konstanta
Dimana:
P = Jumlah Pejalan Kaki yang Menyeberang (orang/jam)
V = Volume Lalu Lintas (kendaraan/jam)
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
Fo = Frekuensi hasil observasi
Fh = Frekuensi hasil model
BAB III
GAMBARAN UMUM
31
OPTIMALISASI FASILITAS PEJALAN KAKI DI SEKITAR PASAR MAJALAYA
20
33
Gambar III.2 Peta Jaringan Jalan yang Dikaji Wilayah Kabupaten Bandung
Kawasan Pasar Majalaya dilalui oleh Jalan kolektor yang terpengaruh oleh
kegiatan kawasan meliputi Jalan Jalan Pasar baru, Jalan Pajagalan, Jalan
Pasar Domba, Jalan Cikaro dan Jalan Separaku. Di antara jalan kolektor
tersebut, Jalan Pajagalan dan Jalan Pasar Baru adalah ruas yang sebagian
segmennya telah tertutup oleh pasar, sehingga sulit dilalui kendaraan.
35
OPTIMALISASI FASILITAS PEJALAN KAKI DI SEKITAR PASAR MAJALAYA
24
Gambar III.5 Gambar wilayah Ruas yang dikaji di Kawasan Pasar Majalaya
36
OPTIMALISASI FASILITAS PEJALAN KAKI DI SEKITAR PASAR MAJALAYA
25
Kondisi parkir kawasan Pasar Majalaya seperti yang dijelaskan di atas dapat
dilihat pada Gambar III.6 berikut.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tindakan observasi secara langsung
untuk mengetahui penyebab atau faktor timbulnya suatu masalah. Pada
tahapan ini akan didapat berbagai masalah yang ada diwilayah studi
(Pasar Majalaya Kabupaten Bandung) dan kemudian dirumuskan untuk
dijadikan beberapa permasalahan pokok. Permasalahan yang
diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain :
a. Kinerja fasilitas pejalan kaki kawasan Pasar Majalaya
b. Kondisi fasilitas pejalan kaki di kawasan Pasar Majalaya
c. Kelayakan fasilitas pejalan kaki di kawasan pasar Majalaya
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data – data yang akan
digunakan dalam mengolah dan menganalisis permasalahan yang timbul.
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data pirmer dan sekunder.
Data primer meliputi :
a. Data geometrik fasilitas pejalan kaki yang diperoleh dari survei
inventarisasi fasilitas pejalan kaki.
b. Data volume pengguna fasilitas pejalan kaki yang diperoleh dari
survei.
c. Data kecepatan pergerakan orang yang diperoleh dari survey
a. Arus pejalan kaki yang diperoleh dari survei pejalan kaki gerakan
menyusuri dan gerakan memotong. Data arus pejalan kaki tersebut
akan menjadi dasar penentuan kebutuhan fasilitas pejalan kaki.
4. Kebutuhan sarana pejalan kaki yang diperoleh dari perhitungan volume
pejalan kaki yang terjadi saat surveiSetelah kinerja eksisting didapat,
maka dilakukan modelling dengan menggunakan aplikasi VISSIM.
Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah
Penyusunan alternatif pemecahan masalah dilakukan untuk menentukan
solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada
wilayah studi. Dalam hal ini menggunakan beberapa skenario usulan
untuk kemudian dipilih yang terbaik dalam memecahkan masalah. Ada
tiga skenario dalam penelitian ini, yaitu :
a. Skenario 1, mengusulkan pengadaan fasilitas pejalan kaki, melarang
pedagang untuk berjualan di badan jalan, pembatasan jam operasi
kendaraan yang melakukan bongkar muat barang, dan
merencanakan ruang/taman parkir.
Dari seluruh uraian dia atas, maka dapat disusun bagan alir penelitian seperti
gambar IV.1 berikut.
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
1. Peta Tata Guna Lahan
1. Data geometrik ruang fasilitas 2. Peta Jaringan Jalan
pejalan kaki 3. Peta Administrasi Kabupaten
2. Data Volume pengguna fasilitas Bandung
pejalan kaki 4. Peta Lay Out Pasar Majalaya
3. Data Kecepatan 5. Tingkat Pertumbuhan penduduk
Pengolahan Data
Kinerja Eksisting
Lalu Lintas
Modelling
(Vissim)
Validasi
Tidak
Valid
Ya
Tidak
Optima
Ya
Rekomendasi Pilihan Terbaik
Kesimpulan
Selesa