Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jl. Purnawarman Kota Bandung merupakan pusat perdagangan yang
berada di Kota Bandung beragam kegiatan dapat ditemukan dijalan ini, seperti
hal nya perdagangan jasa, perhotelan dll. Perubahan pandangan akan Kota
Bandung sendiri yang mulai merusak kekuatan karakter dari kota ini.
Kini perubahan yang telah terjadi pada jalan pedestrian di Jl.
Purnawarman ini merupakan salah satu peran yang memberi dampak sangat
buruk pada fungsi awalnya. Tipologi bangunan mixed-use yang luas dan
menyedot banyak kendaraan bermotor dan para pedagang kaki lima yang tidak
lagi memperkuat elemen sebelumnya dan tidak juga memberi transformasi ke
arah yang lebih baik.
Jl. Purnawarman merupakan koridor jalan dengan dominasi aktivitasnya
adalah sebagai pusat perdagangan. Namun kemudian berkembangnya Jl.
Purnawarman sebagai pusat perdagangan tidak terkontrol lagi dan memicu para
pedagang kaki lima membuka kios-kios dagang sesuka mereka.
Dampak buruk lainnya dari berkembangnya Jl. Purnawarman ini memicu
kemacetan lalu lintas. Lebar jalan yang relative sempit dengan jumlah kendaraan
bermotor yang semakin bertambah dengan banyak dan kurangnya lahan parkir
untuk kendaraan bermotor.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemacetan yang ada di Jl.
Purnawarman yang disebabkan oleh pedagang kaki lima serta untuk
mendapatkan alternatif pemecahan masalah kemacetan yang ada pada Jl.
Purnawarman, Kota Bandung.

1
1.2.2 Sasaran
 Mengidentifikasi penyebab terbesar kemacetan yang ada di Jl.
Purnawarman,Kota Bandung

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kemacetan


Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya
lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas
jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak
mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta.
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, Surabaya,
Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar, Jogjakarta, dan kota-
kota besar lainnya di Indonesia. Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan
mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga
kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila
kendaraan harus berhenti atau bergerak lambat.
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan
yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan
kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga
menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat
kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai
derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5.
Sudradjat, Tony Sumartono, Asropi (2011) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa
kemacetan lalu lintas biasanya meningkat sesuai dengan meningkatnya mobilitas
manusia pengguna transportasi, terutama pada saat-saat sibuk. Kemacetan terjadi
karena berbagai sebab diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengaturan
lampu lalu lintas, banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun
ke jalan, musim, kondisi jalan, dan lain-lain. Berbagai usaha untuk menanggulangi
kemacetan lalu lintas yang dilakukan adalah dengan

3
penambahan sarana jalan, pembangunan jalan tol, jalan layang, terowongan, sistem
pengaturan lampu ATCS (Area Traffic Control System), dan lain-lain. Transportasi
sangat erat kaitannya dengan perluasan lahan tanah. Drewe menggambarkan
hubungan antara perkembangan transportasi dengan perluasan lahan tanah yang
digambarkan seperti pada gambar.
2.2 Definisi Transportasi
Menurut Morlok (1991), transportasi adalah memindahkan atau mengangkut
barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi dikatakan baik,
apabila perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan
cukup, aman, bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang
nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti, sangat ditentukan oleh berbagai
faktor yang menjadi komponen transportasi ini, yaitu kondisi prasarana (jalan), sistem
jaringan jalan, kondisi sarana (kendaraan) dan sikap mental pemakai fasilitas
transportasi tersebut (Budi D.Sinulingga, 1999).

4
BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Kota Bandung


Kecamatan Sumur Bandung adalah salah satu kecamatan tertua di Kota Bandung.
Batas wilayah dan jumlah kelurahan di Kecamatan Sumur Bandung pada awalnya
ditetapkan berdasarkan pada PP Nomor 16 Tahun 1987 tentang perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat Bandung dan KabupatenDaerah Tingkat II
Bandung. Kecamatan Sumur Bandung terdiri dari 4 Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Braga
2. Kelurahan Kebon Pisang
3. Kelurahan Babakan Ciamis
4. Kelurahan Merdeka
Kecamatan Sumur Bandung meliputi luas milayah 340 Ha dengan jumlah
penduduk sebanyak 38.266 jiwa dan 7.493 Kepala Keluarga yang terdiri dari 36
Rukun Warga dan 230 Rukun Tetangga.
Pergerakan lalu lintas di Kota Bandung yang sebagian besar menuju pusat
kota/perdagangan (Central Bisnis Distric) di sekitar Jl. Purnawarman, Jalan Dewi
Sartika, Jalan Asia Afrika, Jalan Merdeka, Jalan Diponegoro, Jalan Cihampelas,, dan
sebagainya juga Karena adanya pergerakan arus memasuki Kota Bandung pada hari-
hari libur untuk keperluan wisata ataupun hanya melintasi (trought traffic).
Pola jaringan transportasi di Kawasan Kota Bandung menunjukkan
karakteristik sebagai berikut:
1. Pola jaringan cenderung membentuk pola kombinasi radial konsentris
sesuai dengan pola guna lahannya dengan beberapa poros utama kota,
serta pada sebagian besar ruas jalan utama terdapat interaksi (simpangan)
dengan jarak antara sangat dekat.

5
2. Pola jaringan pada kawasan perluasan (internal kota) membentuk pola
radial untuk mengarahkan arus pergerakan tidak melalui pusat kota.
3. Pola jaringan pada kawasan pinggiran (luar kota) dilayani dengan jaringan
jalan tol untuk memisahkan arus pergerakan regional tidak bercampur
dengan pergerakan internal kota.
3.2 Kebijakan dan Kedudukan Jalan Purnawarman dalam Lingkup Kota
Bandung
Menurut RTRW Kota Bandung 2013, kawasan perdagangan adalah lokasi
yang ditetapkan untuk transaksi langsung antara pembeli dan pedagang. Wadah fisik
dari kegiatan transaksi ini antara lain berupa pertokoan, pasar atau pusat belanja.
Sedangkan kawasan jasa adalah lokasi yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan pelayanan dengan wadah fisiknya berupa perkantoran dengan
kegiatan ekonomi atau serangkaian kegiatan yang umumnya tidak kasat mata, dan
tidak berdampak kepada kepemilikan apapun, yang ditawarkan satu pihak kepada
orang lain, yang produknya dinikmati pada saat diproduksi, serta mempunyai nilai
tambah dalam berbagai bentuk (kenyamanan, hiburan, kemudahan, atau kesehatan).
Arahan pengembangan kawasan dan kegiatan perdagangan dan jasa
berdasarkan RTRW Kota Bandung 2013, antara lain adalah merevitalisasi atau
meremajakan kawasan pasar yang tidak tertata dan/atau skala menurun kualitas
pelayanannya dengan tanpa mengubah kelas dan/atau skala pelayanannya yang telah
ditetapkan. Kebijakan lainnya yaitu mengendalikan kegiatan perdagangan. Sedangkan
untuk kegiatan jasa, arahan pengembangannya antara lain yaitu mewajibkan
penyediaan parkir dan prasarana yang memadai bagi pengembangan kegiatan jasa.
3.3 Karakteristik Jalan Purnawarman Kota Bandung
Jalan purnawarman berada di kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung
wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dengan kode pos 40116. Jalan
Purnawarman adalah salah satu jalan protokol dikota Bandung. Jalan ini
menghubungkan Jalan R.E. Martadinata, Jalan Taman Sari dan Jalan Wastu kencana.
Posisi jalan bersebelahan dengan Jalan Ir. Haji Djuanda dan dapat diakses dengan

6
mudah dengan angkutan umum. Jalan ini semakin padat dengan dibangunnya BEC,
yang letaknya berhadapan dengan toko buku Gramedia, sementara toko buku tersebut
berhadapan dengan pusat perbelanjaan BIP. Jalan ini juga berdekatan dengan Planet
Dago, jajaran Factory Outlet di jalan Riau dan masih banyak lagi.
Secara garis besar jalan Purnawarman merupakan jalan dengan tingkat
mobilitas yang tinggi dari sisi penggunaan jalan terutama pada saat jam kerja dan
sekolah yang menyebabkan seringnya terjadi kemacetan. Kemacetan merupakan
dampak dari buruknya sistem sirkulasi lalu lintas di kawasan tersebut. Penyebab
kemacetan tersebut diantaranya jalan yang sempit tetapi dilalui banyak kendaraan.
Banyak pejalan kakiyang menyebrang sembarangan, parkir yang didirikan di mana
saja, angkot yang berhenti sembarangan, buruknya pintu akses keluar masuk parker,
dan sebagainya. Kemacetan tersebut dapat di atasi dengan cara memperbaiki sistem
keluar masuk parkir, didirikannya halte untuk angkot dan zebracross yang lebar dan
menarik bagi pejalan kaki.
3.4 Kondisi Lalu Lintas di Jalan Purnawarman
Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang menunjukkan apakah
suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak. Tempat yang kami pilih adalah
Kawasan disekitar Bandung Electronic Center (BEC) dan Gramedia, di daerah ini
terdapat di salah satu bagian dari Jalan Purnawarman. Kami memilih kawasan ini
karena di daerah tersebut banyak terdapat permasalah perkotaan , salah satunya
buruknya sirkulasi lalu lintas. Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang
menunjukkan apakah suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak.
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai
gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud
dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak
pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang
selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui
manajemen lalu lintasdan rekayasa lalu lintas. Ada tiga komponen lalu lintas yaitu

7
manusia, kendaraan, dan jalan. Sirkulasi lalu lintas yang baik haruslah dapat
memberikan kelancaran dan keamanan bagi pihak yang terkait, yaitu manusia sebagai
pengendara dan manusia sebagai pejalan kaki.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sirkulasi yang buruk
menyebabkan kemacetan, kemacetan sendiri didefinisikan sebagai situasi atau
keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di
kota-kotabesar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik
atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan
penduduk. Banyak kerugian yang akan didapatkan ketika kita terjebak kemacetan,
diantaranya waktu, tenaga, dan materi.
3.4 Permasalahan
Keadaan yang terjadi di kawasan sekitar BEC tersebut terlihat tidak ideal.
Banyak permasalahan yang terjadi salah satunya kemacetan sebagai akibat dari
kesemerawutan antara sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Permasalahan
kemacetan tersebut antara lain:
1. Ruas jalan yang tidak terlalu lebar yaitu sekitar lima meter.
2. Sistem keluar masuk parkir yang buruk.
Gedung BEC tidak memiliki tata masa bangunan yang baik. Bangunan
tersebut terlalu dekat dengan jalan. Apabila pengunjung sedang padat,
menyebabkan kendaraan yang hendak masuk ke basemen parkir. Perlu mengantri
hingga ruas jalan utama. Hal itu menyebabkan terjadi penumpukan kendaraan
dan ujung-ujungnya kembali lagi pada kemacetan.
3. Parkir liar di bahu jalan dan trotoar
Area parkir yang didirikan di trotoar menyebabkan pejalan kaki akhirnya
berjalan di bahu jalan seperti juga banyaknya kendaraan roda dua yang diparkir
dibahu jalan merupakan salah satu penyebab kemacetan. Penyebab Kemacetan
yaitu angkot, parkir sembarangan dan pejalan kaki
4. Perilaku pejalan kaki

8
5. Angkot yang mengetem dan menunurunkan penumpang sembarangan
Buruknya sistem transportasi di Kota Bandung menyebabkan hal di atas
terjadi. Para supir angkot dengan seenaknya berhenti di tengah jalan, tidak
mengidahkan pengemudi lain.
6. Rambu lalu lintas tidak dipatuhi
Sebenarnya di sepanjang jalan purnawarman kawasan BEC telah terdapat
rambu Dilarang Parkir. Tetapi hal itu tidak diindahkan oleh pengemudi yang
justru memakirkannya di tempat yang dilarang. Hal tersebut dapat menghambat
sirkulasi lalu lintas.

9
BAB IV
ANALISIS

5.1 Peta Analisis Koridor Jl. Purnawarman Kota Bandung

5.2 Analisis Eksisting Koridor Jl. Purnawarman Kota Bandung


Pedagang Kaki Lima, timbul dari adanya suatu kondisi pembangunan
perekonomian dan pendidikan yang tidak merata diseluruh NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia). PKL ini juga timbul dari akibat tidak tersedianya lapangan
pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan dalam berproduksi.
Pemerintah dalam hal ini sebenarnya memiliki tanggung jawab didalam
melaksanakan pembangunan bidang pendidikan, bidang perekonomian dan
penyediaan lapangan pekerjaan. Ketentuan ini diatur dalam peraturan perundang -
undangan yang tertinggi yaitu UUD 45. Diantaranya adalah : Pasal 27 ayat (2) UUD
45, Pasal 31 UUD 45, Pasal 33 UUD 45 dan Pasal 34 UUD 45.
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di Jalan Purnawarman
Bandung, pedagang kaki lima menjadi salah satu permasalahan kota diantaranya yaitu
alih fungsi trotoar. PKL cenderung ditempatkan di lahan yang tidak direncanakan
seperti trotoar. Akibatnya trotoar beralih fungsi dari yang semula untuk jalur
pedestrian menjadi lapak dagangan para PKL.
Kita ketahui bahwa BEC yang terletak di Jalan Purnawarman adalah Pusat
Elektronik di Kota bandung. Ini merupakan magnet bagi para pengunjung untuk
datang dan tentunya melewati Jalan Purnawarman. Pedagang Kaki lima kerap
menggunakan trotoar atau bahu jalan sehingga tidak ada batas antara pejalan kaki dan
pengguna kendaraan bermotor. Pejalan kaki yang seharusnya berjalan di trotoar
terpaksa berjalan di bahu jalan. Dan ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di
sepanjang jalan.

10
Dalam analisis kami mengenai persebaran pedagang kaki lima di sepanjang
koridor Jl. Purnawarman, terdapat macam macam jenis pedagang kaki lima
diantaranya pedagang minuman, makanan dan pedagang case handphone.
Penuhnya parkiran yang sudah ada tidak bisa dipungkiri kelalaian pemarkir
kendaraan tidak
Lepas dari kurangnya perhatian pihak berwenang dan masih kurangnya lahan
parkir yang ada terlebih kendaraan roda dua karena banyak parkiran motor telah
penuh sehingga mereka akhirnya parkir di bahu jalan bahkan trotoar. Parkir di bawah
rambu rambu dilarang parkir menjadi permasalahan selanjutnya yang kami temui.
Banyaknya rambu rambu lalu lintas seperti dilarang parkir dan dilarang berhenti tidak
di perhatikan oleh pengguna kendaraan.

Gambar
Tidak adanya batas Antara Pejalan Kaki dan
Pengendara Motor Karena Adanya PKL

11
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil survey dapat disimpulkan bahwa disepanjang
koridor jalan Punawarman terutama di depan istana BEC, Gramedia, alfamart
dipenuhi oleh PKL yang menggunakan trotoar untuk area berjualan sehingga
berdampak pada sirkulasi pejalan kaki, selain itu kondisi perkerasan trotoar yang
tidak memberikan kenyamanan pejalan kaki untuk melaluinya juga menjadi masalah.
Kemacetan pun terjadi di sekitar jalan ini karna banyak orang orang yang berjalan
tidak sesuai tempat nya karna habis oleh pedagang pedagang ini. Parkir juga menjadi
masalah di kawasan ini. Padatnya pengunjung berdampak pada kebutuhan lahan
untuk parkir kenadaraaan.
Sebenarnya lahan parkir telah disediakan oleh para pengelola gedung seperti
yang ada di besement Bandung Electronik Center, lahan parkir yang ada di Gramedia
maupun bangunan-bangunan lain.Namun lahan fasilitas parkir di kawasan BEC
masih belum baik. Pintu masuk parkir terlalu kecil hanya cukup untuk satu ukuran
mini bus sehingga apabila pengunjung sedang banyak terjadi antrian kendaraan
hingga ke ruas jalan hingga kemacetan pun terjadi
5.2 Rekomendasi
Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kepeduliannya dan bekerja
sama untuk mengembalikan fungsi utama trotoar sebagai salah satu bagian dari
fasilitas pejalan kaki. Hal ini perlu dilakukan agar kedua pihak saling membantu
bukannya melempar tanggung jawab.Pemerintah memperhatikan hak-hak pejalan
kaki dalam pengelolaan jalan, karena yang selama ini yang terlihat adalah pemerintah
lebih memperhatikan pengguna kendaraan daripada pejalan kaki. Hal ini terlihat dari
banyaknya pembangunan yang mendukung pengguna kendaraan dari pada pejalan
kaki. Pemerintah juga dapat berperan dengan mengurangi jumlah arus kendaraan

12
yang melintas perancangan trotoar yang baik dan perelokasian para pedagang kaki
lima agar tidak memenuhi trotoar.
Masyarakat sebagai pengguna jalan dapat berperan dalam menjaga perawatan
trotoar, contohnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan
vandalisme dan menggunakan fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuannya. Hal ini
sebenarnya harus dilakukan sebagai kesadaran karena fasilitas pejalan kaki termasuk
dalam fasilitas umum yang dibangun dengan menggunakan uang masyarakat.
Guna mengatasi kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor ditempuh berbagai
upaya (program aksi), utamanya :
1. Menerapkan sistem manajemen lalu lintas (Traffic Management) yang tepat
dan efektif.
Hal ini bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas,
Manajemen Lalu Lintas meliputi :
a. Kegiatan Perencanaan Lalu Lintas
Kegiatan Perencanaan Lalu Lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi tingkat
pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan.
b. Kegiatan Pengaturan Lalu Lintas
Kegiatan Pengaturan Lalu Lintas meliputi penataan sirkulasi lalu lintas,
penentuan kecepatan minimun dan maximum, larangan atau perintah penggunaan
jalan bagi pemakai jalan.
2. Menyediakan dan mengoperasikan angkutan massal/umum perkotaan yang
berkapasitas mencukupi dan dikelola secara profesional.
3. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang mampu
melayani lalu lintas secara lancar.
4. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang kompherensif,
akomodatif dan berwawasan masa depan
5. Keberpihakan kepada angkutan umum
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan mengoptimalkan
kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain :

13
a.Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
b.Pengembangan lajur atau jalur khusus
6. Pembatasan Kendaraan Pribadi
Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya
kepemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor dll.
7. Peran Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam
menangani kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke angkutan umum yang
tersedia dan lebih tertib berlalu lintas agar para pengguna kendaraan pribadi
seharusnya mengikuti aturan agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lain.
Pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyeberang di
jembatan penyeberangan. Apabila ingin menggunakan angkutan umum, maka kita
harus menghentikan angkutan tersebut di halte yang telah di sediakan, begitu pula
bila ketika hendak turun.
Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk
mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di
sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan dipinggirkan agar tidak mengganggu
kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan atau pertigaan sebagai terminal.
Pedagang kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar karena trotoar merupakan
haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di
troatoar.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang
kecil dan jangan mencoba untuk menerobos lampu merah jika terjadi kemacetan lalu
lintas dan jangan menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak
penting. Bagi para pengguna sepeda motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan
kecepatan yang tidak tinggi.

14
Daftar Pustaka
http://peta-jalan.com/jl-jalan-purnawarman-taman-sari-bandung-wetan-bandung/

Diunduh 14 April 2018, 16.24 WIB

file:///D:/FILE%20KULIAH/Semester%204/Sistem%20Informasi%20Perencanaan/C

hapter%20II.pdf

Diunduh 14 April 2018, 21.13 WIB

https://portal.bandung.go.id/pemerintahan/kecamatan/Mvqd/kecamatan-sumur-

bandung

Diunduh 16 April 2018, 09.13 WIB

https://flanel4world.files.wordpress.com/2014/12/laporan-observasi-di-jalan-

purnawarman-bandung.pdf

Diunduh 20 Mei 2018, 15.32 WIB

https://prezi.com/ucllrhzr8ewi/analisis-koridor-jl-purnawarman/

Diunduh 20 Mei 2018, 15.45 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai