Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai normal waktu antar hijau........................................................8


Tabel 2.2 Jumlah lajur ....................................................................................12
Tabel 2.3 Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs) .............................................14
Tabel 2.4 Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan ..............................15
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian untuk tipe Hambatan Samping(FSF) .................15
Tabel 2.6 Pengaturan waktu siklus .................................................................17
Tabel 2.7 Konversi kendaraan terhadap satuan mobil penumpang ..................18
Tabel 2.8 Hubungan tundaan dengan tingkat pelayanan .................................22
Tabel 4.3 Hasil analisis data volume jam puncak............................................33
Tabel 4.4 Data sinyal lalu lintas simpang bersinyal ........................................46

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Denpasar merupakan Ibu kota Provinsi Bali. Sebagai Ibu Kota
Provinsi, Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan, baik kegiatan sosial budaya,
kegiatan pemerintahan, kegiatan perdagangan, kegiatan pendidikan dan lain-lain.
Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali juga mendorong Kota Denpasar
menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang
memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali. Kota
Denpasar memiliki luas wilayah 127,78 km2 atau 2,18% dari luas wilayah
Provinsi Bali. Jumlah penduduk di Kota Denpasar kini mencapai 897.300 jiwa
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 29.700 jiwa/km2 (BPS, 2017) jumlah
ini diperkirakan akan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk yang ada di Kota Denpasar tiap tahunnya mengakibatkan
bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor. Pertumbuhan ini secara
langsung berpengaruh pada peningkatan proporsi kendaraan pada arus lalu lintas,
khususnya di bagian Simpang.
Simpang Gatsu - Supratman merupakan salah satu dari simpang bersinyal
di Kota Denpasar. Simpang tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan, antrian,
kemacetan dan tundaan karena arus lalu lintasnya yang cukup padat terutama pada
saat jam sibuk dengan berbagai jenis kendaraan di dalamnya. Arus lalu lintas yang
melalui simpang tersebut adalah arus dari dan menuju Denpasar. Tipe lingkungan
jalan sekitar simpang ini merupakan daerah komersial, hal ini bisa dilihat dengan
adanya perkantoran, pertokoan, dan rumah makan yang mengakibatkan
kemacetan pada jalan tersebut. Terdapat aktivitas di samping jalan pada pendekat
simpang seperti kendaraan yang keluar masuk di samping jalan dari lingkungan
sekitar simpang yang cukup banyak. Dengan demikian arus lalu lintas yang
melewati simpang tersebut setiap harinya cukup banyak terutama pada jam-jam
tertentu.
Untuk mengatasi masalah lalu lintas yang terjadi pada simpang tersebut,
perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kinerja simpang bersinyal. Sejauh ini
belum ada kajian mengenai simpang bersinyal di simpang ini, sehingga tidak
diketahui bagaimana sebenarnya kinerja simpang tersebut saat ini. Oleh karena itu
penelitian terhadap simpang ini perlu dilakukan. Dengan memahami kinerja
simpang saat ini diharapkan dapat direkomendasikan langkah selanjutnya untuk
antisipasi permasalahan pada simpang ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka
pokok permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambar denah dan potongan simpang bersinyal Gatsu -
Supratman ?
2. Bagaimanakah fluktuasi arus lalu lintas pada setiap kaki simpang ?
3. Bagaimanakah diagram waktu siklus simpang tersebut ?
4. Kapankah terjadinya jam puncak pada simpang tersebut ?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Membuat gambar denah dan potongan simpang Gatsu - Supratman.
2. Membuat fluktuasi arus lalu lintas setiap kaki simpang.
3. Membuat gambar diagram waktu siklus simpang tersebut.
4. Mengetahui jam puncak pada simpang tersebut.

1.4 Batasan Masalah


Pembatasan masalah ini dilakukan agar lebih terarah dan tidak terlalu luas
serta diperoleh langkah-langkah yang sistematis, sehingga pembahasan penulisan
tugas akhir ini difokuskan pada masalah yang dibatasi oleh hal-hal sebagai
berikut:

1. Simpang Jl. Gatot Subroto – Jl. Ngurah Rai – Jl. Supratman – Jl. Raya
Batubulan selanjutnya di sebut Simpang Gatsu – Supratman.
2. Lokasi penelitian dilakukan pada kawasan simpang bersinyal Gatsu -
Supratman dengan mengabaikan kondisi simpang lain yang terdekat.
3. Untuk jl. Raya Batubulan disebut dengan kaki Timur, untuk Jl. Supratman
disebut kaki Barat, untuk Jl. Gatsu disebut kaki Utara, dan untuk Jl. Ngurah
Rai disebut kaki Selatan.
4. Dasar analisis dalam pelaporan ini berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Simpang


Simpang adalah bagian terpenting dari sistem jaringan jalan, yang secara
umum kapasitas Simpang dapat dikontrol dengan mengendalikan volume lalu
lintas dalam sistem jaringan jalan. Simpang adalah pertemuan antara dua jalan
atau lebih, baik sebidang maupun tak sebidang atau titik jaringan jalan dimana
jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan saling berpotongan (Morlok, 1991).
Simpang merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan
kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-
daerah perkotaan. Namun, Simpang merupakan tempat yang rawan terhadap
kecelakaan karena terjadinya konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya
ataupun antara kendaraan dengan pejalan kaki. Masalah-masalah yang saling
terkait pada Simpang adalah:
1. Volume dan kapasitas (secara langsung mempengaruhi hambatan)
2. Desain geometri dan kebebasan pandang
3. Perilaku lalu lintas dan panjang antrian
4. Kecepatan
5. Pengaturan lampu jalan
6. Kecelakaan dan keselamatan
7. Parkir
Pada Simpang umumnya terdapat empat macam pola dasar pergerakan
lalu lintas kendaraan yang berpotensi menimbulkan konflik, yaitu: Merging
(bergabung dengan jalan utama), Diverging (berpisah arah dari jalan utama),
Weaving (terjadi perpindahan jalur/jalinan), dan Crossing (terjadi perpotongan
dengan kendaraan lain) sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.2 Jenis-jenis pergerakan


Sumber : Departemen P.U. (1997)

Simpang jalan terdiri dari dua kategori utama yaitu Simpang sebidang dan
Simpang tak sebidang (Saodang, 2004).
a. Simpang sebidang (At Grade Intersection)
Yaitu pertemuan dua atau lebih jalan raya dalam satu bidang yang
mempunyai elevasi yang sama. Simpang jalan pada pertemuan sebidang
ini sangat potensial untuk menjadi :
1. Titik pusat konflik lalu lintas, yang saling bertemu
2. Penyebab kemacetan, akibat perubahan kapasitas
3. Tempat terjadinya kecelakaan
4. Konsentrasi kendaraan dan penyebrang jalan
b. Simpang tak sebidang (Grade Separated Intersection)
Yaitu Simpang dimana jalan yang satu dengan yang lainnya tidak saling

Anda mungkin juga menyukai