Anda di halaman 1dari 37

TUGAS LALU LINTAS SURVEY SIMPANG BERSINYAL

LAMPU MERAH KAMKEY TANAH HITAM

DOSEN PEMBIMBING : DEWI ANGGRAENI, MT

DI SUSUN OLEH :

1. NURIL HIDAYATI RISKIYAH 19 111 016


2. RAMSES BENEDIKTUS SIHOTANG 21 111 048
3. MINGGUS WENDA 21 111 030
4. MOFAS YUNITA WAY 21 111 026
5. MUHAMMAD FARYA PERDANA 19 111 002
6. PETRA HOSIO 21 111 024
7. MUHAMMAD ALIF FUDIN 19 111 010
8. PETRUS PAKAGE 19 111 073
9. MUSA NANDO PIGOME 21 111 065

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Rekayasa Lalu Lintas ini. Penulisan laporan
ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan salah satu mata kuliah pada Program Studi
Teknik Sipil, Universitas Sains danTeknologi Jayapura.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka
sangat sulit bagi kami untuk menyelesaikan Laporan ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. DEWI ANGGRAENI, MT selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan


waktu, tenaga, dan pikiran di dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan
laporan ini.
2. Teman – teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan. Maka kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.

Demikianlah Laporan ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
pada umumnya dan bagi kami khususnya. Atas segala perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Jayapura, 23 Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Teori Simpang Tak Bersinyal ................................................................................... 3

BAB III METODE SURVEY

3.1. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................... 24


1. Data Primer ....................................................................................................... 24
2. Data Studi Literatur........................................................................................... 24
3.2. Lokasi Dan Waktu Survey ....................................................................................... 24

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Terkait Lokasi Studi ............................................................................ 26

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 30


5.2. Saran....................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin banyaknya kebutuhan manusia menjadi penyebab timbulnya


berbagai macam aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, halini juga menyebabkan makin meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor. Berbagai macam sarana dan prasarana dirancang, dibangun dan
dikelola untuk memenuhi tuntutan kebutuhan manusia yang semakin meningkat.

Pertumbuhan jumlah prasarana yang ada pada umumnya tidak mengikuti laju
pertumbuhan kepemilikan kendaraan yang terjadi. Hal ini telah mengakibatkan
timbulnya permasalahan lalu lintas di kota jayapura yang menyebabkan
kapasitas volume lalu lintas semakin meningkat.Untuk mengimbangi
pertumbuhan volume lalu lintas maka harus diimbangi juga dengan penambahan
volume jalan, jika hal ini tidak dilakukan maka akan berimbas secara langsung
kepada para pengguna jalan seperti terjadinya kemacetan ataupun kecelakaan
lalu lintas.

Dengan meningkatnya kepadatan penduduk yang berada di daerah


Jayapura, maka semakin meningkat pula volume lalu lintas pada daerah itu.
Oleh karena itu survey lalulintas ini dilakukan untuk mengumpulkan data
informasi volume kendaraan khususnya pada daerah Simpang Smk 5 abepura.
Data yang dikumpulkan melalui survey lalu lintas ini merupakan jumlah
kendaraan yang melewati jalan tersebut, bertujuan untuk menghitung volume
kendaraan yang nantinya akan mengetahui jam – jam yang mencapai tingkat
kesibukan. Sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat terhadap permasalahan
yang terjadi di sekitar jalan tersebut.

4
1.2. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Kondisi Arus lalu Lintas di simpang bersinyal kamkey tanah hitam?
2. Kapankah terjadinya jam puncak pada simpang tersebut?

1.3. Tujuan
Tujuan dilakukannya survey lalu lintas di kawasan simpang lampu merah kamkey
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui volume lalu lintas pada kawasan tersebut.
2. Untuk mengetahui kapan terjadinya jam puncak pada simpang
tersebut.
3. Salah satu tugas dari mata kuliah Rekayasa Lalu – Lintas

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori simpang bersinnyal

Simpang bersinyal diterapkan dengan maksud sebagai berikut: a. Untuk memisahkan


lintasan dari gerakan-gerakan lalu lintas yang saling berpotongan. Hal ini diperluan mutlak
bagi gerakan-gerakan lalu lintas yang datang dari jalan-jalan yang saling
berpotongan(konflik - konflik utama). b. Memisahkan gerakan membelok dari lalu lintas
lurus melawan, atau untuk memisahkan gerakan lalu lintas membelok dari pejalan kaki
yang menyeberang (konflik - konfik kedua)(DepartemenPU, 1997). Jika hanya konflik-konflik
utama yang dipisahkan maka kemungkinan untuk mengatur sinyal lampu lalu lintas hanya
dengan dua phase, masing-masing sebuah untuk jalan yang berpotongan. Metode ini selalu
dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang tidak dilarang, karena
pengaturan dua phase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian, maka
pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisis lampu lalu lintas.
Jika pertimbangan keselamatan lalu lintas atau pembatasan kapasitas memerlukan
pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya phase harus ditambah.
Penggunaan lebih dari dua phase biasanya akan menambah waktu siklus dan rasio waktu
yang disediakan untuk pergantian antara phase (kecuali untuk tipe tertentu dari sinyal
aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberikan satu keuntungan dari sisi
keselamatan lalu lintas 6 pada umumnya berarti bahwa kapasitas keseluruhan dari simpang
tersebut akan berkurang. Berangkatnya arus bolak-balik selama waktu hijau sangat
dipengaruhi oleh rencana phase yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok
kanan dari suatu pendekat yang ditinjau atau dari arah berlawanan terjadi dalam phase
yang sama dengan arus berangkat lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut, maka arus
berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan.Jika tidak ada arus belok kanan dari
pendekat-pendekat tersebut maka arus belok kanan diberangkatkan ketika lalu lintas dari
arah berlawanan sedang menghadapi merah, arus tersebut dianggap sebagai terlindung.

6
Sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu lintas adalah fungsi utama dari
keadaan geometrik dan tuntunan lalu lintas.Dengan menggunakan sinyal, perancang dapat
mendistribusikan kapasitas jalan kepada berbagai pendekat melalui alokasi waktu hijau
pada tiap pendekat. Sehingga untuk menghitung kapasitas dan perilaku lalu lintas pertama-
tama perlu ditentukan phase dan waktu sinyal yang paling sesuai untuk kondisi yang
ditinjau. Konflik antar arus lalu lintas dikendalikan dengan isyarat lampu, konflik juga dapat
dihilangkan dengan melepaskan hanya satu arus lalu lintas, tetapi akan mengakibatkan
hambatan yang besar bagi arus pada kaki simpang dan secara keseluruhan mengakibatkan
penggunaan simpang tidak efektif. Oleh sebab itu perlu perhitungan untuk mengalirkan
beberapa arus secara bersamaan untuk mempertinggi efisiensi penggunaan simpang
dengan tidak mengurangi pada aspek keselamatan. Pengendalian alatpemberi isyarat lalu
lintas dapat dilakukan dengan caracara sebagai berikut:

a. Waktu tetap. Alat pemberi isyarat lalu lintas dikendalikan berdasarkan waktu
yang telah ditetapkan lebih dahulu, berdasarkan hasil survai sebelumnya.
b. Dipengaruhi oleh arus lalu lintas. Pengendalian dipengaruhi oleh arus lalu
lintas sehingga penggunaan simpang menjadi lebih efektif dan waktu tunggu
yang lebih pendek.
c. Koordinasi antara alat pemberi isyarat lalu lintas. Hal ini terjadi pada simpang
yang berdekatan, sehingga alat pemberi isyarat lalu lintas akan sangat
bermanfaat bila lalu lintas pada simpang tersebut dikoordinasikan
sedemikian rupa sehingga hambatan total pada semua simpang dapat
dikoordinasikan dengan baik.
d. Area Traffic Control System (ATCS) Simpang yang dikendalikan dengan
komputer terjadi pada daerah simpang yang luas, sehingga waktu hambatan
pada daerah yang bersangkutan dapat diminimalkan.

- Karakteristik lalu lintas

Pengemudi, kendaraan, pejalan kaki dan jalan adalah empat


unsur utama dalam transportasi jalan raya, ke empat unsur
tersebut saling terkait satu sama lain. Penyimpangan fungsi jalan
dan kelengkapannya (jalur lalu lintas dan trotoar). Begitu banyak

7
pedagang yang memanfaatkan area untuk lalu lintas kendaraan
dan orang untuk menjajakan dagangannya. Kapasitas jalan turun,
bukan saja karena lebar efektif jalan berkurang, tapi juga karena
pejalan kaki yang terpaksa menggunakan lajur jalan untuk
kendaraan karena trotoar sudah dipakai berdagang.

- Karakteristik Primer
Ada tiga karakteristik primer dalam teori arus lalu-lintasyang
sangat terkait yaitu volume, kecepatan dan kepadatan. Menurut
Edward K. Morlok, ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut :

1. Volume
Volume biasanya digunakan untuk menyatakan arus dalam
smp/jam atau jumlah kendaraan yang melintasi ruas jalan pada
waktu tertentu, diukur dalam satuan kendaraan per satuan
waktu.
2. Kecepatan
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan
waktu. Biasanya dinyatakan dalam m/detik atau km/jam.
Kecepatan setempat (spot speed) adalah ukuran kecepatan sesaat
dilokasi tertentu pada ruas jalan. Pengetahuan mengenai
karakteristik spot speed berguna untuk penentuan aturan lalu
lintas yang tepat.

3. Kepadatan
Kepadatan adalah Jumlah kendaraan (atau smp) yang berada
dilokasi jalan pada jarak tertentu. Jumlah rata-rata kendaraan per
satuan panjang jalur gerak pada suatu saat dalam waktu dan
didefinisikan sebagai :

4. Hubungan Antara Arus, Kecepatan, Dan Kepadatan

8
Analisa karakteristik arus lalu lintas untuk ruas jalan dapat
dilakukan denganmempelajari hubungan matematis antara
kecepatan, arus, dan kepadatan lalu lintas yangterjadi. Persamaan
dasar yang menyatakan hubungan matematis antara kecepatan,
arus,dan kepadatan adalah,
V = D.S
Dimana :
V = Arus (Volume) lalu lintas, smp/jam
D = Kepadatan (Density), smp/km
S = Kecepatan (Speed), km/jam

Hubungan antar parameter dapat dijelaskan dengan menggunakan


gambar 2.1. yangmemperlihatkan bentuk umum hubungan
matematis antar kecepatan-kepadatan (S-D),arus-kepadatan (V-
D), dan Arus-Kecepatan (V-S).

Hubungan antara kecepatan-kepadatan adalah monoton ke


bawah yang menyatakanbahwa apabila lalu lintas meningkat,
maka kecepatan akan menurun. Arus lalu lintasakan menjadi nol
apabila kepadatan sangat tinggi sedemikian rupa sehingga
tidakmemungkinkan kendaraan untuk bergerak lagi, dan dikenal
dengan kondisi macet total.Pada kondisi kepadatan nol tidak
terdapat kendaraan di ruas jalan, sehingga arus lalu lintas juga nol
Apabila kepadatan meningkat dari nol, maka kecepatan
akan menurun sedangkanarus lalu lintas meningkat. Apabila
kepadatan terus meningkat, maka dicapai suatukondisi dimana
peningkatan kepadatan tidak akan meningkatkan arus lalu lintas,
malahsebaliknyaakan menurunkan arus lalu lintas, titik
maksimum arus lalu lintas tersebutdinyatakan sebagai kapasitas

9
arus.
Gambar 2.1 Hubungan antara Kecepatan , Arus, dan Kepadatan

Keterangan :

VM =Kapasitas atau ruas maksimum (smp/jam).

SM = Kecepatan pada kondisi arus lalu-lintas maksimum


(smp/jam).

DM = Kepadatan pada kondisi arus lalu-lintas maksimum


(smp/km).

DJ = Kepadatan pada kondisi arus lalu-lintas macet total


(smp/km).

Sff = Kecepatan pada kondisi arus lalu-lintas sangat rendah


atau pada kondisi kepadatan mendekati nol atau
kecepatan arus bebas (smp/jam).

Dari kurva hubungan antara kecepatan dengan volume arus


lalu-lintas, dapat diketahui tingkat pelayanan untuk kinerja jalan
terutama pada perkotaan. Jika arus lalu-lintas mendekati kapasitas
maka kemacetan mulai terjadi. Kemacetan terjadi apabila arus begitu
besarnya sehingga kendaraan tersebut satu dengan .lainnya sangat
berdekatan. Kemacetan terjadi apabila kendaraan harus berhenti dan
bergerak (Forced Flow).

2.1.2. Karakteristik Sekunder

Karakteristik sekunder yang terpenting adalah jarak-antara. Ada dua


parameter dari jarak-antara, yaitu :

➢ Waktu-antara kendaraan (time headway) yaitu waktu yang


diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya

10
untuk melalui satu titik tertentu yang tetap. Waktu kendaraan rata-
rata = 1/volume.

➢ Jarak-antara kendaraan (space headway) yaitu jarak antara bagian


depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya.
Jarak-antara kendaraan rata-rata=1/kepadatan.
Besarnya jarak-antara menentukan kapan seseorang pengemudi
harus mengurangi kecepatan (mengerem) dan kapan dia dapat
mempercepat kendaraan. Jarak-antara dimana kendaraan yang ada
didepan mempengaruhi pengemudi yang ada dibelakangnya
disebut jarak antara yang mengganggu (interference headway).

2.1.3 Satuan Mobil Penumpang

Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah ukuran yang


menunjukkan ruang jalan yang dipergunakan oleh suatu jenis
kendaraan serta kemampuan manuver kendaraan tersebut. Setiap jenis
kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda, karena
dimensi, kecepatan, percepatan maupun kemampuan manuver
masing-masing tipe kendaraan berbeda serta berpengaruh terhadap
geometrik jalan. Oleh karena itu untuk menyamakan satuan dari
masing – masing jenis kendaraan digunakan suatu satuan yang bisa
dipakai dalam perencanaan lalu-lintas yang disebut satuan mobil
penumpang atau disingkat smp. Besarnya smp yang
direkomendasikan sesuai hasil penelitian dalam IHCM adalah sebagai
berikut :

Tabel 2.1. Faktor Satuan Mobil Penumpang

No. Jenis Kelas SMP


Kendaraan
Ruas Simpang

11
1. Sedan/Jeep LV 1.00 1.00
Oplet
Mikrobus
Pick up

2. Bus standar HV 1.2 1.3


Truk sedang
Truk berat

3. Sepeda motor MC 0.25 0.40

4. Becak UM 0.80 1.00


Sepeda
Andong
(Sumber : IHCM)

2.2. Survei Lalu lintas

Survei lalu-lintas merupakan bagian terpenting dalam pekerjaan


seorang perekayasa lalu-lintas karena sebagian besar permasalahan desain
dan pengendalian lalu-lintas memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik
lalu-lintas yang terkait. Oleh karena itu survei lalu-lintas dilakukan untuk
mengumpulkan data/informasi mengenai karakteristik lalu-lintas jalan.
Dengan data yang dikumpulkan melalui survey, permasalahan yang ada
berkaitan dengan desain pengoperasian prasarana dapat diidentifikasikan,
demikian pula dengan penyebabnya.

Survei lalu-lintas merupakan bagian dari studi lalu-lintas, yang dilakukan


untuk :

➢ Memberikan dasar untuk perencanaan desain fasilitas/ prasarana lalu


lintas.
➢ Menentukan karaktetistik dasar lalu-lintas, pergerakan dan angkutan.

12
➢ Membantu dalam pengoperasian lalu-lintas denganmengindentifikasikan,
kebutuhan fasilitas lalu lintas.

A. Jenis-jenis Survei Lalu-lintas

Survei-survei untuk mendapatkan informasi mengenai


karakteristik lalu-lintas dikelompokkan ke dalam :

1) Survei inventarisasi
Survei ini menunjukkan apa yang ada disana, seperti sarana dan
prasarana, perlengkapan lalu-lintas dan fasilitas angkutan umum.

Semua usulan peningkatan sistem transportasi harus dimulai


dengan melihat situasi jalan yang ada.

2) Survei kerja, seperti volume lalu-lintas, kecepatan, dan


kelambatan.
a. Survei Volume Lalu-Lintas
Data pencacahan volume lalu-lintas merupakan informasi
dasar yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain,
manajemen sampai pengoperasian jalan. Data tersebut dapat
mencakup seluruh jaringan jalan pada suatu daerah yang
diinginkan.

Survei lalu-lintas dapat digunakan untuk mengumpulkan data


mengenai tingkat penggunaan jaringan yang telah ada, seperti :

- Volume lalu-lintas per jam


- Volume lalu-lintas per hari (harian)
- Klasifikasi kendaraan
- Pergerakan membelok
- Jumlah penumpang dalam kendaraan
- Volume pejalan kaki

13
Volume Lalu-lintas Harian atau yang sering juga disebut Lalu-
lintasHarian Rata-rata (LHR) digunakan untuk :

- Desain jalan antar-kota


- Menentukan tingkat pertumbuhan lalu lintas
- Menganalisis variasi lalu-lintas per jam,harian,bulanan
dan/atau musiman.
- Analisis kecelakaan (menghubungkan jumlah dan jenis
kecelakaan terhadap arus lalu-lintas dan/atau kendaraan-
km)
- Perencanaan jaringan dan pendanaan
Variasi lalu-lintas di daerah perkotaan cenderung lebih besar
dibandingkan didaerah antar-kota. Oleh karena itu, volume per
jam lebih penting dari volume harian, dan khususnya volume
pada jam sibuk. Volume jam sibuk ini biasanya jauh lebih
tinggi dari pada arus lalu-lintas rata-rata selama satu hari.

Volume jam sibuk digunakan untuk :

- Menentukan volume per jam tertinggi untuk


memperkirakan volume per jam desain (yaitu volume per
jam tertinggi ke-n) untuk keperluan desain.
- Perencanaan dan desain pengendalian persimpangan.
- Perencanaan dan desain usulan manajemen lalu-lintas.

b. Survei kecepatan
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu,
atau nilai perubahan jarak terhadap waktu, yang secara
matematis dapat diexpresikan sebagai d(d)/d(t). Kecepatan
dari suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor – faktor
manusia, kendaraan dan prasarana, serta dipengaruhi pula oleh
arus lalu-lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam sekitarnya.

14
Biasanya ada beberapa hal yang mendasari perlunya
dilaksanakan survei kecepatan sesaat, antara lain :

- Adanya kebutuhan alat pengendalian lalu lintas


- Evaluasi efektifitas dari perbaikan lalu-lintas (studi
sebelum atau sesudah).
- Analisis data kecelakaan
- Dampak ekonomi dari kecelakaan kendaraan

Tabel 2.2. Jenis Survei dan Metoda Survei

Jenis Survei Metoda/Teknik

Survei Inventarisasi
• Arus lalu lintas - volume
- klasifikasi kendaraan,
- pergerakan membelok,
- jumlah penumpang per kendaraan
- pejalan kaki

Survei Kerja
• Kecepatan dan kelambatan - kecepatan sesaat,
- kecepatan perjalanan,
- waktu tempuh,
- kecepatan gerak

(Sumber: Rekayasa Lalu-lintas,Dir-Jen Perhub. Darat)

2.3. Analisa Data


• Analisis kapasitas Simpang tak bersinyal

Perhitungan ini menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (


MKJI’1997). Analisis kapasitas ( capsity ),derajat jenuh ( dagre of
saluration ), tundaan ( delay ) dan probabalitas antrian ( queueing
probability ), pada pertemuan jalan dapat dlakukan seperti dibawah ini :

15
1. Data Masukan
a. Kondisi Geometrik
Kondisi geometri digambarkan dalam bentuk gambar sketsa yang
memberikan informasi lebar jalan,batas sisi jalan, lebar bahu,lebar
median dan petunjuk arah. Approach untuk jalan minor harus di beri
notasi A dan C,sedangkan approach untuk jalan mayor di beri notasi
B dan D. Pemberian notasi sedapat mungkin di sesuaikan arah
putaran jarum jam. Jalan mayor adalah jalan yang sangat penting
dalampersimpangan karena mempunyai klasifikasi fungsi yang
tinggi di banding jalan minor. Untuk pertigaan ( 3 way )jalan yang
lurus adalah selalu jalan mayor. Berikut data masukan geometri
yang dibutuhkan untuk analisis kapasitas persimpangan.

Lebar Jalan entry WAC’ W BD dan Lebar Entry Persimpangan WE’


Lebar approach diukur pada jarak ± 10 meter dan garis hubung
imajiner dan tepi permukaan jalan yang saling menyilang. Lebadaar
entry jalan minor WC dan jalan mayor WBD adalah rata-rata lebar
approach untuk jalan minor dan mayor. Lebar entry persimpangan
WE adalah rata – rata lebar dimana digunakan lalu lintas untukn
semua persimpangan. Untuk approach yang di gunakan untuk parkir
dengar jarak kurang dari 20 meter dari garis henti ( stop line ), maka
lebar entry approach harus dikurangi 2 meter.

16
Gambar 2.2. Sketsa Lokasi simpang bersinyal kamkey tanah
hitam
• Tipe persimpangan ( Intersection Type, IT )

Tipe persimpangan ditentukan dari jumlah lengan dan jumlah


jalur pada jalan minor dan mayor, beberapa tipe persimpangan
seperti terlihat pada tabel d bawah ini:

17
Tabel 2.3. Tipe – Tipe persimpangan

Kode IT Jumlah Lengan Jumlah Lajur Jalan Jumlah Jalur Jalan


Persimpangan Minor Mayor

322 3 2 2
324 3 2 4
342 3 4 2
422 4 2 2
424 4 2 4

Sumber : MKJI,1997
Jumlah lengan adalah jumlah lengan yang di gunakan untuk entry
atauexit lalu lintas atau keduanya. Jumlah jalur ditentukan dari
rata-rata lebar entry WE’ jika :

WB < 5 mater 2 jalur

WC <5.5 mater 4 jalur

• Tipe Median untuk Jalan Mayor


Jalan mayor harus mempunyai klasifikasi tipe median jika jalan
mayor adalah 4 jalur, yang di terangkan dibawah ini.

Tabel 2.4. Tipe – tipe Median


Tipe M Keterangan

None Tidak ada untuk median untuk jalan mayor


Narrow Median pada exit mayor,tetapi tidak diijinkan lebih 2
langkah
Wide Median pada exit jalan mayor,dan diijikan lebih dari
2 langkah

18
Pertimbangan teknik lalu lintas dibutuhkan dalam menentukan
factor median. Median dikatakan lebar jika kendaraan ringan
dapat berhenti pada area median tanpa menganggu kendaraan
yang melintas pada jalan mayor. Hal ini mungkin jika median
sekitar 4 meter atau lebih.

b. Kondisi Lingkungan
Berikut data-data lingkungan yang dibutuhkan dalam perhitungan.

1. Tipe Lingkungan yang dibutuhkan Jalan ( road environment,RE


)Kelas tipe lingkungan jalan menggambarkan tata guna lahan
dan aksebilitas dari seluruh aktifitas jalan. Nilai – nilai ini di
tetapkan secara kualitatif dengan pertimbangan teknil lalu lintas.

a. Komersial (commercial),yaitu penggunaan lahan untuk


kegiatan komersial dengan akses samping jalan langsung
untuk kendaraan dan pejalan kaki.
b. Pemukiman ( residential ),yaitu penggunaan lahan untuk
pemukiman dengan kases samping jalan langsung untuk
kendaraan danb pejalan kaki.
c. Akses terbatas ( restrited access ),yaitu tidak atau di batasi
untuk akses samping jalan langsung (contoh adanya pagar
pembatas jalan,tebing jalan).
2. Kelas Gangguan Samping ( side friction, FR )
Gangguan samping digambarkan sebagai adanya pengaruh darm
daersi aktifitas samping jalan daerah persimpangan untuk
lalulintas yang melintas,contoh pejalan kaki yang
berjalansepanjang jalan atau menyebrang,angkutan
kota,pemberhentianbus untuk naik turun penumpang kendaraan
yang masuk danmeniggalkan persimpangan Dan ruang parkir
di samping jalan. Gangguan ssamping di tentukan secara

19
kualitatif dengan pertimbangan teknik lalintas yang di nyatakan
dalam ukuran tinggi ( high ) dan rendah ( low ).

3. Ukuran Kelas Kota city size,Cs )


Ukuran kota di klasifikasikan dalam jumlah penduduk pada kota
yang bersangkutan , di jelaskan dalam tabel di bawah ini

Tabel.2.5. Kelas Ukuran Kota


Ukuran Kota Jumlah Penduduk
( Cs ) ( juta )
Kecil < 0.3
Sedang 0.3 – 1.0
Besar 1.0 – 3.0
Sangat Besar >3.0
Sumber MKJI,1997

c. Kondisi Lalu Lintas


Data masukan kondisi lalu lintas terdiri dari tiga bagian antar
lain menggambarkan situasi lalu lintas dan variabel –variabel
masukan lalu lintas. Sketsa situasi lalu lintas harus menerangkan
gerakan arus lalu lintas ( kend/jam) pada tiap approach yang di
bagi dalam arah gerakan belok kanan,belok kiri dan lurus.

Jenis kendaraan yang disurvei disesuaikan dengan penggolongan


jenis kendaraan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997, yaitu untuk kelompok kendaraan:
1.Light Vehicle (LV)atau kendaraan ringan, adalah kendaraan
bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2 – 3 m (termasuk
mobil penumpang, opelet, microbus, pik-up, dan truk kecil
sesuai sistem klasifikasi bina marga).
2. Heavy Vehicle (HV)atau kendaraan berat, adalah kendaraan
bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda

20
lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk
kombinasi sesuai sistem klasifikasi bina marga).
3. Motor Cycle (MC)atau sepeda motor, adalah kendaraan
bermotor roda dua atau tiga (termasuk sepeda motor dan
kendaraan beroda tiga sesuai sistem klasifikasi bina marga).
2. Kapasitas
Kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat di pertahankan (
sebagai contoh untuk bagian pendekat j : Cj = Sj x Q/C ; kend. Per jam atau
smp per jam.

Nilai kapasitas actual, C ( smp/jam ) dapat dihitung dengan rumus, dibawah


ini :
C = Co X FW X FM X Fcs x FRF X FLT X FRT X FSP
Dimana :
Co = nilai kapasitas dasar
FW = factor koreksi lebar entry
FM = factor koreksi median pada jalan mayor
Fcs = factor koreksi aturan kota
FRF = factor koreksi tipe lingkungan jalan dan gangguan samping
FLT = factor koreksi belok kiri
FRT = factor koreksi belok kanan
FSP = factor koreksi arus terbagi
Penghitungan di lakukan sesuai prosedur di bawah ini :
a. Nilai kapasitas Dasar Co
Nilai kapasitas dasar di cantumkan berdasarkan tipe persimpangan yang
akan dijelaskan dalam table di bawah ini :

21
Tabel 2.6. Kapasitas Dasar dan Tipe Persimpangan

Tipe Persimpangan Kapasitas Dasar (smp/jam)

322 2700

342 2900

424 3200

422 2900

424 3400

b. Factor Koreksi Lebar Entry, FW


Factor koreksi lebar entry dihitung berdasarkan variable input lebar entry
persimpangan ( WE ) dan tipe persimpangan

c. Factor Koreksi Median Jalan Mayor, FM


Factor koreksi ini hanya di gunakan untuk jalan mayor 4 jalur, yang akan
diterangkan dalam table berikut ini.
Tabel 2.7. faktor Koreksi Median
Type Median Jalan FM
Mayor
Tidak Ada 1.00
Sempit 1.05
Lebar 1.20

22
d. Factor Koreksi Ukuran Kota, FCS
Besarnya jumlah penduduk suatu kota akan mempengaeruhi karakteristik
perilaku pengguna jalan dan jumlah kendaraan yang ada. Factor koreksi
ukuran kota dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.8. Faktor Koreksi Ukuran Kota


Ukuran Kota Jumlah Penduduk FCS

Sangat Kecil < 0.1 0.82


Kecil 0.1 – 0.5 0.88
Sedang 0.5 – 1.0 0.94
Besar 1.0 – 3.0 1.00
Sangat besar > 3.0 1.05

e. Faktor Koreksi Tipe Lingkungan Jalan dan Gangguan Samping,FRE


Faktor ini di nyatakan dalam table di bawah ini :

Tabel 2.9. Faktor Koreksi Tipe Lingkungan dan Gangguan Samping

kelas type kelas hambatan Rasio Kendaraan Tak Bermotor


Lingkungan Samping SF 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 ≥0,20
tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
komersial sedang 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,70
rendah 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,71
tinggi 0,96 0,91 0,86 0,82 0,77 0,72
pemukiman sedang 0,97 0,92 0,87 0,82 0,77 0,73
rendah 0,98 0,93 0,88 0,83 0,78 0,74
tinggi/sedang/rendah 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75

f. Faktor koreksi Belok kiri,FLT


Faktor ini merupakan koreksi dari porsentase seluruh gerakan lalu lintas
yang belok kiri pada persimpangan. Faktor ini dapat dapat dari gambar
di bawah ini.

23
Gambar 2.3. Faktor Koreksi Belok Kiri

g. Factor Koreksi Belok Kanan,FRT


Faktor ini merupakan koreksi dari presentasi seluruh gerakan lalu lintas
yang bnelok kanan pada persimpangan. Factor ini didapat dari gambar
dibawah ini.

Gambar 2.4. Faktor Koreksi Belok Kanan

24
h. Factor Koreksi Split, Fsp
Factor ini merupkan koreksi dari presentase arus jalan minor yang
datang pada persimpangan. Factor ini didapat dari gambar berikut ini.

Gambar 2.5. Faktor Koreksi Split

3. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas.
Derajad kejenuhan ( DS ) dihitung berdasarkan formula dibawah ini.
DS = ( QV . P ) / C
= QP / C
Dimana :
QP = Total arus actual keseluruhan arah ( smp/jam )
P = factor smp
C = kapasitas actual

4. Tundaan

Tundaan ( D ) adalah rata – rata waktu tunggu tiap kendaraan yang masuk
dalam approach. Tundaan dihitung dari kurva hubungan antara tundaan dan
derajad jenuh, yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

DS < 0,6 D = 2+8,2078xDS-(1-DS)x2

DS > 0,6 D = 1,0504/(0,2742-0,2042xDS)-(1-DS)x2

25
Gambar 2.6. Tundaan ( det/smp )

26
BAB III

METODE SURVEY

2.1.Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah metode manual counter dengan


mengumpulkan data-data berupa data-data langsung dari tempat surveyserta
studi literatur.

1) Data primer
Yaitu data-data yang diperolehlangsungdaridaerah survey.

Data primer yang dikumpulkan adalah:


1. Sketsa lokasi
2. Jumlah kendaraan
3. Volume kendaraan

2) Data Studi Literatur.


Yaitu mengadakan studi pada beberapa referensi buku, internet
ataupun laporan akhir hasil studi lapangan yang mendukung dalam
survey ini.

2.2. Lokasi dan Waktu Survey

Lokasi survey adalah persimpangan lampu merah kamkey. Sedangkan waktu


survey yaitu hari kerja Kamis, tanggal 21 April 2022 , Dan hari Libur Sabtu,
23 april 2022.

27
2.3. Alat Bantu Survey

Alat Bantu yang digunakan dalam survey adalah :

a. jam untuk mencatat waktu dengan satuan terkecil.


b. Formulir survey untuk mempermudah pencatatan data-data yang
dibutuhkan.
c. Aplikasi trafiic counter untuk mempermudah perhitungan kendaraan
d. Alat tulis untuk mencatat data.
e. Kamera untuk dokumentasi

28
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Lingkungan Lokasi Penelitian


a. Kondisi fisik jalan
Adapun data jalan persimpangan lampu merah tanah hitam
tersebut sebagai berikut :
• Lebar jalan mayor : 6.57 meter
• Lebar jalan minor : 6 meter
• Marka jalan : tidak ada
• Jenis perkerasan : aspal
• Rambu lalu-lintas : Ada
b. Kondisi sarana pelengkap jalan
Adapun sarana pelengkap padajalan persimpangan secara
umun kurang memadai. Hal ini dapat terlihat dengan tidak
tersedianya garis marka pembatas lalu lintas sehingga dapat
menyebabkan kendaraan melebihi batas pemberhentian
4.2. Identifikasi Masalah Lalu Lintas
Dari survey telah dilakukan selama 1 hari masalah yang ditimbulkan di
Jalan persimpangan kamkey tanah hitam disebabkan oleh meningkatnya
volume kendaraan yang tidak diimbangi dengan tersedianya garis marka lalu
lintas yang seharusnya.
4.3. Data Hari Survey

Data hari survey merupakan kumpulan data dari berlangsungnya survey


yang dimulai dari jam 07.00 sampai jam 18.00, dimana survey ini dilakukan
pada hari kerja. Survey hari kerja dilakukan pada tanggal 21 April 2022. Dan
Hari Libur tanggal 23 April 2022

29
Data hasil survey lalu lintas di jalan persimpangan tanah hitam kamkey
pada lembar berikut.

4.4 Analisis Kapasitas Simpang


4.4.1.Analisis Kapasitas Simpang Bersinyal
a. Lebar Jalan Entri

Lebar entri persimpangan (rata-rata approach) harus dirumuskan seperti


dibawah ini:

WE = (b/2 + c/2)/3

Lebar entri jalan dirumuskan sebagai berikut:

WBD = (b/2 +d/2)/2

= (10.5/2 + 5.25/2) / 2

= 3.9375

WC =c/2

= 5.25 / 2

= 2.625

b. Kondisi Lalu Lintas

Jenis kendaraan yang disurvei disesuaikan dengan


penggolongan jenis kendaraan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997, yaitu untuk kelompok kendaraan:

1. Light Vehicle (LV)atau kendaraan ringan, adalah kendaraan


bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2 – 3 m (termasuk

30
mobil penumpang, opelet, microbus, pick-up, dan truk kecil
sesuai sistem klasifikasi bina marga).
2. Heavy Vehicle (HV) atau kendaraan berat, adalah kendaraan
bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari
4 (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem
klasifikasi bina marga).
3. Motor Cycle (MC)atau sepeda motor, adalah kendaraan bermotor
roda dua atau tiga (termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda tiga
sesuai sistem klasifikasi bina marga).

c. Kapasitas
Nilai kapasitas actual, C ( smp/jam ) dapat dihitung dengan rumus,
dibawah ini :
C = Co X FW X FM X Fcs x FRF X FLT X FRT X FSP
Dimana :
Co = nilai kapasitas dasar = 2700
FW = Faktor koreksi lebar entry = 2,66
FM = Faktor koreksi median pada jalan mayor = 0.88
Fcs = Faktor koreksi aturan kota = 0.88
FRF = Faktor koreksi tipe lingkungan jalan dan
gangguan samping = 0,95
FLT = Faktor koreksi belok kiri = 0.97
FRT = Faktor koreksi belok kanan = 1.09
FSP = Faktor koreksi arus terbagi = 1,075

Jadi,
C = Co X FW X FM X Fcs x FRF X FLT X FRT X FSP

(C) = 2700 x 2.66 x 0.88 x 0.88 x 0.95 x 0.97 x 1.09x 1.075


= 4278.838

31
d. Derajat Kejenuhan
Salah satu dari indikator kinerja lalu lintas adalah, Derajat Kejenuhan
(Ds), yaitu volume lalu lintas (q) yang terjadi dibandingkan dengan daya
tampung jalan (kapasitasnya/C), Besarnya derajat kejenuhan secara teoritis tidak
bisa lebih dari nilai 1 (satu), artinya apabila nilai tersebut mendekati nilai 1 maka
kondisi lalu lintas sudah mendekati jenuh, yang secara visual bisa dilihat di
lapangan kondisi lalu lintas mendekati padat dengan kecepatan rendah/kritis. Ada
yang menyarankan oleh beberapa pakar dibidan teknik lalu lintas bahwa kondisi
kinerja lalu lintas di perkotaan bahwa besarnya Ds tidak lebih dari 0,80.
DS = ( QV . P ) / C
= QP / C
Dimana :
QP = Total arus actual ( smp/jam )
QV = Total lalu lintas yang masuk ( kend / jam )
P = Faktor smp
C = kapasitas actual

32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey dan perhitungan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
▪ Kondisi Lingkungan Lokasi survey
o Kondisi fisik jalan
Adapun data jalan persimpangan lampu merah kamkey tersebut sebagai
berikut :
• Marka jalan : tidak ada
• Jenis perkerasan : aspal
• Rambu lalu-lintas : tidak ada
1) Faktor – faktor penyebab terjadinya penumpukan kendaraan pada
persimpangan jalan baru yotefa disebabkan oleh :
▪ Kendaraan yang masuk dan kendaraan yang keluar
▪ Kurangnya marka jalan
2) Jam sibuk pada masing-masing jalur sebagai berikut:
▪ Jalur Tanah hitam - lingkaran pada pukul 12.30 – 12.45
▪ Jalur Tanah hitam – RSJ pada pukul 07.45 – 08.00
▪ Jalur RSJ – tanah hitam pada pukul 07.45-08.00
▪ Jalur RSJ – lingkaran pada pukul 10.00 – 10.15
▪ Jalur lingkaran – tanah hitam pada pukul 12.15 - 12.30
▪ Jalur Lingkaran – RSJ pada pukul 13.30 – 16.00
▪ Jalur yotefa – tanah hitam pada pukul 17.45 – 18.00
▪ Jalur yotefa– RSJ pada pukul 10.30 – 10.45
▪ Jalur yotefa – lingkaran pada pukul 08.40 – 08.45

33
5.2 Saran
1. Perlu adanya garis marka jalan agar kendaraan tidak berhenti melebihi
batas yang ditentukan, selain itu ada baiknya kendaraan melakukan hal-
hal yang dapat berkendara dengan baik seperti :
▪ Kurangi kecepatan
▪ Dilarang berhenti pada badan jalan
2. Tertib berlalu lintas bagi seluruh pengendara.
3. Peraturan para pengemudi kendaraan baik umum maupun pribadi dalam
menaikkan dan menurunkan penumpang.

34
LAMPIRAN

35
SKETSA JALAN

SIMBOL KETERANGAN
A TANAH HITAM
B RSJ (RUMAH SAKIT JIWA)
C LINGKARAN
D YOTEFA

36
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Survai_lalu_lintas

http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11024-7-469052232472.pdf

http://risdiyanto.lecture.janabadra.ac.id/files/2012/03/3-BAB-III-ISBN-volume-14-hlm.pdf

http://www.scribd.com/doc/225111151/Pedoman-Survai-Pencacahan-LL-Manual

http://www.academia.edu/4054419/FORMULIR_PERHITUNGAN_VOLUME_LALU_LINTAS_a
nd_LINGKUNGAN

37

Anda mungkin juga menyukai