Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL SURVEY LALU LINTAS

ANALISIS ARUS/VOLUME JALAN DARAT

OLEH:

1. NURAINUN DAMANIK (16.041.113.004)

2. HIDAYATULLAH (16.041.117.034)

3.

4.

5.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DARMA AGUNG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas izin kuasa-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Hasil Survey Lalu Lintas-Analisis Arus Jalan Darat. Kami menyadari
pentingnya survey ini, baik sebagai kewajiban mahasiswa maupun tanggung jawab dalam
memperdalam wawasan kami di dunia Konstruksi Jalan Raya.

Laporan survey ini merupakan salah satu syarat penilaian di dalam mata kuliah rekayasa
lalu lintas. Adapun isi laporan survey ini dibuat untuk mempelajari dan memahami pembahasan
tentang informasi mengenai arus/volume Jalan Darat.

Sebelumnya, dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah rekayasa lalulintas serta teman-teman kelas sipil sore serta pihak-pihak
terkait. Harapan kami adalah sekiranya laporan survey ini dapat membantu dan memberi
informasi kepada teman-teman mahasiswa khususnya program studi teknik konstruksi sipil.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, laporan yang sederhana ini masih jauh dari kata
kesempurnaan.

Kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, dosen maupun teman-teman
mahasiswa sekalian, sebagai bahan-bahan evaluasi untuk kami agar kedepannya menjadi lebih
baik.

Medan, 09 Juni 2017

Penyusun

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi jenis kendaraan............................................................................ 4

Tabel 2.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengukur arus lalu lintas pneumatic.............................................................. 3


Gambar 2. Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan........... 5
Gambar 3. Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil............................................. 6
Gambar 4. Contoh bangkitan parkir di perkantoran per 100 meter................................. 9
persegi luas lantai perkantoran.
Gambar 5. Contoh distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan................................ 10
Gambar 6. Akumulasi parkir di perkantoran................................................................... 11

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...... i

Daftar Tabel....... ii

Daftar Gambar... ii

Daftar Isi................................................................................................................................ iii

BAB I Pendahuluan.......... 1

1.1 Latar Belakang........... 1


1.2 Manfaat dan Tujuan........... 1
1.3 Ruang Lingkup...... 2

BAB II Landasan Teori.............................................................................................. 3

2.1 Survei Arus Lalu Lintas................................................................................. 3


2.2 Survey Manual............................................................................................... 4
2.3 Servey dengan kamera................................................................................... 5
2.4 Survey Kecepatan.......................................................................................... 6
2.5 Survey Parkir................................................................................................. 7
2.6 Bangkitan Parkir............................................................................................ 8
2.7 Volume Parkir............................................................................................... 9
2.8 Survey Volume Parkir................................................................................... 9
2.9 Lama Parkir.................................................................................................... 9

BAB III Analisa Perhitungan....................................................................................... 13


3.1 Data Survey................................................................................................... 13
3.2

BAB IV Kesimpulan & Saran......................................................................................


4.1 Kesimpulan....................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah
maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin agar
jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu diusahakan
peningkatan-penigkatan jalan itu.Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, hal
inimenyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan jalan yang terbatas.
Jalan merupakan faktor utama yang sangat penting untuk menunjang kegiatan masyarakat sehari-
hari. Setiap hari masyarakat menggunakan jalan umum untuk mencapai tempat tujuannya.

Menurut Institute of Transportation Engineers,USA, Rekayasa lalu lintas (traffic


engineering) adalah suatu tahap dari rekayasa transportasi yang menyangkut perancangan,
perencanaan geometri dan operasi lalu lintas dari segala macam jalan, jaringan jalan, terminal,
tanah sekitar serta hubungan dengan jenis angkutan lainnya. Di Indonesia, pedoman dalam
melakukan rekayasa lalu lintas didasarkan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Februari 1997. Dalam merekayasa suatu lalu lintas diperlukan data yang menjadi masukan dalam
menghitung parameter parameter tiap aspek dalam prosedur perhitungan. Beberapa data yang
diperlukan dalam perhitungan harus diambil secara langsung mengingat kondisi arus lalu lintas
jalan setiap tahun berbeda beda.

Oleh karena itu, dilaksanakan kegiatan survei lalu lintas di Jalan Darat untuk
mendapatkan data jumlah kendaraan atau satuan jalan penumpang pada jalan tersebut dalam
periode waktu tertentu.

1.2 Manfaat dan Tujuan

Manfaat dan tujuan penyusunan laporan hasil survey lalu lintas- analisis arus/volume jalan darat
antara lain:

1. Mendapatkan data jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada segmen Jalan Darat, Kec.
Medan Baru
2. Mengetahui nilai satuan jalan penumpang pada Jalan Darat, Kec. Medan Baru
3. Mencari permasalahan pada ruas jalan Darat, Kec. Medan Baru
4. Mengetahui manajemen rekayasa lalu lintas yang cocok untuk ruas jalan Darat, Kec.
Medan Baru
5. Memberikan pertimbangan rekomendasi manajemen rekayasa lalu lintas yang dapat
diterapkan dalam kondisi eksisting

1
6. Sebagai sarana pelatihan survey mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Darma
Agung

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dan analisis lalu lintas dalam penyusunan laporan ini antara lain:

1. Perhitungan dan pencatatan lalu lintas secara manual yang terklasifikasi


berdasarkan jenis kendaraan. Semua kendaraan yang lewat harus dihitung, kecuali kend
araan-kendaraan khusus misalnya: mesin gilas, grader, kendaraan konvoi militer, tank-
tank baja, pemadam kebakaran dan lain-lain.
2. Inventarisasi dan identifikasi kondisi lalu lintas yang terdapat pada segmen
jalan.Meliputi: pemanfaatan bahu jalan, trotoar, dan lingkungan di samping jalan
yangmempengaruhi karakteristik lalu lintas. Contoh: pemanfaatan bahu jalan untuk PKL
atau parkir.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Survei Arus Lalu Lintas

Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk
mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran arus lalu lintas
dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun musim hari-hari
besar keagamaan), hari pelaksanaan survei (hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada
daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi
kendaraan).

Informasi yang dikumpulkan


Informasi yang dikumpulkan meliputi:
Arus pada ruas
Pergerakan dipersimpangan
Arus lalu lintas
Komposisi kendaraan
Volume jam puncak (VJP)
Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

Gambar 1. Pengukur arus lalu lintas pneumatic

Metoda pelaksanaan survei


Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
1. Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu lintas
yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar,
tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang
dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung
kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.

3
2. Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mekanis
ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan
ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:
1. Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas
dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan,
pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang
kemudian direkam,
2. Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi
dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan
jalan,
3. Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang bekerja
dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan
yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta
kecepatan lalu lintas,
4. Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam
prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta
kecepatan lalu lintas

2.2. Survei Manual


Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai
berikut:

Tabel 1. Klasifikasi jenis kendaraan


Klasifikasi/golongan Jenis kendaraan
1 Sepedamotor, scoter
2 Sedan, jeep, station wagon
3 Oplet, mikrolet
4 Pick up, box
5a Bus kecil
5b Bus besar
6 Mobil truk 2 sumbu
7a Mobil truk 3 sumbu
7b Mobil gandengan
7c Mobil tempelan
8 Kendaraan tidak bermotor

4
Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk
mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun dapat
dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai
dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas
harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai dengan
Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari
Sabtu sebagian perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat
terpengaruh dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.

2.3. Survei dengan camera


Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggunakan
camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi mengenai besarnya
arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas yang akan diukur
besar arusnya. Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati
kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.

Penyajian data arus lalu lintas.

Gambar 2. Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan

Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:


15 menit ter padat,
Volume per jam,
jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di
perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah
dan puncak sore pada saat pulang kerja,
volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang panjangnya 3
atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
volume rata-rata harian dalam setahun,
Volume mingguan,
Volume bulanan.
Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam
penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan
5
dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume
per kapasitas.

2.4. Survei Kecepatan


Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan.
Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s
atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya:
kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya
digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas,
tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk
analisis kecelakaan.

Kecepatan sesaat
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah
kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur.
Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas
didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam
penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap
pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang
lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.

Gambar 3. Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil

Satuan kecepatan
Beberapa satuan kecepatan adalah:
meter per detik dengan simbol m/detik
kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph

6
Metode pengukuran kecepatan sesaat
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
1. Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dilakukan
berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpangan
bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil semakin baik,
biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran
seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak
tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi
tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati
pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan melewati
pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh
antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat
pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45
derajat.
2. Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pipa
pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur antara
kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
3. Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik
seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.

Kecepatan perjalanan
Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan
antara dua simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara kedua simpul dibagi
dengan waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perhitungan waktu tempuh tersebut
sudah termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi selama menempuh antara kedua simpul
tersebut. Perhitungan kecepatan perjalanan merupakan informasi yang digunakan dalam
perencanaan perjalanan, termasuk dalam membuat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh
karena itu survei kecepatan merupakan perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam
merencanakan sistem transportasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.

2.5. Survey Parkir


Survey parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parkir
disuatu kota atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau besaran-besaran
yang bisa digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas ruang parkir serta digunakan
dalam mengendalikan kebutuhan ruang parkir. Apalagi dengan permintaan ruang parkir yang
sudah sedemikian tingginya. Hal ini perlu, sebab jika persoalan parkir tidak ditangani dengan
baik, bisa memicu terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya
ruas jalan di beberapa kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street
parking). Sehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin terbatasnya ruang
parkir dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.

7
2.6. Bangkitan parkir
Pada saat ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pusat-pusat
perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara konvensional. Padahal
untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan manajemen dengan system penangan yang
juga modern. Sehingga perlu adanya bangkitan parkir atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
Parking Generation. Maksudnya adalah bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan,
perkantoran, perbelanjaanan, sekolah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.
Informasi lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehingga dapat
diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat, lama parkir dan informasi
yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Guna mendapatkan informasi bangkitan parkir
yang akurat, perlu dilakukan survei parkir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan
parkir, jenis kendaraan yang parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan
informasi ini, selanjutnya dapat direncanakan:
Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan beberapa variabel seperti waktu.
Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti kebijakan pembatasan ruang parkir,
kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka waktu parkir.

Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir


Bangkitan parkir tergantung kepada beberapa faktor,di antaranya meliputi:
Besarnya kawasan terbangun yang biasanya terkait erat dengan tingkat pemilikan
kendaraan pribadi.
Banyaknya dan kepadatan kegiatan yang berada di kawasan tersebut.
Besarnya daya tarik masyarakat untuk menuju kawasan tersebut.
Jumlah karyawan tetap maupun tidak tetap yang bekerja di kantor, atau kegiatan di
kawasan tersebut.
Tingkat pemilikan kendaraan pribadi ataupun milik perusahaan/dinas masyarakat
metropolitan atau kota yang bersangkutan. Pemilikan kendaraan berupa mobil dan atau
sepeda motor. Pemilikan kendaraan pribadi masih belum mencapai titik jenuhnya,
sehingga pertumbuhan masih akan berlangsung yang ditandai dari tingginya tingkat
pertumbuhan kendaraan bermotor.
Jenis kegiatan, apakah itu perkantoran, pusat perdagangan, sekolah atau apartemen.
Kebijakan perparkiran yang diberlakukan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.

Pengumpulan data
Pengumpulan data bangkitan parkir dapat dilakukan di tempat asal perjalanan ataupun di tempat
tujuan. Survei parkir di tempat tujuan, dilakukan untuk mengetahui besarnya permintaan ruang
parkir untuk masing-masing jam dalam satu (1) hari, menurut hari dalam satu minggu, dan
menurut bulan dalam satu tahun. Karakteristik kebutuhan parkir dalam satu (1) minggu, dapat
dilihat dalam contoh gambar berikut.

8
Gambar 4. Contoh bangkitan parkir di perkantoran
per 100 meter persegi luas lantai perkantoran.

Karakteristik harian dalam satu minggu dikawasan perkantoran akan mempunyai ciri khusus
yaitu bahwa pada hari sabtu dan minggu tingkat pengguanaan ruang parkir akan rendah.
Sedangkan untuk kawasan perbelanjaan akan berbeda, yang biasanya justru lebih ramai pada hari
Sabtu dan Minggu.

2.7. Volume Parkir


Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat atau kawasan parkir
tertentu selama waktu tertentu. Sedangkan waktu yang biasanya digunakan adalah satu hari.
Karakteristik volume parkir tergantung kepada tempat di mana pelataran parkir/gedung parkir
tersebut berada. Misalnya di perkantoran, pusat perbelanjaan, daerah wisata, sekolah, pasar dan
lain sebagainya. Kalau di perkantoran, akan tinggi pada hari kerja sedang pusat
perbelanjaan/mall akan tinggi pada akhir minggu.

2.8. Survei volume parkir


Biasanya masalah utama dari parkir adalah keterbatasan ruang parkir dibandingkan
dengan jumlah kendaraan yang membutuhkan ruang parkir. Sehingga perlu dilakukan survei
untuk mendapatkan informasi mengenai volume parkir. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengumpulkan jumlah kumulatip kendaraan yang parkir di tempat atau kawasan tersebut.
Pendekatan lain yang dapat dilakukan dengan volume parkir adalah dengan mengumpulkan
jumlah kendaraan yang masuk pelataran/gedung melalui pintu/gate masuk parker.
Informasi volume parkir, sangat diperlukan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir.
Di samping itu, data volume parkir beserta data lama parkir dan akumulasi parkir, digunakan
untuk menghitung besarnya jumlah ruang parkir yang perlu disediakan. Dalam hal ini, data
volume parkir menjadi informasi yang sangat diperlukan untuk pengendalian parkir dalam
rangka kebijakan manajemen lalu lintas yang baik. Hal ini juga telah dipraktikkan di Indianapolis
International Airport, yakni dengan menurunkan tarif parkir untuk menaikkan volume parkir
dalam kaitannya untuk meningkatkan penumpang yang menggunakan angkutan udara. Bisa juga
sebaliknya menaikkan tarif untuk menurunkan volume parkir.

2.9. Lama parkir


Waktu yang diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir yang
dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informasi mengenai
lamanya parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir tergantung kepada

9
maksud perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di tempat kerja biasanya lebih panjang
ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir yang sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi
waktunya lebih pendek lagi.

Gambar 5. Contoh distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan.

Informasi mengenai lama parkir diperlukan guna merencanakan ruang parkir untuk suatu
bangunan/gedung parkir ataupun kegiatan lain. Termasuk parkir untuk pengunjung pameran
ataupun gedung olahraga yang kebutuhan parkirnya tidak rutin. Misalny gedung yang khusus
didesain untuk ajang pameran, biasanya dikunjungi orang hanya kalau ada pameran. Begitu pula
misalnya gedung olah raga ataupun pertandingan olahraga, itupun masih dipengaruhi oleh
menarik tidaknya kegiatan itu. Sehingga, muatan parkirnya pun, akan sangat tergantung dengan
situasi tersebut.

Cara memperoleh data lama parkir


Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraan.
Tapi yang paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerized. Data lama
parkir biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan komputer dengan mencatat waktu
kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir hingga kendaraan keluar.

Penggunaan informasi lama parkir


Informasi lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang baik.
Data informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir dan juga
sistem pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama parkir bisa digunakan untuk
menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada penggun jasa parkir. Khususnya untuk
tempat parkir yang harus membayar berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan
dalam perhitungan tarif adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat
perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan menggunakan
satuan 15 menit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan sebagai acuan untuk menerapkan
pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan maksimum 5
menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini, biasanya digunakan
meter parkir.

10
Akumulasi parkir
Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu saat tertentu, di
suatu tempat gedung parkir atau pelataran parkir. Informasi mengenai akumulasi parkir ini
digunakan untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada suatu tempat ataupun untuk
menerapkan pengendalian parkir di suatu kawasan. Survei akumulasi parkir
Untuk mendapatkan informasi mengenai akumulasi parkir, perlu dilakukan survei untuk
mendapatkan profil kendaraan yang parkir dalam satu hari. Angka capaian tertinggi jumlah
kendaraan yang parkir, disebut sebagai akumulasi tertinggi parkir. Angka ini bervariasi menurut
kegiatan tempat, di mana ada pelataran/gedung parkir. Sebagai gambaran, perkantoran mencapai
puncaknya pada siang hari sedang pertokoan/mall akumulasi hari kerja lebih rendah dari
akumulasi pada akhir minggu (weekend) pada sore hari dan pemukiman/apartemen pada malam
hari.

Gambar 6. Akumulasi parkir di perkantoran

Waktu pelaksanaan survei


Waktu pelaksanaan survei tergantung kepada jenis kegiatan di mana survei itu dilakukan.
Kalau di perkantoran, biasanya kegiatan lebih dominan pada jam kerja, pasar pada pagi hari. Di
sekolah pada saat masuk dan keluar sekolah, hunian/apartemen pada malam hari.

Perputaran parkir
Perputaran parkir atau dalam bahasa Inggris disebut parking turnover, adalah suatu angka
berapa kali berganti kendaraan yang parkir dalam satu satuan waktu tertentu. Biasanya
perputarannya dalam satu hari. Angka ini akan tinggi pada tempat parkir di kawasan
perbelanjaan, kantor pelayanan umum, dan angka ini rendah untuk perkantoran yang ruang
parkirnya digunakan oleh karyawan sendiri.

Cara memperoleh data perputaran parkir


Adapun untuk memperoleh data ini, yakni dengan cara data dikumpulkan dengan metoda
patroli setiap 30 menit dengan mencatat nomor kendaraan pada setiap ruang parkir. Dengan
survei ini, sekaligus dapat diperoleh angka perputaran parkir serta informasi lama parkir dengan
satuan waktu 30 menit-an. Cara lain untuk mendapatkan data perputaran parkir adalah dengan
menggunakan formula:

11
Penggunaan informasi perputaran parkir
Informasi perputaran parkir, akansangat membantu dalam merencanakan kebutuhan
ruang parkir. Semakin rendah perputaran parkir, akan semakin banyak ruang parkir yang
dibutuhkan. Di samping itu, informasi perputaran parkir dibutuhkan untuk mendapatkan
informasi jumlah kendaraan yang parkir. Misalnya parkir di pinggir jalan untuk digunakan
sebagai masukan dalam menetapkan jumlah pendapatan parkir yang bisa diperoleh untuk sistem
yang beroperasi atas dasar tarif tetap yang biasanya digunakan pada parkir di pinggir jalan.
Dalam suatu kantor pelayanan umum ataupun kawasan perbelanjaan/pertokoan yang perputaran
parkirnya tinggi, maka biasanya dipisahkan parkir untuk tamu yang datang di gedung itu dengan
parkir untuk karyawannya. Parkir untuk tamu, biasanya ditempatkan sedekat mungkin dengan
pintu masuk pelayanan ataupun pintu masuk perbelanjaan ataupun pertokoan.

12
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN

3.1 Data Survey

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan survey, pengolahan data, dan analisis arus lalu lintas di jalan Darat
Kec. Medan Baru, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Volume maksimum kendaraan didapat pada hari Selasa dan Rabu, untuk arah
Jalan Darat yaitu xxx smp/hari sedangkan arah yang berlawanan yaitu xxx smp/hari.
Hal ini dikarenakan hari Selasa dan Rabu merupakan hari kerja.
2. Berdasarkan hasil survey di lapangan, kapasitas ruas jalan Darat, Kec. Medan Baru
pada ruas pengamatan adalah xxx smp/jam sedangkan total volume lalu lintas
pada jam sibuk yaitu sebesar xxx smp/jam (16:00-18:00).
3. Ruas jalan Darat, Kec. Medan Baru memiliki Derajat Kejenuhan (DS) sebesar.
4. Tingkat pelayanan yang didapat pada ruas jalan Darat, Kec. Medan Baru adalah B
(v/c ratio 0,7).

5.2 Saran

Berdasarkan survey yang telah dilakukan penulis selama 2 (dua) hari di ruas jalan Darat
Kec. Medan Baru, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian di sepanjang ruas jalan Darat Kec. Medan Baru, banyak
dilakukan penutupan fasilitas U-Turn. Oleh karena itu disarankan untuk
mengevaluasi penutupan fasilitas U-Turn tersebut.
2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan pada jam-jam sibuk pada tempat
tertentu (contoh: persimpangan) sehingga dapat memperlancar arus lalu lintas.
3. Perlu pembatasan waktu pada persimpangan pada jam-jam tertentu untuk
mengurangi terjadinya kemacetan.

14

Anda mungkin juga menyukai