Disusun oleh:
SANDRA CHITRA AMELIA
03.511.106
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayah-Nya
serta shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, ulama, dan para pengikut yang selalu menjaga
ajaran agamanya.
Berkat kemurahan Allah pula sehingga pada saat ini penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir. Adapun tugas akhir ini dilaksanakan sebagai
salah satu persyaratan yang akan digunakan untuk menyelesaikan jenjang strata satu
( S1 ) pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
Tugas akhir yang dilaksanakan, berguna untuk menambah pengetahuan serta
wawasan mahasiswa yang secara langsung terjun di lapangan. Selain itu mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya di kampus ke dalam suatu
pekerjaan, sehingga nantinya dapat menemukan permasalahan-permasalahan di
lapangan.
Selama melaksanakan dan menyusun laporan Tugas Akhir, penyusun
mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. H. Ruzardi, MS selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
2. Ir. H. Faisol AM, MS selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
3. Ir. H. Bachnas, MSc selaku Dosen Pembimbing I.
4. Ir. Rizki Budi Utomo, MT selaku Dosen Pembimbing II.
3
5. Mama dan Papa yang tercinta, terimakasih atas do’a dan dukungannya
disetiap langkah ananda.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini belum dapat dikatakan
sempurna karena masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penyusun berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 73
LAMPIRAN…………………………………………………………...………….. 75
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Volume Lalu Lintas Per 15 Menit Simpang I dan Simpang II
Lampiran 2 : Data Volume Lalu Lintas Per 1 Jam Simpang I dan Simpang II
Lampiran 3 : Form SIG 1, Form SIG 2, Form SIG 3, Form SIG 4 dan Form SIG 5
MKJI 1997 (Simpang Bersinyal I dan II) Dengan So = 600 x We
Lampiran 4 : Form SIG 1, Form SIG 2, Form SIG 3, Form SIG 4 dan Form SIG 5
MKJI 1997 (Simpang Bersinyal I dan II) Dengan So = 775 x We
Lampiran 5 : Form SIG 1, Form SIG 2, Form SIG 3, Form SIG 4 dan Form SIG 5
MKJI 1997 (Simpang Bersinyal I dan II) Dengan So = Faktor k x We
Lampiran 6 : Output Data Program TRANSYT 11 Koordinasi Simpang I dan
Simpang II (Kondisi Eksisting)
Lampiran 7 : Output Data Program TRANSYT 11 Koordinasi Simpang I dan
Simpang II (Optimasi)
Lampiran 8 : Output Data Program TRANSYT 11 Koordinasi Simpang I dan
Simpang II (CYOP)
Lampiran 9 : Proses Kerja Program TRANSYT 11
Lampiran 10: Data Jumlah Penduduk Kota Bandung
Lampiran 11: Formulir Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir
8
DAFTAR TABEL
Tabel 6.6 : Hasil Analisis Operasional Kinerja LaLu Lintas di Simpang I…..... 42
Tabel 6.7 : Hasil Perhitungan Operasional Arus Lalu Lintas, kapasitas dan
Derajat Kejenuhan Di Simpang
I .....................................................................................................45
Tabel 6.8 : Hasil Analisis Operasional Kinerja LaLu Lintas di Simpang I…..... 47
Tabel 6.9 : Data Geometrik dan kondisi Lingkungan Simpang II Jl. Merdeka –
Jl. Aceh….….…..........................................……….......................... 48
Tabel 6.10 : Data Arus Lalu Lintas dan Rasio Belok di Simpang II ………........ 49
Tabel 6.11 : Hasil Perhitungan Operasional Arus Lalu Lintas, kapasitas dan
Derajat Kejenuhan Di Simpang
II ....................................................................................................51
Tabel 6.12 : Hasil Analisis Operasional Kinerja LaLu Lintas di Simpang II….... 52
Tabel 6.13 : Hasil Perhitungan Operasional Arus Lalu Lintas, kapasitas dan
Derajat Kejenuhan Di Simpang
II ....................................................................................................55
Tabel 6.14 : Hasil Analisis Operasional Kinerja LaLu Lintas di Simpang II….... 56
Tabel 6.15 : Hasil Perhitungan Operasional Arus Lalu Lintas, kapasitas dan
Derajat Kejenuhan Di Simpang
II ....................................................................................................59
Tabel 6.16 : Hasil Analisis Operasional Kinerja LaLu Lintas di Simpang II….... 60
Tabel 6.17 : Data untuk Input Program TRANSYT 11 pada Jam Puncak Sore ... 61
Tabel 6.18 : Indeks Kinerja Kondisi Eksisting yang belum Dioptimasi dari yang
sudah Dioptimasi pada Kondisi Jam Puncak..................................... 63
Tabel 6.19 : Indeks Kinerja Kondisi Optimasi pada Jam Puncak.......................... 64
Tabel 6.20 : Performance Index dan Total Konsumsi Bahan Bakar setelah
Dikonversi pada Kondisi Eksisting dan
Optimasi ........................................................................................64
Tabel 6.21 : Biaya Bahan Bakar pada Kondisi Sebelum dan Setelah
Dikoordinasi...................................................................................65
10
Tabel 6.22 : Waktu Siklus Sebelum dan Setelah di Koordinasi pada Simpang I
(Jl. Merdeka – Jl.RE.
Martadinata)...................................................................................65
Tabel 6.23 : Waktu Siklus Sebelum dan Setelah di Koordinasi pada Simpang II
(Jl. Merdeka – Jl. Aceh).................................................................... 66
Tabel 6.24 : Simulasi Lamanya Waktu Siklus untuk Mendapatkan PI Terbaik
pada Kondisi Jam
Puncak............................................................................................67
Tabel 6.25 : Hasil Perhitungan Tundaan dan Derajat Kejenuhan Simpang I (Jl.
Merdeka – Jl. RE. Martadinata) dan Simpang II ( Jl. Merdeka – Jl.
Aceh)..............................................................................................69
11
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAKSI
Simpang Jalan Merdeka – Jalan RE. Martadinata dan Jalan Merdeka – Jalan
Aceh Kota Bandung merupakan simpang bersinyal yang berada di pusat kota dengan
aktivitas yang sangat tinggi. Permasalahan lalu lintas yang timbul pada
persimpangan ini adalah akibat dari arus lalu lintas yang padat dan banyaknya
hambatan samping yang secara langsung mengganggu kinerja jalan di dua
persimpangan yang bersangkutan. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kinerja simpang sebelum koordinasi dengan menggunakan MKJI
(1997) dan program TRANSYT 11. Penelitian dilakukan selama tiga hari yaitu hari
Selasa, Rabu dan Sabtu.
Dari hasil analisis dengan MKJI (1997) didapatkan jam puncak terjadi pada
hari Sabtu sore jam 16.00 – 18.00 WIB. Penelitian ini menghasilkan perilaku
lalulintas pada simpang I yang menunjukkan nilai panjang antrian QL = 471 m ,
tundaan simpang (D) = 59,79 det/smp, nilai derajat kejenuhan DS = 0,59 dan pada
simpang II menunjukkan nilai panjang antrian QL = 335 m , tundaan simpang (D)
= 48,27 det/smp, nilai derajat kejenuhan DS = 0,71. Kemudian hasil analisis
koordinasi menggunakan TRANSYT 11 menunjukan nilai Performance Index (PI)
pada kondisi eksisting sebesar 2931,9 $/H atau Rp. 29.319.000,-/jam dan setelah
dilakukan optimasi didapatkan nilai Performance Index (PI) yang paling efektif
sebesar 404,2 $/H atau Rp 4.042.000,-/jam, hal ini menunjukan bahwa terjadi
penurunan nilai Performance Index (PI) sebesar 75,77 %. Didapatkan juga waktu
siklus efektif = 60 detik serta nilai tundaan simpang I (D) = 29,83 det/smp, nilai
derajat kejenuhan DS = 0,425 dan nilai tundaan simpang II (D) = 41,80 det/smp,
nilai derajat kejenuhan DS =0,542.
Dari hasil analisis dapat dilihat terjadi penurunan nilai tundaan setelah
dikoordinasi dengan menggunakan program TRANSYT 11 yaitu pada simpang I
sebesar 33,43 % dan pada simpang II sebesar 7,18 %. Kemudian dari analisis
derajat kejenuhan dapat dilihat terjadi penurunan nilai derajat kejenuhan juga
setelah dikoordinasi, yaitu pada simpang I sebesar 16,26 % dan pada simpang II
sebesar 13,42 %. Setelah didapatkan nilai hasil panjang antrian QL dari MKJI 1997
sesuai dengan keadaan di lapangan dan hasil analisis TRANSYT 11 didapatkan nilai
Performance Index (PI) yang paling minimum, waktu siklus, nilai tundaan serta
derajat kejenuhan yang paling efektif , maka kedua simpang bersinyal tersebut telah
terkoordinasikan dengan lebih baik.
Kata kunci : Arus (Q), Arus Jenuh (So), Kapasitas (C), Derajat kejenuhan (DS),
Panjang Antrian (QL), Performance Index(PI), Tundaan (D).
13
BAB I
PENDAHULUAN
tidak bermotor, serta pejalan kaki yang melewati ruas jalan tersebut menjadi satu
kesatuan arus lalu lintas pada ruas simpang tersebut sehingga mengakibatkan
kemacetan, tundaan ataupun kecelakaan.
Oleh karena itu dibuat simpang bersinyal untuk meminimalkan terjadinya
kemacetan, tundaan ataupun kecelakaan yang terjadi. Berdasarkan hal–hal di atas
maka penyusun merasa perlu untuk menganalisis koordinasi sinyal antar simpang
pada daerah tersebut, dengan melakukan penelitian terhadap kapasitas dan kinerja
dari dua buah simpang bersinyal pada jalan tersebut.
6. biaya tundaan (W) dan biaya berhenti (K) yang digunakan pada program
TRANSYT 11 adalah biaya tundaan (W) dan biaya berhenti (K) yang telah
dikonversi pada kondisi di Indonesia tahun 2008,
7. lokasi yang diteliti adalah Jl. Merdeka – Jl. RE. Martadinata dan Jl. Merdeka
– Jl. Aceh kota Bandung dimana Jalan Merdeka sebagai jalan utama
merupakan pilihan alternatif pedoman perencanaan koordinasi sinyal ini,
8. metode yang digunakan adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997 dan TRANSYT 11,
9. sebelum koordinasi simpang dilakukan beberapa indikator kinerja simpang
dievaluasi dengan MKJI 1997, kemudian koordinasi simpang dilakukan
dengan bantuan Program TRANSYT 11 untuk memperhitungkan efektifitas
koordinasi yang dilakukan terutama dilihat dari segi ekonomi dan bahan bakar
yang digunakan.
U
RS.
APOTEK SARININGSIH
1.5 2.0
Jl. RE. MARTADINATA
Jl. RE. M ARTADINATA 12.5 12
TIMUR
BARAT
2.0 2.0
TOKO
KUE
SHOW
ROOM
M OTOR
PER
TOKOAN
PER
TOKOAN
HOTEL
FACTORY
OUTLET
Jl. M ERDEKA
BANDUNG
RESTORAN
INDAH
PLAZA
PER
TOKOAN
RESTORAN
3.3 2.5
5.5
Jl. ACEH BARAT 9.8 0.8 Jl. ACEH TIMUR
5.0
2.5 1.0
1.5
PER PER
KANTORAN TOKOAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Sistem lampu lalu lintas berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
pergerakan lalu lintas. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan koordinasi lampu
lalu lintas pada semua pertemuan jalan. Pertemuan jalan ini dapat meliputi pertemuan
jalan terisolasi (isolated junction), pertemuan jalan yang berdampingan, atau
kumpulan jalan yang membentuk jaringan. Koordinasi lampu ini akan menghasilkan
sistem pengaturan yang optimal dengan mengatur jumlah fase, interval, dan waktu
hijau tiap fase.
2.4 Analisis Kinerja Simpang dengan Program MKJI 1997 dan Analisis
Koordinasi Sinyal Antar Simpang dengan Program TRANSYT 11
MKJI 1997 memuat fasilitas pedoman tentang teknik lalu lintas (panduan
rekayasa lalu lintas) yang menyarankan pengguna manual dengan pemilihan tipe
fasilitas dan rencana sebelum memulai prosedur perhitungan rinci untuk menentukan
perilaku lalu lintas yang baik. Manual ini juga dapat digunakan untuk menganalisis
rute atau jaringan jalan pada suatu kawasan perkotaan.
Metode yang digunakan untuk koordinasi sinyal antar simpang pada
penelitian ini adalah TRANSYT 11 yang dikembangkan oleh Transport and Road
Research Laboratory (TRRL), Ingrris. TRANSYT 11 dapat mengkoordinasikan lampu
lalu lintas untuk mengurangi panjang antrian, mengurangi jumlah kendaraan henti,
mengurangi tundaan dan mengurangi biaya operasi kendaraan.
BAB III
LANDASAN TEORI
Gambar 3.1 Konflik - Konflik Utama dan Kedua Pada Simpang Tak
Bersinyal Dengan Empat Lengan
Sinyal lalu lintas dioperasikan berdasarkan suatu siklus (cycle time), yaitu
waktu yang dipakai untuk satu putaran warna lampu sinyal lengkap secara berurutan.
Lamanya waktu siklus ditentukan oleh lamanya waktu untuk tiap fase ditambah
dengan intergreen periods. Penentuan lama waktu untuk tiap-tiap fase tergantung dari
arus jenuh dan volume lalu lintas dari masing-masing pendekatannya.
Intergreeen period atau all red period adalah rentang waktu antara nyala
sinyal hijau pada suatu fase dengan nyala hijau pada suatu fase dengan nyala hijau
fase berikutnya. Rentang waktu ini diperlukan untuk memberi kesempatan agar
23
simpang jalan benar-benar terbebas dari kendaraan fase sebelumnya yang masih
bergerak untuk meninggalkan simpang.
Gambar 3.2 Urutan Waktu Pada Pengaturan Sinyal Dengan Dua Fase
Dapat dilihat dari Tabel 3.2 didapat okupansi terkoreksi rata-rata sebesar 2,34,
kemudian dengan mengalikan % jenis kendaraan dengan smp masing kendaraan
maka didapatkan faktor smp sebesar 0,66. Langkah selanjutnya dengan mengalikan
nilai waktu $0,8053/jam/orang dengan okupansi rata-rata 2,34 diperoleh nilai waktu
untuk per kendaraannya sebesar $1,88/jam/kend atau 188 pence/jam/kend.
Selanjutnya, karena 1 kendaraan sebanding dengan 0,66 smp, maka dengan membagi
nilai waktu 188 pence/jam/kend dengan faktor smp 0,66 diperoleh nilai waktu sebesar
285 pence/jam/smp. Sedangkan untuk nilai stop digunakan 50 pence/100 kendaraan
stop.
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai W dan K yang
digunakan pada penelitian ini (kondisi sekarang tahun 2008) adalah W = 285
pence/jam/smp dan K = 200 pence/100 kendaraan dengan asumsi kurs rupiah tahun
2008 terhadap dollar $1 = Rp 10.000.
31
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
simpang bersinyal, mencatat waktu siklus, jumlah fase tiap simpang, jarak
antar simpang dan interval hijau antar simpang.
2. Penjelasan cara kerja
Sebelum penelitian dilakukan diadakan penjelasan kepada pengamat untuk
mendapatkan data survai, yaitu mengenai pembagian tugas pencatatan
kendaraan, cara pengisian formulir serta cara menetukan waktu tempuh antar
simpang.
3. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di lapangan untuk menghitung volume lalu lintas
diperlukan beberapa pengamat dengan pembagian tugas yang disesuaikan
dengan keadaan di lapangan. Kemudian penelitian Dilakukan sesuai dengan
jadwal penelitian yang telah ditentukan.
4.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data-data dari survai di lapangan
dan langkah selanjutnya adalah :
1. melakukan perhitungan volume, kapasitas, waktu siklus dan lain-lain
dilakukan berdasarkan rumus-rumus yang ada dalam literatur atau
seperti yang terdapat dalam landasan teori.
2. analisis dilakukan untuk mengetahui perencanaan koordinasi simpang
antar sinyal dan memberikan solusi yaitu dengan menghitung waktu
siklus untuk setiap simpang dan waktu offset yang sesuai dengan
kondisi pada saat penelitian.
4.7 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari beberapa dinas yang terkait dan hasil pengamatan
dilokasi penelitian dikumpulkan dan dianalisis. Metode analisis yang digunakan pada
pengamatan koordinasi simpang ini berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (1997) kemudian dikoordinasikan dengan metode TRANSYT 11, setelah itu
akan dilakukan analisis kinerja simpang bersinyal yang meliputi analisis tundaan dan
derajat kejenuhan.
36
Data masukan
Peninjauan dan pengamatan lokasi
pendahuluan
Pengumpulan data
1. Data Primer
2. Data sekunder
TIDAK
Koordinasi dengan TRANSYT 11
1. Performance Indeks
2. Konsumsi Bahan Bakar
3. Tundaan
4. Derajat Kejenuhan
5. Waktu Siklus Effektif
Analisis Tundaan
Derajat Kejenuhuan
OK
Pembahasan
Selesai
`
Gambar 4.2 Bagan Alur Penelitian
37
Mulai
Data masukan
A-1: Geometri, pengaturan lalulintas dan
kondisi lingkungan
A-2 : Kondisi arus lalulintas
Penggunaan sinyal
B-1 : Fase sinyal
B-2 : Waktu antar hijau dan waktu hilang
YA
Perilaku lalulintas
E-1 : Persiapan
E-2 : Panjang antrian
E-3 : Kendaraan terhenti
E-4 : Tundaan
Selesai
Gambar 4.3 Urutan Kerja Perhitungan Waktu Sinyal dan Kapasitas Simpang
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
Setelah semua data sudah terkumpul maka dilakukan persiapan dan pengolahan
data sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan menggunakan program MKJI 1997 dan
TRANSYT 11. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut ini.
26
39
Tabel 5.2 Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan Simpang II (Jl. Merdeka
dan Jl. Aceh)
Pendekat Utara Timur Selatan Barat
Tipe lingkungan jalan Com Com Com Com
Hambatan samping High Medium Medium Medium
Median Tidak Ya Tidak Tidak
Belok kiri jalan terus Ya Ya Ya Tidak
Lebar pendekat (m) 7.00 5.00 5.35 4.90
Lebar pendekat masuk (m) 5.00 3.00 3.35 4.90
Lebar pendekat LTOR (m) 2.00 2.00 2.00 -
Lebar pendekat keluar (m) 6.00 4.00 4.35 4.90
Keterangan : Com = Komersial ; High = Tinggi
Sumber : Hasil Survey Data Geometrik Simpang Simpang II Jl. Merdeka
dan Jl. Aceh Bandung Tahun 2007
Pengambilan data dilaksanakan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu. Sedangkan
untuk jam puncak arus lalu lintas diperkirakan dipengaruhi oleh aktivitas, seperti
daerah pusat kota, pusat perbelanjaan, daerah perkantoran, sekolah, kegiatan kampus,
dan lain – lain. Untuk jam puncak pagi diperkirakan antara jam 06.30 s/d 08.30,
untuk jam puncak siang diperkirakan antara jam 11.00 s/d 13.00 dan untuk jam
puncak sore diperkirakan pada jam 16.00 s/d 18.00.
a. Data Primer Jam Puncak Simpang I (Jl. Merdeka dan Jl. RE.
Martadinata)
Lihat pada Lampiran 2 (data volume lalu lintas per 1 jam) hal 25 – 27 dan
hasil hitungan ditampilkan pada Tabel 5.3 s/d Tabel 5.5
Tabel 5.3 Hasil survei arus pendekat utara hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.30 – 08.30 1064 16 999 3 492
12.00 – 13.00 1301 17 1007 4 564.4
17.00 – 18.00 1403 25 1160 6 595.2
Tabel 5.4 Hasil survei arus pendekat timur hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.30 – 08.30 1144 22 755 6 1321.4
12.00 – 13.00 1580 21 963 6 1797.8
17.00 – 18.00 2119 20 1307 10 2404.4
Tabel 5.5 Hasil survei arus pendekat barat hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.30 – 08.30 1914 23 1495 10 1300
41
b. Data Primer Jam Puncak Simpang II (Jl. Merdeka dan Jl. Aceh)
Lihat pada Lampiran 2 (data volume lalu lintas per 1 jam) hal 34 – 37 dan
hasil hitunga ditampilkan pada Tabel 5.6 s/d Tabel 5.8
Tabel 5.6 Hasil survei arus pendekat utara hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.00 – 08.00 1884 22 1102 4 980.7
11.15 – 12.15 2322 25 1381 6 1176.6
16.15 – 17.15 2722 17 2128 6 1241.5
Tabel 5.7 Hasil survei arus pendekat timur hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.15 – 08.15 931 15 507 2 1051.9
12.00 – 13.00 960 11 551 4 1084.5
16.30 – 17.30 1121 9 702 3 1273.1
Tabel 5.8 Hasil survei arus pendekat barat hari Sabtu, 01 Desember 2007
LV HV MC UM MV
Waktu
kend/jam kend/jam kend/jam kend/jam smp/jam
07.15 – 08.15 1004 22 933 6 1219.2
12.00 – 13.00 1119 13 1314 6 1398.7
16.30 – 17.30 1183 31 1191 5 1461.5
42
FASE1
1.5 2.0
2.0
2.0
FASE2 FASE3
2.0 2.0
14
Jl. MERDEKA
0 60 67 180
F a s e 1 ( U ta r a ) 60 3 4 115
K e te r a n g a n :
= W a k tu M e r a h
= W a k tu H ija u
= W a k tu K u n in g
Gambar 5.2 Waktu Siklus Pada Kondisi Eksiting simpang I (Jl. Merdeka dan Jl. RE.
Martadinata)
Data lampu lalu lintas pada simpang II (Jl. Merdeka dan Jl. Aceh) seperti
terlihat pada tabel 5.10 berikut ini.
Tabel 5.10 Data Lampu Lalu Lintas
Waktu Nyala (detik) Waktu Siklus
Pendekat
Hijau Kuning Merah All Red (detik)
Utara 108 3 35 4 150
Barat 35 3 108 4 150
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
J l. M E R D E K A
UTARA
1 .5 1 .0 14 1 .0 1 .5
U
FASE 1
1 .8 FASE 2 1 .5
1 .5 1 .0
5 .5
J l. A C E H B A R A T 9 .8 0 .8 J l. A C E H T IM U R
5 .0
2 .5 1 .0
1 .5
2 .5 1 .0 1 .5
1 0 .7
J l. M E R D E K A
SELATAN
K eterangan :
= W aktu M erah
= W aktu H ijau
= W aktu K uning
Gambar 5.4 Waktu Siklus Pada Kondisi Eksiting simpang II (Jl. Merdeka dan Jl.
Aceh)
Jumlah fase lampu lalu lintas simpang I (Jl. Merdeka dan Jl.RE. Martadinata) : 3 fase
1. Fase 1 : - waktu hijau (g) = 65 detik
- waktu antar hijau (IG) = 7 detik
2. Fase 2 : - waktu hijau (g) = 51 detik
- waktu antar hijau (IG) = 7 detik
3. Fase 3 : - waktu hijau (g) = 40 detik
- waktu antar hijau (IG) = 7 detik
Jumlah fase lampu lalu lintas simpang II (Jl. Merdeka dan Jl.Aceh) : 2 fase
4. Fase 1 : - waktu hijau (g) = 108 detik
- waktu antar hijau (IG) = 7 detik
5. Fase 2 : - waktu hijau (g) = 35 detik
- waktu antar hijau (IG) = 7 detik
45
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
33
46
Tabel 6.1 Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan Simpang I (Jl. Merdeka dan Jl.
RE. Martadinata)
Pendekat Utara Timur Selatan Barat
Tipe lingkungan jalan Com Com Com Com
Hambatan samping High High High High
Median Ya Tidak Tidak Tidak
Belok kiri jalan terus (LTOR) Tidak Ya Ya Ya
Lebar pendekat (m) 7.00 6.00 7.00 6.25
Lebar pendekat masuk (m) 5.00 4.00 5.00 4.25
Lebar pendekat LTOR (m) 2.00 2.00 2.00 2.00
Lebar pendekat keluar (m) 5.00 5.00 6.00 5.25
Keterangan : Com = Komersial ; High = Tinggi
Sumber : Data Geometrik Simpang Jl. Merdeka dan Jl. RE. Martadinata Bandung
Tahun 2007
J l. Ir . H . D J U A N D A
1 .5 1 4 .8 2 .0 1 3 6
FASE 1
1 .5 2 .0
J l. R E . M A R T A D IN A T A 1 2 .5 12
J l . R E . M A R T A D IN A T A
BARAT T IM U R
2 .0
2 .0
FASE 2 FASE 3
2 .0 2 .0
14
J l. M E R D E K A
Tabel 6.2 Data Arus Lalu Lintas dan Rasio Belok di Simpang I (Jl. Merdeka dan Jl.
RE. Martadinata)
Pendekat Utara Timur Barat
Arah arus
LT ST RT LTOR ST RT LTOR ST RTOR
lalu lintas
LV 503 900 0 1484 0 635 1439 669 799
HV 15 10 0 8 0 12 9 8 9
MC 371 789 0 848 0 459 903 514 813
UM 4 2 0 5 0 5 3 5 5
Rasio
belok 0.36 0.69 0.48
kiri
Rasio
belok 0 0.31 0.29
kanan
Rasio
belok 0.0023 0.0029 0.0025
UM/MV
Sumber : Data Arus Lalu Lintas Simpang I (Jl. Merdeka dan Jl. RE. Martadinata)
Bandung Tahun 2007
3. Formulir SIG-IV : penentuan waktu sinyal dan kapasitas
a. Tinjauan terhadap pendekat UTARA
S = So * FCS * FSF * FG * FP * FRT * FLT
(1) Perhitungan Arus Jenuh
a) Arus jenuh dasar (So), untuk :
Pendekat tipe : terlindung (P)
Lebar efektif : 5,00 m
Dari grafik lampiran 1-2 atau dengan rumus,
48
Sumber : Hasil Analisis Operasional pada Simpang I (Jl. Merdeka – Jl. RE.
Martadinata) menggunakan program MKJI, Bandung Tahun 2007
Jadi tundaan rata-rata seluruh simpang = Jumlah tundaan total / arus total
5446439smp.detik
=
(7460smp / 3600 det ik )
= 730,09 detik/smp
(b) Menggunakan So = 775 x We, karena hasil analisis yang didapat panjang
antrian tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
1. Formulir SIG-I : geometri, pengaturan lalu lintas dan lingkungan
Kota : Bandung
Ukuran kota : 2.270.970 jiwa ≈ 2,30 juta jiwa
Hari/tanggal : Sabtu, 01 Desember 2007
Jumlah fase lampu lalu lintas : 3 fase
a. Fase 1 : - waktu hijau (g) = 65 detik
- waktu antar hijau = 7 detik
b. Fase 2 : - waktu hijau (g) = 51 detik
- waktu antar hijau = 7 detik
c. Fase 3 : - waktu hijau (g) = 40 detik
- waktu antar hijau = 7 detik
Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan lihat pada tabel 6.2 dan gambar 6.1 kondisi
Simpang I (Jl. Merdeka dan Jl. RE. Martadinata)
2. Formulir SIG- II : Arus lalu lintas
Formulir SIG-II berisikan lihat pada tabel 5.6 data arus lalu lintas dan rasio
belok di simpang Bersinyal I (Jl. Merdeka dan Jl. RE. Martadinata).
3. Formulir SIG-IV : penentuan waktu sinyal dan kapasitas
a. Tinjauan terhadap pendekat UTARA
S = So * FCS * FSF * FG * FP * FRT * FLT
(1) Perhitungan Arus Jenuh
52
Untuk lengan Utara, Timur dan Barat cara perhitungan seperti pada hitungan
diatas. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.6 dibawah ini.
Tabel 6.6 Hasil Analisis Operasional kinerja Lalu Lintas di Simpang I (Jl. Merdeka –
Jl. RE. Martadinata)
55
Sumber : Hasil Perhitungan Operasional Arus Lalu Lintas, Kapasitas dan Derajat
Kejenuhan pada Simpang I (Jl. Merdeka – Jl. RE. Martadinata)
menggunakan program KAJI, Bandung Tahun 2007
4. Formulir SIG-V : Panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti, tundaan
a. Tinjauan terhadap pendekat UTARA
(1) Perhitungan jumlah kendaraan antri
(a) Jumlah kendaraan yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
Dari rumus 3.10 didapat NQ1 = 0 smp
(b) Jumlah kendaraan yang datang selama fase merah NQ2
Dari rumus 3.11 didapat NQ2 = 38,45 smp
(c) Jumlah kendaraan antri
NQ = NQ1 + NQ2 = 0 + 38,45 = 38,45 smp
(d) Jumlah maksimum kendaraan antri NQmax
Dari Lampiran I - 7 didapat NQmax = 45 smp
(2) Perhitungan panjang antrian QL
Dari rumus 3.12 didapat QL = 180 m
(3) Perhitungan rasio kendaraan stop NS
Dari rumus 3.13 didapat NS = 0,657 stop/smp
(4) Perhitungan jumlah kendaraan terhenti NSV
Dari rumus 3.14 didapat NSV = 704 smp/jam
(5) Perhitungan tundaan
(a) Tundaan lalu lintas rata-rata
Dari rumus 3.15, didapat DT = 40,89 detik/smp
(b) Tundaan geometrik rata-rata
Dari rumus 3.16, didapat DG = 3,36 detik/smp
(c) Tundaan rata-rata
D = DT + DG = 40,89 + 3,36 = 44,25 detik/smp
(d) Tundaan total = D * Q = 44,25 detik/smp * (1071 smp/3600 detik)= 47395 detik
59
Untuk lengan Utara, Timur dan Barat cara perhitungan seperti pada hitungan
diatas. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.8 dibawah ini.
Tabel 6.8 Hasil Analisis Operasional kinerja Lalu Lintas di Simpang I (Jl. Merdeka –
Jl. RE. Martadinata)
Panjang Jumlah Kendaraan Tundaan Total
Pendekat Antrian, QL Terhenti, NSV D*Q
(m) (smp/jam) (detik)
U 180 704 47395
T 185 585 47801
B 471 1577 124075
Sumber : Hasil Analisis Operasional pada Simpang I (Jl. Merdeka – Jl. RE.
Martadinata) menggunakan program MKJI, Bandung Tahun 2007
Jadi tundaan rata-rata seluruh simpang = Jumlah tundaan total / arus total
242623smp.detik
= = 32,52 detik/smp
(7460smp / 3600 det ik )
Tabel 6.9 Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan Simpang II (Jl. Merdeka dan Jl.
Aceh)
Pendekat Utara Timur Selatan Barat
FASE 1
5.5
Jl. A C E H B A R A T 9.8 0 .8 Jl. A C E H T IM U R
5.0
2.5 1.0
1.5
Sumber : Hasil Analisis Operasional pada Simpang II (Jl. Merdeka – Jl. Aceh)
menggunakan program MKJI, Bandung Tahun 2007
Jadi tundaan rata-rata seluruh simpang = Jumlah tundaan total / arus total
3139051smp.detik
= = 531,59 detik/smp
(5905smp / 3600 det ik )
(b) Menggunakan So = 775 x We, karena hasil analisis yang didapat panjang
antrian tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
1. Formulir SIG-I : geometri, pengaturan lalu lintas dan lingkungan
Kota : Bandung
Ukuran kota : 2.270.970 jiwa ≈ 2,30 juta jiwa
Hari/tanggal : Sabtu, 01 Desember 2007
Jumlah fase lampu lalu lintas : 2 fase
a. Fase 1 : - waktu hijau (g) = 108 detik
- waktu antar hijau = 7 detik
b. Fase 2 : - waktu hijau (g) = 35 detik
- waktu antar hijau = 7 detik
Data Geometrik dan Kondisi Lingkungan lihat pada tabel 6.9 dan gambar 6.2 kondisi
Simpang II (Jl. Merdeka dan Jl. Aceh)
2. Formulir SIG- II : Arus lalu lintas
Formulir SIG-II berisikan, lihat pada tabel 5.14 data arus lalu lintas dan rasio
belok di simpang Bersinyal II (Jl. Merdeka dan Jl. Aceh).
3. Formulir SIG-IV : penentuan waktu sinyal dan kapasitas
a. Tinjauan terhadap pendekat UTARA
S = So * FCS * FSF * FG * FP * FRT * FLT
(1) Perhitungan Arus Jenuh
(a) Arus jenuh dasar (So), untuk :
Pendekat tipe : terlindung (P)
Lebar efektif : 5,00 m
Dari grafik lampiran 1-2 atau dengan rumus,
66
(c) Faktor penyesuaian hambatan samping (FSF), dari tabel 3.5 untuk :
Lingkungan jalan : commersial (COM)
Kelas hambatan samping : tinggi
Tipe fase : terlindung (P)
Rasio kendaraan tidak bermotor : 0,0012
Maka didapat nilai FSF = 0,929
(d) Faktor penyesuaian kelandaian (FG), dari grafik lampiran I-5 untuk :
Kelandaian 0 % maka didapat nilai FG = 1,00
(e) Faktor penyesuaian parkir (FP)
Jarak garis henti sampai kendaraan parkir pertama = 0 m, dari grafik lampiran I-5
didapat FP = 1,00
(f) Faktor penyesuaian belok kanan (FRT), dari gambar C-4:3 (lampiran ) untuk :
ρRT = 0 maka didapat nilai FRT = 1,00
(g) Faktor penyesuaian belok kiri (FLT), dari grafik lampiran I-6 untuk :
ρLT = 0 maka didapat nilai FLT = 1,00
(h) Nilai arus jenuh yang disesuaikan
S = So * Fcs * FsF * FG * FP * FRT * FLT
= 6575 * 1 * 0,929 * 1 * 1 * 1* 1 = 6108 smp/jam
(2) Perhitungan Arus Lalu Lintas
Rumus : Q = (LV * 1) + (HV * 1,3) + (MC * 0,2)
= (2722* 1) + (17 * 1,3) + (2128 * 0,2) smp/jam = 1928 smp/jam
(3) Perhitungan Rasio Arus (FR)
Rumus : FR = Q/S = 1928/6108 = 0,316
(4) Perhitungan Kapasitas (C)
Rumus : C = S * g/c
g = waktu hijau = 108 detik
c = waktu siklus = 157 detik
108 det ik
C = 6108 smp/jam * = 4202 smp/jam
157 det ik
71
Gambar 6.3 Diagram Pergerakan Arus Simpang I dan II pada Jam Puncak Sore
Gambar 6.4 Diagram Pergerakan Arus Jenuh Simpang I dan II Jam Puncak Sore
Setelah optimasi dilakukan dengan mengubah offset dari suatu sinyal dengan
sebuah pra penetapan incremental change (perubahan tambahan) dalam unit waktu.
Kemudian offset akan diubah dalam secara berturut – turut dalam arah yang sama
sampai didapat total nilai PI yang paling minimum yaitu 404,2 $/H, sehinga terjadi
penurunan sebesar 52,34 % dari kondisi eksisting simpang.
Berdasarkan Landasan Teori Pada sub bab 3.10 hal.16-19, maka parameter
Performance Index dan Total Konsumsi bahan bakar pada output TRANSYT 11 di
atas dapat dikonversikan pada kondisi sekarang (2008), seperti terlihat pada Tabel
6.20 di bawah ini.
Tabel 6.20 Performance Index dan Total Konsumsi Bahan Bakar setelah
Dikonversi pada Kondisi Eksisting dan Optimasi
Performance Index Total Konsumsi Bahan Bakar
Kondisi
Eksisting Optimasi Eksisting Optimasi
Sebelum 2931.9 404.2 1292.0 262.4
($/H) ($/H)
dikonversi (Lt/H) (Lt/H)
Pada saat optimasi offset seluruh fase perubahan waktu pada seluruh node
bergeser secara simultan, dengan hasil waktu hijau yang dialokasikan pada setiap fase
tidak berubah dan setelah dioptimasi didapatkan pula durasi waktu–waktu hijau yang
efektif. Sehingga dapat dilihat pula perubahan waktu siklus pada setiap simpang
setelah dilakukan koordinasi, seperti terlihat pada Tabel 6.22 dan Gambar 6.5
dibawah ini.
Tabel 6.22 Waktu Siklus Sebelum dan Setelah di Koordinasi pada Simpang I (Jl.
Merdeka – Jl.RE. Martadinata)
Sebelum di Koordinasi
Hijau Kuning Merah All Red Waktu Siklus
Fase
(detik) |(detik) (detik) (detik) (detik)
1 60 3 113 4 180
2 40 3 133 4 180
3 50 3 123 4 180
Setelah di Koordinasi
Hijau Kuning Merah All Red Waktu Siklus
Fase
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 50 3 69 2 124
2 13 3 106 2 124
3 46 3 73 2 124
Sumber : Hasil Analisis Koordinasi Simpang I (Jl. Merdeka – Jl. RE. Martadinata)
menggunakan program TRANSYT 11, Bandung Tahun 2008
78
0 5 0 5 5 1 2 4
5 0 3 2 6 9
0 5 5 6 8 7 3 1 2 4
5 5 1 3 3 2 5 1
0 7 3 1 1 9 1 2 4
7 3 4 6 3 2
K e t e r a n g a n :
= W a k t u H i j a u
= W a k t u M e r a h
= W a k t u K u n i n g
Gambar 6.5 Waktu Siklus Pada Kondisi Terkoordinasi Simpang I (Jl. Merdeka
dan Jl. RE. Martadinata)
Tabel 6.23 Waktu Siklus Sebelum dan Setelah di Koordinasi pada Simpang II (Jl.
Merdeka – Jl. Aceh)
Sebelum di Koordinasi
Hijau Kuning Merah All Red Waktu Siklus
Fase
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 108 3 35 4 150
2 35 3 108 4 150
Setelah di Koordinasi
Hijau Kuning Merah All Red Waktu Siklus
Fase
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
1 42 3 72 2 119
2 67 3 47 2 119
Sumber : Hasil Analisis Koordinasi Simpang II (Jl. Merdeka – Jl. Aceh)
menggunakan program TRANSYT 11, Bandung Tahun 2008
79
0 4 2 4 7 1 1 9
4 2 3 2 7 2
0 4 7 1 1 4 1 1 9
4 7 6 7 3 2
K e t e r a n g a n :
= W a k t u H i j a u
= W a k t u M e r a h
= W a k t u K u n i n g
Gambar 6.6 Waktu Siklus Pada Kondisi Terkoordinasi Simpang II (Jl. Merdeka
dan Jl. Aceh)
Dari Tabel 6.22 dan 6.23 di atas dapat dilihat terdapat perubahan waktu hijau
pada setiap node, hal ini dilakukan agar didapatkan waktu siklus yang effektif agar
kedua simpang dapat terkoordinasi dengan baik. Pada proses optimasi waktu hijau
dapat dilihat waktu siklus yang effektif setelah koordinasi, pada simpang I didapatkan
waktu siklus 124 detik dan pada simpang II didapatkan waktu siklus 119 detik.
Kemudian TRANSYT 11 juga melakukan analisis untuk menentukan waktu
siklus yan paling effektif dengan indeks kinerja minimum. Waktu antar hijau yang
dipilih adalah 5 detik pada awal fase dan 0 detik pada akhir fase. Waktu antar hijau 5
detik adalah 3 detik untuk kuning dan 2 detik untuk merah semua (allred). Sedangkan
perubahan hijau effektif adalah 3 detik untuk awal dan 2 detik untuk akhir. Wakt
siklus yang efektif dengan PI terbaik pada kondisi jam puncak dapat dilihat pada
Tabel 6.24 berikut ini.
Tabel 6.24 Simulasi Lamanya Waktu Siklus untuk Mendapatkan PI Terbaik pada
Kondisi Jam Puncak
Model Waktu Siklus (detik) In. Kinerja / PI ($/H)
P1 180 119.6
P2 160 111.6
P3 140 103.7
80
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Martadinata) dan simpang II (Jl. Merdeka – Jl. Aceh) , maka dapat diambil
1. Menurut perhitungan dan analisis MKJI (1997) pada salah satu lengan (Barat)
471 m dengan derajat kejenuhan (DS) = 0,892 dan pada salah satu lengan
(Barat) di simpang II (Jl. Merdeka – Jl. Aceh) panjang antriannya (QL) = 335
m dengan derajat kejenuhan (DS) = 0,952. Hal ini menunjukan nilai derajat
kejenuhannya melebihi batas nilai derajat kejenuhan ideal (0.85 > 0,75)
TRANSYT 11 didapatkan bahwa nilai indeks kinerja yang terbaik adalah 404,2
179,22 (Lt/H), serta didapat efisiensi penghematan biaya bahan bakar sebesar
70
83
29,83 det/smp dan pada simpang II nilai Tundaan = 41,80 det/smp. Serta
sesuai dengan batas nilai derajat kejenuhan ideal (0.85 > 0,75). Nilai tundaan
dan derajat kejenuhan ini menyatakan bahwa kedua simpang ini telah
terkoordinasikan dengan lebih baik dan effektif karena tundaan dan derajat
dilihat dari segi ekonomi, kenyamanan para pengguna jalan dan effektifitas
4. Dari hasil optimasi waktu hijau didapatkan waktu hijau yang paling efektif
pada simpang I, lengan Utara = 50 det, lengan barat = 13 det, lengan timur =
46 det dengan waktu siklus sebesar 124 detik dan pada simpang II lengan
Utara = 42 det, lengan barat = 67 det dengan waktu siklus sebesar 119 detik.
Dari analisis ini dapat dilihat bahwa dengan pemanfaatan waktu hijau yang
84
7.2 Saran
harus dibatasi dengan mengurangi waktu hijau. Dari hasil perhitungan CYOP
TRANSYT 11 dapat dilihat ternyata waktu siklus yang paling optimal adalah
60 detik dengan Indeks Kinerja (PI) yang terbaik sebesar 76,5 ($/H) setelah
dengan cara menaikkan tingkat pelayanan dan kapasitas simpang jalan (C).
kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
____________, 2006, Rindu Bandung Bebas Macet, www. Pikiran Rakyat. com
Binning, JC dan Crabtree, MR, 1999, TRANSYT 11 User Guide Appliation Guide
35, The Transport Research Laboratory, England
Budi Utomo, Rizki, 2006, Koordinasi Simpang Dengan Piranti Lunak TRANSYT
11, Terjemahan Pedoman Program TRANSYT 11, Yogyakarta (tidak
dipublikasikan)
Khisty Jotin, C, dan Kent Lall, B, 2005, Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi (Jilid
1), Edisi Ketiga (Terjemahan), Erlangga, Jakarta
Malkamah, Siti, 1994, Volume Lalu Lintas dan Pengantar Manajemen Lalu
Lintas, Survey, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Muhammady, Fauwaz Fauzan El, 1999, Koordinasi Lampu Lalu Lintas, Tesis
Magister, Bidang Khusus Rekayasa Transportasi Program Studi Rekayasa
Sipil Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung, Bandung (tidak
dipublikasikan)