ANALISIS PRODUKTIFITAS
ALAT-ALAT BERAT PROYEK
STUDI KASUS PROYEK PENGEMBANGAN
BANDAR UDARA HASANUDDIN,
MAROS, MAKASSAR
Disusun oleh :
MUHAMMAD RUSLI RASYID
00 511 291
Dosen Pembimbing:
MOCH. AGUNG WIBOWO, Ir, H, MM, MSc, Ph.D
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
(Ir. H. Faisol AM, MS) (Moch.Agung Wibowo, Ir, H, MM, MSc, Ph.D)
Tanggal : Tanggal :
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
a. Ir. Hendirman Sapiie (dalam majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat
No. 9 Juli 1985 Th Ke IX)
Penggunaan alat-alat berat yang notabene merupakan harta perusahaan
yang cukup mahal, faktor alatnya dan faktor manusia yang mengelola
peralatan itu sendiri merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan dalam
keberhasilan atau kegagalan suatu pekerjaan.
Produktifitas suatu alat akan menentukan besarnya harga satuan dari suatu
produk, makin tinggi produktifitasnya akan makin rendahlah harga
satuannya, sehingga harus benar-benar dipikirkan suatu kondisi, dimana
imbalan peralatan yang kita berikan kepada personil-personil yang
menangani peralatan sebanding dengan produktifitas yang dihasilkannya.
Sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh keadaan tanah asli
tersebut, karena bila tanah dipindahkan dari tempat aslinya, selalu akan terjadi
perubahan isi dan kepadatannya dari keadaan yang asli. Oleh sebab itu dari data-
data tanah di atas dapat dikonversikan sebagai berikut:
3.5.2 Excavator
Penggalian tanah diawali dengan excavator bucket dijulurkan ke depan
ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun
ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya.
Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan
swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat
yang lain. Pada penggalian parit, letak track excavator harus sedemikian rupa
sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang parit, kemudian excavator
berjalan mundur.
a. Wheel Loader
Wheel loader adalah traktor beroda ban, serba guna dan memiliki
kemampuan traksi yang besar. Wheel loader digunakan untuk
bermacam-macam pekerjaan seperti menggali, mendorong, mengurug
dan mengangkut. Pada kondisi tanah yang sangat lunak (liat berlumpur),
jarak pemindahan yang efektif adalah sampai sejauh 100 meter dan
tinggi angkat bucket setinggi 2,5 – 5 meter. Pada pekerjaan ini, wheel
loader bersifat serba guna dapat melakukan tugas-tugas antara lain
sebagai berikut:
1) Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land clearing)
2) Penggusuran tanah dalam jarak dekat
3) Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah
4) Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material
5) Mengupas tanah bagian atas yang jelek (stripping)
6) Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata
disebut finishing
q = q1 × K .................................................................................... (3.3)
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
q1 = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam
spesifikasi alat
K = Faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan keadaan
tanah
Sebagai pendekatan untuk menentukan faktor bucket maka diperlukan data
faktor bucket yang tercantum dibawah ini:
b. Excavator
Excavator adalah alat untuk menggali daerah yang letaknya di
bawah kedudukan alat, dapat menggali dengan kedalaman yang teliti
serta dapat digunakan sebagai alat pemuat bagi dump truck. Gerakan
excavator dalam beroperasi terdiri dari:
1) Mengisi bucket (land bucket)
2) Mengayun (swing loaded)
3) Membongkar beban (dump bucket)
4) Mengayun balik (swing empty)
q × 3600 × E
Q= ........................................................................ (3.10)
Cm
Sumber: Rochmanhadi
Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam detik
Sedangkan kapasitas bucket excavator dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (Rochmanhadi,1987):
KONDISI GALIAN
KEDALAMAN
Ringan Rata-rata Agak sulit Sulit
0–2m 6 9 15 26
2–4m 7 11 17 28
>4m 8 13 19 30
Sumber: Rochmanhadi
Waktu putar tergantung dari sudut dan kecepatan putar
Dalam hal ini harus diatur jenis dan jumlah alat yang dipakai sehingga
diperoleh efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Secara umum jumlah alat
dapat dihitung dengan rumus:
Produksi alat yang paling berpengaruh ...................................... (3.17)
Produksi alat dicari
Sumber: Rochmanhadi
OBJEK PENELITIAN
Produktifitas Alat-alat Berat
KASUS
Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Makassar
MASALAH
Alat-alat berat yang digunakan pada pekerjaan pematangan lahan sektor I apron, terminal dan
pelataran parkir proyek pengembangan Bandar Udara Hasanuddin Makassar belum bekerja
secara optimal sehingga mempengaruhi biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
TUJUAN PENELITIAN
Menentukan jenis alat berat agar pekerjaan optimal
Menganalisis biaya dan waktu pekerjaan galian dan timbunan
PENGUMPULAN DATA
HASIL PENELITIAN
KESIMPULAN
Hasil perhitungan volume pekerjaan galian dan timbunan tanah diatas, kemudian
dikumulatifkan dalam tabel berikut ini, yaitu:
Waktu siklus
D D
Cm = n × Cms + + + t1 + t 2
V1 V2
1000 1000
= 11,7 × 0,5 + + + 0,5 + 0,1
167 333
= 15,44 menit
Produksi per jam
C × 60 × E
Q =
Cm
10 × 60 × 0,83
=
15,44
= 32,25 m3/jam
Alat yang dioptimalkan pada pekerjaan tanah adalah excavator sejumlah 4
unit sehingga jumlah dump truck disesuaikan dengan jumlah excavator.
Produksi excavator
Jumlah dump truck =
Produksi dumptruck
342,64
=
32,25
= 10,6 ≈ 11 dump truck
5.4.3 Dumptruck
Perhitungan waktu sewa dumptruck disesuaikan dengan waktu sewa
excavator selama 443 hari, sedang dalam satu hari menggunakan 11 unit
dumptruck dengan kapasitas dumptruck 10 m3 dengan harga sewa 1 unit
dumptruck Rp. 508.000,00 /hari, maka dalam satu hari biaya untuk sewa
berikut biaya mobilisasi dan demobilisasi 11 unit dumptruck adalah:
= 11 x Rp. 508.000,00
= Rp. 5.588.000,00
Total biaya untuk sewa dumptruck selama penggunaan dumptruck adalah
= 443 hari x Rp. 5.588.000,00
= Rp. 2.475.484.000,00
5.899.607.200,00
(sumber; survey 2007)
Penentuaan besar biaya dan waktu yang diperlukan, dipengaruhi oleh jumlah
alat berat yang bekerja. Jenis alat yang bekerja dalam perhitungan ini adalah 4
unit excavator yang bekerja selama 17 bulan, oleh sebab itu perhitungan jumlah
alat excavator dan wheel loader langsung ditentukan. Hal ini disebut dengan
asumsi jumlah alat berat, sedangkan dumptruck hanya diperlukan pada waktu
excavator melakukan pekerjaan pembuangan sisa tanah dari lokasi proyek ke
tempat pembuangan.
Tugas akhir ini dilakukan 3 trial perhitungan dengan alat yang sama tetapi jumlah
dan waktunya yang berbeda, asumsi yang akan dipilih antara lain:
1) Penggunaan 4 unit excavator dan 4 unit wheel loader
2) Penggunaan 4 unit excavator dan 5 unit wheel loader
3) Penggunaan 4 unit excavator dan 6 unit wheel loader
Berdasarkan fungsi alat maka pada alternatif ini, excavator hanya digunakan
dalam pekerjaan galian yang memiliki volume pekerjaan sebesar
616.803,81m3
volume pekerjaan
Perhitungan waktu kerja excavator =
produksi excavator perjam
616.803,81
=
342,64
= 1.800 jam
4 unit wheel loader pada alternatif ini melaksanakan pekerjaan timbunan
yang memiliki volume pekerjaan 437.278,73 m3.
Produksi wheel loader dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini:
Waktu siklus:
• Kecepatan maju (F) = 10 x 0,8 = 8 km/jam = 133 m/menit
• Waktu tetap (Z) = 0,35 menit
D
Cm = ×2+ Z
F
100
= × 2 + 0,35
133
= 1,854 menit
Waktu siklus:
Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang
= 6 + (2 x 6) + 6
= 24 detik
342,64 m 3
=
32,25 m 3
= 10,6 ≈ 11 dumptruck
Wheel
Loader 40.78 4 163.12 437,278.73 2681 185.900 9,600,000 2.003.191.600,00
Analisis penulis 2007
Berdasarkan akan fungsi alat maka pada alternatif ini, excavator hanya
digunakan dalam pekerjaan galian yang memiliki volume pekerjaan sebesar
616.803,81 m3
volume pekerjaan
Perhitungan waktu kerja excavator =
produksi excavator perjam
616.803,81
=
342,64
= 1.800 jam
6 unit wheel loader pada alternatif ini melaksanakan pekerjaan timbunan
yang memiliki volume pekerjaan 437.278,73 m3. Produksi wheel loader
/unit pada alternatif ini sama dengan produksi wheel loader 1 unit pada
alternatif pertama yaitu 40,78 m3/jam
volume pekerjaan
Perhitungan waktu 6 wheel loader =
6 × produksi wheel loader per jam
437.278,73
=
244,68
= 1.787 jam
Dari pekerjaan wheel loader tadi terdapat sisa tanah yang harus diangkat
atau dipindahkan ke quary. Sisa tanah tersebut dikumpulkan di stock pile,
untuk mengangkut tanah dari stock pile ke quary diperlukan alat pengangkut
yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck memerlukan alat pemuat tanah dari
stock pile ke bak truck yaitu excavator. Sedangkan volume tanah yang harus
dipindahkan sebesar 179.525,08 m3
Produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif ini sama
dengan produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif pertama
sebesar 342,64 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk melaksanakan pekerjaan
pemuat sebesar 524 jam. Sedangkan dumptruck yang dibutuhkan per jam
sebanyak:
produksi excavator per jam
Jumlah dumptruck =
produksi dumptruck per jam
342,64 m 3
=
32,25 m 3
= 10,6 ≈ 11 dumptruck
Jumlah
Jenis Alat Produksi Alat Total Volume Volume Waktu Biaya Sewa Mobilisasi &
Berat Alat Berat Berat Produksi Galian Timbunan Tempuh Alat Per Jam Demobilisasi Total Sewa Alat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (m3) (jam) (Rp) (Rp) (Rp)
6.2 Pembahasan Jenis, Jumlah Alat Berat, Durasi, dan Biaya Pekerjaan
Excavator bekerja sebagai alat penggali, tanah hasil galian tidak
langsung dibuang ke quary atau tempat pembuangan tetapi tanah diletakkan
didaerah timbunan, agar memudahkan pekerjaan timbunan. Excavator dalam
melakukan pekerjaan ini berjalan mundur dari arah utara ke selatan.
Excavator bekerja pada bulan Juni selama 1.800 jam (225 hari) khusus
sebagai alat penggali.
Wheel loader di sini bekerja sebagai alat untuk pekerjaan timbunan. Metode
yang digunakan untuk wheel loader adalah muat – angkut dengan jarak 100
m. Sisa tanah dari pekerjaan cut and fill ini dikumpulkan dalam satu stock
pile, sebelum diangkut kendaraan pengangkut menuju quary atau tempat
pembuangan. Wheel loader bekerja dari sisi sebelah utara, dikarenakan pada
sebelah selatan banyak bagian lahan yang memerlukan pekerjaan timbunan.
Sumber: analisis 2007
7.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan permasalahan, data dan produktifitas alat berat pada
pekerjaan pematangan lahan sektor 1 Apron, terminal dan pelataran
parkir Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin Makassar yang
meliputi pekerjaan galian dan timbunan, serta pembuangan sisa tanah ke
quary, diperoleh hasil penelitian berupa komposisi alat berat yang tepat
dan dapat digunakan agar seluruh alat berat dapat bekerja optimal.
• Menggunakan komposisi pada alternatif 2 (4 unit Excavator PC
200, 5 unit Wheel Loader 926 E dan 11 unit Dumptruck kapasitas 10
m3). Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah
12,1 bulan (2.324 jam), dengan total biaya Rp. 3.674.837.500,00
(Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Delapan Ratus
Tiga Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah).
• Menggunakan komposisi pada alternatif 3 (4 unit Excavator PC
200, 6 unit Wheel Loader 926 E dan 11 unit Dumptruck kapasitas 10
m3). Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah
12,1 bulan (1.787 jam), dengan total biaya Rp. 3.676.757.800,00
(Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Rupiah).
Setelah kedua alternatif tersebut ditinjau kembali, maka dapat
disimpulkan bahwa komposisi alternatif 2 lebih efisien, karena waktu
penyelesaian pekerjaan yang sama dan biaya yang dibutuhkan pun lebih
hemat dibandingkan alternatif 3.
b. Penambahan jumlah wheel loader pada setiap alternatif komposisi dapat
mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan land clearing pada proyek Pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin, Makassar.
7.2 Saran
Pengelolaan dan pemanfaatan alat berat yang lebih baik dapat
mempercepat target waktu yang diharapkan dan dapat menekan biaya lebih
efisien, hal ini didukung oleh:
1. Ketepatan dalam memilih alat berat sesuai dengan bidang pekerjaan
yang dikerjakan.
2. Menaikkan angka produktifitas alat berat tersebut atau menaikkan jam
kerja alat berat.
3. Mengkombinasi atau menambah alat berat.
4. Produktifitas alat berat yang tinggi harus sebanding dengan upah yang
diberikan kepada tenaga atau operator yang bekerja.
5. Kondisi alat berat yang baik.
6. Operator yang berpengalaman dalam mengendalikan alat berat.
DAFTAR PUSTAKA
Chalid, Agus dan Gathmyr, Iwan, 2001. Model Simulasi Operasi Antara Loader
Dengan Truck Dalam Pekerjaan Pemindahan Tanah Yang Berjarak
Tetap. Tugas Akhir Strata 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dipohusodo, Istimawan, 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi (edisi ke-2).
Kanisius, Yogyakarta.
Febriyanti, Surya dan Darmat,Yuni Ariesyanti, 2001. Studi Komparasi Biaya Alat
Berat Jam Operasi Normal dan Lembur Pada Pekerjaan Galian Tanah
(Studi Kasus Bendungan Pelaparado Kabupaten Bima, NTB). Tugas
Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Indriatma, Bayu dan Prastyanto, Iwan, 2005. Analisis Manajemen Alat Berat
Pada Pekerjaan Persiapan Proyek Stadion Sleman. Tugas Akhir S1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Kurniyanda, Teddy, 2005. Optimalisasi Alat Berat Pada Pekerjaan Sipil Di
Bidang Drainasi. Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 9 Juli 1985, Th Ke- IX.
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 5 Mei 1981 Th Ke- V
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No.12 Desember 1980 Th Ke-
IV.
Majalah Info Alat No 53/X/Mei - Juni 2004.
Rochmanhadi, 1982. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rochmanhadi, 1983. Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rostiayanti, Susy Fatena. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Rineka Cipta.
Sandra, Olcye Herdian, 2007. Tinjauan Terhadap Optimalisasi Pada Pekerjaan
Cut And Fill Dengan Penambahan Alat Berat. Tugas Akhir Strata 1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta
LAMPIRAN