Anda di halaman 1dari 87

TUGAS AKHIR

ANALISIS PRODUKTIFITAS
ALAT-ALAT BERAT PROYEK
STUDI KASUS PROYEK PENGEMBANGAN
BANDAR UDARA HASANUDDIN,
MAROS, MAKASSAR

Disusun oleh :
MUHAMMAD RUSLI RASYID
00 511 291

Dosen Pembimbing:
MOCH. AGUNG WIBOWO, Ir, H, MM, MSc, Ph.D

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

ANALISIS PRODUKTIFITAS ALAT-ALAT BERAT PROYEK


Studi Kasus : Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin,
Makassar Sulawesi Selatan

Disusun oleh :

MUH. RUSLI RASYID


No. Mhs : 00 511 291

Mengetahui Telah diperiksa dan disetujui oleh :


Ketua Jurusan Teknik Sipil Dosen Pembimbing

(Ir. H. Faisol AM, MS) (Moch.Agung Wibowo, Ir, H, MM, MSc, Ph.D)
Tanggal : Tanggal :
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, karunia, hidayah, dan innayah-Nya sehingga Tugas
Akhir yang berjudul “Analisis Produktifitas Alat-Alat Berat Proyek, Studi
Kasus Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Maros,
Makassar” dapat diselesaikan. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
mencapai jenjang S-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Penyelesaian penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. H. Moch. Agung Wibowo, MM, MSc, Ph.D, selaku dosen
pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan masukan dan arahan
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak AM. Ir. H. Bapak Faisol MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dan sekaligus selaku dosen
penguji.
3. Bapak Dr. Ir. Ruzardi Ms, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
4. Bapak Setyo Winarno ST. MT. Ph.D, selaku Dosen Penguji.
5. Seluruh dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta yang telah dengan tulus ikhlas berkenan memberikan ilmunya,
mendidik dan membimbing penulis selama proses studi di FTSP, jurusan
Teknik Sipil, UII.
6. PT. Bawakaraeng Lestari yang telah membantu memberikan data demi
kelancaran Tugas Akhir.
7. Abah dan Ummi tercinta; Ir. H. Abd. Rasyid Namrullah dan Hj. Fatma
Murni atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, doa, dorongan dan
dukungannya baik moril maupun spirituil.
8. Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang; keluarga kak Aldi-Hilwa, kak
Majid-Fera, kak Justice-Ani, kak Anto-Uni, bang Ian-Nunu, dek Inna dan
dek Lathifa atas cita dan kasih sayang, dukungan semangat.
9. Yunita Kesuma, atas dukungan doa dan kasih sayang.
10. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah memberikan dukungan
baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.

Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih kurang dari


kesempurnaan karena keterbatasan keilmuan dan pengalaman penyusun. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan segala kritik, saran, masukan, ataupun
komentar yang membangun sehingga hasil penelitian ini menjadi lebih baik lagi.
Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan informasi keilmuan
maupun pengetahuan kepada penyusun dan kepada semua pihak. Semoga Allah
SWT membalas segala kabaikan bagi semua pihak yang ikhlas membantu,
membimbing dan mengarahkan hingga selesainya penelitian dan Tugas Akhir Ini
dengan imbalan pahala yang setimpal, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Wabillahittaufiq wal hidayah, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Juni 2008

Muhammad Rusli Rasyid


DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………... i


Halaman pengesahan ……………………………………………………... ii
Kata Pengantar ……………………………………………………... iii
Daftar Isi ……………………………………………………………... v
Daftar Gambar ……………………………………………………………... viii
Daftar Tabel ……………………………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………. 2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………. 3
1.4 Batasan Pembahasan ……………………………………. 3
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum…………………………………………… 5
2.2 Tinjauan Penelitian............................................................... 6
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Keterlambatan…………………...……………… 7
3.2 Sifat-sifat Tanah………………………….………………… 7
3.3 Manajemen Alat Berat............……………………………… 9
3.4 Cara Kerja Alat Berat………………………………………. 11
3.4.1 Wheel Loader …………………………………… 11
3.4.2 Excavator …………………………………… 12
3.4.3 Dump Truck …………………………………… 13
3.5 Metode Perhitungan Produksi Alat Berat............................... 14
3.5.1 Kapasitas Produksi Alat…………………………… 14
3.5.2 Efisiensi Kerja……………………………………... 15
3.6 Pemilihan Peralatan Pekerjaan Tanah.................................... 16
3.7 Komponen Biaya Alat Berat................................................... 24
3.7.1 Biaya Kepemilikan….…….……………………….. 24
3.7.2 Biaya Penyewaan Alat…………………………….. 24
3.8 Jam Operasi atau Waktu Kerja............................................... 24
3.8.1 Jam Operasi Normal…..…………………………… 24
3.8.2 Jam Operasi Lembur………………………………. 25
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Sumber Data........................................................................... 26
4.2 Metode Pengumpulan Data..................................................... 26
4.2.1 Tinjauan Kepustakaan............................................... 26
4.2.2 Tinjauan Lapangan (Lokasi Proyek)........................... 27
4.3 Analisis Data........................................................................... 27
4.4 Tahapan Penelitian.................................................................. 27
4.5 Bagan Alir Penelitian.............................................................. 28
BAB V DATA DAN ANALISIS
5.1 Gambaran Umum Proyek....................................................... 29
5.2 Data Proyek............................................................................ 29
5.3 Perhitungan Produksi Alat Berat............................................ 35
5.3.1 Excavator tipe Komatsu PC 200………………….. 35
5.3.2 Wheel loader tipe Caterpillar 926 E……………… 36
5.3.3 Dump Truck............................................................... 37
5.4 Perhitungan Biaya dan Sewa Alat 39
5.4.1 Excavator tipe Komatsu PC 200…………………. 39
5.4.2 Wheel loader tipe Caterpillar 926 E……………… 40
5.4.3 Dump Truck............................................................... 41
5.5 Total Biaya Sewa Alat……………………………………… 41
5.6 Asumsi Jenis dan Jumlah Alat Yang Akan Digunakan.......... 43
5.7 Perhitungan Alternatif Alat Berat dan Biaya.......................... 43
5.7.1 Alternatif Pertama (4 unit excavator dan 4 unit
wheel loader)………………………………………. 43
5.7.2 Alternatif Kedua (4 unit excavator dan 5 unit wheel
loader)……………………………………………... 51
5.7.3 Alternatif Ketiga (4 unit excavator dan 6 unit wheel
loader)……………………………………………... 57
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Volume Galian, Timbunan & Pemindahan
Tanah……………………………………………………….. 63
6.2 Pembahasan Jenis, Jumlah Alat Berat, Durasi & Biaya
Pekerjaan................................................................................. 63
6.2.1 Alternatif Pertama..................................................... 64
6.2.2 Alternatif Kedua....................................................... 65
6.2.3 Alternatif Ketiga....................................................... 66
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan............................................................................ 69
7.2 Saran...................................................................................... 69
Daftar Pustaka ……………………………………………………………… xi
Lampiran ……………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Wheel Loader Caterpillar tipe 926 E……………………………… 12


Gambar 3.2 Excavator Komatsu tipe PC-200…………………………………… 12
Gambar 3.3 Dump Truck………………………………………………………... 14
Gambar 4.4 Bagan Alir Penelitian………………………………………………. 28
Gambar 5.2 Potongan 1…………………………………………………………. 30
Gambar 5.2 Potongan 2…………………………………………………………. 30
Gambar 5.2 Potongan 3…………………………………………………………. 30
Gambar 5.2 Potongan 4…………………………………………………………. 31
Gambar 5.2 Potongan 5…………………………………………………………. 31
Gambar 5.2 Potongan 6…………………………………………………………. 31
Gambar 5.2 Potongan 7…………………………………………………………. 32
Gambar 5.2 Potongan 8…………………………………………………………. 32
Gambar 5.2 Potongan 9…………………………………………………………. 32
Gambar 5.2 Potongan 10………………………………………………………... 33
Gambar 5.2 Potongan 11………………………………………………………... 33
Gambar 5.2 Potongan 12………………………………………………………... 33
Gambar 5.2 Potongan 13………………………………………………………... 34
Gambar 5.2 Potongan 14………………………………………………………... 34
Gambar 5.3 Skenario Alat- Alat Berat Di Lokasi Proyek 42
Gambar 5.4 Penempatan Alat Berat Untuk Pekerjaan Galian dan Timbunan
Alternatif 1…………………………………………………………. 47
Gambar 5.5 Penempatan Alat Berat di Stock Pile Pada Alternatif 1..................... 48
Penempatan Alat Berat Untuk Pekerjaan Galian dan Timbunan
Gambar 5.6
Alternatif 2..………………………………………………………... 53
Gambar 5.7 Penempatan Alat Berat di Stock Pile Pada Alternatif 2…................. 54
Penempatan Alat Berat Untuk Pekerjaan Galian dan Timbunan
Gambar 5.8 59
Alternatif 3..………………………………………………………...
Gambar 5.9 Penempatan Alat Berat di Stock Pile Pada Alternatif 3…................. 60
Gambar 6.1 Excavator Pada Pekerjaan Galian ...................………….................. 63
Gambar 6.2 Wheel Loader Pada Pekerjaan Timbunan.......................................... 64
Gambar 6.3 Excavator dan Dump Truck Pada Pekerjaan Pembuangan Sisa
64
Tanah.................................................................................................
Gambar 6.4 Grafik Komparasi Biaya Dan Waktu................................................. 68
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sifat-Sifat Beberapa Macam Tanah ……………………………….… 8


Tabel 3.2 Konversi Tanah ……………………………………………………… 8
Tabel 3.3 Efisiensi Kerja ……………………………………………………….. 15
Tabel 3.4 Faktor Bucket Wheel Loader ………………………………………… 18
Tabel 3.5 Waktu Tetap Wheel Loader …………………………………………. 20
Tabel 3.6 Faktor Bucket Excavator …………………………………………….. 21
Tabel 3.7 Waktu Gali Excavator (Detik)……………………………………….. 22
Tabel 3.8 Waktu Putar Excavator (Detik)………………………………………. 22
Tabel 3.9 Waktu Bongkar Muat (T1)…………………………………................ 23
Tabel 3.10 Waktu Tunggu Dan Tunda (T2)…………………………………........ 24
Tabel 3.11 Daftar Harga Sewa Heavy Equipment ………………………………. 24
Tabel 5.1 Kumulatif Volume Pekerjaan Galian Dan Timbunan ………….......... 34
Tabel 5.2 Total Biaya Sewa Alat Berat ……………............................................ 41
Tabel 5.3 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 1…………. 49
Tabel 5.4 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 1…………….. 49
Tabel 5.5 Time Schedule Alat Dan Biaya Sewa Alternatif Pertama.................... 50
Tabel 5.6 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 2…………. 55
Tabel 5.7 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 2…………….. 55
Tabel 5.8 Time Schedule Alat Dan Biaya Sewa Alternatif Kedua....................... 56
Tabel 5.9 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 3…………. 61
Tabel 5.10 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 3…………….. 61
Tabel 5.11 Time Schedule Alat Dan Biaya Sewa Alternatif Ketiga....................... 62
Tabel 6.1 Biaya Dan Waktu Alat Berat Alternatif Pertama.................................. 64
Tabel 6.2 Kerja Alat Berat Alternatif Pertama..................................................... 65
Tabel 6.3 Biaya Dan Waktu Alat Berat Alternatif Kedua ................................... 65
Tabel 6.4 Kerja Alat Berat Alternatif Kedua....................................................... 65
Tabel 6.5 Biaya Dan Waktu Alat Berat Alternatif Ketiga.................................... 66
Tabel 6.6 Kerja Alat Berat Alternatif Ketiga....................................................... 66
Tabel 6.7 Komparasi Biaya Dan Waktu............................................................... 67
ABSTRAK

Bandar Udara Hasanuddin merupakan pintu gerbang udara di kawasan


timur Indonesia yang telah memberikan corak tersendiri sebagai bandar udara
transit yang diarahkan untuk turut mendukung dalam pengembangan pariwisata,
perdagangan dan industri di propinsi Sulawesi Selatan, untuk itu PT (Persero)
Angkasa Pura I menyusun langkah strategis melakukan pengembangan dan
meningkatkan status Bandar Udara Hasanuddin Makassar menjadi Bandar
Udara Internasional sekaligus menjadi Bandar Udara “hub” yang dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat (konsumen) di wilayahnya. Waktu
pelaksanaan proyek yang semula direncanakan dalam 480 hari kalender (Juni-
Oktober 2005) pada akhirnya mengalami dua kali re-schedule (Januari 2007 dan
April 2007). Pelaksanaan pekerjaan pematangan lahan (land clearing) pada
proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin didominasi oleh penggunaan
alat berat. Pemilihan dan penentuan komposisi setiap peralatan tergantung pada
karakteristik penggunaan, pemilihan dan penentuan jumlah alat yang tepat agar
peralatan dapat beroperasi secara efektif, biaya alat berat dapat ditekan
seminimal mungkin sehingga tidak berakibat kesalahan dan kerugian.
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini menggunakan teori produktifitas alat
berat, penentuan jenis dan jumlah alat sesuai dengan medan, lokasi dan jenis
tanah yang digali. Komposisi alat yang dipakai akan mempengaruhi waktu dan
biaya yang dibutuhkan dengan tujuan mencari hubungan antara biaya dan waktu
yang optimum pada pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan pada
pematangan lahan sektor 1 Apron, terminal dan pelataran parkir pada jam kerja
normal yaitu 8 jam serta metode perhitungan yang dilakukan adalah dengan cara
trial and error. Dari trial perhitungan produksi alat berat dengan mengambil tiga
alternatif.
Hasil perolehan waktu optimum yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan galian dan timbunan tanah pada proyek pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin Makassar didapatkan pada alternatif kedua yaitu 2.324 jam (48,4
minggu) dengan jam kerja normal. Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
3.674.837.500,00, (Tiga milyar enam ratus tujuh puluh empat juta delapan ratus
tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah), sehingga pekerjaan mengalami
percepatan waktu 19,6 minggu (28,8%) dengan penghematan biaya sebesar Rp.
783.953.700,00 (17,58%) dan waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu yang
terjadi dilapangan yaitu 17 bulan.
Kata-kata kunci: Produktifitas alat berat
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur saat ini telah
mengalami perkembangan yang kian pesat dan prospektif untuk beragam kegiatan
bisnis. Potensi kekayaan alam yang sangat besar di wilayah Tengah dan timur
Indonesia tersebut yang memicu Pemerintah membuat kebijakan yang menitik-
beratkan aktivitas pembangunan di Kawasan timur Indonesia, khususnya dalam
aktivitas pengembangan Bandar udara. Dua faktor utama yang dapat memacu
pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat yaitu peningkatan penumpang
udara sebesar 16% dan peningkatan cargo sebesar 12% (www.hasanuddin-
airport.com). Bandar udara Hasanuddin merupakan pintu gerbang udara di
kawasan timur Indonesia dan propinsi Sulawesi Selatan khususnya, dimana
bandar udara Hasanuddin telah memberikan corak tersendiri sebagai bandar udara
transit yang diarahkan turut mendukung dan mengembangkan pariwisata
mobilisasi arus penumpang serta berpartisipasi dalam perdagangan dan industri di
propinsi Sulawesi Selatan. PT (Persero) Angkasa Pura I telah menyusun langkah
strategis dalam mengantisipasi pertumbuhan ekonomi, mobilitas masyarakat dan
booming wisatawan pada akhir dekade, di antaranya yaitu rencana pengembangan
dan peningkatan status Bandar Udara Hasanuddin Makassar menjadi Bandar
Udara Internasional sekaligus menjadi Bandar Udara “hub” disesuaikan dengan
karakter dan potensi lingkungannya, serta menjadi bagian integral dan
pertumbuhan lingkungan sekitar (terpadu) yang dapat mengakomodasi kebutuhan
masyarakat (konsumen) di wilayahnya.
Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin Makassar pada
awalnya dilaksanakan selama 480 hari kalender, antara lain pada bulan Juni 2005
sampai Oktober 2006 telah dilakukan serah terima. Akan tetapi kembali dilakukan
re-schedule serah terima pada Januari 2007, dan untuk ke dua kalinya dilakukan
kembali re-schedule pada April 2007. Pelaksanaan proyek Pengembangan Bandar
Udara Hasanuddin memiliki bermacam-macam tingkat dan jenis pekerjaan,
mencakup pekerjaan yang dilakukan dengan tenaga manusia maupun dengan
peralatan mekanis, akan tetapi dalam pekerjaan pematangan lahan (land clearing)
proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin didominasi oleh penggunaan
alat berat.
Penyelesaian suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan proyek tertentu
diperlukan pemilihan dan penentuan komposisi alat berat, dimana pemilihan alat-
alat berat tergantung pada karakteristik masing-masing alat dan kondisi medan.
Hal ini diperlukan agar alat tersebut dapat bekerja secara optimum sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan biaya sehemat mungkin. Selain
itu pelaksanaan suatu proyek konstruksi juga selalu terdapat kendala-kendala, baik
kendala yang sudah diperhitungkan maupun diluar perhitungan perencana.
Mengingat bahwa kendala-kendala tersebut dapat menjadi penyebab terhambatnya
pekerjaan proyek dan pekerjaan proyek tidak berlangsung dengan lancar, maka
dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada kemungkinan bahwa waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek akan melebihi waktu yang telah
ditentukan dalam kontrak pekerjaan. Begitu pula proyek Pengembangan Bandar
Udara Hasanuddin yang mengalami kendala seperti pada pekerjaan pematangan
lahan, alat-alat berat tidak bekerja secara optimal, kondisi medan yang kurang
baik bahkan cuaca yang kurang mendukung, oleh karena itu peran aktif
manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek
yaitu dalam peninjauan jadwal proyek untuk menentukan langkah perubahan
mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pokok masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana menetapkan komposisi jenis alat berat yang digunakan agar
produktifitas alat berat mencapai optimal ?
2. Seberapa besar biaya dan waktu untuk pekerjaan pematangan lahan sektor 1
Apron, terminal dan pelataran parkir Proyek Pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin Makassar, pada kondisi optimal ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi
pengelolaan dan pemanfaatan alat berat pada pekerjaan sipil di bidang
pematangan lahan. Dengan lingkup yang akan dibahas:
1. Mengetahui komposisi jenis alat berat yang digunakan agar seluruh alat
berat dapat bekerja optimal.
2. Mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan galian dan
timbunan tanah pada kondisi optimal.

1.4 Batasan Pembahasan


Penyusunan tugas akhir ini akan menjadi lebih jelas dan terarah, maka
dilakukan batasan dalam pembahasan tugas akhir dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut ini:
1. Data yang diambil dari PT Bawakaraeng Lestari berupa gambar elevasi
tanah (kontur), jenis alat yang digunakan, jam kerja alat dan nilai/biaya
peminjaman alat.
2. Penelitian dilakukan pada Proyek Pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan.
3. Penelitian dilakukan pada pekerjaan pematangan lahan sektor 1 Apron,
terminal dan pelataran parkir.
4. Pengadaan alat berat yang digunakan adalah dengan menyewa dan milik
sendiri
5. Alat berat yang dipakai adalah excavator, wheel loader dan dumptruck
6. Kondisi alat berat 80% - 90%
7. Jam kerja alat berat yang ditinjau adalah jam kerja normal dengan waktu 8
jam/hari.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan bagi peneliti mengenai optimalisasi pengelolaan dan
pemanfaatan alat berat pada pekerjaan sipil di bidang pematangan lahan,
sesuai dengan tujuan penelitian dalam kasus ini.
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para kontraktor dalam pemilihan
alat berat sesuai dengan kondisi medan
3. Menambah referensi bagi pembaca/pengamat tentang wacana manajemen
proyek alat berat pengelolaan dan pemanfaatan yang lebih baik pada
pekerjaan sipil khususnya dibidang pematangan lahan, sesuai dengan
tujuan penelitian dalam kasus ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum


Penelitian ini menggunakan tinjauan beberapa pendapat para pakar di bidang
konstruksi, antara lain:

a. Ir. Hendirman Sapiie (dalam majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat
No. 9 Juli 1985 Th Ke IX)
ƒ Penggunaan alat-alat berat yang notabene merupakan harta perusahaan
yang cukup mahal, faktor alatnya dan faktor manusia yang mengelola
peralatan itu sendiri merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan dalam
keberhasilan atau kegagalan suatu pekerjaan.
ƒ Produktifitas suatu alat akan menentukan besarnya harga satuan dari suatu
produk, makin tinggi produktifitasnya akan makin rendahlah harga
satuannya, sehingga harus benar-benar dipikirkan suatu kondisi, dimana
imbalan peralatan yang kita berikan kepada personil-personil yang
menangani peralatan sebanding dengan produktifitas yang dihasilkannya.

b. Ir. Suryatin Sastroamijoyo (Dirjen Bina Marga)


ƒ Faktor merk alat turut menentukan dan peranan distributor pun sangat
menunjang dalam hal ini, tetapi yang terpenting adalah bagaimana para
kontraktor memilih alat berat yang tepat, ditangani oleh operator yang
terampil dan perawatan yang baik, amat sangat menentukan. (majalah
Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat Mei 1981 No. 5 Th V)
ƒ Ketetapan dalam memilih alat berat yang sesuai dengan pekerjaan serta
sesuai pula dengan fungsi alat tersebut akan mampu berproduksi secara
optimal dan juga menghasilkan biaya produksi terendah. (pembahasan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan investasi alat berat
dari majalah Info Alat no. 53 / X / Mei-Juni 2004)
ƒ Faktor lain yang ikut mempengaruhi terhadap pemilihan jenis peralatan
yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan, yaitu dari sektor pendanaan,
faktor yang mempengaruhi adalah sumber dana investasi, tingkat bunga
investasi, keuntungan yang diharapkan, pajak-pajak, dan asuransi.
(pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
investasi alat berat dari majalah Info Alat no. 53 / X / Mei-Juni 2004).
c. Optimalisasi alat berat adalah proses untuk mencapai hasil alat berat yang
ideal sesuai dengan kemampuan kapasitas dan produksi alat berat dalam satu
siklus (www.wikipedia.org).

2.2. Tinjauan Penelitian


Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan fokus atau aspek
penelitian mengenai alat-alat berat di antaranya adalah:

a. Surya Fibrianti dan Yuni Ariesyanti (2001)


Tugas akhir ini membicarakan tentang biaya alat berat untuk jam operasi
normal dan lembur pada pekerjaan galian tanah. Metode yang digunakan
pada penelitian tersebut adalah menentukan produktivitas alat berat dan
cycle time sesuai dengan keadaan medan atau sesungguhnya. Hasil yang
diperoleh adalah untuk pekerjaan galian tanah biasa dipilih kombinasi alat
berat dengan memanfaatkan waktu lembur (hari minggu dan hari libur).

b. Agus Chalid dan Iwan Gathmyr (2001)


Tugas akhir ini membicarakan tentang kombinasi antara loader dengan
truck yang banyak digunakan dalam pekerjaan pemindahan tanah, metode
yang digunakan agar diperoleh kapasitas produksi yang seimbang antara
loader dan truck sehingga didapat efisiensi operasi yang optimal dari
kombinasi loader dan dump truck. Hasil yang dicapai adalah jika kapasitas
bak truck diperbesar maka akan menurunkan efisiensi operasi truck dan
jika kapasitas bucket loader diperkecil maka akan menaikkan efisiensi
operasi loader serta menaikkan biaya satuan produksi alat.
Dengan demikian perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
lokasi amatan penelitian yakni Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin,
Makassar dan fokus pada produktifitas alat berat (komposisi excavator, wheel
loader dan dump truck) pada pekerjaan land clearing proyek.
BAB III
LANDASAN TEORI

Pekerjaan suatu proyek biasanya terjadi beberapa kendala, baik kendala


yang sudah diperhitungkan maupun kendala di luar perhitungan perencanaan.
Kendala tersebut menjadi penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek,
sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai rencana. Perencanaan
pembangunan proyek yang menggunakan alat berat, salah satu hal yang harus
mendapat perhatian penting adalah cara menghitung kapasitas produksi suatu alat,
Oleh karena itu perlu diketahui perhitungan kapasitas alat secara teoritis serta
efisiensi kerja sesuai dengan job site yang bersangkutan, sehingga dapat
diperkirakan dengan tepat waktu penyelesaian suatu volume pekerjaan.

3.1 Pengertian Keterlambatan Proyek Konstruksi


Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi (1999), keterlambatan proyek
konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang
telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian
pekerjaan tidak tepat waktu merupakan kekurangan dari tingkat produktivitas dan
sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam
pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk proyek-
proyek pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-
kerugian pada proyek-proyek swasta.

3.2 Sifat-Sifat Tanah


Sebelum pekerjaan tanah dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui sifat
dari tanah tersebut. Sifat-sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan,
penggusuran dan pemampatan perlu diketahui, karena tanah yang sudah
dikerjakan akan mengalami perubahan dalam volume dan kepadatannya.
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume antara lain:
a. Keadaan asli (insitu), yaitu keadaan material yang masih alami dan belum
mengalami gangguan teknologi (lalu lalang peralatan, digali, dipindahkan,
diangkut dan dipadatkan)
b. Keadaan gembur (loose), yaitu material yang telah digali dari tempat asalnya
(kondisi asli). Tanah akan mengalami perubahan volume yaitu mengembang
dikarenakan adanya penambahan rongga udara di antara butiran-butiran
material
c. Keadaan padat (compact), keadaan ini akan dialami oleh material yang
mengalami proses pemadatan (pemampatan), dimana volume akan
menyusut. Perubahan volume terjadi dikarenakan adanya pengurukan
rongga udara diantara butiran-butiran material tersebut.

Tabel 3.1 Sifat-sifat beberapa macam tanah

NO JENIS TANAH SWELL (%) LOAD FACTOR

1. Lempung alami 38 0,72


2. Lempung berkerikil kering 36 0,73
3. Lempung berkerikil basah 33 0,73
4. Tanah biasa baik kering 24 0,81
5. Tanah biasa baik basah 26 0,79
6. Kerikil 14 0,88
7. Pasir kering 11 0,90
8. Pasir basah 12 0,89
9. Batu 62 0,61
Sumber: Haryanto. Y. W dan Hendra. S. D

Sifat-sifat tanah seperti tersebut di atas dipengaruhi oleh keadaan tanah asli
tersebut, karena bila tanah dipindahkan dari tempat aslinya, selalu akan terjadi
perubahan isi dan kepadatannya dari keadaan yang asli. Oleh sebab itu dari data-
data tanah di atas dapat dikonversikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Konversi Tanah

Kondisi Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan


Jenis Tanah Tanah
Semula Asli Lepas Padat
0,95
(A) 1,00 1,11
0,86
Pasir (B) 0,90 1,00
1,00
(C) 1,05 1,17
Kondisi Kondisi Tanah Yang Akan Dikerjakan
Jenis Tanah Tanah
Semula Asli Lepas Padat
(A) 1,00 1,25 0,90
Tanah biasa (B) 0,80 1,00 0,72
(C) 1,11 1,39 1,00
(A) 1,00 1,25 0,90
Tanah liat (B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00
(A) 1,00 1,18 1,08
Tanah campur
(B) 0,85 1,00 0,91
kerikil
(C) 0,93 1,09 1,00
(A) 1,00 1,13 1,03
Kerikil (B) 0,88 1,00 0,91
(C) 0,97 1,10 1,00
(A) 1,00 1,42 1,29
Kerikil kasar (B) 0,70 1,00 0,91
(C) 0,77 1,10 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,65 1,22
cadas/batuan (B) 0,61 1,00 0,74
keras (C) 0,82 1,10 1,00
Pecahan (A) 1,00 1,70 1,31
granit/batuan (B) 0,59 1,00 0,77
keras (C) 0,76 1,30 1,00
(A) 1,00 1,75 1,40
Pecahan batu (B) 0,57 1,00 0,80
(C) 0,71 1,24 1,00
(A) 1,00 1,80 1,30
Batuan hasil
(B) 0,56 1,00 0,72
peledakan
(C) 0,77 1,38 1,00
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:

(A) Tanah asli (B) Tanah lepas (C) Tanah padat

3.3 Manajemen Alat Berat

Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses


merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat untuk
mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat
dapat dihindari, antara lain adalah:
a. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan
b. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang
dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan
c. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun
vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan
d. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan
pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat
pemilihan alat dapat berubah
e. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat
f. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antar lain proyek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam.
g. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek
didataran rendah
h. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material
yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek
i. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja alat
berat antara lain:
a. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu
b. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah
ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
c. Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa
volume yang dapat diselesaikan, serta waktu yang diperlukan

3.5 Cara Kerja Alat Berat


3.5.1 Wheel Loader
Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara
membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan
bucket yang penting ialah menurunkan bucket di atas permukaan tanah,
mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan
membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya
truck, ada beberapa cara pemuatan ialah:
a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b. ┴ loading, truk di belakang loader, kemudian lintasan seperti membuat
garis tegak lurus,
c. Cross loading, cara pemuatan dengan truck juga ikut aktif,
d. Overhead loading, dengan loader khusus, bucket dapat digerakkan
melintasi di atas kabin operator.
Gambar 3.1 Wheel Loader Caterpillar tipe 926 E

3.5.2 Excavator
Penggalian tanah diawali dengan excavator bucket dijulurkan ke depan
ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun
ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya.
Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan
swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat
yang lain. Pada penggalian parit, letak track excavator harus sedemikian rupa
sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang parit, kemudian excavator
berjalan mundur.

Gambar 3.2 Excavator Komatsu tipe PC-200


3.5.3 Dump Truck
Operator atau sopir sangat berperan dalam menempatkan dumptruck pada
waktu muat, karena produksi dari organisasi alat angkut dan alat gali ditentukan
pada saat muat ini. Menempatkan dumptruck dengan cepat pada posisi untuk
dimuati diusahakan agar swing dari alat gali sekecil-kecilnya. Operator alat gali
biasanya akan mengatur penempatan dumptruck yang akan dimuati, khusus untuk
dumptruck yang besar, pembantu sopir sangat diperlukan dalam mengatur
penempatan dumptruck pada posisi muat yang baik. Dumptruck sebaiknya
ditempatkan membelakangi alat gali, atau searah dengan swing alat gali agar
memudahkan pemuatan. Khusus pada pemuatan batu-batu yang besar dengan
menggunakan alat gali yang besar sebaiknya dumptruck menghadap ke alat gali,
agar batu-batu tidak menimpa kabin dumptruck.
Dumptruck adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang
dilalui dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Untuk mengendarai
dumptruck pada medan yang berbukit diperlukan keterampilan operator atau
sopir. Operator harus segera mengambil tindakan dengan memindah gigi ke gigi
rendah bila mesin mulai tidak mampu bekerja pada gigi yang tinggi. Hal ini perlu
dilakukan agar dumptruck tidak berjalan mundur karena tidak mampu menanjak
pada saat terlambat memindah pada gigi yang rendah. Untuk jalan yang menurun
perlu juga dipertimbangkan menggunakan gigi rendah, karena kebiasaan berjalan
pada gigi tinggi dengan hanya mengandalkan pada rem (brakes) sangat berbahaya
dan dapat berakibat kurang baik.
Pada waktu mengangkut ataupun kosong, perlu dihindari terjadinya selip.
Selip adalah keadaan gerakan mendatar ke samping dari kendaraan yang tidak
dapat dikuasai oleh operator. Selip ini biasanya terjadi jika roda berputar lebih
cepat dari pada yang diperlukan untuk gerakan kendaraan, atau apabila putaran
roda lebih lambat dari pada gerakan kendaraan, misalnya waktu direm, atau dapat
terjadi pada tikungan yang tajam dalam keadaan kecepatan tinggi. Membuang
muatan (dumping) operator harus hati-hati dan cermat. Operator harus yakin
bahwa roda-roda berada di atas permukaan tanah yang cukup kuat dan keras untuk
menghindari supaya ban-ban tidak terperosok ke dalam tanah yang kurang baik,
misalnya pada permukaan tanah hasil buangan sebelumnya.

Gambar 3.3 Dump Truck

3.6 Metode Perhitungan Produksi Alat Berat


3.6.1 Kapasitas Produksi Alat
Kapasitas produksi alat berat pada umumnya dinyatakan dalam m3 per
jam. Produksi didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan tiap siklus
waktu dan jumlah siklus dalam satu jam.
60
Q = q× N ×E = q× ×E ............................................................. (3.1)
Cm
Sumber: Rochmanhadi
Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
N = Jumlah siklus per jam, N = 60/Cm
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit
3.6.2 Efisiensi Kerja
Produktifitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika
dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti
topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktifitas
per jam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktifitas
standart alat pada kondisi ideal dikalikan suatu faktor yang disebut efisiensi kerja.
Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan
pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati
kenyataan. Sebagai pendekatan dapat dipergunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Efisiensi Kerja

KONDISI PEMELIHARAAN MESIN


OPERASI ALAT Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk

Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber: Rochmanhadi
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan, ditetapkan
sebagai berikut:
a. Faktor peralatan
1) untuk peralatan yang masih baru = 1,00
2) untuk peralatan yang baik (lama) = 0,90
3) untuk peralatan yang rusak ringan = 0,80
b. Faktor operator
1) untuk operator kelas I = 1,00
2) untuk operator kelas II = 0,80
3) untuk operator kelas II = 0,70
c. Faktor material
1) faktor kohesif = 0,75 – 1,00
2) faktor non kohesif = 0,60 – 1,00
d. Faktor manajemen dan sifat manusia
1) sempurna = 1,00
2) baik = 0,92
3) sedang = 0,82
4) buruk = 0,75
e. Faktor cuaca
1) baik = 1,00
2) sedang = 0,80
f. Faktor kondisi lapangan
1) berat = 0,70
2) sedang = 0,80
3) ringan = 1,00

3.7 Pemilihan Peralatan Pekerjaan Tanah

Pemilihan alternatif peralatan yang baik merupakan faktor yang sangat


penting dan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan suatu proyek.
Pemilihan alat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a. Kondisi medan dan keadaan tanah
b. Kualitas pekerjaan yang disyaratkan
c. Volume pekerjaan
d. Prosedur operasi dan pemeliharaan alat
e. Umur alat
f. Undang-undang perburuhan dan keselamatan kerja
Pekerjaan persiapan pada proyek pengembangan Bandar Udara Hasanuddin
menggunakan beberapa macam alat berat antara lain: Excavator, Wheel loader,
Dump truck, Bulldozer, Vibrator roller, serta Motor grader.

a. Wheel Loader
Wheel loader adalah traktor beroda ban, serba guna dan memiliki
kemampuan traksi yang besar. Wheel loader digunakan untuk
bermacam-macam pekerjaan seperti menggali, mendorong, mengurug
dan mengangkut. Pada kondisi tanah yang sangat lunak (liat berlumpur),
jarak pemindahan yang efektif adalah sampai sejauh 100 meter dan
tinggi angkat bucket setinggi 2,5 – 5 meter. Pada pekerjaan ini, wheel
loader bersifat serba guna dapat melakukan tugas-tugas antara lain
sebagai berikut:
1) Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land clearing)
2) Penggusuran tanah dalam jarak dekat
3) Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah
4) Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material
5) Mengupas tanah bagian atas yang jelek (stripping)
6) Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata
disebut finishing

Produksi wheel loader dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


dibawah ini:
60
Q = q× ×E .......................................................................... (3.2)
Cm
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan :
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam menit
Produksi per siklus wheel loader dapat dihitung dengan persamaan
(Rochmanhadi, 1987)

q = q1 × K .................................................................................... (3.3)
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
q1 = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam
spesifikasi alat
K = Faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan keadaan
tanah
Sebagai pendekatan untuk menentukan faktor bucket maka diperlukan data
faktor bucket yang tercantum dibawah ini:

Tabel 3.4 Faktor Bucket Wheel Loader

Kondisi Pemuatan Faktor

Pemuatan Pemuatan material atau bahan dari stockpile atau


ringan material yang telah dikeruk oleh excavator lain,
dengan tidak memerlukan lagi daya gali dan bahan 1,0 : 0,8
dapat dimuat ke dalam bucket. Contoh: pasir, tanah
berpasir, tanah koloidal dengan kadar air sedang

Pemuatan Pemuatan dari stockpile tanah lepas yang lebih


sedang sukar dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket
tetapi dapat dimuat sampai hamper munjung (antara
0,8 : 0,6
peres dan munjung). Contoh: pasir kering, tanah
berpasir, tanah campur tanah liat, tanah liat, gravel
yang belum disaring, atau menggali dan memuat
gravel lunak langsung dari bukit asli
Pemuatan Pemuatan batu belah atau batu cadas belah, tanah
yang agak liat yang keras, pasir campur gravel, tanah berpasir,
sulit tanah koloidal yang liat, tanah liat dengan kadar air 0,6 : 0,5
yang tinggi, bahan-bahan tersebut telah ada pada
stockpile atau persediaan sulit untuk mengisi bucket
dengan material-material tersebut
Pemuatan Batu bongkah besar-besar dengan bentuk yang tidak
yang sulit beraturan dengan banyak ruangan diantara
tumpukannya batu hasil ledakan batu-batu bundar 0,5 : 0,4
yang besar-besar, pasir campuran batu-batu bundar
tersebut, tanah pasir, tanah campur lempung, tanah
liat yang tidak bisa dimuat-gusur ke dalam bucket
Sumber: Rochmanhadi

Kapasitas bucket dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


berikut (Rochmanhadi, 1987)
ƒ Kapasitas peres:
2
Vs = A × W − × a2 × b .......................................................... (3.4)
3
Sumber: Rochmanhadi
ƒ Kapasitas munjung:
b2 ×W b2
Vr = Vs + − × (a + c) ............................................. (3.5)
8 6
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
A = Penampang melintang ditengah-tengah bucket (mm2)
W = Lebar dalam rata-rata dari bucket (mm)
a = Tinggi penahan tumpahan ditengah-tengah bucket tegak
lurus pada garis operasi (mm)
b = Panjang bukaan pada tengah-tengah bucket (mm)
c = Panjang garis normal ke garis operasi (mm)

Faktor blade dalam pekerjaan penggusuran tanah perlu diperhitungkan


karena dapat mempengaruhi produksi alat, besarnya dipengaruhi oleh
jenis tanah.

Waktu siklus wheel loader untuk menggusur, ganti persenelling


dan mundur, diperhitungkan dengan rumus berikut:
ƒ Pada pemuatan melintang:
D D
Cm = ÷ ÷ Z (menit ) .................................................. (3.6)
F R
Sumber: Rochmanhadi
ƒ Pada pemuatan bentuk V:
D D
Cm = 2 × + 2× + Z ............................................... (3.7)
F R
Sumber: Rochmanhadi
ƒ Pada muat-angkut:
D
Cm = ×2+ Z .................................................................. (3.8)
F
Sumber: Rochmanhadi
keterangan:
D = Jarak angkut (m)
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = Waktu tetap
Faktor waktu tetap juga mempengaruhi pada saat perhitungan waktu
siklus. Sehingga diperlukan data mengenai waktu tetap.
Tabel 3.5 Waktu tetap Wheel Loader

Pemuatan Pemuatan Muat dan


bentuk V melintang angkut
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -

Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -

Mesin gerak torqflow 0,20 0,30 0,35


Sumber: Rochmanhadi

b. Excavator
Excavator adalah alat untuk menggali daerah yang letaknya di
bawah kedudukan alat, dapat menggali dengan kedalaman yang teliti
serta dapat digunakan sebagai alat pemuat bagi dump truck. Gerakan
excavator dalam beroperasi terdiri dari:
1) Mengisi bucket (land bucket)
2) Mengayun (swing loaded)
3) Membongkar beban (dump bucket)
4) Mengayun balik (swing empty)

Produksi loader dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini


(Rochmanhadi, 1987):

q × 3600 × E
Q= ........................................................................ (3.10)
Cm
Sumber: Rochmanhadi
Dimana:
Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Cm = Waktu siklus dalam detik
Sedangkan kapasitas bucket excavator dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (Rochmanhadi,1987):

Rumus kapasitas bucket


q = q1 × K ................................................................................... (3.11)
Sumber: Rochmanhadi
Dimana:
q1 = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam
spesifikasi alat
K = Faktor bucket yang besarnya tergantung tipe dan keadaan
tanah
Untuk menentukan faktor bucket diperlukan data yang sesuai dengan apa
yang dikerjakan excavator di lapangan

Tabel 3.6 Faktor Bucket Excavator

KONDISI PEMUATAN FAKTOR

Ringan Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang


telah dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan 1,0 – 0,8
gaya gali dan dapat dimuat munjung dalam bucket. Pasir,
tanah berpasir, tanah koloidal dengan kadar air sedang
Sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang sulit
untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hampir
munjung. Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran 0,8 – 0,6
tanah liat, tanah liat, grevel yang belum disaring, pasir
yang telah memadat dan sebagainya, atau menggali dan
memuat grevel langsung dari bukit grevel asli
Agak sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang
keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidal
liat, tanah liat dengan kadar air tinggi yang telah 0,6 – 0,5
distockpile oleh excavator lain. Sulit untuk mengisi bucket
dengan material tersebut
Sulit Bongkahan batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan
ruangan diantaranya batuan hasil ledakan, batu bundar,
pasir campur batu-batu bundar, tanah berpasir, tanah 0,5 – 0,4
campur tanah liat, tanah liat yang sulit dicampur dengan
bucket
Sumber: Rochmanhadi
Rumus waktu siklus
Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang .................. (3.12)
Sumber: Rochmanhadi
Waktu buang tergantung kondisi pembuangan material
a. Dalam dump truck = 5 – 8 detik
b. Ke tempat pembuangan = 3 – 6 detik
Waktu menggali biasanya tergantung pada kedalaman gali dan kondisi
galian
Tabel 3.7 Waktu Gali Excavator (detik)

KONDISI GALIAN
KEDALAMAN
Ringan Rata-rata Agak sulit Sulit
0–2m 6 9 15 26
2–4m 7 11 17 28
>4m 8 13 19 30
Sumber: Rochmanhadi
Waktu putar tergantung dari sudut dan kecepatan putar

Tabel 3.8 Waktu Putar Excavator (detik)


SUDUT PUTAR WAKTU PUTAR
45º - 90º 4-7
90º - 180º 5-8
Sumber: Rochmanhadi
c. Dump Truck
Dump truck termasuk alat berat berupa kendaraan yang dibuat khusus
untuk alat angkut karena kelebihannya dalam kecepatan, kapasitas dan
fleksibel. Sebagai alat angkut, dump truck mudah dikoordinasikan
dengan alat-alat lain (alat gali dan alat pemuat). Kapasitas dump truck
yang dipilih harus berimbang dengan alat pemuatnya (excavator). Jika
perbandingan kurang proporsional, maka ada kemungkinan alat pemuat
ini banyak menunggu atau sebaliknya. Perbandingan yang dimaksudkan
yaitu antara kapasitas truck 4 @ 5 : 1 atau dengan kata lain kapasitas
truck 4 @ 5 kali kapasitas alat pemuat. Produksi per jam total dari
beberapa dump truck yang mengerjakan pekerjaan yang sama secara
simultan dapat dihitung dengan rumus berikut ini (Rochmanhadi, 1987)
C × 60 × E
P= .......................................................................... (3.13)
Cm
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
P = Produksi per jam (m3/jam)
Cm = Waktu siklus dump truck (menit)
E = Efisiensi kerja
Produksi per siklus (C) dapat diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut (Rochmanhadi, 1987)
C = n × q1 × K .......................................................................... (3.13)
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
n = Jumlah siklus yang diperlukan oleh loader untuk mengisi dump
truck
q1 = Kapasitas bucket dari excavator (m3)
K = Faktor bucket dari excavator

Waktu siklus (Cm) dapat diperoleh dengan persamaan berikut


(Rochmanhadi,1987)
D D
Cm = n × Cms ÷ + + t1 + t 2 ............................................... (3.15)
V1 V 2
C1
n= ............................................................................... (3.16)
q1 × K
Sumber: Rochmanhadi
Keterangan:
n = Jumlah siklus yang dibutuhkan pemuat untuk memuat
dump truck
C1 = Kapasitas rata-rata dump truck (m3)
q1 = Kapasitas bucket pemuat (m3)
K = Faktor bucket pemuat
Cms = Waktu siklus
D = Jarak angkut dump truck (m)
V1 = Kecepatan rata-rata dump truck bermuatan (m/menit)
V2 = Kecepatan rata-rata dump truck kosong (m/menit)
t1 = Waktu buang + waktu standby sampai pembuangan mulai
(menit)
t2 = Waktu untuk posisi pengisian dan pemuat mulai mengisi
(menit)

Tabel 3.9 Waktu Bongkar Muat (t1)


Kondisi Operasi Kerja Baik Sedang Kurang
Waktu buang (menit 0,5 – 0,7 1,0 – 1,3 1,5 – 2,0
Sumber: Rochmanhadi
Tabel 3.10 Waktu Tunggu dan Tunda (t2)
Kondisi Operasi Kerja Baik Sedang Kurang
Waktu buang (menit) 0,1 – 0,2 0,25 – 0,35 0,4 – 0,5
Sumber: Rochmanhadi

Dalam hal ini harus diatur jenis dan jumlah alat yang dipakai sehingga
diperoleh efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Secara umum jumlah alat
dapat dihitung dengan rumus:
Produksi alat yang paling berpengaruh ...................................... (3.17)
Produksi alat dicari
Sumber: Rochmanhadi

3.8 Komponen Biaya Alat Berat


3.8.1 Biaya Kepemilikan
Biaya kepemilikan adalah biaya kepemilikan alat yang harus
diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat
tersebut milik sendiri

3.8.2 Biaya Penyewaan Alat


Dalam suatu proyek penggunaan alat berat selain menggunakan alat
pribadi juga dengan menyewa. Sedangkan penetapan biaya menyewa telah
diatur ketentuan-ketentuannya oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Tabel 3.11 Daftar harga sewa Heavy Equipment


Harga Sewa
Alat Berat Merk
Per Jam Lumpsum
Excavator Komatsu Rp. 211.000,- -
Wheel Loader Caterpillar Rp. 185.900,- -
Dump Truck Hino Rp. 63.500,- -

3.9 Jam Operasi atau Waktu Kerja


3.9.1 Jam Operasi Normal
Jam operasi normal adalah waktu kerja pada setiap hari kerja senin sampai
dengan sabtu ditetapkan selama 8 jam per hari dengan upah kerja sebesar
upah kerja normal
3.9.2 Jam Operasi Lembur
Waktu kerja lembur dihitung dari lama waktu kerja yang melebihi batas
waktu kerja normal (8 jam/hari). Waktu kerja lembur dilaksanakan diluar
jam operasi normal untuk setiap hari kerja atau penambahan jumlah hari
kerja per minggu (hari minggu)
BAB IV
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses berpikir


dan memecahkan masalah mulai dari penelitian pendahuluan, penemuan masalah,
pengamatan, pengumpulan data baik dari referensi tertulis maupun observasi
langsung dilapangan, melakukan pengolahan dan interpretasi data sampai
penarikan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti. Proses penelitian dimulai
menemukenali permasalahan yang ada, dengan menggunakan tinjauan pustaka
untuk mengetahui sejauh mana tinjauan terdapat masalah yang akan diteliti.

4.1. Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian mengenai produktifitas alat
berat proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin antara lain:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari PT Bawakaraeng Lestari antara
lain berupa gambar kontur tanah, jenis alat yang digunakan, jam kerja alat,
biaya peminjaman alat pada pekerjaan pematangan lahan sector 1 apron,
terminal dan pelataran parkir.
2. Data sekunder, berupa data yang diperoleh dari referensi tertentu atau
literatur-literatur yang berkaitan dengan alat berat.

4.2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data-data dalam penulisan mengenai produktifitas alat berat
proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin diperoleh dengan cara antara
lain:
4.2.1 Tinjauan Kepustakaan
Tinjauan pustaka bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data
mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang
diperoleh dari literatur-literatur, bahan kuliah, majalah konstruksi, media
internet dan media cetak lainnya. Selain itu studi pustaka tersebut digunakan
untuk mendapatkan gambaran mengenai teori yang dapat dipakai dalam
penelitian sehingga hasil yang didapatkan bersifat ilmiah.
4.2.2 Tinjauan Lapangan (Lokasi Proyek)
Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada lokasi pengamatan,
setelah terlebih dahulu mengetahui kondisi proyek dimana penelitian akan
dilakukan. Pada studi lapangan ini teknik-teknik pengambilan data yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara, yaitu dengan melakukaan tanya jawab langsung dengan
narasumber yang terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan
b. Observasi langsung, yaitu dengan mengadakan pengamatan/survey
secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di lokasi proyek
Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin.

4.3. Analisis Data


Analisis data merupakan pengolahan terhadap data-data yang telah
dikumpulkan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu analisis
mengenai topik yang menyangkut tentang produktifitas alat berat pada pekerjaan
sipil dibidang pematangan lahan, dengan menggunakan program Excel sebagai
alat bantu dalam pengolahan data. Dari pengolahan data dalam penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas, efisiensi waktu dan biaya.

4.4. Tahapan Penelitian


1. Studi pustaka dari berbagai buku literatur yang berhubungan dengan alat
berat proyek,
2. Merangkum teori yang saling berhubungan antara manajemen konstruksi
dan hal-hal terkait dengan alat berat,
3. Mengumpulkan dan mengolah data-data yang didapat dari PT
Bawakaraeng Lestari sebagai kontraktor/pelaksana pekerjaan
pematangan lahan sector 1 apron, terminal dan pelataran parkir proyek
pengembangan Bandar Udara Hasanuddin,
4. Menentukan volume galian dan urugan pada pekerjaan pematangan
lahan sector 1 apron, terminal dan pelataran parkir proyek
pengembangan Bandar Udara Hasanuddin,
5. Menentukan alternatif komposisi alat berat yang digunakan (excavator,
wheel loader, dan dump truck),
6. Menghitung perbandingan biaya dan waktu yang optimum pada setiap
alternatif,
7. Menyimpulkan hasil pembahasan.
4.5. Bagan Alir Penelitian

OBJEK PENELITIAN
Produktifitas Alat-alat Berat

KASUS
Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Makassar

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


• Proyek Pengembangan Bandara telah mengalami dua kali re-schedule
• Salah satu faktornya adalah belum tepatnya komposisi alat-alat berat pada pekerjaan pematangan lahan
(land clearing)

MASALAH
Alat-alat berat yang digunakan pada pekerjaan pematangan lahan sektor I apron, terminal dan
pelataran parkir proyek pengembangan Bandar Udara Hasanuddin Makassar belum bekerja
secara optimal sehingga mempengaruhi biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

TUJUAN PENELITIAN
Menentukan jenis alat berat agar pekerjaan optimal
Menganalisis biaya dan waktu pekerjaan galian dan timbunan

PENGUMPULAN DATA

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN LAPANGAN


1. Manajemen alat berat Gambar kontur tanah, jenis dan jam
2. Pengendalian alat berat kerja alat, biaya peminjaman alat

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Mendialogkan data primer dan sekunder untuk menentukan optimalisasi alat berat

HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN

Gambar 4.4 Bagan Alir Penelitian


BAB V
DATA DAN ANALISIS

5.1 Gambaran Umum Proyek


Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Makassar terletak di
desa Baji Manggai, desa Makkaraeng, desa Pao-pao, kelurahan Sudiang,
kecamatan Mandai, kabupaten Maros, Makassar, propinsi Sulawesi Selatan.
Pekerjaan pematangan lahan (land clearing) pada proyek pengembangan Bandar
Udara Hasanuddin terdiri dari beberapa item pekerjaan utama, antara lain:
a. Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan ini dilakukan penggalian tanah dan tanah dari hasil galian
dikumpulkan atau dijadikan sebagai bahan timbunan tanah pada permukaan
tanah yang mempunyai elevasi lebih rendah dari yang direncanakan
b. Pekerjaan timbunan atau pemerataan tanah
Pekerjaan timbunan ini dimaksudkan untuk meratakan tanah hasil galian dan
juga meratakan permukaan tanah agar sesuai dengan elevasi tanah yang
diinginkan

5.2 Data Proyek


Volume pekerjaan galian timbunan tanah dihitung berdasarkan gambar
layout gambar potongan melintang. Dari lampiran gambar layout untuk potongan
melintang diperoleh 14 potongan yang jarak masing-masing potongan adalah:
• Pot 1 s.d Pot 13 = 50 m
• Pot 14 = 29 m
Maka diperoleh panjang jarak galian dan timbunan keseluruhan = 679 m.
Gambar 5.2 Potongan 1
No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian - 50 -
2 Timbunan 331,07 50 16.553,50
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 2

No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan


(m2) (m) (m3)
1 Galian 556,13 50 28.506,50
2 Timbunan - 50 -
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 3

No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan


(m2) (m) (m3)
1 Galian 837,65 50 41.882,50
2 Timbunan - 50 -
Sumber: analisis 2007
Gambar 5.2 Potongan 4
No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.411,94 50 70.597
2 Timbunan 843,64 50 42.182
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 5


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.760,22 50 88.011
2 Timbunan 979,57 50 48.978,5
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 6


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.335 50 66.750
2 Timbunan 1.008,83 50 50.441,5
Sumber: analisis 2007
Gambar 5.2 Potongan 7
No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 769,86 50 38.493
2 Timbunan 954,89 50 47.744,5
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 8


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 936,63 50 46.831,5
2 Timbunan 624,48 50 331.224
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 9


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.187,84 50 59.392
2 Timbunan 898,21 50 44.910,5
Sumber: analisis 2007
Gambar 5.2 Potongan 10
No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.748,49 50 87.424,5
2 Timbunan 1.104,03 50 55.201,5
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 11


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 1.449,73 50 72.486,5
2 Timbunan 1.350,01 50 67.500,5
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 12


No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian - 50 -
2 Timbunan 560,72 50 28.036
Sumber: analisis 2007
Gambar 5.2 Potongan 13
No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan
(m2) (m) (m3)
1 Galian 277,84 50 13.892
2 Timbunan 24,08 50 1.204
Sumber: analisis 2007

Gambar 5.2 Potongan 14

No Item Pekerjaan Luasan Pekerjaan Jarak Volume Pekerjaan


(m2) (m) (m3)
1 Galian 94,39 29 2.737,31
2 Timbunan 113,87 29 3.302,23
Sumber: analisis 2007

Hasil perhitungan volume pekerjaan galian dan timbunan tanah diatas, kemudian
dikumulatifkan dalam tabel berikut ini, yaitu:

Tabel 5.1 Kumulatif Volume Pekerjaan Galian dan Timbunan

Luas penampang (m2) Volume (m3)


Potongan Jarak (m)
Galian Timbunan Galian Timbunan
Pot 1 50 - 331,07 - 16.553,50
Pot 2 50 566,13 - 28.306,50 -
Pot 3 50 837,65 - 41.882,50 -
Pot 4 50 1.411,94 843,64 70.597 42.182
Pot 5 50 1.760,22 979,57 88.011 48.978,5
Luas penampang (m2) Volume (m3)
Potongan Jarak (m)
Galian Timbunan Galian Timbunan
Pot 6 50 1.335 1.008,83 66.750 50.441,5
Pot 7 50 769,86 954,89 38.493 47.744,5
Pot 8 50 936,63 624,48 46.831,5 31.224
Pot 9 50 1.187,84 898,21 59.392 44.910,5
Pot 10 50 1.748,49 1.104,03 87.424,5 55.201,5
Pot 11 50 1.449,73 1.350,01 72.486,5 67.500,5
Pot 12 50 - 560,72 - 2.8036
Pot 13 50 277,84 24,08 13.892 1.204
Pot 14 29 94,39 113,87 2.737,31 3.302,23
Total 616.803,81 437.278,73
Sumber: analisis 2007
Perhitungan pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan sektor 1 apron,
terminal dan pelataran parkir di atas, maka didapat volume tanah yang harus
dipindahkan sebesar:
Volume tanah yang dipindahkan
= volume galian – volume timbunan
= 616.803,81– 437.278,73
= 179.525,08 m3

5.3 Perhitungan Produksi Alat Berat


5.3.1 Excavator type Komatsu PC 200
Alat = Komatsu PC 200
Kapasitas bucket = 0,95 m3
Efisiensi kerja (E) = 0,83
Faktor bucket = 0,90
Waktu gali = 12 detik
Waktu buang = 6 detik
Waktu putar = 6 detik
Waktu siklus:
Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang
= 12 + (2 x 6) + 6
= 30 detik
Produksi per siklus:
q = q1 x K
= 0,95 x 0,90
= 0,86 m3

Produktifitas excavator per jam (m3/jam) untuk tanah ASLI


q × 3600 × E
Q =
Cm
0,86 × 3600 × 0,83
= × 1,00
30
= 85,66 m3/jam

Produktifitas excavator per jam (m3/jam) untuk tanah LEPAS


q × 3600 × E
Q =
Cm
0,86 × 3600 × 0,83
= × 0,8
30
= 68,53 m3/jam

Kapasitas 4 excavator per jam (m3/jam)


Q = 85,66 x 4
= 342,64 m3/jam

5.3.2 Wheel loader tipe Caterpillar 926 E


Tipe alat = Caterpillar
Kapasitas bucket = 3 m3
Metode operasi = Muat – angkut
Jarak angkut (D) = 300 m
Tipe tanah = lempung berpasir
Factor bucket = 0,7
Efisiensi kerja = 0,75
Kecepatan maju = 10 km/jam
Produksi per siklus
q = q1 x K
= 3 x 0,7
= 2,1 m3
Waktu siklus
• Kecepatan maju (F) = 10 x 0,8 = 8 km/jam = 133 m/menit
• Waktu tetap (Z) = 0,35 menit
D
Cm = ×2+ Z
F
300
= × 2 + 0,35
133
= 4,861 menit

Efisiensi kerja = 0,75

Faktor konversi volume tanah


Tanah ASLI (f) = 1,00
Tanah LEPAS (f) = 0,8

Produktifitas tanah ASLI


60
Q = q× ×E
Cm
60
= 2,1 × × 0,75 × 1,00
4,861
= 19,44 m3/jam

Produktifitas tanah LEPAS


60
Q = q× ×E
Cm
60
= 2,1 × × 0,75 × 0,8
4,861
= 15,55 m3/jam
5.3.3 Dump Truck
Kapasitas bak dump truck = 10 m3
Kapasitas pemuat = 0,95 m3
Efisiensi kerja = 0,83
Jarak angkut (D) = 1000 m
Kecepatan bermuatan (V1) = 10 km/jam = 167 m/menit
Kecepatan kosong (V2) = 20 km/jam = 333 m/menit
Waktu buang (t1) = 0,5 menit
Waktu tunggu dan tunda (t2) = 0,1 menit
Waktu siklus pemuat (Cms) = 30 detik = 0,5 menit

Jumlah siklus excavator untuk mengisi dumptruck dapat dicari dengan


persamaan dibawah ini:
C1
n = 1
q ×K
10
=
0,95 × 0,90
= 11,7

Produksi per siklus


C = n x q1 x K
= 11,7 x 0,95 x 0,90
= 10 m3

Waktu siklus
D D
Cm = n × Cms + + + t1 + t 2
V1 V2
1000 1000
= 11,7 × 0,5 + + + 0,5 + 0,1
167 333
= 15,44 menit
Produksi per jam
C × 60 × E
Q =
Cm
10 × 60 × 0,83
=
15,44
= 32,25 m3/jam
Alat yang dioptimalkan pada pekerjaan tanah adalah excavator sejumlah 4
unit sehingga jumlah dump truck disesuaikan dengan jumlah excavator.
Produksi excavator
Jumlah dump truck =
Produksi dumptruck
342,64
=
32,25
= 10,6 ≈ 11 dump truck

5.4 Perhitungan Biaya dan Sewa Alat


5.4.1 Excavator type komatsu PC 200
Jenis alat = Excavator
Merk = Komatsu
Type/Model = PC 200
Harga sewa = Rp. 211.000,00 /jam
Lama sewa = 443 hari = 17 bulan
Waktu pelaksanaan = Juni 2005
Biaya sewa alat excavator adalah:
• Biaya sewa dalam satu hari kerja:
= 8 jam x Rp. 211.000,00
= Rp. 1.688.000,00
• Biaya sewa dalam satu minggu bekerja:
= 6 hari x Rp. 1.688.000,00
= Rp. 10.128.000,00
• Biaya sewa satu bulan ( 26 hari kerja ), maka biaya dalam satu bulan:
= 26 hari x Rp. 1.688.000,00
= Rp. 43.888.000,00

• Total biaya sewa selama 17 bulan penggunaan excavator:


= 17 bulan x Rp. 43.888.000,00
= Rp. 746.096.000,00

• Biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi dalam 1 unit excavator adalah


Rp. 3.000.000,00

• Total biaya sewa 1 unit excavator termasuk mobilisasi dan


demobilisasi:
= Rp. 746.096.000,00 + Rp. 3.000.000,00
= Rp. 749.096.000,00

• Biaya sewa 4 unit excavator termasuk mobilisasi dan demobilisasi:


= 4 unit excavator x Rp. 749.096.000,00
= Rp. 2.996.384.000,00

5.4.2 Wheel Loader tipe Caterpillar

Jenis alat = Wheel Loader


Merk = Caterpillar
Type/Model = 926 E
Harga sewa = Rp. 185.900,00 /jam
Lama sewa = 288 hari = 11 bulan
Waktu pelaksanaan = November 2005

Biaya sewa alat wheel loader adalah:


• Biaya sewa dalam satu hari kerja:
= 8 jam x Rp. 185.900,00
= Rp 1.487.200,00
• Biaya sewa dalam satu minggu bekerja:
= 6 hari x Rp 1.487.200,00
= Rp. 8.923.200,00
• Biaya sewa satu bulan ( 26 hari kerja ), maka biaya dalam satu bulan:
= 26 hari x Rp. 1.487.200,00
= Rp. 38.667.200,00
• Total biaya sewa selama 11 bulan penggunaan wheel loader:
= 11 bulan x Rp. 38.667.200,00
= Rp. 425.339.200,00
• Biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi dalam 1 unit wheel loader
adalah Rp. 2.400.000,00
• Total biaya sewa wheel loader termasuk mobilisasi dan demobilisasi:
= Rp. 425.339.200,00 + Rp. 2.400.000,00
= Rp. 427.739.200,00

5.4.3 Dumptruck
Perhitungan waktu sewa dumptruck disesuaikan dengan waktu sewa
excavator selama 443 hari, sedang dalam satu hari menggunakan 11 unit
dumptruck dengan kapasitas dumptruck 10 m3 dengan harga sewa 1 unit
dumptruck Rp. 508.000,00 /hari, maka dalam satu hari biaya untuk sewa
berikut biaya mobilisasi dan demobilisasi 11 unit dumptruck adalah:
= 11 x Rp. 508.000,00
= Rp. 5.588.000,00
Total biaya untuk sewa dumptruck selama penggunaan dumptruck adalah
= 443 hari x Rp. 5.588.000,00
= Rp. 2.475.484.000,00

5.5 Total Biaya Sewa Alat Berat

Tabel 5.2 Total Biaya Sewa Alat Berat

Jenis Alat Durasi (Jam) Biaya Sewa (Rp.)

Excavator 3.544 2.996.384.000,00

Wheel loader 2.288 427.739.200,00

Dumptruck 3.544 2.475.484.000,00

5.899.607.200,00
(sumber; survey 2007)

Alat berat yang digunakan pada pekerjaan land clearing proyek


pengembangan Bandar Udara Hasanuddin yaitu; 4 unit excavator, 1 unit wheel
loader, dan 11 unit dump truck.
5.6 Asumsi Jenis dan Jumlah Alat Yang Akan Digunakan

Penentuaan besar biaya dan waktu yang diperlukan, dipengaruhi oleh jumlah
alat berat yang bekerja. Jenis alat yang bekerja dalam perhitungan ini adalah 4
unit excavator yang bekerja selama 17 bulan, oleh sebab itu perhitungan jumlah
alat excavator dan wheel loader langsung ditentukan. Hal ini disebut dengan
asumsi jumlah alat berat, sedangkan dumptruck hanya diperlukan pada waktu
excavator melakukan pekerjaan pembuangan sisa tanah dari lokasi proyek ke
tempat pembuangan.
Tugas akhir ini dilakukan 3 trial perhitungan dengan alat yang sama tetapi jumlah
dan waktunya yang berbeda, asumsi yang akan dipilih antara lain:
1) Penggunaan 4 unit excavator dan 4 unit wheel loader
2) Penggunaan 4 unit excavator dan 5 unit wheel loader
3) Penggunaan 4 unit excavator dan 6 unit wheel loader

5.7 Perhitungan Alternatif Alat Berat dan Biaya

5.7.1 Alternatif pertama (4 unit excavator dan 4 unit wheel loader)

Berdasarkan fungsi alat maka pada alternatif ini, excavator hanya digunakan
dalam pekerjaan galian yang memiliki volume pekerjaan sebesar
616.803,81m3
volume pekerjaan
Perhitungan waktu kerja excavator =
produksi excavator perjam
616.803,81
=
342,64
= 1.800 jam
4 unit wheel loader pada alternatif ini melaksanakan pekerjaan timbunan
yang memiliki volume pekerjaan 437.278,73 m3.
Produksi wheel loader dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini:

Produksi per siklus


q = q1 x K
= 3 x 0,7
= 2,1 m3

Waktu siklus:
• Kecepatan maju (F) = 10 x 0,8 = 8 km/jam = 133 m/menit
• Waktu tetap (Z) = 0,35 menit
D
Cm = ×2+ Z
F
100
= × 2 + 0,35
133
= 1,854 menit

Efisiensi kerja = 0,75

Faktor konversi volume tanah


Tanah LEPAS (f) = 0,8

Produktifitas tanah LEPAS


60
Q = q× ×E
Cm
60
= 2,1 × × 0,75 × 0,8
1,854
= 40,78 m3/jam
volume pekerjaan
Perhitungan waktu 4 wheel loader =
4 × produksi wheel loader per jam
437.278,73
=
163,12
= 2.681 jam
Pekerjaan wheel loader yang terdapat sisa tanah harus diangkat atau
dipindahkan ke quary, sisa tanah tersebut sebelumnya dikumpulkan di stock
pile. Pengangkutan tanah dari stock pile ke quary diperlukan alat
pengangkut yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck memerlukan alat pemuat
tanah dari stock pile ke bak truck yaitu excavator. Sedangkan volume tanah
yang harus dipindahkan sebesar 179.525,08 m3. Produksi excavator pada
pekerjaan ini berbeda dengan produksi excavator pada waktu excavator
melakukan pekerjaan galian, disebabkan ada perbedaan pada waktu gali
excavator dari 12 detik menjadi 6 detik.
Dari perbedaan di atas, produksi excavator dihitung kembali;

Waktu siklus:
Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang
= 6 + (2 x 6) + 6
= 24 detik

Produksi per siklus:


q = q1 x K
= 0,95 x 0,90
= 0,86 m3

Kapasitas excavator per jam (m3/jam):


q × 3600 × E
Q =
Cm
0,86 × 3600 × 0,83
= × 0,8
24
= 85,66 m3/jam
Setelah produksi excavator sebagai alat pemuat dihitung menggunakan
rumus di atas maka diperoleh produksi 4 excavator sebagai alat pemuat
sebesar 342,64 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk melaksanakan pekerjaan
pemuat sebesar 524 jam.
Sedangkan dumptruck yang dibutuhkan per jam sebanyak:
produksi excavator per jam
Jumlah dumptruck =
produksi dumptruck per jam

342,64 m 3
=
32,25 m 3
= 10,6 ≈ 11 dumptruck

a) Biaya sewa alat excavator adalah:


= 2.324 jam x 4 unit excavator x Rp. 211.000,00 /jam + mobilisasi
= 2.324 x 4 x Rp. 211.000,00 + Rp. 12.000.000,00
= Rp. 1.973.456.000,00

b) Biaya sewa alat wheel loader adalah:


= 2.681 jam x 4 unit wheel loader x Rp. 185.900,00 + mobilisasi
= 2.681 x 4 x Rp. 185.900,00 + Rp. 9.600.000,00
= Rp. 2.003.191.600,00

c) Biaya sewa alat dumptruck adalah:


= 524 jam x 11 unit dumptruck x Rp. 63.500,00 /jam
= Rp. 366.014.000,00
Tabel 5.3 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 1

Produksi Jumlah Total Volume Volume Waktu Biaya Sewa


Jenis Alat Alat Berat Alat Berat Produksi Galian Timbunan Tempuh Alat Per Jam Mobilisasi Total Sewa Alat
Berat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (m3) (jam) (Rp) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 616,803.81 1800 211.000 12,000,000 1.531.200.000,00

Wheel
Loader 40.78 4 163.12 437,278.73 2681 185.900 9,600,000 2.003.191.600,00
Analisis penulis 2007

Tabel 5.4 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 1

Produksi Jumlah Alat Total Waktu Biaya Sewa Alat


Jenis
Alat Berat Berat Produksi Volume Tanah Tempuh Per Jam Total Sewa Alat
Alat Berat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (jam) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 179,525.08 524 211.000 442.256.000,00

Dumptruck 32.25 11 354.75 179,525.08 524 63.500 366.014.000,00


Analisis penulis 2007
Sumber analisis 2007
5.7.2 Alternatif kedua ( 4 unit excavator dan 5 unit wheel loader )
Berdasarkan akan fungsi alat maka pada alternatif ini, excavator hanya
digunakan dalam pekerjaan galian yang memiliki volume pekerjaan sebesar
616.803,81 m3
volume pekerjaan
Perhitungan waktu kerja excavator =
produksi excavator perjam
616.803,81
=
342,64
= 1.800 jam
5 unit wheel loader pada alternatif ini melaksanakan pekerjaan timbunan
yang memiliki volume pekerjaan 437.278,73 m3. Produksi wheel loader
/unit pada alternatif ini sama dengan produksi wheel loader 1 unit pada
alternatif pertama yaitu 40,78 m3/jam
volume pekerjaan
Perhitungan waktu 5 wheel loader =
5 × produksi wheel loader per jam
437.278,73
=
203,9
= 2.145 jam
Dari pekerjaan wheel loader tadi terdapat sisa tanah yang harus
diangkat atau dipindahkan ke quary. Sisa tanah tersebut dikumpulkan di
stock pile, untuk mengangkut tanah dari stock pile ke quary diperlukan alat
pengangkut yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck memerlukan alat pemuat
tanah dari stock pile ke bak truck yaitu excavator. Sedangkan volume tanah
yang harus dipindahkan sebesar 179.525,08 m3.
Produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif ini sama
dengan produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif pertama
sebesar 342,64 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk melaksanakan pekerjaan
pemuat sebesar 524 jam. Sedangkan dumptruck yang dibutuhkan per jam
sebanyak:
produksi excavator per jam
Jumlah dumptruck =
produksi dumptruck per jam
342,64 m 3
=
32,25 m 3
= 10,6 ≈ 11 dumptruck

a) Biaya sewa alat excavator adalah:


= 2.324 jam x 4 unit excavator x Rp. 211.000,00 /jam + mobilisasi
= 2.324 x 4 x Rp. 211.000,00 + Rp. 12.000.000,00
= Rp. 1.973.456.000,00

b) Biaya sewa alat wheel loader adalah:


= 2.145 jam x 5 unit wheel loader x Rp. 185.900,00 + mobilisasi
= 2.145 x 5 x 185.900,00 + 12.000.000,00
= Rp. 2.005.777.500,00

c) Biaya sewa alat dumptruck adalah:


= 524 jam x 11 unit dumptruck x Rp. 63.500,00 /jam
= Rp. 366.014.000,00
Tabel 5.6 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 2

Jumlah Biaya Sewa


Jenis Alat Produksi Alat Total Volume Volume Waktu Alat Per Mobilisasi &
Berat Alat Berat Berat Produksi Galian Timbunan Tempuh Jam Demobilisasi Total Sewa Alat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (m3) (jam) (Rp) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 616,803.81 1800 211.000 12,000,000.0 1.531.200.000,00

Wheel Loader 40.78 5 203.9 437,278.73 2145 185.900 12,000,000.0 2.005.777.500,00

Analisis penulis 2007

Tabel 5.7 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 2

Produksi Alat Jumlah Alat Biaya Sewa


Jenis Alat Berat Berat Berat Total Produksi Volume Tanah Waktu Tempuh Alat Per Jam Total Sewa Alat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (jam) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 179,525.08 524 211.000 442.256.000,00

Dumptruck 32.25 11 354.75 179,525.08 524 63.500 366.014.000,00

Analisis penulis 2007


Sumber; Analisis penulis 2007
5.7.3 Alternatif ketiga (4 unit excavator dan 6 unit wheel loader )

Berdasarkan akan fungsi alat maka pada alternatif ini, excavator hanya
digunakan dalam pekerjaan galian yang memiliki volume pekerjaan sebesar
616.803,81 m3
volume pekerjaan
Perhitungan waktu kerja excavator =
produksi excavator perjam
616.803,81
=
342,64
= 1.800 jam
6 unit wheel loader pada alternatif ini melaksanakan pekerjaan timbunan
yang memiliki volume pekerjaan 437.278,73 m3. Produksi wheel loader
/unit pada alternatif ini sama dengan produksi wheel loader 1 unit pada
alternatif pertama yaitu 40,78 m3/jam
volume pekerjaan
Perhitungan waktu 6 wheel loader =
6 × produksi wheel loader per jam
437.278,73
=
244,68
= 1.787 jam
Dari pekerjaan wheel loader tadi terdapat sisa tanah yang harus diangkat
atau dipindahkan ke quary. Sisa tanah tersebut dikumpulkan di stock pile,
untuk mengangkut tanah dari stock pile ke quary diperlukan alat pengangkut
yaitu dumptruck, sedangkan dumptruck memerlukan alat pemuat tanah dari
stock pile ke bak truck yaitu excavator. Sedangkan volume tanah yang harus
dipindahkan sebesar 179.525,08 m3
Produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif ini sama
dengan produksi excavator sebagai alat pemuat pada alternatif pertama
sebesar 342,64 m3/jam. Jadi waktu excavator untuk melaksanakan pekerjaan
pemuat sebesar 524 jam. Sedangkan dumptruck yang dibutuhkan per jam
sebanyak:
produksi excavator per jam
Jumlah dumptruck =
produksi dumptruck per jam
342,64 m 3
=
32,25 m 3
= 10,6 ≈ 11 dumptruck

a) Biaya sewa alat excavator adalah:


= 2.324 jam x 4 unit excavator x Rp. 211.000,00 /jam + mobilisasi
= 2.324 x 4 x Rp. 211.000,00 + Rp. 12.000.000,00
= Rp. 1.973.456.000,00

b) Biaya sewa alat wheel loader adalah:


= 1.787 jam x 6 unit wheel loader x Rp. 185.900,00 + mobilisasi
= 1.787 x 6 x 185.900,00 + 14.400.000,00
= Rp. 2.007.619.800,00

c) Biaya sewa alat dumptruck adalah:


= 524 jam x 11 unit dumptruck x Rp. 63.500,00 /jam
= Rp. 366.014.000,00
Tabel 5.9 Analisa Pekerjaan Galian Dan Timbunan Pada Alternatif 3

Jumlah
Jenis Alat Produksi Alat Total Volume Volume Waktu Biaya Sewa Mobilisasi &
Berat Alat Berat Berat Produksi Galian Timbunan Tempuh Alat Per Jam Demobilisasi Total Sewa Alat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (m3) (jam) (Rp) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 616,803.81 1800 211.000 12,000,000.0 1.531.200.000,00

Wheel Loader 40.78 6 244.68 437,278.73 1787 185.900 14,400,000.0 2.007.619.800,00

Analisis penulis 2007

Tabel 5.10 Analisa Pekerjaan Pembuangan Sisa Tanah Alternatif 3

ProduksiAlat Jumlah Alat Total Waktu Biaya Sewa Alat Per


Jenis Alat Berat Berat Produksi Volume Tanah Tempuh Jam Total Sewa Alat
Berat
(m3/jam) (unit) (m3/jam) (m3) (jam) (Rp) (Rp)

Excavator 85.66 4 342.64 179,525.08 524 211.000 442.256.000,00

Dumptruck 32.25 11 354.75 179,525.08 524 63.500 366.014.000,00

Analisis penulis 2007


Sumber; Analisis penulis 2007
BAB VI
PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Volume Galian, Timbunan dan Pemindahan Tanah


Hasil perhitungan yang dilakukan pada pekerjaan pematangan lahan sektor 1
Apron, terminal dan pelataran parkir Proyek Pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin Makassar diperoleh:
• Volume pekerjaan galian tanah sebesar 616.803,81 m3,
• Volume pekerjaan timbunan tanah sebesar 437.278,73 m3,
• Volume pekerjaan pemindahan atau pembuangan tanah sebesar
616.803,81 - 437.278,73 = 179.525,08 m3.

6.2 Pembahasan Jenis, Jumlah Alat Berat, Durasi, dan Biaya Pekerjaan
Excavator bekerja sebagai alat penggali, tanah hasil galian tidak
langsung dibuang ke quary atau tempat pembuangan tetapi tanah diletakkan
didaerah timbunan, agar memudahkan pekerjaan timbunan. Excavator dalam
melakukan pekerjaan ini berjalan mundur dari arah utara ke selatan.
Excavator bekerja pada bulan Juni selama 1.800 jam (225 hari) khusus
sebagai alat penggali.

Sumber: analisis 2007

Wheel loader di sini bekerja sebagai alat untuk pekerjaan timbunan. Metode
yang digunakan untuk wheel loader adalah muat – angkut dengan jarak 100
m. Sisa tanah dari pekerjaan cut and fill ini dikumpulkan dalam satu stock
pile, sebelum diangkut kendaraan pengangkut menuju quary atau tempat
pembuangan. Wheel loader bekerja dari sisi sebelah utara, dikarenakan pada
sebelah selatan banyak bagian lahan yang memerlukan pekerjaan timbunan.
Sumber: analisis 2007

Produktifitas excavator sebagai alat pemuat untuk tanah lepas didapat


342,64 m3/jam, jadi tiap jam diperlukan 11 unit dumptruck. Tanah dari stock
pile diangkut dumptruck menuju ke tempat pembuangan atau quary yang
berjarak 1.000 m. Pekerjaan terjadi keterikatan antara dumptruck dan
excavator maka waktu kerja 11 unit dumptruck sama dengan waktu kerja 4
unit excavator yaitu 524 jam (65,5 hari).

Sumber: analisis 2007

6.2.1 Alternatif Pertama


Dari data dan analisis didapat:

Tabel 6.1 Biaya dan Waktu Alat Berat Alternatif Pertama


Jumlah Waktu Total Biaya Sewa
Jenis Alat Biaya
Alat Kerja Alat Alat
Excavator 4 2.324 Jam Rp. 1.973.456.000,00
Wheel Loader 4 2.681 Jam Rp. 2.003.191.600,00 Rp. 4.342.661.600,00
Dumptruck 11 524 Jam Rp. 366.014.000,00
Sumber: analisis 2007
Pada alternatif pertama, pekerjaan dapat selesai 100 % dengan waktu kerja
selama 14 bulan dengan penghematan biaya sebesar Rp. 1.556.945.600,00
(26,391 %) dan percepatan sebesar 12 minggu (17,65 %) dari pekerjaan
yang dilakukan sebenarnya dilapangan.

Tabel 6.2 Kerja Alat Berat Alternatif Pertama


Jumlah
Durasi Waktu pekerjaan
Jenis alat Alat Jenis pekerjaan
(jam) (bulan)
(unit)
1.800 Juni 2005 – April 2006 Galian
Excavator 4
524 April 2006 – Juni 2006 Pemuat di stock pile
Wheel loader 4 2.681 Juni 2005 – Agustus 2006 Timbunan
Pengangkut sisa tanah
Dumptruck 11 524 April 2006 – Juni 2006 dari stock pile ke
quary
Sumber: analisis 2007

6.2.2 Alternatif kedua


Dari data dan analisis didapat:

Tabel 6.3 Biaya dan Waktu Alat Berat Alternatif Kedua


Jumlah Waktu
Jenis Alat Biaya Total Biaya Sewa
Alat Kerja Alat
Alat
(unit) (jam)
Excavator 4 2.324 Rp. 1.973.456.000,00
Wheel Loader 5 2.145 Rp. 2.005.777.500,00 Rp. 4.345.247.500,00
Dumptruck 11 524 Rp. 366.014.000,00
Sumber: analisis 2007
Pada alternatif kedua, pekerjaan dapat selesai 100 % dengan waktu kerja
selama 12,1 bulan dengan penghematan biaya sebesar Rp. 1.554.359.700,00
(26,347 %) dan percepatan sebesar 19,6 minggu (28,8 %) dari pekerjaan yang
dilakukan sebenarnya dilapangan.

Tabel 6.4 Kerja Alat Berat Alternatif Kedua


Jumlah
Durasi Waktu pekerjaan
Jenis alat alat Jenis pekerjaan
(jam) (bulan)
(unit)
1.800 Juni 2005 – April 2006 Galian
Excavator 4
524 April 2006 – Juni 2006 Pemuat di stock pile
Wheel
5 2.145 Juni 2005 – Mei 2006 Timbunan
loader
Pengangkut sisa tanah
Dumptruck 11 524 April 2006 – Juni 2006 dari stock pile ke
quary
Sumber: analisis 2007
6.2.3 Alternatif ketiga
Dari uraian data dan analisis didapat:

Tabel 6.5 Biaya dan Waktu Alat Berat Alternatif Ketiga


Jumlah Waktu Kerja Total Biaya Sewa
Jenis Alat Biaya
Alat (unit) Alat (jam) Alat
Excavator 4 2.324 Rp. 1.973.456.000,00
Wheel Loader 6 1.787 Rp. 2.007.619.800,00 Rp. 4.347.089.800,00
Dumptruck 11 524 Rp. 366.014.000,00
Sumber: analisis 2007
Alternatif ketiga didapatkan hasil pekerjaan dapat diselesaikan 100 % dengan
waktu kerja selama 12,1 bulan dengan penghematan biaya sebesar Rp.
1.552.517.400,00 (26,316 %) dan percepatan sebesar 19,6 minggu (28,8 %)
dari pekerjaan yang dilakukan sebenarnya dilapangan.

Tabel 6.6 Kerja Alat Berat Alternatif Ketiga


Jumlah Durasi Waktu pekerjaan
Jenis alat Jenis pekerjaan
Alat (unit) (jam) (bulan)
1.800 Juni 2005 – April 2006 Galian
Excavator 4
524 April 2006 – Juni 2006 Pemuat di stock pile
Wheel loader 6 1.787 Juni 2005 – Maret 2006 Timbunan
Pengangkut sisa tanah
Dumptruck 11 524 April 2006 – Juni 2006 dari stock pile ke
quary
Sumber: analisis 2007
Tabel 6.7 Komparasi Biaya dan Waktu

Jumlah Waktu Waktu Selesai


Alternatif Jenis Alat Berat Biaya Jumlah Biaya
Alat (Jam) (Bln)
1 Excavator 4 2324 Rp 1.973.456.800,00 14 Rp 4.342.662.400,00
Wheel Loader 4 2681 Rp 2.003.191.600,00
Dump Truck 11 524 Rp 366.014.000,00
2 Excavator 4 2324 Rp 1.973.456.800,00 12,1 Rp 4.345.248.300,00
Wheel Loader 5 2145 Rp 2.005.777.500,00
Dump Truck 11 524 Rp 366.014.000,00
3 Excavator 4 2324 Rp 1.973.456.800,00 12,1 Rp 4.347.090.600,00
Wheel Loader 6 1787 Rp 2.007.619.800,00
Dump Truck 11 524 Rp 366.014.000,00
Analisis penulis 2007
Gambar 6.4.
Grafik Komparasi Biaya Dan Waktu

Sumber; analisis 2007


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan permasalahan, data dan produktifitas alat berat pada
pekerjaan pematangan lahan sektor 1 Apron, terminal dan pelataran
parkir Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin Makassar yang
meliputi pekerjaan galian dan timbunan, serta pembuangan sisa tanah ke
quary, diperoleh hasil penelitian berupa komposisi alat berat yang tepat
dan dapat digunakan agar seluruh alat berat dapat bekerja optimal.
• Menggunakan komposisi pada alternatif 2 (4 unit Excavator PC
200, 5 unit Wheel Loader 926 E dan 11 unit Dumptruck kapasitas 10
m3). Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah
12,1 bulan (2.324 jam), dengan total biaya Rp. 3.674.837.500,00
(Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Delapan Ratus
Tiga Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Rupiah).
• Menggunakan komposisi pada alternatif 3 (4 unit Excavator PC
200, 6 unit Wheel Loader 926 E dan 11 unit Dumptruck kapasitas 10
m3). Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah
12,1 bulan (1.787 jam), dengan total biaya Rp. 3.676.757.800,00
(Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Rupiah).
Setelah kedua alternatif tersebut ditinjau kembali, maka dapat
disimpulkan bahwa komposisi alternatif 2 lebih efisien, karena waktu
penyelesaian pekerjaan yang sama dan biaya yang dibutuhkan pun lebih
hemat dibandingkan alternatif 3.
b. Penambahan jumlah wheel loader pada setiap alternatif komposisi dapat
mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan land clearing pada proyek Pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin, Makassar.
7.2 Saran
Pengelolaan dan pemanfaatan alat berat yang lebih baik dapat
mempercepat target waktu yang diharapkan dan dapat menekan biaya lebih
efisien, hal ini didukung oleh:
1. Ketepatan dalam memilih alat berat sesuai dengan bidang pekerjaan
yang dikerjakan.
2. Menaikkan angka produktifitas alat berat tersebut atau menaikkan jam
kerja alat berat.
3. Mengkombinasi atau menambah alat berat.
4. Produktifitas alat berat yang tinggi harus sebanding dengan upah yang
diberikan kepada tenaga atau operator yang bekerja.
5. Kondisi alat berat yang baik.
6. Operator yang berpengalaman dalam mengendalikan alat berat.
DAFTAR PUSTAKA

Chalid, Agus dan Gathmyr, Iwan, 2001. Model Simulasi Operasi Antara Loader
Dengan Truck Dalam Pekerjaan Pemindahan Tanah Yang Berjarak
Tetap. Tugas Akhir Strata 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dipohusodo, Istimawan, 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi (edisi ke-2).
Kanisius, Yogyakarta.
Febriyanti, Surya dan Darmat,Yuni Ariesyanti, 2001. Studi Komparasi Biaya Alat
Berat Jam Operasi Normal dan Lembur Pada Pekerjaan Galian Tanah
(Studi Kasus Bendungan Pelaparado Kabupaten Bima, NTB). Tugas
Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Indriatma, Bayu dan Prastyanto, Iwan, 2005. Analisis Manajemen Alat Berat
Pada Pekerjaan Persiapan Proyek Stadion Sleman. Tugas Akhir S1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Kurniyanda, Teddy, 2005. Optimalisasi Alat Berat Pada Pekerjaan Sipil Di
Bidang Drainasi. Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 9 Juli 1985, Th Ke- IX.
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 5 Mei 1981 Th Ke- V
Majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No.12 Desember 1980 Th Ke-
IV.
Majalah Info Alat No 53/X/Mei - Juni 2004.
Rochmanhadi, 1982. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rochmanhadi, 1983. Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rostiayanti, Susy Fatena. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Rineka Cipta.
Sandra, Olcye Herdian, 2007. Tinjauan Terhadap Optimalisasi Pada Pekerjaan
Cut And Fill Dengan Penambahan Alat Berat. Tugas Akhir Strata 1
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai