Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB I
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan ini adalah kegiatan mendatangkan / mengembalikan perelatan yang


diperlukan dalam pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan baik menyangkut
jumlah maupun waktu.

Hal-hal yang akan dilakukan dipekerjaan persiapan :

1. Mengadakan pengukuran bersama Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi,


kemudian dilakukan penggambaran yang akan dipergunakan untuk pedoman kerja
dan gambar harus sudah disetujui Direksi untuk proses MC 0%.

MULAI

Cek peralatan survey

Penghitungan
Survey lapangan
Data survey

Pengesahan Data Survey

Gambar pelaksanakan

Pengesahan gambar

SELESAI

Gambar 1.1 Alur Kegiatan Survey Lapangan MC 0%

1
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 1 1 Alat Survey Pengukuran MC0%


No Jenis Alat Kapasitas Unit
1. Total station - 2
2. Waterpass - 2
3. Meteran - 2
4. Alat Bantu - 2

Tabel 1 2 Jumlah Personel Pengukuran MC0%

No Tenaga Kerja Unit


1. Surveyor dan Assisten 2
2. Drafter 2

Gambar 1.2 Pekerjaan Surveying,Stacking out dan Penggambaran working drawing

2. Mobilisasi peralatan menyangkut peralatan-peralatan mekanis seperti excavator,


dump truk,Vobrator Roller,bulldozer, dll. Peralatan-peralatan tersebut akan
dimobilisasi ke setiap lokasi pekerjaan yang memerlukannya.

Mobilisasi untuk tenaga kerja juga dilaksanakan seperti personil lapangan, tenaga
proyek dengan keahlian sesuai dengan bidangnya dan jenis pekerjaan.

2
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

MULAI

Penyelesaian administrasi

Induksi peraturan
induksi K3
pekerja

Persetujuan K3 dan
tanda tangan kontrak

Mobilisasi

Cek personil (di lokasi)

Penyerahan personil

SELESAI

Setelah selesai proyek semua peralatan dan tenaga kerja akan di kembalikan
(demobilisasi).

Gambar 1.3 Bagan Alir Mobilisasi Personel

3
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 1.4 Gambar Mobilisasi Tenaga Kerja

MULAI

Cek Alat

Menyiapkan keamanan
Akses & lalu lintas Persiapan lokasi

Mobilisasi

Cek alat (di lokasi)

Penyerahan alat

FINISH

Gambar 1.5 Bagan Alir Mobilisasi Alat Berat

4
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 1.6 Gambar Mobilisasi Alat Berat dengan Trailer

1.2 Barak Kerja

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembuatan / pembangunan tempat hunian lapangan bagi
tim proyek selama proyek berlangsung untuk meingkatkan efisiensi dan kesigapan
dalam menangani atau mengeksekusi pekerjaan dalam proyek.

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembuatan / pembangunan tempat hunian lapangan bagi
tim proyek untuk meingkatkan efisiensi dan kesigapan dalam menangani atau
mengeksekusi pekerjaan dalam proyek.

Barak pekerja seluas 70 m\

akan dibangun di lokasi yang disesuaikan dengan area lokasi pekerjaan. Pondasi
terbuat dari pondasi batu kali dengan dinding bata dan atap asbes. Lantai berupa tegel
porselen dan tegel keramik.

5
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 1 3 Tabel Inventarisasi Alat Survey

No Jenis Alat Kapasitas Unit

1. Total station - 1
2. Waterpass - 1
3. Meteran - 1
4. Alat Bantu - 1

Tabel 1 4 Tabel Jumlah Personil di Barak Pekerja

No Tenaga Kerja Orang

1. Surveyor dan Assisten 1


2. Drafter 1
3. Pelaksana 1
4. Pekerja 10

Gambar 1.7 Gambar Barak Kerja Personel

1.3 Direksi Keet

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembuatan/pembangunan kantor Penyedia Jasa,


Konsultan supervisi dan direksi Pekerjaan yang bertujuan sebagai tempat kegiatan
perkantoran untuk mendukung/menunjang pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
sesuai kontrak. Kantor Penyedia Jasa terletak di lokasi dekat stockpile, menjadi satu
kawasan dengan gudang, batching plant dan barak pekerja.

6
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

 Pembangunan Kantor

Pekerjaan ini adalah pembangunan Kantor Kontraktor, Kantor Pengawas


Supervisi, dan Kantor Direksi. Kantor Pengawas & Direksi dibangun dengan
pondasi bangunan dari pondasi batu kali dengan dinding bata, kuda-kuda kayu,
atap asbes dan lantai keramik. Bangunan kantor pengawas & direksi akan
disesuaikan dengan spesifikasi.

 Pagar kerja, Pos Jaga dan Papan Nama Proyek

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembangunan/pembuatan pagar disekeliling lokasi


kerja, yang bertujuan untuk keamanan lokasi kerja dari gangguan terhadap
pencurian material proyek, masuknya warga sipil atau para pekerja proyek untuk
sembarang memasuki areal lokasi.

1.4 Penyediaan Air Bersih & Sanitasi, Sarana Penerangan Kantor, dan Sarana
Telekomunikasi

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembangunan / pembuatan dan operasioanal fasilitas


pokok terutama air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang akan digunakan untuk
menunjang pekerjaan selama proyek berlangsung.

1.5 Access Road (Jalan Akses)

Untuk kelancaran dan transportasi antara / dari dan ke lokasi Bendungan Seulimum
direncakanan Fasilitas Jalan Akses yang mampu menjangkau tempat-tempat utama dari
pusat-pusat kegiatan Bendungan Seulimum.

Jalan akses yang dibuat melingkupi antara lain mulai dari jalan masuk Bendungan
Seulimum yang terhubung ke Lokasi Pekerjaan di Pengelak, di Spilway, di Bendungan
Seulimum Utama, dan Konstruksi Penunjang / pendukung lainnya.

1.6 Gudang

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembangunan / pembuatan gudang, yang bertujuan untuk
melindungi / menjaga agar kondisi material yang akan dipakai untuk pelaksanaan terjaga
mutu / kualitasnya sesuai spesifikasi. Gudang terdiri dari dua yaitu gudang material dan
gudang bahan peledak. Gudang terletak di dekat stockpile, menjadi satu area dengan
kantor lapangan, barak pekerja.

7
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

1.7 Dokumentasi (foto dan video)

Pekerjaan ini adalah kegiatan untuk merekam pekerjaan Bendungan Seulimum selama
masa konstruksi dari mulai hingga selesai untuk nantinya di akhir pekerjaan akan
dirangkum menjadi satu kesatuan dokumentasi pembangunan bendungan.

1.8 Pencegahan Covid - 19

Pekerjaan ini adalah berupa kegiatan dalam mencegah penyebaran Covid – 19 di


lingkungan pekerjaan, bisa berupa pengadaan klinik sekali sebulan dan pengadaan
leaflet, spanduk pencegahan Covid - 19. Pencegahan ini akan disesuaikan dengan
spesifikasi.

1.9 Pemantauan Lingkungan

Pekerjaan ini adalah kegiatan pemantauan lingkungan yang terkena dampak


pembangunan Bendungan Seulimum. Pekerjaan ini kan disesuaikan dengan spesifikasi.

1.10 Penyelenggaraan K3 Konstruksi

Pekerjaan ini adalah kegiatan pengadaan dan operasional alat K3 untuk keperluan
pekerjaan dan pemantauan para pekerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Tujuan dalam
kegiatan ini adalah tidak terjadi kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan.

8
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB II
PEKERJAAN TANAH

2.1. Pembersihan

Lahan yang dibangun jalan, 1 meter di luar semua bagian yang dipotong dan di ujung
timbunan jalan raya, dan tanah di sepanjang saluran samping akan dibersihkan dari
pepohonan, semak belukar, tumbuhan, tunggul pohon, akar-akaran, sampah dan
material lainnya termasuk bangunan pondasi, pagar dan dinding penahan yang ada.

Material yang diperoleh dari operasi pembersihan harus dibakar atau dibuang sesuai
petunjuk direksi, pohon-pohon di luar daerah pembersihan tidak boleh ditebang tanpa
persetujuan direksi. Pembakaran yang dilakukan harus sampai menjadi abu
(sempurna). Semua pohon yang ditebang sesuai persetujuan pemberi kerja dan
semua pohon yang laku dijual tetap menjadi pemilik pemberi kerja.

Permukaan tanah di bawah timbunan jalan harus dibersihkan dari bonggol pohon,
akar-akaran dan benda-benda kecuali tanah yang berada minimum satu meter di
bawah sub-grade atau kemiringan timbunan. Lubang yang diakibatkan pencabutan
bonggol pohon dan akar-akaran akan ditimbun kembali dengan material yang disetujui
sesuai dengan ketentuan untuk timbunan level terkait.

MULAI
MULAI

Survey

Pembersihan & pembajakan

Area buangan

SELESAI
SELESAI
Gambar 2.1 Gambar Bagan Alur Pembersihan Lahan

9
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Sumber daya yang digunakan :


Tabel 2. 1 Tabel Peralatan yang digunakan
No Jenis Alat Kapasitas
1. Bulldozer 100 - 150 Hp
2. Excavator 100 - 160 Hp

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan excavator dan bulldozer yang


selanjutnya dibawa ke lokasi pembuangan dan dibakar.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pembersihan Lahan

10
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 2.3 Clearing,Grubbing dan Pemotongan Pohon

2.2. Pekerjaan Galian Tanah

Galian tanah mrupakan galian terbuka dari semua material yang meliputi, tapi tidak
terbatas pada tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, kerikil, batuan lepas dan
sebagainya yang bukan termasuk batuan lapuk dan batuan yang dapat digali secara
efisien tanpa menggunakan bahan peledak atau bulldozer dengan ripper dan penggali
hidrolis seperti yang ditetapkan direksi.

Mengingat semua klasifikasi material yang ditemukan harus digali sampai kemiringan
dan batas seperti pada gambar atau saran direksi, apabila subgrade berada pada
potongan tanah biasa maka dibentuk potongan melintang dan bila diperlukan dibentuk
profil memanjang, tetapi lebih tinggi daripada elevasi desain karena dimungkinkan
adanya penurunan elevasi akhir potongan akibat pemadatan. Material harus
dipadatkan dengan roller yang sudah disetujui direksi dan kadar air harus disesuaikan
sebelum pemadatan.

Material yang digali dalam batas jalan akses, akan secara efektif dimanfaatkan untuk
formasi timbunan jalan kecuali ditentukan direksi. Batuan galian yang lebih setelah
dimanfaatkan timbunan, apabila cocok untuk konstruksi permanen akan ditimbun di
stockpile, sedangkan material galian yang tidak cocok akan diangkut ke spoil bank.

11
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

MULAI
MULAI

Survey

Penggalian

Pengangkutan Pengangkutan
Ke lokasi Ke stockpile atau
tanggul area buangan

SELESAI
SELESAI

Gambar 2.4 Bagan Alir Pekerjaan Galian Tanah

Sumber daya yang digunakan.

Tabel 2 5 Tabel Peralatan yang digunakan

No Jenis Alat Kapasitas


1. Excavator 100 – 160 Hp
2. Dump Truck 4 m3
3. Bulldozer 100 – 150 Hp

12
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 2.5 Pengangkutan ke lokasi timbunan atau stockpile atau area buangan

Pemotongan galian dilakukan dengan menggunakan excavator untuk selanjutnya


dibawa ke Embankment Site (lokasi pekerjaan sudah siap) atau stockpile, material
tersebut akan dioptimalkan sebagai formasi timbunan badan jalan sesuai instruksi
direksi. Apabil tidak bisa digunakan akan di kirim ke area buangan.

Gambar 2.6 Penghamparan material galian di lokasi penimbunan dengan


menggunakan bulldozer.

Gambar 2.7 Dokumentasi Pekerjaan Galian Tanah Cutting,Hauling dan Loading.

13
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

2.3. Pekerjaan Timbunan Tanah

Timbunan harus dibangun di lokasi yang mana trase jalan, kemiringan, dan
dimensinya tercantum dalam gambar atau seperti yang disarankan direksi Pekerjaan
dan Konsultan Supervisi.

Material timbunan terdiri dari hasil galian jalan masuk atau daerah lain seperti
disarankan direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , material ini harus bebas dari
semak, akar, tumbuh-tumbuhan, atau batu besar serta material yang tidak sesuai.
Material ini tidak boleh ditempatkan pada bagian jalan yang akan ditimbun kecuali
pondasi sudah siap dan sudah disetujui direksi. Mutu material harus mendapatkan
persetujuan dari direksi dan tidak termasuk semua zat organik atau material
pengganggu lainnya.

Material akan ditangani dan ditempatkan sedemikian rupa untuk mendapatkan


pemadatan dan kepadatan yang diinginkan.

Metode penanganan, penempatan,kontrol kelembaban dan pemadatan timbunan


harus sesuai dengan spesifikasi atau persetujuan direksi Pekerjaan dan Konsultan
Supervisi.

Volume timbunan diperkirakan 6707.08 m3. Material diperoleh dari galian terseleksi
yang diambil dari galian Bendungan Seulimum, konduit dan quarry. Material tersebut
disimpan di stock pile.

Material hasil galian yang hancur atau berbutir kecil harus ditempatkan ter[isah dengan
material galian berupa bongkahan pada stock pile. Material random harus merupakan
perpaduan yang baik, tahan lama, batuan berkualitas baik, batu besar dan kerikil
dengan ukuran partikel maksimum kurang dari 30 (tiga puluh) cm. Disamping itu juga
tidak boleh mengandung partikel lolos saringan No. 200 melebihi 40 (empat puluh)%.

Penempatan material random berbutir halus ditempatkan pada daerah hilir dibagian
tubuh Bendungan Seulimum sedangkan material random yang berbutir besar
ditempatkan dihulu dan dihilir bagian luar tubuh Bendungan Seulimum. Pelaksanaan
dalam penanganan penempatan dan pemadatan material tubuh Bendungan Seulimum
harus menghasilkan distribusi dan gradasi yang merata diseluruh zone. Batuan yang
menggerombol yang mengganggu pemadatan harus dihilangkan.

Pada masing-masing tubuh Bendungan Seulimum harus dibasahi sesuai saran Direksi
dan dipadatkan sampai pada tingkat kepadatan yang diinginkan dengan vibrator roller
yang dilewatkan sesuai hasil field test pada masing-masing strip yang sama lebarnya
dengan panjang drum roller, sampai seluruh permukaan zona dipadatkan sesuai

14
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

kepadatan yang diinginkan, namun berapa kali roller atau bulldozer dilewatkan
tergantung dari hasil test lapangan dan pelaksanaan field test. Jumlah lintasan yang
diperlukan untuk alat pemadatan akan ditentukan berdasarkan uji timbunan (test fill /
test embankment).

MULAI
MULAI

Pengajuan
Pengajuan material
material random
random

Tidak Pengajuan
Pengajuan
Disetujui
Disetujui Lokasi
Lokasi yang
yang
lain
lain

Ya

Penggalian
Penggalian

Pengangkutan
Pengangkutan ke
ke lokasi
lokasi

Penyebaran
Penyebaran material
material

Pemadatan
Pemadatan material
material
Tidak
Cek
Cek // Tes
Tes

Ya
SELESAI
SELESAI

Gambar 2.8 Bagan Alur Pekerjaan Timbunan

Sumber daya yang digunakan.


Tabel 3. 1 Tabel Material yang digunakan

No Material
1. Timbunan Random Tanah (dari stockpile di lokasi)

15
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 2.2 Tabel Peralatan yang digunakan

No Jenis Alat Kapasitas


1. Excavator 100 – 160 Hp
2. Bulldozer 100 – 150 Hp
3. Dump Truck 4 m3
4. Vibro Roller Sheepsfoot -
5. Water tank truck -

Tabel 2.3 Tabel Pekerja Yang dibutuhkan

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Pekerja

Gambar 2.9 Material timbunan tanah diambil dari stockpile dan diangkut dengan
dump truck ke lokasi

Gambar 2.10 Timbunan Tanah Tubuh Bendungan Seulimum dihampar di lokasi


dengan menggunakan bulldozer, berikutnya diikuti penyiraman dengan menggunakan
water tank truck untuk mendapat kadar air yang diinginkan

16
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 2.11 Pemadatan akan dilakukan dengan Vibro Roller Sheepsfoot, jumlah
lintasan pemadatan sebenarnya yang dibutuhkan untuk alat pemadatan akan
ditentukan berdasarkan pada uji timbunan (test fill) hingga didapatkan kepadatan
sesuai dengan spesifikasi.

Gambar 2.12 Contoh Pengambilan Material Random, Penghamparan dan Pemadatan


Material Random, Pengetesan Timbunan Random (Uji SandCone)

2.4. Pekerjaan Rip - Rap

Volume timbunan diperkirakan 392 m3. Material diambil dari Quarry atau daerah lain
yang disetujui direksi. Material tersebut ditemptkan di stockpile.

Material yang dipergunakan harus berupa campuran batu yang cukup keras, awet,
bergradasi baik yang dengan ukuran butiran sebagai berikut:

17
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 2.4 Tabel Material Batu Rip - Rap yang diijinkan

Sieve Size / Ukuran Ayakan


100 mm 200 mm 500 mm 1000 mm 1250 mm
Persen
Lolos 4–0 10 – 0 55 – 25 100 – 80 100
(%)
Material dihampar terus menerus berupa lapisan mendatar untuk mencegah segregasi
dan rongga besar yang membahayakan tebal tiap lapis tidak melebihi 100 (seratus)
cm, untuk Rip - Rap ini tidak perlu dipadatkan.

Material Rip - Rap dilakukan kontrol secara visual terhadap ukuran terbesar dan
terkecil dari material Rip - Rap, kontrol ini dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
Rip - Rap di lapangan bila terjadi penyimpangan langsung memberikan pengertian
kepada pengawas pelaksana yang akan diteruskan ke operator.

Setelah diadakan pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi spesifikasi maka pekerjaan


dilanjutkan ke lapis berikutnya dengan ketebalan tidak melebihi setandart yang telah
ditentukan dan di setujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Surpervisi. Lapisan Rip
- Rap harus dihampar membentang penuh kearah lebar dan panjang sesuai dengan
kapasitas alat.

Material batuan akan disuplai selain dari hasil galian dan dari material di quarry.

Sumber daya yang digunakan:

Tabel 2.5 Tabel Lokasi Material Batu Rip - Rap yang diijinkan

No Material
1. Timbunan Batu (dari stockpile di lokasi)

Tabel 2.6 Tabel Peralatan Yang digunakan

No Jenis Alat Kapasitas


1. Excavator 100 – 160 Hp
2. Dump Truck 4 m3

Tabel 2.7 Tabel Tenaga Kerja

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Pekerja

18
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

MULAI
MULAI

Pengajuan
Pengajuan material
material
(Rip
(Rip -- rap)
rap)

Tidak
Pengajuan
Pengajuan
Disetujui
Disetujui Lokasi
Lokasi lain
lain

Ya

Penggalian
Penggalian

Pengangkutan
Pengangkutan ke
ke lokasi
lokasi

Penyebaran
Penyebaran material
material

Pemadatan
Pemadatan

Tidak
Cek
Cek //
Tes
Tes

Ya

SELESAI
SELESAI

Gambar 2.13 Bagan Alur Pekerjaan Rip - Rap

19
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 2.14 Timbunan Batu ditempatkan di lokasi dengan menggunakan Excavator.

Gambar 2.15 Peletakan timbunan Rip - Rap dengan menggunakan Excavator,

proses ini senantiasa dikawal oleh tim survey dan diawasi pelaksana untuk
mendapat kemiringan akhir dan memastikan tidak ada rongga yang tertinggal
diantara fragmen batu besar tanpa diisi dengan fragmen batuan yang lebih kecil
(umumnya dilakukan secara manual) sehingga didapatkan “interlock” yang baik.

20
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 2.16 Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Rip - Rap, Pengaturan Material
batu Di stockpile. Penurunan material batu, Survey Kemiringan dan Peletakan
Material batu, Pelaksanaan Timbunan Material batu.

21
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB III
PEKERJAAN BETON

3.1. Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton yang dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi dan seperti
gambar dan sesuai petunjuk direksi. Semua pekerjaan beton dilaksanakan pada waktu
ada direksi.

Semen yang dipakai pada pekerjaan beton adalah tipe portland seseuai standar SNI
(Standart Nasional Indonesia) atau ASTM C 150 atau yang disarankan direksi. Apabila
dianggap perlu, maka beton bisa ditambahkan bahan pencampur (admixture) untuk
meyempurnakan pelaksanaan pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan beton dan
menaikkan sifat spesial lainnya. Admixture tidak boleh digunakan sebelum disetujui
direksi.

Agregate halus dan kasar yang digunakan dalam pekerjaan beton diperoleh dari
quarry site atau borrow area di dasar sungai seperti pada gambar atau dari lokasi lain
yang disarankan direksi. Bila material agregate berasal dari sumber lain, maka
material tersebut harus mendapt persetujuan dari direksi. Air yang digunakan dalam
pekerjaan beton harus sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan.

Pelaksanaan pekerjaan beton dilakukan berhubungan dengan pekerjaan galian. Untuk


pekerjaan beton dilakukan setelah selesai dan tubuh Bendungan Seulimum mencapai
timbunan elevasi yang dimungkinkan untuk pekerjaan beton.

Sumber daya yang diperlukan


Tabel 3. 2 Tabel Pekerjaan Beton
No Material
1. Beton K-225
2. Beton K-175
3. Beton K-125

Tabel 3. 3 Tabel Pekerjaan Beton

No Alat
1. Concrete Mixer 0,3 m3
2. Concrete Vibrator

22
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 3. 4 Tabel Pekerjaan yang dibutuhkan

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Pekerja
3. Tukang

START
START

Pabrikasi dan pemasangan tulangan

Pemasangan bekisting

Pengecekan elevasi

Pembersihan permukaan

Pencampuran dan transportasi beton

Pengecoran beton

Finishing

Curing

FINISH
FINISH

Gambar 3.1 Bagan Alur Pekerjaan Beton

3.2. Pekerjaan Tulangan

Besi tulangan harus menggunakan tulangan ulir (D-form) yang dibuat oleh pabrik yang
sudah disetujui oleh direksi harus sesuai dengan standar SNI (Standart Nasional
Indonesia) atau ASTM A 15-16 atau standar sejenis yang disetujui oleh direksi.

23
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Sebelum penulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan permukaan begel harus


bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat lain yang menurut direksi harus
dibersihkan sebelum diisi beton. Tulangan harus ditempatkan dalam posisi yang
tepat sehingga ada jarak yang tegas setidaknya 40 mm antara tulangan dan diantara
pekerjaan baja yang diletakkan didekatnya tulangan tidak meleset letaknya pada
waktu pengecoran beton.

Sumber daya yang dibutuhkan :


Tabel 3. 5 Tabel Bahan Material Pekerjaan Tulangan

No Material
1. Besi beton
2. Kawat bendrat

Tabel 3. 6 Tabel Alat Pekerjaan Tulangan

No Alat Kapasitas
1. Bar Bender -
2. Bar Cutter -
3. Flat Bed Truck 3 – 4 ton

Tabel 3. 7 Tabel Pekerja Pekerjaan Tulangan

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Tukang
3. Pekerja
3.3. Pekerjaan Bekisting

Bekisting digunakan untuk membentuk beton dan apabila diperlukan diberi kayu
penyangga sebagai alat bantu. Permukaan semua bekisting yang berhubungan
dengan beton harus bersih, kaku, dan kokoh untuk mencegah hilangnya mortar.

Material yang digunakan dari baja dan kayu yang sebelumnya harus disetujui oleh
direksi. Kayu harus bagus dan lurus, bebas dari penyimpangan, bengkokan dan
kekeroposan, serta lebar dan tebalnya harus sama dan halus sebelum pembuatan
bekisting.

Bahan bekisting harus sesuai dengan persyaratan berikut, kecuali dipersyaratkan lain :

24
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 3. 8 Tabel Bahan Material Pekerjaan Bekisting

Finishing atau permukaan Bahan bekisting dari kayu Bahan bekisting dari baja
bekisting yang diperlukan
F1 (Non Ekspose) Tipe apa saja seperti saran Tipe apa saja seperti saran
direksi direksi
F2 (Ekspose) Tipe yang sudah disetujui direksi Seperti yang disarankan &
atau plywood disetujui direksi
F4 (Ekspose) Plywood Tidak diperbolehkan

Tabel 3. 9 Tabel Pekerja Pekerjaan Bekisting

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Tukang
3. Pekerja

Tabel 3. 10 Tabel Alat Pekerjaan Bekisting

No Material
1. Kayu balok
2. Multiplek t 12 mm (non ekspose)
3. Paku
4. Oil form
5. Material bantu form

Gambar 3. 2 Ilustrasi Pekerjaan Tulangan Beton

25
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 3.3 Ilustrasi Pabrikasi dan pemasangan tulangan

Gambar 3.4 Ilustrasi Pekerjaan Bekisting

Gambar 3.5 Ilustrasi Pekerjaan Bekisting

26
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 3.6 Ilustrasi Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pemasangan tulangan, bekisting dan cor beton beton dilakukan secara
berkesinambungan dan dilakukan tiap segmen hingga struktur selesai.

Gambar 3.7 Contoh Dokumentasi Pekerjaan Pengecoran

3.4. Pekerjaan Waterstop

Waterstop yang digunakan adalah tipe A (lebar 300 mm). Pemasangan waterstop
harus sesuai dengan posisi dalam gambar atau seperti pengarahan dari direksi
Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Tidak ada penggunaan waterstop pada pekerjaan
beton sepanjang konduit (Bottom Outlet dan Intake) di bawah timbunan inti karena
tidak ada sambungan beton. Waterstop harus sesuai dengan syarat SNI (Standart
Nasional Indonesia) atau standar lain dan terlebih dahulu disetujui direksi.

Pemasangan waterstop harus sesuai dengan lebar material yang dipasang pada
beton, pada masing-masing sisi sambungan. Beton harus ditempatkan secara hati-hati

27
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

dan divibrasi di sekitar waterstop. Waterstop harus mempunyai kekuatan yang


memadai sehingga tetap berada di posisinya pada waktu pembetonan.

Sumber daya yang dibutuhkan


Tabel 3. 11 Tabel Bahan Material Pekerjaan Waterstop

No Material
1. Waterstop W=300 mm

Tabel 3. 12 Tabel Pekerjaan Pekerjaan Waterstop

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Tukang
3. Pekerja

28
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB IV
PEKERJAAN PIPA DAN AKSESORIS

4.1. Pekerjaan Pipa dan Aksesoris

Pekerjaan Pipa dan Aksesoris pada Pekerjaan Pembangunan Bendungan Seulimum


di Kabupaten Aceh Besar dilaksanakan di akhir pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi :

- Inlet Trashrack ((2 m x 1,50 m) x 1 buah)

- Butterfly valve (dia. 100 mm)

- Flanged valve (dia. 100 mm,150 mm,250 mm)

- Pipa Galvanis Iron (GI) (dia. 150 mm)

- Pipa HDPE (dia. 150 mm, 250 mm)

- Pipa Rubber Hose (dia. 150 mm)

- Pintu (1.50 x 1 m )

- Air valve (dia. 150 mm)

- Flange (dia 100 mm, 150 mm, 250 mm)

Keseluruhan Item Pekerjaan diatas termasuk sisi desain, suplai, testing, pengerjaan
akhir, pengecatan, pengepakan untuk pengiriman, asuransi, pengapalan,
penyerahan/pemasukan ke lokasi pekerjaan, pengangkutan, instalasi/pemasangan,
testing di lokasi pekerjaan dan tes fungsi. Pekerjaan Pipa dan Aksesoris akan
dilaksanakan apabila pekerjaan Tubuh Bendungan Seulimum, Inlet, pelimpah sudah
dilaksanakan terlebih dahulu

4.2. Desain

Sebelum memulai pabrikasi peralatan, kriteria desain, kalkulasi/perhitungan, ukuran-


ukuran gambar dan diagram yang menunjukkan semua detail dari peralatan dan
bahan-bahan yang akan dipakai, harus diserahkan kepada direksi Pekerjaan dan
Konsultan Supervisi.

4.3. Fabrikasi

Semua bahan yang digunakan adalah bahan baru, kelas satu, dan yang umum
digunakan serta sesuai dengan sifat-sifatnya. Semua bahan harus memenuhi standar

29
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Standart Nasional Indonesia (SNI) terbitan terbaru kecuali ditetapkan lain atau atas
persetujuan direksi

Semua bagian harus sesuai dengan dimensi sebagaimana tercantum dalam gambar
desain yang telah disetujui. Dalam pengerjaannya, semua produk harus klas tertinggi
untuk menjaga kehalusan dan bebas dari getaran pada waktu dioperasikan dalam
segala kondisi dan desain. Semua bagian harus tidak boleh terpuntir, aus atau rusak
akibat kondisi kerja yang berat.

4.4. Test Perakitan di Pabrik

Semua peralatan harus dirakit di pabrk sebelum dikirim dan harus diuji peralatan
tersebut untuk menunjukkan kepada direksi bahwa peralatan tersebut berikut
komponen - komponennya memenuhi persyaratan.

Semua pengujian harus dilaksanakan dengan kondisi operasional sejauh mungkin


mendekati operasi yang normal sebagaimana mestinya.

4.5. Pengiriman

Semua barang harus dipak dengan baik atau diberi proteksi agar tidak rusak selama
dalam pengiriman dari pabrik sampai di lokasi pekerjaan, direksi pekerjaan dan
konsultan supervisi berhak untuk memeriksa dan menyaksikan peralatan dan
pengepakan sebelum barang dikirim.

Sumber daya yang dibutuhkan.

30
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 4.1 Tabel Bahan Material Pekerjaan Pipa & Aksesoris


No Material
1 Butterfly valve (dia. 100 mm)
2 Flanged valve (dia. 100 mm,150 mm,250 mm)
3 Pipa Galvanis Iron (GI) (dia. 150 mm)
4 Pipa HDPE (dia. 150 mm, 250 mm)
5 Pipa Rubber Hose (dia. 150 mm)
6 Pintu (1.50 x 1 m )
7 Air valve (dia. 150 mm)
8 Flange (dia 100 mm, 150 mm, 250 mm)
9 Butterfly valve (dia. 100 mm)
10 Flanged valve (dia. 100 mm,150 mm,250 mm)
11 Pipa Galvanis Iron (GI) (dia. 150 mm)
12 Pipa HDPE (dia. 150 mm, 250 mm)
13 Pipa Rubber Hose (dia. 150 mm)

Tabel 4.2 Tabel Pekerjaan Pekerjaan Pipa & Aksesoris

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Tukang
3. Pekerja

31
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

START
START

Desain
Desain Pipa
Pipa dan
dan Aksesoris
Aksesoris

Test
Test Material
Material // Bahan
Bahan

No Proposed
Proposed
Approved
Approved Other
Other
Material
Material
Pass

Fabrikasi
Fabrikasi

Perakitan
Perakitan di
di Pabrik
Pabrik

No
Approved
Approved

Pass

Packing
Packing

Pengiriman
Pengiriman

Pemasangan
Pemasangan di
di Lapangan
Lapangan

No
Test
Test

Pass

FINISH
FINISH

Gambar 4.1 Bagan Alur Pekerjaan Pipa dan Aksesoris

32
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB V
PEKERJAAN PEMANCANGAN BETON

5.1. PEKERJAAN PEMANCANGAN BETON

Pemancangan Beton ukuran 20x20x400 dengan bentuk persegi adalah suatu sarana
yang dibuat sebagai penunjang/pendukung baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga bangunan utama (dalam hal ini berupa dinding revetment
Bendungan Seulimum) dapat berfungsi dengan baik, dan bangunan tersebut dapat
menahan beban yang diterima semisal longsor, settlement pada bangunan dinding
revetment beton Pekerjaan bangunan fasilitas ini dilaksanakan di awal pekerjaan
karena lokasi yang tidak secara langsung berkaitan dengan lokasi Bendungan
Seulimum.

Ketentuan :

- Mutu Beton K – 450 (SNI)

- Ukuran 20 x 20 x 400 cm

- Bentuk Persegi

- Test dengan Hammer test sesuai dengan kekuatan beton rencana bersama direksi
sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi pekerjaan.

Material Pancang :

- Mini Pile ukuran 20 x 20 x 400 cm

- Diproduksi pabrikasi dengan system oleh pensuplai material

- Test dengan Hammer test sesuai dengan kekuatan beton rencana bersama direksi
sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi pekerjaan.

Metode Kerja :

- Untuk memudahkan transport material ke lokasi maka jalan untuk mobilisasi harus
dipersiapkan terlebih dahulu.

- Tiang Pancang mini pile adalah produk pabrikasi dengan spesifikasi sesuai standart
yang ditentukan yang pengangkutan dari pabrik ke site dengan menggunakan truk
trailer dan penurunan dan penumpukan di lokasi sesuai kebutuhan dan space yang
ada dengan menggunakan crawler crane 15 ton (service crane).

33
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

- Beton mempunyai kuat karakteristik yang sudah memenuhi untuk melawan tegangan
tekan tapi lemah terhadap tegangan Tarik dan tegangan teratur. Tiang pancang dari
beton mempunyai sifat mudah patah bila mendapat beban yang lebih kuat dari pada
beban rencana.

- Cara mengangkat pancang mini pile, pengangkatan dibuat dengan 2 atau 4 titik
angkut, kedudukan seling baja harus berada pada 2/10 dari total panjang dari kedua
ujung tiang.

Gambar 5.1 Ilustrasi Pengangkatan tiang pancang mini pile


- Pemancangan Menggunakan Hydraulic Static Pile Driver Menyiapkan alat pancang
Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), yaitu penyetelan pada komponen alat HSPD
(Crane,Counterweight, Aktivasi Mesin) dan juga meletakkan tiang pancang agar
berada dekat dengan lokasi yang akan dilakukan pemancangan.

- Perataan Lahan Tanah pada titik-titik yang akan dilakukan pemancangan harus
diratakan agar pemasangan tiang pancang menggunakan Hydraulic Static Pile
Driver ini dapat berjalan dengan baik dan agar dapat meminimalisir kesalahan yang
akan terjadi, dan karena alat HSPD harus berada pada tanah yang rata.

- Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan bantuan


service crane yang tergabung dalam unit HSPD dimasukkan peralatan ke dalam
lubang pengikat tiang atau yang disebut Clamping Box, kemudian sistem jack-in
akan naik dan mengikat atau memegangi tiang pancang tersebut, ketika tiang sudah
dipegang erat oleh Clamping Box, maka tiang mulai ditekan tiap 1,5 m. Di saat
pemancangan dilakukan check verticality tiang pancang setiap kedalaman 0,5 m s/d
2 m.

34
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.2 Memasukkan tiang pancang ke HSPD untuk dimulai pemancangan

- Untuk mengetahui besarnya tekanan yang diberikan pada tiang pancang pada alat
ini dilengkapi dengan manometer oil pressure yang terletak pada ruang control/kabin.
Besarnya tekanan yang diberikan kemudian dikonversikan ke pressure force (Mpa).

- Bila Clamping Box hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal
lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan Clamping Box bergerak naik ke
atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang disiapkan atau dolly bila tidak
dilakukan penyambungan.

- Apabila tiang belum menyentuh titik kedalaman yang direncanakan, tiang harus
disambungkan, maka ujung tiang yang berada diluar harus disisakan sepanjang 50
cm agar dapat disambungkan dengan tiang lain. Proses penyambungan sama
seperti awal pemancangan. Hanya saja tiang yang baru harus disambungkan atau
dilas dengan tiang yang telah tertanam. Sebelum disambungkan, cek kembali
verticality tiang.

- Setelah pengelasan selesai tiang kemudian ditekan kembali hingga kedalaman yang
direncanakan atau sesuai dengan desain load/beban rencana tiang pancang.

- Setelah tiang berada di titik kedalaman yang direncanakan, sisa tiang yang berada di
luar dipotong sampai rata dengan tanah. Hal ini harus dilakukan pada penggunaan

35
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

- HSPD dikarenakan alat ini tidak dapat bergerak jika pondasi tidak dipotong hingga
rata dengan tanah.

Untuk alur pekerjaan pemasangan tiang pancang dapat dilihat di bagan alur berikut ini:

Gambar 5.3 Pemotongan tiang pancang

Sumber daya yang dibutuhkan


Tabel 5. 1 Tabel Bahan Material Pekerjaan Tiang Pancang
No Material
1. Tiang Pancang 20x20x400

Tabel 5. 2 Tabel Pekerjaa Pekerjaan Tiang Pancang

No Tenaga Kerja
1. Mandor
2. Tukang
3. Pekerja

36
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

START
START

Desain
Desain Tiang
Tiang Pancang
Pancang

Test
Test Material
Material // Bahan
Bahan

No Proposed
Proposed
Approved
Approved Other
Other
Material
Material
Pass

Fabrikasi
Fabrikasi

Perakitan
Perakitan di
di Pabrik
Pabrik

No
Approved
Approved

Pass

Packing
Packing

Pengiriman
Pengiriman

Pemasangan
Pemasangan di
di Lapangan
Lapangan

No
Test
Test

Pass

FINISH
FINISH

Gambar 5.4 Alur Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang

37
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BAB VI
PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG

6.1 PEKERJAAN BANGUNAN PENUNJANG

Bangunan Penunjang adalah suatu bangunan yang dibuat sebagai sarana


penunjang/pendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga bangunan
utama (dalam hal ini berupa Bendungan Seulimum) dapat berfungsi dengan baik, seperti
penyediaan air irigasi, air baku domestik dan industri serta pengendalian. Pekerjaan
bangunan fasilitas ini dilaksanakan di awal pekerjaan karena lokasi yang tidak secara
langsung berkaitan dengan lokasi Bendungan Seulimum.

Bangunan Fasilitas pada Proyek Pembangunan Bendungan Seulimum meliputi :

- Rumah Jaga

- Pos Jaga

- Gardu Pandang

- Gudang

- Gapura

- Kantor Dinas

- Rumah Dinas

- Gazebo (4 Buah)

38
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 6. 1 Denah Lokasi Bangunan Pelengkap

K EMENTE RI AN PE K E RJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT


DI RE KT O RAT JENDE RAL SUMBERDAYA AIR
B AL AI WI LAYAH SUNG AI SUMATE RA - I PROVINSI ACEH
39 SUMATERA - I
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN BWS
PE RE NCANAAN BENDUNGAN

MEN GETAHUI/MENYETUJUI: MENGETAHU I/MENYETUJUI: N AMA PE KER JAAN


P EN YE DIA JASA P E J A BA T P E M B UAT KOMITMEN K AB UPATEN A CEH BE SAR M od el Tes t, P en ye mp ur na an D es ai n, S ertifikasi Desain
P T. S U WA N D A K A R YA MANDIRI - P ERENCA NAAN B EN DUNGAN B end ung an Seu lim um Kab upa ten Ac eh Besar
P T. M ITR A P RIM A KONSULINDO S N V T P E M B A N GU N A N BENDUNGAN BWS-SI K ECAMATAN S eulimeum
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

BANGUNAN PENUNJANG

PEKERJAAN PEKERJAAN SEKAT DAN PEKERJAAN ATAP DAN PEKERJAAN


PERSIAPAN FINISHING
STRUKTUR LANTAI LANGIT-LANGIT INSTALASI

RANGKA
PONDASI DINDING LISTRIK
ATAP

PENUTUP
KOLOM LANTAI DRAINASE
ATAP

BALOK KUSEN PLAFOND

Gambar 6.2 Bagan Alur Pekerjaan Bangunan Pelengkap

40
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

6.2 Pembersihan Lokasi

 Pembersihan semak belukar dilaksanakan dengan bulldozer hingga permukaan


tanah bersih. Pembersihan lahan bertujuan menghilangkan pohon, semak
belukar, sisa tebangan pohon, pembusukan sampah organik maupun material
lain yang dianggap tidak diperlukan untuk kekuatan pondasi, perkerasan jalan
dan struktur.

 Pohon-pohon yang besar terlebih dahulu dipotong dengan mempergunakan


gergaji mesin (chain saw).

 Material sisa pembersihan dikumpulkan dan diloading ke dump truk


mempergunakan excavator, selanjutnya dibuang di lokasi pembuangan, di lokasi
pembuangan diratakan dan dirapikan dengan mempergunakan bulldozer.
Selama proses pembuangan berlangsung akan diberikan tanda-tanda peringatan
dilokasi buangan sesuai prosedur K3.

 Material hasil pembersihan bisa juga dibakar apabila mendapat ijin dari Direksi
Pekerjaan dengan menempatkan orang untuk mengawasinya dari kemungkinan
bahaya kebakaran lingkungan maupun harta benda. Setelah itu bekas
pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Gambar 6.3 Pembersihan Lokasi

41
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

START
START

Survey
Survey

Pembersihan
Pembersihan lahan
lahan

Pembuangan
Pembuangan
sisa
sisa material
material

FINISH
FINISH

Gambar 6.4 Bagan Alur Pekerjaan Persiapan Bangunan Pelengkap

6.3 Pondasi Pasangan Batu Belah (Menerus)

 Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan, terlebih dahulu di pasang bauplank,


agar penggalian yang dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, tanah yang
digali dibuang pada tempat yang tidak dapat menggangu untuk tahapan
pekerjaan selanjutnya.

 Pengurugan pasir urug setebal 10 cm.

 Pekerjaan Batu Kosong dipasang dengan ketebalan 20 cm, dan ditimbun dengan
pasir di celah – celah batu dan disiram dengan air.

 Penyusunan batu Belah sebagai material utama pondasi, dilakukan bersama


mixed desain adukan 1pc : 4ps, disertakan juga pemasangan besi angkur
dinding.

Gambar 6.5 Dokumentasi Pekerjaan Pasangan Batu Belah (Menerus)

42
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 6.6 Bagan Alur Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Belah (Menerus)

6.4 Foot Plate (Pondasi Setempat)

 Penggalian tanah pondasi, lebar dasar galian tanah pondasi dibuat lebih lebar dari
ukuran pondasi agar lebih memudahkan dalam pengerjaan pondasi. Semua galian
tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pengerjaan penggalian sehingga
tidak mengganggu.

 Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah
dirakit dapat langsung diinstal. Pemasangan tulangan dilakukan secara manual
karena tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi tidak terlalu dalam.

 Bekisting merupakan suatu konstruksi bantu berupa papan-papan yang tersusun


yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan dicor.
Papan-papan tersebut disambung dengan klem/penguat sehingga tidak bocor.

 Pengecoran pondasi dengan mixed desain 1:2:3, pengecoran dilakukan bertahap


sesikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong, sehingga kerikil/split baik
yang berukuran kecil atau besar dapat masuk ke celah-celah tulangan.

43
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

START

Pengukuran

Bouplank

Galian tanah

Penulangan

Pasang Bekisting

Pengecoran

FINISH

Gambar 6.7 Bagan Alur Pekerjaan Foot Plate (Pondasi Setempat)

6.5 Pekerjaan Struktur Beton

Pekerjaan Struktur Beton terdiri dari :

1. Pekerjaan Sloof

2. Pekerjaan Kolom

3. Pekerjaan Balok

4. Pekerjaan Ring balk

 Material yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :

 Semen, yang digunakan adalah Portland semen (PC) Jenis I

 Pasir, harus berupa pasir pasang butiran – butiran yang tajam dan beraneka
ragam dan tidak mengandung lumpur lebih dari 5%.

44
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

 Kerikil, yang digunakan keras dan tidak kropos, mempunyai 3 bidang dan
diameter batu minimal 20 mm’ dengan kandungan lumpur tidak lebih 1%.

 Baja Tulangan, harus bersih dari karat, digunakan mutu U-24 untuk diameter
kurang dari 13 mm, penampang harus bulat dan memenuhi persyaratan NI-2
(PBI 1988).

 Kawat Beton, adalah dari baja lunak diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm, kawat pengikat beton harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI 1988).

 Air, yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam akali, garam dan
bahan – bahan organik lainnya.

Beton yang digunakan dalam pekerjaan ini yaitu dengan perbandingan campuran 1pc :
2psr : 3krl, dikerjakan setelah pekerjaan baja tulangan selesai dirakit dan telah dipasang
bekesting / mall, pencampuran harus betul – betul tercampur merata dengan
menggunakan alat pencampur beton dan pemadatan beton memakai alat penggetar,
bekesting / mall dibuka setelah umur beton telah cukup minimal 28 hari, beton harus
selalu dibasahi sebelum mencapai umur beton yang ditentukan, namun terhadap
bekesting / mall pada bagian vertikal bias dibuka setelah 3 hari, urutan pelaksanaan
pekerjaan beton yaitu dimulai dengan Beton Sloof 20/20 Cm, dipasang diatas pasangan
Batu pondasi, Kolom Beton 20/20 Cm, dipasang disetiap sudut atau pertumuan
pasangan bata, Balok Lantai 20/20Cm dipasang sebagai pilar di teras bagian depan,
Ring Balok 15/15 Cm. sebagai pengunci dikerjakan setelah pasangan bata selesai
dipasang seluruhnya. Untuk bagan alur pekerjaan beton dibangunan pelengkap dapat
dilihat di bawah ini.

45
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

START

Persiapan

Fabrikasi tulangan

Install Tulangan

Install bekisting

Pengecoran

Uninstall Bekisting

Curing

FINISH

Gambar 6.8 Bagan Alur Pekerjaan Foot Plate (Pondasi Setempat)

6.6 Pekerjaan Dinding dan Lantai

Lingkup pekerjaan Sekat dan Lantai Meliputi :

 Pekerjaan Dinding

 Pekerjaan Lantai

 Pekerjaan Kusen

1. Pekerjaan Dinding

Pasangan Dinding Bata merah dipasang dengan adukan 1pc : 4psr, dipasang
diatas sloof setinggi 20 cm sebagai pasangan kedap air dan selanjutnya
Pasangan Dinding Bata dengan campuran 1pc : 4psr semua dinding bata yang
dipasang tidak dipersipakan memikul beban, dalam pelaksanaan pemasangan

46
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

bata tidak diperkenankan lebih dari 2 m1, lapis bata yang satu dengan diatasnya
harus berbeda sentengah panjang bata dan pada pengakhiran sambungan
dibuat bertangga menurun dan tidak tigak bergigi untuk menghindari retak.
Setelah bidang dinding yang telah selesai pasangan bata, Plesteran untuk
semua bidang dinding campuran 1pc : 3psr dengan ketebalan 1 – 1,5 cm,
sebelum dilaksanakan pekerjaan terlebih dahulu bidang yang akan diplester
dibersihkan dan disiram dengan air, teknik perataan plesteran dengan memakai
mistar kayu yang digerakan secara vertical dan horizontal. Acian Dinding
dikerjakan setelah pekerjaan plesteran selesai dan umur plesteran telah cukup
selama kurang lebih 7 hari.

2. Pekerjaan Lantai

Lantai keramik dengan campuran 1pc : 3psr : 5krl, dikerjakan untuk semua
lantai ruangan dalam dan lantai selasar, sebelum di Lantai keramik, diurug
dahulu dengan pasir setebal 10 cm, disiram dengan air dan dipadat, sebelum di
cor semua pipa – pipa air dan saluran – saluran lainnya sudah harus terpasang.
keramik lantai kamar mandi dibuat kemiringan 1% kearah pembuangan air (floor
drain).

3. Pekerjaan Kusen

Kosen Pintu,Jendela/Ventilasi, sebaiknya dibuat sebelum pasangan dinding


dilaksanakan atau minimal kosen dipasang bersamaan dengan pasangan
dinding, kosen dibuat kokoh dan siku alangkah baiknya di skor dahulu, pada sisi
yang berhubungan dengan tembok dibuat alur / sponing dan dipasang angker.
Pintu Panel dan Bingkai Jendela/Ventilasi, dibuat kokoh dan siku, yang perlu
diperhatikan penyusutan kayu, dipasang setelah pekerjaan dinding termasuk
plesteran dan acian selesai dikerjakan dan kaca dipasang setelah pekerjaan
selesai seluruhnya.

47
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 6.9 Contoh Pemasangan Lantai

Gambar 6.10 Contoh Pemasangan Dinding Bata Merah

4. Pekerjaan Rangka Atap Galvanis (Baja Ringan)

Pekerjaan Atap dan Langit-Langit meliputi :

 Pek. Rangka Atap Baja

 Pek. Penutup Atap

 Pek. Plafond

48
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau


ringbalk harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja
ringan terpasang sesuai dengan persyaratan.

Persyaratan teknis rangka baja ringan, antara lain :

1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)


pada kedua tumpuannya.

2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.

3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.

4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).

5. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.

6. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan


pekerjaan.

5. Pekerjaan Plafond

 Rangka Plafon, ada dua jenis kayu yang dipakai yaitu kayu 5/10 cm dipasang
sebagai rangka ditepi tembok dipasang keliling, dan kayu 5/7 cm dipasang
sebagai rangka pembagi, jarak yang dibuat sesuai dengan gambar kerja.

 Penutup Plafond Gipsum, dipasang pada rangka yang telah tersedia dan
gipsum dipotong sesuai ukuran.

 List Profil/listplang, dipasang setelah penutup plafon selesai dipasang dan di


cat, profil juga dipasang setelah dicat.

 Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :

 Baja Ringan Galvanis, ukuran 5/10 Cm, 6/7 Cm, harus kering kondisi bagus

 Gipsum

 Listprofil/listplang, 10 Cm.

49
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 6.11 Contoh Pemasangan Plafond

6. Pekerjaan Instalasi

Lingkup Pekerjaan Instalasi meliputi:

1. Pek. Instalasi Listrik

2. Pek. Instalasi Air

Pekerjaan Instalasi Listrik meliputi :

1. Penyambungan

2. Pemasangan Instalasi

3. Pemasangan Aksesoris

6.7 Pekerjaan Instalasi Listrik

 Pemasangan dan pemyerahan armature lampu sesuai yang telah ditentukan dari
pengawalan sampai titik – titik cahaya lampu, saklar, stop kontak, termasuk
perlengkapan dalam dan luar gedung.

 Pemasangan dan penyerahan panel – panel listrik termasuk perlengkapannya,


pemasangan dan penyerahan instalasi faeder dari panel utama ke panel distributor
di dalam dan di luar gedung , pembuatanrencana kerja, jadwal kerja, gambar
pelaksanaan, gambar revisi serta pengetesan seluruh instalasi dan mendapat surat
dari PLN instalasi harus dibuat untuk tegangan (voltage) sesuai kondisi.

50
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah:

 Pipa PVC

 Kabel Listrik

 Aksesoris Listrik

Gambar 6.12 Contoh Pemasangan Instalasi Listrik

6.8 Pekerjaan Instalasi Air

 Pembuatan Saluran Air, di kerjakan di keliling bangunan dan dibuat kemiringan


sehingga air bias mengalir dengan baik ketempat pembuangan yang ditentukan.

 Pembuatan Saluran Air, di kerjakan di keliling bangunan dan dibuat kemiringan


sehingga air bias mengalir dengan baik ketempat pembuangan yang ditentukan.

 Pembuatan Septicktank /rembesan, dibuat sesuai dengan ukuran dan gambar kerja,
dipasang harus berdekatan dengan WC/KM.

 Pekerjaan ini termasuk juga pembuatan tower, rumah pompa dan pengeboran sumur
dalam.

Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :

1. Pipa PVC, sesuai ukuran untuk pipa air kotor/bersih

2. Kloset duduk, jongkok

3. Aksesoris

51
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 6.13 Contoh Ilustrasi Pemasangan Instalasi Air

6.9 Pekerjaan Finishing

Lingkup Pekerjaan Finishing meliputi :

1. Dinding

2. Kusen

3. Daun pintu panel

4. Plafond tripleks

5. Bingkai jendela

6. Papan listplank

7. Kolom teras

 Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari pekerjaan konstruksi, sehingga


pekerjaan ini memerlukan keahlian khusus dalam pelaksanaannya.

 Finishing Dinding / Plafon, menggunakan cat tembok sebelum dikerjakan dipastikan


bahwa permukaan bidang yang akan di cat harus bersih dan rata dikerjakan dengan
3 kali pengecatan 1 x cat dasar dan 2 x cat penutup, untuk tahapan pengecatan
terlebih dahulu pengecatan plafon baru pengecatan dinding.

 Finishing Kosen, pintu, jendela dan ventilasi, menggunakan politur / vernis, bidang
kayu yang akan dicat dibersihkan dulu dan diamplas dengan kertas pasir agar
permukaan benar – benar bersih dari debu/kotoran dan licin.

 Fisnishing Profil dan Listplank, menggunakan cat minyak, tahapan pelaksanaan


sama dengan pelaksanaan pekerjaan finishing kayu, warna cat yang akan digunakan
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

52
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :

 Cat tembok dan cat minyak

 Minyak cat

 Politur / vernis dan meni kayu

Gambar 6.14 Contoh Pekerjaan Pengecatan

53
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 1.1 Alur Kegiatan Survey Lapangan MC 0%.............................................................1


Gambar 1.2 Pekerjaan Surveying,Stacking out dan Penggambaran working
drawing....................................................................................................................................2
Gambar 1.3 Bagan Alir Mobilisasi Personel..................................................................3
Gambar 1.4 Gambar Mobilisasi Tenaga Kerja...............................................................4
Gambar 1.5 Bagan Alir Mobilisasi Alat Berat................................................................4
Gambar 1.6 Gambar Mobilisasi Alat Berat dengan Trailer.........................................5
Gambar 1.7 Gambar Barak Kerja Personel............................................................................................6

Gambar 2.1 Gambar Bagan Alur Pembersihan Lahan................................................9


Gambar 2.2 Ilustrasi Pembersihan Lahan....................................................................10
Gambar 2.3 Clearing,Grubbing dan Pemotongan Pohon.........................................11
Gambar 2.4 Bagan Alir Pekerjaan Galian Tanah.........................................................12
Gambar 2.5 Pengangkutan ke lokasi timbunan atau stockpile atau area
buangan.................................................................................................................................13
Gambar 2.6 Penghamparan material galian di lokasi penimbunan dengan
menggunakan bulldozer....................................................................................................13
Gambar 2.6 Dokumentasi Pekerjaan Galian Tanah Cutting,Hauling dan
Loading..................................................................................................................................13
Gambar 2.8 Bagan Alur Pekerjaan Timbunan............................................................15
Gambar 2.9 Material timbunan tanah diambil dari stockpile dan diangkut
dengan dump truck ke lokasi...........................................................................................16
Gambar 2.10 Timbunan Tanah Tubuh Bendungan Seulimum dihampar di lokasi
dengan menggunakan bulldozer, berikutnya diikuti penyiraman dengan
menggunakan water tank truck untuk mendapat kadar air yang diinginkan......16
Gambar 2.11 Pemadatan akan dilakukan dengan Vibro Roller Sheepsfoot,
jumlah lintasan pemadatan sebenarnya yang dibutuhkan untuk alat pemadatan
akan ditentukan berdasarkan pada uji timbunan (test fill) hingga didapatkan
kepadatan sesuai dengan spesifikasi...........................................................................17
Gambar 2.12 Contoh Pengambilan Material Random, Penghamparan dan
Pemadatan Material Random, Pengetesan Timbunan Random (Uji SandCone)
..................................................................................................................................................17
Gambar 2.13 Bagan Alur Pekerjaan Rip - Rap.............................................................19
Gambar 2.14 Timbunan Batu ditempatkan di lokasi dengan menggunakan
Excavator...............................................................................................................................20
Gambar 2.15 Peletakan timbunan Rip - Rap dengan menggunakan Excavator,
..................................................................................................................................................20
Gambar 2.16 Contoh Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Rip - Rap, Pengaturan Material batu Di
stockpile. Penurunan material batu, Survey Kemiringan dan Peletakan Material batu, Pelaksanaan
Timbunan Material batu......................................................................................................................20

Gambar 3.1 Bagan Alur Pekerjaan Beton.....................................................................22


Gambar 3. 2 Ilustrasi Pekerjaan Tulangan Beton.......................................................24
Gambar 3.3 Ilustrasi Pabrikasi dan pemasangan tulangan.....................................25
Gambar 3.4 Ilustrasi Pekerjaan Bekisting....................................................................25
Gambar 3.5 Ilustrasi Pekerjaan Bekisting....................................................................25
Gambar 3.6 Ilustrasi Pekerjaan Pengecoran..............................................................26
Gambar 3.7 Contoh Dokumentasi Pekerjaan Pengecoran..................................................................26

54
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Gambar 4.1 Bagan Alur Pekerjaan Pipa dan Aksesoris........................................................................31

Gambar 5.1 Ilustrasi Pengangkatan tiang pancang mini pile..................................33


Gambar 5.2 Memasukkan tiang pancang ke HSPD untuk dimulai pemancangan
..................................................................................................................................................34
Gambar 5.3 Pemotongan tiang pancang......................................................................35
Gambar 5.4 Alur Pekerjaan Pemasangan Tiang Pancang.....................................................................36

Gambar 6. 1 Denah Lokasi Bangunan Pelengkap......................................................38


Gambar 6.2 Bagan Alur Pekerjaan Bangunan Pelengkap........................................39
Gambar 6.3 Pembersihan Lokasi....................................................................................40
Gambar 6.4 Bagan Alur Pekerjaan Persiapan Bangunan Pelengkap....................41
Gambar 6.5 Dokumentasi Pekerjaan Pasangan Batu Belah (Menerus)................41
Gambar 6.6 Bagan Alur Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Belah (Menerus)...42
Gambar 6.7 Bagan Alur Pekerjaan Foot Plate (Pondasi Setempat).......................43
Gambar 6.8 Bagan Alur Pekerjaan Foot Plate (Pondasi Setempat).......................45
Gambar 6.9 Contoh Pemasangan Lantai......................................................................47
Gambar 6.10 Contoh Pemasangan Dinding Bata Merah..........................................47
Gambar 6.11 Contoh Pemasangan Plafond.................................................................49
Gambar 6.12 Contoh Pemasangan Instalasi Listrik...................................................50
Gambar 6.13 Contoh Ilustrasi Pemasangan Instalasi Air.........................................51
Gambar 6.14 Contoh Pekerjaan Pengecatan.......................................................................................52

Tabel 1 1 Alat Survey Pengukuran MC0%......................................................................2


Tabel 1 2 Jumlah Personel Pengukuran MC0%............................................................2
Tabel 1 3 Tabel Inventarisasi Alat Survey......................................................................6
Tabel 1 4 Tabel Jumlah Personil di Barak Pekerja.......................................................6
Tabel 1 5 Tabel Peralatan yang digunakan..........................................................................................12

Tabel 2. 1 Tabel Peralatan yang digunakan.................................................................10


Tabel 2.2 Tabel Peralatan yang digunakan..................................................................16
Tabel 2.3 Tabel Pekerja Yang dibutuhkan....................................................................16
Tabel 2.4 Tabel Material Batu Rip - Rap yang diijinkan............................................18
Tabel 2.5 Tabel Material Batu Rip - Rap yang diijinkan............................................18
Tabel 2.6 Tabel Peralatan Yang digunakan.................................................................18
Tabel 2.7 Tabel Tenaga Kerja...........................................................................................18

Tabel 3. 1 Tabel Material yang digunakan....................................................................15


Tabel 3. 2 Tabel Pekerjaan Beton....................................................................................21
Tabel 3. 3 Tabel Pekerjaan Beton....................................................................................21
Tabel 3. 4 Tabel Pekerjaan yang dibutuhkan...............................................................22
Tabel 3. 5 Tabel Bahan Material Pekerjaan Tulangan................................................23
Tabel 3. 6 Tabel Alat Pekerjaan Tulangan....................................................................23
Tabel 3. 7 Tabel Pekerja Pekerjaan Tulangan..............................................................23

55
LAPORAN METODE PELAKSANAAN

Tabel 3. 8 Tabel Bahan Material Pekerjaan Bekisting...............................................24


Tabel 3. 9 Tabel Pekerja Pekerjaan Bekisting..............................................................24
Tabel 3. 10 Tabel Alat Pekerjaan Bekisting..................................................................24
Tabel 3. 11 Tabel Bahan Material Pekerjaan Waterstop............................................27
Tabel 3. 12 Tabel Pekerjaan Pekerjaan Waterstop.....................................................27

Tabel 4.1 Tabel Bahan Material Pekerjaan Pipa & Aksesoris..................................30


Tabel 4.2 Tabel Pekerjaan Pekerjaan Pipa & Aksesoris........................................................................30

Tabel 5. 1 Tabel Bahan Material Pekerjaan Tiang Pancang.....................................35


Tabel 5. 2 Tabel Pekerjaa Pekerjaan Tiang Pancang.................................................35

56

Anda mungkin juga menyukai