Anda di halaman 1dari 14

UAS

KIMIA TEKNIK

DISUSUN OLEH :

RIZKY SANDI RAMADHANI (181222019151376)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
TAHUN 2022
1. a. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dari Larutan !
b. Kelarutan zat-zat dalam berbagai pelarut adalah berbeda-beda. Jelaskan beberapa
penyebab terjadinya perbedaan tersebut!
2. a. Sebutkan dan jelaskan Bahan Baku dari Semen!
b. Jelaskan pula Proses Pembuatan Semen! Lengkapi dengan Reaksi Kimia yang terjadi!
3. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Korosi! Jelaskan reaksi kimia yang terjadi!
b. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya korosi & pengendaliannya!
c Apakah yang dimaksud dengan bijih logam? Dan bagaimana kategori proses metalurgi
untuk bijih logam hingga menjadi produk logam akhir?
4. a. Apa yang dimaksud dengan Monomer dan Polimer! Berikan 2 contoh produk yang
merupakan senyawa polimer yang digunakan dalam bidang konstruksi/ industri!
Jelaskan!
b. Apakah yang dimaksud dengan hujan asam? Apa akibat yang terjadi dengan adanya
hujan asam?
5. a. Jelaskan secara singkat apa yang anda ketahui dengan granit dan intan dikaitkan
dengan kandungan kimia dan sifat-sifat bahan tersebut! Bagaimana penggunaannya
dalam bidang industri?
b. Mengapa Kimia Organik sering dihubungkan dengan istilah Hidrokarbon? Dan
jelaskan 3 contoh sederhana dari hidrokarbon!
Penyelesaian :
1. a. Ada berbagai macam larutan. Dapat dibagi sesuai dengan daya hantar dan kejenuhan
larutan itu sendiri.
1. Larutan Pekat dan Larutan Encer
Ada dua hal mendasar yang membedakan larutan pekat dan larutan encer. Keduanya
berbeda pada jumlah solvent dan solute nya. Jumlah solute pada solvent lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah proton pada larutan pekat. Sedangkan jumlah solvent
akan cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solute nya pada larutan encer.
2. Macam Larutan Sesuai Daya Hantarnya
Larutan sesuai daya hantar disebut sebagai larutan elektrolit. Air sebagai pelarut
memanglah bukan konduktor listrik yang baik dan disarankan. Namun jika air
dimasuki dengan senyawa ion terlarut semacam NaCl, maka larutan itu akan menjadi
konduktor listrik. Ada beberapa jenis larutan elektrolit yaitu:
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang keseluruhan molekulnya terbagi menjadi
ion-ion yang terkelompok secara sempurna. Hal ini membuat larutan tersebut
memiliki daya hantar yang tinggi, seperti contohnya larutan HCI atau asam klorida.
Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang tidak keseluruhan molekulnya menjadi
ion. Sehingga memiliki daya hantar yang cukup lemah.
Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang keseluruhan molekulnya tidak menjadi ion.
Sehingga larutan ini tidak bisa digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena
tidak memiliki daya hantar sama sekali.
Macam Larutan Sesuai Kejenuhan
Larutan terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan tingkat kejenuhannya. Seperti
yang ada dibawah ini :
Larutan jenuh
Larutan jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat beberapa solute. Solute ini
larut dan mengalami kesetimbangan pada solute padatnya.
Larutan tidak jenuh
Larutan tidak jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute yang kurang dari
yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan jenuh.
Larutan sangat jenuh
Larutan sangat jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute dalam jumlah
yang lebih banyak dibandingkan jumlah solute yang dibutuhkan dalam menghasilkan
larutan jenuh
b. Penyebab terjadinya perbedaan tersebut tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan
antara lain; suhu, jenis pelarut, pH, dan adanya ion senama (sejenis).
Suhu
Pengaruh suhu terhadap kelarutan hanya berpengaruh secara signifikan apabila fase
reaktan memiliki fasa padat atau gas. Untuk fasa padat, semakin tinggi suhu, semakin
tinggi kelarutan padatan tersebut dalam suatu pelarut. Dengan naiknya suhu larutan
maka jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan
antar zat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat
tersebut mudah larut.
Jenis Pelarut
Suatu senyawa akan larut apabila memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan
pelarutnya. Semakin serupa tingkat kepolaran antara zat terlarut dan pelarut, semakin
tinggi pula kelarutan zat terlarut di dalam pelarut.
pH
Kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah bergantung pada
larutannya. Contoh asam oksalat, saat dilarutkan ke dalam air akan melepaskan ion
H+ dan ion C2O24–. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat C2O24–
membentuk asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya.
Adanya Ion Senama (ion sejenis)
Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama seperti AgCI, AgNO3,
Ag2CrO4,AgBr, dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu ion perak
(Ag+). Demikian juga dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga dikatakan
memiliki ion senama yaitu ion klorida (Cl–).
2. a. Bahan Baku Semen antara lain sebagai berikut :
Batu Kapur (Limer Stone) 
Batu Kapur merupakan sumber utama senyawa Kalsium. Batu kapur murni umumnya
merupakan kalsit atau aragonit yang secara kimia keduanya dinamakan CaCO3.
Kalsium karbonat (CaCO3) di alam sangat banyak terdapat di berbagai tempat.
Kalsium karbonat berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat
dipakai untuk pembuatan semen Portland sebagai sumber utama senyawa Ca. Batu
kapur murni biasanya berupa Calspar (kalsit) dan aragonite. Senyawa Karbonat dan
Magnesium dalam batu Kapur umumnya berupa dolomite (CaMg(CO3)2. Dalam
proses pembuatan Semen, CaCO3 akan berubah menjadi oksida Kalsium (CaO) dan
dolomite berubah bentuk menjadi kristal oksida magnesium (MgO) bebas/Periclase.
Tanah Liat (Tanah Liat) 
Tanah Liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai sumber utama senyawa silikat dan aluminat dan sedikit senyawa besi.
Tanah liat memiliki berat molekul 796,40 g/gmol dan secara umum mempunyai
warna cokelat kemerah-merahan serta tidak larut dalam air. Dalam jumlah amat kecil
kadang-kadang juga didapati senyawa-senyawa alkali (Na dan K) yang dapat
mempengaruhi mutu semen.
Bahan Baku Penunjang 
Bahan baku penunjang adalah bahan mentah yang dipakai hanya apabila terjadi
kekurangan salah satu komponen pada pencampuran bahan mentah. Pada umumnya,
bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan
oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand),
1. Pasir Silika (silica sand). Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2
dalam tanah liat yang rendah. 
2. Pasir Besi (iron sand). Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3
yang biasanya dalam bahan baku utama masih kurang.
Bahan Tambahan
1. Gypsum. Di dalam proses penggilingan terak ditambahkan bahan tambahan
Gipsum sebanyak 4-5%. Gipsum dengan rumus kimia CaSO4.2H2O merupakan
bahan yang harus ditambahkan pada proses pengilingan klinker menjadi semen.
Fungsi gypsum adalah mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang
dikenal dengan sebutan retarder.
2. Abu Terbang (Fly Ash). Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran
batubara pada boiler pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk partikel halus
amorf dan bersifat Pozzolan yang dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar
dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat.
b. Proses Pembuatan Semen :
Proses pembuatan semen terdiri dari lima tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penyediaan bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan untuk kegiatan
produksi semen adalah batu kapur sekitar 75 - 90 % dan tanah liat sekitar 7 - 20
%, sedangkan bahan baku koreksi berupa pasir besi sekitar 1 - 3 % dan pasir
silika 1 - 6 %. 
2. Pengeringan dan penggilingan bahan baku. Penggilingan bahan mentah adalah
cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah menjadi lebih kecil atau membuat
luas permukaan material menjadi lebih besar. Tujuan dari penggilingan bahan
mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik
dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain
penggilingan, material juga mengalami pengeringan dengan media pengeringanya
berupa gas panas yang dapat berasal dari hot gas generator ataupun dari kiln
exchaust gas.
3. Pembentukan klinker (pembakaran). Tepung baku (raw meal) yang telah
dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan dan dengan menggunakan
serangkaian peralatan transport, tepung baku diumpankan ke kiln. Tepung baku
yang diumpankan ke Kiln disebut umpan baku atau umpan kiln (kiln feed).
Proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku di
preheater (pengeringan, dehidrasi dan dekomposisi), pembakaran di kiln
(klinkerisasi) dan pendinginan di Grate cooler (quenching). 
4. Penggilingan klinker. Penggilingan dilakukan pada roller press sehingga memiliki
ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat penggiling
berupa tube mill yang berisi bola-bola besi sebagai media penghancurnya.
Material yang telah halus dihisap dan dipisahkan dari udara pembawanya dengan
menggunakan beberapa perangkat pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan
dalan semen silo yang kedap udara. 
5. Pengantongan semen. Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan
menggunakan belt conveyor masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan
berupa rotary packer, semen dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen,
kemudian dibawa ke truk untuk dipasarkan.
Reaksi Kimia yang terjadi pada proses pembuatan semen
Proses pembentukan clinker pada dasarnya berdasarkan reaksi :
CaCO3 + Al2O3, SiO2xH2o + Fe2O3 + SiO2  3CaO. SiO2 (C3S) +
2CaO. SiO2 (C2S) +
3CaO. Al2O3 (C3A) +
4CaO. Al2O3 (C4AF)
Reaksi diatas terjadi beberapa tahap reaksi atau proses yaitu :
a. Penguapan air bebas
Proses ini terjadi pada suhu 100 – 200° C dan berlangsung secara endotermis.

b. Pelepasan air terkait (Absorban water)


Proses ini terjadi pada temperatur 100 - 400° C dan berlangsung secara
Endotermis.
c. Dekomposisi tanah liat
Proses ini menghasilkan senyawa Al2O3SiO2 berlangsung pada temperatur 400 -
750° C berlangsung secara endotrmis. Reaksi yang terjadi adalah :
Al4(OH)8Si4O10  2(Al2O32SiO2) + 4 H2O
d. Docomposisi metakaolinit
Proses ini menghasilkan senyawa Al2O3 dan SiO2 berlangsung pada temperatur
600-900° C reaksi berlangsung secara endotermis, reaksi yang terjadi adalah :
Al2O3SiO2  Al2O3 + 2SiO2
e. Dekomposisi karbonat
Proses ini menghasilkan C3S dan C3A berlangsung pada temperatur sekitar 600 -
1000° C reaksi berjalan secara Endotermis, reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
CaCO3  CaO + CO2
3CaO + 2SiO2 + Al2O3  2(CaO .SiO2) + CaO.Al2O3
f. Reaksi fase padat
Reaksi ini berlangsung pada temperatur 800 – 1300 ° C, reaksi ini menghasilkan
komponen-komponen penting dalam clinker yaitu C3A, C2S dan C4AF, reaksi
yang terjadi adalah :
CaO.Al2O3 + 2CaO  3CaO.Al2O3
CaO.Al2O3 + 3CaO + Fe2O3  4CaO.Al2O3.Fe2O3
CaO.SiO2 + CaO  2CaO.SiO2
3. a. Korosi merupakan kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
sekelilingnya. Adapun proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga
diakibatkan oleh proses elektrokimia yang melibatkan perpindahan elektron-elektron,
entah dari reduksi ion logam maupun pengendapan logam dari lingkungan sekeliling.
Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan
lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak
logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi
logam dari bijih mineralnya.
Proses terjadinya korosi pada logam
Kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian,
korosimenimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang
mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya
merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungansekitarnya. Untuk
contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya prosesreaksinya dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e}
x2
Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)
+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini,
,yaituE0sel =+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+
sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk
H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh
oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu
oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga
sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap
oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru.
Lingkungan basa tersedia karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi
(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun
air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif
ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi
Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga melindungi logam yang
dilapisi dari kontak dengan udara luar.
b. Faktor yang terjadi antara lain sebagai berikut :
1. Air dan kelembaban udara
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap
air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2. Elektrolit
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer
muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di
udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung
garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.
3. Permukaan logam yang tidak rata
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan
bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak
sebagai anode dan katode sulit terbentuk.
4. Terbentuknya sel elektrokimia
Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya
lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang
potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal
tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya
rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh,
paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan
besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat.
c. Bijih-bijih logam adalah material yang diperoleh dari hasil penambangan yang
biasanya masih berbentuk butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan. Bijihbijih logam
ini masih bercampur dengan bahan-bahan ikutan lainnya. Prosentase berat dari unsur-
unsur yang terkandung di dalam bijih-bijih ini bergantung pada kedalaman lapisan
tanah dimana biji tersebut diperoleh.
Proses Metalurgi
Metalurgi adalah Ilmu dan teknologi mengekstrak logam-logam dari bijihnya atau
senyawa amalgamnya serta persiapan untuk aspek kegunaannya. Biasanya proses
pengambilan logam dari bijihnya melibatkan tiga tahap utama yaitu (1) penambangan
dan penyiapan bijih, (2) Tahap produksi logam dan (3) pemurnian logam.
Penambangan dan penyiapan bijih
Setelah proses penambangan as dilakukan tahap penyiapan bijih, dimana mineral
dipisahkan dari materi pengotor, limbah –biasanya lumpur dan mineral silkat- dengan
metode flotasi. Pada proses ini bijih mentah secara halus digerus dan ditambahkan ke
dalam air yang berisi minyak dan deterjen. Setelah diaerasikan bijih tersebut terbawa
keatas oleh busa deterjen yang kemudian dikeringkan untuk mendapatkan bijih
matang.
Produksi logam
Karena sifat keelektronegatifan yang sangat rendah logam selalu bermuatan posistif,
oleh karena itu proses pengolahan logam bebas dari mineral atau bijihnya adalah
mengunakan proses reduksi pada tahap akhir produksinya. Sebelum dilakukan proses
reduksi digunakan teknik-teknik metalurgi agar bijih lebih mudah direduksi menjadi
logam bebasnya. Beberapa proses metalurgi yang sering digunakan dalam industri
logam adalah pyrometalurgi, hydrometalurgi, elektrometalurgi.
Pemurnian Logam
Tahap terakhir dari pengolahan logam adalah proses pemurniannya. Pada proses ini
logam mentah atau produk logam yang masih ada pengotor dilakukan proses
metalurgi agar meningkat kemurniannya dan komposisi logamnya menjadi lebih jelas.
Tujuan dari proses
pemurnian ini agar menghasilkan logam tunggal murni. Namun kadang juga
menghasilkan produk campuran yang komponen atom-atomnya terdefinisi, misalnya
dalam produksi baja dari besi mentah.
4. a. Monomer adalah molekul tunggal, dan polimer adalah kumpulan molekul, yang
bergabung bersama-sama. Monomer memiliki berat molekul kecil, sedangkan polimer
memiliki berat molekul yang lebih besar, yang berkali-kali dari berat monomer.Monomer
dan polimer berbeda dalam kimia dan sifat fisik. Sebagai contoh, glukosa adalah gula
pengoksidasi, larut dalam air, memiliki rasa manis. Tapi pati adalah gula non-oksidasi,
sebagian larut dalam air dan tidak memiliki rasa manis.Polimer biasanya memiliki titik
didih yang lebih tinggi, dengan kekuatan mekanik yang lebih tinggi daripada monomer.
1. Komposit Polimer-Beton
Perkembangan komposit beton polimer semakin banyak dimanfaatkan dalam dunia
teknik sipil, seperti mortar polimer tanpa semen dan beton polimer. Mortar polimer
seringkali digunakan untuk melapisi beton, tulangan beton atau pada struktur baja.
Sedangkan beton polimer dimanfaatkan pada lingkungan ekstrim karena sangat tahan
korosif.
Umumnya, banyak polimer yang digunakan untuk mengembangkan beton yang lebih
lentur sehingga tidak mudah retak. Feldman (1995) menjelaskan, adapun beberapa
komposit beton polimer yang saat ini terus dikembangkan adalah sebagai berikut.
a. Polymer In-situ Concrete (PIC), yakni beton semen terhidratasi pracetak atau
curing yang telah diiisi dan siap dipolimerisasi in-situ
b. Beton semen-polimer (PCC), yakni percampuran pasta semen dan agregat yang
telah ditambah monomer sebelum setting
c. Beton-polimer (PC), merupakan agregat yang diikat binder polimer
d. Beton diperkuat serat (FRC)
e. Beton polimer diperkuat serat
Beton Polimer
Beton Polimer merupakan agregat yang terisi matriks polimer. Prinsip pembuatannya
adalah menekan volume rongga pada massa agregat sehingga mereduksi jumlah
polimer yang diperlukan untuk mengikat agregatnya.
Penggunaan matriks polimer dapat menanggulangi kekurangan beton normal.
Misalnya untuk menambal kelemahan beton seperti adanya rongga-rongga jika
memakai semen portland, mudah retak, maupun kelemahan semen alkali yang mudah
diserang bahan-bahan bersifat asam sehingga mengakibatkan hancur/ rusak.
Waktu curing Beton Polimer (PC) dapat disesuaikan agar tercapai kekuatan
maksimum dalam beberapa menit hingga beberapa jam. Perlu diketahui juga, bahwa
zat-zat makromolekul pada umumnya bersifat hidrofob, sehingga menjadikan Beton
Polimer (PC) tahan terhadap bahan-bahan kimia.
Adapun sifat-sifat Beton Polimer (PC) menurut penjelasan Feldman (1995) adalah
sebagai berikut.
Dengan mengatur komposisi agregat, maka polimer sudah dapat menyatu ke dalam
agregat dan melakukan pengisian pada rongga-rongganya. Penggunaan bahan
tambahan lain juga dapat meningkatkan efektifitas pada kekuatan lentur beton secara
signifikan.
Sifat Beton Polimer
Sifat beton polimer pernah secara khusus diteliti oleh Ahn (2009). Penelitian ini juga
ditujukan untuk mengecek kelayakan manhole polimer beton melalui uji
pengembangan beton polimer berkekuatan tinggi dan menyiapkan data fundamental
untuk desain guna menyelesaikan masalah rongga beton semen yang ada.

(1) Uji Kuat Lentur dan (2) Uji Kuat Tekan


Adapun kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan Ahn (2009) adalah sebagai
berikut.
1. Beton polimer memilik berat rata-rata 2,30 dan daya serap 0,39%. Adapun berat
unitnya tidak jauh berbeda dengan beton semen. Namun, kapasitas penyerapan
yang lebih rendah akan lebih menguntungkan pada bangunan pondasi, yakni
dekat pada air bawah permukaan.
2. Dalam penelitian ini, hasil uji beton polimer memiliki nilai 127 MPa untuk
kekuatan tekan dan 22 MPa untuk kekuatan lentur.
3. Rasio kuat tekan dan kuat lentur adalah 5,7 yang menunjukkan bahwa kekuatan
lentur dan tarik relatif lebih besar mengingat kekuatan tekan beton polimer tidak
lebih kecil dari 120 MPa.
b. Hujan Asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah dan memiliki sifat asam
yang korosif atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai
hujan yang mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen
oksida (NOX) yang terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer.
Peristiwa hujan asam dapat terjadi akibat dampak erupsi gunung. Namun, hal itu
hanya menjadi sebagian kecil penyebab, bahkan jarang terjadi.
Hujan Asam Terjadi Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Mula-mula, terjadinya hujan asam berawal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh
kendaraan bermotor maupun pabrik, industri, serta pembangkit listrik. Berdasarkan
laporan dari United States Environmental Protection Agency, pembakaran bahan
bakar fosil itu dapat menimbulkan asap dengan berbagai jenis zat, antara lain gas
karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Ketiga gas itu lantas akan naik
ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen di udara, lalu bereaksi dengan air.
5. a. Intan adalah modifikasi struktural (alotrop) karbon yang merupakan zat paling
keras dipermukaan Bumi, sedangkan grafit adalah alotrop karbon yang merupakan zat
paling rapuh.
Struktur
Intan memiliki 4 ikatan kovalen pada tiap karbonnya karbon yang membentuk struktur
tetrahedral seperti kubik. Sedangkan grafit memiliki 3 ikatan kovalen pada tiap
karbonnya sehingga membentuk struktur heksagonal. Struktur tetrahedral intan
membentuk struktur 3 dimensi seperti kubik-kubik yang saling bertumpuk dan
berikatan satu-sama lain. Struktur 3 dimensi itu membuat ikatan antar atom karbon
pada intan sulit diputuskan, sehingga intan menjadi zat paling keras mengalahkan kayu
dan logam. Sedangkan struktur heksagonal membentuk planar atau seperti bidang 2
dimensi seperti sehalai kertas yang tipis, atom-atom karbon saling berikatan kesamping
tanpa ada ikatan keatas atau kebawah.
Struktur planar grafit membentuk struktur 3 dimensi yang mengikat lembaran-lembaran
strukturnya dengan ikatan Van der Walls yang lemah. Struktur planar inilah yang
membuat ikatan karbon pada grafit sangat mudah diputuskan, sehingga grafit disebut
sebagai material yang lembut dan rapuh.
b. Senyawa kimia ada yang bersifat organik dan juga anorganik. Salah satu contoh
senyawa organik yang paling sederhana namun sangat luas adalah senyawa
hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari bisa kita temukan di
bahan bakar minyak dan gas. Kemudian juga bahan kimia yang menghasilkan produk
seperti plastik, karet, perekat, peledak, dan lain sebagainya. Senyawa hidrokarbon
seperti namanya, hidro dan karbon berarti merupakan senyawa yang tersusun dari atom
hidrogen (H) dan atom karbon (C). Sehingga senyawa hidrokarbon memiliki rumus
CxHy, dengan x dan y tergantung golongan hidrokarbon itu sendiri.
Hidrokarbon Alifatik Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang
didasarkan rantai atom karbon (C) tanpa adanya cincin benzene dan dapat bersifat
jenuh maupun tak jenuh. Senyawa hidrokarbon alifatik berdasarkan ikatan rangkapnya
dibedakan menjadi alkana, alkena, dan alkuna. Berikut penjelasannya: Alkana Alkana
adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri dari ikatan kovalen tunggal tanpa adanya
ikatan rangkap. Ikatan kovalen tunggal membuat alkana menjadi hidrokarbon yang
jenuh karena setiap atom karbonnya terhubung ke empat atom lainnya.
Contoh senyawa alkana adalah metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), butane
(C4H10), pentana (C5H12), heksana (C6H14), heptana (C7H16), oktana (C8H18),
nonana (C9H20), dan dekana (C10H22).
Contoh senyawa alkuna adalah etuna (C2H2), propuna (C3H4), 1-butuna (C4H5), 1
pentuna (C5H8), 1-heksuna (C6H10), 1-heptuna (C7H12), 1-oktuna (C8H14),1-
nonuna (C9H15), dan 1-dekuna (C10H18).
Contoh dari senyawa hidrokarbon aromatik adalah naphthalene (C10H8), anthracene
(C14H10), coronene (C24H12), hexahelicene (C26H6), benzene, piridin, furan, dan
pirol.

Anda mungkin juga menyukai