UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG TAHUN 2022 1. a. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dari Larutan ! b. Kelarutan zat-zat dalam berbagai pelarut adalah berbeda-beda. Jelaskan beberapa penyebab terjadinya perbedaan tersebut! 2. a. Sebutkan dan jelaskan Bahan Baku dari Semen! b. Jelaskan pula Proses Pembuatan Semen! Lengkapi dengan Reaksi Kimia yang terjadi! 3. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Korosi! Jelaskan reaksi kimia yang terjadi! b. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya korosi & pengendaliannya! c Apakah yang dimaksud dengan bijih logam? Dan bagaimana kategori proses metalurgi untuk bijih logam hingga menjadi produk logam akhir? 4. a. Apa yang dimaksud dengan Monomer dan Polimer! Berikan 2 contoh produk yang merupakan senyawa polimer yang digunakan dalam bidang konstruksi/ industri! Jelaskan! b. Apakah yang dimaksud dengan hujan asam? Apa akibat yang terjadi dengan adanya hujan asam? 5. a. Jelaskan secara singkat apa yang anda ketahui dengan granit dan intan dikaitkan dengan kandungan kimia dan sifat-sifat bahan tersebut! Bagaimana penggunaannya dalam bidang industri? b. Mengapa Kimia Organik sering dihubungkan dengan istilah Hidrokarbon? Dan jelaskan 3 contoh sederhana dari hidrokarbon! Penyelesaian : 1. a. Ada berbagai macam larutan. Dapat dibagi sesuai dengan daya hantar dan kejenuhan larutan itu sendiri. 1. Larutan Pekat dan Larutan Encer Ada dua hal mendasar yang membedakan larutan pekat dan larutan encer. Keduanya berbeda pada jumlah solvent dan solute nya. Jumlah solute pada solvent lebih banyak dibandingkan dengan jumlah proton pada larutan pekat. Sedangkan jumlah solvent akan cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solute nya pada larutan encer. 2. Macam Larutan Sesuai Daya Hantarnya Larutan sesuai daya hantar disebut sebagai larutan elektrolit. Air sebagai pelarut memanglah bukan konduktor listrik yang baik dan disarankan. Namun jika air dimasuki dengan senyawa ion terlarut semacam NaCl, maka larutan itu akan menjadi konduktor listrik. Ada beberapa jenis larutan elektrolit yaitu: Larutan elektrolit kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang keseluruhan molekulnya terbagi menjadi ion-ion yang terkelompok secara sempurna. Hal ini membuat larutan tersebut memiliki daya hantar yang tinggi, seperti contohnya larutan HCI atau asam klorida. Larutan elektrolit lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang tidak keseluruhan molekulnya menjadi ion. Sehingga memiliki daya hantar yang cukup lemah. Larutan non elektrolit Larutan non elektrolit adalah larutan yang keseluruhan molekulnya tidak menjadi ion. Sehingga larutan ini tidak bisa digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena tidak memiliki daya hantar sama sekali. Macam Larutan Sesuai Kejenuhan Larutan terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan tingkat kejenuhannya. Seperti yang ada dibawah ini : Larutan jenuh Larutan jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat beberapa solute. Solute ini larut dan mengalami kesetimbangan pada solute padatnya. Larutan tidak jenuh Larutan tidak jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute yang kurang dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan jenuh. Larutan sangat jenuh Larutan sangat jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah solute yang dibutuhkan dalam menghasilkan larutan jenuh b. Penyebab terjadinya perbedaan tersebut tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain; suhu, jenis pelarut, pH, dan adanya ion senama (sejenis). Suhu Pengaruh suhu terhadap kelarutan hanya berpengaruh secara signifikan apabila fase reaktan memiliki fasa padat atau gas. Untuk fasa padat, semakin tinggi suhu, semakin tinggi kelarutan padatan tersebut dalam suatu pelarut. Dengan naiknya suhu larutan maka jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antar zat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah larut. Jenis Pelarut Suatu senyawa akan larut apabila memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan pelarutnya. Semakin serupa tingkat kepolaran antara zat terlarut dan pelarut, semakin tinggi pula kelarutan zat terlarut di dalam pelarut. pH Kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah bergantung pada larutannya. Contoh asam oksalat, saat dilarutkan ke dalam air akan melepaskan ion H+ dan ion C2O24–. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat C2O24– membentuk asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya. Adanya Ion Senama (ion sejenis) Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama seperti AgCI, AgNO3, Ag2CrO4,AgBr, dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu ion perak (Ag+). Demikian juga dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga dikatakan memiliki ion senama yaitu ion klorida (Cl–). 2. a. Bahan Baku Semen antara lain sebagai berikut : Batu Kapur (Limer Stone) Batu Kapur merupakan sumber utama senyawa Kalsium. Batu kapur murni umumnya merupakan kalsit atau aragonit yang secara kimia keduanya dinamakan CaCO3. Kalsium karbonat (CaCO3) di alam sangat banyak terdapat di berbagai tempat. Kalsium karbonat berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen Portland sebagai sumber utama senyawa Ca. Batu kapur murni biasanya berupa Calspar (kalsit) dan aragonite. Senyawa Karbonat dan Magnesium dalam batu Kapur umumnya berupa dolomite (CaMg(CO3)2. Dalam proses pembuatan Semen, CaCO3 akan berubah menjadi oksida Kalsium (CaO) dan dolomite berubah bentuk menjadi kristal oksida magnesium (MgO) bebas/Periclase. Tanah Liat (Tanah Liat) Tanah Liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama senyawa silikat dan aluminat dan sedikit senyawa besi. Tanah liat memiliki berat molekul 796,40 g/gmol dan secara umum mempunyai warna cokelat kemerah-merahan serta tidak larut dalam air. Dalam jumlah amat kecil kadang-kadang juga didapati senyawa-senyawa alkali (Na dan K) yang dapat mempengaruhi mutu semen. Bahan Baku Penunjang Bahan baku penunjang adalah bahan mentah yang dipakai hanya apabila terjadi kekurangan salah satu komponen pada pencampuran bahan mentah. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand), 1. Pasir Silika (silica sand). Pasir silika digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat yang rendah. 2. Pasir Besi (iron sand). Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3 yang biasanya dalam bahan baku utama masih kurang. Bahan Tambahan 1. Gypsum. Di dalam proses penggilingan terak ditambahkan bahan tambahan Gipsum sebanyak 4-5%. Gipsum dengan rumus kimia CaSO4.2H2O merupakan bahan yang harus ditambahkan pada proses pengilingan klinker menjadi semen. Fungsi gypsum adalah mengatur waktu pengikatan daripada semen atau yang dikenal dengan sebutan retarder. 2. Abu Terbang (Fly Ash). Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara pada boiler pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk partikel halus amorf dan bersifat Pozzolan yang dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat. b. Proses Pembuatan Semen : Proses pembuatan semen terdiri dari lima tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Penyediaan bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan untuk kegiatan produksi semen adalah batu kapur sekitar 75 - 90 % dan tanah liat sekitar 7 - 20 %, sedangkan bahan baku koreksi berupa pasir besi sekitar 1 - 3 % dan pasir silika 1 - 6 %. 2. Pengeringan dan penggilingan bahan baku. Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih besar. Tujuan dari penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain penggilingan, material juga mengalami pengeringan dengan media pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal dari hot gas generator ataupun dari kiln exchaust gas. 3. Pembentukan klinker (pembakaran). Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo dikeluarkan dan dengan menggunakan serangkaian peralatan transport, tepung baku diumpankan ke kiln. Tepung baku yang diumpankan ke Kiln disebut umpan baku atau umpan kiln (kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi pemanasan awal umpan baku di preheater (pengeringan, dehidrasi dan dekomposisi), pembakaran di kiln (klinkerisasi) dan pendinginan di Grate cooler (quenching). 4. Penggilingan klinker. Penggilingan dilakukan pada roller press sehingga memiliki ukuran tertentu yang selanjutnya digiling dengan menggunakan alat penggiling berupa tube mill yang berisi bola-bola besi sebagai media penghancurnya. Material yang telah halus dihisap dan dipisahkan dari udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan dalan semen silo yang kedap udara. 5. Pengantongan semen. Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakan belt conveyor masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan berupa rotary packer, semen dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen, kemudian dibawa ke truk untuk dipasarkan. Reaksi Kimia yang terjadi pada proses pembuatan semen Proses pembentukan clinker pada dasarnya berdasarkan reaksi : CaCO3 + Al2O3, SiO2xH2o + Fe2O3 + SiO2 3CaO. SiO2 (C3S) + 2CaO. SiO2 (C2S) + 3CaO. Al2O3 (C3A) + 4CaO. Al2O3 (C4AF) Reaksi diatas terjadi beberapa tahap reaksi atau proses yaitu : a. Penguapan air bebas Proses ini terjadi pada suhu 100 – 200° C dan berlangsung secara endotermis.
b. Pelepasan air terkait (Absorban water)
Proses ini terjadi pada temperatur 100 - 400° C dan berlangsung secara Endotermis. c. Dekomposisi tanah liat Proses ini menghasilkan senyawa Al2O3SiO2 berlangsung pada temperatur 400 - 750° C berlangsung secara endotrmis. Reaksi yang terjadi adalah : Al4(OH)8Si4O10 2(Al2O32SiO2) + 4 H2O d. Docomposisi metakaolinit Proses ini menghasilkan senyawa Al2O3 dan SiO2 berlangsung pada temperatur 600-900° C reaksi berlangsung secara endotermis, reaksi yang terjadi adalah : Al2O3SiO2 Al2O3 + 2SiO2 e. Dekomposisi karbonat Proses ini menghasilkan C3S dan C3A berlangsung pada temperatur sekitar 600 - 1000° C reaksi berjalan secara Endotermis, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : CaCO3 CaO + CO2 3CaO + 2SiO2 + Al2O3 2(CaO .SiO2) + CaO.Al2O3 f. Reaksi fase padat Reaksi ini berlangsung pada temperatur 800 – 1300 ° C, reaksi ini menghasilkan komponen-komponen penting dalam clinker yaitu C3A, C2S dan C4AF, reaksi yang terjadi adalah : CaO.Al2O3 + 2CaO 3CaO.Al2O3 CaO.Al2O3 + 3CaO + Fe2O3 4CaO.Al2O3.Fe2O3 CaO.SiO2 + CaO 2CaO.SiO2 3. a. Korosi merupakan kerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun proses korosi yang terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga diakibatkan oleh proses elektrokimia yang melibatkan perpindahan elektron-elektron, entah dari reduksi ion logam maupun pengendapan logam dari lingkungan sekeliling. Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Proses terjadinya korosi pada logam Kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosimenimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi iondengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya prosesreaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut : Anode {Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e} x2 Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e → 2 H2O(l) + Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l) Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel =+1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida : 4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq) Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi, yaitu : O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq) Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion inisehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kaliumheksasianoferat (III). Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar. b. Faktor yang terjadi antara lain sebagai berikut : 1. Air dan kelembaban udara Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. 2. Elektrolit Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama. 3. Permukaan logam yang tidak rata Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode sulit terbentuk. 4. Terbentuknya sel elektrokimia Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih cepat. c. Bijih-bijih logam adalah material yang diperoleh dari hasil penambangan yang biasanya masih berbentuk butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan. Bijihbijih logam ini masih bercampur dengan bahan-bahan ikutan lainnya. Prosentase berat dari unsur- unsur yang terkandung di dalam bijih-bijih ini bergantung pada kedalaman lapisan tanah dimana biji tersebut diperoleh. Proses Metalurgi Metalurgi adalah Ilmu dan teknologi mengekstrak logam-logam dari bijihnya atau senyawa amalgamnya serta persiapan untuk aspek kegunaannya. Biasanya proses pengambilan logam dari bijihnya melibatkan tiga tahap utama yaitu (1) penambangan dan penyiapan bijih, (2) Tahap produksi logam dan (3) pemurnian logam. Penambangan dan penyiapan bijih Setelah proses penambangan as dilakukan tahap penyiapan bijih, dimana mineral dipisahkan dari materi pengotor, limbah –biasanya lumpur dan mineral silkat- dengan metode flotasi. Pada proses ini bijih mentah secara halus digerus dan ditambahkan ke dalam air yang berisi minyak dan deterjen. Setelah diaerasikan bijih tersebut terbawa keatas oleh busa deterjen yang kemudian dikeringkan untuk mendapatkan bijih matang. Produksi logam Karena sifat keelektronegatifan yang sangat rendah logam selalu bermuatan posistif, oleh karena itu proses pengolahan logam bebas dari mineral atau bijihnya adalah mengunakan proses reduksi pada tahap akhir produksinya. Sebelum dilakukan proses reduksi digunakan teknik-teknik metalurgi agar bijih lebih mudah direduksi menjadi logam bebasnya. Beberapa proses metalurgi yang sering digunakan dalam industri logam adalah pyrometalurgi, hydrometalurgi, elektrometalurgi. Pemurnian Logam Tahap terakhir dari pengolahan logam adalah proses pemurniannya. Pada proses ini logam mentah atau produk logam yang masih ada pengotor dilakukan proses metalurgi agar meningkat kemurniannya dan komposisi logamnya menjadi lebih jelas. Tujuan dari proses pemurnian ini agar menghasilkan logam tunggal murni. Namun kadang juga menghasilkan produk campuran yang komponen atom-atomnya terdefinisi, misalnya dalam produksi baja dari besi mentah. 4. a. Monomer adalah molekul tunggal, dan polimer adalah kumpulan molekul, yang bergabung bersama-sama. Monomer memiliki berat molekul kecil, sedangkan polimer memiliki berat molekul yang lebih besar, yang berkali-kali dari berat monomer.Monomer dan polimer berbeda dalam kimia dan sifat fisik. Sebagai contoh, glukosa adalah gula pengoksidasi, larut dalam air, memiliki rasa manis. Tapi pati adalah gula non-oksidasi, sebagian larut dalam air dan tidak memiliki rasa manis.Polimer biasanya memiliki titik didih yang lebih tinggi, dengan kekuatan mekanik yang lebih tinggi daripada monomer. 1. Komposit Polimer-Beton Perkembangan komposit beton polimer semakin banyak dimanfaatkan dalam dunia teknik sipil, seperti mortar polimer tanpa semen dan beton polimer. Mortar polimer seringkali digunakan untuk melapisi beton, tulangan beton atau pada struktur baja. Sedangkan beton polimer dimanfaatkan pada lingkungan ekstrim karena sangat tahan korosif. Umumnya, banyak polimer yang digunakan untuk mengembangkan beton yang lebih lentur sehingga tidak mudah retak. Feldman (1995) menjelaskan, adapun beberapa komposit beton polimer yang saat ini terus dikembangkan adalah sebagai berikut. a. Polymer In-situ Concrete (PIC), yakni beton semen terhidratasi pracetak atau curing yang telah diiisi dan siap dipolimerisasi in-situ b. Beton semen-polimer (PCC), yakni percampuran pasta semen dan agregat yang telah ditambah monomer sebelum setting c. Beton-polimer (PC), merupakan agregat yang diikat binder polimer d. Beton diperkuat serat (FRC) e. Beton polimer diperkuat serat Beton Polimer Beton Polimer merupakan agregat yang terisi matriks polimer. Prinsip pembuatannya adalah menekan volume rongga pada massa agregat sehingga mereduksi jumlah polimer yang diperlukan untuk mengikat agregatnya. Penggunaan matriks polimer dapat menanggulangi kekurangan beton normal. Misalnya untuk menambal kelemahan beton seperti adanya rongga-rongga jika memakai semen portland, mudah retak, maupun kelemahan semen alkali yang mudah diserang bahan-bahan bersifat asam sehingga mengakibatkan hancur/ rusak. Waktu curing Beton Polimer (PC) dapat disesuaikan agar tercapai kekuatan maksimum dalam beberapa menit hingga beberapa jam. Perlu diketahui juga, bahwa zat-zat makromolekul pada umumnya bersifat hidrofob, sehingga menjadikan Beton Polimer (PC) tahan terhadap bahan-bahan kimia. Adapun sifat-sifat Beton Polimer (PC) menurut penjelasan Feldman (1995) adalah sebagai berikut. Dengan mengatur komposisi agregat, maka polimer sudah dapat menyatu ke dalam agregat dan melakukan pengisian pada rongga-rongganya. Penggunaan bahan tambahan lain juga dapat meningkatkan efektifitas pada kekuatan lentur beton secara signifikan. Sifat Beton Polimer Sifat beton polimer pernah secara khusus diteliti oleh Ahn (2009). Penelitian ini juga ditujukan untuk mengecek kelayakan manhole polimer beton melalui uji pengembangan beton polimer berkekuatan tinggi dan menyiapkan data fundamental untuk desain guna menyelesaikan masalah rongga beton semen yang ada.
(1) Uji Kuat Lentur dan (2) Uji Kuat Tekan
Adapun kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan Ahn (2009) adalah sebagai berikut. 1. Beton polimer memilik berat rata-rata 2,30 dan daya serap 0,39%. Adapun berat unitnya tidak jauh berbeda dengan beton semen. Namun, kapasitas penyerapan yang lebih rendah akan lebih menguntungkan pada bangunan pondasi, yakni dekat pada air bawah permukaan. 2. Dalam penelitian ini, hasil uji beton polimer memiliki nilai 127 MPa untuk kekuatan tekan dan 22 MPa untuk kekuatan lentur. 3. Rasio kuat tekan dan kuat lentur adalah 5,7 yang menunjukkan bahwa kekuatan lentur dan tarik relatif lebih besar mengingat kekuatan tekan beton polimer tidak lebih kecil dari 120 MPa. b. Hujan Asam merupakan hujan yang memiliki pH rendah dan memiliki sifat asam yang korosif atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai hujan yang mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida (NOX) yang terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer. Peristiwa hujan asam dapat terjadi akibat dampak erupsi gunung. Namun, hal itu hanya menjadi sebagian kecil penyebab, bahkan jarang terjadi. Hujan Asam Terjadi Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil Mula-mula, terjadinya hujan asam berawal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh kendaraan bermotor maupun pabrik, industri, serta pembangkit listrik. Berdasarkan laporan dari United States Environmental Protection Agency, pembakaran bahan bakar fosil itu dapat menimbulkan asap dengan berbagai jenis zat, antara lain gas karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Ketiga gas itu lantas akan naik ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen di udara, lalu bereaksi dengan air. 5. a. Intan adalah modifikasi struktural (alotrop) karbon yang merupakan zat paling keras dipermukaan Bumi, sedangkan grafit adalah alotrop karbon yang merupakan zat paling rapuh. Struktur Intan memiliki 4 ikatan kovalen pada tiap karbonnya karbon yang membentuk struktur tetrahedral seperti kubik. Sedangkan grafit memiliki 3 ikatan kovalen pada tiap karbonnya sehingga membentuk struktur heksagonal. Struktur tetrahedral intan membentuk struktur 3 dimensi seperti kubik-kubik yang saling bertumpuk dan berikatan satu-sama lain. Struktur 3 dimensi itu membuat ikatan antar atom karbon pada intan sulit diputuskan, sehingga intan menjadi zat paling keras mengalahkan kayu dan logam. Sedangkan struktur heksagonal membentuk planar atau seperti bidang 2 dimensi seperti sehalai kertas yang tipis, atom-atom karbon saling berikatan kesamping tanpa ada ikatan keatas atau kebawah. Struktur planar grafit membentuk struktur 3 dimensi yang mengikat lembaran-lembaran strukturnya dengan ikatan Van der Walls yang lemah. Struktur planar inilah yang membuat ikatan karbon pada grafit sangat mudah diputuskan, sehingga grafit disebut sebagai material yang lembut dan rapuh. b. Senyawa kimia ada yang bersifat organik dan juga anorganik. Salah satu contoh senyawa organik yang paling sederhana namun sangat luas adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari bisa kita temukan di bahan bakar minyak dan gas. Kemudian juga bahan kimia yang menghasilkan produk seperti plastik, karet, perekat, peledak, dan lain sebagainya. Senyawa hidrokarbon seperti namanya, hidro dan karbon berarti merupakan senyawa yang tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Sehingga senyawa hidrokarbon memiliki rumus CxHy, dengan x dan y tergantung golongan hidrokarbon itu sendiri. Hidrokarbon Alifatik Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang didasarkan rantai atom karbon (C) tanpa adanya cincin benzene dan dapat bersifat jenuh maupun tak jenuh. Senyawa hidrokarbon alifatik berdasarkan ikatan rangkapnya dibedakan menjadi alkana, alkena, dan alkuna. Berikut penjelasannya: Alkana Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri dari ikatan kovalen tunggal tanpa adanya ikatan rangkap. Ikatan kovalen tunggal membuat alkana menjadi hidrokarbon yang jenuh karena setiap atom karbonnya terhubung ke empat atom lainnya. Contoh senyawa alkana adalah metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), butane (C4H10), pentana (C5H12), heksana (C6H14), heptana (C7H16), oktana (C8H18), nonana (C9H20), dan dekana (C10H22). Contoh senyawa alkuna adalah etuna (C2H2), propuna (C3H4), 1-butuna (C4H5), 1 pentuna (C5H8), 1-heksuna (C6H10), 1-heptuna (C7H12), 1-oktuna (C8H14),1- nonuna (C9H15), dan 1-dekuna (C10H18). Contoh dari senyawa hidrokarbon aromatik adalah naphthalene (C10H8), anthracene (C14H10), coronene (C24H12), hexahelicene (C26H6), benzene, piridin, furan, dan pirol.