Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. 1


BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 2
A. Latar Belakang...................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II : ISI PEMBAHASAN .................................................................. 3


A. Komponen Bahan baku Utama Pembuatan Semen serta zat kandungan
kimiawinya ........................................................................................... 3
B. Proses Hidrasi pada Semen .................................................................. 4
B.1. Reaktifitas dan komposisi mineral utama serta bahan tambahan . 4
B.2. Kehalusan butiran partikel semen ................................................. 5
B.3. Mekanisme Reaksi ........................................................................ 5
B.4. Senyawa Kalsium Aluminat (C3A) .............................................. 5
B.5. Senyawa kalsium aluminoferit (C4AF) ........................................ 6
C. Jenis-jenis Semen ................................................................................. 6
C.1. Semen Portland ............................................................................. 6
C.2. Water Proofed Cement.................................................................. 7
C.3. Semen Putih .................................................................................. 7
C.4. High Alumina Cement .................................................................. 8
C.5. Semen Anti Bakteri ....................................................................... 8

BAB III : PENUTUP ................................................................................ 9


A. Kesimpulan ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semen yang menjadi bahan utama perekat dalam konstruksi bangunan


modern ternyata dibuat dengan bahan beragam dan melewati proses yang
panjang. Semen yang kita kenal adalah semen Portland yang dipatenkan
oleh Joseph Aspdin dari Inggris. Dinamai Portland karena warnanya
yang mirip tanah liat pulau Portland.

Secara pragmatis semen memiliki beberapa kegunaan atau manfaat


penting dalam dunia konstruksi bangunan, seperti pada pembuatan
campuran bahan beton, campuran spesi perekat dinding batu bata,
campuran mortar untuk pelapis dinding, pasta semen sebagai penghalus
permukaan dinding mortar.

Adapun proses pembuatan bahan semen yang terdiri dari bahan-bahan


alam/bahan baku yang mengandung zat kimia, komponen komponen
pembentuk semen, proses hidrasi, serta jenis-jenis semen yang akan
diurai pada isi makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Isi pembahasan makalah ini seputar :


1. Sebutkan komponen utama bahan baku pembentuk portland semen
serta kandungan senyawa kimianya!
2. Jelaskan proses hidrasi yang terjadi pada portland semen !
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis semen yang ada di indonesia !

2
BAB II
ISI PEMBAHASAN

A. Komponen Bahan baku Utama Pembuatan Semen serta zat kandungan


kimiawinya

Portland semen merupakan bahan baku utama atau komponen beton


terpenting yang berfungsi sebagai bahan pengikat an-organik dengan bantuan
air dan mengeras secara hidrolik. Portland semen harus memenuhi
persyaratan yang diperlukan dalam PBI (1971). Portland semen inilah yang
dapat menyatukan antara agregat halus dan agregat kasar sehingga mengeras
menjadi beton. Adapun komponen-komponen bahan baku portland semen
menurut (Tjokrodimuljo, 1996) antara lain yaitu :

 Batu Kapur (CaO) = 60 – 67 %


 Pasir Silika (SiO2) = 17 – 25 %
 Alumunia (Al2O3) = 0,3 – 0,8 %
 Tanah Liat (Al2O3) = 0,3 – 0,8 %
 Magnesia (MgO) = 0,3 – 0,8 %
 Sulfur (SO3) = 0,3 – 0,8 %

(Kardiyono, 1996) menyebutkan bahwa pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur


yang paling penting dari portland semen adalah :

 Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO


 Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO
 Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
 Tetrakalsium Alumenoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.FeO3

3
Menurut segel at al (1994) “ Semen portland adalah semen hidrolis yang terutama
terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis bersama bahan-bahan
tambahan yang biasa digunakan yaitu gypsum”. Sedangkan Nawy (1990)
memberikan pengertian semen portland (PC) adalah semen portland dibuat dari
serbuk halus mineral kristalin yang komposisi utamanya adalah kalsium atau batu
kapur (CaO), Alumunium (Al2O3), Pasir Silikat (SiO2), dan bahan biji besi
(FeO2), dan senyawa-senyawa MgO dan SO3, Penambahan air pada mineral ini
akan menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan
seperti batu.

B. Proses Hidrasi Pada Semen

Apabila butiran-butiran portland semen berhubungan dengan air,maka butiran-


butiran tersebut akan pecah-pecah dengan sempurna sehingga menjadi hidrasi
dan membentuk adukan semen. Jika adukan tersebut ditambah dengan pasir dan
kerikil yang diaduk bersama akan menghasilkan adukan beton. Ismoyo (1996)
mengatakan “ semen portland adalah sebagai bahan pengikat yang melihat
dengan adanya air dan mengeras secara hidrolik”.

B.1. Reaktifitas dan komposisi mineral utama serta bahan tambahan

Reaksi hidrasi yang terjadi sangat ditentukan oleh reaktifitas masing-masing


senyawa utama. Senyawa C3A adalah yang paling reaktif, senyawa ini bereaksi
dengan cepat, kemudian disusul oleh senyawa-senyawa C3S dan C2S. Jadi reaksi
hidrasi semen portland akan berjalan dengan cepat sesuai dengan reaktifnya
senyawa utama. Untuk mengatur kecepatan reaksi sesuai yang diinginkan perlu
ditambahkan bahan tambahan, senyawa gypsum ditambahkan sebagai pengendali
reaktifitas senyawa C3A.

4
B.2. Kehalusan butiran partikel semen

Kecepatan reaksi hidrasi semen portland akan bertambah besar dengan


semakin halusnya ukuran partikel. Sebaliknya, jika ukuran partikel semakin
kasar, reaksi hidrasi akan berjalan semakin lambat. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut, jika ukuran partikel semakin halus, berarti luas permukaan
total semakin besar. Bertambah luasnya permukaan menyebabkan
kemungkinan terjadinya kontak antara air dengan permukaan butiran akan
menjadi besar. Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi antara air dengan
butiran juga menjadi lebih besar atau dengan perkataan lain, kecepatan reaksi
bertambah besar.

B.3. Mekanisme Reaksi

Mekanisme reaksi hidrasi senyawa utama semen portland adalah sebagai


berikut: Senyawa kalsium silikat (C3S dan C2S)Reaksi antara senyawa C3S
dan C2S dengan air menghasilkan kalsium silikat hidrat, CSH, dan kalsium
hidroksida, Ca(OH)2. Perbedaan reaksi antara kedua senyawa tersebut dalam
hal kecepatan dan panas reaksinya, kecepatan dan panas reaksi C3S lebih
besar dari pada C2S. Panas reaksi C3S yang ditimbulkan sekitar 500 J/gram
Panas reaksi C2S yang ditimbulkan hasil dari Reaksi antara senyawa C3A dan
air memperoleh panas sekitar 1350 J/gram.

B.4. Senyawa Kalsium Aluminat (C3A)

Senyawa C3A memainkan peranan pengembangan kekuatan awal, 1 sampai


dengan 3 hari. hal ini disebabkan karena panas hidrasinya yang cukup tinggi
sehingga dapat mempercepat reaksi hidrasi secara keseluruhan. Hasil dari
hidrasi mempunyai daya rekat yang relatif rendah, kekuatan yang diberikan
senyawa C3A relatif kecil. Kadar senyawa C3A dalam semen portland
mempengaruhi sifat fisik semen portland, Semakin tinggi kadar senyawa C3A,

5
semakin tinggi pemuaian yang terjadi dan semakin tidak tahan terhadap
serangan sulfat.

B.5. Senyawa kalsium aluminoferit (C4AF)

Reaksi hidrasi senyawa C4AF berlangsung cepat dan menghasilkan panas


sekitar160 J/gram. Reaksi yang terjadi terdiri dari beberapa tahap tergantung
pada lingkungannya. Senyawa kalsium oksida bebas (CaO-bebas)
CaO + H2O ——–> Ca(OH)2 Senyawa magnesium oksida bebas (MgO)
MgO + H2O ——-> Mg(OH2
Senyawa Mg(OH)2 cenderung membentuk senyawa hidrat, senyawa hidrat
yang dihasilkan mempunyai volum yang relatif besar sehingga manyebabkan
pemuaian.

C. Jenis-jenis Semen

Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen


berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan
berbagai jenis semen, amtara lain yaitu :

C.1. Semen Portland

Semen Portland diklasifikasikan kedalam 5 tipe yaitu :


 Tipe I (Ordinary Portland Cement) : semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
 Tipe II (Moderate Sulfat Resistance) : Semen portland yang dalam
penggunaanya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau
panas hidrasi sedang. semen portland tipe II ini disarankan untuk
dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan

6
berat yang ditandai adanya kolom-kolom yang terendam dalam
air.
 Tipe III (High Early Strength) : Semen portland yang dalam
penggunaanya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap
permulaan setelah pengikatan terjadi. Beton yang dibuat
dengan menggunakan semen portland tipe III ini dalam waktu 24
jam kekuatanya menyamai kekuatan semen portland tipe I dalam
waktu 3 hari.
 Tipe IV (Low Heat of Hydration) : Semen portland yang dalam
penggunaanya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan
semen ini banyak ditujukan untuk struktur beton massive dan
dengan volume yang besar, seperti bendungan, dam.
 Tipe V (Sulfat Resistance Cement) : Semen portland yang dalam
penggunaanya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada
daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam
sulfat tinggi seperti air laut, daerah tambang, dsb.

C.2. Water Proofed Cement

Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen portland
dengan “ water proofing agent” dalam jumlah yang kecil seperti Calcium,
Alumunium atau sejenis logam lainya. Semen ini banyak dipakai untuk
konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki
penyimpanan cairan kimia.

C.3. Semen Putih

Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif.
Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses

7
pembuatan yang khusus dan mengandung bahan mentah oksida besi dan oksida
manganese dibawah 1%.

C.4. High Alumina Cement

High alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan


yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan
terhadap serangan alkali, serta tahan tahan terhadap api. Semen ini juga
mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen portland III.

C.5. Semen Anti Bakteri

Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen portland
dengan “ anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan
pada semen portland untuk “ self desinfectant” beton terhadap serangan bakteri
dan jamur yang tumbuh. Penggunaan semen anti bakteri antara lain: kamar
mandi, kolam-kolam, lantai industri makanan, keramik, bangunan dimana
terdapat jamur pathogenic dan bakteri.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi semen portland merupakan campuran dari komponen bahan baku utama
yang mengandung :
 Batu Kapur (CaO) = 60 – 67 %
 Pasir Silika (SiO2) = 17 – 25 %
 Alumunia (Al2O3) = 0,3 – 0,8 %
 Tanah Liat (Al2O3) = 0,3 – 0,8 %
 Magnesia (MgO) = 0,3 – 0,8 %
 Sulfur (SO3) = 0,3 – 0,8 %

Sedangkan proses hidarasi pada semen apabila kandungan komponen


bahan baku pembentuk semen portland tersebut dicampurkan dengan air maka
akan mengeras seperti batu. Kecepatan hidrasi pada semen portland tergantung
dari jenis tipe semen, kualitas semen, maupun temperatur suhu.

Adapun jenis-jenis semen yang ada di industri semen indonesia yaitu


portland semen yang terdiri dari 5 tipe, water proofed cement, semen putih,
high alumina cement, semen anti bakteri, masing-masing jenis memiliki ciri
dan kegunaan yang berbeda-beda.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://maulhidayat.wordpress.com/2012/10/23/komposisi-kimia-semen/

http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/hidrasi-pada-semen-portland.html

http://j4ngandibuk4.blogspot.com/p/komposisi-senyawa-bahan-kimia-dalam.html

https://shinqueena.wordpress.com/semen-dan-proses-pembuatannya/

https://rdianto.wordpress.com/2010/01/03/jenis-jenis-semen/

10

Anda mungkin juga menyukai