Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN BAHAN PENGIKAT HIDROLIS, SEMEN, KAPUR POZOLAN DAN GIPS.

Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan membentuk pasta
kemudian mengeras dan setelah mengeras tidak larut kembali dalam air. Bahan pengikat hidrolis
merupakan bahan pengikat yang bersifat sebagai perekat apa bila ber hubungan dengan air, serta
menghasilkan produk yang tahan air

Semen adalah material plastis yang dapat memberikan sifat perekat antara batu-batuan (bata, batako)
dalam konstruksi bangunan.

Pozolan adalah bahan alami ataupun buatan yang terdiri dari unsur silikat dan aluminat yang reaktif.
Pozolan tidak memiliki sifat semen, tetapi jika dicampur dengan kapur padam dan air dalam suhu kamar
lama-kelamaan akan mengeras menjadi padat dan sukar larut dalam air.

Gips merupakan batuan sedimen, yang terbentuk dari proses kimia di alam dengan bantuan kapur dan
sulfat, maka terjadi senyawa baru yang membentuk CaSO4. umumnya bewarna putih, namun terdapat
warna lain tergantung kepada mineral pengontrolnya.

SENYAWA UTAMA DALAM SEMEN PORTLAND

Secara garis besar, ada 4 (empat) senyawa kimia utama yang menyusun semen portland, yaitu:

1. Trikalsium Silikat (3CaO. SiO2) yang disingkat menjadi C3S.

2. Dikalsium Silikat (2CaO. SiO2) yang disingkat menjadi C2S.

3. Trikalsium Aluminat (3CaO. AL2O3) yang di singkat menjadi C3A.

4. Tertrakalsium aluminoferrit (4CaO. AL2O3.Fe2O3) yang disingkat menjadi C4AF.

Senyawa tersebut menjadi kristal-kristal yang saling mengikat/ mengunci ketika menjadi klinker.

SIFAT SENYAWA- SENYAWA SEMEN PORTLAND BILA BEREAKSI DENGAN AIR

II. REAKSI HIDRASI


Hidrasi semen adalah proses reaksi antara semen dan air. Dengan adanya air, senyawa
silikat dan alumina pada semen membentuk produk hidrasi yang berupa massa yang keras dan
kuat. Proses hidrasi semen memerlukan air sebanyak 20% dari berat semen. Proses ini sangat
penting karena menentukan kekuatan semen akhir. Reaksi hidrasi yang terjadi sangat
ditentukan oleh reaktifitas masing-masing senyawa utama dari semen Portland. Mekanisme
reaksi hidrasi senyawa semen Portland:
a. Hidrasi Trikalsium Silikat (C3S) dan Dikalsium Silikat (C2S)
Reaksi yang dihasilkan Kalsium Silikat dengan air adalah Kalsium Silikat akan terhidrasi
menjadi Kalsium Silikat Hidrat (CSH) dan kalsium Hidroksida (CaOH)2. Kalsium Silikat
Hidrat (CSH) adalah silikat di dalam Kristal yang tidak sempurna, bentuknya padatan
berongga yang sering disebut Tobermorite Gel. Adanya Kalsium Hidroksida (CaOH)2 akan
membuat pasta semen bersifat basa dengan pH=12,5. Hal ini dapat menyebabkan pasta
semen sensitive terhadap asam kuat tetapi dapat mencegah baja mengalami korosi.
- Reaksi Trikalsium Silikat (C3S) dengan air (H2O)
2(3CaO.SiO2) + 6H2O  3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
(dalam bentuk rumus oksida)
2C3S + 6H  CSH gel + 3CH
(dalam notasi pendek)
Bila dicampurkan dengan air, pengikatan C3S dan air akan menghasilkan pengerasan
dari pasta semen dalam beberapa jam, dan selanjutnya akan mendapatkan sebagian besar
kekuatannya (sekitar 70%) pada minggu pertama setelah pengikatan, dengan
mengeluarkan panas sekitar 500 joule/gram. Kandungan C3S di dalam semen Portland
semen biasa bervariasi antara 40 – 55 %, dengan rata – rata sekitar 48%.
- Reaksi Dikalsium Silikat (C2S) dengan air (H2O)
2(2CaO.SiO2) + 4H2O  3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2
(dalam bentuk rumus oksida)
2C2S + 4H  CSH gel + CH
(dalam notasi pendek)
Bila dicampurkan dengan air, C2S berhidrasi dengan jumlah panas yang rendah, sekitar
250 joule/gram, namun pasta yang mengeras mendapatkan kekuatannya secara relative
lambat selama beberapa minggu dan malahan bulan, untuk mencapai kekuatan akhir
yang kemungkinan bisa sama dengan yang dihasilkan oleh C3S. kandungan C2S di
dalam semen Portland biasa bervariasi antara 15 – 35 %, dengan rata – rata 25%.
b. Hidrasi Trikalsium Aluminat (C3A)
Hidrasi C3A dengan air akan menghasilkan kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O)
yang mana kristalnya berbentuk kubus di dalam semen karena adanya gypsum maka hasil
hiderasi C3A sedikit berbeda. Mula-mula C3A akan bereaksi dengan gypsum menghasilkan
sulfo aluminate yang kristalnya berbentuk jarum dan biasa disebut ettringite namun pada
akhirnya gypsum bereaksi semua, baru terbentuk kalsium alumina hidrat (CAH).
Penambahan gypsum pada semen dimaksudkan untuk menunda pengikatan, hal ini
disebabkan karena terbentuknya lapisan ettringite pada permukaan-permukaan Kristal
C3A.
3CaO. Al2O3 + 10 H2O + CaSO4.2H2O  3CaO.Al2O3.CaSO4.12H2O
trikalsium aluminat+ air + gypsum  ettringete

3CaO.Al2O3 + 12H2O + Ca(OH) 2 3CaO.Al2O3.Ca(OH) 2.12H2O


trikalsium aluminat + air + kalsium hidroksida  kalsium aluminat hidrat

Trikalsium Aluminat murni bereaksi dengan air dan menghasilkan pengikatan dalam waktu
yang cepat, disertai dengan pengeluaran panas yang besar, yaitu sekitar 850 joule/gram.
Pada udara lembab, sebagian besar kekuatan di dapatkan dalam satu atau dua hari, tetapi
kekuatannya relative rendah. Kandungan C3A di dalam semen Portland biasa bervariasi
antara 7 – 15 %.
c. Hidrasi Tertrakalsium Aluminoferrit (C4AF)
Pada tahap awal, Tertrakalsium Aluminoferrit (C4AF) akan bereaksi dengan gypsumndan
kalsium hidroksida yang akan menghasilkan kalsium sulfo-aluminat hidrat dan kalsium
sulfo-ferrit hidrat yang kristalnya berbentuk jarum.
Tetrakalsium-aluminoferrit bereaksi dengan air secara cepat dan menghasilkan pengikatan
dalam beberapa menit, dengan mengeluarkan panas hidrasi sekitar 420 joule/gram.
Kandungan C4AF dalam semen bervariasi sekitar 5 – 10 %, rata – rata 8%.
4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10H2O + 2Ca(OH)2  6CaO.Al2O3.FeO3.12H2O
tetrakalsium alumina-ferrit + air + kalsium hidroksida kalsium aluminoferrit hidrat
JENIS SEMEN PORTLAND YANG ADA DI INDONESIA DAN KEGUNAANNYA
1. Semen Portland Type I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland Type I dikenal sebagai Ordinary Portland Cement (OPC), merupakan
semen hidrolis yang digunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti: perumahan,
gedung, dan jalan raya. Semen ini ada beberapa jenis pula, misalnya semen putih yang
kandungan feri oksidanya lebih kecil, semen sumur minyak, semen cepat keras, dan
beberapa jenis lain untuk penggunaan khusus.
2. SEMEN Portland Type II (Moderate Sulfat Resistance)
Semen Portland Type II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan
panas hidrasi sedang. Digunakan untuk daerah yang memiliki cuaca dengan suhu yang
cukup tinggi seperti bangunan pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton
massa, bendungan, dan landasan berat yang di tandai adanya kolom-kolom dan di mana
proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama.
3. Semen Portland Type III (High Early Strength Portland Cement)
Semen Portland Type III, semen ini merupakan semen yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan awal yang tinggi setelah
proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Semen ini
mengandung trikalsium silikat (C3S) yang lebih banyak daripada semen Portland type I.
Hal ini disamping kehalusannya menyebabkan semen ini lebih cepat mengeras dan cepat
mengeluarkan kalor. Contoh penggunaan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat
tinggi, dan bandar udara.
4. Semen Portland Type IV (Low Heat of Hydration)
Semen Portland Type IV, memiliki panas hidrasi rendah. Digunakan untuk keperluan
konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Biasanya
cocok digunakan untuk daerah yang bersuhu panas.
5. Semen Portland Type V (Sulfat Resistance Cement)
Semen Portland Type V, semen yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
tinggi terhadap sulfat. Cocok untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah atau air
yang mengandung sulfat tinggi dan untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi
dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir
JENIS JENIS KAPUR BERDASARKAN KEMURNIANNYA
1. Batu Kapur Kalsium (CaCO3), mempunyai unsur kemurnian yang tinggi apabila
unsur bahan kimia yang lain kurang dari 15 %
2. Batu Kapur Magnesium(CaCO3MgCO3), apabila mengandung unsur magnesium
karbonat diantara 5-20%.
3. Batu Kapur Dolomite, mengandung unsur magnesium karbonat lebih dari 30% dan
kurang dari 44%.
4. Batu Kapur Hidrolis, mengandung senyawa lain lebih dari 5 % yang terdiri dari
alumunium,besi dan silika.
5. Batu Kapur Mergel, merupakan batu kapur campuran dengan tanah liat.
6. Batu Kapur padar dan marmer, merupakan batu kapur yang mengandung beberapa
unsur senyawa yang mengalami metamorf.

SIFAT-SIFAT PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN MUTU


KAPUR
Sifat-sifat penting yang menentukan mutu kapur adalah :
1) Prosentase bagian yang aktif dalam kapur, yaitu kadar CaO, SiO, Al2O3 dan MgO.
2) Kehalusan butiran. Kapur tidak boleh mengandung butiran kasar, yang biasanya terdiri dari
bagian kapur yang belum terbakar sempurna, terbakar lewat atau belum terpadamkan.
3) Kekekalan bentuk adukan yang terbuat dari kapur tersebut.
4) Kekuatan adukan yaitu berupa kuat tekan adukan yang terbuat dari campuran kapur, pasir dan
air. Mengenai mutu dan sifat kapur untuk banguunan dan pengujiannya tercantum dalam SII
00244-80.

JENIS POZZOLAN BERDASARKAN ASALNYA


Jenis-jenis pozzolan menurut proses pembentukannya (asalnya) di dalam
ASTM 593-82 dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pozzolan alam dan Pozzolan
buatan. Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu
atau lava gunung berapi yang mengandung silica aktif, yang bila dicampur dengan kapur padam
akan mengadakan proses sementasi. tras berasal dari lapukan batuan gunung api (tanah tuf
atau batu tuf) yang mengandung fsilika. tras adalah bahan yang relatif lunak jika
dibanding dengan pasir, semakin halus tras maka semakin baik dan semakin aktif
sifatnya, akan tetapi penyusutanya juga terlalu besar. ukuran tras yang lolos pada
ayakan adalah 2,5 mm.
Sedangkan untuk pozzolan buatan sebenarnya banyak macamnya, baik merupakan sisa
pembakaran dari tungku, maupun hasil pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang
mengandun silica reaktif dengan melalui proses pembakaran, seperti abu terbang
(fly ash), abu sekam (rice husk ash), silica fume dan lain-lain. semen merah adalah hasil dari
penghancuran bata, genting, bahan-bahan bakaran lempung lain hingga menjadi
tepung. semen merah merupakan bahan tambahan hidrolik, bila dicampur dengan
kapur dan air dapat mengeras dengan perbandingan tertentu. adukan yang terbuat
dari kapur, semen merah, pasir, dan air dapat digunakan untuk siar pasangan,
plesteran, dan tanpa pasir untuk perapihan plesteran. semen merah juga merupakan
sisa-sisa berasal dari bata yang mengalami kerusakan. bata pecah-pecah dihancurkan
untuk dijadikan semen merah dan diayak, harus lewat ayakan lubang persegi 2,5 mm

SIFAT-SIFAT YANG TERJADI BILA DILAKUKAN PENAMBAHAN POZOLAN PADA SEMEN


Material pozolan dapat digunakan sebagai material tambahan atau substitusi pada
campuran beton dalam rangka menurunkan biaya produksi bangunan, juga dapat
langsung digunakan sebagai bahan tambahan pada produksi semen sehingga
mengurangi biaya produksi. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terhadap
campuran semen dan beton dengan penambahan atau substitusi material pozolan
terhadap semen untuk berbagai jenis konstruksi, menunjukkan adanya peningkatan
baik pada sifat-sifat fisik maupun pada kinerja campuran, yaitu :
1. Berkurangnya susut saat proses pengeringan yang bisa mengakibatkan keretakan.
2. Berkurangnya sifat ekspansif campuran.
3. Berkurangnya pori dalam campuran yang mengakibatkan menurunnya
permeabilitas campuran.
4. Dapat mengurangi kebutuhan air dalam campuran.
5. Pencapaian kekuatan campuran yang besar seiring bertambahnya umur campuran.
6. Meningkatkan ketahanan campuran terhadap abrasi (pozolan buatan).
7. Kinerja struktural yang baik bila diaplikasikan pada konstruksi yang berhubungan
dengan air laut.
8. Meningkatkan workabilitas campuran.
9. Mengurangi produksi gas Co2 dialam yang berakibat pada efek rumah kaca.
10.Sebagai material yang mencegah reaksi AlkaliSilika.
11.Mengurangi biaya konstruksi

CIRI CIRI BAHAN GIPS


Gips merupakan batuan sedimen, yang terbentuk dari proses kimia di alam dengan
bantuan kapur dan sulfat, maka terjadi senyawa baru yang membentuk CaSO4.
umumnya bewarna putih, namun terdapat warna lain tergantung kepada mineral
pengontrolnya.
Rumus kimia Gips alam yang lengkap adalah CaSO4 2 H2O. Bila hablur batuan ini
terkena panas mulai diatas 45°C, molekul air yang terikat itu mulai dapat menguap,
dan akan menguap secara keseluruhan sehingga tinggal berumus CaSO4, yang disebut
Gips anhidrid (gips tampa air).
Gips merupakan senyawa CaSO4 2H2O termasuk batuan yang peka sekali terhadap
pengaruh panas.Bila dipanasi lebih dari 45°C air hablur mulai dapat menguap.Air
hablur akan menguap seluruhnya bila pemanasan mencapai 200°C membentuk gips
nahidrida CaSO4. Bila terjadi anhidrida, sifatnya untuk kembali manjadi Gips CaSO4
2H2O akan lambat sekali. Dengan adanya sifat ini, maka gips tadi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan perekat hidrolis.
Sifat gips dapat larut dalam air, maka penggunan elemen bangunaan atau perekat gips,
tidak baik untuk konstruksi diluar yang akan terkena hujan.

PEMAKAIAN GIPS DALAM BANGUNAN


1. Yang belum mengalami kalsinasi Dipergunakan dalam pembuatan semen Portland
2. Sebagai perekat hidrolis untuk membuat elemen bangunan.
3. Sebagai adukan plesteran
4.

http://ilmukuliahteknik.blogspot.com/2015/06/penjelasan-semen-dan-klasifikasinya.html

Anda mungkin juga menyukai