Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA ISLAM KTP

Pengertian : Islam KTP yang merupakan orang-orang yang sebenarnya beragama Islam, tapi ilmu agama
yang diperolehnya/dimilikinya tidak memadai untuk menjadi muslim yang baik. Bahkan kemudian
semakin luntur dan menghilang karena tidak lagi dipraktekkan atau dipelajari. Kelompok ini merasa
sudah menjadi agnostic (tidak menjalankan suatu agama) karena tidak mempraktekan agamanya lagi.
Hal ini banyak dialami oleh orang-orang yang hidup di perkotaan metropolis yang menjadi agnostic
karena nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang lebih universal saja yang kemudian digunakannya. Pernah
jadi Islam karena dilahirkan dalam keluarga dan masyarakat muslim, tapi tercerabut.

Islam KTP juga bisa berupa orang yang menjalankan ibadah hanya untuk menuntaskan kewajibannya
saja, bukan karena ia ingin beribadah kepada Allah. Maka tidak ada hikmah atau hal yang bisa diambil
dari ibadahnya tersebut sehingga walaupun sudah beribadah tapi tetap melakukan perbuatan dosa dan
tercela.

Penyebab :

- Kurangnya didikan agama semasa kecilnya, sedang saat dewasa lingkungan sosial dan kerja
sudah terlalu metropolis dan sekuler. Mungkin semasa kecil dan remajanya‘tidak beruntung’
mendapat pendidikan agama yang layak di keluarga, lingkungan, sekolah, atau pun lembaga
pendidikan agama lain (pesantren).
- Islam KTP itu bisa juga orang-orang yang hanya terpaksa mencantumkan agama Islam karena
Negara mengharuskan setiap warga Negara Indonesia mencantumkan dalam KTP salah satu
agama resmi (Islam, Kristen, Khatolik, Budha dan Hindu) padahal yang dianutnya adalah agama
local atau kepercayaan di luar ke-5 agama tersebut. Maka, dipilihlah salah satu agama resmi
untuk dicantumkan ke dalam KTP.

Makna Islam

slam sebagai satu-satunya agama yang diakui dan diridhai oleh Allah ‘Azza Wa Jalla, bukan hanya
sekedar identitas dan pengakuan, namun Islam adalah agama yang memadukan unsur lahiriyah dan
unsur batiniyah, di dalamnya terkandung pengakuan formal seperti syahadatain, keyakinan dan
pengamalan lahiriyah dan juga pengamalan hati. Ketika seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan melakukan pengakuan bahwa kami sudah beriman, maka turunlah ayat
di surat Al-Hujurat (49) ayat 14:

َ َ َ ‫َّ أ‬ َّ ‫أ‬ َ ُ َ َ َ َ ‫أ‬ َ ‫ق ُلوب ُك أم ف ٱ أۡل‬


‫يم ََٰٰن َيدخل َول َّما أ أسل أمنا قول ٓوا َول ََٰٰكن تؤمنوا ل أم قل َء َامنا ٱۡل أع َراب قالت‬ ِ

Artinya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman,
tapi katakanlah ´kami telah tunduk´, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu,…
Ayat tersebut menyebutkan dua unsur ke Islaman, yaitu Iqrar (pengakuan) dan I’tiqad (keyakinan).

Dengan demikian, terkandung tiga unsur dalam makna Islam; perkataan, keyakinan dan perbuatan,
demikian pula harus ada unsur unsur An-Nafyu (mengingkari sesembahan selain Allah dan mengingkari
segala sistem yang bertentangan dengan syari’atNya) dan unsur Al-Itsbat (menetapkan keesaan Allah
dan mengakui kebenaran syariatNya).

Agar Islam Kita tak Sekedar Identitas

Sekalipun identitas dalam makna yang luas merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari
ajaran Islam, namun hakikat keIslaman tidak hanya cukup dengan merasa mulia terhadap identitas
Islam. Allah berfirman:
َ َ َّ ُ ‫أ‬ ۡ ِّ َّ ٓ َ َ َّ َ َ َّ َّ ُ َ
‫ين َيٓ َٰأ ُّي َها‬ ‫ٱلسلم ِف ٱدخلوا َء َامنوا ٱلذ‬ ‫ُّمبي َعدو لك أم إنهۥ ٱلش أيط ََٰٰن خط َو ت تتبعوا َول كافة‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al-
Baqarah: 208)

Agar Islam kita tidak hanya sekedar identitas, maka ada tiga metode terbaik:

1. Mengkaji Islam

Dengan mengkaji Islam dari sumbernya yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai yang dipahami oleh orang-
orang terbaik dari umat ini (para sahabat, tabi’in dan atbaut taabi’in) maka akan lahirlah pemahaman
yang benar dan keyakinan yang kuat terhadap ajaran Islam.

Pemahaman dan keyakinan yang kuat akan ajaran Islam tidak secara otomatis datang begitu saja,
namun harus dicari di majelis-majelis ilmu.

Ingat perkataan Imam Bukhari Rahimahullah: Ilmu dahulu sebelum perkataan dan perbuatan.

2. Mengamalkan Islam

BerIslam tidak cukup hanya dengan mengkajinya. Islam menuntut kita untuk komitmen dan berusaha
mengamalkan hal-hal yang telah kita pelajari. Amal adalah buah nyata dari ilmu, dan ilmu yang benar
akan melahirkan buah yang berkualitas yaitu Iman dan amal yang shalih.

Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam banyak ayat menjajikan syurgaNya dengan selalu
menggandengkan perkataan Iman dan Amal Shalih.

3. Bergaul dengan Orang-orang Shalih


Salah satu sifat iman adalah bertambah dan berkurang, bisa naik bisa turun. Iman akan bertambah
dengan amal-amal ketaatan dan akan berkurang dengan dosa dan maksiyat. Karena itu keimanan yang
tumbuh dari hasil mengkaji ilmu syar’i harus selalu dijaga sebab penyakit dan hama keimanan sangat
banyak dan selalu mengintai kelalaian kita.

Anda mungkin juga menyukai