Anda di halaman 1dari 25

KIMIA DASAR

BETON
ANGGOTA KELOMPOK :
Novera Kresiariati 5111418030
Muhammad Nauval I. 5111418088
Semen Portland
2
Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang terbuat dari
penggilingan halus (klingker) dan gips, bila dicampur air didiamkan akan
mengikat, mengeras, membatu dan direndam dalam air tidak larut.
Ada 4 unsur yang paling penting dalam susunan semen yaitu:
• a. Trikalsium silikat (C3S ) atau 3CaO.SiO2
b. Dikalsium silikat (C2S ) atau 2CaO.SiO2
c. Trikalsium aluminat (C2A) atau 3CaO.AlO3
d. Tetrakalsium aluminoferit (C2AF ) atau
4Cao.Al2O3.Fe2O
Keempat bahan tersebut digiling halus dengan perbandinngan
tertentu, setelah digiling dibakar dengan suhu 1350°C dengan proses
bertahap yaitu :
a. Pada suhu 100°C (dalam keadaan kering oven
kandungan H2O masih ada)
b. Pada suhu 250°-300°C(warnanya kemerahan,
H2O sudah hilang)
c. Pada suhu 800° C(proses kalsinasi) CO2 hilang
peruraian dari Batu kapur ke kapur toho (kapur
hidup)
d. Pada suhu 1350°C terjadi proses sintering
(pelelahan) 3
Setelah melalui proses pemanasan tersebut kemudian
dialirkan ke tungku putar pendingin suhunya menjadi 60°
berbentuk klingker. Kemudian klingker-klingker tersebut digiling
halus dengan gips dan menjadi semen.

Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia


yang dikandungnya. Setelah semen dicampur dengan air,
komponen-komponen tersebut mengalami hidrasi
menghasilkan bermacam-macam produk reaksi, terutama
3CaO.2SiO2.nH2O(s), 3CaO.Al2O3.3CaSO4.nH2O(s),
3CaO.Al2O3.nH2O(s), 3CaO.Fe2O3.nH2O(s), dan CaOH2(aq). Campuran
dari semua produk reaksi ini dan sisa pereaksi yang disebut
CSH gel.

4
Setelah semen dicampur dengan air, komponen -
komponen yang terkandung di dalam semen mengalami
hidrasi menghasilkan beberapa hasil reaksi sebagai berikut:
2(3CaO.SiO2) + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

2(2CaO.SiO2) + 4H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2

3CaO.Al2O3 + 3CaSO4.2H2O + 26H2O → 3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O

3CaO.Al2O3.3CaSO4.32H2O + 2(3CaO.Al2O3) + 4H2O → 3(3CaO.Al2O3.CaSO4.12H2O)

3CaO.Al2O3 + 12H2O + Ca(OH)2 → 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12H2O

4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10H2O + 2Ca(OH)2 → 6CaO.Al2O3.Fe2O3.12H2O

5
Pada reaksi hidrasi semen, C3S dan C2S bereaksi dengan
air membentuk Trikalsium silikat hidrat yang disebut dengan
gel tobermorite atau gel kalsium silikat hidrat (CSH gel) dan
Ca(OH)2. Reaksi hidrasi C3A dengan adanya kalsium sulfat
membentuk kalsium trisulfoaluminat hidrat (disebut dengan
AFt atau ettringite), atau kalsium monosulfoaluminat hidrat
(disebut dengan AFm atau monosulfate). Tanpa adanya
kalsium sulfat, C3A bereaksi dengan air dan kalsium
hidrosidamembentuk tetrakalsium aluminat hidrat. Dan C4AF
bereaksi dengan air membentuk kalsium aluminoferrit hidrat.
Proses hidrasi butir-butir semen berlangsung sangat
lambat. Bila dimungkinkan penambahan air masih diperlukan
oleh bagian dalam butir-butir semen (terutama yang berbutir
besar), untuk menyempurnakan proses hidrasi. Proses dapat
berlangsung sampai 50 tahun. Penelitian terhadap silinder
beton menunjukkan bahwa beton maih meningkat terus
kekuatannya paling tidak untuk jangka waktu 50 tahun.

6
2
Reaksi
Alkali-Agregat
Alkali-agregat adalah reaksi luas yang terjadi
di campuran beton antara alkali (yang terkandung dalam
pasta semen) dan unsur-unsur dalam suatu agregat. Yang
paling umum adalah reaksi silika-alkali. Reaksi ini, yang terjadi
sampai batas tertentu di campuran beton yang dapat
mengakibatkan retak rambut atau pola dan permukaan
keropos jika cukup parah. Mekanisme untuk reaksi alkali silika
yang diajukan sebagai berikut :
• Semen (zat alkali tinggi) dapat meningkatkan kelarutan
non-kristal silika dan tingkat di mana larut. Selain itu,
semen akan menaikkan pH dari medium sekitarnya
yang akan mempengaruhi silika kristalin.
• Pembubaran awal silika reaktif kemudian membuka
struktur pori silika agregat dan memungkinkan lebih
untuk larut ke dalam larutan. Hasil akhirnya adalah
alkali-silika gel yang terbentuk di tempat. Ini
pembentukan gel tidak luas itu sendiri tetapi tidak
menghancurkan integritas partikel agregat.

8
• Gel menarik jumlah air dan mengembang. Jika
ekspansi cukup besar, tegangan yang dihasilkan akan
mengakibatkan aggregat menjadi retak dan
akan melemahkan pasta semen disekitarnya.
• Pembentukan koloid gel. Setelah gel ingests cukup air,
air mengambil alih dan substansi menjadi alkali-silika
gel dicairkan dalam cairan air. Cairan ini kemudian
kabur ke retakan sekitarnya dan rongga dan dapat ikut
serta dalam reaksi-reaksi sekunder.
Reaksi ini dapat dikendalikan dengan:
• Menghindari agregat rentan. Pengalaman lokal
mungkin menunjukkan bahwa beberapa jenis batuan
mengandung silika reaktif. Biasanya batu jenis yang
mungkin rentan adalah: kapur silika, rijang, serpih, kaca
vulkanik, kaca sintetis, batu pasir, batu dan kuarsit
opaline. Batu sungai juga biasanya rentan.
• Dengan bereaksi dengan kalsium hidroksida dalam
pasta semen, pozzolan dapat menurunkan pH larutan
pori. Selain itu, silika yang terkandung dalam pozzolan
dapat bereaksi dengan alkali dalam semen. Reaksi ini
tidak berbahaya karena pada dasarnya melompati
langkah tarik air yang luas. 9
• Semen Rendah-alkali . Semen dengan
type rendah alkali tersedia untuk reaksi yang akan
membatasi pembentukan gel.
• Semen Kandungan Air Rendah. Semakin rendah rasio
air-semen, akan membuat permeabbilitas beton
menjadi rendah. Permeabilitas rendah akan
membantu membatasi pasokan air untuk gel alkali
silika.
Singkatnya, alkali-silika reaksi luas di alam dan sebagian
besar terjadi di campuran beton. Jika reaksi cukup parah dapat
fraktur agregat dan pasta sekitarnya mengakibatkan retak,
keropos dan spalling. Ada beberapa cara untuk menghindari
reaksi ini, paling sederhana yang hanya menghindari agregat
rentan.

10
Air
Air (H2O) diperlukan pada proses
hidrasi semen yang berpengaruh terhadap
sifat kemudahan pengerjaan adukan beton
(workability), kekuatan, susut dan keawetan
beton.
Kelebihan air dari jumlah yang
dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
tambahan air ini tidak boleh terlalu banyak
karena kekuatan beton menjadi rendah dan
beton menjadi keropos.

11
Admixture
Bahan tambah (admixture) adalah
bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
campuran beton pada saat atau selama
percampuran berlangsung. Fungsi dari
bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat
dari beton agar menjadi lebih cocok untuk
pekerjaan tertentu atau untuk menghemat
biaya.
Secara umum bahan tambah terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
○ Bahan tambah kimia (Additive)
○ Bahan tambah mineral 12
Chemical Admixture
Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu
bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan
untuk mengendalikan waktu pengerasan
(memperlambat atau mempercepat), mereduksi
kebutuhan air, menambah kemudahan
pengerjaan beton, meningkatkan nilai slump dan
sebagainya.

13
Water-Reducing
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang
mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton.
Komposisi dari campuran bahan tambah ini diklasifikasikan
secara umum menjadi 5 kelas yaitu :
○ Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam.
○ Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic.
○ Hydroxylated carboxylic acids
○ Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan
garamgaramnya.
Materi lain seperti :
○ Materi inorganic seperti seng, garam-garam, barak, pospat,
klorida.
○ Asam amino dan turunannya.
○ Campuran polimer, seperti eter
○ , turunan melamic, neptan, silicon, dan hidrokarbon-sulfat.
14
Retarding
Retarding Admixtures adalah bahan tambah
yang berfungsi untuk menghambat waktu
pengikatan beton. Penggunaanya untuk
menunda waktu pengikatan beton (setting time)
misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau
memperpanjang waktu untuk pemadatan.

15
Accelerating
Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Secara umum,
kelompok bahan tambah ini dibagi menjadi tiga:
○ Larutan garam organic
○ Larutan campuran organic
○ Material miscellaneous
Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida
(CaCl2), bromide (Br), karbonat (CO3), dan silikat.

16
Water Reducing and
Retarding
Water Reducing and Retarding Admixtures
adalah bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat
pengikatan awal.
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda
yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk
yang diperlukan pada beton

17
Water Reducing and
Accelerating
Water Reducing and Accelerating
Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu dan menghambat
pengikatan awal.
Dengan menggunakan bahan ini diinginkan
beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan
waktu pengikatan yang lebih cepat (beton
mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

18
Water Reducing,
High Range
Water Reducing, High range Admixture
adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
Kadar pengurangan air dalam bahan ini
lebih tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton
yang dihasilkan lebih tinggi dengan air yang
sedikit tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga
lebih tinggi.

19
Water Reducing,
High Range
Retarding
Water Reducing, High Range Retarding
admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih
sekaligus menghambat pengikatan dan
pengerasan beton. Bahan ini merupakan
gabungan superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan
apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan
sumberdaya dan ruang kerja.

20
Mineral Admixture
21
Pozzolanic
Pozzolan adalah bahan yang
mengandung senyawa silica (SiO2) dan
alumina (Al2O3), dimana bahan pozzolan
tersebut tidak mempunyai sifat seperti
semen, akan tetapi dengan bentuknya yang
halus dan dengan adanya air, maka
senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi
secara kimiawi dengan Kalsium hidroksida
Ca(OH)2 (senyawa hasil reaksi antara
semen dan air) pada suhu kamar
membentuk senyawa Kalsium Aluminat
hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.
22
Fly Ash
Abu terbang (fly ash) didefinisikan
sebagai butiran halus hasil residu
pembakaran batubara atau bubuk batu
bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi 2
yaitu fly ash yang normal yang dihasilkan
dari pembakaran batubara antrasit atau
batubara biyomius dan fly ash terbang kelas
C yang dihasilkan dari batubara jenis lignite
atau subbiumeus.
Bahan kimia yang terdapat dalam fly
ash adalah silikon dioksida (SiO2), aluminium
oksida (Al2O3) dan besi oksida (Fe2O3).
23
Silica Fume
Silica fume adalah material pozzolan
yang halus, dimana komposisi silica lebih
banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi
atau sisa produksi silicon atau alloy besi
silicon (dikenal sebagai gabungan antara
microsilika dengan silica fume). Penggunaan
silica fume dalam campuran beton
dimaksudkan untuk menghasilkan beton
dengan kekuatan tekan yang tinggi.
Kandungan kimia yang ada di silica
fume, yaitu SiO2, Karbon, Fe2O3, CaO, Al2O3,
K2O, dan Na2O.
24
Thanks!
Any questions?
You can find me at…..

25

Anda mungkin juga menyukai