Anda di halaman 1dari 58

Penurunan Kualitas

Beton Bertulang
(Reinforced Concrete Deterioration)

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya

Oleh: Ir. Ari Wibowo, ST., MT., PhD


Durabilitas

• Beton pada dasarnya bersifat tahan lama,


memiliki histori kinerja jangka panjang yang
bagus
• Dalam beberapa kasus, umur layanan struktur
dipengaruhi oleh ketidakmampuan beton untuk
mempertahankan integritasnya di lingkungan di
mana struktur itu ditempatkan.
• Hal ini disebut materials-related distress (MRD).
Apa itu Materials-Related Distress?

• MRD diasosiasikan dengan “keawetan” (durability)


dari beton
• Durabilitas bukan sifat beton yang spesifik/intrinsik
• “Durabilitas” tidak dapat diukur
• Beton yang awet dalam satu penggunaan dapat dengan
cepat rusak pada jenis penggunaan yang lain.
• Durabilitas tidak terkait dengan pembebanan,
walaupun beban dapat memperburuk MRD.
Di sisi lain…
• Baja terkorosi karena bukan merupakan bahan
alami melainkan dari peleburan bijih besi 
menambah energi pada logam.
• Baja secara termodinamik tidak stabil di bawah
kondisi atmosfer normal dan akan melepaskan
energi dan kembali ke keadaan aslinya — besi
oksida, atau karat. Proses ini disebut korosi
Proses Korosi
1. Reaksi Anoda

2. Reaksi Reduksi

3. Munculnya karat

4. Karat yang muncul bereaksi lagi dengan oksigen membentu


oksida yang lebih tinggi sehingga menimbulkan pembesaran
volume dan tekanan internal yang tinggi pada beton.
Fungsi Beton bagi Baja
• Lingkungan alkali beton (pH 12 hingga 13) memberikan baja
dengan perlindungan korosi.
• Pada pH tinggi, lapisan oksida tipis terbentuk pada baja dan
mencegah atom logam larut. Film pasif ini sebenarnya tidak
menghentikan korosi; tapi mengurangi laju korosi ke tingkat
yang tidak signifikan.
• Untuk baja dalam beton, laju
korosi pasif biasanya 0,1 μm
per tahun.
• Tanpa film pasif, baja akan
mengalami korosi sedikitnya
1000 kali lebih tinggi (ACI 222
2001).
KIMIA

FISIK Penurunan
MEKANIK
Kualitas Beton

KESALAHAN
KONSTRUKSI
SERANGAN KIMIA

• SERANGAN KARBON DIOKSIDA


• SERANGAN SULFAT
• REAKSI ALKALI-AGREGAT
• SERANGAN KHLORIDA
1. KARBONASI: SERANGAN KARBON-
DIOKSIDA
• REAKSI KIMIA • MEKANISME
Faktor-faktor dalam Karbonasi Beton
Faktor Pengaruh
Rasio Faktor Air Makin rendah rasio FAS, makin rendah laju karbonasi
Semen
Tipe Semen Beton dengan kandungan semen sekunder (slag, fly ash,
pozzolan) berkarbonasi lebih cepat daripada PC Beton
Kadar semen Peningkatan kadar semen menurunkan kedalaman
karbonasi
Perawatan Curing yang baik menurunkan laju karbonasi, karena beton
akan lebih padat dan hidrasi semen meningkat
Kelembaban Laju karbonasi akan maksimum pada kelembaban antara
50% - 75%
Temperatur Kenaikan temperature meningkatkan laju karbonasi
Perbaikan Beton akibat Karbonasi
2. SERANGAN SULFAT

Kerusakan beton karena sulfat


Mekanisme:

Ca(OH)2 + Na2SO4.10H2O  CaSO4.2H2O + 2NaOH + 8H2O

2(3CaO.Al2O3.12H2O) + 3(Na2SO4.10H2O)  3CaO.Al2O3.3CaSO4.31H2O + 2Al(OH)3 +


6NaOH + 17H2O
Reaksi Sulfat

Reaksi Sulfat

Reaksi Sulfat Eksternal Reaksi Sulfat Internal

Disebabkan karena penetrasi Disebabkan kandungan terlarut dalam


larutan sulfat dari air laut, air beton pada saat pengikatan semen, air,
limbah/selokan, atau air tanah agregat atau admixture
Sulphate
Reaction
I = Internal
E = External
Sulphate Reaction
3. REAKSI ALKALI-AGREGAT

• Mekanisme: • Efek:

— adalah reaksi antara kandungan mineral aktif dari


agregat dan sodium/potassium alkali hydroksida and
kalsium hidroksida di dalam beton.
• Alkali-Silica Reaction (ASR)
• Alkali-Carbonate Reaction (ACR )
Reaksi Alkali-Silika
(Alkali-Silica Reaction - ASR)

• Gejala visual
• Retak Jaringan
• Sambungan terkelupas
• Relative displacements
Reaksi Alkali-Silika
(Alkali-Silica Reaction - ASR)

• Gejala Visual (lanjutan)


• Pecahan terlepas dari
permukaan (popouts)

n Mekanisme
1. Alkali hidroksida + silica gel
reaktif  produk reaksi
(alkali-silica gel)
2. Produk reaksi gel +
kelembaban  ekspansi
Reaksi Alkali-Silika
(Alkali-Silica Reaction - ASR)

• Faktor yang
berpengaruh
• Bentuk reaktif dari
silica di dalam agregat,
• Larutan pori tinggi
alkali
• Kelembaban yang
cukup

Jika satu kondisi tidak ada


― ASR tidak dapat terjadi.
Efek Penambahan Cementitious
Material pada ASR
Alkali-Carbonate Reaction (ACR)

• Faktor yang berpengaruh


• Kandungan lempung, atau kadar residu tak-terlarut, dalam rentang 5%
- 25%
• Rasio Kalsit terhadap Dolomit mendekati 1:1
• Meningkatkan volume dolomit
• Kristal dolomit berukuran kecil tersuspensi dalam matriks lempung
Reaksi Alkali-Karbonat
(Alkali-Carbonate Reaction)

• Controlling ACR • Metode Pengujian


• Hindari agregat reaktif • Pengujian Petrographic
• Campur agregat sesuai (ASTM C 295)
dengan Peraturan (Appendix
in ASTM C 1105)
• Rock cylinder method
(ASTM C 586)
• Batasi ukuran agregat sampai
paling minimum secara • Concrete prism test (ASTM
praktek C 1105)
Treatment – Alkali Reaction
4. SERANGAN KHLORIDA
Klorida dapat masuk ke beton selama proses pengecoran karena :
•Penggunaan air laut untuk proses pencampuran beton
•Penggunaan kalsium klorida sebagai aditif untuk menambah waktu
pengaturan
•Penggunaan agregat yang mengandung klorida yang tidak dicuci
untuk pencampuran
•Agregat dengan kandungan klorida lebih dari batas yang
tercantum dalam spesifikasi

Klorida memasuki beton dari


lingkungan eksterior ke interior beton
karena:
•Paparan beton ke air laut
•Penggunaan garam untuk melelehkan
es
•Kehadiran klorida dalam zat yang
ditempatkan untuk penyimpanan
4. SERANGAN KHLORIDA
Serangan khlorida pada baja dapat terjadi jika:
•Kadar khlorida melebih batas threshold seperti dalam Tabel 2.
•Oksigen dan kelembaban juga tersedia dalam mempertahankan
reaksi. Kandungan khlorida saja tidak dapat menimbulkan korosi.
4. SERANGAN KHLORIDA
KERUSAKAN FISIK

KERUSAKAN FISIK

PROSES TEMPERATUR
PEMBEKUAN DAN TINGGI
PENCAIRAN
Efek Pembekuan dan Pencairan

SCALING :
Kerusakan
permukaan beton
akibat proses
pembekuan dan
pencairan yang
berulang
EFEK TEMPERATUR PADA BETON
Beton dapat menahan
sampai suhu  650oC

Beton disekeliling tulangan


pecah

Temperatur merambat
secara cepat

Kegagalan struktur total


KERUSAKAN MEKANIS

KERUSAKAN MEKANIS

ABRASI EROSI KAVITASI


Tipe Kerusakan Mekanis

ABRASI EROSI
1.Pengausan permukaan akibat
KAVITASI
1.Ini adalah abrasi akibat 1.Kerusakan akibat aliran non-
friksi. cairan
2.Faktor yang mempengaruhi linear air dengan kecepatan
2.Faktor yang melebihi 12 m/s
abrasi: mempengaruhi :
a. Mutu beton 2.Hal ini disebabkan karena
a. Kecepatan cairan pembentukan gelembung
b. Sifat agregat b. Kandungan butiran
c. Lapisan coating udara/uap
dalam air
c. Kualitas beton
KESALAHAN/CACAT
KONSTRUKSI
KESALAHAN PEMADATAN

BUG HOLES HONEY COMB


Perawatan Beton (Curing)
Proses untuk menjaga beton tetap lembab selama waktu tertentu
dibutuhkan agar reaksi kimia antara semen dan air dapat terjadi
(membutuhkan beberapa hari)

Tips
• Jaga agar beton tetap basah
• Tidak membongkar bekisting
bila memungkinkan
• Jaga temperature pada suhu
sedang, jaga dari angin dan
matahari
Curing
Metode Perawatan (Curing)
-Perawatan memakai Compounds
Adalah cairan yang disemprotkan langsung ke
permukaan beton dan kemudian mongering untuk
membentuk membrane yang tidak tembus air Aplikasi penyemprotan
dimana menahan kehilangan kelembaban beton. curing compound
- Perawatan memakai Air (Water Curing)
Dilakukan dengan menggunakan air ke permukaan
beton untuk menjamin kelembaban beton (misal
kolam, penyemprotan dan pakai penutup basah).

Metode kolam
(water curing)
Bleeding, Penguapan &
Retak Susut Plastis
Penguapan Terlalu banyak penguapan
menimbulkan retak susut
plastis dari permukaan
beton

Bleed water < Penguapan


Excessive Bleeding dan kontrol
• Menimbulkan masalah: • Penyebab
• Kemampuan dipompa – Kekurangan agregat halus
yang rendah – Kadar air (w/c) terlalu
• Penundaan finishing tinggi
• Kadar air – water content
• Solusi
(w/c) yang tinggi di
permukaan – Tambahi agregat halus
• Retak dan delaminasi dari – Atur grading
permukaan beton – Kurangi kadar air
Retak Susut Saat Pengeringan
(Drying Shrinkage Cracking)
Setelah susut –
Sebelum susut Perubahan Volume, tidak ada tegangan

Susut
tidak
ditahan

Susut
ditahan

Susut ditahan – menimbulkan tegangan, dimana


menyebabkan retak
Restraint & Drying Shrinkage Cracks
Properti dari Beton Keras
Kestabilan Volume : Rangkak (Creep)

Rangkak

Air

Konsekuensi rangkak Deformasi
- Kehilangan pre-stress Deformasi rangkak
- Kemungkinan lendutan berlebih
- Menimbulkan tegangan pada elemen
yang tidak menahan beban (non load
bearing members)
Waktu
Summary : Durabilitas

Keawetan Beton =
Rasio Faktor Air/Semen yang Rendah +
Proporsi Mix & Agg. Grading yang Cukup +
Desain, Pemadatan & Teknik Curing yang Bagus
= PELUANG RETAK RENDAH
= PERMEABILITAS RENDAH
= MASA LAYAN LEBIH LAMA !
Summary
Penyebab korosi
• Kontaminasi Klorida (Garam, Air
Laut)
• Serangan Sulfat (tanah)
• Asam
• Reaksi Alkali-Aggregat
• Karbonasi (CO2 diudara + Lime di
Beton)

Proteksi
• Menyediakan cover
• Lebih padat, Beton yang lebih
kedap
• Hindari penggunaan klorida
Rasio FAS vs Permeabilitas
Koefisien Permeabilitas (10-14m/s)
Efek Radiasi Nuklir pada
Properti Mekanik Beton
Efek pada Struktur Material

• Material Kristal
Tumbukan antara radiasi nuklir dengan atom tunggal
dalam struktur Kristal, atom dapat keluar dari
kesetimbangan dan membuat material menjadi
lebih getas.
• Material Polimer
Energi yang dihasilkan dari radiasi nuklir
menimbulkan formasi cross-link tambahan dan
mengarah pada kegetasan material.
Heat Development
• Energy radiasi ditransfer menjadi panas di dalam
struktur penahan radiasi nuklir, sehingga akan
meningkatkan temperature material pelindung.
• Kenaikan suhu panas radiasi dapat mencapai 250 oC
• Eksposur temperature tinggi diatas 100 oC dalam waktu
yang lama dapat menurunkan kuat tekan beton secara
signifikan.
• Namun hasil pengujian sangat tergantung dari tipe
beton, kondisi kelembaban dan metode pengujian.
• Kenaikan suhu dari20oC – 100oC dapat menurunkan
kuat tarik beton sebesar 50% bahkan ketika efek susut
diabaikan.
Pengaruh Panas Radiasi pada Kuat Tekan Beton

• Kenaikan suhu panas radiasi dapat mencapai


25oC.
Efek Radiasi Neutron pada Sifat Mekanik Beton
• Efek Pada Kuat Tekan Beton
Hubungan antara kuat tekan beton inti dengan
jarak eksposur permukaan
Efek Radiasi Neutron pada Sifat Mekanik Beton
• Efek Pada Kuat Tarik Beton

• Kenaikan suhu dari20oC – 100oC dapat menurunkan kuat tarik


beton sebesar 50% bahkan ketika efek susut diabaikan.
Parameter yang mempengaruhi Ketahanan
Beton terhadap Radiasi Neutron
• Tipe agregat
Terlihat bahwa ketahanan mortar terhadap radiasi
tergantung dari tipe/jenis agregat yang digunakan.

Note: setelah terpapar radiasi neutron sebesar 8.10 19


n/cm2

Dimana ketahanan agregat berhubungan dengan


dengan besar perubahan volume dari agregat yang
terjadi selama radiasi.
Parameter yang mempengaruhi Ketahanan
Beton terhadap Radiasi Neutron
• Pembesaran volume beton
terjadi cukup besar ketika
terpapar radiasi neutron
dengen fluence lebih besar dari
1019 n/cm2.
• Beton beragregat rijang
(flintstone) mempunyai
perubahan volume yang lebih
besar dan kuat beton yang lebih
rendah daripada beton
beragregat gamping (limestone)
Parameter yang mempengaruhi Ketahanan
Beton terhadap Radiasi Neutron
• Proporsi Mix Desain
Kuat lentur dari mortar yang terekspos radiasi adalah
tergantung dari kandungan semen dalam campuran.

 Lean mix (campuran rendah


semen mempunyai ketahanan
radiasi yang lebih rendah
daripada rich mix.
 Namun temperature eksposur
radiasi juga sangat menentukan
dalam hal ini.
Efek Radiasi Gamma pada Kekuatan Beton

Terlihat dari
penelitian bahwa kuat
tekan dan tarik beton
cenderung menurun
dengan meningkatnya
dosis radiasi gamma

• Namun tidak terlalu banyak penelitian dilakukan untuk meneliti efek


radiasi gamma tanpa pengaruh radiasi neutron, sehingga kajian ini perlu
penelitian lebih lanjut.
Efek Radiasi Neutron pada Sifat Mekanik Beton
• Modulus Elastisitas Beton

Terjadi tren sedikit


penurunan modulus
elastisitas beton akibat
radiasi neutron

Namun data eksperimen


yang belum cukup untuk
memisahkan efek radiasi
dan temperature. Selain itu,
belum ada data studi akibat
radiasi gamma.
Efek Radiasi Neutron pada Sifat Mekanik Beton
• Rangkak (Creep) dan Susut (Shrinkage) Beton

Penelitian efek radiasi


gamma terhadap rangkak
dan susut beton belum
terlalu banyak, sehingga
tidak dapat diambil
kesimpulan yang final.

Namun terlihat bahwa


radiasi gamma
mempengaruhi rangkak
dan susut dari beton
seperti terlihat pada
gambar.
Rangkuman
• Radiasi neutron lebih dari 1.1019 n/cm2 menyebabkan
pengurangan kuat tekan dan kuat tarik beton.
• Penurunan kuat tarik beton terlihat lebih besar
daripada penurunan kuat tekan beton.
• Ketahanan beton terhadap radiasi neutron tergantung
dari proporsi mix, tipe semen dan tipe agregat.
• Modulus elastisitas beton bila terpapar radiasi neutron
mengalami penurunan dengan peningkatan radiasi
neutron.
• Untuk tingkat radiasi yang kecil, rangkak beton tidak
terlalu terpengaruh. Namun rangkak dapat meningkat
bila tingkat radiasi adalah cukup tinggi untuk
menurunkan kuat tekan dan tarik beton.
Rangkuman
• Radiasi neutron lebih dari 1.1019 n/cm2 dapat menyebabkan
peningkatan volume beton; yang dapat ditelusuri dari
perubahan mikrostruktur agregat.
• Efek kerusakan properti mekanik beton akibat radiasi
neutron dapat juga ditimbulkan dari perubahan panas yang
menyertai. Namun efek ini terlihat cukup kecil.
• Efek radiasi gamma pada properti mekanis beton masih
membutuhkan studi lebih lanjut.
• Hasil tes yang ada belum dapat menentukan rekomendasi
proporsi mix dan tipe semen untuk memperoleh ketahanan
tinggi terhadap radiasi. Namun, dapat dipastikan dengan
menggunakan agregat yang tahan radiasi, maka juga akan
diperoleh beton tahan radiasi.

Anda mungkin juga menyukai