1) Pereaksi. Misalnya pada besi akan berwarna cokelat karena terjadinya besi hidroksida.
2) Pelarut. Produk-produk korosi akan larut dalam air seperti besi klorida atau besi sulfat.
3) Katalisator. Besi akan cepat bereaksi dengan O2 dari udara sekitar bila ada uap air.
4) Elektrolit lemah. Sebagai penghantar arus yang lemah atau kecil.
b. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana
reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial
reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
c. Keberadaan elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya
korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang
terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
d. Suhu
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam
semakin meningkat.
e. Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah
teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan
terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan
besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif.
Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
g. Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan
menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab kutub-kutub yang bermuatan akan sukar terjadi pada
permukaan yang rata.
Industri Pupuk
Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan
industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya digunakan untuk sintesa bahan
organik, sebagai bahan anti beku di dalam alat pendingin, juga sebagai bahan untuk pembuatan
pupuk.
Bagian Korosi :
Industri pupuk ZA
Bagian Terkorosi :
1) Bagian kompresor terkorosi karena udara yang terlalu lembap (tidak dikeringkan terlebih
dahulu).
2) Bagian reaktor kristaliser karena tempat mereaksikan gas amonia dan asam sulfat cair.
3) kotak header udara dingin.
4) pipa masuk dan keluar dari pendingin udara, serta tabung penukar.
5) Pipa masuk dan keluar dari pemisah limbah reaktor.
6) Pompa dan katup kontrolnya (flashing dapat menyebabkan erosi-korosi yang parah di bagian
hilir katup kontrol).
7) pemisah bertekanan tinggi.
8) limbah reaktor karena air asam yang masuk.
9) kolom stripper
Proses produksi yang terdapat di Unit ZA PT. Petrokimia Gresik (2009) memakai reactor
kristaliser. Reaksi berjalan pada tekanan atmoseferis dan pada suhu sekitar 105-110oC . Gas
amonia dan asam sulfat cair bereaksi secara stoikiometri membentuk amonium sulfat dengan
konversi reaksi overall sebesar 98%.
Pemilihan kondisi operasi pada suhu 105-110oC dan tekanan 1 atm dengan pertimbangan
bahwa pada suhu yang terlalu tinggi asam sulfat akan membentuk aerosol dan bereaksi dengan
gas amonia menjadi amonium bisulfat [NH4HSO4]. Senyawa amonium bisulfat ini berupa kristal
putih yang bersifat korosif dan berbahaya, seperti menyebabkan iritasi pada kulit. Pembentukan
amonium bisulfat bisa terjadi jika temperature reaksi jauh lebih dari 100oC dan melebihi
temperatur leleh ammonium sulfat (235-280oC).Akan tetapi apabila temperatur reaksi terlalu
rendah dapat menyebabkan konversi reaksi menjadi kecil (kurang maksimal).
b) Korosi erosi
Korosi erosi dapat terjadi pada impeller pompa dan perpipaan. Korosi inidisebabkan
aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam danlapisan film
pelindung. Pada turbulensi ini molekul – molekul fluida akan memberikantekanan langsung
pada logam sehingga terjadi keausan mekanik yang akanmenyebabkan terjadinya korosi.
c) SCC
SCC yang berjenis korosi intergranular terjadi pada unit sintesis dan unit purifikasi.
Korosi ini terjadi disebabkan karena reaksi oksidasi oleh oksigen yang berinteraksi dengan
larutan ammonium karbamat.
Ammomium karbamat bersifat higroskopis dan akan menarik kelembaban.
Ammonium karbamat yang basah akan menjadi campuran kesetimbangan amonium
karbamat dan amonium karbonat. Kombinasi garam dan uap air ini menyerang lapisan oksida
pelindung pada permukaan baja sehingga menyebabkan korosi.
d) Korosi sumuran
Korosi sumuran terjadi dibagian bawah tangki penyimpanan yang terdapat sludge
produk korosi disebabkan oleh adanya presipitasi sludge. Korosi pada tangki bagian bawah
selalu lebih parah daripada tangki bagian samping. Hal ini disebabkan ketika produk korosi
pada bagian samping tangki terbentuk, produk korosi tersebut akan mengendap di bagian
bawah tangki sehingga menyebabkan terbentuknya deposit yang akan menginisiasi korosi
selanjutnya.
Sumber :
https://www.studiobelajar.com/korosi/
http://www.e-jurnal.com/2013/12/faktor-faktor-penyebab-terjadinya-korosi.html
http://www.academia.edu/11952346/korosi_pada_sitem_pendingin_industri_minyak_bumi
https://www.scribd.com/document/365920400/Korosi-di-Industri-Pupuk