Anda di halaman 1dari 12

KOROSI PADA BOILER PABRIK

Makalah Mata Kuliah BKTK dan Korosi

Tahun Ajaran 2022/2023

Disusun Oleh:

1. Ghani Seto Muzakki 2022710450064

2. Muhamad Faisal Rifqi 2022710450067

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA 


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
UNIVERSITAS JAYABAYA 
2023
Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Boiler atau yang sering dikenal sebagai ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana
tertutup yang terbuat dari baja dan digunakan untuk menghasilkan uap (steam). Uap atau steam
diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar cair (solar, residu),
padat (batu bara), gas. Pada sektor industri boiler atau ketel uap digunakan untuk berbagai
kebutuhan, contohnya turbin uap, mesin uap, atau pemanas ruangan, dan lain-lain.

Kegunaan atau fungsi dari boiler adalah:


● Menghilangkan noda
Uap air yang dihasilkan oleh boiler cukup efektif untuk menghilangkan noda, sehingga
kegunaan boiler untuk industri cuci pakaian atau laundry sangat penting, selain itu
boiler juga sangat hemat daya dibandingkan energi panas maupun energi listrik. itulah
mengapa boiler lebih sering digunakan di perusahaan laundry.

● Sebagai penggerak generator


Boiler juga bisa digunakan sebagai penggerak generator, dengan cara memanfaatkan
energi kalor atau panas untuk menyuplai daya yang dibutuhkan oleh industri untuk
proses produksinya, penggunaan boiler dinilai lebih hemat dan efisien, karena tidak
perlu menggunakan listrik yang tentunya lebih mahal dan boros.

● Memanaskan air dalam water treatment plant


Boiler juga bisa digunakan untuk memanaskan air dalam water treatment plant. Dimana
penggunaan boiler pada pengolahan air memungkinkan industri untuk mendapatkan
kualitas dan kejernihan air yang lebih baik, Selain itu, kegunaan boiler adalah untuk
meminimalisir penggunaan zat kimia dan biaya produksi, karena uap air dapat
digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk pengolahan air

Mengingat kinerja boiler yang menggunakan media air, maka korosi merupakan
masalah yang sangat lazim terjadi pada boiler terlebih jika penggunaannya tidak diawasi dengan
baik. Air (H2O) sebenarnya tidak bersifat korosif, namun adanya zat-zat terlarut dalam air yang
dapat menyebabkan terjadinya korosi, dan juga ada beberapa faktor yang memicu terjadinya
korosi pada boiler salah satunya, suhu air yang tinggi. Kerusakan yang dihasilkan ini dapat
menyebabkan perbaikan, pergantian bahkan penutupan pabrik yang dapat mengakibatkan
kerugian biaya yang besar, tak lupa kepada resiko kecelakaan yang dapat terjadi. Sehingga
korosi pada boiler perlu diperhatikan dan dicegah dengan baik.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korosi?
2. Bagaimana proses terjadinya korosi?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan korosi pada boiler?
4. Bagaimana cara mencegah terjadinya korosi pada boiler?

3. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang korosi
2. dapat mengetahui faktor penyebab korosi pada boiler
3. Dapat mengetahui cara mencegah korosi pada boiler
Bab II
Teori Dasar

1. Pengertian Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya reaksi kimia antara
logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa yang tak dikehendaki. Dalam
artian lain, Korosi atau yang disebut juga dengan karat adalah kerusakan atau degradasi logam
yang disebabkan oleh reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya. (Yos,
2022).
Korosi juga bisa didefinisikan pada peristiwa kebalikan dari ekstraksi logam, yang
mana di alam logam logam seperti besi berupa senyawa oksidanya, lalu besi tersebut diolah
sehingga didapatkan besi murni untuk pembuatan baja. Setelah menjadi baja, baja tersebut akan
terkorosi karena adanya interaksi dari lingkungan sekitar, sehingga kembali membentuk besi
oksida.
Korosi terjadi selain disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia. Selain itu juga
terdapat beberapa faktor utama yang harus dipenuhi agar reaksi tersebut dapat berlangsung,
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Material
Dalam peristiwa korosi material, suatu material akan bersifat sebagai anoda.
Anoda adalah suatu bagian dari suatu reaksi yang mengalami oksidasi. Akibat reaksi
oksidasi elektron akan kehilangan elektron, dan senyawa ion logam tersebut berubah
menjadi ion-ion bebas.
2. Lingkungan
Suatu lingkungan akan bersifat sebagai katoda. Katoda adalah suatu bagian dari
reaksi yang akan mengalami reduksi. Beberapa lingkungan yang bersifat katoda adalah
lingkungan air, atmosfer, gas, mineral acid, tanah, dan minyak.
3. Reaksi antara Material dan Lingkungan
Reaksi korosi akan terjadi jika terdapat hubungan atau kontak langsung antara
material dan lingkungannya. Akibat adanya hubungan tersebut akan terjadi reaksi
reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara spontan.

2. Jenis-jenis Korosi
Berdasarkan bentuk kerusakan yang dihasilkan, penyebab korosi, lingkungan tempat
terjadinya korosi, maupun jenis material yang diserang korosi terbagi menjadi, diantaranya
adalah:
1. Pitting Corrosion
Pitting corrosion, yaitu pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan
kedalaman tertentu, yang umumnya berbentuk lubang. Lubang kecil pada permukaan
dan umumnya sukar terdeteksi dengan visual inspection. Korosi ini sangat berbahaya
karena lubang-lubang kecil tersebut dapat mengakibatkan timbulnya konsentrasi
tegangan yang dapat berakibat pada kegagalan pipa. (Utomo, 2009).
2. Korosi Erosi
Korosi erosi, yaitu korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan
bagian-bagian yang tajam dan kasar yang mudah terjadi korosi. Selain itu diakibatkan
oleh fluida yang sangat deras dan dapat mengikis film pelindung pada logam. Korosi
ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller (Utomo, 2009).
3. Korosi Seragam
Korosi seragam, merupakan bentuk kerusakan akibat terjadinya pengurangan
ketebalan secara seragam pada permukaan logam. Korosi ini umumnya terjadi pada
material pipa.
4. Korosi Galvanis
Korosi galvanis yaitu korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda
dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih bersifat anoda akan terkorosi.
5. Korosi Tegangan
Korosi tegangan yaitu korosi yang terjadi karena butiran logam yang berubah
bentuk yang diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus (seperti diregang,
ditekuk dll), sehingga butiran menjadi tegang dan sangat mudah bereaksi dengan
lingkungan
6. Korosi Celah
Korosi celah, yaitu korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan
logam lain, diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga
konsentrasi O2 pada mulut lebih tinggi dari bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih
anodic dan bagian mulut jadi katodik
7. Korosi Mikrobiologi
Korosi mikrobiologi, yaitu korosi yang terjadi karena suatu mikroorganisme
yang dapat mempengaruhi korosi. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi
material di lingkungan atau menjadi pengaruh laju korosi di suatu area.
Mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian
menempel pada permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis (biodeposit) seperti
lapisan film tipis (biofilm). Pembentukan lapisan ini hanya terlihat bintik-bintik di
permukaan.

8. Korosi Lelah
Korosi lelah, merupakan korosi yang terjadi karena logam mendapatkan beban
siklus yang terus berulang, sehingga semakin lama logam akan mengalami patah
karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap,
pengeboran minyak, dan propeller kapal.

3. Bagian-bagian Boiler
a. Drum Ketel
Drum Ketel, berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat
terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta air dengan
perbandingan antara 50% air dan 50% uap. Drum ketel terpasang sekat-sekat agar air
tidak terbawa oleh uap. Air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air
yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.

b. Superheater
Superheater, merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang
berasal dari drum ketel masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan.
Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan
suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.
c. Economizer
Economizer berfungsi menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah
melewati superheater. Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara
air pengisi dengan air yang ada dalam drum ketel tidak terlalu tinggi, sehingga tidak
terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena adanya pemanasan) di dalam main
drum. Selain itu, dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran, maka akan meningkatkan
efisiensi dari boiler dan proses pembentukan uap lebih cepat.

d. Steam Air Heater


Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang
digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna.
Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama
dengan suhu udara normal, yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater, suhu udara
tersebut akan meningkat menjadi 230°C.
Bab III
Jenis Korosi & Cara Penanggulangannya

Boiler problems merupakan masalah masalah yang sering terjadi pada penggunaan
boiler. boiler problem sendiri kebanyakan didominasi oleh permasalahan kerak dan karat
(Korosi). adanya korosi dalam boiler dapat menyebabkan masalah masalah lanjutan, seperti
berkurangnya ketebalan pipa pada boiler, penyumbatan dan penumpukan endapan hasil korosi,
juga pecahnya pipa pada boiler. Efek dari korosi ini dapat sangat berbahaya, mengingat boiler
bekerja pada suhu yang tinggi, dan juga menghasilkan tekanan udara yang tinggi, sehingga
besar kemungkinan terjadinya ledakan apabila adanya sumbatan dari hasil korosi dan
berkurangnya ketebalan pipa.
Korosi pada boiler sering terjadi pada dinding sebelah dalam (Water Side Corrosion)
terjadi kebanyakan disebabkan oleh air yang digunakan pada boiler (Feed Water), Feed Water
sendiri dapat menyebabkan korosi apabila pH air tersebut asam (pH<7) ataupun mengandung
garam mineral. berikut jenis jenis korosi yang dapat terjadi pada dinding sebelah dalam:
1. Lubang (Pitting)
Pitting adalah bentuk korosi berupa lubang-lubang, terutama disebabkan oleh
air ketel yang pH nya antara 6 dan 9 dan mengandung oksigen yang terlarut. Peristiwa
ini sesungguhnya adalah proses elektrokimia. Permukaan logam apabila kontak dengan
atmosfer, cenderung berubah menjadi kondisi alamiahnya. Bila oksigen terlarut dalam
air, maka terbentuklah oksida besi yang berwarna merah pada permukaannya dan
oksida ini akan terbentuk terus sehingga seluruh besi tersebut menjadi berkarat. Bila
kadar oksigen yang terlarut terbatas, oksida tidak akan terjadi tetapi permukaan besi
menjadi kusam. Warna kusam ini sebenarnya adalah terbentuknya sebuah lapisan tipis
dari oksida besi pada permukaan logam yang tidak teroksidasi secara penuh
sebagaimana terjadi pada oksida besi yang berwarna merah. Pada alkalinitas tertentu
lapisan tipis ini menjadi lebih stabil dan dapat memberikan perlindungan lebih baik
pada besi.
2. Penipisan (General Wasting)
Bentuk korosi ini terjadi apabila air ketel yang terkontaminasi dengan air
dengan pH dibawah 6-7 yang cenderung akan menjadi sedikit asam. Hal ini mungkin
karena dekomposisi dari garam magnesium klorida pada temperatur tinggi.
MgCl2 + 2H2O → Mg(OH)2 + 2HCl.
Korosi ini pada boile jugar biasa terjadi pada pipa yang alirannya mengalami semacam
tabrakan atau turbulen, seperti pada lekukan pipa. Kondisi ini menyebabkan molekul-
molekul Fe hanya teroksidasi hingga membentuk Fe 2+ dan tidak lebih lanjut membentuk
Fe3+ yang berfungsi untuk membentuk magnetit. Karena tidak terbentuk lapisan
magnetit, maka korosi akan lebih dalam mengikis pipa boiler. Pengikisanpun terus
berlanjut didukung dengan aliran fluida di dalam pipa yang turbulen, sehingga
ketebalan pipa berangsur-angsur menipis akibat korosi jenis ini.
Berikut adalah kondisi-kondisi yang memicu terjadinya korosi jenis ini:
- Aliran yang bertabrakan.
- Nilai pH yang rendah
- Kandungan oksigen di dalam air terlalu tinggi
- Adanya zat kimia yang memudahkan besi untuk lebih mudah terlarutkan
Korosi ini sangat berbahaya karena pada suatu saat pipa yang terkorosi dapat
pecah dan meledak akibat tekanan fluida yang tinggi pada sisi pipa yang menipis.
Untuk menghindarinya perlu dilakukan inspeksi menyeluruh pada setiap bagian pipa
boiler. Jika ditemukan tanda-tanda penipisan pipa atau korosi, segera ganti bagian
tersebut dengan pipa baru.
3. Oxygen Pitting.
Korosi ini disebabkan oleh adanya kandungan oksigen yang berlebihan pada air
boiler. Molekul oksigen akan terlokalisasi pada suatu titik tertentu dan mengoksidasi
besi pipa pada titik tersebut. Hasil korosi yang ditimbulkan tidak tetap menempel pada
area sebelumnya, akan tetapi molekul Fe(OH) 2 akan terlarut ke dalam air dan
meninggalkan jejak berupa lubang kecil (pitting) pada permukaan pipa. Jika kandungan
oksigen terus berlebihan, maka akan semakin banyak lubang pitting yang ditimbulkan
atau bahkan akan semakin memperdalam lubang yang sebelumnya sudah terbentuk.
4. Under-deposit acid corrosion
Korosi jenis ini terjadi pada saat air boiler menjadi bersifat asam pada
permukaan dalam pipa yang terbentuk kerak. Ion hidrogen yang terbentuk akan
menembus kerak sehingga pada saat bertemu dengan permukaan pipa ia akan men-
dekarbonasi pipa tersebut. Ion hidrogen mengikat karbon yang terkandung pada pipa
dan membentuk metana. Di sisi lain secara perlahan atom-atom Fe pun akan
teroksidasi.
5. Caustic Embrittlement
Material pipa boiler dapat berubah menjadi sangat rapuh akibat konsentrasi
basa yang meningkat. Fenomena ini biasa terjadi pada boiler yang menggunakan
sodium karbonat untuk mengontrol kandungan mineral-mineral magnesium dan
kalsium di dalam air agar tidak mengendap. Pada saat air berubah fase menjadi uap,
sodium karbonat tidak ikut menguap sehingga konsentrasinya di dalam air semakin
banyak. Konsentrasi sodium karbonat yang terlalu tinggi akan menghidrolisis air
sehingga terbentuk sodium hidroksida yang bersifat basa.
Na2CO3 + H2O → 2NaOH + CO2
Terbentuknya sodium hidroksida menyebabkan air bersifat basa. Air boiler
yang telah bersifat basa tersebut dapat secara kapiler masuk ke sela-sela material pipa
dan menimbulkan reaksi kimia antara sodium hidroksida dengan besi membentuk
sodium ferit (Na2FeO4). Fenomena ini akan menyebabkan bagian-bagian pipa seperti
lekukan, las-lasan, menjadi rapuh.
6. Galvanic Corrosion
Mineral-mineral yang terlarut di dalam air boiler dapat menimbulkan korosi
galvanik. Korosi galvanik adalah korosi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan
potensial elektroda antar logam. Adanya perbedaan potensial tersebut menjadi gaya
yang mendorong ion-ion anoda dan katoda untuk saling bertukar posisi. Mineral-
mineral yang umum terlarut di dalam air adalah kalsium dan magnesium. Keduanya jika
larut ke dalam air akan membentuk ion-ion positif. Ion-ion mineral ini karena
perbedaan nilai potensial elektrode alaminya dengan besi pipa boiler, akan bekerja
sebagai katoda. Sedangkan ion-ion Fe2+ akan bekerja sebagai anoda. Korosi terjadi pada
saat atom-atom Fe larut ke dalam air, sedangkan ion-ion mineral mengendap ke
permukaan pipa boiler.
7. Korosi Asam Fosfat
Sodium fosfat menjadi salah satu zat kimia yang lazim disuntikan ke air boiler
untuk mencegah menggumpalnya ion-ion mineral yang masih mungkin terkandung di
dalam air boiler. Namun penggunaan sodium fosfat yang tidak terkontrol justru akan
menimbulkan korosi pada pipa boiler, karena terbentuknya asam fosfat. Beberapa faktor
yang lain mendukung terjadinya korosi ini yaitu terbentuknya kerak di dalam pipa,
meningkatnya tekanan kerja boiler, serta rasio molar sodium fosfat yang kurang dari
2,8.

Korosi pada sisi bagian dalam ini dapat dicegah atau diperlambat dengan
memperhatikan penggunaan feed water yang akan digunakan, sebaiknya feed water yang
digunakan memiliki pH >7, juga dapat menggunakan air demineralisasi, sehingga memperkecil
terjadinya korosi dan kerak pada dinding bagian dalam. pemasangan instalasi deaerator juga
dapat memperlambat laju korosi pada dinding boiler. Dengan mengurangi kadar oksigen pada
feed water, maka resiko korosi yang muncul akibat adanya oksigen dapat diperkecil.
Penambahan BWT juga bisa dilakukan sebagai pencegahan terhadap terjadinya korosi pada
dinding dalam boiler. BWT (Boiler Water Treatment) merupakan suatu zat tambahan yang
dapat dicampurkan pada feed water untuk mencegah terjadinya korosi dengan cara mengurangi
kadar oksigen, mempertahankan alkalinitas air dan juga mencegah pembentukan busa. namun
penggunaan BWT harus dikontrol karena apabila penggunaannya berlebihan, kondisi feed water
akan berubah menjadi basa dan dapat menyebabkan mineral dalam air mengendap, yang mana
dapat mengakibatkan kerak dan korosi pada dinding bagian dalam boiler.

Bab VI
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Korosi pada boiler pabrik sangat mungkin terjadi, bahkan tak terhindarkan, terutama
pada dinding bagian dalam boiler. Korosi yang mungkin terjadi pun banyak sekali jenisnya,
mulai dari munculnya lubang sampai korosi yang disebabkan oleh penambahan zat pada feed
water yang digunakan. Korosi-korosi tersebut dapat diperlambat dengan memperhatikan
kualitas dari feed water yang digunakan, sehingga resiko kerusakan pada boiler dapat
berkurang, dan umur pakai dari boiler tersebut dapat diperpanjang.

Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler
adalah dengan memperhatikan kualitas feed water menggunakan. Feed water sebaiknya
memiliki pH netral, bebas dari mineral juga oksigen yang terlarut. Penambahan BWT juga dapat
dilakukan dikarenakan penggunaan BWT dapat meminimalisir dan mencegah penyebab
terjadinya korosi pada boiler. Namun penambahan tersebut juga harus diperhatikan, sehingga
penambahan tersebut tidak kembali menjadi penyebab korosi pada dinding boiler.
Daftar Pustaka

Utomo, B. 2009. “Jenis korosi dan penanggulangannya”. Jenis Korosi Dan


Penanggulangannya, 6(2), 138–141.

Sulaiman. 2007. PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER


TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL. Universitas Diponegoro. Semarang

Sugi. 2017. Korosi Pada Boiler. https://artikel-teknologi.com/korosi-pada-boiler/


(Accessed: 09 April 2023)

https://www.eonchemicals.com/artikel/fungsi-komponen-boiler-dan-prinsip-kerjanya/
(Accessed: 09 April 2023)

https://synergysolusi.com/indonesia/berita-terbaru/mengenal-apa-itu-ketel-uap-boiler-
dan-cara-perawatannya (Accessed: 09 April 2023)

https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-matakuliahkimiadasar/kimia-
dasar/842-korosi-dan-pencegahan-korosi (Accessed: 09 April 2023)

https://adikatirtadaya.co.id/mengetahui-kegunaan-boiler-untuk-industri/#:~:text=Dalam
%20sektor%20industri%2C%20boiler%20atau,dalamnya%20berisi%20air%20untuk
%20dipanaskan (Accessed: 09 April 2023)

Anda mungkin juga menyukai