DISUSUN OLEH :
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian Korosi Pada
Industri”. Makalah ini telah disusun dengan baik dan maksimal juga telah
mendapat bantuan dari berbagai sumber sehingga mempermudah dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dengan baik
untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai korosi yang terjadi di
industri. Semoga makalah ini dapat dipahami dan dimengerti. Penulis mohon
maaf bila ada kesalahan kata dalam makalah ini. Penulis tentunya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah tersebut. Sekian dan
terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Secara umum mekanisme korosi berawal dari logam yang teroksidasi di
dalam larutan dan melepaskan elektron untuk membentuk ion logam yang
bermuatan positif. Reaksi ini terjadi dipermukaan logam sehingga menyebabkan
pengelupasan akibat pelarutan logam ke dalam larutan secara berulang ulang.
Korosi biasanya berwarna merah kecoklatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Terjadinya korosi diakibatkan karena adanya kandungan zat asam pada udara
dari tanah.
4
Korosi dapat terjadi pada tangki akibat dari air bekas pembilasan yang
membentuk larutan Ammonium Nitrat dengan konsentrasi yang rendah, sehingga
semakin rendah konsentrasi Ammonium Nitrat makan semakin parah korosi
terjadi.
5
Gambar 2.2 Korosi sumuran yang terjadi pada bagian bawah tangki
6
4. Korosi Retak Tegang (stress corrosion cracking)
Korosi retak tegang (SCC) adalah proses retak yang dapat terjadi dalam
penggabungan dengan penggetasan hidrogen. Korosi retak tegang terjadi jika tiga
faktor yang mempengaruhinya terjadi secara bersama-sama yaitu, karena adanya
lingkungan yang korosif, material/bahan yang rentan korosi, dan adanya tegangan
yang bekerja. Korosi ini terjadi pada logam-logam yang banyak mendapat
tekanan.
Korosi retak tegang yang terjadi didalam industri pupuk urea yaitu terjadi
pada unit sintesis dan unit purifikasi. Korosi ini terjadi akibat reaksi oksidasi yang
bereaksi dengan larutan ammonium karbamat. Ammonium karbamat bersifat
lembab sehingga larutan ini menjadi campuran kesetimbangan ammonium
karbamat dan ammonium karbonat. Campuran garam dan uap air menyerang
lapisan oksida pelindung pada permukaan baja sehingga menyebabkan terjadinya
korosi.
Gambar 2.4 Korosi retak tegang yang terjadi pada unit purifikasi
7
6. Korosi Celah (crevice corrosion)
Korosi celah disebabkan oleh adanya celah atau lubang yang terjadi didalam
struktur logam. Korosi celah terjadi pada suatu logam yang berdempetan dengan
logam lain yang diantaranya terjadi celah sehingga menyebabkan konsentrasi
oksigen pada bagian luar (katodik) lebih banyak dibanding pada bagian dalam
(anodik). Korosi ini terjadi pada sela-sela gasket, sekrup-sekrup, kelingan yang
terbentuk oleh kotoran-kotoran endapan atau timbul dari produk-produk karat.
8
2.6 Pengendalian dan Pencegahan Korosi Pada Industri
A. Pelapisan (Coating)
Pelapisan pada umumnya menggunakan cat. Fungsi dari lapisan adalah
untuk mencegah logam kontak langsung dengan elektrolit dan lingkungan
sehingga reaksi logam dengan lingkungannya terhambat. Dengan pelapisan
dapat mencegah dan memperlambat terjadinya korosi.
Korosi yang terjadi pada industri dapat dilakukan pelapisan (coating)
dengan menggunakan cat epoxy, dan cat lainnya yang dapat melapisi tangki
untuk waktu yang lama.
B. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan
korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) yang dapat mengendalikan
terjadinya korosi.
Ada dua tipe inhibitor yang dapat digunakan untuk memperhambat laju
korosi, yaitu yang pertama adalah inhibitor lapisan yang membentuk lapisan
pelindung pada baja. Tipe kedua adalah pasivator, dimana inhibitor pasivator
ini bersama dengan produk korosi akan membentuk lapisan yang dapat
menahan sel korosi sehingga dapat memperlambat laju korosi.
Dalam industri pupuk urea, bagian yang terkena korosi erosi yang
diakibatkan karena adanya O2 pada liquid ammonia dapat digunakan inhibitor
Hydrazine (N2H4) untuk pengendalian korosi erosi yang terjadi.
9
C. Pemilihan Material
Prinsip dasar dari pemilihan material adalah mengenai tepat atau tidaknya
pemakaian suatu material/bahan terhadap suatu lingkungan tertentu. Pemilihan
yang sesuai dengan kondisi lingkungan dapat meminimalisir terjadinya
kerugian akibat proses korosi.
Pada bagian pipa masuk dan keluar proses yang terjadi korosi, dapat
digunakan pipa PE dan pipa PVC. Pipa PE berbahan dasar polyethylene yang
kepadatan pipa ini tahan dalam keadaan apapun, tahan panas dan dingin, tidak
mudah korosi dan bocor, sehingga dalam jangka waktu yang panjang pipa ini
bisa bertahan. Begitu juga dengan pipa PVC yang berbahan vinyl sehingga
tidak akan terkorosi dan tahan lama.
D. Pencegahan Lainnya
Pada pH NH3 yang terlalu rendah yang dapat mengakibatkan terjadinya
korosi, pH tersebut harus dinetralkan (pH=7) terlebih dahulu dengan
penambahan basa jika asam, dan penambahan asam jika basa.
Jika terdapat suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah yang dapat
memicu terjadinya korosi, sebaiknya tangki tetap di jaga agar berada pada
suhu 40-100°F.
Sludge produk korosi yang mengendap pada tangki bagian bawah yang
lama kelamaan dapat terjadi korosi, dapat dicegah dengan membersihkan
tangki setiap tahun jika memungkinkan. Sehingga sludge tidak mengendap
terlalu lama yang dapat menyebabkan korosi.
Pemilihan inhibitor untuk pengendalian korosi sangatlah penting, karena
jika kualitas inhibitor kimia yang rendah dapat memicu teerjadinya korosi
semakin parah, oleh sebab itu, membeli inhibitor haruslah dari supplier
terpercaya.
10
a. Dampak Korosi Terhadap Lingkungan
Lingkungan akan terkontaminasi oleh zat yang berbahaya, dikarenakan
korosi yang terjadi akibat pipa maupun tangki yang digunakan mengalami
kebocoran, sehingga berdampak ke lingkungan.
Korosi mengakibatkan adanya pemborosan pada sumber daya alam.
Dimana proses korosi ini dapat membuat logam teknis yang berasal dari
senyawa mineral yang ada dibumi menjadi produk korosi yang tersebar
tanpa bisa di daur ulang menjadi logam teknis kembali.
Contoh pada industri pupuk urea ini salah satunya yaitu terdapat daerah yang
rentan terhadap korosi adalah bagian reaktor kristaliser, dimana pada reaktor ini
terjadi reaksi gas ammonia dan asam sulfat cair. Asam sulfat merupakan zat kimia
yang berbahaya, sehingga reaktor kristaliser tersebut rentan akan terjadinya
korosi.
11
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
http://pandapoo-panda.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-korosi-dan-cara.html
http://www.nafiun.com/2013/07/pengertian-korosi-penyebab-cara-
pencegahan.html
http://yu-mhi.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-yang-menyebabkan-
korosi.html
https://www.academia.edu/4685891/Korosi_pada_Logam
https://www.scribd.com/mobile/document/365920400/Korosi-di-Industri-Pupuk
https://www.dimasrobisatria99.blogspot.co.id/2016/04/proses-industri-kimia-
pupuk-urea.html?m=1
13