Anda di halaman 1dari 21

KOROSI

Dosen Pengampu: : Rachmat Dwi S, S.T.,M.T.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Amelia Maretha 062130200761
Firza Faizah 062130200766
Naufal Irfan Malik 062130200773
Rei Narumya 062130200775
Selfia Yuniyanti 062130200776
Yohanda 062130200779

PROGAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu kami
untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa
pertolongan Tuhan yang Maha Esa kami tidak akan sanggup menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan baik. Penyusunan ini sengaja di buat oleh kami
untuk muenambah pengetahuan pembaca mengenai korosi, pengertian korosi,
jenis-jenis korosi, dan pengendalian korosi.
Penyusun mengambil isi pokok pembahasan dalam penyusunan ini dari
berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu
menambah pengetahuan pembaca mengenai korosi. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada
kami karena dengan tugas tersebut penyusun ini kami jadi lebih mengetahui
mengenai korosi. Semoga penyusunan ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan kepada pembaca, meskipun penyusunan makalah ini masih
ada kekurangannya kami mohon kritik dan sarannya agar kami bisa membuat
perancangan ini menjadi lebih baik lagi.

Palembang, 24 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Korosi...........................................................................................3

2.2 Jenis-Jenis Korosi..........................................................................................3

2.3 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Terjadinya Korosi.....................................10

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi........................................10

2.5 Dampak Korosi............................................................................................12

2.6 Metode Pencegahan Korosi.........................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

3.1 Simpulan......................................................................................................15

3.2 Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................v

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Uniform Attack.................................................................................3

Gambar 2.2. Pitting Corrosion.............................................................................4

Gambar 2.3. Errosion Corrosion..........................................................................5

Gambar 2.4. Galvanis Corrosion..........................................................................5

Gambar 2.5. Stress Corrosion...............................................................................6

Gambar 2.6. Crevice Corrosion............................................................................7

Gambar 2.7. Korosi mikrobiologi.........................................................................8

Gambar 2.8. Fatigue Corrosion............................................................................8

Gambar 2.9. Korosi Interdendritik........................................................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi oksidasi dan
reduksi antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan sekitarnya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
seharihari, korosi dikenal dengan istilah perkaratan. Contoh peristiwa korosi yang
paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan besi.
Indonesia merupakan negara tropis sehingga kadar kelembabab udara
cukup tinggi. Akibat kelembaban yang cukup tinggi ini, korosi dalam kehidupan
seharhari dapat kita hampir pada setiap kesempatan. Korosi dapat terjadi pada
berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang
memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya
semuanya dapat mengalami korosi. Selain pada perkakas logam ukuran besar,
korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada komponen-komponen renik
peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer serta peralatan
canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu yang dimaksud dengan korosi?
2. Apa saja jenis-jenis korosi?
3. Bagaimana proses terjadinya korosi?
4. Bagaimana dampak korosi?
5. Mengapa perlu melakukan pencegahan korosi?

1
2

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu korosi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis korosi.
3. Untuk mempelajari hal-hal yang mempengaruhi terjadinya korosi.
4. Untuk mempelajari metode pencegahan korosi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korosi


Korosi merupakan penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia
bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. Korosi merupakan
salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugaian yang
ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya
perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan
suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.

2.2 Jenis-Jenis Korosi


1. Uniform attack (Korosi Seragam)
Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam
akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang
lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi
pada pelat baja atau profil, logam homogen. Korosi jenis ini bisa dicegah
dengan cara diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti
gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik.
b. Pemeliharaan material yang tepat.
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam
berpaduan tembaga 0,4%.

Gambar 2.1. Uniform Attack

3
4
5

2. Pitting Corrosion (Korosi Sumur)


Korosi sumur adalah korosi yang disebabkan karena komposisi
logam yang tidak homogen yang dimana pada daerah batas timbul korosi
yang berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara:
a. Pilih bahan yang homogen.
b. Diberikan inhibitor.
c. Diberikan coating dari zat agresif.

Gambar 1.2. Pitting Corrosion

3. Errosion Corrosion (Korosi Erosi)


Korosi erosi adalah korosi yang terjadi karena keausan dan
menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan kasar, bagian – bagian
inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang
sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini
biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara:
a. Pilih bahan yang homogen.
b. Diberi coating dari zat agresif.
c. Diberikan inhibutor.
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras.
6

Gambar 2.3. Errosion Corrosion

4. Galvanis Corrosion (Korosi Galvanis)


Korosi galvanis adalah korosi yang terjadi karena adanya 2 logam
yang berbeda dalam satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan
terkorosi. Korosi ini dapat dicegah dengan cara:
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit.
b. Pasang proteksi katodik.
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan.

Gambar 2.4. Galvanis Corrosion


7

5. Stress Corrosion (Korosi Tegangan)


Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang
diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang,
ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah
bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Diberi inhibitor.
b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus
direlaksasi.

Gambar 2.5.Stress Corrosion

6. Crevice Corrosion (Korosi Celah)


Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam
lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga
konsentrasi O2 pada mulut kaya dibanding pada bagian dalam, sehingga
bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik. Korosi ini dapat
dicegah dengan cara:
a. Isolator.
b. Dikeringkan bagian yang basah.
c. Dibersihkan kotoran yang ada.
8

Gambar 2.6. Crevice Corrosion

7. Korosi Mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang
mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi
ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di lingkungan.
Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya
berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada
permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film
tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan
sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan
menyeluruh di permukaan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara:
a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-
kondisinya.
b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari
lingkungannya.
c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif.
d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus
tandingan.
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat
korosif lainnya.
9

Gambar 2.7. Korosi mikrobiologi

8. Fatigue Corrosion (Korosi Lelah)


Korosi lelah adalah korosi ini terjadi karena logam mendapatkan
beban siklus yang terus berulang sehingga semakin lama logam akan
mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya
terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal. Korosi
jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor.
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

Gambar 2.8. Fatigue Corrosion


10

9. Korosi Interdendritik (Intergranular Corrosion)


Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut
"intercrystalline korosi" atau "korosi interdendritik". Dengan adanya
tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini
sering disebut "intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya
"intergranular stress corrosion cracking". Korosi ini dapat dicegah
dengan cara:
a. Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.
b. Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.
c. Pendinginan cepat dari temperatur tinggi. Pelarutan karbida
melalui pemanasan.
d. Hindari pengelasan.

Gambar 2.9. Korosi Interdendritik


11

2.3 Hal – Hal Yang Mempengaruhi Terjadinya Korosi


a. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin
cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi.
b. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak
lapisan film pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam
akan kehilangan lapisan.
c. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat ( mikroba ).
d. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka
reaksi oksidasi akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju
reaksi korosi.
e. Kelembaban udara.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi


Umumnya problem korosi disebabkan oleh air, tetapi ada beberapa faktor selain
air yang mempengaruhi laju korosi, diantaranya:
1. Faktor Gas Terlarut.
a. Oksigen (O2), adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan
korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan
bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen. Reaksi
korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen
adalah sebagai berikut :
 Reaksi Anoda : Fe → Fe2- + 2e
 Reaksi katoda : O2 + 2H2O + 4e 4 → OH
b. Karbondioksida (CO2), jika karbon dioksida dilarutkan dalam air
maka akan terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat
menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk
korosinya berupa pitting yang secara umum reaksinya adalah:
 CO2 + H2O → H2CO3
 Fe + H2CO3 → FeCO3 + H2
12

2. Faktor Temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi
walaupun kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan
meningkatnya temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak
uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi.
3. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif,
sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju
korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat
pada pH < 7 dan pada pH > 13.
4. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi
gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan
menyebabkan terjadinya korosi.
5. Faktor Padatan Terlarut
 Klorida (Cl), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan
stainless steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice
corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya alloys.
 Karbonat (CO3), kalsium karbonat sering digunakan sebagai
pengontrol korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan
pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini
cenderung menimbulkan masalah scale.
 Sulfat (SO4), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak.
Dalam air, ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup
tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah
menjadi sulfide yang korosif.
13

2.5 Dampak Korosi


Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya dapat
dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa
pakai yang lebih lama. Setiap komponen atau struktur mengalami tiga tahapan
utama yaitu perancangan, pembuatan dan pemakaian. Ketidakberhasilan salah
satu aspek seperti korosi menyebabkan komponen akan mengalami kegagalan.
Kerugian yang akan dialami dengan adanya korosi meliputi finansial dan safety,
diantaranya:
 Penurunan kekuatan material
 Penipisan
 Downtime dari equipment
 Retak & Pitting
 Kebocoran fluida
 Embrittlement
 Penurunan sifat permukaan material
 Penurunan nilai / hasil produksi
 Modification

2.6 Metode Pencegahan Korosi


Dengan dasar pengetahuan tentang proses korosi yang dapat menjelaskan
mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pencegahan
terbentuknya korosi.
1. Pengubahan Media
Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media
sekitarnya, maka pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju
korosi. Ada tiga situasi yang dapat terjadi yaitu:
 Media sekitar / lingkungan berupa gas.
 Media sekitar berupa larutan dengan ion-ion tertentu.
 Logam terbenam dalam tanah.
14

2. Seleksi Material
Material Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan
korosi yaitu pemilihan logam atau paduan dalam suatu lingkungan korosif
tertentu untuk mengurangi resiko terjadinya korosi.

3. Proteksi Katodik (Cathodic Protection)


Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan
menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur
logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial
rendah bersifat katodik dan terproteksi.
 Impressed Current
 Galvanic Sacrificial Anode
 Galvanic Zinc Application •
 Zinc Metallizing •
 Zinc-Rich Paints •
 Hot-Dip Galvanizing

4. Proteksi Anodik (Anodic Protection)


Adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidak-larutan logam
dan menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk
logam logam “active-passive” seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika
arus yang lewat logam dikontrol seksama (dengan potentiostat) maka
logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam-logam tak terlarut akan
berkurang.

5. Inhibitor Korosi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
korosi adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu
inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau
memperlambat suatu reaksi kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah
suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat
menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam.
15

Mekanisma penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis. Sejumlah


inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk
suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul
saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang
nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya
dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula
yang menghilangkan konstituen yang agresif.

6. Pengubahan Media / Lingkungan Kerja (Environment Change)


Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media
sekitarnya, maka pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju
korosi. Ada tiga situasi yang dapat terjadi, yaitu:
 Media sekitar / lingkungan berupa gas.
 Media sekitar berupa larutan dengan ion-ion tertentu.
 Logam terbenam dalam tanah.

7. Pelapisan (Coatings)
Prinsip umum dari pelapisan yaitu melapiskan logam induk dengan
suatu bahan atau material pelindung. Jenis - jenis coating:
 Metallic coatings
 Paint /organic coatings
 Chemical conversion coatings
 Miscellaneous coatings (enamel, thermoplastics)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Korosi merupakan penurunan mutu logam oleh reaksi elektrokimia dengan
lingkungannya. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi hanya
dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai
masa pakai yang lebih lama. Dengan mengenali kapan korosi akan terjadi, dan
dengan mengerti mekanisme yang yang terjadi maka kita dapat mengatasi korosi
dan resikonya.

3.2 Saran
Agar logam tidak mudah berkarat, sebaiknya dicegah dengan cara hindari
kontak langsung dengan udara dan air, untuk memperlambat terjadinya berkarat
logam di cat dgn cat khusus yang bisa memperlambat terjadinya korosi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Utomo Budi. Jenis Korosi Dan Penanggulangannya. (Online),


(https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal/article/view/2731). diakses
pada 24 Oktober 2022

Sidiq, M. Fajar. Analisa Korosi Dan Pengendaliannya. (Online), (http://www.e-


journal.polmanceper.ac.id/index.php/Foundry/article/view/34). diakses
pada 24 Oktober 2022

(http://repository.unpas.ac.id/15367/3/7.Bab%20II.pdf). diakses pada 24 Oktober


2022

Anda mungkin juga menyukai